proposal & skripsi nunun akt
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini informasi merupakan suatu komponen yang sangat penting
bagi perusahaan karena kunci sukses perusahaan sangat tergantung pada
ketepatan keputusan yang diambil manajerial berdasarkan informasi yang tersedia
pada perusahaan yang bersangkutan.
Informasi akuntansi dibutuhkan oleh manajemen dari berbagai jenjang
organsiasi untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan
datang. Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen
terutama pada tahap penganalisaan konsekuensi tiap alternative tindakan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan, sehingga memungkinkan memilih
alternative yang terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan.
Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam
perencanaan, mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut
pemilihan berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus
dipilih, mereka menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen
memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka
hadapi, sehingga memungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik atau
memperkecil kemungkinan kesalahan yang diakibatkan kesalahan informasi yang
diterima manajemen dalam pengambilan keputusan. Salah satu informasi yang
penting yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan
1
1
operasional perusahaan terutama aspek perencanaan dan pengendalian adalah
informasi akuntansi manajemen.
Semakin berkembangnya perusahaan tentu membawa perubahan-
perubahan, seperti bertambah produk dan jasa yang ditawarkan dan dipasarkan,
bertambahnya langganan, bertambahnya pegawai, bertambahnya dana yang
diperlukan untuk modal kerja dan investasi. Sehingga dengan waktu, tenaga dan
pikiran yang terbatas tidaklah memungkinkan akuntansi perusahaan dapat
menjalankan dan mengawasi aktivitas usahanya sendiri. Sebagai gantinya
pimpinan mendelegasikan sebagaian tugasnya kepada bawahan.
Sebagai akibat dari perubahan, yaitu dari sistem informasi yang
didasarkan pada pengamatan dan pelaksanaan sendiri aktivitas usaha ke sistem
yang didasarkan atas laporan-laporan dari bawahannya, atau dengan kata lain
telah terjadi evaluasi diri sistem informasi yang informal kepada sistim informasi
yang formal.
Semakin besarnya kebutuhan dan informasi formal membawa konsekuensi
perlunya setiap perusahaan untuk selalu berupaya mengembangkan sisitem
informasi yang dimilikinya sehingga memungkinkan informasi yang cepat, tepat
dan akurat dapat dihasilkan, yang merupakan masukan yang sangat berharga bagi
pimpinan perusahaan untuk mengelolanya.
Keputusan yang baik dapat dihasilkan oleh manajer pada setiap tingkat
manajemen, apabila tersedia informasi yang efisien, tepat dan langsung.
Bagaimana suatu informasi yang disajikan bagi para manajer itu tergantung pada
baik buruknya sisitem informasi manajemen dari perusahaan tersebut.
2
Dalam perusahaan, manajer bukan hanya menerima informasi tetapi juga
pemberi informasi, yaitu dalam bentuk perintah, petunjuk dan nasehat.
Bagaimana informasi itu sampai pada manajer, diolah menjadi suatu keputusan
dan dikirimkan pada orang yang ada di dalam perusahaan serta terakhir
bagaimana umpan balik dari keputusan itu diterima. Semua ini dapat dikatakan
sebagai sistem informasi.
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi
akuntansi diferenssial sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan
investasi. Informasi akuntasi diferrensial tersebut dimasukkan ke dalam suatu
modal pengambilan keputusan yang berupa metode penilaian investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi
yang tersedia.
PT Bank Sumut Kantor pusat Medan merupakan salah satu Bank Milik
Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang perbankan. Misi dari bank adalah
mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan
pada prinsip-prinsip Compliance. Dalam pengambilan keputusan investasi aktiva
tetap khusus gedung untuk perluasan usaha, perusahaan belum sepenuhnya
menggunakan metode penilaian investasi.
Berdasarkan uraian di atas, serta mengingat akan pentingnya sistim
informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan sesuai dengan
perkembangan zaman, serta dalam situasi persaingan yang semakin tajam, maka
penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk skripsi judul
3
“Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Pada PT Bank Sumut Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah perusahaan telah menggunakan informasi akuntansi
manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Apakah informasi akuntansi manajemen telah dimanfaatkan
perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi.
C. Batasan Masalah
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
investasi, baik investasi dalam bentuk tanah, peralatan, gedung dan lain
sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan kesalah pahaman dalam pembahasan dan
karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, serta pengetahuan penulis, maka
penulisan akan dibatasi pada penerapan informasi akuntansi differensial dalam
pengambilan keputusan investasi gedung di PT Bank Sumut Kantor Pusat.
4
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan
masalah yang penulis kemukakan adalah : “ Bagaimanakah efektivitas
penggunaan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan
investasi gedung”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas
penggunaan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan
investasi gedung di dalam perusahaan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk menambah pengetahuan
khususnya mengenai peranan dan fungsi internal auditor.
2. Bahan masukan bagi perusahaan sebagai alternatif yang dapat
membantu perusahaan dalam mengatasi permasalahan mengenai internal
audit.
3. Bahan masukan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian
sejenis, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih baik dari yang sudah
ada.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Pengertian Informasi Akuntansi Manajemen
pada dasarnya informasi akuntansi manajemen adalah suatu sistem
yang berperan serta membantu akuntansi di dalam melaksanakan transformasi
data menjadi informasi, yang mana informasi tersebut berguna sebagai bahan
bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Sebelum membahas
pengertian informasi manajemen lebih lanjut terlebih dahulu dibahas
pengertian informasi dan akuntansi manajemen.
Pada dasarnya informasi merupakan fakta-fakta atau data yang telah
mengalami proses yang disebut dengan proses transformasi data sehingga
menjadi informasi. Data merupakan bahan baku yang belum diolah dan belum
mempunyai nilai. Untuk itu data harus diolah sedemikian rupa sehingga
menjadi informasi yang mempunyai arti tersendiri sesuai dengan kegunaan
daripada informasi tersebut.
Bodnar dan Hopwood diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf dan Rudi
M. Tambunan (2001 : hal. 1) menyatakan Informasi adalah “data yang
berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil
keputusan yang tepat”.
6
Hubungan data dengan informasi sangat erat. Data diibaratkan sebagai
bahan baku yang telah mengalami proses transformasi sehingga keluarannya
menjadi barang jadi. Hubungan data dengan informasi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar II.1Hubungan Data dan Informasi
INPUT OUTPUT
Sumber : Baridwan (2000 : 4)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data yang telah dikumpulkan
oleh sistem pengolahan. Hasil tersebut adalah informasi dan informasi inilah
yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
Setelah data ditransformasikan menjadi informasi maka informasi tersebut
dapat digunakan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan.
Menurut Arens dan Lobbecke (2003 : 3): “akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan”.
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut pandang yaitu
akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi
manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Akuntansi manajemen adalah
informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe
7
Data Proses Informasi
6
akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern
organisasi.
Menurut Ahmad (2000 : hal. 4) : “akuntansi manajemen adalah penerapan teknik-teknik dan konsep yang tepat dalam pengelolaan data ekonomi historical yang diproyeksikan dari suatu satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyususnan rencana untuk tujuan-tujuan ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusan-keputusan rasional dengan suatu pandangan kearah pencapaian tujuan tersebut”.
Dari defenisi di atas, dapat dibuat suatu gambaran mengenai proses
akuntansi manejemen hingga menjadi informasi yang dapat digunakan
seorang manajer sebagai berikut :
a. Mengidentikasi
Identifikasi merupakan seleksi yang dilakukan terhadap transaksi dan
kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang terjadi di perusahaan dalam
rangka pelaksanaan operasinya. Supaya dapat dilakukan tindakan
akuntansi yang tepat yaitu bagaimana pencatatan dan pengklasifikasiannya
dalam pembukuan perusahaan.
b. Pengumpulan
Transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang telah
diidentifikasikan pada tahap sebelumnya akan dikumpulkan dan
selanjutnya akan dicatat dan diklasifikasikan secara konsisten.
c. Pengukuran
Pengukuran merupakan tindakan yang dilakukan untuk membandingkan
transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah diproyeksikan akan
8
terjadi dengan transaksi-transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi
sesungguhnya
d. Akumulasi
Akumulasi merupakan pengelompokkan transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian ekonomi pada tahap sebelumnya telah dikumpulkan, selanjutnya
akan dijadikan berupa laporan akuntansi keuangan secara konsisten.
e. Analisa
Dari hasil perbandingan di atas akan dapat dinilai tingkat keberhasilan
yang dicapai perusahaan, misalnya kalau terjadi perbedaan yang menyolok
antara budget dengan actual maka akan dianalisa apa yang menyebabkan
perbedaan tersebut sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi.
f. Penyajian dan Interpretasi
Penyajian dan interpretasi merupakan koordinasi data akuntansi dan
perencanaan untuk menyediakan informasi yang akan disajikan secara
logis kepada pimpinan perusahaan untuk digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
g. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses pelaporan kejadian-kejadian
ekonomi yang sudah diikhtisarkan, baik kepada pihak eksternal maupun
pihak internal. Untuk pihak eksternal, informasi akuntansi yang disajikan
berupa laporan akuntansi keuangan yang terdiri dari daftar neraca, laporan
laba rugi, arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan kepada
9
eksternal harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
sedangkan informasi yang disajikan pihak internal tidak hanya terbatas
kepada laporan keuangan pokok saja tetapi juga informasi internal lainnya
yang terjadi selama proses pelaksanaan operasi, misalnya : laporan analisa
laba kotor, laporan analisa penjualan produk, laporan penentuan Break
Event Point (BEP).
Agar dapat dipahami apa yang dimaksud dengan informasi akuntansi
manajemen, maka penulis mengutip beberapa defenisi berikut : “informasi
akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang
diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama berhubungan
dengan data keuangan dari suatu perusahaan.
Menurut Nugroho Widjayanto (2001 : hal. 4) :“sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen”.
Hansen dan Mowen (2004 : hal. 4) :“sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen”.
Sistem informasi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan
perusahaan. Dengan adanya unsur-unsur pengendalian atau pengecekan dalam
sistem akuntansi, berbagai kekurangan penyimpangan dan kesalahan dapat
dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki, sedangkan informasi
akuntansi manajemen dapat membantu manajer mengidentifikasi suatu
10
masalah, menyelesaikan masalah dan mengevaluasi kinerja (informasi
akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup
manajemen, meliputi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan
selain itu kebutuhan akan informasi tidak terbatas hanya pada organisasi
manufaktur, namun digunakan pada semua organisasi, termasuk dagang dan
jasa.
2. Jenis-Jenis Informasi Akuntansi Manajemen
Baridwan (2001 : hal. 11) mengatakan jenis dari informasi akuntansi
manajemen adalah sebagai berikut :
a. Informasi akuntansi penuh (Full Cost Accounting
Information)
b. Informasi akuntansi differensial (Differential Accounting
Information)
c. Informasi akuntansi pertanggungjawaban (Responsilbility
Accounting Information).
Pembahasan informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan
objek informasi (Information object atau information objective). Objek
informasi dapat berupa produk, keluarga produk, aktivitas, departemen, divisi
atau perusahaan sebagai keseluruhan. Informasi akuntansi penuh adalah
seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh atau seluruh sumber yang
dikorbankan suatu objek informasi.
11
Informasi akuntansi differensial merupakan informasi akuntansi yang
dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Informasi akuntansi differensial
merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan dan biaya dalam alternatif
tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Informasi
akuntansi differensial mempunyai dua unsur pokok merupakan informasi
yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh
pengambil keputusan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk
pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik
di antara alternatif yang tersedia.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan keluaran sitem
akuntansi pertanggungjawaban. Konsep informasi akuntansi
pertanggungjawaban telah mengalami perkembangan dengan metode
pengendalian biaya yang digunakan dalam perusahaan. Dalam sistem
akuntansi pertanggungjawaban tradisional, informasi akuntansi
pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan dan biaya yang
dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu. Dalam activity based responsilibility
accounting system, informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah informasi
aktiva, pendapatan dan biaya yang dihubungkan dengan aktivitas-aktivitas
penambah dan bukan penambah nilai.
3. Manfaat Informasi Akuntansi Manajemen
12
Setiap jenis/tipe informasi akuntansi manajemen jika dihubungkan
dengan tujuan dan pada masa yang akan datang dan pada masa sekarang dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel II. 1Tipe Informasi Akuntansi Manajemen dan Manfaatnya
Tipe Informasi Akuntansi Manajemen (Aktiva, Pendapatan dan Biaya)
ManfaatInformasi Masa Lalu
Informasi Masa Yang Akan Datang
Informasi akuntansi Penuh (Full accounting information)
Pelaporan informasi keuangan Analisis kemampuan menghasilkan laba
Jawaban atas pertanyaan : berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?
Penentuan harga jual dalam cost type contract
Penyusunan Program
Penentuan harga jual normal
Penentuan harga transfer
Penentuan harga jual dalam perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah
Informasi akuntansi differensial
Tidak ada Pengambilan keputusan pemilihan alternatif, baik jangka pendek maupun jangka panjang
Informasi akuntansi pertanggungjawaban
Penilaian kinerja manajer
Penyusunan anggaran
Sumber : Mulyadi (2001 : hal. 18)
4. Pengertian dan Jenis-Jenis Investasi
a. Pengertian Investasi
13
Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : No. 13 paragrap 03):“investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan yang berinvestasi”.
Dari defenisi tersebut dapat diartikan bahwa suatu yang
diinvestasikan adalah beberapa kekayaan atau harta baik itu berupa harta
tetap maupun lancar, dimana diharapkan adanya suatu distribusi seperti
bunga, royalty, dividen dan lain-lain yang diharapkan perusahaan yang
berinvestasi.
b. Jenis-Jenis Investasi
1.1. Investasi Jangka Pendek
Suatu perusahaan mungkin saja memiliki uang kas yang
belum segera diperlukan dalam waktu dekat, tetapi baru akan
digunakan dalam operasi perusahaan dalam masa yang akan datang.
Dalam hal ini, agar dalam penggunaan kas pada masa yang akan
datang tidak menganggur disebabkan karena kelebihan dana, maka
dapat menanamkan seluruhnya atau sebagian dalam surat-surat
berharga, seperti sertifikat deposito yang memberikan keuntungan
dan bila diperlukan dapat dijual kembali menjadi uang kas.
Investasi lancar sering juga disebut juga dengan surat-surat
berharga yang merupakan aktiva lancar. Agar dapat dikategorikan
sebagai aktiva lancar dalam neraca, maka investasi itu haruslah
14
likuid (dapat dengan mudah dikonversikan kedalam bentuk kas).
Selain itu investasi tersebut juga bermaksud untuk menginversikan
investasi dalam jangka waktu kurang 1 (satu) tahun atau
mempergunakannya untuk kewajiban lancar perusahaannya.
1.2. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang disebut juga investasi permanen dan
biasanya dilaporkan di neraca dalam perkiraan aktiva tidak lancar.
Investasi jangka panjang merupakan sebagian dana yang ditanamkan
dalam aktiva diluar kegiatan usaha pokok perusahaan, dengan tujuan
memperoleh pendapatan terus-menerus dalam jangka panjang.
Dengan demikian investasi jangka panjang atau aktiva-aktiva
perusahaan yang merupakan bentuk penanaman atau penyertaan
jangka panjang di luar kegiatan usaha pokok. Investasi jangka
panjang diklasifikasikan dalam empat kelompok
Investasi dalam saham atau surat berharga baik saham
preferen maupun saham biasa yang dipegang oleh investor dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun.
Investasi dalam obligasi, hipotik, dan instrumen-instrumen
hutang sejenisnya.
Dana perluasan obligasi, penebusan saham dan tujuan khusus
lainnya.
15
Investasi lainnya seperti uang muka pada afiliasi, bunga
dalam kontrak asuransi jiwa dan kekayaan pemilik dalam
persekutuan.
5. Metode Penilaian Investasi
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi
atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi. Berikut ini dibahas
empat metode untuk menilai suatu usulan investasi :
a. Pay Back
Salah satu metode yang pada umumnya digunakan untuk
menentukan perlu tidaknya penambahan atau penggantian aktiva tetap
perusahaan adalah pay back method. Metode ini sering pula disebut
dengan istilah lain seperti pay off method dan pay out method. Rumus
perhitungan pay back (dalam tahun) dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1.1. Pay Back Period Belum Memperhitungkan Pajak
Penghasilan.
Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam
penentuan pay back period, dalam investasi untuk perluasan usaha,
pay back period dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Investasi
16
Pay Back (dalam Tahunan) =Laba tunai rata-rata per tahun
Dalam rumus perhitungan pay back period tersebut,
pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva differensial yang
direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha dan penyebut
yang berupa laba tunai merupakan pendapatan differensial dikurangi
dengan biaya differensial tunai.
Sebagai contoh Tuan A mempunyai rencana akan
menginvestasikan uangnya dalam usaha transport menurut rencana
dia akan membeli sebuah mobil penumpang dengan harga Rp
72.000.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Untuk
memperkirakan dalam jangka berapa tahun investasi tersebut akan
kembali, Tuan A memperkirakan pendapatan differensial dan biaya
differensial tunai per bulan dari usahanya sebagai berikut :
Taksiran Pendapatan differensial tunai : Rp 5.000.000
Taksiran Biaya differensial tunai : Rp (3.800.000)
Laba tunai per bulan : Rp 1.200.000
Jika dampak pajak penghasilan akibat tamabahan laba tunai
tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan, investasi
tersebut akan kembali lagi dalam jangka waktu :
72.000.000
17
Pay Back period = = 60 Bulan 1.200.000
Apabila diterapkan dalam investasi pada penggantian aktiva
tetap, maka rumus perhitungkan pay back period adalah sebagai
berikut :
InvestasiPay back period (dalam tahunan) =
Penghematan tunai per tahun
Dalam rumus perhitungan pay back period tersebut,
pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva differensial yang
direncanakan dalam ususlan investasi penggantian aktiva tetap, dan
penyebut yang berupa biaya differensial tunai yang terdiri dari
penghematan biaya tunai yang akan diperoleh dengan penggantian
aktiva tetap. Dua rumus perhitungan pay back period tersebut di atas
digunakan jika laba tunai atau penghematan tunai setiap periode
sama.
1.2. Pay Back Period Memperhitungkan Pajak
Penghasilan.
Jika dampak pajak penghasilan diperhitungkan, maka
penentuan pay back period dilakukan dnegan rumus berikut ini :
InvestasiPay back period (dalam Tahunan) =
18
Kas Masuk Bersih
b. Avarage Return on Investment Method
Metode ini sering disebut accounting method atau financial
statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba
akuntansi (accounting profit). Rumus perhitungan ROI adalah
Laba sesudah pajakRata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai dikurangi dengan
biaya depresiasi. Oleh karena itu rumus perhitungan tarif ROI adalah :
Rata-rata kembaliankas tahunan - Penutupan Investasi
Tarif kembalian investasi =Rata-rata investasi
Dalam rumus-rumus di atas, dipakai investasi rata-rata sebagai
penyebut. Adakalanya tarif ROI dihitung dengan rumus yang memakai
investasi mula-mula sebagai penyebut.
Sebagai contoh suatu proyek investasi memerlukan investasi mula-
mula Rp 10.000.000. umur ekonomis proyek diperkirakan 10 tahun, tanpa
nilai residu pada akhir tahun kesepuluh. Diperkirakan setiap tahun akan
dapat diperoleh kas masuk rata-rata sebesar Rp 4.000.000. Sedangkan kas
keluar yang termasuk pajak, rata-rata sebesar Rp 2.500.000.
19
(4.000.000-2.500.000)-(10.000.000+10)Tarif kembalian investasi = = 5 %
10.000.000
Jika dalam rumus tarif ROI tersebut di atas diapakai investasi rata-
rata sebagai penyebut, maka ada dua macam cara perhitungan yang dapat
ditempuh :
1.1. Investasi mula-mula ditambah investasi pada akhir tahun ke 10
dibagi dua.
(4.000.000-2.500.000)-(10.000.000/10)Tarif kembalian investasi = = 5 % (10.000.000+0) + 2
1.2. Diperhitungkan investasi rata-rata setiap tahun dan jumlah investasi
rata-rata setiap tahun kemudian dibagi dengan umur ekonomis
proyek. Contoh perhitungan rata-rata adalah sebagai berikut :
Investasi rata-rata pada tahun 1
Investasi mula-mula Rp 10.000.000
Investasi pada akhir tahun ke 1
10.000.000-1.000.000 9.000.000
rata-rata investasi pada tahun ke-1
(10.000.000+9.000.000)/2 9.500.000
Investasi rata-rata pada tahun 2
Investasi awal tahun ke-2 Rp 9.500.000
Investasi pada akhir tahun ke 2
9.500.000-1.000.000 8.500.000
20
rata-rata investasi pada tahun ke-1
(9.500.000+8.500.000)/2 8.500.000
Investasi rata-rata pada tahun 3
Investasi awal tahun ke-3 Rp 8.500.000
Investasi pada akhir tahun ke 3
8.500.000-1.000.000 7.500.000
rata-rata investasi pada tahun ke-1
(8.500.000+7.500.000)/2 8.000.000
perhitungan investasi rata-rata selama umur ekonomis proyek
dapat diikuti pada tabel berikut :
Tabel II.2Perhitungan Investasi Rata-Rata
Tahun Saldo Investasi pada awal tahun (dalam ribuan rupiah)
Capital recovery/biaya depresiasi (dalam ribuan rupiah)
Saldo investasi pada akhir tahun (dalam ribuan rupiah)
Investasi rata-rata pada tahun (dalam ribuan rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
9.0008.0007.0006.0005.0004.0003.0002.0001.000 0
9.5008.5007.5006.5005.5004.5003.5002.5001.500 500
Sumber : Mulyadi (2001 : 304)
(4.000.000-2.500.000)-(10.000.000/10)Tarif kembalian investasi = = 10 %
21
(10.000.000+0) /10
Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini
adalah sebagai berikut :
1.1. Suatu Investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat
memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak
perusahaan.
1.2. Jika Pengambil keputusan belum memiliki batasan tarif kembalian
investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah
yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar.
c. Present Value Method
Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang. Dalam
keputusan-keputusan aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang
dipertimbangkan adalah besarnya selisih antara pendapatan differensial
dengan biaya differensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat
dari adanya pendapatan differensial dan biaya differensial selama umur
ekonomis aktiva tetap tersebut, kemudian dinilaitunaikan dengan tarif
kembalian tertentu. Jumlah nilai ini kemudian dibandingkan dengan aktiva
differensial untuk mempertimbangkan menguntungkan tidaknya tambahan
aktiva tetap tersebut. Jika jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari
aktiva differensial, usulan investasi tersebut dianggap menguntungkan
sedangkan jika jumlah nilai tunai tersebut lebih rendah dari aktiva
22
differensial, usulan investasi tersebut dianggap tidak menguntungkan.
Perhitungan nilai tunai adalah sebagai berikut :
1
NT = AK(1+i)n
Keterangan :
NT = Nilai Tunai
AK= Arus Kas
i = Tarif Kembalian Investasi
n = Jangka Waktu
Faktor 1/(1+n)n tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat
untuk berbagai tarif kembalian jangka waktu. Sebagai contoh tuan A
merencanakan akan menginvestasikan uangnya dalam pembeliam mobil
penumpang seharga Rp 95.000.000. Kenderaan tersebut diperkirakan
berumur ekonomis 4 tahun dan pada akhir tahun keempat dianggap tidak
bernilai residu. Perhitungan laba per tahun yang diproyeksikan dari usaha
selama umur ekonomis kendaraan tersebut disajikan pada tabel II.4. Atas
dasar arus kas bersih setiap bulan yang diperkirakan sebesar Rp
46.500.000 per tahun, maka pada tarif kembalian 10% pertahun, jumlah
nilai tunai kas masuk bersih tersebut disajikan pada tabel II.5.
Tabel II.3 Perhitungan Laba Per Tahun dan Arus Kas Masuk Bersih
Pendapatan Arus Kas Masuk
Biaya dan laba dan Kas Keluar
Akuntansi
Taksiran Pendapatan 78.000
Taksiran Biaya Operasi
Biaya Bahan Bakar 10.000 10.000
Biaya tenaga kerja 4.000 4.000
Biaya reperasi dan pemeliharaan 3.000 3.000
23
Biaya lain 2.250 2.250
Biaya depresiasi 23.750
Total biaya operasi : 43.000
Total biaya tunai 19.250
Taksiran laba sebelum pajak 35.000
Laba tunai 58.750
Pajak penghasilan (35%X35.000) 12.250 12.250
Laba bersih setelah pajak 22.750
Kas masuk bersih 46.500
Sumber : Mulyadi (2001 : hal. 308)
Tabel II.4Nilai Tunai Kas Masuk Bersih
Tahun Kas masuk bersih
per tahun
Tarif
kembalian
Nilai kas masuk
bersih tahunan
(1) (2) (3) (4)
1
2
3
4
46.500.000
46.500.000
46.500.000
46.500.000
0,909
0,826
0,751
0,683
42.268.500
38.409.000
34.921.500
31.759.500
Jumlah nilai tunai kas masuk bersih 147.358.500
Sumber : Mulyadi (2001 : hal. 308)
d. Discount Cash Flows Method
24
Pada dasarnya diccount cash flows method sama dengan present
value method, karena kedua-duanya memperhitungkan nialai waktu uang
di masa yang akan datang. Perbedaannya adalah dalam present value
method tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih dahulu
sebagai tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima
atau menolak suatu usulan investasi.
Dalam present value method, asalkan jumlah nilai tunai arus kas
masuk bersih suatu investasi melebihi nilai tunai investasi mula-mula,
rencana investasi secara ekonomis layak diterima, tanpa memperhitungkan
lagi berapa jumlah kelebihan nilai tunai arus kas masuk bersih tersebut di
atas investasi mula-mula.
Discount cash flow method justru mencari pada tarif kembalian
berapa arus kas masuk bersih harus dinilaitunaikan supaya investasi yang
ditanamkan dapat tertutup, penentuan tarif kembalian tersebut dilakukan
dengan metode coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara :
1.1. Mencari nilai tunai arus kas masuk bersih pada tarif
kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau di bawah tarif
kembalian investasi yang diharapkan.
1.2. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut
untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya
Sebagai contoh investasi direncanakan sebesar Rp 4.600.000.
umur ekonomis investasi diperkirakan 4 tahun. Kas masuk bersih
dari investasi (pendapatan differensial dikurangi dengan biaya
25
differensial tunai dan pajak penghasilan atas biaya differensial tidak
tunai) diperkirakan selama 4 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel II.5Arus Kas Masuk Bersih
Tidak Sama Tiap Periode
Tahun Kas Masuk Bersih1234
Rp 1.800.0001.600.0001.500.0001.400.0006.300.000
Tabel II.6Perhitungan Tarif Kembalian Jika Arus Kas Masuk Bersih
Tidak Sama Tiap Periode
Tahun Kas Masuk Bersih
Nilai tunai Rp 1 pada tarif kembalian 10 %
Nilai tunai kas masuk bersih pada tarif kembalian 10 % (1) x (2)
Nilai tunai Rp 1 pada tarif kembalian 15 %
Ilai tunai kas masuk bersih pada tarif kembalian 15 %(1) x (4)
1234
1.800.000 1.600.0001.500.000 1.400.000
0,9090,8260,7510,683
1.636.2001.321.6001.126.500 986.200
0,8700,7560,6580,572
1.566.0001.209.600 987.000 800.000
6.300.000 5.040.500 4.563.400
6. Keputusan Investasi
Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang
sangat penting, oleh karena keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang
26
manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh
bawahannya. Kesalahan mengambil keputusan akan merugikan organisasi,
mulai dari kerugian citra sampai kepada kerugian material.
Pengambilan keputusan merupakan proses pemikiran dalam rangka
pemecahan masalah. Dengan demikian keputusan yang diambil juga memiliki
kriteria pula, karena keputusan yang dihasilkan ada yang mengandung resiko
besar dan ada pula yang resikonya kecil atau tidak ada sama sekali. Untuk
keputusan yang memiliki resiko yang sangat besar dituntut keberanian
manajer dalam pengambilan keputusan.
Demikian juga halnya dalam pelaksanaan pengambilan keputusan
investasi maka dibutuhkan keputusan-keputusan berupa kebijaksanaan agar
investasi yang dilakukan tersebut benar-benar berfaedah bagi perusahaan.
Dalam pelaksanaannya keputusan investasi maka pada dasarnya keputusan
tersebut diserahkan kepada pimpinan dalam mengelola harta perusahaan
khususnya uang, yang ditujukan bagi pengembangan perusahaan di masa
mendatang, baik itu dalam bentuk perluasan kegiatan perusahaan sehingga
target produksi dapat dikembangkan maupun juga dengan cara
menginvestasikan dana perusahaan pada dasarnya berupa kebijakan perluasan
produksi maupun pasar sasaran dengan ditopang oleh pengembangan
organisasi perusahaan itu sendiri.
Mulyadi (201 : hal. 41) :“menyatakan keputusan investasi membutuhkan suatu pemahaman terhadap berbagai piranti investasi, cara penilaian piranti investasi tersebut, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi
27
piranti investasi yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio untuk dapat mencapai tujuan investasi”.
Sedangkan keputusan investasi ke luar pada dasarnya merupakan suatu
jawaban dari proses kedudukan manajer dalam mengelola uang di luar
perusahaan baik itu kepada perusahaan asuransi, institusi simpanan (bank,
asosiasi simpanan dan pinjaman, pasar modal)
Tujuan daripada keputusan investasi adalah agar investasi dalam
rangka pengembangan aktivitas perusahaan maupun juga keterlibatan
perusahaan dalam uang di luar perusahan dapat memberikan imbalan balik
yang positif bagi pengembangan perusahaan yang melakukan investasi itu
sendiri.
7. Pengambilan Keputusan Investasi
Tanpa melakukan perbedaan terhadap investor institusional, yang
terdiri dari lembaga-lembaga keuangan di luar perusahaan seperti perusahaan
investasi, bank maupun pasar modal maka dalam suatu proses pengambilan
keputusan investasi, sebagaimana dikatakan Mulyadi (201 : hal. 52) dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut
a. Menetapkan Sasaran Investasi
Langkah pertama pertama dalam proses pengambilan keputusan investasi,
menetapkan sasaran investasi, yang digantungkan dari perusahaan itu
sendiri. Sebagai contoh, dana pension yang berkewajiban untuk membayar
sejumlah dana kepada pesertanya di masa yang akan datang, akan
28
memiliki sasaran untuk memperoleh dana yang cukup dari portofolio
investasi, sehingga dapat memenuhi kewajiban dana pensiunnya. Atau
dengan kata lain perusahaan dalam rangka melindungi pekerjanya
melakukan investasi dengan perusahaan penyandang dana pension,
sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawainya serta terdapatnya suatu
struktur di luar perusahaan yang mengatur masalah pensiun pegawainya.
b. Membuat Kebijakan Akuntansi
Langkah kedua dalam proses pengambilan keputusan investasi adalam
membuat pedoman kebijakan untuk memenuhi sasaran investasi.
Penetapan kebiajakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/asset.
Yaitu, investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya
didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada.
Kelompok aktiva umumnya meliputi saham, obligasi, real estate, dan
sekuritas-sekuritas di luar negeri.
c. Pemilihan Strategi Portofolio
Pemilihan strategi portofolio yang konsisten terhadap sasaran dan
pedoman proses manajemen investasi dari klien maupun insitusi
merupakan langkah ketiga dalam proses pengambilan keputusan investasi.
Strategi-strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif dan
pasif. Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-informasi yang
tersedia teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih
baik dibandingkan portofolio yang hanya didiversifikasi secara luas.
Strategi portofolio pasif melibatkan inut ekspektasional minimal dan
29
sebagai gantinya bergantung pada diversifikasi untuk mencocokkan
kinerja dari beberapa indeks pasar.
d. Pemilihan Aktiva
Setelah strategi portofolio dipilih, langkah selanjutnya adalah memilih
aktiva tertentu untuk dimasukkan dalam portofolio. Hal ini membutuhkan
evaluasiterhadap masing-masing sekuritas. Dalam strategi aktif, hal ini
berarti usaha untuk mengidentifikasi kesalahan penetapan harga sekuritas.
e. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Mengukur dan mengevaluasi kinerja investasi merupakan langkah terakhir
dalam proses pengambilan keputusan investasi. Sebenarnya penggunaan
istilah langkah terakhir dapat menyesatkan karena proses investasi
merupakan proses yang berkesinambungan. Langkah ini meliputi
pengukuran kinerja portofolio dan selanjutnya pengevaluasian kinerja
tersebut secara relative terhadap beberapa patok duga (benchmark). Patok
duga merupakan kinerja dari serangkaian sekuritas yang telah ditentukan,
diperoleh untuk tujuan perbandingan.
8. Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi.
Membuat keputusan adalah salah satu fungsi pokok manajer. Setiap
keputusan melibatkan proses pemilihan dari setidaknya dua alternative. Dalam
30
proses pembuatan keputusan, biaya dan manfaat dari alternative yang lain.
Biaya yang berada diantara berbagai alternatif yang tersedia disebut biaya
relevan.
Mulyadi (2001 : hal. 286) :“menyatakan investasi adalah pengkaitan sumber-sumber jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dalam penggantian atau penambahan kapasitas pabrik misalnya dana yang sudah ditanamkan sudah terkait dalam jangka waktu yang panjang sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama. Sekali investasi diputuskan maka perusahaan akan terikat pada jalan panjang di masa yang akan datang yang sudah dipilih”.
Penyusunan program merupakan proses perencanaan jangka panjang
yang didalamnya manajemen merencanakan alokasi sumber daya kepada
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk
pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sebeum
manajemen menetapkan jumlah sumber daya ekonomi yang akan dialokasikan
ke dalam program-program yang akan dilaksanakan. Untuk memungkinkan
pemilihan program yang secara ekonomis terbaik bagi perusahaan diantara
berbgaai alternatif program yang mungkin dilaksnakaan oleh perusahaan,
manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial.
Dalam perencanaan jangka panjang manajemen puncak menghadapi
masalah mesin dan peralatan baru untuk memenuhi bertambahnya permintaan
terhadap produk perusahaandan masalah penggantian aktiva tetap yang sudah
tidak ekonomis lagi pemakaiannya dan masalah lain yang berhubungan
dengan investasi atau penanaman modal. Diantara berbagai informasi yang
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, informasi akuntansi
31
manajemen yang berupa aktiva differensial merupakan informasi penting
untuk menilai kelayakan ekonomis suatu rencana investasi.
B. Kerangka Konseptual
Gambar II.2Kerangka Konseptual
32
Bank Sumut
Pengambilan Keputusan
Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi Akuntansi Differensial
Tujuan Perusahaan
Dari gambar kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa Bank
Sumut dalam mencapai tujuannya harus menyerap informasi. Ada dua tipe
akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu
Informasi akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi differensial .
Informasi akuntansi differensial tersebut sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan dalam mencapai tujuannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Objek, dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Sumut yang beralamat di Jl. Imam
Bonjol No. 18 Medan, Telp (061) 4155100.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Penerapan Informasi akuntansi manajemen
dalam pengambilan keputusan investasi Pada PT Bank Sumut.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini penulis rencanakan mulai dari bulan Januari 2008 sampai bulan
Maret 2008.
33
Tabel III. 1Waktu Penelitian
No
.
Kegiatan Januari Pebruari Maret April
II III IV I II III IV I II III IV I II III
1. Survei Lapangan
2. Penyusunan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Penyusunan Skripsi
B. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung
yang terdiri atas struktur organisasi, sejarah perusahaan, laporan keuangan dan
lain-lain.
b. Data Sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung, melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak
lain).
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data primer maupun data sekunder, penulis
melakukan teknik pengumpulan data dengan cara :
34
33
1. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
pihak berwenang di perusahaan sesuai dengan masalah yang diteliti.
2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan antara
lain meliputi laporan keuangan, kertas kerja internal auditor dan laporan audit.
3. Studi Dokumentasi, meneliti bahan-bahan tulisan perusahaan seperti profil
atau sejarah singkat dan gambaran umum kegiatan perusahaan.
D. Metode Analisis Data.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Dengan
metode ini data dikumpulkan, disusun, dan dianalisa sehingga memberikan
keterangan yang jelas dan lengkap guna memecahkan masalah yang diteliti dan
diharapkan dapat memberikan gambaran yang objektif mengenai objek yang
diteliti.
BAB IV
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara disingkat PT Bank
Sumut (“Bank”) didirikan di Medan berdasarkan akta Notaris Rusli No. 22
tanggal 4 Nopember 1961 dalam bantuk Perseroan Terbatas. Berdasarkan UU
No. 13 Tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dan
sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 5 Tahun 1965,
bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pada
35
tanggal 16 April 1999, sesuai dengan Akta Notaris Alina Hanum Nasution,
SH. No. 38, bentuk usaha diubah kembali menjadi perseroan terbatas. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan surat keputusan No. C-8224.HT.01.01.TH.99 tanggal 5 MEi 1999
serta diumumkan dalam bentuk Berita Negara Republik Indonesia No. 54
tanggal 6 Juli 1999 Tambahan No. 4042.
Anggaran dasar Bank telah beberapa kali mengalami perubahan,
terakhir dengan akta Notaris Alina Hanum, SH. No. 21 tanggal 9 Mei 2003
mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, persatuan dari lembaga
yang berwenang mengenai pengangkatan anggota direksi, pengangkatan
komisaris utama, tugas dan wewenang komisaris, dewan pengawas syariah,
tahun buku, serta ketentuan pelaksanaan RUPS untuk penggabungan,
peleburan, dan pengambilalihan Bank. Akta pendirian ini telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum dengan
keputusannya No. C-28802 HT.01.04.TH.2003 tanggal 10 Desember 2003
serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 18
Mei 2004 Tambahan No. 4656 sesuai dengan perjanjian Rekapitalisasi antara
Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan Bank Pembangunan
Daerah (BPD) Sumatera Utara tanggal 7 Mei 1999, Bank diikutsertakan
dalam program Rekapitulasi.
PT Bank Sumut merupakan bank non devisa yang kantor pusatnya
beralamatkan di jalan Imam Bonjol No. 18 Medan. Dalam tahun 2005, Bank
36
telah menambah 1 kantor cabang, 3 kantor cabang pembantu, 18 kantor kas
dan 7 unit ATM sedangkan kas mobil dan payment point tidak berubah
sehingga per 31 Desember 2005, Bank telah memiliki 20 kantor cabang, 8
kantor cabang pembantu, 37 kantor kas, 15 kas mobi, 1 payment point dan 30
unit ATM. Dalam tahun 2004, bank membuka unit Usaha Syariah yang telah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia Cabang Medan dengan suratnya No.
6/141/DPIP/Prz/Mdn tanggal 18 Oktober 2004. dalam tahun 2005, Bank juga
menambah 1 cabang syariah sehingga per 31 Desember 2005, Bank telah
memiliki 3 cabang syariah. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember
2005 dan 2004 masing-masing berjumlah 1.044 dan 841 orang.
Susunan komisaris dibentuk berdasarkan Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank SUmut No. 76 tanggal 28 Juni 2001,
dari Notaris Alina Hanum, SH. Sedangkan susunan direksi dibentuk
berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Sumut No. 28 tanggal 24 Mei 2004, dari Notaris H. Marwansyah Nasution,
SH di Medan serta keputusan RUPS sirkuler PT Bank Sumut tanggal 10 Juni
2004.
Kegiatan utama dari Bank Sumut adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Penghimpun
dana dilakukan dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito dan tabungan. Khusus untuk tabungan, Bank Sumut
memiliki produk tabungan martabe yang berhadiah barang dan undian 2 kali
dalam setahun. Selain itu ada tabungan simpeda yang merupakan produk
37
bersama Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia yang berhadiah uang
dan juga diundi 2 kali dalam setahun.
Bagi nasabah yang berniat menunaikan ibadah haji dapat menyetorkan
biaya penyelenggaraan biaya haji (BPS-BPIH) melalui Bank Sumut dengan
produk tabungan makbul. Bank Sumut juga melayani pembayaran pajak
secara online. Penambahan fitur ATM Bank Sumut pada tahun 2005 mellaui
ATM bersama memberikan kemudahan bagi nasabah Bank Sumut dalam
melakukan transaksi :
a. Diseluruh Indonesia dan pada tahun 2005 nasabah Bank Sumut
telah dapat bertransaksi di Negara Malaysia melalui ATM yang berlogo
BANKCARD.
b. Transfer/pemindahbukuan antar bank anggota ATM bersama.
c. Pembayaran kartu pasca bayar dan pembelian pulsa kartu pra
bayar pada PT Indosat dan PT Telkomsel.
Penarikan tunai kartu ATM Bank Sumut telah ditingkatkan untuk
kartu Silver maksimal sebesar RP 5.000.000 dan untuk kartu Gold maksimal
Rp 10.000.000. pada tahun 2005 juga telah mengoperasikan layanan
penerimaan pembayaran jasa telekomunikasi sistem Host to Host (H2H) dan
sejak bulan Agustus s/d Desember 2005 telah terjadi 2.907 transaksi dengan
jumlah penerimaan pembayaran sebesar Rp 582.047.131.
PT Bank Sumut telah menjadi Bank Operasional I (BO I) yang berarti
menjadi Bank mitra KPKN sebagai penyimpan uang Negara untuk gaji dan
non gaji berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan No. SE-
38
19/PB/2005 tanggal 9 Maret 2005 dan sebagai Bank Persepsi BPHTP (Bea
Perolehan Hak Atas Tanah) sesuai surat keputusan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan No. Kep-10/PB/2005 tanggal 16 Pebruari 2005.
Produk kredit yang ditawarkan meliputi kredit dengan sistem angsuran
dan rekening Koran tergantung kepada jenis usaha yang akan dibiayai. Sejalan
dengan kebijakan yang telah digariskan yaitu mengembangkan dunia usaha
secara umum khususnya sector usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),
maka hamper seluruh pembiayaan dislaurkan kepada debitur yang tergolong
kredit usaha kecil (KUK). Disamping itu, Bank Sumut juga menyediakan jasa
transfer dan inkaso, penyedia safe deposit box, penyewaan ruang kantor,
service point pembayaran rekening listrik, air dan telepon serta garansi bank.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu proses manajemen yang
menghasilkan penugasan (pembagian tugas), dan tugas-tugas ini merupakan
hasil daripada pembagian pekerjaan yang menghasilkan prosedur dan
peraturan yang diperlukan. Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan
sistem yang mengatur penempatan dan pembagian tugas kepada masing-
masing bagian yang ada dalam perusahaan. Untuk menjamin kelancaran
pembagian tugas ini, maka peran struktur organisasi sangat diperlukan.
Oleh sebab itu suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
tugas-tugasnya memerlukan kerangka kerja dan uraian tugas yang jelas dan
tegassehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Untuk menjamin kesatuan arah
39
dalam pelaksanaan kegiatan yang mendukung tugas-tugas perusahaan
diperlukan struktur organisasi sebagai pedoman dalam pembagian tugas dan
wewenang, karena tanpa struktur organisasi pelaksanaan tugas pekerjaan tidak
berjalan lancar dan baik, dengan kata lain sering terjadi kesimpang siuran
dalam pelaksanaan tugas.
Struktur organisasi mewujudkan suatu kerangka dan susunan
perwujudan dalam pola tetap hubungan-hubungan dalam fungsi bagian-
bagian, atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan
kerja. Untuk jelasnya struktur organisasi Bank Sumut adalah sebagai berikut :
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi perseroan yang diadakan setiap tahunnya. Pada rapat tersebut
Dewan Komisaris dan Direksi melaporkan dan mempertanggungjawabkan
kinerja perseroan kepada pemegang saham.
b. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam
mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional bank secara umum
yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan
Komisaris dan Bank Indonesia serta memastikan kepatuhan terhadap
seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan
40
tugasnya, Dewan Komisaris dapat menerima saran dan pertimbangan dari
Penasehat Dewan Komisaris. Untuk tugas-tugas administrasi, Dewan
Komisaris dibantu oleh seorang Sekretaris Dewan Komisaris.
c. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dewan Pengawas Syariah dipilih dan diangkat oleh RUPS. Dewan
Pengawas Syariah Nasional (DSN) pada Bank, sehubungan dengan unit
usaha syariah.
d. Direksi
Direksi terdiri dari Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, Direktur Umum
dan Dirketur Pemasaran. Semua direktur telah lulus fit and proper test,
mengelola kekayaan bank dengan penuh tanggung jawab dan mematuhi
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Diektur
Kepatuhan membawahi Divisi Perencanaan dan Divisi kepatuhan dalam
rangka untuk memastikan proses pengambilan keputusan tidak
bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
e. Divisi Pengawasan
Divisi Pengawasan terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu bidang pengawasan
umum, bidang pengawasan teknologi sistem informasi dan bidang
pengawasan kredit. Fungsi divisi pengawasan adalah menyelamatkan dan
mengamankan harta bank dan mengawasi dan membina seluruh unit kerja
Bank untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.
f. Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Pembinaan Cabang
41
Divisi Perencanaan, Pengambangan dan Pembinaan Cabang terdiri dari
Bidang Perencanaan, Bidang Penelitian dan Pengembangan dan Bidang
Pembinaan Cabang. Fungsi divisi ini adalah merumuskan langkah-langkah
strategis untuk pengembangan bank dan merencanakan pengembangan
usaha bank serta menilai dan membina kantor cabang.
g. Divisi Sumber Daya Manusia
Divisi Sumber Daya Manusia terdiri dari 2 (dua) bidang yaitu bidang
tenaga kerja dan bidang pendidikan dan latihan. Fungsi divisi SDM adalah
menyediakan kebutuhan dan kelangsungan operasional Bank serta
menciptakan dan mengambangkan SDM Bank yang professional.
h. Divisi Administrasi Keuangan
Divisi Administrasi Keuangan terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang
akuntansi dan bidang teknologi sisitem informasi. Fungsi divisi
administrasi keuangan adalah merumuskan sistem administrasi keuangan
Bank yang handal serta memelihara dan mengembangkan program
teknologi sistem informasi.
i. Divisi Umum
Divisi umum terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang logistic dan bidang
rumah tangga. Fungsi divisi umum yaitu memenuhi kebutuhan dan
memelihara sarana serta prasarana kerja bank.
42
j. Divisi Treasury
Divisi Treasury terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang treasury dan
bidang pemasaran produk dan jasa. Fungsi divisi treasury adalah
mengelola sumber dana Bank untuk mendapatkan hasil yang optimal,
mengevaluasi sasaran dibidang sumber dana, mereview skim produk dan
jasa yang ada untuk meraih potensi pasar, memperluas pasngsa pasar
produk dan jasa dan melaksanakan penerapan manajemen risiko dengan
ketentuan yang berlaku.
k. Divisi Kredit
Divisi kredit terdiri dari 2 (dua) bidang yaitu bidang kredit dan bidang
supervisi kredit. Fungsi divisi kredit adalah mengevaluasi sasaran
dibidang perekreditan, mereview skim kredit yang ada untuk meraih
potensi pasar dan memperluas pangsa pasar kredit.
l. Divisi Penyelamatan Kredit
Divisi penyelamatan kredit terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu bidang
supervisi pembiayaan, bidang supervisi operasi dan bidang treasury
syariah. Fungsi divisi syariah adalah mengelola dan mengembangkan
usaha bank berdasarkan prinsip syariah serta membina dan mengawasi
unit-unit operasional dibawahnya.
m. Sekretariat Direksi
Fungsi sekretariat direksi yaitu menyelenggarakan kegiatan tata usaha
pelaksanaan tugas direksi dan menyelenggarakan tugas-tugas kehumasan
dan protokoler direksi.
43
Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT Bank Sumut
44
RUPS
Penasehat Dewan Komisaris
Dewan Pengawas Syariah
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan Direktur Umum Direktur Pemasaran
B. PEMBAHASAN
1. Informasi Akuntansi Manajemen Yang Diterapkan
Informasi akuntansi manajemen memberikan manfaat bagi akuntansi
atas segala kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Bank Sumut Kantor Pusat
Medan sehingga memberikan kemudahan-kemudahan dalam pengawasan.
Oleh karena itu umpan balik akan cepat diterima dan pimpinan perusahaan
dapat segera mengambil keputusan dengan tepat, praktis dan rasional
sehingga pelaksanaan keputusan-keputusan investasi akan lebih efisien dan
efektif.
45
Divisi Sumb
er Daya Manu
sia
Divisi Administras
i keuangan
Divisi Umu
m
Cabang
Cabang Pembantu
Kas Mobil/Payment point/ATM
Kantor kas
Cabang Utama
Cabang Pembantu
Kas mobil/payment
point/ATM
Kantor Kas
Divisi Treasury
Divisi Kredit
Divisi Penyelamata
n Kredit
Divisi Usaha Syaria
h
Divisi perencan
aan, pengemb
angan pembina
an cabang
Divisi Kepatuhan
Divisi pengawasan
Bidang pem
binaan cabang
Bidang perencanaan cabang
Bidang perencanaan
Bidang pengaw
asan kredit
Bidang pengaw
asan TS
I
Bidang pengaw
asan umum
Sekretaris direksi
Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe informasi kuantitatif
yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk
membantu menajamen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan informasi
akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen dari berbagai jenjang
orgnisasi untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan di masa yang akan
datang. Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen
terutama tahap analisa konsekuensi tiap alternative tindakan yang digunakan
dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga memungkinkan memilih
alternative yang terbaik diantara alternative tindakan yang dipertimbangkan.
Pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan arus akuntansi manajemen
disalurkan berdasarkan berdasarkan jenjang menurut struktur organisasi dari
atasan kebawahan. Akuntansi manajemen diperlukan oleh tiap-tiap divisi yang
terlibat di dalam struktur organisasi perusahaan. Dari berbagai divisi
menerima informasi dari atasannya yang bertanggung jawab terhadapnya.
Kebutuhan akan informasi oleh tiap-tiap divisi berbeda-beda akan tetapi
mempunyai tujuan yang sama dan paling berhubungan satu dengan yang
lainnya untuk memajukan perusahaan. Sukses tidaknya suatu organisasi
perusahaan di dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kemampuan
pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat, cepat dan
relevan.
Akuntansi manajemen yang diterapkan pada PT Bank Sumut Kantor
Pusat Medan adalah sebagai :
46
a. Penyedia informasi untuk pemecahan masalah (problem solving) yang
timbul dalam perusahaan.
b. Proses pengolahandata untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan untuk pengambilan keputusan.
c. Pengolahan informasi keuangan untuk memenuhi keperluan manajemen
dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian.
d. Penilai kinerja manajer pusat biaya, terutama kemampuan manajer pusat
biaya mengendalikan biaya operasional.
e. Penyedia informasi dasar untuk mengalokasikan sumber daya dalam
perusahaan pada berbagai aktivitas yang direncanakan. Selain itu berperan
sebagai umpan balik kepada manajer mengenai pelaksanaan rencana
aktivitas yang disusun.
f. Pencatat Skor (skor keeping) dalam aktivitas para manajer pusat biaya
untuk merencanakan aktivitas dan pengendalian pelaksana rencana
aktivitasnya. Disamping pencatat skor juga berperan untuk
mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk
memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah
disusun.
g. Penarik perhatian, jika manajer telah mengandalkan informasi yang
dihasilkan oleh manajer keuangan, maka mereka akan selalu
menggunakannya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan
masalah yang akan mereka lakukan.
47
2. Jenis-Jenis Pembiayaan Aktiva Tetap
Apabila dihubungkan dengan proses pengambilan keputusan investasi
jangka panjang seperti terhadap pembelian dan perolehan aktiva tetap
terutama yang memerlukan dana relative besar yang menyebabkan kapitalisasi
dan kebutuhan modal yang besar seperti pembelian gedung dan kenderaan,
manajemen memandang perlu untuk melakukan penilaian, karena pembelian
aktiva tetap menyangkut keputusan jangka panjang. Disamping itu pembelian
yang dilakukan oleh perusahaan menyangkut perluasan usaha, jadi resiko
kegagalan sangat besar, untuk itu setiap penambahan aktiva tetap harus tetap
dilakukan dengan hati-hati.
Investasi ini dilakukan adalah bertujuan untuk memperluas usaha
dengan cara menambah aktiva. Jenis-jenis pembiayaan investasi aktiva tetap
yang terdapat pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan antara lain tanah,
bangunan, kendaraan dan peralatan kantor.
3. Konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan
Informasi akuntansi manajemen yang diterapkan perusahaan bukanlah
semata-mata sebagai pengambil keputusan akan tetapi lebih banyak berperan
untuk mengumpulkan informasi relevan dan menganalisa informasi tersebut,
sehingga dapat disajikan informasi yang benar-benarsiap untuk digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Konsep biaya yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah
dengan memperhitungkan biaya relevan. Yang dimaksud dengan biaya
48
relevan disini adalah biaya yang berhubungan dengan biaya masa yang akan
datang yang diperkirakan pasti terjadi. Biaya masa yang akan datang (future
cost) tidak pernah ditemui dalam pembukuan perusahaan. Yang ada dalam
catatan pembukuan perusahaan hanyalah catatan histories. Oleh karena itu
untuk menentukan biaya-biaya relevan diperlukan kemampuan untuk
memprediksi. Seorang pembuat keputusan harus mampu untuk memadukan
pengalaman intelegensinya, yang dapat menentukan biaya relevan yang dapat
mendekati kenyataan pada masa yang akan datang.
PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dalam usahanya meningkatkan
efisiensi dan untuk memastikan bahwa segala sumber kekayaan yang dimiliki
perusahaan tidak ada yang menganggur, selalu menggunakan konsep biaya
relevan, sehingga kebijakan investasi terhadap aktiva tetap tersebut (membeli
atau menyewa) dapat ditentukan tanpa merugikan perusahaan pada masa yang
akan datang. Di dalam perusahaan terdapat beberapa jenis investasi terdiri
dari:
a. Investasi yang tidak dapat diukur labanya, investasi ini
dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang diharapkan akan
diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit dihitung secarat
teliti. Misalnya biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya
penelitian dan pengembangan dan biaya program pelatihan dan
pendidikan karyawan. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan pada tahun
2005 telah mengeluarkan biaya pendidikan dan pelatihan sebesar Rp
7.093.000.000. sulit untuk mengukur tambahan laba yang dapat diperoleh
49
dengan adanya pengeluaran biaya promosi produk, begitu juga sulit untuk
mengukur penghematan biaya (karena adanya efisiensi) akibat adanya
program pelatihan dan pendidikan karyawan.
b. Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan, investasi ini
meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan peralatan yang ada.
Dalam pemakaian mesin dan peralatan, pada suatu saat akan terjadi biaya
operasi mesin dan peralatan menjadi lebih besar dibandingkan dengan
biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru atau
produktivitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan.
c. Investasi dalam perluasan usaha, investasi jenis ini merupakan
pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi
lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva
differensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan
differensial, yang berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan
pendapatan differensial, yang berupa tambahan pendapatan (revenues),
serta memerlukan biaya differensial, yang berupa tambahan biaya karena
tambahan kapasitas.
Jenis-jenis investasi ini adalah investasi yang terjadi pada perusahaan
secara keseluruhan. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan melakukan investasi
perluasan usaha dengan membuka kantor kas baru yaitu kantor kas Asia
dengan konstruksi bangunan permanent, berlantai 3 (tiga) dan status sewa
untuk jangka waktu 5 tahun, dimana jumlah investasi yang diperlukan dan
perkiraan biaya rutin disajikan sebagai berikut :
50
Tabel IV.1Perkiraan Biaya Rutin Kantor Kas Asia (Dalam Ribuan Rupiah)
No Jenis Biaya Jumlah Rupiah
Keterangan
I
II
III
Biaya Tenaga Kerja1. Biaya Pegawai Tetap 2. Gaji Pemimpin Kantor Kas 3. Gaji Pegawai 4. Biaya Pegawai Harian (satpam,
supir)
Gedung Kantor1. Sewa dan Rehab Gedung Kantor
Biaya Operasional Lainnya
304.000150.00050.00080.00024.000
74.29974.299
18.000
371.494/5 tahun
1.500 x 12 bulan
51
IV
V
VI
VII
Biaya Penyusutan1. Kenderaan Dinas 2. Komputer 3. Alat Komunikasi 4. Mesin dan AC 5. Investasi lainnya
Sewa Kenderaan Dinas
Sewa Komunikasi
Sewa Aplikasi Olib’s
108.87510.00016.0001.750
48.25032.875
48.000
66.000
63.000
50% x 20.00025% x 64.00025% x 7.000
25% x 193.00025% x 131.500
4.000 x 12 bulan
5.500 x 12 bulan
5.250 x 12 bulan
Total Biaya 682.174Sumber : PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan
Tabel IV.2Investasi Pembukaan Kantor Kas Asia
(Dalam Ribuan Rupiah)
No Jenis Investasi Unit Harga TotalA Gedung Kantor (Sewa dan rehab) 1 371.494 371.494B Kenderaan roda dua 1 20.000 20.000C Komputer 64.000
1. PC Unit 3 9.000 27.0002. Printer LX-300 1 3.000 3.0003. Printer LQ 2170/2180 1 7.000 7.0004. HUBB 3 CDM 16 Port 1 2.500 2.5005. Passbook 1 15.000 15.000
52
6. Modem 1 2.000 2.0007. UPS ICA 3 2.500 7.500
D Alat Komunikasi 7.0001. Faxcimile 1 5.000 5.0002. Telepon (line) 2 1.000 2.000
E Mesin dan AC 193.0001. Mesin tik manual 1 2.000 2.0002. Mesin hitung uang 1 50.000 50.0003. Kalkulator 2 500 1.0004. Genset/Panel AMF 1 110.000 110.0005. Time Record 1 7.500 7.5006. Energy Sparen/Penghemat Energy 1 2.500 2.5007. AC Unit 4 5.000 20.000
F. Inventaris lainnya 131.5001. Kursi kerja 10 550 5.5002. Meja kerja 5 2000 10.0003. Lemari arsip 2 2.500 5.0004. filling cabinet 2 2.000 4.0005. Kursi sofa nasabah 2 1.600 3.2006. Mebel lainnya 1 10.000 10.0007. Cash box 1 1.000 1.0008. white board 1 750 7509. Dispenser 1 1.500 1.50010. Brankas 1 55.000 55.00011. Security alarm 1 30.000 30.00012. Racun api 1 5.000 5.00013. Lampu ultra violet 1 550 550
Total 786.994Sumber : PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan
4. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan manajer menghadapi banyak hal
mengenai ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen perusahaan
memerlukan informasi yang berguna yang dapat mengurangi ketidakpastian
yang dihadapinya sehingga dapat memperkecil kemungkinan kesalahan yang
diakibatkan kesalahan informasi yang diterima manajen dalam pengambilan
keputusan. Salah satu informasi penting yang diperlukan sebagai dasar
53
pengambilan keputusan dalam kegiatan operasional perusahaan terutama
aspek perencanaan dan pengendalian adalah informasi akuntansi manajemen.
Pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan pengambilan keputusan
merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh manajer perusahaan.
Sebagian keputusan sifatnya rutin sehingga frekuensi pembuatan keputusan
tinggi, namun hanya membawa konsekuensi yang kecil. Oleh karena itu
keputusan jenis ini biasanya hanya memperoleh perhaitan kecil, memerlukan
informasi sederhana dan memerlukan analisis sederhana.
Namun ada juga keputusan pada perusahaan yang sifatnya khusus
(tidak rutin) dan frekuensinya jarang, namun memberi konsekuensi dan dana
yang besar bagi perusahaan. Keputusan yang tidak rutin tersebut memerlukan
informasi dan analisis yang sifatnya kompleks agar dapat membuat keputusan
yang tepat. Dalam hal ini pihak manajemen harus mengetahui dengan baik
masalah yang dihadapi, serta mengidentifikasinya dengan jelas sehingga dapat
mengefisienkan biaya dan waktu.
Informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan oleh dewan direksi
sebagai pengambil keputusan, pada mulanya dimulai dari pengumpulan data
dari semua divisi. Data yang dikumpulkan diolah menjadi informasi yang
berguna dan dapat diterima oleh yang membutuhkannya.
Pengambilan keputusan oleh dewan direksi perusahaan dapat kita lihat
sebagai berikut :
a. Dewan direksi meminta data dan informasi dari setiap divisi
54
b. Informasi yang diberikan masing-masing bagian merupakan gambaran
keadaan yang telah diolah melalui sistem akuntansi manajemen yang ada.
c. Data dan informasi tersebut dilanjutkan ke divisi perencanaan dan
selanjutnya disampaikan ke direksi.
d. Diadakan rapat dengan divisi tertentu berdasarkan informasi yang ada
sebagai bahan pertimbangan dari perusahaan.
e. Pimpinan akan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang masuk
dari semua divisi yang akan dimasukkan dalam Rencana Kerja Anggaran
Tahunan (RKAT)
5. Manfaat Akuntansi Differensial Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi
Informasi akuntansi differensial adalah suatu tipe akuntansi
manajemen yang berperan dalam pengambilan keputusan aktiva tetap dalam
suatu perusahaan. Akuntansi differensial merupakan informasi akuntansi yang
dihubungkan dengan pemilihan alternative. Informasi akuntansi differensial
merupakan taksiran aktiva, pendapatan dan bunga biaya dalam alternative
tindakan yang lain.
Penyusunan program merupakan proses perencanaan jangka pangjang
yang didalamnya manajemen PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan
merencanakan lokasi sumber daya (resources) kepada berbagai kegiatan yang
akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk pelaksanaan strategi
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam perencanaan jangka panjang,
55
dewan direksi PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan akan mengalokasikan
dana untuk investasi perluasan usaha khususnya gedung.
Gedung merupakan salah satu asset perusahaan yang mempunyai
peran penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yaitu memperoleh
laba yang maksimal. Oleh karena itu dalam penginvestasian gedung yang
merupakan asset perusahaan memerlukan informasi akuntansi manajemen
untuk menetapkan pengambilan keputusan investasi gedung agar tujuan
perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal sesuai dengan rencana
yang dibuat, dengan demikian perusahaan harus melakukan pertimbangan-
pertimbangan dari berbagai alternative yang ada agar keputusan
penginvestasian gedung yang mereka buat dapat bermanfaat dan merupakan
alternatif keputusan yang terbaik.
Untuk dapat menyajikan laporan internal yang baik diperlukan
informasi akuntansi manajemen, hal itu dimaksudkan untuk menghindari
adanya kesalahan dan pemborosan yang terjadi karena perusahaan salah
mengambil keputusan penginvestasian yang dibuat, akuntansi manajemen itu
terdiri dari kegiatan mempersiapkan anggaran, menginterpretasikan antara
hasil dengan yang akan direncanakan serta menetapkan prosedur pengawasan
intern untuk mencegah terjadinya pemborosan biaya.
Investasi pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan membutuhkan
dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu
yang relatif panjang serta mengandung resiko, oleh karena itu perlu
pertimbangan yang masak dan bijaksana sebelum investasi tersebut
56
dilaksanakan. Diantara berbagai informasi yang dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan investasi gedung PT Bank Sumut Kantor Pusat
Medan memerlukan informasi akuntansi manajemen yaitu berupa aktiva
differensia, pendapatan differensial, biaya differensial yang merupakan
informasi penting untuk menilai kekayaan ekonomis suatu rencana investasi.
Bagi PT Bank Sumut Kantor Pusat MEdan manfaat dari informasi
akuntansi manajemen dalam pengmabilan keputusan investasi aktiva tetap
sebagai berikut :
a. Bagi perusahaan, informasi akuntansi manajemen merupakan
alat untuk :
1) Meningkatkan manfaat perekonomian masa yang akan
datang dari suatu aktiva tetap tertentu yang ada tetapi dapat diperlukan
bagi perusahaan untuk memperoleh manfaat ekonomis pada masa
yang akan datang dari aktiva yang lain.
2) Memanfaatkan fasilitas yang menganggur
b. Bagi para pelaksana kegiatan operasional perusahaan informasi
akuntansi manajemen merupakan alat untuk :
1) Pedoman dalam kegiatan operasional.
2) Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan
57
BAB V
ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan. Dalam
melakukan analisa dan evaluasi, penulis membandingkan antara teori-teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya dengan kenyataan yang ada di perusahaan, sehingga
58
dengan adanya analisa dan evaluasi ini, maka penulis akan dapat melihat dan menilai
sampai sejauh mana teori yang ada tersebut telah diterapkan oleh perusahaan dalam
kenyataan sehari-hari.
Adapun masalah-masalah yang akan dianalisa dan dievaluasi oleh penulis
adalah sebagai berikut :
A. Konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang berorientasi manfaat pada
tahun-tahun yang akan datang yang dapat menentukan maju mundurnya
perusahaan pada masa yang akan datang. Jika keputusan yang dibuat salah maka
akan merugikan perusahaan secara material yang tidak sedikit.
Dari hasil penelitian pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dapat
disimpulkan informasi akuntansi differensial yang digunakan adalah untuk
pengambilan keputusan membeli atau menyewa gedung. Berikut ini penulis
menyajikan suatu gambaran proses pengambilan keputusan atas pembelian atau
sewa gedung untuk keperluan operasional kantor yang dilakukan PT Bank Sumut
Kantor Pusat Medan didasarkan pada pertimbangan apakah kedua sisitem tersebut
membeli atau menyewa gedung kantor yang paling cepat pengembalian
investasinya.
Dari catatan pembukuan perusahaan diketahui bahwa dalam pengadaan
gedung apakah dibeli atau disewa. Harga gedung ini dibeli dengan harga beli Rp
1.000.000.000, dengan masa manfaat 5 tahun dengan nilai buku Rp 6.500.000.
59
58
biaya yang dikeluarkan selama 5 tahun adalah biaya pemeliharaan Rp
250.000.000. apabila gedung tersebut disewa dengan biaya sewa dan rehab
sebesar Rp 371.494.000 pertahun.
Selanjutnya divisi akuntansi keuangan mengadakan kalkulasi perhitungan
biaya differensial seperti di bawah ini dan dewan redaksi akan memutuskan
gedung tersebut dibeli atau disewa.
1. Jika dilakukan pembelian gedung
Pendapatan Rp 3.834.500.000
Biaya Operasional 1.715.000.000
Biaya Penyusutan 644.375.000
Biaya Pemeliharaan 250.000.000
Biaya Modal 1.415.500.000
Residual Income Rp (190.375.000)
2. Jika dilakukan Penyewaan Gedung
Pendapatan Rp 3.834.500.000
Biaya Operasional 1.715.000.000
Biaya Penyusutan 544.375.000
Biaya Pemeliharaan -
60
Biaya Sewa dan Rehab 371.494.000
Biaya Modal 1.415.500.000
Residual Income Rp (788.131.000)
Dari perhitungan di atas maka perusahaan memilih alternative bahwa
gedung tersebut lebih menguntungkan apabila disewa. Hal ini dapat dilihat
apabila perusahaan membeli gedung, maka perusahaan akan mengalami kerugian
yang lebih besar dimana biaya pemeliharaan, asuransi dan biaya tak terduga
lainnya akan menjadi tanggungan perusahaan yang nanti berpengaruh pada laba
perusahaan.
Dari kasus tersebut, penulis menyimpulkan bahwa informasi differensial
dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap sudah tepat, hal ini dapat
dilihat penerapan informasi akuntansi differensial digunakan untuk melindungi
kekayaan perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih
besar lagi.
B. Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam
Pengambilan Keputusan Investasi
Perkembangan praktek akuntansi manajemen lebih didasarkan atas logika
dan pengalaman dan bukan atas dasar diterima tidaknya secara umum dan tidak
adanya organisasi yang berwenang dalam mengatur sanksi bagi yang menolak
61
untuk menggunakan praktek-praktek akuntansi manajemen. Jika suatu informasi
atau suatu prinsip pengukuran tertentu ternyata bermanfaat untuk tujuan-tujuan
tertentu manajemen, maka prinsip atau ukuran tersebut adalah akuntansi
manajemen yang baik. Dimana kriteria pokok akuntansi manajemen adalah
efektif tidaknya suatu prinsip atau metode bagi manajemen perusahaan secara
keseluruhan individual.
PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan bergerak dibidang perbankan telah
memanfaatkan informasi akuntansi manajemen, hal itu dapat terlihat dari
langkah-langkah yang dilakukan perusahaan yaitu mengumpulkan berbagai
macam informasi dan mengambil suatu kesimpulan untuk pengambilan keputusan
terhadap masalah yang dihadapi.
Informasi akuntansi manajemen sangat diperlukan di PT Bank Sumut
Kantor Pusat Medan khususnya untuk membantu pihak internal di dalam
pengambilan keputusan investasi. Karena informasi akuntansi manajemen ini
menyangkut Masa yang akan datang yang digunakan untuk pengambilan
keputusan dan akuntansi manajemen juga bermanfaat untuk memastikan setiap
bagian perusahaan berfungsi dengan efektifitas yang maksimal.
Dalam pengmabilan keputusan yaitu keputusan mengenai investasi
gedung PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan tidak hanya mempertimbangkan
factor-faktor moneter tetapi juga mempetimbangkan factor-faktor non moneter,
dimana factor-faktor ini sebagai masukan dalam menentukan alternatif mana yang
terbaik diantara alternatif yang tersedia.
62
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab sebelumnya, berdasarkan analisa dan evaluasi yang telah
dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa informasi
akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap sangat
63
efektif digunakan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
diantara alternatif-alternatif yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dengan alasan
sebagai berikut :
1. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan menyadari
sepenuhnya akan pentingnya laporan akuntansi manajemen yang akan
membantu keputusan, baik itu keputusan jangka panjang, jangka pendek,
keputusan rutin maupun untuk tujuan pengendalian intern.
2. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dalam
pengambilan keputusan investasi aktiva tetap khususnya gedung adalah
informasi akuntansi differensial.
3. Berdasarkan informasi akuntansi manajemen PT Bank
Sumut Kantor Pusat Medan dalam pengambilan keputusan pengadaan gedung
dapat mengambil keputusan yang baik yaitu dengan menyewa sehingga
kerugian yang akan ditimbulkan dapat dihindarkan.
B. Saran
Dari keseluruhan uraian di atas, setelah menganalisa data yang ada di PT
Bank Sumut Kantor Pusat Medan, selanjutnya penulis mencoba memberikan
saran sebagai berikut :
64
63
1. Konsep biaya yang berbeda untuk tujuan yang
berbeda (different cost for different purpose) dalam pengambilan keputusan
haruslah diperhatikan unsur ataupun karakteristik biaya differensial, karena
dalam berbagai keputusan yang diambil perusahaan sering mengabaikan
pemisahan faktor-faktor yang baik.
2. Perusahaan harus lebih berhati-hati dalam
pengambilan keputusan investasi gedung, karena keputusan ini berdampak
jangka panjang terhadap biaya-biaya yang terjadi dan laba yang dihasilkan.
3. Perusahaan dalam mengambil keputusan investasi,
baik itu jangka pendek maupun jangka panjang harus berdasarkan informasi-
informasi yang akurat.
65