am inventory mangement

12
STATEMENT OF AUTHORSHIP “Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.” Mata kuliah : Akuntansi Manajemen Judul Tugas : Inventory Management Tanggal : 21 Oktober 2015 Dosen : Dr.Theodora Winda Mulia No. Nama NRP Tanda tangan 1. Cherly Avioline 3123192 1. 2. 2. 3. Martha Ayu Monica 3133172 3. 4. Audizico Mahesa Maulana 3133194 4. 5. 5.

Upload: chelsea-rhesyana

Post on 10-Jul-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Am Inventory Mangement

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni

hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa

menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata

ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Mata kuliah : Akuntansi Manajemen

Judul Tugas : Inventory Management

Tanggal : 21 Oktober 2015

Dosen : Dr.Theodora Winda Mulia

No. Nama NRP Tanda tangan1. Cherly Avioline 3123192 1.

2. 2.

3. Martha Ayu Monica 3133172 3.

4. Audizico Mahesa Maulana 3133194 4.

5. 5.

Page 2: Am Inventory Mangement

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

INVENTORY MANAGEMENT

Oleh:Cherly Avioline / 3123192 / KP A

Martha Ayu Monica / 3133172 / KP B

Audizico Mahesa Maulana / 3133194 / KP B

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS SURABAYA

GASAL 2015-2016

Page 3: Am Inventory Mangement

A. KONSEP DASAR

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu

perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan

persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan

pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap

semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini

terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat

persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat

persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.

Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah

persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi

maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian persediaan

adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada

waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga

kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi,

yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik persediaan yang

terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan membengkaknya biaya

persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul biaya-biaya yang disebut

carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan memiliki persediaan yang

banyak, seperti :

a. biaya yang tertanam dalam persediaan,

b. biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang tertanam dalam

persediaan),

c. sewa gudang,

d. biaya administrasi pergudangan,

e. gaji pegawai pergudangan,

f. biaya asuransi,

g. biaya pemeliharaan persediaan,

h. biaya kerusakan/kehilangan,

Page 4: Am Inventory Mangement

Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya akibat

kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga karena

membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, tidak tersedianya produk jadi

untuk pelanggan.Jika tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan,

yaitu:

1. Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini

akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan.

2. Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan

mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan

memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada.

3. Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi

pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.

Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biaya-biaya

yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan pesanan

sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain : biaya

telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan pesanan, biaya

pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan

pemeriksaan bahan/barang.

B. APA YANG DIMAKSUD MANAGEMENT INVENTORY?

Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat

yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada

pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material

dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan

jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.

Tujuannya : memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen,memperlancar proses produksi, mengantisipasi kekurangan persediaan (stock out), dan dalam rangka menghadapi fluktuasi harga. 

Page 5: Am Inventory Mangement

C. MACAM-MACAM BIAYAa. Ordering Costs

biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak

penempatan pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut

antara lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan

pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya

penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.

b. Carrying Costs

Biaya yang berkaitan dengan penyimpanan atau penahanan persediaan sepanjang waktu

tertentu.

Carrying costs timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya ini sebagian

besar merupakan biaya penyimpanan ( secara fisik ), disamping pajak dan asuransi

barang yang di simpan

Contoh : Biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan dan biaya ruang penyimpanan.

c. Stockout Costs

Menurut Wignjosoebroto, stockout cost adalah biaya yang harus dikeluarkan sebagai

konsekuensi kekurangan atau kehilangan persediaan

Kalau menurut Fogarty, stockout terjadi apabila jumlah stok yang ada tidak dapat

memenuhi permintaan. Akibatnya kepercayaan konsumen menjadi berkurang atau

hilang. Kerugiaan ini bersifat intangible yang menyebabkan stockout cost sulit untuk

dihitung.

Contoh : penjualan yang hilang (baik saat ini maupun dimasa yang akan datang)

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK INVENTORY MANAGEMENT

1. Economic Order Quantity : Model Persediaan Tradisional

EOQ (Economic Order Quantity) adalah suatu model yang menyangkut tentang

pengadaan atau persediaan bahan baku pada suatu perusahaan. Setiap perusahaan

industri pasti memerlukan bahan baku demi kelancaran proses bisnisnya, bahan baku

tersebut diperoleh dari supplier dengan suatu perhitungan tertentu. Dengan

menggunakan perhitungan yang ekonomis tentunya suatu perusahaan dapat

menentukan secara teratur bagaimana dan berapa jumlah material yang harus

Page 6: Am Inventory Mangement

disediakan. Ketidakteraturan penjadwalan akan memberikan dampak pada biaya

persediaan karena menumpuknya persediaan di gudang. Dengan demikian

pengelolahan atau pengaturan bahan baku merupakan salah satu hal penting dan

dapat memberikan keuntungan pada perusahaan.

Asumsi Model EOQ

Dalam penentuan model EOQ terdapat beberapa asumsi-asumsi, diantaranya adalah:

a. Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan terlebih dahulu secara pasti

untuk penggunaan satu tahun atau satu periode.

b. Penggunaan bahan baku relatif stabil dalam satu tahun atau satu periode.

c. Harga bahan baku konstan selama periode tertentu.

d. Lead Time tetap.

e. Tidak terjadi stockout.

Asumsi-asumsi diatas dilakukan untuk mempermudah dalam perhitungan

penjadwalan pemesanan bahan dengan metode EOQ (Economic Order Quantity).

2. Reorder Point

yaitu jumlah persediaan tetap setiap kali pemesanan. ROP dilakukan bila persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi selama tenggang waktu (lead time = LT) pemesanan. ROP menghendaki pengecekan fisik/kartu catatan secara teratur

3. Period Order Quantity

Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai

pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ.

Dengan mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan

diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan interval periode

pemesanannya adalah setahun.

PenggunaanPOQ:

a. POQ digunakan sebagai pengganti EOQ, bila permintaan tidak uniform.

b. Formula EOQ digunakan untuk menghitung waktu antarpemesanan (economic

time between orders)

c. POQ = EOQ/Rata2 pemakaian per minggu

Page 7: Am Inventory Mangement

d. Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan oleh permintaan aktual,

sehingga akan menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).

4. Just In Time

Just In Time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk

aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atausuplier tepat pada waktu bahan itu

dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangatmenghemat bahkan

meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/stocking cost.

Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan

perusahaanyang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas,

serta perbaikan kinerja pengiriman.Perhitungan serta kerja sama yang baik antara

penyalur, pemasok dan bagian produksiharuslah baik. Keterlambatan akibat salah

perhitungan atau kejadian lainnya dapatmenghambat proses produksi sehingga dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Page 8: Am Inventory Mangement

Banyak perusahaan telah melihat Just In Time sebagai penyelamat perusahaan,

seperti penyelamatan dari keuntungan yang lamban, kualitas yang buruk, dan

produktivitas yang tidak efisiensi. Di sisi lain, Just In Time juga sering dipuji karena

efek menguntungkan pada moral karyawan dan harga diri, namun Just In Time juga

dapat menyebabkan perusahaan mengalami beberapa masalah. Dalam beberapa

kasus, Just In Time dapat memberikan keuntungan yang tidak sesuai dengan

ekspetasi perusahaan.

SOAL

Diskusikan batasan dan permasalahan yang mungkin dihadapi perusahaan ketika

mengimplementasikan metode Just In Time

JAWAB:

DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Carrying_cost

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/09/manajemen-persediaan-inventory.html

http://kuliah-manajemen.blogspot.co.id/2009/12/manajemen-persediaan.html

http://hendrasetyo.blogspot.co.id/2010/09/eoq-economic-order-quantity.html

https://rolandalpario.wordpress.com/2013/05/11/metode-just-in-time-dalam-akuntansi-manajemen/