akt pendidikan bagian 1
TRANSCRIPT
MAKALAH
LAPORAN HASIL STUDI DOKUMENTASI DAN WAWANCARA
SIKLUS AKUNTANSI PUBLIK SEKTOR PENDIDIKAN disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Publik
Disusun oleh :
Abida Muttaqiena 7450406003
Teguh Risdiansyah 7450406005
Dewi Wulandari 7450406008
Diah Ayu Hardini 7450406009
Andre Pradita 7450406024
Irfan Kristiyanto 7450406025
Kurniawan Utomo 7450406018
Aji Wahyu H. 7450406028
Indriyani 7450406029
Dwi Jayanti P.I. 7450406040
Liris Nurrahmi 7450406049
Nur Rifqy W.K. 7450406578
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
begitu banyak limpahan ilmu, rezeki serta rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Siklus Akuntansi Publik Sektor Pendidikan”
ini. Makalah ini kami susun berdasarkan hasil studi dokumentasi dan wawancara atas
pencatatan akuntansi di SMP Negeri 22 Semarang bulan Februari 2009, studi
dokumen audit BPK atas laporan keuangan UGM, serta wawancara dengan karyawan
bagian Keuangan Universitas Negeri Semarang mengenai siklus akuntansi di
Universitas Negeri Semarang.
Dengan tulus kami mengucapkan terima kasih kepada Drs. Bambang Prishardoyo
M.Si yang menjadi dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Publik serta Bestari Dwi
Handayani, SE.,M.Si yang telah menjadi membimbing kami dalam mata kuliah ini
serta memberikan petunjuk-petunjuknya, pegawai bagian keuangan UNNES dan
penanggungjawab keuangan SMP Negeri 22 Semarang yang telah menyediakan
waktunya untuk meladeni pertanyaan-pertanyaan kami, teman-teman di rombel
Akuntansi Publik 107-109, serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan karya
tulis ini.
Pada akhirnya, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT., namun kami berharap
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait didalamnya.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan adalah bersifat nirlaba, sehingga memiliki karakteristik yang
berbeda dengan karakteristik akuntansi bisnis. Oleh karena itu, laporan keuangan
yang disusun memperhatikan karakteristik yang spesifik pada akuntansi untuk
organisasi nirlaba, khususnya yang berlaku bagi organisasi pemerintah sehingga
penyusunan laporan keuangan mengacu pada sistem akuntansi pemerintah serta
sistem akuntansi yang diterapkan pada lembaga pendidikan yang bersangkutan dan
memperhatikan standar akuntansi keuangan Indonesia. Sebagai lembaga yang bersifat
nirlaba, pelaporan keuangan disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.45.
Pelaporan keuangan di sektor pendidikan dimaksudkan untuk menyajikan dan
mengungkapkan secara penuh aktivitas lembaga pendidikan termasuk unit-unit di
dalamnya dan sumber daya ekonomi yang dipercayakan oleh para penyumbang,
anggota organisasi lembaga pendidikan tersebut, kreditur dan pihak lain serta untuk
mempertanggung jawabkannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan memperhatikan prinsip- prinsip akuntabilitas dan transparansi.
Dengan demikian, penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk :
1) Memberikan informasi mengenai :
Jumlah dan sifat aset, kewajiban dan aset bersih.
Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan
sifat aset bersih.
Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam suatu
periode dan hubungan antara keduanya.
Cara lembaga pendidikan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman dan melunasi suatu pinjaman dan faktor lainnya yang berpengaruh
pada likuiditas.
Usaha jasa bagi lembaga pendidikan tinggi.
2) Menunjukan akuntabilitas kegiatan dengan cara mempertanggungjawabkan
melalui laporan keuangan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
3) Mewujudkan transparansi dalam pelaporan keuangan dengan menyediakan
informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat.
4) Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan
pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh
kekayaan, kewajiban dan aset bersih.
Ciri dasar atau karakteristik Akuntansi Sektor Pendidikan adalah :
1) Tidak bertujuan untuk mengukur laba
Tujuan lembaga pendidikan tidak untuk memperoleh laba tetapi memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan pengajaran,
penelitian serta pengabdian pada masyarakat sehingga harus memberikan
informasi keuangan mengenai sumber daya ekonomi/keuangan yang digunakan
untuk pelayanan dan asal sumber-sumber tersebut. Sesuai dengan PSAK No: 45
sumber daya tersebut diklasifikasikan dalam :
Terikat yaitu sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyedia dana. Pembatasan tersebut dapat bersifat
temporer/sementara atau permanen. Pembatasan temporer/sementara adalah
pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan
agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan terpenuhinya
keadaan tertentu. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan
sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut
dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi
lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
Tidak Terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyedia dana.
2) Akuntansi Dana
Lembaga Pendidikan sebagai organisasi nirlaba menggunakan sistem akuntansi
dana yang mencakup akuntansi yang memisahkan dana menjadi dana lancar dan
dana tidak lancar sesuai dengan masing-masing sumber dana yang dipercayakan.
Dana diidentifikasikan sebagai suatu entitas akuntansi dan pelaporannya disajikan
terpisah untuk setiap dana. Aktiva bersih (seperti ekuitas dalam akuntansi
komersial) dikelompokkan dalam berbagai rekening seperti: aktiva bersih terikat
permanen, aktiva bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat.
Sedangkan sumber dana keuangan untuk penyelenggaraan, pengelolaan dan
pengembangan sektor pendidikan, khususnya Universitas, sesuai PP 153/2000 Pasal
42 berasal dari :
1) Pemerintah
Dana dari Pemerintah merupakan dana yang berasal dari penerimaan melalui
anggaran rutin dan pembangunan yang tertuang dalam Daftar Isian Kegiatan
(DIK) dan Daftar Isian Proyek (DIP), penerimaan hibah/subsidi serta hasil
kontrak/kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
dengan lembaga/instansi pemerintah.
2) Masyarakat
Dana dari masyarakat adalah dana yang berasal dari penerimaan pendidikan,
seleksi masuk, kerja sama sesuai peran dan fungsi perguruan tinggi, sumbangan/
hibah dan penerimaan lain dari masyarakat.
3) Usaha dan tabungan universitas
Dana dari usaha dan tabungan terdiri atas penerimaan penjualan dan pemanfaatan
sumber daya universitas, penerimaan hasil usaha tambahan (auxiliary enterprises)
dan penerimaan investasi.
4) Luar negeri
Dana dari luar negeri merupakan perolehan dari luar negeri dalam bentuk hibah,
hadiah, donasi maupun hasil kerjasama dan kontrak internasional dan penerimaan
dari pembayaran tution & admission fee oleh mahasiswa asing.
Seluruh dana tersebut diklasifikasikan menjadi :
1) Dana Lancar (Current Fund), merupakan dana tersedia untuk operasi
universitas yang sepenuhnya berada dalam kendali universitas. Berdasarkan
pembatasannya, dana ini diklasifikasi menjadi :
a. Dana Lancar Terbatas/Terikat
b. Dana Lancar Bebas/Tidak Terikat.
c. Dana Tidak Lancar (Non Current Fund)
2) Dana Tidak Lancar merupakan dana yang tidak digunakan untuk operasional
kegiatan sehari-hari dan telah dirancang untuk suatu penggunaan tertentu. Dana
ini diklasifikasi menjadi :
a. Dana Bantuan (Loan Funds)
Dana Bantuan merupakan dana yang menampung sumber dana pinjaman bagi
mahasiswa, dosen dan karyawan. Pemberi pinjaman dapat menentukan dan
bantuan yang dioperasikan dengan perputaran (revolving basis). Termasuk dalam
dana ini adalah pemberian dari pemerintah, bantuan, warisan yang ditentukan
oleh pemberi dana untuk diberikan kepada mahasiswa, dosen dan karyawan
sebagai pinjaman dan dana lain yang sifatnya bebas tetapi ditentukan untuk
digunakan sebagai dana pinjaman oleh pihak yang berwenang di Universitas.
Dana bantuan dapat ditetapkan secara temporer yaitu pokok dan bunga pinjaman
dikembalikan kepada pemberi dana setelah periode waktu tertentu.
b. Dana Sumbangan (Endowment Funds)
Dana Sumbangan merupakan dana yang tidak dapat digunakan sampai tanggal
pelaporan dan diinvestasikan atau tersedia untuk diinvestasi dengan tujuan untuk
menghasilkan pendapatan. Dana sumbangan diklasifikasikan dalam :
Endowment funds, pemberi dananya menentukan bahwa pokok dana tidak
dapat diganggu gugat dan bersifat abadi, hanya pendapatan yang diperoleh
dari investasi tersebut yang tersedia untuk digunakan.
Term Endowment Funds, yaitu dana yang akan dihentikan dari status dana
abadi sampai dengan waktu atau kondisi yang ditetapkan oleh pemberi
dana untuk selanjutnya dapat digunakan sesuai kesepakatan.
Quasi Endowment Funds, yaitu dana yang berfungsi sebagai dana abadi,
karena ditentukan oleh universitas, untuk jangka waktu tertentu.
Selanjutnya pokok pinjaman dapat digunakan untuk tujuan lainnya.
c. Dana Tahunan (Annuity funds)
Dana Tahunan merupakan dana dari pihak penyumbang dimana dengan
kontrak tahunan Universitas mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah
tertentu kepada pihak donor. Apabila perjanjian berakhir, sisa dananya
menjadi milik Universitas.
d. Dana Pendapatan Jangka Panjang (Life Income Funds)
Dana Pandapatan Jangka Panjang merupakan dana yang diberikan oleh
penyumbang melalui dokumen kepercayaan (trust document) yang
menentukan bahwa penghasilan dikurangi dengan biaya, dibayarkan kepada
pihak yang ditentukan. Dana pokok menjadi milik Universitas kalau pihak
yang ditentukan tersebut meninggal dunia.
e. Dana untuk Bangunan (Plant Funds)
Dana ini menyerupai dana proyek dalam dana pemerintah yang menunjukkan
dana yang ditetapkan untuk konstruksi baru dan perbaikan atau renovasi yang
material. Dana ini dapat bersumber dari lembaga eksternal, bantuan
mahasiswa, transfer dari dana tidak terbatas dan pendapatan dari sumbangan
atau bantuan. Dana untuk bangunan meliputi :
Rekening dana untuk bangunan (unexpended plant funds) merupakan dana
untuk menampung sumber dana yang dipakai untuk membiayai akuisisi
atau konstruksi aset jangka panjang. Apabila pengeluaran dari fasilitas
terkait sudah dibangun, asetnya dibukukan dalam jenis dana yang lain.
Dana pembaharuan dan pergantian (renewal and replacement funds) untuk
menampung sumber-sumber yang digunakan untuk mendanai
pembaharuan atau pergantian dan umumnya tidak dikapitalisasi.
Dana penghentian utang (retirement of indebtedness funds) digunakan
untuk pembayaran bunga dan pokok yang berhubungan dengan utang
untuk pembangunan aset tetap.
Investasi bersih dalam dana untuk bangunan (net investment in plant
funds) digunakan untuk mempersiapkan dana untuk konstruksi modal atau
aset yang akan diperoleh, terdiri dari semua aset jangka panjang dan utang
yang terkait. Uang untuk pembayaran pokok dan bunga pinjaman
ditransfer dari kelompok dana lancar yang tidak terbatas.
f. Dana untuk Lembaga (Agency Funds)
Merupakan dana lembaga/badan yang dikelola universitas namun
kepemilikannya tidak pada Universitas. Universitas berfungsi sebagai
pengelola catatan akuntansi, pemegang dana dan melakukan pengeluaran atas
nama mereka.
Akuntansi pendidikan diharapkan dapat memberikan arti penting dalam menjamin
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dari lembaga atau organisasi pendidikan
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional. Sebagai
penjamin akuntabilitas, Akuntansi memberi gambaran menyeluruh tentang segala
aktivitas dari suatu lembaga atau organisasi pendidikan, dari sisi keuangan. Indra
Bastian (2007) menyebutkan tiga jenjang lembaga pendidikan yang harus menyusun
akuntansi publik, yaitu Badan Hukum Pendidikan Anak Usia Dini (BHPAUD),
Badan Hukum Pendidikan Dasar dan Menengah (BHPDM), serta Badan Hukum
Pendidikan Tinggi (BHPT). Namun, dalam hasil studi kami, antara siklus akuntansi
yang seharusnya dilakukan oleh lembaga pendidikan menurut teori (berdasarkan buku
Akuntansi Pendidikan (Indra Bastian, 2007)), dengan siklus akuntansi yang sungguh
dilakukan oleh lembaga pendidikan di lapangan agak berbeda.
Walau demikian, karena keterbatasan kemampuan kami, makalah ini hanya
membahas akuntansi Badan Hukum Pendidikan Dasar di bab 2, dalam hal ini SMP,
serta Badan Hukum Pendidikan Tinggi. Di SMP Negeri 22 Semarang, disebutkan
bahwa permintaan dari Departemen Pendidikan memang hanya sebagaimana yang
telah disampaikan kepada kami, sehingga demikian adanya siklus akuntansi mereka.
Lebih lanjut, dari siklus Akuntansi di UNNES dan UGM, kita dapat melihat implikasi
perundang-undangan di Indonesia terhadap perubahan dan perbedaan dalam siklus
akuntansi pendidikan tinggi sejak tahun 2000an dalam bab 3. Selain menyajikan hasil
pencarian kami mengenai siklus akuntansi sektor pendidikan, dalam laporan ini juga
terdapat contoh kasus siklus akuntansi pada masing-masing institusi. Dalam contoh
siklus akuntansi SMP, kami membedakan angka yang kami jadikan contoh, sekalipun
pos-pos anggarannya sama. Sedangkan pada pencatatan keuangan UNNES, kami
hanya sanggup menyajikan siklusnya saja.
BAB 2
SIKLUS AKUNTANSI PENDIDIKAN DASAR (SMP)
Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, yang
diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah
Menengah Pertama. Tujuan penyelenggaraan dalam lembaga pendidikan dasar adalah
untuk menyediakan gambaran tentang keadaan keuangan pada keseluruhan
penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang ada. Sumber pendanaan di lembaga
pendidikan dasar hanya bersumber dari SP2D, karena pemerintah telah menjamin
pendidikan gratis untuk jenjang pendidikan dasar.
Siklus akuntansi merupakan proses akuntansi mulai dari pencatatan transaksi
keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan pada akhir suatu periode.
Siklus akuntansi pendidikan dasar pada umumnya adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Siklus Akuntansi Pendidikan Dasar
Transaksi
Jurnal Umum
Buku Besar
Neraca Saldo
Kertas kerja
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Laporan Keuangan
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ayat Jurnal Penutup
Ayat Jurnal Pembalik
Siklus tersebut sedikit berbeda dengan siklus akuntansi di SMP Negeri 22 Semarang,
yakni sebagai berikut:
Gambar 2. Siklus Akuntansi di SMP Negeri 22 Semarang
Bukti-bukti transaksi berupa nota maupun kwitansi selama satu bulan, dimasukkan
dalam Buku Kas Umum (BKU) dengan mengkredit SP2D yang telah diterima. Dari
catatan dalam Buku Kas Umum tersebut kemudian disusun Buku Kas Perincian
Obyek untuk masing-masing pos. Dari Buku Kas Perincian Obyek tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam Daftar Penerima SP2D menjadi Daftar Realisasi Belanja.
Daftar Penerima SP2D merupakan daftar rencana anggaran tahunan. Dari Daftar
Realisasi Anggaran yang disusun secara bulanan, kemudian dimasukkan dalam
Rekapitulasi Penggunaan Anggaran yang mencakup keseluruhan penggunaan
anggaran dalam satu periode.
Berikut ini merupakan contoh siklus akuntansi di SMP Negeri 22 Semarang.
6 Januari 2009 Diterima SP2D Senilai Rp 6.925.000
10 Januari 2009 Dibeli 65 buah Meterai dan 65 buah Perangko senilai Rp
355.700.
12 Januari 2009 Dibeli 32 Rim Kertas HVS SIDU 70 gram, 32 rim kertas CD,
10 rim kertas HVS warna 60 gram, 100 buah spidol
whiteboard, dan 30 buah tinta printer HP senilai Rp 1.950.300.
16 Januari 2009 Dibayar langganan Koran Suara Merdeka bulan Januari 2009
senilai Rp 384.000.
16 Januari 2009 Dibayar beban listrik sebesar Rp 1.346.000.
Transaksi Buku Kas Umum
Daftar Realisasi Belanja
Rekapitulasi Penggunaan Anggaran 2009
Daftar Penerima SP2D
Buku Kas Perincian Obyek / Daftar
Penerimaan SP2D
17 Januari 2009 Dibeli 30 buah sapu ijuk, 30 buah sulak, dan 20 buah kain pel
besar senilai Rp 608.000.
20 Januari 2009 Dibayar biaya telpon Rp 375.000.
22 Januari 2009 Dibayar biaya jasa perbaikan komputer senilai Rp 400.000.
28 Januari 2009 Dibeli 25 lampu TL Philip 20 watt @ Rp 26.200, dengan total
Rp 786.000.
30 Januari 2009 Dibeli 8 botol Pewangi Kloset, 10 botol Kreolin Wipol 900 ml,
10 botol Pembersih Lantai 900 ml, dan 10 botol pembersih
kloset senilai Rp 720.000.
Dari kwitansi dan nota transaksi-transaksi diatas kemudian dimasukkan dalam Buku
Kas Umum, sebagai berikut:
Kemudian setelah dimasukkan dalam BKU, penerimaan SP2D dimasukkan dalam
Daftar Penerimaan SP2D seperti diatas, sedangkan transaksi-transaksi pengeluaran
diposting ke Buku Kas Perincian Obyek, sebagai berikut:
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.01.04 Nama Rekening : Belanja Perangko, dan Benda Pos Lain Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 2 355.700 355.700
JUMLAH BULAN INI 355.700 355.700 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 355.700 355.700
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.01.01 Nama Rekening : Belanja Alat Tulis Kantor Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 3 1.950.300 1.950.300
JUMLAH BULAN INI 1.950.300 1.950.300 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 1.950.300 1.950.300
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.03.05 Nama Rekening : Belanja Surat Kabar Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 4 384.000 384.000
JUMLAH BULAN INI 384.000 384.000 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 384.000 384.000
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.03.03 Nama Rekening : Belanja Listrik Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 5 1.346.000 1.346.000
JUMLAH BULAN INI 1.346.000 1.346.000 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 1.346.000 1.346.000
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.01.05 Nama Rekening : Belanja alat kebersihan dan bahan pembersih Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 6 608.000 608.000 10 720.000 720.000
JUMLAH BULAN INI 1.328.000 1.328.000 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 1.328.000 1.328.000
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.03.01 Nama Rekening : Biaya Telepon Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU
LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp) 1 2 3 4 7 375.000 375.000
JUMLAH BULAN INI 375.000 375.000 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 375.000 375.000
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.03.12 Nama Rekening : Belanja Jasa Servis Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 8 400.000 400.000
JUMLAH BULAN INI 400.000 400.000 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 400.000 400.000
BUKU KAS PERINCIAN OBYEK SKPD : SMPN 22 Semarang Kode Rekening : 1.01.1.01.16.100.5.2.2.01.03 Nama Rekening : Belanja Alat Listrik dan Elektronik Tahun Anggaran : 2009 Bulan : Januari
PENGELUARAN Nomor BKU LS (Rp) UP/GU/TU (Rp) JUMLAH (Rp)
1 2 3 4 9 786.000 786.000
JUMLAH BULAN INI 786.000 786.000 JUMLAH S/D BULAN LALU - - JUMLAH S/D BULAN INI 786.000 786.000
Demikianlah siklus akuntansi di SMP Negeri 22 Semarang, berdasarkan metode yang
sedang berjalan saat ini (tahun 2009), mulai dari pencatatan transaksi hingga
Rekapitulasi Penggunaan Anggaran Tahunan.
BAB 3 SIKLUS AKUNTANSI PENDIDIKAN TINGGI
Menurut Indra Bastian (2007), siklus akuntansi di universitas dan lembaga
pendidikan tinggi lainnya dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu :
1) Tahap Pencatatan
Kegiatan identifikasi dan pengukuran bukti transaksi dan bukti pencatatan.
Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal
Memindahbukukan atau posting dari jurnal berdasarkan kelompok atau
jenisnya berdasarkan akun buku besar.
2) Tahap Pengikhtisaran
Penyusunan Neraca Saldo (trial balance) berdasar akun-akun buku besar.
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries)
Penyusunan kertas kerja (work sheet) atau neraca lajur.
Pembuatan ayat jurnal penutup (closing entries)
Pembuatan neraca saldo setelah penutupan (post closing trial balance)
Pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries)
3) Tahap Pelaporan
Laporan Surplus Defisit
Laporan Arus Kas
Neraca
Catatan atas Laporan Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan menggunakan basis akrual yang dimodifikasi sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Semua ketentuan dalam Standar
Akuntansi Keuangan berlaku untuk pelaporan keuangan Universitas kecuali secara
spesifik dinyatakan lain.
Siklus akuntansi di masing-masing perguruan tinggi negeri berbeda-beda berdasarkan
pada status perguruan tinggi tersebut. Kegiatan pencatatan yang dilakukan oleh
Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebelum menjadi BLU (Badan Layanan
Umum) berbeda dengan setelah menjadi BLU. Siklus akuntansi bagi universitas yang
telah menjadi Badan Hukum Milik Negara seperti UI, UGM, dan ITB juga berbeda
dengan siklus pencatatan yang dilakukan UNNES. Namun secara umum, siklus
akuntansi yang dilakukan di UGM sesuai dengan tiga tahap siklus akuntansi diatas,
yang bisa digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Siklus Akuntansi Universitas Berstatus Badan Hukum Milik Negara
Sebagai BHMN, UGM memiliki kebebasan yang lebih besar dalam pengelolaan
keuangannya dibandingkan UNNES, baik sebelum maupun setelah menjadi BLU.
Siklus akuntansi UGM memang tidak memiliki perbedaan secara umum dengan teori,
namun berdasarkan rilis laporan keuangan UGM untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2004, Laporan Keuangan UGM terdiri dari Laporan Posisi
Keuangan (Lampiran 1), Laporan Arus Kas (Lampiran 2), Laporan Aktivitas
(Lampiran 3), dan Laporan Perubahan Ekuitas (Lampiran 4). Hal ini karena Laporan
Keuangan di UGM didasarkan pada PSAK No.45.
Sedangkan siklus akuntansi di UNNES, seperti halnya siklus akuntansi SMP Negeri
22 Semarang, memiliki perbedaan-perbedaan dalam tahapannya. Berikut ini
Transaksi
Jurnal Umum
Buku Besar
Neraca Saldo
Kertas kerja
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Laporan Keuangan
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ayat Jurnal Penutup
Ayat Jurnal Pembalik
merupakan siklus akuntansi UNNES sebelum menjadi BLU (Gambar 1) dan siklus
akuntansi UNNES setelah menjadi BLU (Gambar 2).
Gambar 4. Siklus Akuntansi UNNES Sebelum Menjadi BLU
Sebelum menjadi BLU (Badan Layanan Umum), semua transaksi di UNNES harus
melalui mekanisme SP2D, karena UNNES tidak memiliki wewenang untuk
mengelola pendapatannya sendiri. Setelah SP2D turun maka baru dapat dibuat
Aplikasi Sistem Akuntansi Internal (SAI) yang terdiri dari Jurnal Umum, Buku Besar,
Buku Pembantu, dan neraca Percobaan. Pertama-tama transaksi dicatat di Jurnal
Umum. Isi jurnal Umum kemudian diposting ke Buku Besar dan Buku Pembantu.
Setelah itu disusun Neraca Percobaan (Trial Balance/ Neraca Saldo). Dari Aplikasi
SAI kemudian dibuat laporan sesuai kebutuhan, yaitu Laporan Rekapitulasi Anggaran
Belanja dan Laporan Rekapitulasi Anggaran Pendapatan. Realisasi anggaran yang
Transaksi
SP2D
Aplikasi SAI - Jurnal Umum - Buku Besar - Buku Pembantu - Neraca Percobaan
Laporan - LRA Belanja - LRA Pendapatan
Rekonsiliasi
Penyesuaian
Laporan Setelah Rekonsiliasi
KPPN
Berita Acara Rekonsiliasi
tergambarkan dalam Aplikasi SAI kemudian direkonsiliasikan dengan kedua Laporan
Rekapitulasi Anggaran tersebut. Hasil Rekonsiliasi dilaporkan dan dicocokkan pada
KPPN (Kantor Penyelenggara Perbendaharaan Negara). Hasil akhirnya berupa
Laporan Setelah Rekonsiliasi, dan kemudian dari rekonsiliasi tersebut dapat disusun
Berita Acara Rekonsiliasi.
Gambar 5. Siklus Akuntansi UNNES Setelah Menjadi BLU
Transaksi
SP2D
Dana dari pemerintah, dikerjakan berdasarkan
SAI
SPUM
Dana PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak),
dikerjakan berdasarkan SAK)
Aplikasi SAI - Jurnal Umum - Buku Besar - Buku Pembantu - Neraca Percobaan
Laporan Per Bulan
Akumulasi 3 bulan
SP2D Pengesahan
Laporan Gabungan UNNES
Laporan - LRA Belanja - LRA Pendapatan
Rekonsiliasi
Penyesuaian
Laporan Setelah Rekonsiliasi
KPPN
KPPN
Berita Acara Rekonsiliasi
Setelah menjadi BLU, siklus akuntansi di UNNES sedikit berubah, yaitu dengan
adanya wewenang bagi UNNES untuk mengelola pendapatannya sendiri, sehingga
transaksi tidak hanya bersumber / dibiayai SP2D, melainkan juga ada SPUM (Surat
Perintah Untuk Membayar). Laporan SPUM disusun perbulan, namun akumulasi
laporan SPUM tiga bulan sekali harus dilaporkan ke KPPN untuk diberikan
pengesahan, dan menjadi SP2D Pengesahan. SP2D pengesahan ini selanjutnya
dimasukkan dalam Aplikasi SAI bersama-sama dengan SP2D. Tahapan selanjutnya
sama dengan siklus akuntansi UNNES sebelum menjadi BLU. Jadi, perbedaan hanya
terletak pada :
1) Sumber pendanaan UNNES berasal dari SP2D (dana dari Pemerintah) dan
dari dana PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).
2) Sebelum menjadi BLU, setiap pemasukan yang diperoleh UNNES harus
diserahkan kepada KPPN, namun pasca-BLU, UNNES berhak mengelola
sendiri dana PNBP, dan hanya perlu dimintakan pengesahan ke KPPN.
BAB 4
PENUTUP
Siklus akuntansi di Sektor Pendidikan pada dasarnya sama dengan siklus akuntansi
pada umumnya, namun aplikasinya di lapangan mengalami sejumlah perubahan, agar
sesuai dengan tujuan pencatatan akuntansi dan status lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Pelaporan keuangan di Sektor pendidikan yang seharusnya
dilaksanakan berdasarkan PSAK No.45 pun, ternyata hanya dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan tinggi yang berstatus BHMN. Untuk selanjutnya, dapat diteliti
lebih lanjut mengenai latar belakang dan implikasi dari perbedaan-perbedaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Akuntansi RS dan PT. www.google.com [diakses pada 23/5/2009]
Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Pendidikan. Perpustakaan Online Google Buku
[diakses pada 6/3/2009]
BPK RI. 2005. Laporan Auditor Independen. www.google.com [diakses pada
6/3/2009]
IAI. 1998. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba.
Dokumen Pencatatan Akuntansi SMP Negeri 22 Semarang Bulan Februari 2009
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional