akt perilaku bab 3

11
 BAB 3 KONSEP KEPERILAKUAN DARI ASPEK PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL Dalam bab ini pergeseran fokus dari sosiologis ke faktor psikologis dan sosial psikologis yang paling relevan dengan peril aku akunta n. Fakto r-fak tor ini termasuk sikap dan perubahan sikap, motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian. SIKAP Sikap mempelajari kecenderungan untuk merespon secara konsisten menguntungkan atau tidak menguntun gkan terhadap orang, objek, ide, atau situa si. Istilah objek sikap diguna kan untuk menggabungkan semua objek ke arah mana seseorang akan bereaksi. Sebagai contoh, suatu sikap objek pada orang (Mr Franklin, pengendali perusahaan), orang yang abstrak (tuan tanah), sebuah kebijakan perusahaan, konsep abstrak, atau kelompok sosial. Hal ini pent ing untuk me mper hat ikan defi ni si bahwa suatu si kap adalah suatu kecenderungan untuk merespon, bukan respon itu sendiri. Sikap bukan perilaku, tetapi lebih, mewakili sebuah kes iapan unt uk tindakan atau per ila ku. Deng an demiki an, sikap ada lah  penggerak dan memandu perilaku. Sikap dipelajari, baik, dan sulit untuk berubah. Orang-orang mendapatkan sikap dari pengalaman pribadi, orang tua, teman sebaya, dan kelompok sosial. Setelah belajar, sikap menjadi bagian yang berdiri dari kepribadian seseorang dan membantu menjelaskan konsistensi perilaku. Perilaku akuntan perlu mengetahui tentang sikap untuk memahami dan memprediksi  perilaku. Ada banyak cara dimana perilaku akuntan mungkin menggunakan sikap. Perhatikan, misalnya, dua perusahaan, Y dan Z, yang berencana untuk merger. Lini  produk mereka, metode bisnis, struktur keuangan, dan sejarah pendapatan adalah sama dan kompatibel. Dalam rangka mencapai merger sehalus mungkin, itu akan membantu  jika dua tim manajemen berbagi filosofi bisnis yang sama dan mengatur sikap. Jika tim manajemen Kantor Kantor Y dan Z melihat bisnis berbeda dan memiliki kecenderungan untuk merespon kejadian berdasarkan persepsi yang bertentangan, konflik kemungkinan akan menjelaskan hubungan antara manajer di perusahaan baru. Namun, jika perbedaan dalam menentukan sikap ditemukan awal, maka strategi dapat dikembangkan untuk  mendamaikan sikap dua tim manajemen. Hal ini akan memperbaiki kemungkinan konflik dan meningkatkan keberhasilan perusahaan baru. Perilaku akuntan juga mungkin ada ketertarikan pada sikap karyawan terhadap  paket kompensasi yang diajukan, sikap auditor internal terhadap pengenalan paket software baru, dan sikap pelanggan terhadap perubahan kemasan produk. KOMPONEN SIKAP Sikap memiliki komponen kognitif, emosional, dan perilaku. Komponen kognitif  terdiri dari ide-ide, persepsi, dan keyakinan tentang objek sikap. Hal ini juga mengacu  pada satu informasi memiliki tentang obyek sikap dan stereotip atau generalisasi (apakah akurat atau tidak akurat). Misalnya, komponen sikap kognitif terhadap komputerisasi kemungkinan bahwa "bisnis kita tidak cukup besar untuk mengambil keuntungan dari komputer" atau "waktu yang dihemat dalam pengolahan data hilang dalam pelatihan, entri data, dan kemacetan output." Komponen emosional atau "afektif" merujuk pada perasaan seseorang terhadap objek sikap. positif perasaan termasuk kesukaan, perhatian, atau empati. Perasaan negatif, termasuk tidak suka, takut, atau jijik. Misalnya: "Saya akan senang untuk   bekerja pada komputer" atau "komputer itu membuat saya merasa canggung dan tidak nyaman." Komponen perilaku mengacu pada bagaimana seseorang dapat bereaksi terhadap obyek sikap. Misalnya: "Jika perusahaan komputerisasi ini, saya akan berhenti" atau ". Segera setelah itu paket perangkat lunak baru yang tersedia, saya ingin belajar   bagaimana menggunakannya". KEPERCAYAAN, PENDAPAT, NILAI, DAN KEBIASAAN Tekait erat dengan konsep sikap kepercayaan, pendapat, nilai-nilai dan kebiasaan. Secara umum, keyakinan dapat didefinisikan sebagai komponen kognitif  

Upload: fixs2002

Post on 16-Jul-2015

283 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 1/10

 

BAB 3 KONSEP KEPERILAKUAN

DARI ASPEK PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL

Dalam bab ini pergeseran fokus dari sosiologis ke faktor psikologis dan sosial psikologis

yang paling relevan dengan perilaku akuntan. Faktor-faktor ini termasuk sikap dan perubahan

sikap, motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian.

SIKAP

Sikap mempelajari kecenderungan untuk merespon secara konsisten menguntungkan atautidak menguntungkan terhadap orang, objek, ide, atau situasi. Istilah objek sikap digunakan

untuk menggabungkan semua objek ke arah mana seseorang akan bereaksi. Sebagai contoh,

suatu sikap objek pada orang (Mr Franklin, pengendali perusahaan), orang yang abstrak (tuantanah), sebuah kebijakan perusahaan, konsep abstrak, atau kelompok sosial.

Hal ini penting untuk memperhatikan definisi bahwa suatu sikap adalah suatu

kecenderungan untuk merespon, bukan respon itu sendiri. Sikap bukan perilaku, tetapi lebih,

mewakili sebuah kesiapan untuk tindakan atau perilaku. Dengan demikian, sikap adalah penggerak dan memandu perilaku.

Sikap dipelajari, baik, dan sulit untuk berubah. Orang-orang mendapatkan sikap

dari pengalaman pribadi, orang tua, teman sebaya, dan kelompok sosial. Setelah belajar,sikap menjadi bagian yang berdiri dari kepribadian seseorang dan membantu

menjelaskan konsistensi perilaku.

Perilaku akuntan perlu mengetahui tentang sikap untuk memahami dan memprediksi perilaku. Ada banyak cara dimana perilaku akuntan mungkin menggunakan sikap.

Perhatikan, misalnya, dua perusahaan, Y dan Z, yang berencana untuk merger. Lini

 produk mereka, metode bisnis, struktur keuangan, dan sejarah pendapatan adalah samadan kompatibel. Dalam rangka mencapai merger sehalus mungkin, itu akan membantu

 jika dua tim manajemen berbagi filosofi bisnis yang sama dan mengatur sikap. Jika tim

manajemen Kantor Kantor Y dan Z melihat bisnis berbeda dan memiliki kecenderungan

untuk merespon kejadian berdasarkan persepsi yang bertentangan, konflik kemungkinanakan menjelaskan hubungan antara manajer di perusahaan baru. Namun, jika perbedaan

dalam menentukan sikap ditemukan awal, maka strategi dapat dikembangkan untuk 

mendamaikan sikap dua tim manajemen. Hal ini akan memperbaiki kemungkinankonflik dan meningkatkan keberhasilan perusahaan baru.

Perilaku akuntan juga mungkin ada ketertarikan pada sikap karyawan terhadap

  paket kompensasi yang diajukan, sikap auditor internal terhadap pengenalan paketsoftware baru, dan sikap pelanggan terhadap perubahan kemasan produk.

KOMPONEN SIKAP

Sikap memiliki komponen kognitif, emosional, dan perilaku. Komponen kognitif 

terdiri dari ide-ide, persepsi, dan keyakinan tentang objek sikap. Hal ini juga mengacu pada satu informasi memiliki tentang obyek sikap dan stereotip atau generalisasi(apakah akurat atau tidak akurat). Misalnya, komponen sikap kognitif terhadap

komputerisasi kemungkinan bahwa "bisnis kita tidak cukup besar untuk mengambil

keuntungan dari komputer" atau "waktu yang dihemat dalam pengolahan data hilangdalam pelatihan, entri data, dan kemacetan output."

Komponen emosional atau "afektif" merujuk pada perasaan seseorang terhadap

objek sikap. positif perasaan termasuk kesukaan, perhatian, atau empati. Perasaan

negatif, termasuk tidak suka, takut, atau jijik. Misalnya: "Saya akan senang untuk   bekerja pada komputer" atau "komputer itu membuat saya merasa canggung dan tidak 

nyaman."

Komponen perilaku mengacu pada bagaimana seseorang dapat bereaksi terhadapobyek sikap. Misalnya: "Jika perusahaan komputerisasi ini, saya akan berhenti" atau ".

Segera setelah itu paket perangkat lunak baru yang tersedia, saya ingin belajar 

 bagaimana menggunakannya".

KEPERCAYAAN, PENDAPAT, NILAI, DAN KEBIASAAN

Tekait erat dengan konsep sikap kepercayaan, pendapat, nilai-nilai dan

kebiasaan. Secara umum, keyakinan dapat didefinisikan sebagai komponen kognitif 

Page 2: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 2/10

 

sikap. Keyakinan mungkin didasarkan pada bukti ilmiah, prasangka, atau pada intuisi.

Apakah atau tidak yakin sesuai dengan fakta-fakta tidak mempengaruhi potensi atas

kepercayaan untuk membentuk sikap atau mendorong perilaku. Orang akan bertindak sama seperti satu dengan pikiran dan penuh semangat terhadap kepercayaan takhayul

mereka karena akan menyebabkan keyakinan ilmiah.

Seorang individu mungkin memiliki keyakinan yang tidak berhubungan banyak tentang objek sikap. Misalnya, seseorang mungkin percaya bahwa buku perangkat lunak 

adalah "menarik," "yang ditulis dengan buruk," dan "berguna." Tidak perlu ada harmoni

antara keyakinan, sikap, dan perilaku utama. Misalnya, keyakinan bahwa sebuah buku"menarik" tidak berarti bahwa seseorang cenderung ke arah "kesukaan" buku panduan

atau bahwa ia akan bertindak satu atau cara lain dalam arah itu.

Pendapat kadang-kadang didefinisikan sebagai sinonim untuk baik sikap dan

keyakinan. Umumnya, bagaimanapun, pendapat dipandang sebagai konsep sempit sikap.Seperti kepercayaan, pendapat yang terkait dengan komponen kognitif sikap dan peduli

dengan bagaimana seseorang menilai atau mengevaluasi objek. Seperti penilaian

dianggap benar, pendapat hadir melalui beberapa proses intelektual, meskipun tidak 

harus berdasarkan bukti yang kuat atau bukti.  Nilai adalah tujuan hidup yang penting dan standar perilaku. Mereka adalah

sentimen yang mendalam dan fundamental di mana orang menyesuaikan diri dengantujuan yang lebih tinggi dan dengan mereka membedakan apa yang berharga dan indah,

dari apa yang kotor dan melanggar. Misalnya, satu mungkin kekayaan nilai, prestasi,

kebebasan, dan menghormati diri sebagai tujuan utama. Nilai ini adalah nilai dari 'sikap

 pengaruh dan, kemudian, perilaku. Nilai adalah unsur yang paling penting di antara dansentral dalam pembentukan sikap.

 Nilai adalah lebih umum dari sikap. Sikap terkait untuk obyek tertentu seperti

kebijakan perusahaan, orang atau situasi, nilai tersebut tidak terkait dengan objek tunggal. Sebagai contoh, perhatikan orang-orang yang menghargai prestasi dan

kesetaraan, tetapi dihadapkan dengan situasi manajer yang cenderung untuk menghargaidan mempromosikan "kesukaan" dari bawahan mereka jelas lebih kompeten. Orang inimungkin memiliki sikap "efek negatif terhadap perilaku, menunjukkan pekerjaan yang

  buruk, dan untuk memulai produktivitas. Nilai-nilai inti sikap sangat positif. Namun,

kondisi telah menyebabkan perkembangan sikap negatif terhadap situasi yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Kebiasaan adalah tanpa disadari, otomatis, dan pengulangan pola dari respon

 perilaku. Mereka berbeda dari sikap, bahwa sikap bukanlah perilaku.

FUNGSI SIKAP

Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman, kepuasan, kebutuhan, pertahanan, dannilai-nilai ekspresi. Memahami, atau pengetahuan, membantu seseorang memberi makna, atau

"masuk akal" dari, peristiwa dengan situasi baru. Dengan demikian, sikap yang memungkinkan

seseorang untuk menilai situasi baru dengan cepat. Tanpa perlu mengumpulkan semua informasi

yang relevan tentang situasi, misalnya, pembukaan dari penipuan yang luas di perusahaan besar dipahami oleh sebagian mengacu pada sikap yang ada "korupsi merajalela di tempat-tempat

tinggi." Orang lain mungkin bereaksi terhadap fakta-fakta dalam keyakinan.

Sikap juga melayani, utilitarian atau kebutuhan untuk memenuhi fungsi. Orangcenderung untuk membentuk sikap positif terhadap objek yang memenuhi dan sikap negatif 

terhadap hal-hal yang menghambat kebutuhan mereka. Sebuah empati dapat membentuk sikap

 positif atau negatif terhadap yang diusulkan

Pembentukan dan Perubahan Sikap

 Pembentukan sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap terhadap suatu obyek dari

yang belum ada sebelumnya.  Perubahan sikap merujuk pada penggantian satu sikap baru dariyang sudah ada sebelumnya.

Sikap dibentuk berdasarkan atas faktor psikologis, kepribadian dan sosial. Faktor 

 psikologis dan genetis bisa menciptakan kecenderungan terhadap pengembangan sikap-sikaptertentu. Sebagai misal, faktor genetik bisa mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang, yang

Page 3: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 3/10

 

mana pada gilirannya bisa mempengaruhi pembentukan sikap-sikap terhadap orang lain,

 pekerjaan dan kerjasama.

Cara yang paling fundamental bagaimana sikap itu terbentuk adalah melalui pengalaman  pribadi secara langsung dengan suatu obyek. Pengalaman yang menyenangkan atau tidak 

menyenangkan pada obyek-obyek tertentu, dan peningkatan stereotip-stereotip adalah contoh-

contoh dari faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi penyusunan sikap-sikap.Kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi pembentukan sikap mencakup pengaruh

orang tua dan teman, sekolah dan gereja, kelompok golongan, dan media massa. Sebagai misal,

teman, iklan-iklan televisi atau tingkah laku selebriti bisa mempengaruhi pekembangan sikapterhadap film-film, mobil-mobil atau makanan baru.

Seringkali, para manajer tertarik untuk merubah sikap seseorang menjadi perilaku yang

dikehendaki. Pada bab selanjutnya, beberapa teori tentang perubahan sikap akan dibahas secara

ringkas.

TEORI-TEORI TENTANG PERUBAHAN SIKAP

Setiap hari kita “dibombardir” dengan pesan-pesan yang didesain untuk merubah sikap-

sikap dan perilaku kita . Radio, televisi, billboard, iklan-iklan surat kabar dan daya tarik seseorang, memaksa kita untuk memutuskan satu jalan tertentu, yaitu membeli produk itu, lebih

 bersimpati terhadap penyebab-penyebab khusus dan sebagainya. Teori-teori tentang perubahansikap akan membantu kita memprediksi mana daya tarik yang paling efektif, sikap- sikap yang

mana yang cenderung berubah sebagai akibat dari daya tarik, dan kondisi-kondisi dimana suatu

daya tarik tidak efektif.

Perlu kita ingat bahwa sikap- sikap bisa berubah tanpa adanya dorongan dari luar.Sebagai misal, jika seseorang disuguhi informasi baru tentang suatu obyek, perubahan sikap bisa

terjadi. Seorang karyawan yang loyal yang mempelajari bahwa para staf keuangan tingkat atas

dari perusahaannya telah mengkorupsi dana selama beberapa tahun yang lalu, hal ini bisamerubah kecenderungannya terhadap perusahaan, para eksektutif secara umum dan pekerjaan itu

sendiri.

Teori Stimulus-Respon dan Penguatan

Teori stimulus-respon dan penguatan tentang perubahan sikap memfokuskan pada

  bagaimana orang merespon sebuah stimuli / dorongan tertentu. Respon-respon cenderung berulang-ulang jika mendapat penghargaan atau penguatan. Teori-teori ini menempatkan lebih

 banyak menekankan pada komponen stimulus daripada pada respon. Sebagai misal, pesan-pesan

yang persuasif seringkali digunakan sebagai stimulus dalam upaya untuk merubah sikap.

Komunikator harus menyadari bahwa agar pesan menjadi efektif, maka pesan tersebut harusmenarik perhatian audien target, dia harus dipahami oleh audien dan harus diterima. Yang

 penting adalah bahwa penghargaan atau insentif untuk merespon stimulus lebih kuat daripada

insentif tanpa perubahan sikap.

Teori Penilaian Sosial 

Teori penilaian sosial dari perubahan sikap mengambil sebuah pendekatan perseptual.Teori ini menganggap perubahan sikap lebih sebagai hasil dari perubahan tentang bagaimana

orang menerima suatu obyek daripada sebagai hasil dari perubahan keyakinan terhadap obyek 

tersebut. Teori ini berpendapat bahwa kita bisa menciptakan perubahan-perubahan kecil didalam

sikap individual jika kita mengetahui tentang struktur saat ini dari sika-sikap seseorang tersebutdan jika kita menciptakan pendekatan dengan cara yang sedikit mengancam. Sebuah asumsi

yang mendasarinya adalah bahwa suatu upaya untuk menyebabkan sebuah perubahan besar 

dalam sikap cenderung gagal karena tingkat perubahan akan terlalu tidak nyaman bagi subyek.

Tetapi suatu perubahan kecil pada sikap dimungkinkan jika kita mengetahui batasan-batasan dari perubahan yang bisa diterima. Sebagai misal, seorang anggota dari sebuah asosiasi profesional

mungkin akan menolak permintaan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dari Political ActionKomite (PAC atau Komite Pelaksana Politik) karena adanya suatu kecenderungan negatif 

terhadap keterlibatan dalam politik. Meski demikian, bahwa anggota yang sama tadi mungkin

diyakinkan untuk memberikan sedikit kontribusi pada PAC dari asosiasi tersebut.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu pesan persuatif adalah pertentangan antara posisi yang didukung oleh komunikator (penghubung eksternal atau titik 

Page 4: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 4/10

 

acuan) dengan sikap subyek saat ini (penghubung internal atau titik acuan). Jika posisi

komunikator terlalu jauh dari penghubung internal, maka hasil kebalikannya yang mungkin

timbul, yaitu sikap tidak akan berubah. Jika posisi komunikator lebih dekat dengan penghubunginternal, maka asimilasi akan terjadi karena subyek tersebut tidak menerima komunikasi

 persuasif karena ekstrim atau menakutkan, akan mengevaluasi pesan secara positif, dan mungkin

merubah sikapnya.

Teori Konsistensi dan Perselisihan

Beberapa teori tentang perubahan sikap berasumsi bahwa orang berusaha untuk mempertahankan sebuah konsistensi atau kesamaan antara sikap dan perilaku mereka. Teori-

teori ini menekankan pada pentingnya pemikiran-pemikiran dan keyakinan-keyakinan yang

 penting. Teori-teori tersebut memandang perubahan sikap sebagai suatu proses yang rasioal dan

kognitif dengan mana orang-orang, saat dibuat sadar tentang inkonsistensi antara sikap dan  perilaku, akan termotivasi untuk memperbaiki inkonsistensi dengan merubah sikap maupun

 perilaku. Sebuah asumsi yang mendasari teori-teori semacam itu adalah bahwa orang tidak bisa

mentolerir ketidakkonsistentian.

Teori konsistensi berpendapat bahwa hubungan antara sikap dan perilaku adalahseimbang ketika tidak ada tekanan kognitif didalam sistem tersebut. Sebagai misal, jika Bob

menyukai Jim, dan baik Bob maupun Jim menyukai Henry, maka kondisi harmonis akantercipta. Hubungan tidak seimbang atau tidak konsisten jika Bob tidak menyukai Jim, dam baik 

Bob maupun Jim menyukai Henry. Secara umum, keseimbangan dan konsistensi muncul jika

ketiga hubungan tersebut positif, atau jika dua negatif dan satu positif. Kondisi tidak seimbang

atau tidak konsisten muncul ketika ketiga hubungan tersebut negatif, atau jika dua positif dansatu negatif.

Dengan menggunakan sebuah contoh bisnis, teori tersebut berpendapat bahwa tekanan

akan muncul jika pengontrolan perusahaan baru (P), aktivis anti nuklir, menemui wakil presiden produksi (O), yang menyarankan lebih banyak riset tentang energi nuklir dan senjata nuklir. Baik 

P maupun O menyukai pendekatan yang sentralistik dalam membuat keputusan untuk  perusahaan (X). Ketidakseimbangan dan ketidakkonsistenan disebabkan oleh ketidaksukaan Pterhadap O, dan kenyataan bahwa P dan O mendukung X. Teori tersebut mengatakan bahwa

kekuatan-kekuatan psikologis akan dibangkitkan untuk mendapatkan suatu kondisi yang

seimbang.Teori ketidaksesuaian adalah suatu variasi dari teori konsistensi. Teori tersebut berkaitan

dengan hubungan antara elemen-elemen kognitif (yaitu informasi, keyakinan dan pemikiran-

 pemikiran bahwa orang mengerti diri mereka sendiri).   Ketidaksesuaian kognitif terjadi ketika

seseorang memiliki dua pandangan yang bertentangan. Sebagai misal, jika Bob Larsonmenganggap dirinya sebagai seorang karyawan yang bertanggung jawab dan berdedikasi, maka

akan menciptakan ketidaksesuaian jika dia melewatkan sebuah petemuan penjualan yang penting

untuk mengambil keuntungan dari suatu penjualan pakaian akhir tahun.Teori tersebut mengatakan bahwa ketidaksesuaian memotivasi orang untuk mengurangi

atau mengeliminir ketidaksesuaian tersebut. Ini diasumsikan bahwa karena ketidaksesuaian

secara psikologis tidak menyenangkan, maka orang berusaha menghindarinya. Ketidaksesuaian berkurang dengan berkurangnya jumlah, atau tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang tidak 

sesuai tersebut. Sebagai misal, Bob Larson mungkin mengutamakan pentingnya pertemuan-

 pertemuan penjualan yang penting, meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia telah mendapatkan

semua informasi penting dan kehadirannya tidak benar-benar dibutuhkan. Atau, dia bisameningkatkan tingkat partisipasinya dalam bidang yang lain dengan melakukan upaya-upaya

yang spesial untuk menunjukkan keterlibatannya dalam menganggarkan penjualan. Langkah

ketiga untuk mengurangi untuk mengurangi ketidaksesuaian adalah merubah satu dari elemen-

elemen yang tidak sesuai tersebut sehingga tidak ada lagi ketidakkonsistenan. Dalam hal ini, Bobmungkin merubah persepsinya sehingga dia tidak lagi mendefinisikan dirinya sebagai orang

yang bertanggungjawab dan berdedikasi.

Teori Penerimaan Diri

Teori penerimaan diri mengatakan bahwa orang-orang mengembangkan sikapnya

  berdasarkan pada bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku mereka.Dengan kata lain, teori tersebut mengatakan bahwa sikap tidaklah menentukan perilaku,

Page 5: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 5/10

 

melainkan sikap terbentuk setelah perilaku muncul agar sikap tersebut sesuai dengan perilaku.

Sesuai dengan teori ini, sikap akan berubah hanya setelah perilaku berubah. Perilaku yang akan

 pertama kali berubah, sikap mengikutinya.Teori-teori fungsional  dari perubahan sikap mengatakan bahwa sikap berperan untuk 

memenuhi kebutuhan seseorang, sebagaimana dibahas dalam bab sebelumnya. Untuk merubah

sikap, kita harus menemukan apa yang dibutuhkan dan mengembangkan stimuli didasarkan ataskebutuhan-kebutuhan itu.

MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang mangawali tindakan yang sadar dan bermakna. Motivasi

adalah kunci untuk mengawali, mengendalikan, mendukung dan mengarahkan perilaku. Motivasi

 juga berkaitan dengan reaksi subyektif yang muncul selama proses ini.

Motivasi adalah sebuah konsep yang penting untuk membahas masalah perilaku karenaefektivitas organisasi tergantung pada orang-orang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan apa

yang diharapkan mereka untuk melakukannya. Para akuntan manajer dan perilaku harus

memotivasi karyawan pada level pekerjaan yang diharapkan agar perusahaan dapat mencapai

tujuannya.Motif adalah faktor tunggal yang menumbuhkan proses motivasi. Sebagai misal,

 beberapa orang menginginkan uang, sementara yang lainnya menginginkan kekuasaan, waktuatau keamanan. Motif sifatnya personal. Seseorang yang berasal dari keluarga yang kaya akan

mencari pekerjaan yang memberikan makna penerimaan dan kesejahteraan diri, Orang lain yang

 berasal dari keluarga miskin akan mencari pekerjaan yang memberikan kebebasan dari kekalutan

ekonomi.

Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sudah dikenal adalah hirarki kebutuhan Maslow. Teori tersebutmengatakan bahwa orang termotivasi oleh hasrat mereka untuk memuaskan serangkaian hirarki

kebutuhan, antara lain : kebutuhan psikologis dasar (air, udara, seks), kebutuhan keamanan(keamanan fisik dan psikologi), kebutuhan sosial dan kebutuhan untuk memiliki (persahabatan,cinta), kebutuhan akan penghargaan (harga diri, kesadaran diri, kekuasaan dan status), serta

kebutuhan aktualisasi diri (pemenuhan potensi diri).

Menurut teori Maslow, setelah seseorang memenuhi kebutuhan dari yang lebih rendah,kebutuhan yang lebih tinggi aka menjadi penting dalam mengarahkan perilaku. Tidaklah penting

 bahwa kebutuhan dengan urutan yang lebih rendah telah benar-benar terpenuhi dulu sebelum

kebutuhan selanjutnya yang lebih tinggi di depan mata. Teori tersebut juga mengatakan bahwa

sekali kebutuhan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut sudah tidak menjadi motivator lagi.Konsep hirarki kebutuhan belum didukung secara baik oleh riset empiris. Hal ini

mungkin dikarenakan di Amerika Serikat, dimana kebanyakan dari riset tersebut dilakukan,

sebagian besar kebutuhan dasar manusia terpenuhi. Beberapa periset mempertanyakan dugaantentang pemisahan satu struktur kebutuhan manusia yang komlek kedalam sebuah urutan hirarki.

Kritikus yang lain menentang bahwa teori tersebut tidak memungkinkan untuk memprediksi

 perilaku.Disamping kelemahan-kelemahan ini, teori kebutuhan Maslow penting bagi para akuntan

manajer dan perilaku untuk mengetahui mengapa teori ini tidak memfokuskan pada kebutuhan

individual dan menganggap bahwa insentif / pendorong yang sama bisa tidak memuaskan setiap

kebutuhan manusia.Konsep ERG bukanlah sebuah perbaikan dari hirarki kebutuhan tersebut. Dia

mengajukan tiga kategori : eksistensi (harapan fisik dan material), pergaulan (persahabatan,

memiliki) dan pertumbuhan (perkembangan personal dan pemenuhan diri sendiri). Konsep ini

 berbeda dengan hirarki kebutuha milik Maslow dalam hal bahwa tidak ada perlunya kebutuhan-kebutuhan tingkat lebih tinggi dan lebih rendah dan meskipun suatu kebutuhan telah terpenuhi,

kebutuhan yang sama masih menjadi motivator yang dominan. Sebagai misal, seorang eksekutif dengan gaji bagus yang frustasi dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan pergaulan

mungkin akan termotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan peningkatan gaji kedepannya.

Teori motivasi yang ketiga adalah Teori penerimaan diri dari McClelland, yang

mengatakan bahwa semua motif, termasuk kebutuhan akan penerimaan, dipelajari. Oleh sebabitu, waktu kritis untuk mengembangkan motif-motif ini adalah selama masa kanak-kanak ketika

Page 6: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 6/10

 

dimungkinkan untuk menyusun pembelajaran sehingga anak-anak akan meningkatkan

 pengharapan mereka dan mengembangkan kebiasaan bekerja untuk mengaktualisasi harapan-

harapan itu.Jika kebutuhan untuk penerimaan adalah penting untuk keberhasilan dalam bisnis, maka

orang-orang dengan posisi eksekutif yang tinggi juga memiliki satu kebutuhan yang kuat akan

kekuasaan. Jadi, teori kebutuhan akan peneriaan tidak membantu kita menjelaskan motivasiuntuk semua orang dan harus digunakan dalam kombinasinya dengan teori-teori lain untuk 

memahami motivasi secara penuh.

Teori dua faktor oleh Hersberg memfokuskan pada dua kelompok penghargaan yangdihasilkan dari pekerjaan : yaitu yang berkaitan dengan kepuasan kerja (motivator-motivator)

dan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja (faktor-faktor kesehatan). Motivator, yang

dikaitkan dengan isi dari pekerjaan, termasuk promosi, kesadaran, tanggung jawab, pekerjaan itu

sendiri, dan potensi untuk aktualisasi diri. Faktor-faktor kesehatan, berkaitan dengan konteks  pekerjaan, atau lingkungan dimana pekerjaan itu dilakukan, termasuk keamanan kerja, gaji,

kebijakan perusahaan, kondisi kerja dan hubungan antar karyawan di tempat kerja.

Teori ini berpendapat bahwa motivator-motivator berkaitan dengan kepuasan kerja, tetapi

tidak berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor kesehatan dikaitkan denganketidakpuasan kerja, bukan dengan faktor kepuasan kerja. Jadi, para karyawan termotivasi

melalui hal-hal seperti : kesadaran dan kemajuan dalam perusahaan. Peningkatan gaji tidak akanmemotivasi; kenaikan gaji itu hanya berfungsi mencegah ketidakpuasan kerja.

Teori Pengharapan

Teori pengharapan pada motivasi mengasumsikan bahwa tingkat motivasi untuk melakukan suatu pekerjaan tergantung pada keyakinan seseorang tentang struktur penghargaan /

reward untuk pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, motivasi muncul ketika seseorang berharap

untuk mendapatkan satu penghargaan dalam melakukan satu pekerjaan tertentu.Secara umum, motivasi adalah hasil dari pengharapan, instrumentalitas dan valensi.

Pengharapan merujuk pada probabilitas yang diterima bahwa tindakan yang spesifik akanmenghasilkan hasil yang spesifik. Sebagai misal, seberapa pentingnya promosi seorangkaryawan ? Instrumentalitas merujuk pada pengasuh sebab akibat dari satu hasil pada hasil masa

mendatang. Sebagai misal, suatu valensi memiliki satu nilai karena hasil yang diharapkan

diyakini menjadi instrumen dalam mendapatkan hasil-hasil lain. Harapan karyawan untuk  promosi mungkin dilihat sebagai instrumen dalam mendapatkan satu transfer ke kantor pusat

 perusahaan.

Teori tersebut membedakan antara penghargaan intrinsik dan ekstrinsik. Penghargaan

intrinsik tercipta secara internal dan dihasilkan dari melakukan pekerjaan sendiri; penghargaantersebut mencakup perasaan pemenuhan yang dirasakan oleh seseorang dari pelaksanaan

  pekerjaan yang baik atau perasaan puas yang diperoleh ketika sebuah proyek berhasil

diselesaikan. Penghargaan ekstrinsik mencakup bayaran, pengenalan, keamanan kerja dan promosi; mereka adalah bayaran atas kinerja. Teori tersebut mengatakan bahwa motivasi adalah

sebuah fungsi dari penghargaan intrinsik dan ekstrinsik.

PERSEPSI

Persepsi adalah bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan kejadian-kejadian,

obyek-obyek dan orang lain. Orang bertindak berdasarkan atas persepsi mereka tanpa

mempedulikan apakah persepsi-persepsi itu benar atau salah dalam realitasnya. Dalamkenyataannya, “realitas” adalah apa yang orang-orang terima. Satu deskripsi seseorang tentang

realitas bisa jauh berbeda dengan deskripsi orang lain. Definisi formal dari persepsi adalah

 proses yang mana kita memilih, menjalankan dan interpretasikan stimuli menjadi gambaran duna

yang bermakna dan padu.Para akuntan manajer dan perilaku harus mengembangkan persepsi yang tepat dari orang-

orang yang bekerja bersama mereka. Perbedaan-perbedaan yang mereka terima antara kelompok orang-orang kunci akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan operasi. Sebagai

misal, seorang manajer pabrik harus mengembangkan persepsinya tentang supervisor individual,

 pelanggan-pelanggan utama, para petugas serikat buruh, sales representative dan para manajer 

lainnya. Manajer pabrik tersebut harus secara tepat memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing supervisor pada bidang-bidang tertentu. Jadi, tidaklah cukup dikatakan bahwa supervisor 

Page 7: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 7/10

 

X dan Y adalah manajer puncak dan supervisor Z adalah manajer menengah. Manajer pabrik 

tersebut memahami mana supervisor yang paling kuat dalam menyelesaikan konflik karyawan,

memperbaiki seretnya produksi, memotivasi tenaga kerja dan sebagainya. Sebuah persepsi yangsalah atau tidak lengkap pada perbedaan individual ini bisa menghasilkan orang yang salah yang

ditunjuk untuk pekerjaan yang penting.

Para akuntan perilaku perlu mengetahui tentang persepsi karena persepsi-persepsi yangorang-orang bentuk berkembang kedalam ide-ide dan sikap-sikap yang mempengaruhi perilaku.

Jika seorang karyawan yang potensial mendapatkan promosi dari perusahaan dan kebijakan

kompensasi dengan adil, maka dia cenderung untuk bergabung dengan perusahaan dan menjadiseorang karyawan yang memuaskan. Jika kebijakan yang diterima tidak adil, maka karyawan

yang prospektif tersebut akan bergabung dengan perusahaan lain.

Stimuli Fisik versus Kecenderungan Individual

Orang menjalani kehidupan dunia dengan berbeda karena persepsi cenderung pada

stimuli fisik maupun kecenderungan individual. Stimuli fisik  adalah input sensor seperti

  penglihatan, pendengaran dan sentuhan. Kecenderungan individual mencakup motivasi,

kebutuhan, sikap, pembelajaran terakhir dan harapan-harapan. Persepsi berbeda diantara orang-orang karena penerima sensor individual mungkin berfungsi secara berbeda, tetapi secara utama

karena kecenderungan yang berbeda. Jadi, kebijakan perusahaan yang sama yang akan diterima berbeda dengan para pekerja dibagian produksi, para manajer menengah dan manajemen puncak.

Empat faktor lain yang dikaitkan dengan kecenderungan individual adalah keluarga,

 perasaan, tingkat kepentingan dan emosi. Orang-orang umumnya menerima obyek-obyek yang

familier lebih cepat daripada obyek-obyek yang tidak familier. Sebagai misal, jika kita tahun bahwa seorang manajer baru adalah seorang anggota dari Elks atau Lion, maka kefamilieran kita

dengan organisasi-organisasi ini akan menghasilkan persepsi yang cepat – mungkin tidak akurat.

Jika manajer tersebut dikenal sebagai seorang anggota dari Turtle dan Tiger, makakekurangfamilieran kita pada organisasi-organisasi ini akan menghasilkan perkembangan

 persepsi yang lebih lambat.Perasaan orang terhadap sebuah obyek atau seseorang juga mempengaruhi persepsi. Adasatu kecenderungan bagi orang untuk mencari informasi yang lebih banyak tentang obyek-obyek 

yang dituju yang mana informasi tersebut mengandung perasaan yang positif atau negatif.

Demikian halnya, semakin penting seseorang atau obyek, maka akan semakin banyak informasiyang dicari. Dalam kedua kasus tersebut, semakin banyak informasi yang tersedia tentang suatu

subyek , maka semakin lengkap persepsi terhadap obyek tersebut.

Yang terakhir, kondisi emosional seseorang dapat mempengaruhi persepsi. Persepsi bisa

 berbeda-beda, tergantung pada apakah kita tengah mengalami hari yang menyenangkan atausebaliknya, apakah kita merasa gembira atau tertekan, dan lain sebagainya.

Pemilihan, Organisasi dan Interpretasi StimuliPersepsi, sebagaimana disebutkan diatas, adalah proses bagaimana kita memilih,

melakukan dan menginterpretasikan stimuli. Kita hanya mampu menerima sebagian kecil dari

semua stimuli yang kita terima. Jadi, sadar atau tidak, kita memilih apa yang kita terima. Jadi,kita berkonsentrasi atau mengambil beberapa diantaranya dan mengesampingkan yang lain.

Biasanya, kita memilih persepsi yang paling menarik dan penting.

Apa yang kita pilih untuk persepsi secara khusus tergantung pada sifat dari stimuli,

harapan-harapan kita dan motif-motif kita. Sifat dari stimuli mencakup faktor-faktor seperti sifatfisik, desain, kebalikan dari stimuli lain, kata-kata “yang mendengung” serta merek dagang.

Pengharapan-pengharapan didasarkan atas pengalaman-pengalaman dan kondisi kita

sebelumnya. Seringkali, kita melihat bahwa apa yang kita ingin lihat dan termotivasi untuk 

mendapatkan apa yang kita butuhka atau inginkan. Misalnya, dengan mendasarkan padakebiasaan kita atau pengharapan kita, kita mungkin hanya melihat “baik” dan “buruk” dalam

suatu situasi tertentu.Orang biasanya mencari stimuli yang simpatik dan menyenangkan dan menghindari

stimuli yang menyakitkan serta menakutkan. Mereka akan menyaring keluar informasi yang

tidak penting, yang mungkin menyimpang yang tidak sesuai dengan keyakinan yang sudah

dipunyai, atau sederhananya “mematikan” untuk melindungi mereka dari bombardir stimuli.

Page 8: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 8/10

 

Orang-orang mengelola stimuli kedalam kelompok-kelompok dan menerimanya sebagai

kesatuan yang menyeluruh. Jika diberikan informasi yang kurang lengkap, maka orang akan

mengisi yang kosong tersebut dan kemudian bertindak seolah mereka telah melengkapiinformasi tentang situasi tersebut. Interpretasi perseptual tergantung pada pengalaman masa lalu

dan keanggotaan kelompok sosial. Ketika stimuli mendua arti misalnya, orang akan

menginterpretasikannya dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan sikap mereka.Persepsi-persepsi disimpangkan oleh penerimaan stereotipe, meyakini informasi yang

diterima dari sumber yang bisa dipercaya, menggantungkan pada kesan pertama dan melompat

ke kesimpulan. Persepsi juga bisa disimpangkan oleh suatu “kesalahan logika” dengan manakesan pertama tentang seseorang terbentuk hanya dari satu karakteristik yang diketahui. Meski

demikian, persepsi juga bisa tidak akurat. Masuk akal jika menganggap bahwa karakteristik-

karakteristik tertentu tersebut muncul bersamaan. Tapi pada saat persepsi-persepsi tersebut tidak 

muncul bersama-sama, persepsi kita mungkin akan menyimpang.Berkaitan dengan kesalahan-kesalahan yang masuk akal dalam persepsi adalah efeek 

halo, dimana kita menggenelarisir dari satu kumpulan kualitas sampai pada sekumpulan kualitas

yang tidak relevan. Sebagai misal, para pemadam kebakaran yang mempertaruhkan nyawa

mereka untuk menyelamatkan orang lain mungkin akan diterima karena keramahan, ketika padakenyataannya, mereka mungkin tidak memiliki satupun dari sifat-sifat ini.

Pertahanan perseptual muncul karena orang tidak ingin terbukti bersalah dalam persepsimereka. Sehingga, orang mungkin mengesampingkan, melewatkan atau mendistorsi informasi

yang memunculkan persepsi-persepsi kedalam pertanyaan.

Relevansi dari Persepsi untuk Para Akuntan

Akuntan-akuntan perilaku dapat menerapkan pengetahuan tentang persepsi pada banyak 

aktivitas organisasi. Sebagai misal, didalam evaluasi kinerja, cara dinana orang dinilai bisa juga

dipengaruhi oleh keakuratan persepsi supervisor. Rating yang tidak benar dan mendua yangmenerima pekerja yang baik bisa menyebabkan dia meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu,

  para supervisor hendaknya menyadari bahwa perasaan mereka tentang bawahan-bawahantertentu bisa mempengaruhi penilaian mereka dan hendaknya dijaga dari sumber-sumber bias.Dalam pengambilan keputusan tentang ranking karyawan, para manajer hendaknya sensitif pada

kemungkinan bahwa keputusan mereka mungkin bias dikaitkan dengan kesan pertama yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan, juga sensitif terhadap faktor-faktor yang tidak relevandengan situasi kerja seperti kehadiran dan latar belakang etnis, atau sensitif terhadap informasi

yang tidak lengkap.

Selalu ada resiko dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis. Keputusan-keputusan

yang dibuat oleh manajer tersebut buat bisa tergantung pada resiko yang mereka terima sertatoleransi mereka pada resiko. Orang-orang yang mendapat resiko tinggi cenderung untuk 

menjadi “kategori yang sempit”. Yaitu, mereka membatasi alternatif-alternatif untuk 

menyelamatkan alternatif. Sedangkan yang mendapatkan resiko rendah maka akan masuk pada“kategori yang luas” yang memilih alternatif yang luas.

Frequently, differential perceptions are the cause of communication problems in an

organization. The sender perceives the message one way, and the receivers perceive it another way based on their frames of reference. For example, a manager may instruct the word

 processing supervisor to delete the file they discussed yesterday. But they discussed two files:

the manager may be referring to one and the supervisor to the other.

Misperceptions may also lead to strained interpersonal relations at work. Wheninteractions appear to be tense or strained, a supervisor should determine if the cause is a

 business event being perceived differently by different people.

Sering, perbedaan persepsi adalah penyebab masalah komunikasi dalam sebuah

organisasi. Pengirim mempersepsikan pesan pada satu cara, dan penerima mengartikannya caralain berdasarkan kerangka acuan mereka. Sebagai contoh, seorang manajer dapat

menginstruksikan supervisor untuk menghapus file yang mereka bahas kemarin. Tapi merekamembahas dua file: manajer mungkin mengacu pada satu dan supervisor yang lain.

Mispersepsi juga dapat menyebabkan hubungan interpersonal yang tegang di tempat

kerja. Ketika interaksi terlihat tegang, supervisor harus menentukan jika penyebabnya adalah

 peristiwa bisnis yang dianggap secara berbeda oleh orang yang berbeda.

Page 9: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 9/10

 

PEMBELAJARAN

Pola pikiran perilaku yang dibawa orang pada lingkungan kerja mencerminkan pengalaman, persepsi dan motivasi mereka sendiri. Pola-pola perilaku ini mugkin tidak optimal

 bagi organisasi. Oleh sebab itu, para akuntan perilaku harus familier dengan prinsip-prinsip teori

  pembelajaran untuk memperbaiki persepsi karyawan dan merubah perilaku yang tidak fungsional.

Pembelajaran adalah proses dimana perilaku-perilaku yang baru telah diperoleh. Ini

muncul sebagai hasil dari motivasi, pengalaman dan pengulangan dalam merespon stimuli dansituasi tertentu. Kombinasi dari motivasi, pengalaman dan pengulangan kejadian dalam dua

 bentuk : kondisi klasik dan kondisi operan.

Kondisi Klasik (Anjing Pavlov)

Pavlov mengawasi bahwa anjing-anjing akan mengeluarkan air liur tidak hanya ketika

makanan diletakkan di mulut mereka, tapi juga saat mereka mengamati makanan tersebut.

Makanan tersebut adalah stimulus yang tak terkondisikan yang menyebabkan satu respon reflek 

muncul. Perilaku yang tak terkondisikan tidak dipelajari.Dalam eksperimen ini, pertama kali Pavlov membunyikan bel, kemudian memberi makan

anjing tersebut. Pertama kali, anjing itu hanya mengeluarkan air liur ketika makanan disajikan.Tapi setelah melakukan percobaan berulang-ulang, anjing itu akhirnya mengeluarkan air liur 

ketika mendengar bel. Dalam kasus ini, bel (stimulus) diikuti dengan sebuah respon yang

terkondisikan. Respon-respon yang terkondisikan dipelajari. Kaitan antara suatu stimulus dan

respon yang terkondisikan disebut dengan   pengkondisian klasik . Jika penguatan (dalam kasusini, daging setelah bunyi bel) ditarik, maka perilaku belajar akan berhenti.

Pengkondisian Operan

Dalam pengkondisian klasik, suatu stimulus yang netral diikuti dengan hadiah / reward,

yang menghasilkan sebuah respon. Setelah beberapa kali percobaan, stimulus netral itu sendiriakan menghasilkan respon yang sama. Didalam pengkondisian operan, respon-responmenghasilkan hadiah / reward. Sebagai misal, ketika diperintahkan dengan stimulus “goyang”,

seekor anjing akan merespon dengan meregangkan cakarnya. Binatang tersebut merespon

dengan cara itu karena dia telah belajar bahwa respon ini akan mendapatkan hadiah.Prinsip-prinsip pembelajaran telah diterapkan pada banyak tujuan organisasi. Penguatan

dan umpan balik positif, dalam bentuk pengenalan, bonus-bonus dan atau penghargaan-

 penghargaan lain, telah digunakan untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi perpindahan

dan ketidakhadiran, dan membuat para karyawan lebih responsif terhadap kebutuhan karyawan.Hukuman atau sanksi negatif telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang sama.

Para akuntan perilaku dan manajer seharusnya menguji kebijakan perusahaan dan

 prosedur-prosedur untuk menentukan apakah penghargaan dan hukuman sudah digunakan secaratepat guna mendukung perilaku yang diharapkan. Sebagai misal, mereka mungkin menemukan

 bahwa perusahaan tidak memiliki hukuman yang spesifik atas keterlambatan dan ketidakhadiran.

Untuk meniminalkan keterlambatan dan ketidakhadiran, kebijakan perusahaan seharusnyamemberikan reward pada perilaku karyawan yang tepat dan menghukum perilaku yan tidak 

tepat. Perubahan-perubahan kebijakan ini dengan cepat akan memadamkan perilaku yang

merugikan perusahaan.

KEPRIBADIAN

Kepribadian merujuk pada karakteristik psikologis dari dalam (yaitu ciri, kualitas dan

lagak) yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya.

Kepribadian adalah esensi dari perbedaan individu. Tidak ada dua orang yang samakepribadiannya, tetapi mereka mungkin sama dalam hal karakteristik kepribadian tertentu.

Kepribadian cenderung bersifat konsisten dan tidak mudah berubah. Seorang individuyang pemalu cenderung akan tetap pemalu dan seorang yang berkuasa akan cenderung bersikap

kuasa dalam periode waktu yang lama. Konsep kepribadian dan pengetahuan dalam

komponennya penting karena memungkinkan kita untuk memprediksi perilaku. Sebagai misal,

seorang yang mempunyai sifat introvert cenderung untuk menarik diri dan malu danmenunjukkan perilaku yang tidak tegas. Kita tidak akan berharap orang tersebut menjadi satu

Page 10: Akt Perilaku Bab 3

5/13/2018 Akt Perilaku Bab 3 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/akt-perilaku-bab-3 10/10

 

kekuatan untuk berubah didalam organisasi. Meski demikian, kepribadian bisa berubah. Sebagai

misal, suatu kejadian yang besar dalam kehidupan seseorang bisa menyebabkan perubahan

kepribadian orang tersebut.Para akuntan perilaku dapat berhasil berhubungan dengan orang-orang jika mereka memahami bagaimana kepribadian berkembang dan bagaimana kepribadian

 berubah.

Aplikasi utama dariu teori kepribadian didalam organisasi adalah dalam mempresiksi perilaku. Tes-tes kepribadian menentukan siapa yang paling efektif dalam pekerjaan-pekerjaan

yang memberikan tekanan, siapa yang akan merespon kritik dengan baik, siapa yang pertama

kali harus diberi pujian, siapa yang potensial menjadi pemimpin, siapa yang cenderung bekerjadengan lebih baik dalam sebuah lingkungan kerja yang partisipasif dan sebagainya.

KESIMPULAN

Dalam bab ini kita menguji beberapa bidang khusus didalam psikologi dan psikologisosial dan membahas konsep-konsep utama yang mencakup sikap dan perubahan sikap,

motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepribadian. Lantas kita menerapkan sistem-sistem teoritis

  pada akunting perilaku dan pada pertimbangan-pertimbangan perilaku lainnya didalam

organisasi.