bab 2 landasan teori - library & knowledge...
Post on 03-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Internet, Intranet , dan Ekstranet
Menurut Dave Chafffey (2009, p.109), Internet merujuk kepada jaringan
fisik yang terkoneksi ke komputer degan komputer lain secara globalyang terdiri dari
jaringan infrastruktur jaringan server dan jalur komunikasi antara keduanya yang
digunakan untuk mengirimkan informasi antara komputer klien atau pengguna dan
web server.
Menurut O’Brien (2010, p.221), Intranet merupakan suatu jaringan yang
menyediakan portal informasi perusahaan untuk aplikasi dan kolaborasi, operasi
bisnis dan manajemen, serta portal manajemen, sedangkan menurut Stairs dan
Reynolds (2010, p.15), intranet merupakan suatu jaringan yang berada didalam
internal perusahaan dimana teknologi yang berbasiskan web menyediakan tempat
untuk bertukar informasi didalam internal perusahaan.
MenurutStairdanReynolds(2010, p.15), extranetmerupakansuatujaringan
yang berbasis pada suatu website yang memungkinkan pihak external perusahaan
seperti mitra bisnis untuk mengakses sumber yang berada dalam intranet
perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui bahwa Internet merupakan
suatu koneksi yang dapat menghubungkan setiap server dan kompter yang berada di
seluruh dunia dengan menggunakan media elektronik yang memungkinkan
pertukaran data.Intranet dapat diartikan bahwa suatu jaringan lokal yang hanya
menghubungkan jaringan yang memiliki jangkauan terbatas, sedangkan Extranet
merupakan jaringan yang dapat menghubungkan dua perusahaan dapat terhubung
dan memasuki tiap domain.
2.2 Manajemen Dan Sistem Informasi
2.2.1 Manajemen
Menurut Anton (2010, p. 13), Manajemen adalah ilmu dan seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan
10
didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan.
Menurut Anton (2010, p. 28-19) fungsi-fungsi manajemen terdiri dari
atas hal berikut :
1. Planing: Suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan
yang akan dilakasanakan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan ini dituangkan dalam bentuk konsep atau
suatu progam kerja .
2. Organizing: Kegiatan yang meliputi penepatan struktur, tugas dan
kewajiban fungsi pekerjaan, dan hubungan antarfungsi.
3. Staffing: Penempatan pekerjaan atau jabatan karyawan perusahaan,
termasuk perekrutan karyawan, pemenfaatan, pelatihan,
pendidikan, dan pengembangan sumber daya alam karyawan
tersebut dengan efektif.
4. Directing: Pengarahan, interinsik yang merupakan bagian dari
aktivitas kepemimpinana seorang manajer. Directeringmerupakan
bagian dari otoritas direktur dalam memberikan bimbingan,
motifasi, dan teladan bagi karyawan sehingga semua kinerja
perusahaan berjalan dengan baik sesuai target yang hendak dicapai.
5. Coordinating: Pengoordinasian semua unsur manajerial sehingga
menjadi sebuah sistem yang terintegrasi. Sistem yang terintegrasi
yang dimaksud adalah senantiasa mempertahankan hubungan
sinkronitasseluruh kegiatan, keselarasan, sistematika, dan tidak
berat sebelah atau adanya overlapping kegiatan di satu sisi,
sedangkan di sisi lain hampa kegiatan.
6. Controling: Evaluasi terhadap seluruh sehingga selama perjalanan
kegiatan, kelemahan akan diketahui dengan cepat dan sesegera
mungkin dikoreksi.
Dari beberapa pengertian mengenai manajemen, dapat
disimpulkan jika manajemen merupakan ilmu yang mengatur dan
menjalankan prinsip organisasi yang meliputi kegiatan pengoperasian
karyawan serta kegiatan bisnis perusahaan.
11
2.2.1.1 Manajemen Operasional
Menurut Deitiana (2011, p.1-2) Manajemen Operasi
membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi
suatu organisasi mulai dari perencanaan sistem operasi,
perancangan sistem operasi hingga pengendalian sistem
operasinya.Menurut Deitiana (2011, p.2-3), fungsi operasi
dalam organisasi
1. Fungsi Pemasaran
Fungsi ini membuat adanya permintaan atau paling tidak
mendapatkan pesanan untuk pembuatan barang dan jasa.
2. Fungsi Produksi
Fungsi ini menghasilkan produk yang nantinyaakan
dipasarkan oleh perusahaan.
3. Keuangan
Fungsi ini memantau apakah perusahaan berjalan dengan
baik, membayar seluruh tagihan dan mencari sumber dana.
2.2.2 Sistem Informasi
Menurut Turban dan Linda Volonino (2011, p.59), Data merupakan
suatu bahan mentah yang berisikan deskripsi mengenai produk, konsumen,
aktifitas, dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan, serta disimpan oleh
perusahaan dan dapat dijadikan aset .
Menurut O’Brien (2010, p.26), Sistem didefinisikan sebagai suatu
hubungan antara beberapa komponen, dengan jelas mendefinisikan
batasan(boundary), dapat mencapai suatu tujuan dengan menggunakan input
dan memproduksi output dalam proses transformasi perusahaan.
Menurut O’Brien (2010, p.4), Informasi merupakan suatu data yang
telah diproses, dikelola, ataupun telah diubah kedalam bentuk yang telah
memiliki arti dan nilai untuk dapat diterima oleh orang lain.
Menurut O’Brien (2010, p.4), Sistem Informasi merupakan kombinasi
yang terorganisasi antara manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, sumber data, dan peraturan dalam prosedur yang menyimpan,
mengambil, merubah, serta menyebarkan informasi ke dalam organisasi.
12
Menurut Stairs dan Reynolds (2010, p.15), Sistem Informasi memiliki
empat fungsi dasar, yakni :
Sumber : Stairs dan Reynolds (2010, p.16) Gambar 2.1 Fungsi Sistem Informasi
1. Input
Merupakan pengambilan data mentah yang belum diolah, data dan
informasi mengenai transaksi bisnis diambil dengan meggunakan
metode Point-Of-Sale (POS) ataupun dengan website dan diterima
dengan peralatan elektronik.
2. Proccessing
Data diubah dan ditransformasikan, dikonfersi, dan dianalisa untuk
disimpan ataupun untuk di transfer ke peralatan lain.
3. Output
Data, informasi, dan laporandi distribusikan ke bentuk digital, ataupun
berupa hardcopy, suara, atau berupa media lainnya.
4. Feedback
Umpan balik berupa suatu pengendalian dan pengawasan kegiatan
operasional. Dalam feedbackini berisikan perubahan dalam data input
dan data yang proses.
Tipe Sistem Informasi menurut O’Brien (2010, p.13-14) ada 2, yakni:
1. Operation Support Systems
Operation Support Systems digunakan dalam memproses data mengenai
output untuk kegunaan internal maupun external perusahaan, seperti
untuk keperluan transaksi, proses kontrol, ataupun kolaborasi yang
digunakan untuk menambah kemampuan tiap grup perusahaan untuk
berkomunikasi satu sama lain.
13
2. Management Support Systems
Management Support Systems menyediakan informasi berupa laporan
dan ditampilkan untuk manajer dan para pebisnis professional.
Dari beberapa sumber, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi
merupakan suatu kumpulan dari informasi dari setiap data yang dikumpulkan melalui
media teknologi yang memiliki nilai dan arti yang nantinya dapat membantu jalannya
proses bisnis organisasi.
2.3 LAN,MAN, dan WAN
Menurut O’Brien (2010, p.229), Local Area Network merupakan suatu
koneksi komputer dan informasi lainnya yang memproses alat dalam area fisik yang
terbatas, seperti di kantor, ruangan kelas, gedung, area manufaktur ataupun tempat
lainnya.
MenurutStairdan Reynolds(2010, p.237), Metropolitan Area
Networkmerupakan suatu jaringan telekomunikasi yang dapat mengoneksikan setiap
peralatan komunikasi dalam suatu geografi area yang dibatasi kota ataupun jaringan
lain.
Menurut O’Brien (2010, p.229), WAN (Wide Area Network) merupakan
suatu jaringan yang mengkover dengan skala besar seperti kota, WAN biasa
digunakan perusahaan untuk mengirim dan menerima informasi antar karyawan,
pelanggan, supplier, dan organisasi lain antar kota, negara, bahkan dunia.
2.3.1 Router, Switch, dan Firewall
Menurut Cisco (2011), Router merupakan peralatan jaringan yang digunakan
untuk membagi jaringan dengan melanjutkan paket-paket dari satu jaringan ke
jaringan yang lain.Didalam router berisi table-tabel informasi internal yang disebut
label routering yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang
diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui.
Menurut Cisco (2011), Switch merupakan perngkat yang berfungsi untuk
memperluas suatu segmen jaringan, selain itu juga berfungsi sebagai port forwarding
yang meneruskan paket data.
14
Menurut Cisco (2011), Firewall merupakan perangkat keamanan yang dapat
mmeblok adanya paket data yang tidak diperbolehkan lewat, selain itu juga dapat
digunakan untuk membatasi akses pengguna suatu jaringan.
2.3.2IP address, HTTP, HTTPS
Menurut Dokumentasi Cisco (2011), IP address merupakan pengalamatan
yang digunakan ketika terkoneksi terhadap suatu jaringan, dan merupakan identitas
dari tiap perangkat yang terkoneksi ke dalam suatu jaringan. Dalam pengamanan
mengenai identitas tersebut dapat digunakan keamanan standar dengan menggukan
Network Address Translation (NAT) yakni teknologi yang dapat menyembunyikan IP
address yang terdapat didalam jaringan LAN.
Hypertext Trasnfer Protocol (HTTP) merupakan protokol yang digunakan
untuk mentransfer dokumen atau halaman dalam WWW (World Wide Web). HTTP
mendefinisikan bagaimana suatu pesan dapat diformat dan dikirimkan dari client ke
server atau sebaliknya.
Hypertext Trasnfer Protocol Secure (HTTPS)menggunakan Secure Socket
Layer (SSL) sebagai sublayer dibawah HTTP aplikasi layer yang biasa. HTTP di
enkripsi dan deskripsi dari halaman yang di minta oleh pengguna dan halaman yang
di kembalikan oleh web server.
2.4E-Business
Menurut Dave Chaffey (2009, p.13), E-Business merupakan semua
pertukaran informasi yang dimediasikan oleh elektronik, mensuport cakupan bisnis
proses yang luas antara organisasi dan stakeholder pihak eksternal,
sedangkanmenurut Stevenson, dan Chee Chuong (2014, p.144), E-
Businessmerupakan suatu penggunaan teknologi untuk memfasilitasi transaksi bisnis,
dimana aplikasinya meliputi pembeliandan kegiatan bisnis lainnya melalui internet.
Dari kedua pendapat mengenai e-Business, dapat disimpulkan bahwa e-
Business yakni semua kegiatan bisnis yang didukung oleh media elektronik, tidak
hanya transaksi jual beli, tetapi mencakup semua kegiatan bisnis seperti pertukaran
informasi yang difasilitasi internet.
15
Menurut Dave Chaffey (2009, p.9), E-Commerce merupakan transaksi
pertukaran informasi yang dimediasikan oleh elektronik, antara organisasi dan
stakeholder pihak eksternal.
2.4.1 Tipe Transaksi E-Business
Menurut Turban dan Linda Volonino (2011, p.162-163), tipe
transaksiE-Business ada 5, antara lain:
1. Business-to-Business (B2B)
Dalam transaksi B2B, pelaku penjualan dan pembelian
merupakan antar organisasi bisnis.
2. Business-to-Consumer (B2C)
Dalam transaksi B2C, pelaku penjualanmerupakan organsasi atau
perusahaan, dan pembelian merupakan perorangan atau
individual.
3. Consumer-to-Business (C2B)
Dalam transaksi C2C, konsumen menjadi penyediakebutuhan
tertentuuntuksuatu produk atau jasa, dan kemudian bersaing
dengan para pemasok lain untuk menyediakanproduk atau
jasapada harga yang diminta.
4. Government-to-citizens (G2C)
Dalam G2C, pemerintah berperan menjadi agen dan menyediakan
pelayanan ke masyarakat melalui teknologi e-commerce.
5. Mobile Commerce
Dalam Mobile Commerce, transaksi dilakukan dengan
menggunakan perangkat elektronik dengan menggunakan
jaringan tanpa kabel.
2.5 Peramalan
Menurut Deitiana (2011, p.32) Peramalan merupakan kegiatan untuk
memperkirakan apa yang akan terjadi di masa akan datang. Dalam hal peramalan ini
dapat berdasarkan kegiatan ataupun kebutuhan perusahaan misalnya peramalan akan
penjualan ataupun kebutuhan bahan baku
16
Peramalan dilihat dari sifat penyusunannya terbagi atas dua macam, yaitu:
1. Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang bersifat subjektif dan
didasarkan atas intuisi dari orang yang menyusunnya.Dalam peramalan
ini pandangan dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik
atau tidaknya hasil ramalan tersebut.
2. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif didasarkan atas objek data historis di masa lalu dan
mengikuti pendekatan statistika formal dan pendekatan yang sistematis
yang meminimumkan kesalahan (error) peramalan berdasarkan beberapa
periode tertentu.
2.5.1 Tahapan Dalam Peramalan
Menurut Stevenson, dan Chee Cuong (2014, p.79),Ada enam tahapan
dalam proses peramalan, yaitu:
1. Menentukan tujuan ramalan. Bagaimana ramalan akan digunakan
dan kapan akan dibutuhkan ramalan. Tahapan ini
mengindikasikan tingkat rincian yang diperlukan dalam ramalan,
jumlah sumber daya (karyawan, waktu, komputer, dan biaya) yang
dapat dibenarkan, serta tingkat keakuratan diperlukan.
2. Menetapkan rentang waktu. Ramalan harus mengindikasi rentang
waktu, mengingat bahwa keakuratan menurun ketika rentang
waktu meningkat.
3. Memilih teknik peramalan.
4. Memperoleh, membersihkan, dan menganalisis data yang tepat.
Memperoleh data dapat meliputi usaha yang signifikan. Setelah
memperoleh data, data mungkin perlu dipilih agar dapat
menghilangkan objek asing dan data yang jelas tidak benar
sebelum analisis.
5. Membuat ramalan.
6. Memantau ramalan. Ramalan harus dipantau untuk menentukan
apakah ramalan ini dilakukan dengan cara yang memuaskan. Jika
tidak memuaskan, periksa kembali metode peramalan, asumsi,
17
keabsahan data, dan lain-lain. Kemudian mengubahnya sesuai
kebutuhan serta menyiapkan revisi ramalan.
2.5.2 Metode Peramalan
Menurut Stevenson dan Chee Cuong (2014, p.82-100) Peramalan
dapat dilakukan dengan bebrapa metode, yakni:
1. Naïve Method
Metode Naif memperkirakan jumlah peramalan saat ini
merupakan perkiraan peramalan satu periode setelahnya.Salah
satu kelemahan metode naif yakni ramalan hanya menelusuri data
aktual dengan satu periode yang cenderung terlambat, metode naif
tidak rata sama sekali.Hanya saja, dengan memperluas periode
jumlah data historis didasarkan pada ramalan, kesulitan ini dapat
diatasi.
2. Moving Average Method
Ramalan rata-rata bergerak (Moving
average)menggunakan sejumlahnilai data aktual terbaru untuk
menghasilkan ramalan berdasarkan jumlah rata-rata yang
ditentukan .
Ramalan rata-rata bergerak dapat dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut .
keterangan :
Ft = Ramalan ubtuk periode waktu t
MA = Rata – rata bergerak periode n
At-l = Nilai aktual pada periode t-l
n = Jumlah periode ( titik data ) dalam rata-rata bergerak
18
3. Weighted Moving Average Method
Rata-Rata Bergerak tertimbang(WeightedMoving
Average) ini sama dengan rata-rata bergerak , hanya saja
diberikan bobot lebih besar untuk nilai terbaru pada deret
berkala. Misalnya , nilai terbaru dapat diberikan bobot 0,40 ,
nilai terbaru berikutnya diberikan bobot 0,30 nilai terbaru
berikutnya setelah itu diberikan 0,20 dan nilai terbaru
berikutnya setelah itu diberikan bobot 0,10 . Perhatikan bahwa
jumlah bobot harus berjumlah 1 dan bobot yang paling besar
diberikan pada nilai terbaru .
4. Exponential Smoothing Method
Pemulusan Eksponensial(Exponential Smoothing)
adalah metode untuk menghitung rata-rata tertimbang canggih
serta masih relatif mudah digunakan dan dipahami.Setiap
ramalan baru didasarkan pada ramalan sebelumnya ditambah
dengan persentase selisih antara ramalan dengan nilai aktual
dari deret pada titik tersebut .
Artinya Ramalan berikutnya = Ramalan sebelumnya +
α ( Aktual-Ramalan sebelumnya)
(Aktual –Ramalan sebelumnya ) mewakili kesalahan
ramalan dan α adalah persentase dari kesalahan. Lebih ringkas
nya :
Keterangan
Ft = Ramalan untuk periode t
Ft-l = Ramalan untuk periode sebelumnya ( misalnya,
periode t-l )
α = Konstanta pemulus
19
At-l = Permintaan aktual atau penjualan untuk periode
sebelumnya
Konstanta pemulus α mewakili presentae kesalahan
ramalan.Setiap ramalan baru sama dengan ramalan
sebelumnya ditambah presentase kesalahan sebelumnya, untuk
mendapatkan nilai a dapat melalui pengalaman perusahaan
dalam kesalahan perkiraan sebelumnya.
5. Exponential Smoothing with Trend Method
Analisis trend mencakup mengembangkan persamaan
yang akan menguraikan trend secara pantas (mengasumsikan
bahwa trend ada didalam data). Teknik peramalan yang
melibatkan penggunaan persamaan trend, yakni perluasan dari
permulaan dari eksponensial.
Persamaan garis tren linear (linear trend equation)
memilki bentuk sebagai berikut.
Keterangan :
Ft = Ramalan untuk periode t
a = Nilai Ft pada t = 0
b = Kemiringan garis
t = Jumlah periode waktu yang ditentukan dari t = 0
Variasi pemulusan eksponensial sederhana dapat
digunakan saat deret berkala mempelihatkan trend
linier.Metode ini disebut juga pemulusan eksponensial dengan
mempertimbangkan tren(trend-ajustedexponential smoothing)
atau pemulusan ganda,yang membedakan dari pemulusan
eksponensial sederhana yakni ketika data bervariasi di sekitar
rata-rata atau memilki perubahan langkah atau perubahan
20
bertahap. Apabila deret memperlihatkan trend dan pemulusan
sederhana digunakan pada deret tersebut, semua ramalannya
akan ketinggalan dari trend.Jika data bertambah, setiap
ramalan akan menjadi terlalu rendah, jika data berkurang,
setiap ramalan akan menjadi terlalu tinggi .
Peramalan dengan mempertimbangkan tren (Trend
Ajusted Forecast) ini terdiri atas dua unsur, yaitu kesalahan
yang diratakan dan faktor trend.
Keterangan
St = Ramalan sebelumnya ditambah kesalahan yang
diratakan
Tt = Estimasi trend saat ini
St = TAF t + α (At – TAFt)
Tt = Tt-l + β ( TAFt – TAFt-l – Tt-l)
Yang mana αdan βadalah konstanta pemulusan.Untuk
menggunakan metode ini , seseorang harus memilih nilai α
danβ (biasanya melalui uji coba) serta mulai membuat
ramalan dan estimasi trend berdasarkan nilai β dimana
nilainya lebih kecil dari nilai α yang sebelumnya telah
ditanyakan ke perusahaan.
6. Linear Regression Method
Bentuk regresi linear yang paling umum digunakan
meliputi hubungan linier antara dua variabel.Metode linier
adalah untuk mencapai persamaan garis lurus yang
memperkecil jumlah kuadrat penyimpangan vertikal titik data
dari garis (misalnya, kriteria kuadrat kecil). Garis kuadrat
terkecil ini memiliki persamaan sebagai berikut .
21
Keterangan
y = Prediksi variabel ( terikat )
x = Prediksi variabe ( bebas )
b = kemiringan garis
a = Nilai yc ketika x=0 (misalnya , ketinggian garis pada
titik potong y)
Koefisien a dan b dari garis tersebut didasarkan pada dua
persamaan berikut .
keterangan
n = jumlah observasi
2.5.3 Metode Perhitungan Kesalahan
Menurut Stevenson dan Chee Cuong (2014, p.105-106) Perhitungan
mengenai perhitungan kesalahan dapat dilakukan yakni dengan MSE dan
MAD.
Ramalan adalah selisih antara nilai yang terjadi dengan nilai yang
diprediksikan untuk periode waktu tertentu.
Dengan demikian, Kesalahan = Aktual – Ramalan.
et = At – Ft
22
Keakuratan ramalan adalah faktor penting saat memutuskan diantara
berbagai alternatif peramalan.Keakuratan didasarkan pada hasil kesalahan
historis dari ramalan .
Ukuran yang digunakan untuk merangkum kesalahan historis adalah
Mean Absolute Deviation(MAD), Mean Squared Error (MSE).
MAD adalah rata rata kesalahan absolut, sedangkan MSE merupakan
rata-rata kesalahan kuadrat. Rumus yang digunakan untuk menghitung MAD,
dan MSE adalah sebagai berikut .
2.6Persediaan
Menurut Diana (2013,p.49),Persediaan merupakan stok yang dibutuhkan
perusahaan untuk mengatasi adanya fluktuasi permintaan. Persediaan dalam proses
produksi dapat diartikan sebagai sumber daya menganggur, hal ini dikarenakan
sumber daya tersebut masih menunggu dan belum digunakan pada proses berikutnya.
Persediaan dalam suatu sistem mempunyai suatu tujuan tertentu, dikarenakan adanya
sumber daya tertentu yang tidak bisa didatangkan ketika sumber daya tersebut
dibutuhkan.Sehingga, untuk menjamin tersedianya sumber daya maka perlu
direncanakan adanya persediaan.Berdasarkan hal tersebut maka definisi persediaan
adalah sejumlah sumber daya baik berbentuk bahan mentah ataupun barang jadi yang
disediakan perusahaan untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Menurut Stevenson, dan Chee Chuong (2014, p.179-180), Persediaan
(inventory)merupakan stok atau simpanan barang, dimana biasasnya menyimpan
sejumlah kebutuhan perusahaan baik untuk produksi atau barang penjualan dan
berhubungan dengan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.
Menurut Dave Chaffey (2009, p.345), Inbound Logistic merupakan
manajemen dari sumber material dimana alurnya masuk ke dalam perusahaan dari
para supplier dan dari partner lainnya
23
Menurut Dave Chaffey (2009, p.345), Outbound Logistic merupakan
manajemen yang mensupplai sumber datya dimana alurnya berasal dari perusahaan
ke konsumennya dan ke para intermediary seperti retailer ataupun distributor.
2.6.1 Tujuan adanya persediaan
Menurut Diana (2013, p.49), Tujuan adanya persediaan ada7, yakni:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-
bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko kegagalan atau kerusakan material yang
dipesan sehingga dikembalikan.
3. Untuk menyimpan bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman
sehingga dapat digunakan bila bahan tersebut tidak ada di pasar.
4. Menjamin kelancaran proses produksi perusahaan.
5. Menjamin penggunaan mesin secara optimal.
6. Memberikan jaminan akan ketersediaan produk jadi kepada
konsumen.
7. Dapat melaksanakan produksi sesuai keinginan tanpa menunggu
adanya dampak atau resiko penjualan.
2.6.2 Jenis Persediaan
Menurut Diana (2013, p.50), Berdasarkan jenisnya, secara umum
persediaan dibagi atas 5 (lima) jenis yaitu :
1. Persediaan bahan mentah(raw material stock), merupakan barang
yang dibeli dari pemasok (supplier)dan akan digunakan atau di
olah menjadi produk jadi yang akan di olah oleh perusahaan.
2. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (Work
inprocess or progress stock)meupakan bahan baku yang sudah
diolah atau dirakit jadi menjadi komponen namun masih barang
tersebut masih membutuhkan langkah-langkah selanjutnya agar
produk dapat selesai dan menjadi produk akhir.
3. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (component stock),
merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen
(parts) yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara
24
langsung dirakit dengan parts lain, tanpa proses produksi
sebelumnya.
4. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu barang yang telah
selesai diproses dan siap untuk disimpan di gudang, kemudian
dijual atau didistribusikan ke lokasi pemasaran.
5. Persediaan bahan pembantu atau barang-barang perlengkap
(supplies stock), merupakan barang-barang yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan produksi, hanya saja tidak menjadi bagian
produk akhir yang dihasilkan perusahaan tetapi menjadi bahan
penopamg kegiatan produksi.
2.6.3 Metode Perhitungan Persediaan
Menurut Murdifin dan Mahfud (2012, p. 8-9), Biaya persediaan
meliputi:
1. Biaya pemesenan (Oredering cost), merupakan biaya yang meliputi
biaya permintaan pembelian, peyampaian pesanan pembelian, dan
yang berhubungan dengan biaya penerimaan dan pemeriksaan
pesanan. Sehubungan dengan itu, untuk meminimalkan biaya
pemesanan.
2. Biaya penyimpanan (Storage or holding Cost) merupakan biaya
atas persediaan yang terjadi sehubungan dengan penyimpanan
sejumlah persediaan dalam perusahaan. Biaya ini mencakup biaya
pemesanan ruangan, pendingin ruang penyimpanan, biaya
penerangan, keamanan, sewa gudang pemeliharaan sediaan,
kerusakan sediaan, serta kerugian karena perubahan harga, premi
asuransurasi, pajak adiministrasi persediaan, dan biaya penjagaan
gudang.
2.6.3.1EOQ
Menurut Stevenson, dan Chee Chuong (2014, p.191), model
EOQ merupakan diigunakan untuk mengidentifikasikan ukuran pesanan
tetap dimana akan meminimalkan jumlah biaya tahunan untuk
penyimpanan persediaan serta pemesanan persediaan.
25
Biaya penyimpanan tahunan dihitung dengan mengalikan rata-rata
jumlah persediaan di gudang dengan biaya untuk menyimpan satu unit selama
satu tahun meskipun unit tersebut tidak selalu harus disimpan selama satu
tahun.Rata-rata persediaan hanyalah sekedar setengah dari kuantitas
pesanan.Jumlah di tangan menurun secara konstan dari Q unit menjadi 0, untuk
rata-rata sebesar (Q + 1)/2, atau Q/2. Dengan menggunakan simbol H untuk
mewakili rata-rata biaya penyimpanan tahunan, total biaya penyimpanan
tahunan adalah :
Biaya penyimpanan tahunan = HQ
2
Sumber:Stevenson dan Chee Chuong (2014, p.192)
Gambar 2.2 Rata-rata tingkat persediaan
Keterangan :
Q = Kuantitas pesanan dalam unit
H = Biaya penyimpanan per unit
Biaya pemesanan tahunan SQ
D
26
Keterangan :
d = Permintaan, biasanya dalam unit per tahun
s = Biaya pemesanan
Sumber :Stevenson dan Chee Chuong (2014, p.193)
Gambar 2.3 Struktur biaya EOQ
Frekuensi Pemesanan merupakan jumlah seberapa banyak peesanan dalam
suatu periode perhitungan. Tujuan model ini dimulai dengan adanya komponen
biaya ordering cost yang tergantung pada seberapa banyak jumlah pemesanan
dalam 1 periode peritungan, dimana frekuensi pemesanan bergantung pada :
1. Jumlah kebutuhan selama 1 periode (D)
2. Jumlah kuantitas pemesanan (Q)
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dituliskan bahwa frekuensi pemesanan
adalah :
27
F =
Safety stock merupakan persediaan tambahan minimal yang harus
diadakan untuk melindungi kehabisan bahan baku. Terjadinya stock out ini
dipengaruhi oleh penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan
semula, ataupun adanya keterlambatan dalam pengiriman bahan baku yang
dipesan Untuk perhitungansafety stockdapat menggunakan metode sebagai
berikut:
a. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata.
Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian
maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu, kemudian
selisih tersebut dikalikan dengan lead time.
Safety stock = (Pemakaian maksimum – Pemakaian rata-rata) Lead
time
b. Metode statistika yang berdistribusi normal.
Safety stock = Z
dimana:
Z = standar normal (diperoleh dari tabel distribusi normal. Misalnya, Z =
95%, ini berarti tingkat pelayanan sebesar 95% dari permintaan atau
penjagaan terhadap kemungkinan terjadinya stock out hanya 5%)
= standar deviasi
L = lead time
Jumlah persediaan aman yang sesuai untuk situasi tergantung pada faktor-
faktor berikut:
1. Rata-rata tingkat permintaan dan rata-rata waktu tunggu
2. Variabilitas permintaan dan waktu tunggu
3. Tingkat layanan yang diinginkan
Tingkat layanan (service level) dapat didefinisikan sebagai
probabilitas bahwa permintaan tidak akan melampaui pasokan selama waktu
tunggu. Contohnya adalah jika permintaan akan dipenuhi dalam 95 persen
28
kejadian tersebut, tidak berarti bahwa 95 persen dari permintaan akan
dipenuhi. Risiko kehabisan persediaan adalah komplemen dari tingkat
layanan, tingkat layanan pelanggan sebesar 95 persen mengimplikasikan
risiko kehabisan persediaan sebesar 5 persen yaitu :
Tingkat layanan = 100 persen – Risiko kehabisan
Titik Pemesanan Kembali (ROP)
Ketika kuantitas suatu barang di tangan jatuh hingga jumlah ini, barang
tersebut akan dipesan kembali.
Tujuan dalam pemesanan adalah membuat pesanan ketika jumlah
persediaan di tangan cukup untuk memenuhi permintaan selama waktu yang
dipakai untuk menerima pesanan tersebut (yaitu waktu tunggu).Terdapat empat
determinan dari kuantitas titik pemesanan kembali.
1. Tingkat (biasanya berdasarkan pada ramalan).
2. Waktu tunggu.
3. Sejauh mana variabilitas permintaan dan/atau waktu tunggu.
4. Derajat resiko kehabisan persediaan yang dapat diterima oleh manajemen.
Untuk perumusan teori dan metode perhitunganya yakni :
ROP = d x LT + SS
Keterangan :
D = jumlah total permintaan
LT = waktu tunggu dalam hari atau minggu
SS = Safety Stock atau persediaan minimal yang haru dimiliki perusahaan
2.6.3.2Single Period Inventory System
Sistem Single Period Inventory Systemmenurut Stevenson , dan Chee
Cuong (2014, p.215), umumnya digunakan untuk menangani pemesanan
barang yang udah rusak, dan terjadi apabila barang yang dimaksudkan untuk
didistribusikan kepada konsumen memiliki waktu penggunaan yang terbatas,
tidak dipakai untuk jangka waktu yang lama atau secara terus menerus,
29
padaSingle Period Inventory Systemberguna untuk berbagai macam layanan
dan aplikasi manufaktur.
2.6.3.3Multi Period System
Menurut Jacobs, Chase, Aquilano (2009, p.364), Ada 2 tipe
dalam system ini, fixed order period (juga disebut dengan EOQ atau Q
Model) dan fixed-time period (P Model).Multi Period Inventory System
dibuat untuk memastikan bahwa suatu barang harus ada dalam jangka
waktu tertentu. Adapun syarat dan perbedaan dari kedua tipe ini adalah.
Tabel 2.1Perbedaan Q Model dan P Model
Q Model P Model
Jumlah Pemesanan Pemesanan dalam
jumlah yang sama
Pemesanan dalam
jumlah yang bervariasi
Waktu Pemesanan Saat persediaan pada
titik ROP
Saat tinjauan waktu
sudah tiba
Pencatatan Persediaan Setiap terjadi penarikan
atau penambahan barang
Hanya pada tinjauan
waktu yang ditentukan
Ukuran Persediaan Lebih kecil dari fixed-
time period (P Model)
Lebih besar dari fixed
order period (Q Model)
Waktu Pemeliharaan Tinggikarena pencatatan
yang terus-menerus
Jenis Barang Barang yang cukup
mahal atau yang sangat
penting
-
Sumber :Jacobs, Chase, Aquilano. (2009:364)
2.6.3.4 Q Model
Model ini mengacu kepada jumlah pemesanan yang tetap
untuk setiap kali pesan, dan waktu pemesanan dilakukan secara variasi.
Untuk perhitungan jumlah pemesanan barang yang optimal dan ROP,
rumus yang digunakan adalah :
30
Q* =
SS = zs
R = dL + SS
keterangan
z = standar deviasi untuk service probability
D = Permintaan selama periode tertentu
S = Biaya Pemesanan
H = Biaya Penyimpanan
SS = Safety Stock
R = Reorder Point
Q* = Jumlah pemesanan optimal
2.6.3.5 P Model
Metode P Model ini mengacu kepada dimana pemesanan
dilakukan mengikuti suatu periode yang tetap, hanya saja kuantitas dari
barang yang dipesan dapat berubah.Kelemahan dalam penerapan metode
ini yakni permintaan kebutuhan bersih yang terus menerus, sehingga
interval pemesanan yang telah ditentukan sebelumnya tidak berlaku
lagi.Dalam metode P Model ini, perhitungannya adalah sebagai berikut.
Q* = d (T* + L) + SS – I
T* =
SS = Zs
I = SS +
keterangan :
I = persediaan dalam stok
31
T* = selang waktu pemesanan kembali
L = waktu pengiriman
s = standar deviasi
SS = Safety Stock
d = permintaan rata-rata
2.6.3.6 Metode Min-Max
Menurut Sarjono (2013) Minimal-Maximal Inventory System memiliki
cara kerja dengan melihat batasan-batasan yang telah ditentukan seperti
batas titik minimum dan batas titik maksimum persediaan dimana apabila
persediaan telah melewati batas minimum dan mendekati batas safety
stock, maka pemesanan ulang harus dilakukan. Jadi, batas
minimum(minimum stock) merupakan batas tingkat pemesanan ulang.
Batas maksimum (maximum stock) adalah batas kesediaan perusahaan
untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk persediaan bahan baku.
Dalam perhitungan safety stock pada metode ini dibutuhkan rata-rata dari
jumah permintaan per bulannya. Perhitungan dari konsep ini adalah
sebagai berikut.
SS =
Min. Stock = (DL) + SS
Max. Stock= 2(DL) + SS
f =
T =
Q = Max. Stock - Min.Stock
2.6.3.7 Metode Fixed Order Interval system (EOI)
Model interval pesanan tetap (fixed-order-interval-FOI model)
digunakan ketika pesanan harus dibuat pada interval waktu yang tetap
32
(mingguan, dua kali sebulan, dan sebagainya) waktu pesanan lebih
ditetapkan.Sistem persediaan yang berbasiskan waktu, melakukan suatu
pesanan berdasarkan suatu jangka waktu tertentu.Jumlah pesanan
bergantung kepada pemakaian permintaan selama periode waktu tersebut.
Rumus dari atau cara perhitungan dari EOI ini yaitu :
1. EOI= Ch.D
)(2 Co
2. Maximum Inventory Level (E) = SS+D(EOI+L)
3. Average Interval Level (I)= SS + ½D.EOI
4. Turn Over Ratio= I
D
5. Order Quantity = E-I
6. Total Inventory cost I.ChEOI
+= Co
2.7E-Procurement
Menurut Dave Chafffey (2009, p.381), E-Procurementmerupakan suatu sistem
integrasi elektronik yang dapat mengintegrasikan semua kegiatan dalam pengadaan
barang seperti kegiatan pemesanan, pembelian, dan pembayaran antara pemasok dan
pembeli, sedangkan menurut Turban dan Linda Volonino (2011, p.171) berkaitan
dengan proses pengadaan berdasarkan teknologi e-bisnis dan strategi.
Berikut adalah contoh procurementyang ada dalam internal organisasi dengan
memanfaatkan intranet .
33
Sumber : Dave Chaffey(2009, p.382)
Gambar 2.4 Kegiatan procurement
Menurut Turban dan Linda Volonino (2011, p.172), Strategidan
solusiterkait dengane-procurementmemiliki duatujuan dasar, antara lain:
1. Cost Control
Tujuanpertama adalah untuk mengontrolpengeluaran perusahaan.
Organisasidapat memaksimalkan jumlahpengeluaran mereka,
yaitumemastikan bahwa uangyang digunakanuntuk pembelian barang
nantinya mendapatkan hasilbarangdalam pengadaan produk yang
dapat menambah nilai.
2. Simplify processes
Tujuan kedua adalah untuk mengefektifkanproses pengadaanuntuk
membuatnyaefisien dan menjadi lebih mudah diatur dan dikontrol
oleh perusahaan sehingga dalam pengadaan barang akan lebih cepat .
2.8 Analisa Perancangan Sistem Informasi
Menurut Satzinger (2012, p.5), Systems Analysismerupakan setiap aktivitas
yang memungkinkan seseorang untuk dapat memahami dan mengerti mengenai
bagaimana jalannya suatu sistem.Untuk Systems Design menurut Satzinger (2012,
p.5), Systems Design merupakan beberapa aktivitas yang memungkinkan seseorang
untuk dapat mendeskripsikan secara rinci mengenai kebutuhan perancangan sistem.
34
Menurut Satzinger (2012, p.46), Unified Modeling Language (UML)
merupakan suatu standarisasi dalam bahasa pemodelan yang menjelaskan entitas data
serta kegiatan yangdilakukan oleh tiap entitas data .
2.8.1 SDLC
Menurut Satzinger (2012, p.40), System Development Life Cycle
merupakan keseluruhan proses yang dilakukan dalam pembangunansuatu
sistem informasi yang di rancang berdasarkan alur yang saling terkait.
Menurut Satzinger (2012, p.228-231), Dalam melakukan pendekatan
SDLC, terdapat dua pendekatan yakni secara Traditional Predictive dan
pendekatan secara Adaptive.
1. Traditional Predictive approach
Dalam metode tradisional dapat diasumsikan bahwa dalam
setiap perancangan sistem dapat dilakukan secara berurutan,
dimana setiap fase memiliki hubungan dengan fase selanjutnya
dan setiap fase yang ada merupakan kegiatan yang saling
terkait, hal ini disebut dengan metode Waterfall .
Sumber : Satzinger (2012, p.229)
Gambar 2.5 Pendekatan Tradisional SDLC
Dalampraktek pendekatan secara tradisional, tidak adaakan
kembali. Hal ini dikarenakan dalam fase waterfall, tiap
kegiatan dapat dilakukan secara berurutan.
2. Newer adaptive approach
Dalam pendekatan baru secara adaptif, setiap kegiatan dari
tiap fase yang dilakukan akan dilakukan pengulangan hingga
35
projek perancangan selesai dibuat.Perancangan model baru
secara adaptif ini disebut juga dengaan Spiral Method.
Sumber : Satzinger (2012, p.230) Gambar 2.6 Metode Spiral
2.8.2Pendekatan Dalam Perancangan program
Dalam perancangan sistem menurut Satzinger (2012, p.237),
pendekatan dapat dilakukan dengan 2 metode yakni Tradisional dan
Berbasiskan Objek.
1. Pendekatan secara Struktur
Menurut Satzinger (2012, p.23-238)dalam pendekatan
tradisional yakni secara terstruktur menggunakan 3 teknik yakni
dengan teknik structured analysis, structured design, dan
structured programming.Teknik structured programming
merupakan pendekatanpemrogramandi manamasing-
masingmodul memilikisatu titikawal dantitik akhirdanmemiliki
urutan yang tetap. Structured design menyediakan pedoman dan
petunjuk dalam pembuatan program, bagaimana alur program
yang dibuat, serta mengorganisir sehingga program yang dibuaat
menjadi teratur, sedangkan structured analysis akan
mendefiniskan kebutuhan sistem berdasarkan struktur analisis
model.
36
Sumber : Satzinger (2012, p.237) Gambar 2.7 Pendekatan Struktur
2. Pendekatan berbasiskan Objek
Menurut Satzinger (2012, p.241), Object merupakan suatu
benda yang teredapat dalam komputer yang dapat merespon
pesan.Model merepresentasikan aspek penting dalam kehidupan
nyata.Object Oriented Analysis mendefinisikan semua objek
yang bekerja didalam sistem dan menunjukkan use caseapa
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Object
Oriented Design mendefinisikan semua tipe ojek yang
berkomunikasi dengan pengguna dan device dalam sistem,
menunjukkan bagaimana suatu objek berinteraksi dalam
penyelesaian tugas, dan membenarkan pengertian dari objek
menjadikan objek dapat diimplementasikan dalam suatu bahasa.
2.8.3Model Perancangan Sistem
Menurut Satzinger (2012, p.242), Perancangan sistem merupakan
fungsi yang perlu disediakan dalam merancang dan akan dijalankan sistem.
Dalam bentuk perancangan yang dapat digunakan yakni Event Table, Use
Case, Domain Class Diagram, Sequence Diagram, dan User Interface.
2.8.3.1Event Table
Menurut Satzinger (2012, p.159), Event Table merupakan
suatu katalog yang berisikan kejadian dari perancangan sistem. Dalam
37
Event Table tiap aktivitas dibuat secara berurutan berdasarkan setiap
kegiatan yang ada.
Sumber : Satzinger (2012, p.161)
Gambar 2.8 Event Table
2.8.3.2 Use Case
Menurut Satzinger (2012, p.69), Use Case merupakan
penggambaran sistem yang dibuat berdasarkan aktiviasnya dengan
user yang bersangkutan. Dalam use case sistem akan merespon pesan
dari user.
Sumber : Satzinger (2012, p.81) Gambar 2.9Use Case
Menurut Satzinger (2012, p.121)Use CaseDescription
mendeskripsikan secara detail proses-proses yang terdapat dalam Use Case.
38
Sumber : Satzinger (2012, p.123)
Gambar 2.10Use Case Description
Menurut Satzinger (2012, p.242), Use Case Model merupakan
kumpulan dari pemodelan yang digunakan dalam menangkap perancangan
sistem berdasarkan penggunaannya menggunakan pendekatan berdasarkan
objek.
Menurut Satzinger (2012, p.78) Use Case Diagram merupakan
suatumodel yang menggambarkan aktivitas yang menunjukkan apa saja yang
dilakukan oleh sistem, dimana aktivitas yang dilakukan berdasarkan apa
yang diminta oleh pengguna.
Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagramantara lain:
actor, use case, connecting line, serta system boundary.
39
Sumber : Satzinger (2012, p.81)
Gambar 2.11Use Case Diagram
2.8.3.3Activity Diagram
Menurut Satzinger (2012, p.125), Activity Diagram
menggambarkan aktivitas-aktivitas pengguna sistem yang ada secara
sekuensial dan berurutan sesuai dengan alur yang berjalan. Dengan
activity diagram suatu kegiatan yang kompleks akan dibuat menjadi
lebih terarah dan dibuat menjadi flow.
40
Sumber : Satzinger (2012, p.125)
Gambar 2.12 Activity Diagram
2.8.3.4Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger (2012, p.101), Classmengkategorikan suatu
objek, setiap objek akan mendeskripsikan class.Domain Class akan
mendeskripsikan objek dari domain, dan Class Diagram digunakan
untuk menunjukkan class dari objek yang berada pada sistem.
41
Sumber : Satzinger (2012, p.102)
Gambar 2.13 Class Diagram
Menurut Satzinger (2012, p.101), Class Diagram merupakan
suatu penggambaran objek dengan berdasarkan atribut yang ada
dalam objek tersebut dan dihubungkan antara satu dan yang lainnya.
2.8.3.5System Sequence Diagram
Menurut Satzinger (2012, p.127)System Sequence Diagram
merupakan penggambaran pemodelan perancangan sistem yang
menggambarkan diagram alur antara aktor eksternal dengan sistem
berdasarkan pada Use Case Diagram yang telah dibuat sebelumnya .
Sumber : Satzinger (2012, p.127)
Gambar 2.14System Sequence Diagram
42
2.8.3.6User Interface
Menurut Satzinger (2012, p.189), System Interface merupakan
bagian dari sistem informasi yang melibatkan proses input dan output
dimana proses tersebut membutuhkan interaksi dengan manusia.
Menurut Satzinger (2012, p.189), User Interface merupakan
bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dengan
pengguna sistem untuk membuat suatu proses input dan outputberupa
tampilan grafis.
Sumber : Satzinger (2012, p.203)
Gambar 2.15User Interface
Dari kedua pengertian mengenai sistem interface dan danuser
interface, dapat diambil kesimpulan bahwa user Interface merupakan
taapilan luar yang dapat dilihat dan dilakukan interaksi sistem yang
nantinya intergasi yang akan dilakukan akan dilakukan oleh
interfacesistem.
2.9 Tandan Buah Segar, CPO, dan Palm Kernel
Tandan Buah Segar (TBS) merupakan suatu bagian dari produksi kelapa
sawit yangmerupakan bahan baku awal yang nantinya akan diolah menjadi minyak
kasar CPO (Crude Palm Oil ) dan inti sawit (Palm Karnel).
43
Sumber : PT. RSI (2014)
Gambar 2.16 Hubungan TBS, CPO, dan PK
CPO (Crude Palm Oil) pada dasarnya merupakan minyak mentah dari hasil
pengolahan buah pada TBS (Tandan Buah Segar), CPO (Crude Palm Oil) inilah
yang menjadi komoditas berharga yang diincar oleh pengusaha sawit yang nantinya
dapat diolah menjadi sabun ataupun minyak goreng .
PK(Palm Kernel) atau inti sawit merupakan biji Endosperma (cangkang
pelindung inti) dan Embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kernel
ini dihasilkan dari pemisahan daging dan buah selama proses pengolahan di Pabrik
Kelapa Sawit.
2.10 Kerangka Pemikiran
Penulis mengerjakan penulisan ini dengan melakukan survey mengenai
proses bisnis berjaan perusahaan, setelah itu dilakukan pengambilan data yang
terbagi atas data primer dan data sekunder. Setelah diketahui proses bisnis dan letak
permasalahan sistem berjalan barulah dilakukan pencarian data terkait dengan masala
yang ada dilalam perusahaan.
Dalam data primer, selain menggunakan wawancara dan studi lapangan,
diambil pula data mengenai proses bisnis serta kegiatan dan data penjualan TBS
berdasarkan rentan waktu 3 tahun terakhir , data setruktur biaya pengadaan TBS.
Dalam data sekunder dilakukan penelitian mengenai analisa perusahaan
dengan mengacu kepada teori teori yang diambil dari sumber buku 5 tahun terakhir
dari skripsi ini dibuat.
Pengumpulan data ini dilakukan agar dapat ditemukannya acuan dalam
usulan pemecahan masalah. Lalu, dilakukan langkah perhitungan dengan
44
melakukananalisa data kebutuhan TBS perusahaan dengan melakukan
forecastingberdasarkan data 3 tahun sehingga mendapatkan hasil peramalan 1 tahun
kedepan, dilanjutkan dengan perhitungan biaya total dalam penyediaan barang 1
tahun berikutnya, setelah mendapatkan jumlah perkiraan untuk periode berkutnya,
selanjutnyadilakukan perhitungan mengenai persediaan, dimana nantinya hasil
perhitungan persediaan akan dibandingkan dan dijadikan acuan dalam proses
pemesanan bahan baku melalui sistem yang akan dirancang, laludilakukan tahap
perancangan sistem dengan melakukan pendekatan objek menggunakan beberapa
model perancangan sistem yakni Activity Diagram, Use Case, Class Diagram, dan
System Sequence Diagram, serta User Interface.
45
Sumber :Data Diolah Penulis (2014)
Gambar 2.17Kerangka Pemikiran
PT. Rohul Sawit Indutri
Data Permintaan CPO dan Palm Kernel Periode Januari 2011- Maret 2014
Perhitungan Peramalan
Linear Regression Moving Average
Weighted Moving Average Naive Method
Exponential Smoothing
Exponential Smoothing with Trend
Perhitungan dan Perbandingan MAD dan MSE yang terkecil
Pilih Efisiensi
Hasil Penelitian
Perhitungan persediaan dengan metode EOQ, P Model, Q Model, Min-Maxdan EOIsetahun
kedepan
Use Case Activity Diagram
SSD User Interface
Perancangan Sistem
Class Diagram
top related