alasan ring piston dan perlakuan

6

Click here to load reader

Upload: herawan-eva-k

Post on 28-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ring piston

TRANSCRIPT

Page 1: Alasan Ring Piston Dan Perlakuan

Alasan Ring piston dan perlakuan

1. Sifat Ring piston

Ring piston sepeda motor 4 Tak dan 2 Tak mempunyai parameter-parameter sebagai

berikut:

a) Toughness ( Ketangguhan )

b) Elasticity (Elastisitas)

c) Corrosion Resistance (Tahan Karat)

d) Surface Treatment Characteristics (Karakteristik perlakuan pada permukaan)

Gambar 2.2. Urutan memasang ring piston ( Yamagata, H, 2005 )

2. Bahan Ring Piston.

Besi cor memiliki sifat yang dibutuhkan ring piston yaitu : tahan panas, bahan memiliki

pelumasan yang baik / Self-lubrication, bahan dapat di proses mesin dengan baik

(Yamagata. H, 2005).

3. Pelakuan Panas

Perlakuan Panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan jalan mengubah

struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan.

Page 2: Alasan Ring Piston Dan Perlakuan

Keberhasilan perlakuan panas pada baja didominsi struktur mikro martensit

dipengaruhi oleh tiga factor, yaitu (1) komposisis paduan, ( jenis dan karakter dari media

quenching dan ( 3) ukuran dan bentuk dari benda specimen. ( Callister, 2007 ).

Proses perlakuan panas untuk besi cor nodular dengan metoda austempering bertujuan

untuk menghasilkan mikrostruktur yang kuat serta ulet dan mempunyai ketahanan aus yang baik,

dengan tahap proses, yaitu :

1. Proses Austenisasi

Adalah proses pemanasan material besi cor sampai pada daerah austenit, yaitu

daerah dengan temperatur antara 845 – 925oC (ASM vol.1, 2005 ). Keseluruhan fasa

material akan diubah ke dalam austenite dan feritik, dimana atom – atom karbon akan

larut interstiti pada struktur FCC pada permukaan sampel sampai pada kedalaman

tertentu. Masuknya atom – atom karbon (C) secara interstiti ke dalam struktur kristal

logam pada temperatur austenit disebut proses difusi.

2. Proses Penahanan (holding time)

Adalah proses homogenisasi (penyeragaman) dari komposisi fasa austenit, yaitu

waktu penahanan pada daerah austenit selama periode waktu tertentu dan bertujuan untuk

menjamin diperolehnya keseragaman fase austenit (complete austenitization).

3. Proses Quenching

Adalah proses pendinginan dari material yang telah selesai menjalani proses

austenisasi. Proses quenching dilakukan dengan jalan pencelupan ke dalam media

pendingin secara cepat. Laju pendinginan selama tahap ini sangat penting karena

menentukan mikrostruktur matrik dari baja yang akan di austemper pencelupan lambat

akan menghasilkan pearlite, ini biasa terjadi pada benda coran. Derajat dimana bainit

dapat dicapai selama laju panas iso termal untuk menghindari pearlite atau martensit

dikenal sebagai pengerasan bainit pada paduan (Samsudi Raharjo. 2007).

4. Proses Austempering

Adalah proses transformasi isothermal untuk mendapatkan struktur ausferit, yaitu

matrik yang terdiri dari acicular ferit dan austenit stabil dengan kandungan karbon 2%. Proses

austempering dilakukan dengan perendaman dan penahanan material (soaking) dalam media

pendingin yang berupa media oli SAE 75-90 pada daerah temperatur konstan. Biasanya

temperatur austempering yang digunakan berkisar antara 232 – 400oC bila diatas temperatur itu,

akan terbentuk martensit (Ms). Tempertur austempering merupakan parameter terpenting untuk

Page 3: Alasan Ring Piston Dan Perlakuan

menentukan sifat mekanik besi ulet austemper ; temperature austemper tinggi ( 350 - 400 oC)

mengkasilkan keuletan dan ketangguhan yang tinggi, dan kekuatan luluh dan kekuatan tarik yang

lebih rendah, sedangkan temperature austemper rendah ( 250 – 300 oC) menghasilkan kekuatan

luluh dan kekuatan tarik yang tinggi, katahanan aus yang tinggi dan ketangguhan dan keuletan

serta ketangguhan lebih rendah ( Smallman. R.E, Bishop. R.J., 1999 ).

5. Proses Air Cooling (pendinginan udara)

Adalah proses terakhir yang dilakukan, yaitu dengan mengeluarkan material dari

rendaman media oli dan didinginkan pada temperatur ruangan. Dari diagram fasa Fe-C

seperti Gambar 2.8 diperoleh hubungan antara temperatur dengan fasa yang terbentuk

pada proses perlakuan panas.

Gambar 2.8. Diagram Kesetimbangan Fasa Fe – C (Callister, 2007)

Page 4: Alasan Ring Piston Dan Perlakuan
Page 5: Alasan Ring Piston Dan Perlakuan