inventory control management
Post on 26-Dec-2015
75 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Managemen persediaan FRSTRANSCRIPT
INVENTORY CONTROL
MANAGEMENT
(ANALISIS ABC, VEN, EOQ)
(Heru Sasongko, S.Farm., Apt)
Universitas Sebelas Maret
Selection
Procurement
Distribution
Use Management Support
UNSUR PENTING DALAM KOMPONEN MANAJEMEN OBAT
Seleksi
Distribusi
Pengadaan
Dukungan manajemen Organisasi Keuangan Manajemen Informasi SDM
Penggunaan
Inventory Control ?
Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.
Mengapa pengendalian persediaan sangat penting ?
* Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam persediaan. Pengendalian persediaan yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan kembali atas investasi.
* Pengendalian persediaan juga penting dalam menentukan stok yang benar
Inventory dapat berupa :
* barang mentah (raw material)
* barang setengah jadi (work in process)
* barang jadi (finished goods)
* barang pengemas (packaging materials)
Pengendalian Persediaan yang Efektif ?
Pengendalian persediaan yang efektif adalah
mengoptimalkan dua tujuan :
1. Memperkecil total investasi pada persediaan
2. Menjual/menyediakan berbagai produk yang benar untuk
memenuhi permintaan konsumen.
Hal ini dapat dicapai apabila dapat menentukan :
1. Berapa banyak suatu item barang akan dipesan pada suatu
waktu.
2. Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item tersebut.
3. Yang mana dari item-item tersebut perlu dilakukan
pengawasan.
Masalah Pengendalian Persediaan
Masalah klasik dari pengendalian persediaan
adalah bagaimana cara menyeimbangkan antara
pengaturan persediaan dengan biaya-biaya yang
ditimbulkannya.
Pertimbangan Biaya variabel :
1. Biaya penyimpanan
Biaya-biaya variabel yang berhubungan langsung dengan jumlah persediaan, seperti: biaya resiko kerusakan, kecurian, penerangan, keusangan, dll.
2. Biaya pemesanan
Biaya yang setiap kali harus ditnggung dalam pemesanan suatu bahan/barang, seperti: biaya telepon, pemrosesan pesanan, pemeriksaan penerimaan, pengiriman ke gudang.
3. Biaya penyiapan
Biaya yang harus ditanggung oleh RS dalam memproduksi suatu komponen apabila bahan-bahan tersebut tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri, seperti Biaya mesin-mesin tidak terpakai, persiapan tenaga kerja langsung, penjadwalan, ekspedisi.
4. Biaya kehabisan/kekurangan bahan Biaya ini terjadi apabila persediaan tidak
mencukupi terhadap permintaan atas bahan tersebut,
seperti: adanya biaya karena pemesanan khusus,
biaya kegiatan administrasi, kehilangan pelanggan,
dll.
Dalam hal ini, perlu dilakukan pengendalian jumlah
persediaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara
yang paling ekonomis dan meminimalkan total biaya
persediaan.
Tujuan Inventory Control
Tujuan dari persediaan yang paling penting :
Melindungi dari kerugian.
Persediaan dapat melindungi dari berbagai fluktuasi dari permintaan dan penawaran. Jika distribusi obat dari supplier terlambat atau permintaan tiba-tiba meningkat seperti pada kasus penyakit epidemik tertentu, maka sistem persediaan yang baik dapat melindungi persediaan dari stok kosong.
Membuat sistem pengadaan/ manufaktur.
Harga unit-unit dari obat dengan sistem manufaktur biasanya lebih rendah, dan hal tersebut dihasilkan dari sistem persediaan yang baik.
Tujuan Inventory Control (contn)
Meminimalkan waktu tunggu.
Sistem persediaan dapat meningkatkan ketersediaan obat secara optimal, sehingga pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.
Meningkatkan efisiensi transportasi.
Biaya transportasi akan meningkat jika tidak ada sistem persediaan atau stok.
Mengantisipasi fluktuasi.
Fluktuasi akan permintaan sulit untuk diprediksi. Sistem inventori dapat mengantisipasi kenaikan permintaan yang tidak menentu.
Model-Model Pengendalian
Persediaan
Ada beberapa model sistem pengendalian
persediaan yaitu :
1. Model ABC
2. Model EOQ
3. Model VEN
4. Model JIT
Model ABC (Always Better Control)
Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin persediaan dan pelayanannya kepada pasien. Salah satu pengendalian persediaan adalah dengan model ABC atau analisis pareto. Analisi ABC ini menekankan kepada persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif tinggi atau mahal, seperti pada bagan berikut ini :
Kel Jumlah item Jumlah nilai
A 20% 75%
B 30% 20%
C 50% 5%
100% 100%
ANALISA ABC
80
75 Klas A
60
50
40
30
Klas B
20
10
Klas C
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% item persediaan
%
Biaya
Pema
kaian
Sistem analisis ABC ini berguna dalam sistem
pengelolaan obat, yaitu dapat menimbulkan
frekuensi pemesanan dan menentukan prioritas
pemesanan berdasarkan nilai atau harga obat.
ANALISA ABC
Digunakan untuk:
1. Mengurangi persediaan (inventory) dan biaya
dg mengatur pembelian yg lebih sering dan
pengiriman dlm jumlah lebih sedikit untuk
obat kelas A
2. Mencari penurunan harga yg besar untuk obat
klas A dan penyimpanan harus diperhatikan
3. Kontrol yg ketat oleh staf, dan adanya
pengertian bahwa order yg besar untuk klas
A harus dicatat secara ketat
Standar Pemesanan
Dasar pemesanan kembali:
1. Minimum and maximum stock levels
2. Consumption-based reordering formula
Minimum and maximum stock
levels
Dalam inventory control, dasar reorder dengan parameter:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
3. Procurement period, time until the next order will be place (PP)
4. Stock on hand in inventory (S1)
5. Stock now on order from supplier but not yet received (S0)
6. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
Rumus mathemetic Smin
dan Smax
Safety Stock (SS)
SS = (LT x CA)
Smin (Stok minimum)
Smin = (LT x CA) + SS
= 2 SS
Smax (stok maksimum)
Smax = Smin + (PP x CA)
An example of minimum maximum level
calculations is a case in which in the lead
time for tetracyclin capsules is two months,
the average monthly consumption is 1,000
capsules, and additional safety stock
allocated is 2,000 capsules. For a
procurement period of six months, the Smin
& Smax quantity would be set:
Smin = (2 x 1,000) + 2,000 = 4,000 capsules
Smax = 4,000 + (6 x 1,000) = 10,000 capsules
Jika kondisi stok dibawah stok level
minimum, maka perhitungan order quantity
dirumuskan:
Qo = (Smax + SB)-(S1+So)
Sebagai contoh diatas, tetracyclin yang
tersedia di stok 3,000 dan pesanan yg belum
datang 2,000, dan tidak ada permintaan dari
pelayanan, maka
Qo = (10,000 + 0) (3,000 + 2,000)
Qo = 5,000
ECONOMIC ORDER
QUANTITY
(EOQ)
Model EOQ (Economic Order Quantity)
Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta besarnya fasilitas yang harus dibangun, sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun dilain pihak biaya pemesanan dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Ini berarti perlu adanya optimalisasi agar tercapai kesetimbangan antara membangun persediaan serta biaya distribusi dan pemesanan.
Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan dalam rumus Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity / EOQ)
EOQ = 2 Co S EOI = 2 Co
Cm . U Cm . U S
Dimana Co : Cost per Order (sekali Pesan)
Cm : Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun
S : Jumlah permintaan setahun
U : Cost per unit
Gambar. Economic Order Quantity
EOQ
Teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal, mudah digunakan
Ada beberapa asumsi:
1. Tingkat permintaan diketahui & bersifat konstan
2. Lead time, waktu antara pemesanan & penerimaan pesanan, diketahui dan bersifat konstan
EOQ
3. Persediaan diterima dengan segera persediaan yg dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu
4. Tidak mungkin diberikan diskon
5. Biaya variabel yg muncul hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu
6. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yg tepat.
Gambar Penggunaan persediaan sepanjang waktu
Q
0
Jumlah yg
dipesan
(persediaan
maksimal)
Persediaan
minimum
Reorder Point
Saat pemesanan dilakukan, yg di