bab i , bab ii, bab iii
Post on 13-Jul-2016
148 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai
ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan
NKRI. Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014
sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat
bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi
pelayanan public. Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,
termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas, kebutuhan dan
tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Maka
dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan
bidang kesehatan yang di laksanakan di instansi kesehatan, dan salah satu instansi
kesehatan adalah puskemas.
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
2
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Dengan kata lain
puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya. Salah satunya puskesmas yang menjalankan
fungsinya sebagai pusat pengembangan kesehatan adalah di UPT Puskesmas Melati,
yang berada di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas.
Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya yang bersifat menyeluruh,
terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit
tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan
di setiap puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya
kesehatan pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan gigi dan mulut.
Upaya pelayanan kesehatan tersebut diharapkan mempunyai dampak mengenai
pandangan masyarakat, bahwa pelayanan kesehatan yang dirasakan masyakat bisa
tercapai dengan optimal. Maka dari itu diperlukan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat yang tepat, cepat dan akurat di puskesmas dengan
3
berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
B. TUJUAN LAPORAN
1. TUJUAN PRAKTIS
Melaksanakan tugas sebagai ASN di bidang pelayanan kesehatan dengan
menerapkan nilai-nilai ANEKA di UPT Puskesmas Melati, Kabupaten Kapuas
2. TUJUAN AKADEMIK
Sebagai bahan penelitian dan sumber informasi bagi orang lain yang
membutuhkan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi perancangan, tertib
administrasi, pelayanan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di satuan kerja
bidang Poli Gigi UPT Puskesmas Melati, Kuala Kapuas, Kab. Kapuas yang
menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MELATI
1. PROFIL PUSKESMAS MELATI
Puskesmas Melati merupakan puskesmas rawat jalan dengan luas wilayah
kerja 44,76 kilometer persegi. Puskesmas Melati terletak di tengah kota Kuala
Kapuas, di wilayah Kecamatan Selat dan membawahi 4 kelurahan yaitu Kelurahan
Selat Tengah, Kelurahan Selat Dalam, Kelurahan Selat Utara dan Kelurahan Selat
Hulu. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati adalah yang terbanyak di
antara 26 puskesmas se-kabupaten Kapuas. Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk
di wilayah kerja puskesmas adalah 412.830 jiwa, yang termasuk di dalamnya
penduduk miskin.
5
No Variabel Jumlah
1 Luas wilayah kerja 44,76 km2
2 Jumlah kelurahan 4
3 Jumlah penduduk 412.830 jiwa
4 Jumlah penduduk miskin 14348
5 Jumlah sasaran WUS 10.163
6 Jumlah sasaran bayi / buteki 767
7 Jumlah sasaran balita 3.950
8 Jumlah sasaran bumil 844
6
7
Gambar: Wilayah Kabupaten Kapuas
2. SARANA DAN PRASARANA
Puskesmas induk terletak di kelurahan Selat Tengah. Untuk memperluas
jangkauan pelayanan, maka terdapat 2 (dua) buah pustu yaitu Pustu Handel Ulis dan
Pustu Selat Hulu, yang keduanya terletak di kelurahan Selat Hulu. Keberadaan dua
pustu di kelurahan yang sama dapat dipahami mengingat kelurahan Selat Hulu adalah
kelurahan terluas di wilayah kerja puskesmas Melati dan 2 (dua) buah Pondok
Bersalin ( Swasta), dan ada 2 (dua) buah Poskesdes yaitu Poskesdes Sayang Ibu 1 di
kelurahan Selat Hulu dan Poskesdes Sayang Ibu 2, terletak di kelurahan Selat Dalam.
Untuk membantu memperluas jangkauan pelayanan dan kenyamanan, maka
Puskesmas Melati dilengkapi dengan 1 buah mobil puskesmas keliling (pusling), 8
(delapan) buah kendaraan operasional roda dua, dan tiga (3) buah rumah dinas.
Dalam pengolahan limbah, sebenarnya di Puskesmas Melati sedang dibuat 1
tempat pembuangan sampah dan 1 buah alat untuk menghancurkan jarum bekas
digunakan needle destroyer. Lokasi puskesmas dekat dengan Tempat Pembuangan
Sampah Sementara. Meskipun demikian kondisi lingkungan sekitar puskesmas cukup
bersih. Puskesmas induk dan seluruh jaringannya (pustu dan polindes) dilengkapi
dengan sarana listrik 24 jam dan menggunakan sumber air dari PDAM.
8
3. KETENAGAAN
NO Jenis Jabatan Fungsional Jumlah Tenaga PNS Non PNS
1. Dokter Umum 3 orang 3 orang -
2. Dokter Gigi 1 orang 1 orang -
3. Perawat 9 orang 9 orang -
4. Perawat gigi 2 orang 2 orang -
5. Bidan 12 orang 12 orang -
6. Apoteker 1 orang 1 orang -
7. Asisten Apoteker 1 orang 1 orang -
8. Analis Kesehatan 1 orang 1 orang -
9. Sanitarian 2 orang 2 orang -
10. Nutrisionis 1 orang 1 orang -
11. Sarjana Kesehatan
Masyarakat
1 orang 1 orang -
12. Administrasi 6 orang 6 orang -
9
Jumlah 41 orang 41 orang
4. UNIT KEGIATAN BERBASIS MASYARAKAT
UKBM yang ada di wilayah Puskesmas Melati baru sebatas Posyandu. Terdapat 21
Posyandu sebagai berikut :
No Kelurahan Nama Jumlah
Kader Aktif
Frekuensi
Penimbangan
Setahun
1 Selat Tengah Sei Batang
Seroja
Vitasari
Delima
TK ABA III
< 3
< 4
< 3
< 4
< 2
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
2 Selat Hulu Melangkah Bersama
Anggur Balita
> 3
< 5
> 12 x
> 12 x
10
Anggur Lansia
Dahlia
Kamboja
Permata Bunda
TK ABA II/Aisyah
Melati
Karya Depsos
Bina Bersama
< 5
< 4
< 4
< 4
> 5
< 3
< 4
< 3
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
3. Selat Dalam` Amanah
Mawar
Karya Sejati
Amanah
Denmar
Sayang Ibu
< 4
> 4
> 5
< 4
< 5
< 5
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
> 12 x
11
5. SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
NOJENIS
PELAYANAN
KESEHATAN
JUMLAH KETERANGAN
1 Rumah Sakit 1 RSUD dr.
Soemarno
Sosroatmodjo
2 Praktek Dokter
Swasta
5 Dr. Suci H. Sp. A
Dr. Gusti B.
Sp.PD
Dr. Rinto
Tangkudung SpB
Dr. Rina Nurdiana
Drg.Luluk
3 Praktek Bidan
swasta
7 Bidan Pancania
Bidan Ita
12
Bidan Megawati
Bidan Rosina
Rambang
Bidan Imas
Bidan Iriani
Bidan Raudah
Bidan Tandiana
Danggai
Bidan Yuliati
4 Klinik swasta - -
5 Praktek
Keperawatan
1 Dusi AmdKep
6 Apotek 6 Apotek Mujarab
Apotek Sederhana
Apotek Waras
Apotek Medika
13
(RSUD)
Apotek Murah
Apotiek Rahayu
7 Toko obat berizin Tidak ada data
6. SARANA PENDIDIKAN
Sarana pendidikan yang ada di wilayah Puskesmas Melati sbb :
No Jenis Jumlah Keterangan Jumlah siswa
1 Play Group &
TPA
4 Buah Hati I
Buah Hati II
Hayak Ceria
Nida
2 TK / RA 13 TK Perwanida
TK ABA II
TK ABA III
14
TK Pembina
TKIT Al-Amin
TK Hosana
TK Imanuel
TK Tunas Muda
TK Nida
Tunas Bangsa
TK Karya
TK Tunas Harapan
TK Katolik
3 SD / MI 23 SD Selat Tengah I
SD Selat Tengah II
SD Selat Tengah III
SD Selat Tengah IV
MIN 2 Al Mukarom
15
SD Islamiah
SD Katolik
4 SD Selat Dalam I
SD Selat Dalam II
SD PKP
SD Selat Hulu 1
SD Selat Hulu II
SD Selat Hulu III
SD Selat Hulu IV
SD Selat Hulu V
SD Selat Hulu VI
SD Selat Hulu VII
MIN 1 Selat Hulu
16
Mis Bihtahul Ambiya
SDIT Al Amin
SDI Muhammadiyah
SD Parapah / Kristen
SD Muhajirin
5 SDLB 1 SDLB Selat Dalam
6 SMP / MTs 7 SMPN 4
MTsN
MTs Muhammadiyah
MTs Islamiah
SMP Katolik
7 SMU / SMK /
MA
8 SMU 2
SMU 3
SMK 1
SMK 2
17
SMK 3
MAN Al Mukarom
MA Muhammadiyah
MA Islamiyah
7 Perguruan
tinggi
2 STAI
LPP
7. SARANA UMUM
Sebagai puskesmas di tengah kota, maka terdapat banyak sarana umum
lainnya yang ada di wilayah Puskesmas Melati yakni sbb :
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Pasar tradisional 1
2 Pasar kaget tradisional 1
3 Pelabuhan Ferri 2
4 Terminal angkutan 1
18
5 Tempat ibadah masjid 10
6 Tempat ibadah langgar 12
7 Tempat ibadah gereja 3
8 Warung makan 100
9 Peternakan - Belum didata
10 Perikanan - Belum didata
11 Pemotongan hewan 1
12 Perkantoran / Instansi 40
13 Pom bensin 2
14 Pangkalan minyak tanah 5
15 Air minum isi ulang 8
19
B. VISI DAN MISI PUSKESMAS MELATI
VISI :
Terdepan Dan Profesional Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar Di Kecamatan Selat
MISI :
a. Menyelenggaran Pelayanan Kesehatan Dasar Secara Menyeluruh Dan Bermutu
b. Menciptakan Suasana Kerja Dan Pelayanan Dengan Penuh Kekeluargaan
c. Menyelenggarakan Funsi Manajemen dengan Optimal
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DOKTER GIGI
Nama : drg. Jan Terrie
NIP : 19880123 201409 2001
Jabatan : Dokter Gigi puskesmas
Pendidikan : S1 Kedokteran Gigi
1. Tugas pokok :
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi perorangan dan masyarakat di
puskesmas yang meliputi aspek PROMOTIV, PREVENTIF, KURATIF dan
REHABITATIF
20
2. Uraian tugas :
a. Membuat perencanaan pelayanan kesehatan gigi bersama-sama dengan perawat
gigi
b. Melaksanakan pelayanan medis gigi perorangan (ANAMNESA, DIAGNOSA,
TERAPI, dan EVALUASI atau FOLLOW UP)
c. Melakukan rujukan atas indikasi
d. Bekerja sama dengan dokter umum dan paramedis di puskesmas dalam
penanganan kasus tertentu
e. Melakukan lokakarya atau bimbingan kepada perawat gigi terkait pengetahuan
dan keterampilan pelayanan kesehatan gigi perorangan
f. Melakukan pembinaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
g. Memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan gigi untuk masyarakat
D. SASARAN KERJA PEGAWAI
Sasaran kerja pengawai diambil dari keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor : 141/KEP/M.PAN/ 2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter Gigi dan
Angka Kreditnya. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Bab V Pasal 7 sebagai
berikut :
1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat jalan tingkat pertama
21
2. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut spesialistik rawat jalan tingkat
pertama
3. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat sederhana oleh dokter
gigi umum
4. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut spesialistik kompleks tingkat I
5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut kompleks tingkat I
7. Melakukan kunjungan (VISITE) kepada pasien rawat inap
8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana
9. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat I
10. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
11. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epideomiologi penyakit gigi dan
mulut
12. Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
13. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat jalan
14. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat jalan
15. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
22
16. Melayani atau menerima konsul dari dalam
17. Menguji kesehatan
18. Melakukan VISUM ET REPERTUM
19. Menjadi saksi ahli
20. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
21. Melakukan DENTAL FORENSIK dengan pemeriksaan laboratorium
22. Melakukan tugas jaga panggilan atau ON CALL
23. Melakukan tugas jaga ditempat atau rumah sakit
24. Melakukan tugas jaga ditempat sepi pasien
23
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. LANDASAN TEORI
1. LANDASAN TEORI ANEKA
ANEKA merupakan sebuah akronim yang berasal dari lima (5) buah nilai dasar
yang harus dimiliki oleh seorang ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Kelima nilai dasar ini berperan penting
dalam menuntun ASN untuk menjadi pelayan masyarakat yang professional. Tentu
saja lebih jauh kelima dasar tersebut akan membantu pencapaian tujuan berbangsa
dan bernegara. Dengan kelima dasar tersebut tujuan pembangunan akan dapat dicapai
dengan mudah. Oleh karena itu penting kiranya agar ASN mengetahui apa yang
dimaksud atau makna yang terkandung dalam masing-masing nilai dasar tersebut.
A. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas sering disamakan dengan RESPONSIBILITY atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya kedua konsep tersebut memiliki definisi yang berbeda,
RESPONSIBILITAS adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
24
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
B. NASIONALISME
Setiap ASN wajib memiliki nilai nasionalisme yang kuat dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya. Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
ini juga tidak jauh dari rasa kecintaan kepada empat (4) pilar kebangsaan yaitu
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Indonesia 1945, NKRI dan Bhineka
Tunggal Ika. Nasionalisme sangat penting diterapkan ASN dalam kehidupannya hari
lepas hari karena nilai nilai dari nasionalisme ini dapat menjadi dasar dan mengilhami
setiap gerak langkah dan semangat berkerja untuk bangsa dan Negara.
C. ETIKA PUBLIK
Menurut Weihrich dan Koontz (2005) etika merupakan “THE DISCIPLINE
DEALING WITH WHAT IS GOOD AND WHAT IS BAD AND WITH MORAL
DUTY AND OBLIGATION”. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik dan
buruk yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik dan benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik dan atau apa
yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar
25
atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik
D. KOMITMEN MUTU
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (GOOD AND CLEAN
GOVERMANCE) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Mutu ada
dalam persepsi orang secara individual yang di ukur dari tingkat kepuasan masing-
masing terhadap produk atau jasa yang diterimanya. Sehubungan dengan hal itu,
penerapan manajemen mutu menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar lagi.
Manajemen mutu itu sendiri merupakan kegiatan perbaikan berkelanjutan yang
melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang terintegrasi secara total
untuk meningkatkan kinerja pada suatu level organisasi (Goestsch dan Davis 2006).
Oleh karena itu diperlukan adanya komitmen mutu dalam diri seorang ASN sehingga
kualitas pekerjaan dan kegiatan yang dilaksanakannya selalu terjaga dengan baik dan
pengguna layananya menjadi terpuaskan
E. ANTI KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu CORUPTIO yaitu kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Dalam bahasa yunani korupsi atau CORRUPTION
adalah perbuata yang tidak baik, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang
dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum. Korupsi
sering dikatakan kejahatan luar biasa. Salah satu alasannya adalah dampaknya yang
26
luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Didalam diri ASN nilai-nilai anti korupsi
harus sudah tertanam, oleh karena nilai-nilai ini penting untuk meningkatkan kinerja
seorang aparatur sipil yang berkualitas dan professional.
27
B. LANDASAN TEORI KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Melati, Kab. Kapuas
dilakukan sesuai dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : 139/KEP/M.PAN/11/2013 tentang Jabatan Fungsional Dokter Gigi dan
Angka Kreditnya adalah Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat
jalan tingkat pertama, Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat
sederhana, Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat sederhana,
Pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana, Melakukan pemulihan fungsi gigi
dan mulut kompleks tingkat pertama, Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut, Mengumpulkan data dalam rangka pengalaman, Epideomiologi penyakit gigi
dan mulut, Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, Membuat catatan medik
gigi dan mulut rawat jalan, Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar,
Melayani atau menerima konsul dari dalam, Menguji kesehatan.
1. Melakukan Pelayanan Medik Gigi Dan Mulut Umum Rawat Jalan Tingkat
Pertama
Berdasarkan pasal 23 ayat 1,2 dan 3 UU no 36 tahun 2009 menyatakan bahwa
tenaga medis berwenang untuk menyelangggarakan pelayanan kesehatan sesuai
dengan bidang yang dimiliki dan telah mengantongi izin dari pemerintah. Sebagai
mana juga tertulis dalam UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan UU
no 36 tentang Praktek Kedokteran menyatakan bahwa dokter dan dokter gigi yang
28
boleh melakukan pelayanan medik adalah dokter dan dokter gigi yang telah memiliki
surat tanda registrasi (STR). Dokter diharuskan untuk memberikan pelayanan yang
semaksimal mungkin kepada pasien yang sesuai dengan kompetensi dan kode etik
profesinya. Pelayanan seperti ANAMNESA, PHYSICAL EXAMINATION dan
terapi harus dalaksanakan sesuai dengan kaidah yang berlaku yaitu, sopan,
berkualitas, professional dan akurat. Stakeholder dalam hal ini pasien merupakan
prioritas utama dalam pelayanan sesuai dengan hak dan kewajbannya seperti
tercantum dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, UU No. 29
Tahun 2004 tentang praktek kedokteran dan UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit.
2. Melakukan Tindakan Khusus Medik Gigi Dan Mulut Tingkat Sederhana.
Beberapa keluhan pasien yang tidak bersifat darurat akan tetapi membutuhkan
penanganan berupa tindakan khusus seperti misalnya KHITAN, INSISI ABSES,
EKSTRAKSI KORPUS ALIENUM dan sebagainya dilakukan oleh dokter umum
tingkat pertama. Tergantung dari derajat keparahannya suatu tindakan dapat
dilakukan sebagai upaya PREVENTIF bukan KURATIF sesuai kompetensi dokter.
Pelayanan tindakan khusus dilakukan dengan mengutamakan INFORMED
CONSENT terlebih dahulu, baru kemudian tindakan khusus tersebut dilakukan.
Apabila suatu keluhan tidak mampu untuk dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat
pertama, maka dokter wajib memberikan surat rujukan agar pasien mendapatkan
penanganan yang lebih baik lagi.
29
3. Melakukan Tindakan Darurat Medik Gigi dan Mulut Tingkat Sederhana
Pasal 45 UU no. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran dan PERMENKES
No. 290/Menkes/Per/III/2008 menyatakan bahwa dokter harus memberikan usaha
semaksimal mungkin dalam melakukan tindakan medik atas persetujuan pasien
(INFORMED CONSENT). Oleh karena itu dokter wajib memberikan tindakan
darurat medik dan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai kompetensi akan
tetapi tidak mengindahkan hak seorang pasien. Hal ini sering menjadi dilemma bagi
seorang dokter terutama dokter yang berkerja di daerah pedalaman yang sering
mendapatkan pasien tanpa identitas yang jelas dan sudah dalam kondisi tidak
sadarkan diri. Akan tetapi prioritas seorang dokter adalah untuk menyelamatkan
nyawa pasien seperti tertuang dalam kode etik profesi dan sumpah jabatan, maka
tindakan dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum INFORMED CONSENT. Seperti
tertuang dalam UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 53 disebutkan nahwa setiap
tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya sesuai dengan profesinya.
4. Pemulihan Fungsi Gigi Dan Mulut Tingkat Sederhana
Melakukan pelayanan pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana wajib
dilakukan oleh dokter gigi umum maupun dokter gigi spesialis, dimana dalam hal ini
dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis membantu pasien untuk menjelaskan dan
mengarahkan pasiennya untuk memberikan perawatan yang seharusnya berupa
30
tambalan permanen yang dapat mengembalikan fungsi kunyah yang telah hilang.
Untuk pelayanan puskesmas, pelayanan yang dberikan berupa tambalan Fuji dan
apabila pasien ingin melakukan tambalan komposit maka pasien dapat di rujuk ke
Rumah Sakit atau Praktek Swasta. Untuk pembuatan BRIDGE, CROWN, VENEER
dan sebagainya hanya dapat dilakukan di Praktek Swasta hal ini dikarenakan sifatnya
lebih ke estetik. Pelayanan tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di
Lingkungan Kementrian Kesehatan.
5. Pemulihan Fungsi Gigi Dan Mulut Kompleks Tingkat Pertama
Melakukan pelayanan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat
pertama wajib dilakukan oleh dokter gigi umum maupun dokter gigi spesialis, dimana
dalam hal ini dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis membantu pasien untuk
menjelaskan dan mengarahkan pasiennya untuk memberikan perawatan yang
seharusnya berupa mempertahankan giginya semaksimal mungkin tanpa dilakukan
pencabutan. Namun perawatan ini hanya berlaku untuk gigi yang tidak dalam kondisi
Gangren Radiks atau Sisa Akar dan gigi yang menyebabkan keadaan Patologis.
Pelayanan perawatan saluran akar berupa RELIEF OF PAIN, DEVITALISASI,
ENDODONTIK dan MUMIFIKASI. Pelayanan tersebut didasarkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan
Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian Kesehatan.
31
6. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut wajib dilakukan oleh dokter
gigi umum maupun dokter gigi spesialis, dimana dalam hal ini dokter gigi umum dan
dokter gigi spesialis membantu pasien untuk menjelaskan dan mengarahkan
pasiennya untuk memberikan perawatan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
berupa scaling atau pembersihan karang gigi. Setelah dilakukan pembersihan karang
gigi maka pasien akan diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut. Kemudian Pasien diminta untuk melakukan kontrol setiap 6 bulan
untuk memeriksakan kondisi gigi dan mulutnya. Pelayanan tersebut didasarkan pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang
Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian Kesehatan
7. Melakukan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Penyuluhan medik atau kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan. Menurut WHO tujuan penyuluhan
kesehatan adalah untuk merubah perilaku individu dan atau masyarakat dalam bidang
kesehatan. Sebagai seorang pionir kesehatan dokter wajib untuk membagikan
pengetahuannya, kepada masyarakat dengan tujuan agar derajat kesehatan masyarakat
semakin meningkat. Penyuluhan kesehatan berisi informasi kesehatan yang teraktual
32
dan dapat di pertanggungjawabkan. UU no 23 tahun 1992 pasal 38 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatan diselenggarakan guna meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat dan aktif
berperan serta dalam upaya kesehatan.
8. Membuat Catatan Medik Gigi dan Mulut Rawat Jalan
Rekam medik, baik itu rawat jalan maupun rawat inap dibuat mengikuti kaedah-
kaedah yang berlaku. Kaedah tersebut antara lain, informasi yang dituliskan harus
merupakan informasi yang benar ada ditemukan tanpa adanya pengurangan dan
penambahan informasi, kemudian rekam medik harus dijaga kerahasiaannya kecuali
apabila diminta oleh pihak yang berwenang sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. Didalam UU Kesehatan No. 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran pasal 46 menyebutkan bahwa setiap dokter, baik itu dokter gigi, umum
dan spesialis, wajib membuat catatan medik setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan dengan dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan dan tindakan.
9. Melayani Atau Menerima Konsultasi Dari Luar Atau Keluar
Seorang dokter gigi umum maupun yang spesialis dituntut untuk mampu dan
singgap melayani dan menerima pasien yang berkonsultasi ke poli gigi yang berasal
dari instansi luar yang bukan berasal dari instansi tempat dia bekerja. Dan siap
melayani dan menanggani pasien tersebut dengan sebaik-baiknya. Terlebih pasien
33
dengan memiliki riwayat penyakit sistemik memerlukan bantuan dokter yang lebih
berkompeten untuk memperoleh penangganan yang lebih lanjut untuk menghindari
komplikasi pada saat atau setelah dilakukan tindakan. Pelayanan tersebut didasarkan
pada Undang-undang Republik Indonesia nomor 94 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
10. Melayani Atau Menerima Konsul Dari Dalam
Seorang dokter gigi umum maupun yang spesialis dituntut untuk mampu dan
singgap melayani dan menerima pasien yang berkonsultasi ke Poli Gigi baik dari Poli
Umum atau Poli KIA atau Poli-poli lainnya yang masih menjadi 1 instansti tempat
kerja. Dan siap melayani dan menanggani dengan baik apabila pasien memiliki
keluhan yang berhubungan dengan gigi dan mulutnya. Wajib menjelaskan secara
detail tanpa dibuat-buat mengenai kondisi gigi dan mulutnya, apakah ada
hubungannya dengan penyakit sistemik lainnya, dan pasien pun menjadi lebih
mengerti mengenai kondisi fisiknya secara keseluruhan. Pelayanan tersebut
didasarkan pada Undang-undang Republik Indonesia nomor 94 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
34
C. METODE PENELITIAN
1. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian DESKRIPTIF dengan menggunakan
pendekatan secara KOHORT. Metode DESKRIPTIF adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian DESKRIPTIF mempelajari masalah-masalah dalam
masyarkat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-
kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Sedangkan Pendekatan
KOHORT adalah salah satu penelitian LONGITUDINAL dengan mengikuti proses
perjalanan sampai ke depan berdasarkan urutan waktu.
2. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah Poli Gigi UPT Puskesmas Melati dan Posyandu
yang berada di wilayah Puskesmas Melati
3. WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 19-31 September 2015
4. POPULASI PENELITIAN
Seluruh penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Melati.
Puskesmas Melati terletak di tengah kota Kuala Kapuas, di wilayah Kecamatan Selat
dan membawahi 4 kelurahan yaitu Kelurahan Selat Tengah, Kelurahan Selat Dalam,
Kelurahan Selat Utara dan Kelurahan Selat Hulu.
35
5. SAMPEL PENELITIAN
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik PURPOSIVE
SAMPLING TEST. PURPOSIVE SAMPLING TEST adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses
pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak
diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan
tertentu.
6. VARIABEL PENELITIAN
a. Variabel berpengaruh : ANEKA (x)
b. Variabel terpengaruh : Kegiatan Aktualisasi (y)
7. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner, berikut ini
pelaksanaan pengumpulan data di Poli Gigi UPT Puskemas Melati :
1. Setiap pasien yang datang ke poli gigi untuk berobat ke poli gigi, maka akan di
berikan kuesioner dan pasien diberikan penjelasan bagaimana menjawab
kuesioner tersebut sampai selesai
2. Pasien yang datang berobat ke poli gigi disebut juga responden
3. Pasien ketika sudah selesai menjawab maka harus mengembalikan kuesioner
kepada petugas Poli Gigi
4. Petugas mengecek kembali apabila ada data atau pertanyaan kuesioner yang
belum di jawab
5. Apabila sudah selesai pasien bisa dipersilahkan untuk kembali mengantri sesuai
urutannya atau diperbolehkan pulang apabila sudah dilakukan tindakan.
36
8. MEKANISME PENGUKURAN DATA
Pengukuran data ini mengunakan Skala LIKERT. Setelah semua data
diperoleh maka semua data harus dikuantitatifkan dengan skala LIKERT. Skala
LIKERT adalah suatu skala psikometrik umum yang digunakan dalam kuesioner dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.
Penggunaan penelitian ini sering menggunakan jenis penelitian DESKRIPTIF
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala LIKERT, RESPONDEN menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memlilih salah satu
pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format sebagai
berikut :
Skala 1 = sangat tidak setuju
Skala 2 = tidak setuju
Skala 3 = netral atau cukup
Skala 4 = setuju
Skala 5 = sangat setuju
Pada analisis aktualisasi yang penulis lakukan di tempat kerja yaitu UPT
Puskesmas Melati menggunakan skala ordinal dikarenakan setiap poin ANEKA
berdiri sendiri dan memiliki nilai sendiri-sendiri. Pertama, skala LIKERT
digolongkan kedalam skala ordinal. Jamieson (2004) menyatakan bahwa kategori
respon pada skala likert mempunyai tingkatan tetapi jarak diantara kategori tidak
dapat dianggap sama, sehingga skala LIKERT adalah kelas skala ordinal. Pada kelas
ini, statistik yang dapat digunakan adalah MEDIAN atau MODUS untuk menghitung
ukuran pemusatannya, sedangkan variasi data dapat dilihat menggunakan frekuensi
dari jawaban responden, sehingga statistika parametrik tidak dapat diterapkan pada
data ini.
37
Dilain pihak, beberapa peneliti menganggap bahwa skala LIKERT adalah
skala pengukuran interval. Carrafio and Rocco (2007) menyatakan bahwa skala
LIKERT dapat menghasilkan skala pengukuran interval. Hal yang sama diungkapkan
oleh Boone and Boone (2012) yang menjelaskan bahwa skala likert dapat dianalisis
menggunakan statistika parametrik misalkan ANOVA (analysis of variance) maupun
uji t.
Cara menghitung Skala LIKERT:
Rumus :
T x Pn
T = Total jumlah Responden yang memilih
Pn = Pilihan angka Skor LIKERT
Interpretasi Skor Perhitungan :
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, maka harus diketahui skor tertinggi (x) dan
skor terendah (y) :
Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden
X = Skor terendah likert x jumlah responden
Rumus Indeks % =
Total Skor/ Y x 100 %
Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor
38
Angka 0 %-20% = Sangat Lemah
Angka 21%-40% = Lemah
Angka 41%-60% = Cukup
Angka 61%-80% = Kuat
Angka 81%-100% = Sangat Kuat
39
D. KEGIATAN AKTUALISASI
Rencana kegiatan yang telah dibuat diaktualisasikan ke nilai dasar ANEKA
yang meliputi kegiatan pelayanan publik seperti berikut :
1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat jalan tingkat pertama di
Poli Gigi UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
2. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat sederhana di Poli Gigi
UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
3. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat pertama di Poli Gigi
UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
4. Pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana di Poli Gigi UPT Puskesmas
Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
5. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat pertama di Poli
Gigi UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
6. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi UPT Puskesmas
Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
7. Melakukan pelayanan dengan inisiatif sendiri berupa penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut di salah satu sekolah atau posyandu yang berada di wilayah UPT
Puskesmas Melati Kec. Selat, Kab. Kapuas
40
8. Membuat catatan medik gigi dan mulut rawat jalan di Poli Gigi UPT Puskesmas
Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
9. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar di Poli Gigi UPT
Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas
10. Melayani atau menerima konsul dari dalam di Poli Gigi UPT Puskesmas Melati,
Kec. Selat, Kab. Kapuas
Kegiatan-kegiatan tersebut di lampirkan dan di jabarkan dalam tabel, di bawah ini
top related