nunun tidak sakit ingatan - ftp.unpad.ac.id · sang ka kasus dugaan suap da- ... ibu nunun jadi...

1
AKHMAD MUSTAIN K OMISI Pemberan- tasan Korupsi (KPK) menyimpulkan Nu- nun Nurbaeti, ter- sangka kasus dugaan suap da- lam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom pada 2004, tak mengalami masalah pada memorinya. Nunun tidak sakit lupa seperti yang dikemukakan dokter pribadinya, Andreas Har- ry, saat kasus itu terungkap. Kesimpulan itu diungkapkan juru bicara KPK Johan Budi SP di Jakarta, kemarin. Menurutnya, dari hasil pemeriksaan penyidik dan dokter KPK, Senin (12/12), Nunun hanya mengalami sakit yang bersifat fisik dan tidak ditemukan permasalahan de- ngan ingatannya. “Dalam pemeriksaan awal itu, Nunun bisa menjawab dengan baik pertanyaan terkait identi- tasnya dan kenapa dia berada di KPK. Dia bisa bicara dengan baik. Dia mengenal suaminya siapa dan lain-lain,” jelas Johan. Ia menambahkan, pemeriksa- an belum masuk materi karena harus terhenti setelah tersangka mengeluh sakit dan seolah-olah akan pingsan. Untuk memasti- kan kondisi ingatan Nunun ke depan, KPK akan meminta se- cond opinion dari dokter ahli lain terkait dengan klaim Andreas. “Kita periksa dulu. Nanti ka- lau dalam pemeriksaan menga- takan lupa dan ada argumentasi dari Nunun dia sakit ingatan, baru kita minta second opinion.’’ Terkait hal itu, Menkes En- dang Rahayu Sedyaningsih mengingatkan dokter Andreas Harry soal profesionalisme dan kode etik dokter. “Ada sanksi di Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.” Setelah raib 22 bulan, Nu- nun yang ditangkap di rumah mewah di Bangkok, Thailand, Sabtu (10/12), hingga kemarin masih dirawat di RS Polri, Kra- mat Jati, Jakarta Timur. KPK pun masih menunggu kepastian dari dokter RS Polri dan dokter KPK sehingga ia bisa diperiksa lagi. Sosok kunci Nunun, sosok kunci untuk membongkar kasus yang juga melibatkan 26 anggota DPR pe- riode 1999-2004 tersebut. Suami Nunun, Adang Daradjatun, juga telah membuka rekaman antara ia dan empat penyidik KPK di rumah mantan Wakapolri itu pada 30 Desember 2010. Dalam rekaman tersebut, pe nyidik menyebut mantan Deputi Gubernur Senior BI Mi- randa Goeltom sebagai motiva- tor untuk memberi dana suap bagi pemenangan dirinya. Seba- liknya, Nunun disangkakan membagi-bagikan 480 lembar cek senilai Rp24 miliar kepada anggota Komisi XI DPR. Karena itu pula, banyak pihak yang meminta Nunun membe- berkan semua yang ia ketahui. Tak kurang dari mantan Wapres Jusuf Kalla yakin Nunun akan menjadi pengungkap kasus. “Bukan hanya bisa, melainkan akan jadi whistle blower, peniup peluit. Ibu Nunun harus mem- buka (informasi). Kalau tidak, Ibu Nunun jadi korban sendiri,” ujar JK di sela penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada pendo- nor darah di Jakarta Convention Center, kemarin. Terkait posisi Miranda, Ditjen Imigrasi Kemenkum dan HAM menyetujui permintaan KPK untuk kembali mengeluarkan surat cekal hingga 12 Juni 2012. Miranda sempat masuk daftar cekal pada 25 Oktober 2010 selama setahun. (*/X-16) [email protected] PAUL AMALO RABU, 14 DESEMBER 2011 | NO.11231 | TAHUN XLII | 28 HALAMAN Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Nunun tidak Sakit Ingatan PENJAGA ISTANA YANG TERSISA Kerajaan setingkat kecamatan dilestarikan untuk menjaga budaya dan tradisi. Mereka mengurusi hubungan antarwarga, lengkap dengan norma yang harus dipatuhi bersama. Fokus Nusantara, Hlm 22-23 KOMISI Pemberantasan Korupsi sering membuat ke- jutan. Penyidik KPK mendadak membekuk tersang- ka kasus dugaan suap di halaman kantor kejaksaan. KPK juga piawai menangkap tersangka yang sedang bertransaksi di halaman kantor DPRD. Kejutan lain KPK bisa menetapkan seseorang men- jadi tersangka tanpa terlebih dahulu memeriksanya, seperti dialami anggota DPR Wa Ode Nurhayati. Masih ada yang lain. KPK juga melansir berita hubungan asmara antara penyidik KPK dan seorang yang sedang diperiksa terkait dengan suatu kasus. Hubungan asmara itu tentu bukan sembarangan. KPK bahkan telah memeriksa dan menemukan ke- benaran hubungan istimewa antara penyidik KPK dari kepolisian berinisial Br dan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh yang biasa disa- pa Angie. Meski tidak terus terang mengakui hubungan as- mara itu, Angelina mengakui mempunyai banyak sahabat, termasuk polisi. KPK telah pula memutus- kan untuk mengembalikan Br ke Mabes Polri. Hubungan asmara tentu sah-sah saja. Namun ketika seorang yang sedang diperiksa jatuh cinta kepada penyidik dari lembaga yang me- meriksanya, muncullah kecurigaan. Apala gi status terperiksa tidak beringsut, meski na- manya berkali-kali di- sebut di sidang peng- adilan tindak pidana korupsi. Nama Angelina Son- dakh disebut di sidang terdakwa Mindo Rosa- lina Manullang terkait dengan kasus Wisma Atlet. Nama itu juga kembali muncul dalam sidang terdakwa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, juga dalam kasus Wisma Atlet. Nazaruddin bahkan menyebutkan Angie mene- rima dana Rp9 miliar dari Menpora Andi Malla- rangeng kemudian mendistribusikannya kepada petinggi Demokrat. Ketua KPK Busyro Muqoddas mencoba meyakin- kan bahwa pemeriksaan Angie tidak terpengaruh hubungan istimewa penyidik KPK dengan mantan Puteri Indonesia itu. Alasannya Br tidak termasuk tim pemeriksa Angie. Apakah publik memercayai alasan itu? Publik tidak mudah terkecoh. Meski tidak termasuk tim pe- meriksa Angie, sesama penyidik KPK tentu saja bisa bertukar informasi. Mungkin saja seorang penyidik menitipkan ‘pasiennya’ kepada penyidik lain. Sudah sering kali kita tegaskan melalui forum ini bahwa penyidik KPK haruslah independen. KPK harus merekrut sendiri penyidik sehingga tidak bergantung pada penyidik dari kejaksaan maupun kepolisian seperti selama ini. Penyidik independen tidak akan mudah diinter- vensi baik oleh kekuasaan maupun partai politik. Asmara Angelina Sondakh menimbulkan sinisme terhadap KPK. Ternyata anggota DPR dari partai penguasa itu memperoleh keistimewaan. Dia tidak hanya dilindungi partainya, tetapi juga ditamengi KPK. Kini asmara bisa menjadi bentuk gratikasi baru bagi mereka yang sedang beperkara. Ada yang mem- beri dan ada yang menerima. Sudah saatnya peme- rintah dan DPR mendenisikan kembali gratikasi dalam UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Asmara kini bisa menjadi bentuk gratifikasi baru bagi mereka yang sedang beperkara. Ada yang memberi dan ada yang menerima. EDITORIAL Asmara Angie KORELASI antara kecelakaan dan penggunaan ponsel saat mengemudi dinilai terlalu dibesar-besarkan. Demikian hasil analisis Wayne State University School of Medicine, Detroit, AS, terhadap dua penelitian mengenai risiko ber- ponsel ria saat berkendara, yakni studi di Kanada pada 1997 dan di Australia (2005). Kedua studi itu mengung- kapkan risiko kecelakaan naik hingga empat kali lipat. Ketua tim peneliti Richard Young menyatakan pihaknya menyimulasikan dua penelitian itu dengan menggunakan data GPS untuk me- lacak konsistensi waktu mengemudi 439 relawan selama lebih dari 100 hari. Hasilnya risiko ke- celakaan terkait dengan penggu- naan ponsel secara statistik tidak signi- kan. (Reuters/*/X-5) Kecelakaan dan Ponsel PAUSE LEMBAGA Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) masih me- nunggu kelengkapan syarat for- mal dan material dari tersangka anggota DPR Wa Ode Nurhayati (F-PAN) untuk memberi per- lindungan kepadanya. Dengan demikian, kata Kepa- la Humas LPSK Maharani Siti Sophia, kemarin, KPK belum memutuskan melindungi ter- sangka dugaan korupsi dana percepatan pembangunan infra- struktur daerah (DPPID) itu. Wa Ode, anggota Badan Ang- garan (Banggar) DPR, ditetap- kan sebagai tersangka oleh KPK sejak Jumat (9/12). Padahal, menurut anggota DPR dari Su- lawesi Tenggara itu, KPK belum pernah memeriksanya. Wa Ode, anggota DPR yang membuka borok Banggar DPR. Dia menuding pimpinan bang- gar, pimpinan DPR, dan Kemen- keu merupakan pemain-pemain anggaran. Mereka mengubah keputusan rapat paripurna banggar mengenai daerah pene- rima dan besarnya DPPID. Menurut Maharani, status tersangka Wa Ode mengharus- kan LPSK berkoordinasi dengan penegak hukum sebelum mene- rima atau menolak permohonan perlindungan tersebut. Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai menambahkan Wa Ode bisa saja berstatus pe- lapor atau justice collaborator tergantung data yang diberikan kepada LPSK. “Kami siap mem- berikan perlindungan kepada Wa Ode. Kami mempelajari le- bih lanjut permohonannya.” Di tempat terpisah, Sekjen PAN Tauk Kurniawan menye- rahkan sepenuhnya kasus Wa Ode kepada proses penyidikan yang tengah dilakukan KPK. Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Muhammad Prakosa meminta Wa Ode menyerahkan kepada BK rekaman dugaan permintaan suap mantan Wakil Ketua BK Nudirman Munir. “Kalau benar-benar ada bukti rekaman, harap diserahkan ke BK,” tutur Prakosa di Bandung, Jawa Barat, kemarin. KPK pernah memeriksa Ketua Banggar DPR Melchias Markus Mekeng, wakil ketua Tamsil Linrung, Mirwan Amir, dan Olly Dondokambey. (Wta/*/ Ant/X-4) Berita terkait hlm 3 LPSK belum Putuskan Lindungi Wa Ode Nunun bisa menjawab dengan baik pertanyaan-pertanyaan terkait dengan identitasnya dan kenapa dia berada di KPK. MASUK RUANG SIDANG: Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh masuk ruang sidang paripurna di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Saat ditanya wartawan, Angie masih enggan menjelaskan hubungannya dengan seorang penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi. Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom SETELAH sempat menghilang beberapa waktu lalu, anggo- ta DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh akhirnya menunjukkan diri di Si- dang Paripurna DPR, kemarin. Angie, nama panggilan Ange- lina Sondakh, tengah mendapat sorotan setelah disebut ikut ter- libat oleh terdakwa kasus Wisma Atlet Palembang, Muhammad Nazaruddin, dalam persidangan kasus itu di pengadilan tipikor beberapa waktu lalu. Yang ter- akhir, ia dilaporkan menjalin hubungan khusus yang bersifat pribadi dengan seorang penyi- dik Komisi Pemberantasan Ko- rupsi (KPK) berinisial Br. Akibat hubungan istimewa itu, KPK pun mengembalikan Br ke insti- tusi asalnya di Mabes Polri. Angie memang terlihat eng- gan menanggapi pertanyaan seputar hubungan khususnya dengan Br tersebut. Namun, kepada wartawan ia tidak mem- berikan bantahan mengenai hal tersebut. “Saya temannya banyak, peng- usaha ada, politisi ada, tukang bakso, tukang koran, apalagi po- lisi. Saksi nikah saya polisi, saksi mualaf saya polisi, yang ngurus surat-surat pernikahan saya po- lisi,” kata Angie sesaat sebelum memasuki ruang rapat. Angie menambahkan, menja- lin hubungan sosial atau persa- habatan dengan siapa pun boleh dan sah-sah saja, sejauh itu tidak melanggar etika dan hukum. “Yang penting persahabatan itu tidak melanggar hukum dan melanggar etika serta pergaulan sosial. Aduh maaf ya, permisi, intinya teman saya banyak, itu sajalah,” kata Angie sembari bergegas keluar dari kerumun- an wartawan. Soal penyebutan namanya oleh Nazaruddin dalam kasus Wisma Atlet, Angie mengatakan hal itu ia serahkan sepenuhnya kepada KPK. “Biarkan KPK be- kerja dengan profesional dan baik sebagaimana mestinya.” (HZ/X-9) Angie Akui Punya Teman Polisi MI/M IRFAN SENO

Upload: hoangkhanh

Post on 19-Oct-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nunun tidak Sakit Ingatan - ftp.unpad.ac.id · sang ka kasus dugaan suap da- ... Ibu Nunun jadi korban sendiri,” ... hasil analisis Wayne State University School of Medicine,

AKHMAD MUSTAIN

KOMISI Pemberan-tasan Korupsi (KPK) menyimpulkan Nu-nun Nurbaeti, ter-

sang ka kasus dugaan suap da-lam pemilihan Deputi Guber nur Senior Bank Indonesia Mi randa Swaray Goeltom pada 2004, tak mengalami masalah pada memorinya. Nunun tidak sakit lupa seperti yang dikemu kakan dokter pribadinya, Andreas Har-ry, saat kasus itu terungkap.

Kesimpulan itu diungkapkan juru bicara KPK Johan Budi SP di Jakarta, kemarin. Me nurutnya, dari hasil peme riksaan penyidik dan dokter KPK, Senin (12/12), Nunun hanya mengalami sakit yang bersifat fisik dan tidak dite mukan permasalahan de-ngan ingatannya.

“Dalam pemeriksaan awal itu, Nunun bisa menjawab dengan baik pertanyaan terkait identi-tasnya dan kenapa dia berada di KPK. Dia bisa bicara dengan baik. Dia mengenal suaminya siapa dan lain-lain,” jelas Johan.

Ia menambahkan, pemeriksa-an belum masuk materi karena harus terhenti setelah ter sangka mengeluh sakit dan seolah-olah akan pingsan. Untuk memasti-kan kondisi ingatan Nunun ke depan, KPK akan meminta se-cond opinion dari dokter ahli lain terkait dengan klaim Andreas.

“Kita periksa dulu. Nanti ka-lau dalam pemeriksaan menga-takan lupa dan ada argumentasi dari Nunun dia sakit ingatan,

baru kita minta second opinion.’’Terkait hal itu, Menkes En-

dang Rahayu Sedyaningsih mengingatkan dok ter Andreas Harry soal pro fesionalisme dan kode etik dok ter. “Ada sanksi di Majelis Kehormatan Disiplin Kedokter an Indonesia.”

Setelah raib 22 bulan, Nu-nun yang ditangkap di rumah me wah di Bangkok, Thailand, Sabtu (10/12), hingga kemarin masih dirawat di RS Polri, Kra-mat Jati, Jakarta Timur. KPK pun masih menunggu kepastian dari dokter RS Polri dan dokter KPK sehingga ia bisa diperiksa lagi.

Sosok kunciNunun, sosok kun ci untuk

membongkar kasus yang juga melibatkan 26 ang go ta DPR pe-riode 1999-2004 tersebut. Suami Nunun, Adang Daradjatun, juga telah membu ka rekaman antara ia dan empat penyidik KPK di rumah mantan Wakapolri itu pada 30 Desember 2010.

Dalam rekaman tersebut, pe nyidik menyebut mantan De puti Gubernur Senior BI Mi-randa Goeltom sebagai motiva-tor untuk memberi dana suap bagi pemenangan dirinya. Seba-liknya, Nunun disangkakan membagi-bagikan 480 lembar cek senilai Rp24 miliar kepada anggota Komisi XI DPR.

Karena itu pula, banyak pihak yang meminta Nunun membe-berkan semua yang ia ketahui. Tak kurang dari mantan Wapres Jusuf Kalla yakin Nunun akan menja di pengungkap kasus.

“Bukan hanya bisa, melainkan akan jadi whistle blower, peniup peluit. Ibu Nunun harus mem-buka (informasi). Kalau tidak, Ibu Nunun jadi korban sendiri,” ujar JK di sela penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada pendo-nor darah di Jakarta Convention Center, kemarin.

Terkait posisi Miranda, Ditjen Imigrasi Ke menkum dan HAM menyetujui permin taan KPK untuk kembali mengeluarkan surat cekal hingga 12 Juni 2012. Miranda sempat masuk daftar cekal pada 25 Oktober 2010 selama setahun. (*/X-16)

[email protected]

PAUL AMALO

RABU, 14 DESEMBER 2011 | NO.11231 | TAHUN XLI I | 28 HALAMAN

Pemasangan Iklan & Customer

Service:021 5821303

No Bebas Pulsa:08001990990

e-mail:[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

Nunun tidak Sakit Ingatan

PENJAGA ISTANA YANG TERSISA

Kerajaan setingkat kecamatan dilestarikan untuk menjaga

budaya dan tradisi. Mereka mengurusi hubungan antarwarga,

lengkap dengan norma yang harus dipatuhi bersama.

Fokus Nusantara, Hlm 22-23

KOMISI Pemberantasan Korupsi sering membuat ke-jutan. Penyidik KPK mendadak membekuk tersang-ka kasus dugaan suap di halaman kantor kejaksaan. KPK juga piawai menangkap tersangka yang sedang bertransaksi di halaman kantor DPRD.

Kejutan lain KPK bisa menetapkan seseorang men-jadi tersangka tanpa terlebih dahulu memeriksanya, seperti dialami anggota DPR Wa Ode Nurhayati.

Masih ada yang lain. KPK juga melansir berita hu bungan asmara antara penyidik KPK dan seorang yang sedang diperiksa terkait dengan suatu kasus.

Hubungan asmara itu tentu bukan sembarangan. KPK bahkan telah memeriksa dan menemukan ke-be naran hubungan istimewa antara penyidik KPK da ri kepolisian berinisial Br dan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh yang biasa disa-pa Angie.

Meski tidak terus terang mengakui hubungan as-mara itu, Angelina mengakui mempunyai banyak sahabat, termasuk polisi. KPK telah pula memutus-kan untuk mengembalikan Br ke Mabes Polri.

Hubungan asmara tentu sah-sah saja. Namun ke tika seorang yang se dang diperiksa jatuh cin ta kepada penyidik dari lembaga yang me-me riksanya, muncullah kecurigaan. Apala gi status terperiksa tidak beringsut, meski na-ma nya berkali-kali di-se but di sidang peng-adilan tindak pidana korupsi.

Nama Angelina Son-dakh disebut di sidang terdakwa Mindo Rosa-lina Manullang terkait dengan kasus Wisma At let. Nama itu juga kem bali muncul dalam sidang terdakwa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Na zaruddin, juga dalam kasus Wisma Atlet.

Nazaruddin bahkan menyebutkan Angie mene-ri ma dana Rp9 miliar dari Menpora Andi Malla-ra ngeng kemudian mendistribusikannya kepada petinggi Demokrat.

Ketua KPK Busyro Muqoddas mencoba meyakin-kan bahwa pemeriksaan Angie tidak terpengaruh hu bungan istimewa penyidik KPK dengan mantan Puteri Indonesia itu. Alasannya Br tidak termasuk tim pemeriksa Angie.

Apakah publik memercayai alasan itu? Publik tidak mudah terkecoh. Meski tidak termasuk tim pe-meriksa Angie, sesama penyidik KPK tentu saja bisa bertukar informasi. Mungkin saja seorang penyidik menitipkan ‘pasiennya’ kepada penyidik lain.

Sudah sering kali kita tegaskan melalui forum ini bahwa penyidik KPK haruslah independen. KPK harus merekrut sendiri penyidik sehingga tidak bergantung pada penyidik dari kejaksaan maupun kepolisian seperti selama ini.

Penyidik independen tidak akan mudah diinter-vensi baik oleh kekuasaan maupun partai politik.

Asmara Angelina Sondakh menimbulkan sinisme terhadap KPK. Ternyata anggota DPR dari partai pe ngua sa itu memperoleh keistimewaan. Dia tidak ha nya dilindungi partainya, tetapi juga ditamengi KPK.

Kini asmara bisa menjadi bentuk gratifi kasi baru bagi mereka yang sedang beperkara. Ada yang mem-beri dan ada yang menerima. Sudah saatnya peme-rintah dan DPR mendefi nisikan kembali gratifi kasi dalam UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Asmara kini bisa menjadi

bentuk gratifikasi baru bagi mereka yang sedang beperkara. Ada yang memberi dan ada yang menerima.

EDITORIAL

Asmara Angie

KORELASI antara kecelakaan dan penggunaan ponsel saat mengemudi dinilai terlalu dibesar-besarkan. Demikian hasil analisis Wayne State University School of Medicine, Detroit, AS, terhadap dua penelitian mengenai risiko ber-ponsel ria saat berkendara, yakni studi di Kanada pada 1997 dan di Australia (2005). Kedua studi itu mengung-kapkan risiko kecelakaan naik hingga empat kali lipat.

Ketua tim peneliti Richard Young menyatakan pihaknya menyimulasikan dua pene litian

itu dengan menggunakan da ta GPS untuk me-

lacak konsistensi wak tu mengemudi

439 relawan selama lebih dari 100 hari. Hasilnya risiko ke-

celakaan terkait de ngan penggu-

naan ponsel secara statistik tidak signifi -

kan. (Reuters/*/X-5)

Kecelakaan dan PonselPAUSE

LEMBAGA Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) masih me-nunggu kelengkapan syarat for-mal dan material dari tersangka anggota DPR Wa Ode Nurhayati (F-PAN) untuk memberi per-lindungan kepa da nya.

Dengan demikian, kata Kepa-la Humas LPSK Maharani Siti So phia, kemarin, KPK belum me mutuskan melindungi ter-sang ka dugaan korupsi da na per cepatan pembangunan in fra-struktur daerah (DPPID) itu.

Wa Ode, anggota Badan Ang-garan (Banggar) DPR, ditetap-kan sebagai tersangka oleh KPK

sejak Jumat (9/12). Padahal, me nurut anggota DPR dari Su-lawesi Tenggara itu, KPK belum pernah memeriksanya.

Wa Ode, anggota DPR yang membuka borok Banggar DPR. Dia menuding pimpinan bang-gar, pimpinan DPR, dan Kemen-keu meru pa kan pemain-pemain anggar an. Mereka mengubah keputusan rapat paripurna bang gar mengenai daerah pene-rima dan besarnya DPPID.

Menurut Maharani, status ter sangka Wa Ode mengharus-kan LPSK berkoordinasi dengan penegak hukum sebelum mene-

rima atau menolak permohonan perlin dungan tersebut.

Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai menambahkan Wa Ode bisa saja berstatus pe-la por atau justice collaborator tergantung data yang diberikan kepada LPSK. “Kami siap mem-berikan perlindungan kepada Wa Ode. Kami mempelajari le-bih lanjut permohonannya.”

Di tempat terpisah, Sekjen PAN Taufi k Kurniawan menye-rahkan sepenuhnya kasus Wa Ode kepada proses penyidikan yang tengah dilakukan KPK.

Ketua Badan Kehormatan

(BK) DPR Muhammad Prakosa meminta Wa Ode menyerahkan kepada BK rekaman dugaan per mintaan suap mantan Wakil Ketua BK Nudirman Mu nir.

“Kalau benar-benar ada bukti rekaman, harap diserahkan ke BK,” tutur Prakosa di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

KPK pernah memeriksa Ketua Banggar DPR Melchias Markus Mekeng, wakil ketua Tamsil Linrung, Mirwan Amir, dan Olly Dondokambey. (Wta/*/Ant/X-4)

Berita terkait hlm 3

LPSK belum Putuskan Lindungi Wa Ode

Nunun bisa menjawab dengan baik pertanyaan-pertanyaan terkait dengan identitasnya dan kenapa dia berada di KPK.

MASUK RUANG SIDANG: Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh masuk ruang sidang paripurna di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Saat ditanya wartawan, Angie masih enggan menjelaskan hubungannya dengan seorang penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

Facebook: Harian Umum Media Indonesia

Twitter: @MIdotcom

SETELAH sempat menghilang beberapa waktu lalu, anggo-ta DPR RI dari Fraksi Partai De mokrat Angelina Sondakh akhirnya menunjukkan diri di Si-dang Paripurna DPR, kemarin.

Angie, nama panggilan Ange-lina Sondakh, tengah menda pat sorotan setelah disebut ikut ter-libat oleh terdakwa ka sus Wisma Atlet Palembang, Muhammad Nazaruddin, dalam persidangan kasus itu di pengadilan tipikor beberapa waktu lalu. Yang ter-akhir, ia dilaporkan menjalin hubungan khusus yang bersifat pribadi dengan seorang penyi-dik Komisi Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) berinisial Br. Akibat hubungan istimewa itu, KPK pun mengembalikan Br ke insti-tusi asalnya di Mabes Polri.

Angie memang terlihat eng-gan menanggapi pertanyaan se putar hubungan khususnya de ngan Br tersebut. Namun, ke pada wartawan ia tidak mem-berikan bantahan mengenai hal tersebut.

“Saya temannya banyak, peng-usaha ada, politisi ada, tu kang bakso, tukang koran, apa lagi po-lisi. Saksi nikah saya polisi, saksi mualaf saya poli si, yang ngurus surat-surat pernikah an saya po-lisi,” kata Angie sesaat sebelum memasuki ruang rapat.

Angie menambahkan, menja-lin hubungan sosial atau persa-habatan dengan siapa pun boleh dan sah-sah saja, sejauh itu tidak melanggar etika dan hukum.

“Yang penting persahabatan itu tidak melanggar hukum dan melanggar etika serta pergaulan sosial. Aduh maaf ya, permisi, intinya teman saya banyak, itu sajalah,” kata Angie sembari bergegas keluar dari kerumun-an wartawan.

Soal penyebutan namanya oleh Nazaruddin dalam kasus Wisma Atlet, Angie mengatakan hal itu ia serahkan sepenuhnya kepada KPK. “Biarkan KPK be-kerja dengan profesional dan baik sebagaimana mestinya.” (HZ/X-9)

Angie Akui Punya Teman Polisi

MI/M IRFAN

SENO