bab iii pembahasan - bsi · kepada murid kelas xi agar dapat lebih cepat mengenal pilihan profesi...
Post on 29-Aug-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
16
BAB III
PEMBAHASAN
1.1. Tinjauan Umum Sekolah
1.1.1. Sejarah Sekolah
Sekolah Menengah Atas (SMA) Gonzaga, dibawah naungan Yayasan
Wacana Bhakti adalah milik Keuskupan Agung Jakarta, yang pendidikannya
dijalankan oleh Pastor atau Pater ordo Jesuit. Pada awalnya SMA Gonzaga adalah
bernama SMA Kanisius Unit Selatan. Menerima murid angkatan pertama pada
tanggal 15 Juli 1987, Setelah satu tahun namanya berganti yaitu GONZAGA. Nama
ini diambil dari nama Santo Pelindung, yakni St. Aloysius Gonzaga. Tanggal 3
November 1988 merupakan hari bersejarah bagi Gonzaga. Pada hari itu sekolah
diresmikan oleh Mgr. Leo Soekoto, SJ bersama dengan Bapak Mochtar Zakaria,
Wali Kota Jakarta Selatan. Berkat kerja keras Pater J. Drost, SJ, Kepala Sekolah
yang sekaligus Rektor pertama bersama seluruh staf pengajar dan karyawan,
Gonzaga mendapatkan status disamakan dari pemerintah tiga tahun kemudian
tepatnya pada tanggal 9 Januari 1991.
Seiring berjalannya waktu SMA Gonzaga semakin diminati dan pelayanan
pendidikan di Gonzaga terus ditingkatkan. Mulai tahun 1990, untuk memberikan
nuansa pergaulan para remaja yang wajar baik bagi para murid, mulailah Gonzaga
menerima putri, diharapkan agar para murid sejak dalam proses pendidikan awal
tidak menjadi canggung bergaul dengan kaum wanita.
Di bawah kepemimpinan Pater R. Murtrisunu Wisnumurti, SJ (1991 s/d
1993) dan Br. Budihardjo, SJ, (1993 s/d 2000) berbagai pengembangan dan
penataan fisik dilaksanakan. Anak-anak mendapatkan sarana untuk latihan mendaki
gunung yang sangat baik dengan didirikannya wall-climbing. Kemudian, giliran
Pater J. Heru Hendarto SJ (2000 s/d 2009) datang memimpin Gonzaga ini. Di
bawah kepemimpinan beliau, penataan fisik sekolah terus dikembangkan. Ruang
laboratorium yang dirasa kurang memadai mulai dibangun sehingga sekarang telah
tersedia ruang laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi. Ditambah juga laboratorium
Bahasa, Komputer, Ruang Tari, Audio Visual, perluasan Hall, dan keasrian
lingkungan Murid. Keasrian taman pun tak luput dari perhatian sehingga Gonzaga
menjadi kompleks yang sejuk demi pengembangan proses belajar mengajar di
sekolah. Begitu juga perpustakaan dikembangkan dengan menambah jumlah
koleksi buku per tahun yang cukup signifikan.
Pada bulan Juli 2009, Pater Heru, SJ selesai bertugas. Dengan demikian,
kepemimpinan Gonzaga menjadi kosong dan menunggu kepala sekolah baru.
Ditunjuklah Pater A. Hendro Subekti, SJ (Minister Seminari Wacana Bhakti)
menjadi Pejabat sementara Kepala Sekolah Gonzaga (Agustus s/d November
2009). Setelah itu, jabatan Kepala Sekolah diemban oleh Pater A. Sigit Widisana,
SJ dari tahun 2009 s/d 2011. Pada tahun 2011, hadirlah Kepala Sekolah baru Pater
Leonardus Evert Bambang Winandoko, SJ, M.Ed. Beliau adalah alumni pertama
yang menjabat sebagai kepala sekolah di Gonzaga hingga sekarang.
1.1.2. Strukturdan Tata Kerja Organisasi SMA Gonzaga
Struktur organisasi menggambarkan pembagian kerja untuk
mendayagunakan semua kegiatan-kegiatan sekolah. Struktur organisasi ini akan
menetapkan kegiatan yang perlu dilaksanakan dan mewujudkan seluruh kegiatan
untuk tercapainya suatu tujuan melalui hubungan antar fungsi serta wewenang dan
tanggung jawab masing-masing fungsi tersebut. Adapun struktur organisasi SMA
Gonzaga sebagai berikut:
Sumber: SMA Gonzaga 2018
GambarIII.1
Struktur Organisasi pada SMA Gonzaga
Berdasarkan struktur organisasi diatas, berikut adalah uraian tugas yang
harus dipertanggung jawabkan pada SMA Gonzaga adalah:
1. Kepala Sekolah berfungsi sebagai Pimpinan, Administrator, dan Supervisor.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Kepala Sekolah dapat mendelegasikan
kepada guru yang ditunjuk sebagai Wakil Kepala Sekolah.
KepalaSekolah
Wakil Kepala Sekolah III
BidangSaranaPrasaranadanHumas
Tim PengembangandanRelas
i
2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana/Prasarana dan Humas bertanggung
jawab untuk mengurus tentang hal-hal yang berhubungan dengan fasilitas dan
hubungan masyarakat, yang membawahi:
a. Perpustakaan
b. Karyawan Kebersihan
c. Informasi Teknologi (IT)
d. Laboratorium
e. Pengembangan dan Relasi
f. Media
3. Tim Pengembangan dan Relasi yang disebut juga tim promosi, berada dibawah
koordinasi Wakil Kepala Sekolah bagian sarana prasarana dan humas. Adapun
tugas-tugasnya sebagai berikut:
a. Pada saat pelaksanaan penerimaan murid baru mendapatkan jumlah
pendaftar sesuai dengan target yang ditentukan oleh Kepala Sekolah.
b. Menghadirkan peserta dalam acara besar sekolah sesuai target yang
ditentukan oleh kepala sekolah.
c. Menjawab setiap email yang masuk.
d. Mempromosikan danmerencanakan penyebaran informasi mengenai
sekolah.
e. Memberikan laporan mengenai lulusan sekolah yang diterima di Perguruan
Tinggi setiap tahun.
f. Memastikan dan membantu setiap siswa kelas XII mendaftar di Perguruan
Tinggi.
g. Mengumpulkan data mengenai perkembangan siswa yang sudah menjadi
mahasiswa di Perguruan Tinggi.
h. Menyusun MoU dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan studi
lanjut para siswa.
i. Menyusun data mengenai alumni yang dilaporkan setiap satu semester.
j. Menjadi penghubung sekolah dengan Ikatan Alumni Gonzaga
(IKAGONA).
k. Memberikan laporan penelitian mengenai kegiatan akademik siswa setiap
tiga bulan.
l. Memberikan laporan penelitian mengenai kegiatan humaniora siswa setiap
tiga bulan.
m. Membantu menyusun rapor guru di akhir semester.
1.1.3. Kegiatan Usaha SMA Gonzaga
SMA Gonzaga memiliki kegiatan usaha dalam bidang jasa pendidikan.SMA
Gonzaga turut mengambil bagian dalam hal pendidikandengan berperan serta
mendidik murid-murid yang ingin mengembangkan ilmu baik akademik maupun
non akademik dengan membuat usaha jasa pendidikan formal yang berkualitas dan
bertolak pada pendidikan yang membimbing murid di dalam pertumbuhannya
untuk bisa mandiri dan bertanggung jawabyang biasa disebut dengan pendidikan
pedagogi.
1.2. Hasil Penelitian
1.2.1. Pelaksanaan Promosi Penerimaan Murid Baru pada SMA Gonzaga
Pasar Minggu Jakarta Selatan
1.2.2. Bentuk Kegiatan Promosi pada SMA Gonzaga
SMA Gonzaga merupakan sekolah swasta yang menawarkan dua bidang
program pendidikan, yaitu:
1. Bidang Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik adalah ilmu yang diarahkan pada pengembangan ilmu
pengetahuan. Adapun jurusan dan mata pelajaran yang dimiliki pada jurusan-
jurusan bidang ilmu pengetahuan pada SMA Gonzaga sebagai berikut:
a. Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang terdiri dari mata pelajaran
biologi, kimia, fisika, matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa
Jepang, pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes), Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN), Sejarah, Agama, TIK.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
Gambar III.2
Praktek Pelajaran IPA SMA Gonzaga
b. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terdiri dari mata pelajaran
ekonomi, akuntasi, sosiologi, geografi, matematika, bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, bahasa Mandarin, pendidikan jasmani dan kesehatan
(penjaskes), Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), Sejarah, Agama, TIK.
2. Bidang Pendidikan Non Akademik .
Pendidikan non akademik adalah pendidikan yang tidak berdasarkan satu teori
tertentu atau tidak bersifat ilmiah, misalnya pelatihan pengembangan diri.
SMA Gonzaga menawarkan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat melatih
pengembangan diri dan kepemimpinan murid. Adapun kegiatan tersebut
adalah:
a. Jambore, merupakan kegiatan yang dilakukan dialam terbuka dengan model
outbound. Tujuan jambore bagi kelas X sebagai peserta adalah melatih
keberanian, jiwa sosial, pertahanan hidup (kemandirian) dengan dapat
menyesuaikan diri di alam terbuka. Bagi kelas XI tujuannya adalah
mengembangkan jiwa kepemimpinan, dan tanggung jawab sebagai panitia
di jambore. Pelaksanaan jambore selama lima hari pada bulan Oktober.
Sumber: SMA Gonzaga (2017)
Gambar III.3
Jambore SMA Gonzaga
b. Retreat, pesertanya adalah hanya kelas XII sebagai jenjang terakhir di SMA
Gonzaga, para murid perlu melihat perjalanan selama dua tahun terakhir dan
mempersiapkan diri untuk menempuh studi di masa depan ke Perguruan
Tinggi yang akan dipilih mereka. Oleh karena itu, mereka membutuhkan
waktu untuk hening merefleksikan diri dan sejenak mundur dari kesibukan
harian mereka. Suasana doa perlu mereka alami sebagai sarana
pendampingan kerohanian juga bagi kelas XII sebelum lulus dari almamater
mereka. Waktu pelaksaannya sama dengan waktu pelaksanaan jambore.
c. Bazar amal, diadakan dengan tujuan menumbuhkan kepedulian murid
terhadap mereka yang tersingkirkan dan terlupakan yang ada di lingkungan
sekitar sekolah. Kepedulian ditunjukkan dengan menjual barang keperluan
sehari-hari (sembako) maupun pakaian dengan harga yang sangat murah.
Waktu pelaksanaannya pada bulan Mei.
Sumber: Panitia Bazar Amal 2017
Gambar III.4
Bazar Amal SMA Gonzaga
d. Kunjungan sosial, kelas X berkunjung atau terlibat membantu pekerjaan
yang dapat dikerjakan tanpa mengganggu pekerjaan/aktivitas di rumah
panti. Menumbuhkan semangat peduli dan menghargai kehidupan dengan
memperhatikan saudara-saudaranya yang lain. Waktu pelaksanaan bulan
Maret.
e. Live in, sebuah program pengembangan kepedulian pribadi kepada pihak
lain. Para murid kelas XI, akan tinggal bersama dengan masyarakat untuk
belajar dan mengalami secara langsung bagaimana masyarakat di Indonesia
menghayati kehidupannya. Melalui kegiatan ini, mereka diharapkan dapat
merasakan, menjelaskan dan mengolah pengalaman kegembiraan dan
kesulitan yang dialami oleh masyarakat tersebut. Tujuan utama kegiatan ini
adalah mengembangkan semangat kepekaan social dan menumbuhkan
semangat melayani.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
Gambar III.5
Live in SMA Gonzaga
f. Latihan dasar kepemimpinan (LDK), bertujuan untuk menyeleksi calon
pengurus senat dan yang terlibat dalam kepanitiaan kegiatan murid SMA
Gonzaga.
g. Career day, merupakan sebuah kegiatan pengenalan tentang hal-hal yang
berkaitan denganpemilihan profesi siswa di masa depan. Para murid akan
mendapatkan informasi tentang pengembangan professional bagi masa
depan mereka melalui berbagai pengalaman yang dilakukan oleh alumnus
maupun individu yang relevan untuk itu. Kegiatan career day ini ditujukan
kepada murid kelas XI agar dapat lebih cepat mengenal pilihan profesi ke
depan.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
Gambar III.6
Career day SMA Gonzaga
h. Studi ekskursi, merupakan kegiatan belajar kelas X dan kelas XI di dalam
maupun diluar sekolah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan
kepribadian dewasa para murid agar mau belajar dan mengembangkan diri
terus menerus melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung dari
orang lain. Waktu pelaksanaannya setelah ujian akhir semester yaitu bulan
Juni dan Desember.
i. Gonzaga Festival, untuk mengembangkan kemampuan kompetisi di bidang
olahraga, seni dan sains, berlatih berorganisasi serta kerjasa antar sekolah
lain.
j. Sarasehan, diadakan dengan maksud untuk melakukan konsolidasi kelas
dan memajukan suasan belajar mengajar. Acara ini diselenggarakan diluar
proses belajar mengajar di kelas ini terdiri dari dialog dan sharing
pengalaman antara murid-murid dan guru-guru. Dengan demikian
diharapkan murid dan guru menghayati dan menghidupi komunitas kelas,
yang dihadiri murid-murid kelas X satu kelas, Kepala sekolah dengan
stafnya, dan guru-guru yang mengajar mereka.
k. Ekstrakurikuler bidang olah raga: Cheerleader, basket, capoeira,
baseball/softball, minisoccer, climbingwall, voli, chigonz.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
Gambar III.7
Ekstrakurikuler bidang olah raga SMA Gonzaga
l. Ekstrakurikuler bidang non olahraga: modern dance, paskibra, bahasa
Jepang, fonza, jurnalistik, robotik, sinezaga.
Setiap tahun ajaran baru SMA Gonzaga menerima pendaftaran murid baru,
sehingga diperlukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan seluruh bidang
pendidikan yang sudah dipersiapkan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar dapat mengenal apa yang ditawarkan oleh sekolah kepada
masyarakat dan kemudian mereka menjadi tertarik dan memilih mendaftar ke SMA
Gonzaga. Adapun bentuk atau kegiatan promosi yang dilakukan pada SMA
Gonzaga adalah:
1. Memberdayakan Civitas akademika SMA Gonzaga, yaitu tim promosi
meminta kepala sekolah, guru, karyawan dan murid-murid untuk bersama
mempromosikan sekolah, dengan cara sebagai berikut:
a. Tim promosi meminta seluruh murid SMA Gonzaga untuk menyebarkan
flyer digital, membagikan pengumuman media sosial sekolah secara
berantai melalui Whatsapp group, Facebook, instagram kepada teman-
teman mereka yang masih berada di SMP asal dengan menggunakan akun
media sosial pribadi masing-masing.
b. Tim promosi meminta seluruh murid SMA Gonzaga untuk membagi-
bagikan flyer yang dicetak kepada teman-teman mereka.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
Gambar III.8
Flyer SMA Gonzaga
c. Sekolah memperbolehkan Murid SMA Gonzaga pada hari Jumat, memakai
seragam kaos yang berkerah yang bertuliskan SMA Gonzaga
(merchandise), jika tidak ada tulisan SMA Gonzaga, memakai pin, sehingga
sekolah khususnya tim promosi berharap, ketika murid-murid sedang dalam
perjalanan, masyarakat dapat membaca tulisan tersebut, dapat menimbulkan
rasa penasaran, sehingga ada keinginan untuk mencari tahu mengenai SMA
Gonzaga.
d. Tim promosi memilih beberapa murid SMA Gonzaga untukdiikutsertakan
mempromosikan dan mempresentasikan pengalaman mereka ke SMP asal
mereka masing-masing. Dengan demikian murid-murid pada SMP tersebut
diharapkan lebih tertarik dan dapat lebih bebas untuk meminta informasi
secara detail. Hal menarik yang biasa dipresentasikan oleh murid-murid
tersebut adalah, pengalaman mereka selama berada di sekolah Gonzaga,
seperti:
1. Dibentuk menjadi pribadi yang berkarakter “Bebas Bertanggung
Jawab”.
2. Untuk murid laki-laki yang mempunyai nilai rata-rata sama dengan atau
lebih dari 85,00 sekolah memberikan apresiasi dengan boleh
memanjangkan rambut (gondrong).
Sumber: SMA Gonzaga 2017
GambarIII.9
Apresiasi Rambut Gondrong SMA Gonzaga
3. Banyak kegiatan-kegiatan untuk melatih cara berorganisasi dan latihan
kepemimpinan.
4. Peraturan sekolah yang melindungi, displin, tidak ada senioritas, tidak
ada bullying.
5. Adanya hubungan yang harmonis antara murid dengan guru, namun
murid tetap menghormati (respect) kepada guru.
e. Tim promosi meminta guru dan karyawan untuk menyebarkan flyer digital
secara berantai melalui Whatsapp group, Facebook, instagram kepada
teman-teman, orangtua murid, saudara-saudara, dan meminta supaya pesan
tersebut disebarkan lagi kepada keluarga atau kenalan mereka.
f. Bapak/Ibu karyawan diminta untuk membagi-bagikan poster dan flyer cetak
kepada teman-teman, saudara-saudara serta membagikan flyer melalui
gereja.
g. Guru karyawan SMA Gonzaga menggunakan merchandise, kaos, mug yang
bertuliskan SMA Gonzaga, sehingga sekolah khususnya tim promosi
berharap, ketika guru dan karyawan menggunakannya dalam kehidupan
sehari-hari, masyarakat dapat membaca tulisan tersebut, dapat
menimbulkan rasa penasaran, sehingga ada keinginan untuk mencari tahu
mengenai SMA Gonzaga.
2. Kunjungan tim promosi ke sekolah-sekolah, Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Tim promosi mempresentasikan produk-produk yang dimiliki sekolah,
membagikan poster flyer yang dicetak, memutar video tentang sekolah
Gonzaga (kegiatan-kegiatan). Share link tentang company profile SMA
Gonzaga, dan kegiatan-kegiatannya. Menceritakan tentang profile alumni-
alumni SMA Gonzaga. Membuka tanya jawab sehingga semua bisa terjawab
langsung jika ada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh konsumen dalam
hal ini murid-murid SMP. Mempresentasikan prestasi-prestasi dan
penghargaan yang didapat.
Sumber: SMA Gonzaga 2015
GambarIII.10
Prestasi SMA Gonzaga
3. Menghadiri undangan edufair-edufair yang diadakan oleh SMP.
Tim promosi menghadiri undangan edufair dan membuka stand, memasang
spanduk dan roll banner, melakukan presentasi untuk menjelaskan produk-
produknya, memutar video tentang sekolah Gonzaga. Share link tentang
companyprofile SMA Gonzaga, dan kegiatan-kegiatannya. Menceritakan
tentang profile alumni-alumni SMA Gonzaga.
4. Memberikan bantuan Financial. Bantuan Financial yang dimaksud diberikan
dalam tiga bentuk yaitu:
a. Bagi calon pendaftar murid baru yang masuk test jalur prestasi mendapatkan
pemotongan biaya (uang pangkal) sebesar 50 persen.
b. Membebaskan biaya formulir bagi calon pendaftar murid baru yang kurang
mampu secara financial tetapi berprestasi di SMP asalnya.
c. Menyediakan beasiswa bagi murid yang berprestasi setelah sudah menjadi
murid di SMA Gonzaga.
5. Penanaman cinta SMA Gonzaga sejak dini, yaitu dengan memperkenalkan
SMA Gonzaga kepada anak-anak dari usia dini untuk mengenal SMA Gonzaga
dengan cara mengundang anak Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mengikuti lomba yang
diadakan Gonzaga yaitu Gonzaga Festival (Gonzfest), misalnya melukis,
spelling bee, sepakbola. Dengan demikian sekolah berharap mereka mulai
mengenal sekolah, mengingat, berminat, bahkan memimpikannya dari sejak
dini.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
GambarIII.11
Peserta lomba SD
6. Mengadakan seminar mengundang guru-guru SMP
Dengan mengundang guru-guru dari SMP, mereka akan mengenal SMA
Gonzaga dan bisa memperkenalkan kepada para muridnya ketika murid
mereka akan mencari SMA swasta.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
Gambar III.12
Seminar Mengundang Guru-Guru SMP
7. Tim promosi bekerjasama dengan Gereja. Sesuai dengan visi Sekolah Gonzaga
adalah pusat pendidikan unggul dalam mempersiapkan kaum mudamenjadi
pribadi kompeten, berhati nurani, serta peduli kepada sesama dan lingkungan,
dalam terang kristiani, dianggap perlu untuk mempromosikan sekolah melalui
gereja dengan memberikan catatan kepada pembaca pengumuman tentang
penerimaan calon siswa baru SMA Gonzaga.
8. Menggunakan Media Sosial. Sekolah memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk melakukan promosi melalui, facebook, instagram dan situs (website)
resmi sekolah.
1.2.3. Pelaksanaan Promosi pada SMA Gonzaga
Berdasarkan penelitian penulis Pelaksanaan promosi pada SMA Gonzaga
adalah melalui proses sebagai berikut:
1. Bagian yang terlibat dalam pelaksanaan promosi adalah:
a. Kepala Sekolah. Tugas Kepala Sekolah adalah Memberi keputusan
menyetujui atau tidak kegiatan promosi, menerima dan memeriksa hasil
evaluasi.
b. Wakil Kepala Sekolah. Tugasnya menyiapkan media-media promosi.
c. Tim Pengembangan dan Relasi (tim promosi). Tugasnya, menentukan
bentuk kegiatan promosi, menentukan media promosi, menyiapkan
dokumen promosi, melaksanakan promosi, mengevaluasi, menyimpan
hasil evaluasi.
2. Dokumen yang Digunakan
a. Surat tugas atau kartu pengenal. Surat ini diperlukan sebagai tanda bukti
bahwa yang namanya tertulis dalam surat tugas atau tanda pengenal
tersebut benar karyawan atau tim promosi dari SMA Gonzaga.
b. Media promosi seperti, video, leafleat, flyer. Media-media ini diperlukan
sebagai penunjang promosi dan sebagai bukti menguatkan presentasi tim
promosi.
c. Buku siswa. Kegunaan buku siswa untuk memperkenalkan peraturan-
peraturan yang ada di SMA Gonzaga, sehingga dari awal sudah tahu dan
terbiasa dengan peraturan yang ada di SMA Gonzaga.
d. Buku tahunan. Isi dari buku tahunan adalah semua kegiatan satu angkatan
yang sudah lulus (alumni) selama mereka berproses di SMA Gonzaga, ini
sangat berguna untuk menarik perhatian konsumen.
Alur proses pelaksanaan promosi pada SMA Gonzaga dapat digambarkan
dengan flowchart sebagai berikut:
TIM PENGEMBANGAN
DAN RELASI (TIM
PROMOSI)
WAKASEK III
BID. SARPRAS DAN
HUMAS
KEPALA SEKOLAH
Sumber: SMA Gonzaga 2017
GambarIII.13
Alur Pelaksanaan Promosi SMA Gonzaga
TIDAK
YA
1. MULAI
2. MENENTUKAN
BENTUK KEGIATAN
PROMOSI
3. MENENTUKAN
MEDIA PROMOSI
5. VIDEO,ROLL
BANNER,
LEAFLEAT,
FLYER,MUG,KALE
NDER,KAOS
6. MENYIAPKAN
SURAT TUGAS,
MEDIA PROMOSI,
BUKU SISWA,
BUKU TAHUNAN
9.PERSETUJUAN
11.EVALUASI HASIL
PELAKSANAAN
PROMOSI
12.MEMERIKSA HASIL
EVALUASI
15. SELESAI
13. SUDAHDIPERIKSA
10.PELAKSANAAN
PROMOSI
4. MEMPERSIAPKAN
MEDIA PROMOSI
7. MENERIMA
SURAT TUGAS,
MEDIA PROMOSI,
BUKU SISWA, BUKU
TAHUNAN
8. DOKUMEN
DIPERIKSA
14.
DISIMPAN
Berdasarkan alur gambar III.13 diatas, dapat dijelaskan alur pelaksanaan
promosi SMA Gonzaga sebagai berikut:
1. Pelaksanaan promosi dimulai dari tim promosi SMA Gonzaga Pasar Minggu
Jakarta Selatan.
2. Tim promosi menentukan bentuk kegiatan promosi yang akan dilaksanakan.
3. Tim promosi menentukan media yang dapat menunjang kegiatan promosi
4. Wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana mempersiapkan media yang
menunjang kegiatan promosi sesuai dengan permintaan dari tim promosi.
5. Wakil kepala sekolah menyerahkan media promosi yang sudah jadi sesuai
dengan permintaan dari tim promosi, yaitu kaos bertuliskan SMA Gonzaga,
flyer, leafleat, mug, kalender, roll banner, media sosial, video SMA Gonzaga.
6. Tim promosi menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, yaitu surat
tugas atau tanda pengenal, buku siswa, buku tahunan, media promosi seperti
video, leafleat dan flyer.
7. Dokumen-dokumen kegiatan promosi yang akan dibawa oleh tim promosi
diberikan kepada Kepala Sekolah untuk diperiksa.
8. Kepala Sekolah selesai memeriksa dokumen-dokumen kegiatan promosi yang
akan dibawa oleh tim promosi.
9. Jika Kepala sekolah menyetujui kegiatan promosi,media promosi dan dokumen
yang diperlukan, kegiatan promosi dapat dilanjutkan, jika tidak memberi
persetujuan, akan dikembalikan ke tim promosi dan membuat bentuk kegiatan
promosi yang baru atau yang lain.
10. Tim promosi melaksanakan kegiatan promosi yang sudah ditentukan
Contoh pelaksanaan promosi pada SMA Gonzaga:
Pada tanggal 16 September 2017 tim promosi menghadiri undangan edufair
yang diadakan di SMP Santa Maria Juanda, untuk mengadakan promosi. Tim
promosi menghadiri undangan edufair, membuka stand, memasang spanduk
dan roll banner, melakukan presentasi untuk menjelaskan produk-produknya,
memutar video tentang sekolah Gonzaga. Share link tentang companyprofile
SMA Gonzaga, dan kegiatan-kegiatannya. Mempresentasikan mengenai
profile alumni-alumni SMA Gonzaga.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
GambarIII.14
Tim Promosi Menghadiri Edufair di SMP Santa Maria
11. Setelah semua kegiatan pelaksanaan promosi selesai tim promosi mengadakan
evaluasi.
12. Kepala Sekolah memeriksa hasil evaluasi.
13. Setelah Kepala Sekolah selesai memeriksa dokumen evaluasi, dokumen
tersebut diberikan kembali kepada tim promosi untuk disimpan sebagai file
promosi.
14. Dokumen Evaluasi disimpan tim promosi.
15. Selesai
1.2.4. Kontribusi Promosi Terhadap Jumlah Pendaftar Murid Baru pada
SMA Gonzaga
Untuk mengetahui kontribusi promosi yang sudah dilaksanakan oleh tim
promosi, penulis mengambil satu butir pertanyaan dari formulir pendaftaran murid
baru. Adapun bunyi pertanyaan tersebut adalah “ungkapkan dalam suatu tulisan
bagaimana awal dan proses anda tertarik melanjutkan sekolah di sma gonzaga?”.
Berdasarkan jawaban pendaftar calon murid baru tersebut secara tidak langsung
dapat memberikan jawaban bagaimana kontribusi promosi yang telah dilaksanakan,
dan juga dapat disimpulkan bentuk promosi yang paling memberikan kontribusi.
Jumlah pendaftar calon murid baru pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah
sebanyak 535 peserta. Ada 525 peserta pendaftar murid baru yang memberikan
jawaban yang jelas, namun ada sepuluh peserta tidak menjawab dengan jelas atau
tidak memberi jawaban. Berikut tabel kontribusi bentuk kegiatan promosi terhadap
penerimaan murid baru yang dilaksanakan pada SMA Gonzaga berdasarkan
jawaban dari pertanyaan tersebut diatas:
Tabel III 1. Kontribusi Bentuk Kegiatan Promosi yang Dilaksanakan
pada Tahun Pelajaran 2017/2018
N
o Bentuk Kegiatan Promosi
Jumlah
Aktivitas
Promosi
Jumlah
Pendaftar
Persen
tase
(%)
1 Menggunakan media sosial yang
dimiliki oleh sekolah
Memposting
Setiap
Kegiatan
72 13,46
2 Memberdayakan Civitas akademika
SMA Gonzaga Satu kali 327 61,12
3
Kunjungan tim promosi ke sekolah-
sekolah (SMP) Menghadiri undangan
edufair-edufair yang diadakan oleh
SMP
Empat Kali 6 1,12
4 Memberikan bantuan Financial Dua kali 6 1,12
5 Penanaman cinta SMA Gonzaga sejak
dini Satu kali 87 16,26
6 Mengadakan seminar-seminar yang
mengundang guru-guru SMP Satu kali 12 2,24
7 Tim promosi bekerjasama dengan
gereja Satu kali 15 2,80
8 Jawaban yang tidak jelas dan tidak
menjawab - 10 1,87
Total 535 100
Sumber: SMA Gonzaga
Tabel III.1 menunjukkan bahwa promosi yang paling berkontribusi adalah
poin 2. Memberdayakan civitas akademika SMA Gonzaga. Hal itu dibuktikan
dengan persentase sejumlah 61,12% atau terdapat 327 pendaftar yang menyatakan
bahwa mereka memilih SMA Gonzaga sebagai sekolah lanjutan.
Salah satu contoh bentuk kegiatan Promosi memberdayakan civitas
akademika SMA Gonzaga adalah:
Tim promosi memilih beberapa murid SMA Gonzaga untuk diikutsertakan
mempromosikan dan mempresentasikan pengalaman mereka ke SMP asal mereka
masing-masing. Dengan demikian murid-murid pada SMP tersebut diharapkan
lebih tertarik dan dapat lebih bebas untuk meminta informasi secara detail. Hal
menarik yang dipresentasikan oleh murid-murid tersebut adalah pengalaman yang
mereka alami selama mereka berada di SMA Gonzaga. Adapun pengalaman-
pengalaman yang sering mereka bagi adalah:
1. Dibentuk menjadi pribadi yang berkarakter “Bebas Bertanggung Jawab”.
2. Untuk murid laki-laki yang mempunyai nilai rata-rata sama dengan atau lebih
dari 85,00 sekolah memberikan apresiasi dengan boleh memanjangkan rambut
(gondrong).
3. Banyak kegiatan-kegiatan untuk melatih cara berorganisasi dan latihan
kepemimpinan.
4. Peraturan sekolah yang melindungi, tidak ada senioritas, tidak ada bullying,
harus displin dan menegakkan kejujuran.
5. Adanya hubungan yang harmonis antara murid dengan guru, namun murid
tetap menghormati (respect) kepada guru.
Sumber: SMA Gonzaga 2017
Gambar III.15
Contoh Pertanyaan dan Jawaban Awal dan Proses Tertarik
Melanjutkan Sekolah di SMA Gonzaga
1.2.5. Kendaladan Solusi Pelaksanaan Promosi pada SMA Gonzaga
Dalam kegiatan promosi yang dilaksanakan tim promosi SMA Gonzaga
ditemukan beberapa kendala, dan atas kendala tersebut solusi yang dijalankan
sebagai berikut:
1. Kerjasama antara tim promosi dengan bagian sarana prasarana kurang lancar.
Waktu produksi media promosi seperti kalender, belum menunjang kegiatan
promosi, tim promosi menerima media tersebut tidak tepat waktu. Awal
September atau Oktober kalender sudah harus tersedia, hal ini mengingat
pendaftaran calon murid baru sudah dimulai dari awal November. Selain hal
tersebut pembuatan media belum dikomunikasikan dengan baik, tim promosi
mengharapkan gambar-gambar dalam kalender mewakili kegiatan-kegiatan
yang ada, namun yang tersedia adalah kertas polos yang terdiri dari tanggal
saja. Adapun solusi untuk kerjasama antara tim promosi dengan bagian sarana
prasarana yang kurang lancar adalah perencanaan promosi dilakukan secara
bersama-sama antara tim promosi, dan wakil kepala sekolah Sarpras untuk
membuat time table bersama untuk segala aktivitas promosi termasuk
penyiapan medianya.
2. Tempat tidak terjangkau dan terbatasnya waktu.
Tim promosi terdiri dari guru atau tenaga pendidik saja sehingga dibatasi waktu
dan tenaga. Guru mempunyai tugas yang lebih pokok untuk memberi
pengajaran di kelas, dan juga tugas-tugas lain yang menunjang pembelajaran
tersebut. Dengan demikian hal ini menyebabkan terbatasnya waktu dan tenaga.
Adapun solusi untuk Tempat tidak terjangkau dan terbatasnya waktu adalah
anggota tim promosi terdiri dari guru, akan ditambah sebagian dari tenaga
administrasi sehingga waktu untuk aktivitas promosi tidak terhambat karena
aktivitas pengajaran.
3. Penolakan dari sekolah yang dituju untuk melakukan promosi.
Sering terjadi penolakan dari SMP yang dituju untuk melakukan promosi, hal
ini disebabkan SMP tersebut menjadi penyambung ke SMA yang jugaberada
dalam satu naungan yayasan. Adapun solusi penolakan dari sekolah yang dituju
untuk melakukan promosi adalah target promosi SMP yang juga memiliki
SMA, tim promosi melakukan promosi melalui media sosial serta meminta
melalui murid-murid alumni SMP tersebut, supaya menginformasikan ke adik
kelasnya secara informal.
4. Hal finansial
Setiap konsumen pasti menginginkan kejelasan dalam hal keuangan, untuk
membeli sebuah produk hal yang paling banyak dilakukan oleh konsumen
adalah mempertanyakan finansial (biaya). Dalam hal ini tim promosi
menemukan kesulitan menjawab pertanyaan besarnya nominal yang harus
disiapkan, karena sistem pembayaran ditentukan melalui wawancara secara
personal dengan orang tua calon murid, yang disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi setiap keluarga. Sistem ini disebut pembayaran berkeadilan (Tuition
fair). Adapun solusi untuk hal finansial adalah SMA Gonzaga mencoba untuk
dapat menjelaskan mengenai finansial, minimal dapat menginformasikan
kisaran biaya studi setiap anak, atau contoh pembayaran yang sudah ada.
5. Rendahnya minat membaca masyarakat. Media promosi yang paling kuat
adalah iklan. SMA Gonzaga memasang iklan melalui majalah HIDUP, setelah
dievaluasi saat ini minat membaca masyarakat rendah, untuk promosi melalui
media iklan akan diberhentikan. Dianggap pembuatan iklan memerlukan biaya
yang tinggi, namun tidak terlalu ada pengaruhnya. Hal ini tentunya menambah
permasalahan bagi tim promosi karena berkurang media yang bisa dipakai saat
melakukan promosi. Adapun solusi untuk rendahnya minat membaca
masyarakat adalah menggunakan cara yang diminati dunia muda sekarang,
misalnya membuat tontonan video-video pendek kegiatan-kegiatan sekolah,
video pencapaian prestasi sekolah, video profil, video masa orientasi yang tidak
ada bully, video penerimaan siswa baru melalui media youtube
top related