nunun hanya perantara - ftp.unpad.ac.id · thailand, ke jakarta. nunun ditangkap kepolisian...

1
PERPANJANGAN masa tugas tim pengawas (timwas) kasus Bank Century akan difokuskan untuk mendorong penuntasan proses hukum yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Fokusnya pada penegakan hukum, terutama korupsi. Itu yang kita kejar karena tesis dasarnya bailout yang dikorup- si,” ujar anggota timwas Fahri Hamzah di Jakarta, kemarin. Timwas, kata dia, akan lebih banyak mengevaluasi proses hukum di KPK. “Selain itu juga untuk asset recovery, termasuk untuk Antaboga, uangnya harus dikembalikan.” Menurut Fahri, alat bukti yang dimiliki KPK saat ini sebenarnya sudah cukup untuk meneruskan proses hukum. Karena itulah, harapan bertumpu pada pim- pinan KPK yang baru di bawah kendali Abraham Samad. Hasil audit forensik BPK yang sedang ditunggu akan menjadi bukti tambahan. “Yang dibutuhkan tinggal keberanian menentukan status perkara. Kalau penegakan hu- kum, terutama pemberantasan korupsi, tidak jalan, harus ada jalan lain, yakni pengajuan hak menyatakan pendapat,” tukas- nya. Hal senada disampaikan ang- gota timwas lainnya, Hendrawan Supratikno. Dia menyatakan pe- nuntasan hukum atas kasus itu sesuai dengan janji Abraham. “Kita mendapat angin segar dari pimpinan KPK yang baru, yang menempatkan kasus Century sebagai test case pada satu tahun kepemimpinan,” ujarnya. Perpanjangan masa tugas tim- was, lanjut dia, juga demi melan- jutkan mandat rapat paripurna 2010. “Kami akan melihat proses penegakan hukumnya dan pene- lusuran aliran dana.” Pada bagian lain, Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hasan Bisri menegaskan audit pertama pada kasus Century sebenarnya sudah nal. “Kalau KPK meminta kejelasan, kami siap menjelaskan dan menya- makan persepsi,” tegas Hasan, Jumat (9/12). Mengenai audit forensik yang diharapkan selesai pada 23 Desember, Hasan mengaku pihaknya masih menemui ba- nyak hambatan. “Seperti men- cari jarum dalam jerami. Ter- lalu banyak rekening yang kita lihat.” (Wta/SZ/X-5) masa lalu. Ada Nazaruddin, Nunun (Nurbaeti), dan Neneng (istri Gayus). Itu kan karena KPK memberi peluang,” ujarnya. Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Zainal Arifin Muchtar menilai hal seperti itu menguatkan kesan KPK kerap menjadi instrumen partai pe- nguasa. “Sulit untuk ditepis ang- gapan ini. Kesan diskriminatif dan tebang pilih kuat sekali di situ.” N UNUN Nurbaeti di- duga hanya berpe- ran sebagai peran- tara dalam kasus cek pelawat. Karena itu, Komisi Pemberantasan Korupsi harus menjadikan Nunun sebagai pintu masuk untuk menguak pemodal cek pelawat. Itulah harapan Agus Condro Prayitno, mantan anggota DPR yang telah selesai menjalani hukuman dalam kasus cek pelawat. Dia yang pertama kali membongkar dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Harapan Condro itu disam- paikan kemarin terkait pe- nangkapan Nunun, tersangka kasus cek pelawat. Setelah raib 22 bulan, Nunun ditangkap KPK, Sabtu (10/12), di pesa- wat Garuda yang akan mener- bangkannya dari Bangkok, Thailand, ke Jakarta. Nunun ditangkap Kepolisian Thailand, Rabu (7/12), di sebuah rumah yang disewa Nunun di Distrik Suphan Sung. Menurut Condro, Nunun di- duga hanya membagi-bagikan uang kepada anggota Komisi XI DPR periode 1999-2004 agar Miranda S Goeltom terpilih se- bagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. Ada pihak lain yang diduga berke- Sedang Dibangun, Jembatan Marunda Ambruk Ia mendapat fasilitas kasur busa tipis dengan satu bantal. AKHMAD SAFUAN Nunun hanya Perantara Timwas Century Fokus Proses Hukum KOMISI Pemberantasan Korupsi kembali dinilai lamban dalam mengusut kasus korupsi yang diduga melibatkan orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh, yang berulang kali disebut ter- libat dalam kasus Wisma Atlet, tidak juga ditetapkan sebagai tersangka. Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti KPK Lamban Usut Kasus Wisma Atlet STUDI terbaru menyimpulkan bergosip berpotensi menjadi kegiatan yang merekatkan hubungan sosial, mengenali lingkung- an, dan meningkatkan perasaan bahagia. Menurut peneliti Universitas Harvard, bergosip memung- kinkan kita untuk mengumpulkan infor- masi yang berguna tentang karakter dan perilaku ma- syarakat. Hal itu membantu kita melindungi diri kita dari pembo- hong dan penipu dan memungkinkan kita dapat hidup dalam kelompok besar masyarakat. Psikolog Dr Colin Gill menambahkan, bergosip itu pun memiliki efek yang menyehatkan. “Bergosip bisa mening- katkan hormon positif, seperti serotonin, yang mengurangi stres dan kecemasan,” ujarnya. (Telegraph/*/X-5) Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) SENIN, 12 DESEMBER 2011 | NO.11229 | TAHUN XLII | 32 HALAMAN FREDY SONDANG Hutagalung nekat membakar diri di depan Istana Negara, Rabu (7/12). Sekujur tubuh- nya menderita luka bakar berat. Setelah empat hari meregang nyawa, mahasiswa Universitas Bung Karno berusia 22 tahun itu akhirnya meninggal dunia, Sabtu (10/12). Bakar diri itu dilakukan persis di Hari HAM Inter- nasional, mengambil tempat di depan Istana Negara, yaitu simbol pusat kekuasaan Republik. Sondang memang aktivis hak asasi manusia. Ia pun dekat dengan komunitas Munir, pejuang HAM yang mati diracun dan kasusnya hingga kini belum terbongkar tuntas. Pesan yang dibawa Sondang sekurang-kurangnya ialah betapa negara gagal menuntaskan banyak per- soalan HAM. Pembunuhan Munir hanyalah salah satu contoh. Masih banyak contoh lain, seperti Tra- gedi Mei 1998, peristiwa Semanggi, atau kekerasan di Papua yang tak kunjung tertuntaskan. Frustrasi politik Sondang sepertinya sudah me- muncak tak tertahankan. Ia memprotes dengan membakar diri di de- pan istana. Tak pernah ada yang bakar diri di depan istana sejak kemerdekaan. Aksi Sondang meng- ingatkan kita pada so- sok Mohamed Bouazizi, pemuda Tunisia yang membakar dirinya di depan kantor guber- nur, akhir Desember 2010. Seperti Sondang, frustrasi Bouazizi ter- hadap negaranya yang korup dan gagal me- nyejahterakan rakyat- nya juga memuncak. Perbedaannya Bouazizi membakar dirinya di hadapan negara yang otoriter. Negara oto- riter senantiasa menutup rapat-rapat telinganya dari suara rakyat. Bakar diri menjadi ungkapan konyol, tetapi heroik agar suara rakyat didengar penguasa. Ketika penguasa tetap enggan membuka telinga, rakyat marah dan revolusi pun pecah di Tunisia. Akan tetapi, Sondang membakar dirinya di ha- dapan negara yang demokratis. Negara demokratis semestinya mau membuka lebar-lebar telinga untuk menyerap suara rakyat. Negara demokratis semestinya memiliki kekuatan otoritatif untuk menegakkan hukum dan menyele- saikan berbagai persoalan HAM. Namun, tengoklah, sudah 13 tahun aksi diam ‘payung hitam’ di depan istana bagi penuntasan berbagai kasus pelanggaran HAM berjalan nihil. Oleh karena itu, tidaklah patut bila istana sekadar menyayangkan dan prihatin atas aksi Sondang. Pe- merintah harus sungguh-sungguh mendengar pesan Sondang yang merupakan representasi suara yang menuntut penegakan hukum dan HAM. Seorang warga membakar diri di depan Istana Negara mungkin belum memberi makna kepada Presiden tentang gawatnya kekecewaan yang ber- semayam di bawah permukaan. Namun, satu lebih dari cukup. Janganlah tunggu lebih banyak anak bangsa membakar diri baru berubah. Pemerintah harus sung- guh-sungguh mende- ngar pesan Sondang yang merupakan representasi suara yang menuntut penegakan hukum dan HAM.” EDITORIAL Aksi Bakar Diri Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Gosip dan Bahagia PAUSE HAPUSKAN OLIGARKI POLITIK Esensi demokrasi bagi Dewan Perwakilan Daerah ialah mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat. Fokus Polkam, Hlm 28-29 pentingan terhadap terpilihnya Miranda. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama Satrya Lang- kun juga berharap agar KPK dapat mendorong Nunun un- tuk bicara. “Harapan kita, KPK mendorong Nunun bicara apa motif dan tujuan pemenang- an Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior BI,” tukasnya. Satu bantal Sejauh ini KPK telah meng- giring 25 anggota dan mantan anggota dewan penerima cek pelawat ke penjara. Pemodal dan pemberi cek belum di- sentuh. Dari fakta persidangan ter- ungkap bahwa sebanyak 480 lembar cek, masing-masing se- nilai Rp50 juta atau keseluruhan senilai Rp24 miliar, dikucurkan ke Senayan. Cek itu diberikan Nunun yang saat itu menjabat direktur PT Wahana Esa Sem- bada dan pemilik PT Wahana Esa Sejati kepada salah seorang direktur perusahaannya, Ah- mad Hakim Safari MJ alias Arie Malangjudo, untuk diteruskan kepada anggota DPR. Menurut rencana, Nunun kembali diperiksa KPK pada hari ini. Dalam pemeriksaan di KPK setiba dari Bangkok, Nu- nun yang disebut-sebut terkena penyakit lupa itu mampu men- jawab sejumlah pertanyaan penyidik. Nunun kini mendekam di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Istri mantan Wakil Ka- polri yang kini anggota Komisi III DPR Adang Daradjatun itu berada dalam paviliun bersama 33 orang lainnya. Di dalam pa- viliun pengenalan berukuran sekitar 5,7 x 4 meter itu, Nunun mendapat fasilitas berupa kasur busa tipis dengan satu bantal. Ketua KPK Busyro Muqod- das sudah membantah bahwa penangkapan Nunun itu seba- gai antiklimaks. Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto me- minta supaya penangkapan Nunun jangan dikait-kaitkan dengan kasus lainnya. (Wta/*/ SZ/X-3) achmad_sapuan @mediaindonesia.com MI/RAMDANI Fahri Hamzah Anggota Timwas KENAKAN MASKER: Nunun Nurbaeti mengenakan masker untuk menutupi wajahnya seusai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Minggu dini hari. menegaskan hal itu, tadi malam. “Tentu kita mengedepankan asas praduga tak bersalah. Tapi, kesannya sangat kuat ketika mengarah ke kekuasaan, khu- susnya partai berkuasa, gerak KPK sepertinya macet, lambat, dan ekstra hati-hati.” Menurut Ray, kelambanan itu kerap mengakibatkan lolosnya calon tersangka yang potensial menguak kasus-kasus korupsi kakap. “Banyak contohnya di Di sisi lain, Wakil Sekjen Par- tai Demokrat Ramadhan Pohan, kemarin, menyatakan sepanjang tidak sedang terjerat proses hukum, Partai Demokrat akan membela kader-kadernya, ter- masuk Angelina Sondakh. “Kita akan bela. Apalagi saat ini kan statusnya masih ter- periksa. Sepengetahuan saya, Angie (sapaan akrab Angelina) itu orangnya kooperatif dan ti- dak pernah melarikan diri dari hukum,” tutur Ramadhan. Ramadhan juga membantah isu Angie melarikan diri ke Si- ngapura. Menurutnya, Angie meminta izin untuk menenang- kan diri di Manado, Sulut. Sebelumnya Angie juga di- laporkan terlibat hubungan asmara dengan penyidik KPK. Pejabat di KPK menjelaskan penyidik bersangkutan sudah ditarik dari kasus suap Wisma Atlet Palembang. (*/X-9) MI/ANGGA YUNIAR JEMBATAN yang sedang diba- ngun di Marunda,Cilincing, Jakut, ambruk sekitar pukul 02.00 WIB, kemarin. Jem- batan sepanjang 50 meter yang meng hubungkan Jalan Bulak Cabe dengan Kampung Sawah, Jl Cakung Drain, Cilin- cing, itu sesungguhnya masih dalam proses penyelesaian. Penyebab ambruknya jem- batan ialah robohnya lima dari enam balok grider pada proyek itu. Tidak ada korban jiwa a- kibat ambruknya jembatan. Namun, kerugian diperkirakan mencapai Rp750 juta. Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo membenarkan adanya insiden tersebut. “Tanggung jawab atas kejadian itu sepe- nuhnya ada di pemborong,” ia menambahkan. Kadis Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengakui proyek itu tidak dikerjakan perusahaan BUMN, tetapi oleh kontraktor swasta. Polisi te- ngah menyelidiki insiden itu. (NA/X-9) MI/GRANDYOS ZAFNA

Upload: duongdien

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nunun hanya Perantara - ftp.unpad.ac.id · Thailand, ke Jakarta. Nunun ditangkap Kepolisian Thailand, Rabu (7/12), di sebuah rumah yang disewa Nunun di Distrik Suphan Sung. Menurut

PERPANJANGAN masa tugas tim pengawas (timwas) kasus Bank Century akan difokuskan untuk mendorong penuntasan proses hukum yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Fokusnya pada penegakan hukum, terutama korupsi. Itu yang kita kejar karena tesis dasarnya bailout yang dikorup-si,” ujar anggota timwas Fahri Hamzah di Jakarta, kemarin.

Timwas, kata dia, akan lebih banyak mengevaluasi proses hukum di KPK. “Selain itu juga untuk asset recovery, termasuk untuk Antaboga, uangnya harus dikembalikan.”

Menurut Fahri, alat bukti yang dimiliki KPK saat ini sebenarnya sudah cukup untuk meneruskan proses hukum. Karena itulah, harapan bertumpu pada pim-pinan KPK yang baru di bawah kendali Abraham Samad. Hasil audit forensik BPK yang sedang ditunggu akan menjadi bukti tambahan.

“Yang dibutuhkan tinggal keberanian menentukan status perkara. Kalau penegakan hu-kum, terutama pemberantasan korupsi, tidak jalan, harus ada jalan lain, yakni pengajuan hak menyatakan pendapat,” tukas-nya.

Hal senada disampaikan ang-gota timwas lainnya, Hendrawan Supratikno. Dia menyatakan pe-nuntasan hukum atas kasus itu sesuai dengan janji Abraham. “Kita mendapat angin segar dari pimpinan KPK yang baru, yang menempatkan kasus Century sebagai test case pada satu tahun kepemimpinan,” ujarnya.

Perpanjangan masa tugas tim-was, lanjut dia, juga demi melan-jutkan mandat rapat paripurna 2010. “Kami akan melihat proses penegakan hukumnya dan pene-lusuran aliran dana.”

Pada bagian lain, Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hasan Bisri menegaskan audit pertama pada kasus Century sebenarnya sudah fi nal. “Kalau KPK meminta kejelasan, kami siap menjelaskan dan menya-makan persepsi,” tegas Hasan, Jumat (9/12).

Mengenai audit forensik yang diharapkan selesai pada 23 Desember, Hasan mengaku pihaknya masih menemui ba-nyak hambatan. “Seperti men-cari jarum dalam jerami. Ter-lalu banyak rekening yang kita lihat.” (Wta/SZ/X-5)

masa lalu. Ada Nazaruddin, Nunun (Nurbaeti), dan Neneng (istri Gayus). Itu kan karena KPK memberi peluang,” ujarnya.

Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Zainal Arifin Muchtar menilai hal seperti itu menguatkan kesan KPK kerap menjadi instrumen partai pe-nguasa. “Sulit untuk ditepis ang-gapan ini. Kesan diskriminatif dan tebang pilih kuat sekali di situ.”

NUNUN Nurbaeti di-duga hanya berpe-ran sebagai peran-tara dalam kasus

cek pelawat. Karena itu, Komisi Pemberantasan Korupsi harus menjadikan Nunun sebagai pintu masuk untuk menguak pemodal cek pelawat.

Itulah harapan Agus Condro Prayitno, mantan anggota DPR yang telah selesai menjalani hukuman dalam kasus cek pelawat. Dia yang pertama kali membongkar dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

Harapan Condro itu disam-paikan kemarin terkait pe-nangkapan Nunun, tersangka kasus cek pelawat. Setelah raib 22 bulan, Nunun ditangkap KPK, Sabtu (10/12), di pesa-wat Garuda yang akan mener-bangkannya dari Bangkok, Thailand, ke Jakarta. Nunun ditangkap Kepolisian Thailand, Rabu (7/12), di sebuah rumah yang disewa Nunun di Distrik Suphan Sung.

Menurut Condro, Nunun di-duga hanya membagi-bagikan uang kepada anggota Komisi XI DPR periode 1999-2004 agar Miranda S Goeltom terpilih se-bagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. Ada pihak lain yang diduga berke-

Sedang Dibangun, Jembatan Marunda Ambruk

Ia mendapat fasilitas kasur busa tipis dengan satu bantal.

AKHMAD SAFUAN

Nunun hanya Perantara

Timwas Century Fokus Proses Hukum

KOMISI Pemberantasan Korupsi kembali dinilai lamban dalam mengusut kasus korupsi yang diduga melibatkan orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh, yang berulang kali disebut ter-libat dalam kasus Wisma Atlet, tidak juga ditetapkan sebagai tersangka.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti

KPK Lamban Usut Kasus Wisma Atlet

STUDI terbaru menyimpulkan bergosip berpotensi menjadi kegiatan yang merekatkan hubungan sosial, mengenali lingkung-an, dan meningkatkan perasaan bahagia.

Menurut peneliti Universitas Harvard, bergosip memung-kinkan kita untuk mengumpulkan infor-masi yang berguna tentang karakter dan perilaku ma-syarakat. Hal itu membantu kita melindungi diri kita dari pembo-hong dan penipu dan memungkinkan kita dapat hidup dalam kelompok besar masyarakat.

Psikolog Dr Colin Gill menambahkan, bergosip itu pun memiliki efek yang menyehatkan. “Bergosip bisa mening-katkan hormon positif, seperti serotonin, yang mengurangi stres dan kecemasan,” ujarnya. (Telegraph/*/X-5)

Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

SENIN , 12 DESEMBER 2011 | NO.11229 | TAHUN XLI I | 32 HALAMAN

FREDY

SONDANG Hutagalung nekat membakar diri di depan Istana Negara, Rabu (7/12). Sekujur tubuh-nya menderita luka bakar berat. Setelah empat hari meregang nyawa, mahasiswa Universitas Bung Karno berusia 22 tahun itu akhirnya meninggal dunia, Sabtu (10/12).

Bakar diri itu dilakukan persis di Hari HAM Inter-nasional, mengambil tempat di depan Istana Negara, yaitu simbol pusat kekuasaan Republik.

Sondang memang aktivis hak asasi manusia. Ia pun dekat dengan komunitas Munir, pejuang HAM yang mati diracun dan kasusnya hingga kini belum terbongkar tuntas.

Pesan yang dibawa Sondang sekurang-kurangnya ialah betapa negara gagal menuntaskan banyak per-soalan HAM. Pembunuhan Munir hanyalah salah satu contoh. Masih banyak contoh lain, seperti Tra-gedi Mei 1998, peristiwa Semanggi, atau kekerasan di Papua yang tak kunjung tertuntaskan.

Frustrasi politik Sondang sepertinya sudah me-muncak tak tertahankan. Ia memprotes dengan membakar diri di de-pan istana. Tak pernah ada yang bakar diri di depan istana sejak kemerdekaan.

Aksi Sondang meng-ingatkan kita pada so-sok Mohamed Bouazizi, pemuda Tunisia yang membakar dirinya di depan kantor guber-nur, akhir Desember 2010. Seperti Sondang, frustrasi Bouazizi ter-hadap negaranya yang korup dan gagal me-nyejahterakan rakyat-nya juga memuncak.

P e r b e d a a n n y a Bouazizi membakar dirinya di hadapan negara yang otoriter. Negara oto-riter senantiasa menutup rapat-rapat telinganya dari suara rakyat. Bakar diri menjadi ungkapan konyol, tetapi heroik agar suara rakyat didengar penguasa. Ketika penguasa tetap enggan membuka telinga, rakyat marah dan revolusi pun pecah di Tunisia.

Akan tetapi, Sondang membakar dirinya di ha-dapan negara yang demokratis. Negara demokratis semestinya mau membuka lebar-lebar telinga untuk menyerap suara rakyat.

Negara demokratis semestinya memiliki kekuatan otoritatif untuk menegakkan hukum dan menyele-saikan berbagai persoalan HAM.

Namun, tengoklah, sudah 13 tahun aksi diam ‘payung hitam’ di depan istana bagi penuntasan berbagai kasus pelanggaran HAM berjalan nihil.

Oleh karena itu, tidaklah patut bila istana sekadar menyayangkan dan prihatin atas aksi Sondang. Pe-merintah harus sungguh-sungguh mendengar pesan Sondang yang merupakan representasi suara yang menuntut penegakan hukum dan HAM.

Seorang warga membakar diri di depan Istana Negara mungkin belum memberi makna kepada Presiden tentang gawatnya kekecewaan yang ber-semayam di bawah permukaan.

Namun, satu lebih dari cukup. Janganlah tunggu lebih banyak anak bangsa membakar diri baru berubah.

Pemerintah harus sung-

guh-sungguh mende-ngar pesan Sondang yang merupakan representasi suara yang menuntut penegakan hukum dan HAM.”

EDITORIAL

Aksi Bakar Diri

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Gosip dan Bahagia

PAUSE

HAPUSKAN OLIGARKI POLITIKEsensi demokrasi bagi Dewan Perwakilan Daerah ialah mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat.

Fokus Polkam, Hlm 28-29

pentingan terhadap terpilihnya Miranda.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama Satrya Lang-kun juga berharap agar KPK dapat mendorong Nunun un-tuk bicara. “Harapan kita, KPK mendorong Nunun bicara apa motif dan tujuan pemenang-

an Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior BI,” tukasnya.

Satu bantalSejauh ini KPK telah meng-

giring 25 anggota dan mantan anggota dewan penerima cek pelawat ke penjara. Pemodal

dan pemberi cek belum di-sentuh.

Dari fakta persidangan ter-ungkap bahwa sebanyak 480 lembar cek, masing-masing se-nilai Rp50 juta atau keseluruhan senilai Rp24 miliar, dikucurkan ke Senayan. Cek itu diberikan Nunun yang saat itu menjabat direktur PT Wahana Esa Sem-bada dan pemilik PT Wahana Esa Sejati kepada salah seorang direktur perusahaannya, Ah-mad Hakim Safari MJ alias Arie Malangjudo, untuk diteruskan kepada anggota DPR.

Menurut rencana, Nunun kembali diperiksa KPK pada hari ini. Dalam pemeriksaan di KPK setiba dari Bangkok, Nu-nun yang disebut-sebut terkena penyakit lupa itu mampu men-jawab sejumlah pertanyaan penyidik.

Nunun kini mendekam di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Istri mantan Wakil Ka-polri yang kini anggota Komisi III DPR Adang Daradjatun itu berada dalam paviliun bersama 33 orang lainnya. Di dalam pa-viliun pengenalan berukuran sekitar 5,7 x 4 meter itu, Nunun mendapat fasilitas berupa kasur busa tipis dengan satu bantal.

Ketua KPK Busyro Muqod-das sudah membantah bahwa penangkapan Nunun itu seba-gai antiklimaks. Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto me-minta supaya penangkapan Nunun jangan dikait-kaitkan dengan kasus lainnya. (Wta/*/SZ/X-3)

[email protected]

MI/RAMDANI

Fahri HamzahAnggota Timwas

KENAKAN MASKER: Nunun Nurbaeti mengenakan masker untuk menutupi wajahnya seusai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Minggu dini hari.

menegaskan hal itu, tadi malam. “Tentu kita mengedepankan asas praduga tak bersalah. Tapi, kesannya sangat kuat ketika mengarah ke kekuasaan, khu-susnya partai berkuasa, gerak KPK sepertinya macet, lambat, dan ekstra hati-hati.”

Menurut Ray, kelambanan itu kerap mengakibatkan lolosnya calon tersangka yang potensial menguak kasus-kasus korupsi kakap. “Banyak contohnya di

Di sisi lain, Wakil Sekjen Par-tai Demokrat Ramadhan Pohan, kemarin, menyatakan sepanjang tidak sedang terjerat proses hukum, Partai Demokrat akan membela kader-kadernya, ter-masuk Angelina Sondakh.

“Kita akan bela. Apalagi saat ini kan statusnya masih ter-periksa. Sepengetahuan saya, Angie (sapaan akrab Angelina) itu orangnya kooperatif dan ti-dak pernah melarikan diri dari

hukum,” tutur Ramadhan.Ramadhan juga membantah

isu Angie melarikan diri ke Si-ngapura. Menurutnya, Angie meminta izin untuk menenang-kan diri di Manado, Sulut.

Sebelumnya Angie juga di-laporkan terlibat hubungan asmara dengan penyidik KPK. Pejabat di KPK menjelaskan penyidik bersangkutan sudah ditarik dari kasus suap Wisma Atlet Palembang. (*/X-9)

MI/ANGGA YUNIAR

JEMBATAN yang sedang diba-ngun di Marunda,Cilincing, Jakut, ambruk sekitar pukul 02.00 WIB, kemarin. Jem-batan sepanjang 50 meter yang meng hubungkan Jalan Bulak Cabe dengan Kampung Sawah, Jl Cakung Drain, Cilin-cing, itu sesungguhnya masih dalam proses penyelesaian.

Penyebab ambruknya jem-batan ialah robohnya lima dari enam balok grider pada proyek

itu. Tidak ada korban jiwa a-kibat ambruknya jembatan. Namun, kerugian diperkirakan mencapai Rp750 juta.

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

Facebook: Harian Umum Media Indonesia

Twitter: @MIdotcom

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo membenarkan adanya insiden tersebut. “Tanggung jawab atas kejadian itu sepe-nuhnya ada di pemborong,” ia menambahkan.

Kadis Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengakui proyek itu tidak dikerjakan perusahaan BUMN, tetapi oleh kontraktor swasta. Polisi te-ngah menyelidiki insiden itu. (NA/X-9)

MI/GRANDYOS ZAFNA