definisi ingatan

32
BAB II LANDASAN TEORI A. Ingatan 1. Definisi Ingatan Secara sederhana, Irwanto (1999) mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang. Galotti (2004) mendefinisikan memori sebagai suatu proses kognitif yang terdiri atas serangkaian proses, yakni : penyimpanan (storage), retensi, dan pengumpulan informasi (information gathering). Sebagai suatu proses, memori menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing), pengambilan (retaining), dan pemanggilan kembali (retrieving) informasi mengenai pengalaman yang lalu (Bjorklund, Schneider, & Hernández Blasi, 2003; Crowder, 1976, dalam Stenberg, 2006). Santrock (2005) mendefinisikan ingatan sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui tahap : penkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali (retrieval). Penelitian ini menggunakan definisi ingatan menurut Santrock, yaitu informasi-informasi yang berasal dari lingkungan dan informasi ini akan diproses melalui tahapan : penkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk tidak terbuang secara sia- sia. Universitas Sumatera Utara

Upload: athirah-aminuddin

Post on 02-Jan-2016

398 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

menceritakan tentang jenis-jenis ingatan

TRANSCRIPT

Page 1: definisi ingatan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ingatan

1. Definisi Ingatan

Secara sederhana, Irwanto (1999) mendefinisikan ingatan sebagai

kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa

yang akan datang. Galotti (2004) mendefinisikan memori sebagai suatu proses

kognitif yang terdiri atas serangkaian proses, yakni : penyimpanan (storage),

retensi, dan pengumpulan informasi (information gathering). Sebagai suatu

proses, memori menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan

dengan penyimpanan (storing), pengambilan (retaining), dan pemanggilan

kembali (retrieving) informasi mengenai pengalaman yang lalu (Bjorklund,

Schneider, & Hernández Blasi, 2003; Crowder, 1976, dalam Stenberg, 2006).

Santrock (2005) mendefinisikan ingatan sebagai retensi informasi yang telah

diterima melalui tahap : penkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan

pemanggilan kembali (retrieval). Penelitian ini menggunakan definisi ingatan

menurut Santrock, yaitu informasi-informasi yang berasal dari lingkungan dan

informasi ini akan diproses melalui tahapan : penkodean, penyimpanan, dan

pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk tidak terbuang secara sia-

sia.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: definisi ingatan

2. Jenis-jenis Ingatan

Atkinson & Shriffin (1968, dalam Passer & Smith 2007; Lahey, 2007;

Reed, 2007) mengembangkan suatu tahapan ingatan yang dikenal dengan Three-

Stage Model of Memory yang membagi ingatan manusia atas 3 komponen utama,

yaitu :

a. Ingatan Sensori (Sensory Memory)

Proses penyimpanan ingatan melalui jalur saraf-saraf sensori yang berlangsung

dalam waktu yang pendek. Informasi yang diperoleh melalui panca indera

(penglihatan, perabaan, penciuman, pendengaran, dan pengecapan) hanya

mampu bertahan selama 1 atau 2 detik (Brown, 1987). Pernyataan ini didukung

oleh Rathus (2007), yang menyatakan bahwa informasi yang pertama kali kita

terima dari lingkungan dan diperoleh melalui panca indera hanya mampu

bertahan 1 detik. Informasi yang diterima dengan indera penglihatan hanya

mampu bertahan seperempat detik (Santrock, 2005).

b. Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory)

Suatu proses penyimpanan ingatan sementara. Ingatan jangka pendek disebut

juga working memory karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan

selama informasi masih diperlukan. Jika informasi tidak diulang kembali dalam

kurun waktu 30 detik, maka informasi pada ingatan jangka pendek akan

menghilang (Santrock, 2005).

c. Ingatan Jangka Panjang (Long Term memory)

Suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Reed (2007)

membagi ingatan jangka panjang menjadi 3 jenis, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 3: definisi ingatan

1) Ingatan Prosedural (Procedural Memory)

Ingatan akan tindakan, keterampilan, dan operasi yang telah dipelajari,

misalnya, individu mengetahui cara untuk bersepeda walaupun ia telah lama

tidak bersepeda.

2) Ingatan Semantik (Semantic Memory)

Ingatan yang berisi pengetahuan umum mengenai makna suatu hal, misalnya,

individu mengetahui makna kata “terbang”.

3) Ingatan Episodik (Episodic Memory)

Ingatan akan kejadian maupun pengalaman yang spesifik, mengetahui kapan

dan di mana kejadian maupun pengalaman tersebut terjadi, misalnya,

individu mengetahui kapan dan di mana ia melangsungkan pernikahannya

walaupun kejadian tersebut telah berlalu 20 tahun.

Lahey (2007) menggolongkan ingatan semantik dan episodik ke dalam

ingatan deklaratif (declarative memory). Secara ringkas, pembagian ingatan

jangka panjang dapat dilihat pada figur.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: definisi ingatan

Gambar 1. Jenis Ingatan Jangka Panjang

3. Tahapan Mengingat

Santrock (2005) menyatakan bahwa ada 3 tahapan dalam proses

mengingat yaitu:

a. Penkodean

Proses pengubahan informasi menjadi simbol-simbol atau gelombang-

gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada

organismo.

Long Term Memory

Declarative Memory

Episodic Memory

Semantic Memory

Procedural Memory

Universitas Sumatera Utara

Page 5: definisi ingatan

1) Penkodean dalam Ingatan Sensori

Pada saat melihat sesuatu atau telinga mendengar sesuatu,

informasi dari indera-indera akan diubah dalam bentuk impuls-impuls

neural dan dihantar ke bagian tertentu di otak. Proses ini berlangsung

dalam waktu sepersekian detik. Sinar yang mengenai retina diterima oleh

reseptor-reseptor yang ada kemudian sinar tersebut ditransformasikan

bentuknya ke dalam impuls-impuls neural dan dikirim ke otak.

2) Penkodean dalam Ingatan Jangka Pendek

Informasi yang masuk melalui indera dan disimpan dalam ingatan

sensori dapat dianggap sebagai bahan mentah yang jumlahnya banyak

sekali. Jumlah yang banyak itu akan diseleksi menurut beberapa cara

dalam control proceses (proses-proses pengendalian). Pertama, informasi

yang masuk akan dirujukkan ke gudang informasi dalam ingatan jangka

panjang. Pada ingatan jangka panjang, pola-pola informasi yang masuk

dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada sebelumnya. Dengan

demikian, akan terpilih informasi yang sudah dikenal atau yang

mempunyai makna. Kedua, mekanisme lain yang digunakan untuk

menyeleksi informasi adalah attention (perhatian). Perhatian ini menyaring

informasi yang masuk ke dalam ingatan jangka pendek sehingga hanya

sebagian kecil yang boleh lewat.

3) Penkodean dalam Ingatan Jangka Panjang

Penkodean dalam ingatan jangka panjang terbagi 2, yaitu : ingatan

deklaratif (declarative memory) dan ingatan prosedural (procedural

Universitas Sumatera Utara

Page 6: definisi ingatan

memory). Ingatan deklaratif terbagi menjadi2 lagi, yaitu : ingatan semantik

(semantic memory) dan ingatan epsodik (episodic memory).

Ingatan semantik adalah ingatan mengenai makna suatu benda,

sedangkan ingatan episodik adalah ingatan mengenai pengalaman-

pengalaman spesifik pada waktu dan tempat tertentu (dalam Lahey, 2007).

Ingatan prosedural bisa didefinisikan sebagai ingatan mengenai

keterampilan motorik yang telah dipelajari.

b. Penyimpanan

Informasi yang telah dibubah akan dipertahankan pada tahap

penyimpanan. Penyimpanan adalah suatu proses mengendapkan atau

menyimpan informasi yang diterima dalam suatu tempat tertentu. Penyimpanan

ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga tempat informasi

disimpan sesuai dengan kategorinya.

Penyimpanan informasi merupakan mekanisme penting dalam ingatan.

Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis ingatan yang akan

diperagakan oleh organisme.

1) Penyimpanan dalam Ingatan Sensori

Ingatan sensori mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang sangat

besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa informasi yang disimpan dalam

ingatan sensori akan mulai menghilang setelah sepersepuluh detik dan

hilang sama sekali dalam satu detik (dalam Irwanto, 1999). Mekanisme

seperti ini penting sekali artinya dalam hidup manusia karena hanya

Universitas Sumatera Utara

Page 7: definisi ingatan

dengan ingatan seperti inilah kita bisa menaruh perhatian pada sejumlah

kecil informasi yang relevan terhadap hidup kita.

2) Penyimpanan dalam Ingatan Jangka Pendek

Kapasitas dalam ingatan jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan

sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Rathus (2007)

menyatakan jika informasi yang diterima setelah 10 sampai 12 detik tidak

diulangi, maka informasi tersebut akan hilang.

3) Penyimpanan dalam Ingatan Jangka Panjang

Kapasitas ingatan jangka panjang sangat besar. Hal ini memungkinkan

penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh

sepanjang hidup organisme. Meskipun demikian, ingatan masih bekerja

sangat efisien yaitu dengan jalan mengorganisasikan informasi yang

diterima dari ingatan jangka pendek. Reorganisasi ini erat hubungannya

dengan proses retrieval atau proses mengingat kembali informasi yang

telah disimpan. Lahey (2007) membedakan 3 metode dalam menguji

retrieval dalam ingatan jangka panjang, yaitu :

i) Metode Mengingat Kembali (Recall Method)

Pengukuran ingatan berdasarkan pada kemampuan untuk

mengingat kembali informasi dengan beberapa petunjuk.

ii) Metode Rekognisi (Recognition Method)

Pengukuran ingatan berdasarkan pada kemampuan untuk memilih

informasi yang benar dari pilihan yang disediakan.

iii) Metode Pembelajaran Kembali (Relearning Method)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: definisi ingatan

Pengukuran kembali ingatan berdasarkan pada waktu yang

dibutuhkan untuk mempelajari kembali (relearn) materi yang

dilupakan.

c. Pemanggilan Kembali

Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan

menemukan informasi yang disimpan dalam ingatan untuk digunakan kembali

bila diperlukan.

4. Proses Masuknya Informasi ke Sistem Ingatan Manusia

Atkinson & Shriffin (1968, dalam Reed 2007) menjelaskan bagaimana

informasi dari luar masuk ke ingatan manusia :

Gambar 2. Proses masuknya informasi dari luar ke sistem ingatan manusia

Figur di atas menjelaskan bahwa informasi dari luar pertama kali masuk ke

ingatan sensori, ingatan sensori ini sangat mudah hilang karena kapasitasnya yang

Sensory Register

Short Term Memory

Output

Information

Retrieval

Forgetting Forgetting

LongTerm Memory

Universitas Sumatera Utara

Page 9: definisi ingatan

sedikit. Indera-indera yang bekerja untuk menangkap informasi yang banyak akan

mengakibatkan terjadinya kelupaan. Informasi yang dianggap relevan dan penting

bagi individu akan diteruskan dan masuk ke ingatan jangka pendek. Ingatan

jangka pendek juga memiliki kapasitasnya sendiri, yaitu sekitar 30 detik

(Santrock, 2005) dan apabila informasi yang dianggap relevan dan penting bagi

individu ini tidak diulang maka informasi tersebut dapat hilang, atau informasi

tersebut dilupakan. Informasi yang berhasil masuk ke ingatan jangka pendek akan

diteruskan ke ingatan jangka panjang, ingatan jangka panjang merupakan tempat

penyimpanan informasi yang relatif permanen (Lahey, 2007).

5. Kelupaan

Terdapat empat teori utama yang menjelaskan kelupaan pada seseorang

(dalam Lahey, 2007), yaitu :

a. Decay Theory

Menurut teori ini, ingatan yang tidak digunakan memudar atau mulai hilang

seiring waktu. Waktu yang berjalan menyebabkan lupa, baik dalam ingatan

sensori maupun ingatan jangka pendek. Lupa tampaknya tidak terdapat pada

ingatan jangka pendek karena tidak digunakan seiring berjalannya waktu tetapi

karena faktor-faktor lain, terutama gangguan-gangguan luar, misalnya, kebisingan

b. Interference Theory

Teori ini didasarkan pada bukti kuat bahwa lupa pada ingatan jangka pendek tidak

terjadi karena berjalannya waktu, namun ingatan lain mengganggu pengambilan

kembali atas informasi yang berusaha diingat. Gangguan ini terbagi dua , yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 10: definisi ingatan

1) Gangguan Proaktif (Proactive Interference)

Gangguan yang dibentuk oleh pembelajaran sebelumnya (prior learning),

misalnya, kita diberikan 2 nomor untuk diingat, yaitu nomor A dan nomor B.

Nomor B akan terganggu ketika kita berusaha mengingat kembali karena

terinterferensi oleh nomor A.

2) Ganguan Retroaktif (Retroactive Interference)

Gangguan yang ditimbulkan oleh pembelajaran kemudian (later learning),

misalnya, kita diberikan 2 nomor untuk diingat, yaitu nomor A dan nomor B.

Nomor A akan terganggu ketika kita berusaha mengingat kembali karena

terinterferensi oleh nomor B.

c. Reconstruction (Schema) Theory

Teori ini menyatakan bahwa informasi yang disimpan dalam ingatan jangka

pendek tidak dilupakan seutuhnya, tetapi terkadang diingat kembali dengan cara

yang menyimpang dan tidak tepat.

d. Motivated Forgetting

Teori ini menyatakan bahwa kita cenderung berusaha melupakan hal-hal yang

tidak menyenangkan. Hal-hal yang mengancam, menyakitkan, dan tidak

menyenangkan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam

kesadaran (Freud, dalam Lahey 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: definisi ingatan

B. Kebisingan

1. Definisi Kebisingan

Menurut batasan WHO (dalam Bell, 2005), kebisingan adalah suara-suara

yang tidak dikehendaki oleh karena itu kebisingan sangat mengganggu aktivitas

kehidupan. Kebisingan adalah sesuatu yang sifatnya subjektif dan psikologis.

Dikatakan subjektif karena sangat bergantung pada orang yang bersangkutan,

misalnya suara bercakap-cakap di dalam bioskop yang mengganggu sebagian

orang, namun suara ribut di suatu pasar bukanlah masalah bagi orang

disekelilingnya.

Beberapa jenis suara dapat lebih mengganggu daripada yang lain, suara

yang keras lebih sering mengganggu daripada bunyi pelan karena itu suara dapat

menjadi gangguan yang sangat tidak diinginkan. Hal ini secara psikologis dapat

mengganggu kondisi emosi seseorang sehingga dapat menjadi suatu masalah.

2. Karakteristik kebisingan yang dapat mengganggu

Tiga karakteristik kebisingan yang dapat mengganggu (dalam Bell, 2005)

adalah :

1. Volume

Semakin keras sumber kebisingan, semakin besar pengaruhnya dalam komunikasi

verbal dan semakin tinggi perhatian dan stres yang diasosiasikan dengan kerasnya

kebisingan.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: definisi ingatan

2. Predictability

Semakin tidak terprediksi sumber kebisingan, semakin besar perhatian yang kita

curahkan untuk memahami tugas yang kita lakukan.

3. Perceived Control

Semakin lemah kontrol yang dapat kita lakukan terhadap kebisingan, maka

semakin sulit bagi kita untuk beradaptasi terhadap kebisingan.

3. Sumber Kebisingan

Kebisingan dapat berasal dari segala sesuatu yang menghasilkan bunyi

dan bersifat sangat subjektif tergantung situasi dan kondisi dan sensitivitas

pendengarnya. Dua setting umum dimana kebisingan dapat menjadi sebuah

masalah :

a. Transportation Noise

Keributan yang disebabkan oleh mobil, truk, kereta api, dan pesawat dan alat

transportasi yang lain merupakan alasan yang paling besar karena pertama, hal

tersebut sangat berkembang luas. Kedua, biasanya hal tersebut sangat bising.

b. Occupational Noise

Salah satu karakteristiknya adalah kebisingan ini sangat besar karena terdiri

dari banyak suara yang berbeda. Jika sangat ekstrim, hal ini dapat

mengakibatkan keributan yang dapat di-cover dan kondisinya dapat

ditoleransi, akan tetapi jika tidak demikian, hasil dari keributan ini menjadi

resistan untuk diadaptasi dan lebih mungkin untuk menyebabkan keributan

dan distres. Occupational noise ini juga sangat pervasive dan tingkat bunyi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: definisi ingatan

pada beberapa tempat sangat kuat. Hal penting lainnya menjadi sumber

keributan di derah perumahan adalah air conditioner.

4. Dampak Kebisingan

Bell (2005) menyatakan bahwa kebisingan dapat menyebabkan terjadinya

tinnitus. Tinnitus merupakan suatu simtom yang ditandai dengan adanya persepsi

suara di telinga manusia tanpa kehadiran stimulus eksternal. Hal ini diakibatkan

oleh ekspos yang berlebihan oleh suara. Kebisingan juga dapat menimbulkan

kesulitan sementara dan kesulitan permanen, kebisingan juga masih membawa

dampak negatif lain, seperti : gangguan komunikasi, efek pada pekerjaan, dan

reaksi masyarakat. Gangguan komunikasi mulai dirasakan apabila pembicaraan

harus dijalankan dengan berteriak. Gangguan komunikasi ini menyebabkan

terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan.

Banyak jenis pekerjaan membutuhkan komunikasi, baik secara langsung

maupun lewat telepon. Intensitas kebisingan antara 50-55 dB saja menyebabkan

komunikasi melalui telepon terganggu dan rapat akan berjalan tidak memuaskan,

sedangkan intensitas di atas 55dB dapat dianggap sangat bising. Kebisingan juga

meningkatkan kelelahan. Pada pekerjaan yang menuntut banyak berpikir,

kebisingan sebaiknya ditekan serendah-rendahnya (Bell, 2005).

5. Hubungan Kebisingan dengan Ingatan

Kjelberg (1996) mengemukakan bahwa hanya terdapat studi yang terbatas

mengenai dampak kebisingan, namun sebagaimana diprediksi, kebisingan adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 14: definisi ingatan

sumber stres dan berdampak negatif ketika dihadapkan pada tugas kognitif.

Schommalder (2001) melakukan interviu terhadap guru yang bertujuan melihat

stres kerja, 75% dari 1000 guru mengatakan bahwa sumber stres yang paling

fundamental adalah kebisingan. Kebisingan tidak hanya berdampak pada

kesejahteraan manusia namun juga pada performansi mental.

Hainse (2001) menunjukkan bahwa kebisingan kronis yang bersumber dari

pesawat diasosiasikan dengan keterlambatan 6 bulan dalam hal membaca pada

anak-anak berusia antara 8-11 tahun. Banbury & Berry (1998) memberikan tugas

yang lebih kompleks pada penelitian mereka mengenai distraksi kebisingan

walaupun tugas-tugas ini hanya terbatas pada tugas yang dilakukan di lingkungan

kerja. Mereka menemukan bahwa performansi mahasiswa-mahasiswi sarjana pada

tugas aritmatika mental dan tugas prose recall secara signifikan memburuk

dengan kehadiran kebisingan di lingkungan kerja dibandingkan performansi

mereka di ruang yang tenang (tanpa kebisingan).

C. Kepribadian

1. Definisi

Lahey (2007) mendefiniskan kepribadian sebagai totalitas individu dalam

hal memikirkan (thinking), melakukan (acting), dan merasakan sesuatu (feeling)

yang khas dan membedakannya dengan individu yang lain. Allport (1937, dalam

Feist 2005) mendefinisikan kepribadian sebagai :

”the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to environment” Pada tahun 1961, Allport menambahkan definisi kepribadian pada frasa terakhir :

Universitas Sumatera Utara

Page 15: definisi ingatan

”that determine his characteristics behavior and thought” Jadi, kepribadian menurut Allport adalah organisasi dinamis dalam individu

sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam

menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan menentukan karakteristik perilaku

dan pemikirannya.

Cattell (dalam Feist, 2005) memberikan definisi kepribadian sebagai :

”personality is that which permits a prediction of what a person will do in a given situation”

Eysenck (dalam Pervin, 2005) mendefinisikan kepribadian sebagai :

“personality is the sum total of actual or potential behavior patterns of organism as determined by heredity and environment; it originates and develops through the functional interaction of the four main sectors into which these behavior pattern are organized; the cognitive sector (intelligence); the conative sector (character); the affective sector (temperament) and the somatic sector (constitutions)”

Definisi kepribadian Eysenck dapat diartikan bahwa kepribadian merupakan

gabungan dari fungsi nyata maupun potensial pada organisme yang ditentukan

oleh faktor keturunan dan lingkungan. Kepribadian awal akan tumbuh melalui

interaksi empat macam fungsi, yaitu : sektor kognitif (inteligensi), sektor konatif

(karakter), sektor afektif (temperamen), dan sektor somatis (konstitusi). Eysenck

(1998) menyatakan sektor kognitif merupakan suatu konsep yang sulit

didefinisikan, namun Eysenck setuju dengan definisi yang diberikan oleh Cyril

Burt, yang menyatakan bahwa inteligensi adalah :

“innate, all-around mental ability”

Kemampuan mental yang merupakan bawaan secara lahiriah merupakan definisi

inteligensi yang lebih umum diterima. Sektor konatif merupakan kualitas dari

Universitas Sumatera Utara

Page 16: definisi ingatan

suatu perilaku yang ditunjukkan oleh organisme (Warren, 1934 dalam Eysenck

1998). Sektor afektif menggambarkan karakteristik emosional yang dibawa sejak

lahir dan tidak dipelajari oleh organisme. Sektor somatis merupakan keterkaitan

antara struktur dan fungsi psikologi dengan beberapa fungsi fisiologi pada otak.

Pendekatan seperti yang dikemukakan Eysenck dilandasi oleh penelitian ilmiah

sehingga hasilnya lebih dapat dipertanggungjawabkan dibandingkan pendekatan

yang hanya menggunakan spekulasi atau intuisi klinis untuk mengabsahkan

asumsinya.

Berdasarkan penjelasan definisi kepribadian oleh masing-masing tokoh,

maka penelitian ini merujuk pada definisi kepribadian yang dicetuskan oleh

Eysenck.

Personality

DNA

Sociability Criminality Creativity

PsychopathologySexual Behavior

P E N

Conditioning Sensitivity Vigilance Perception Memory

Reminiscence

Limbic System Arousal

Distal Antecedents

Proximal Antecedents

Proximal Consequences

Distal Consequences

Genetic Personality Dominants

Biological Intermediates

Psychometric Trait

Constellations

Experimental Studies

Social Behavior

Universitas Sumatera Utara

Page 17: definisi ingatan

Figur di atas menjelaskan kepribadian menurut Eysenck. Setiap individu

memiliki kepribadian yang diwariskan secara genetis, yaitu melalui DNA. Bukti

ini diperkuat dengan gagasan mengenai temperamen anak. Temperamen

didefinisikan sebagai karakter anak yang telah ada sejak lahir dan merupakan

warisan dari kedua orangtua (Papalia, & Olds, & Fredman, 2007). Sistem limbik

diyakini sebagai pusat pengaturan emosi (Eysenck, 1967). Sistem Limbik penting

bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek, tetapi juga menjaga homeostatis

dalam tubuh, terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau

perlindungan diri. Sistem limbik mengandung hipotalamus, yang sering dianggap

sebagian bagian terpenting dari otak mamalia. Hipotalamus mengatur hormon,

hasrat seksual, emosi, makan, minum, suhu tubuh, keseimbangan kimiawi, tidur

dan bangun, sekaligus mengatur kelenjar utama dari otak (kelenjar pituitari).

Eysenck (1967) menyatakan bahwa sistem limbik dapat menjelaskan informasi

yang diproses melalui pancaindera dapat terdistorsi. Teori arousal Eysenck

menjelaskan bahwa individu yang memiliki level optimum sensitivitas yang tinggi

cenderung menghindari stimulus yang berlebih dari lingkungan, sedangkan

individu yang memiliki level optimum sensitivitas yang rendah cenderung

mencari stimulus dari lingkungan agar level optimum sensitivitasnya optimal.

Kepribadian organisme lebih ditentukan oleh faktor keturunan atau

hereditas, namun faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap kepribadian

Gambar 3. Komponen Utama Teori Kepribadian Eysenck

Universitas Sumatera Utara

Page 18: definisi ingatan

(Eysenck, 1967). Penelitian korelasional dan eksperimen yang dilakukan oleh

Eysenck pada akhirnya melahirkan 3 dimensi kepribadian, yaitu : Psikotisme

(Psychoticism), Ekstroversi (Extroversion), dan Neurotis (Neuroticism).

Penerapan dimensi kepribadian Eysenck dapat dilihat dari beberapa penelitian

eksperimental yang dilakukannya. Pertama, dimensi kepribadian psikotisme

diasosiasikan dengan sikap yang bermusuhan dan kecenderungan menentang

norma yang berlaku di masyarakat (Eysenck, 1997). Kedua, studi eksperimental

menemukan bahwa individu introvert lebih terpengaruh dampak kebisingan

dibandingkan individu ekstrovert ketika dihadapkan pada tugas (Aubel & Britton,

dalam Bell 2005). Ketiga, dimensi kepribadian neurotis memiliki kontribusi

terhadap psikopatologi, misalnya neurosis (Eysenck, 1997).

2. Dimensi Kepribadian

Teori kepribadian Eysenck dikenal juga dengan Teori Tiga Faktor (The

Three-Factor Theory), yang membagi kepribadian atas 3 dimensi (Pervin, 2005),

yaitu :

a. Dimensi Introvert-Ekstrovert (Introversion-Extroversion)

Eysenck (dalam Pervin, 2005) mengemukakan karakteristik

individu ekstrovert ditandai oleh sosiabilitas, bersahabat, aktif berbicara,

impulsif, menyenangkan, aktif, dan spontan. Eysenck (dalam Pervin,

2005) menjabarkan komponen extroversi adalah kurangnya tanggung

jawab, kurangnya refleksi, pernyataan perasaan, penurutan kata hati,

pengambilan resiko, kemampuan sosial, dan aktivitas. Lebih lanjut lagi,

Eysenck &Eysenck (dalam Schultz, 2008) mengemukakan bahwa ciri

Universitas Sumatera Utara

Page 19: definisi ingatan

yang khas dari kepribadian ekstrovert adalah mudah bergaul, suka pesta,

mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak

suka membaca atau belajar sendirian.

Individu dengan dimensi kepribadian ekstrovert sangat

membutuhkan kegembiraan, mengambil tantangan, sering menentang

bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, dan biasanya suka

menurutkan kata hatinya, gemar akan gurau-gurauan, selalu siap

menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak

pertimbangan (easy going), optimis, serta suka tertawa dan gembira, lebih

suka untuk tetap bergerak dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi

agresif dan cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan

dibawah kontrol, dan tidak selalu dapat dipercaya (Aiken, 1985, dalam

Pervin 2005). Dimensi kepribadian ini juga berdaya ingat kuat (dalam hal

me-recall ingatan jangka pendek), memiliki ambang rangsang yang tinggi

dan menunjukkan daya juang fisik yang tinggi, dapat melaksanakan tugas

yang tinggi taraf kesukarannya dengan baik, ramah, impulsif, tidak suka

diatur dan dilarang, terlibat dalam aktivitas kelompok, pandai membawa

diri dalam lingkungannya, mudah gembira, memiliki keterikatan sosial,

dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, bertindak cepat, optimis,

agresif, cepat / mudah meredakan kemarahan, mudah tertawa, tidak dapat

menahan perasaannya.

Menurut Eysenck (dalam Pervin, 2005), introvert adalah satu ujung

dari dimensi kepribadian introvert–ekstrovert dengan karakteristik watak

Universitas Sumatera Utara

Page 20: definisi ingatan

yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari

resiko. Dimensi kepribadian ini memiliki sifat yang sabar, serius, sensitif,

lebih suka beraktivitas sendiri, mudah tersinggung, saraf otonom labil,

mudah terluka, rendah diri, suka melamun, dan gugup. Lebih lanjut lagi,

Aiken (1985, dalam Hall & Lindzey 2005) mengatakan bahwa individu

dengan dimensi kepribadian ekstrovert memiliki toleransi yang tinggi

terhadap isolasi/kesendirian, kurang toleransi terhadap keluhan fisik,

cenderung melakukan secara baik terhadap tugas yang sederhana/mudah,

dan cenderung melaksanakan secara baik tugas yang menuntut

kesiapsiagaan. Individu yang introvert juga cenderung menjauhkan diri,

tidak mudah bergabung dengan orang lain, dan susah mengartikulasikan

ide-idenya.

Lively

E

Sociable

Active Assertive Sensation-seeking

Carefree Dominant

Surgent

Venturesome

Gambar 4. Struktur Hirarki Ekstroversi

Universitas Sumatera Utara

Page 21: definisi ingatan

b. Dimensi Neurotisme (Neuroticism)

Dimensi kepribadian neurotisme yang sebelumnya dikenal dengan

dimensi stabilitas emosi-ketidakstabilan emosi (emotional stability -

instability). Feist & Feist (2006) menyatakan bahwa dimensi neurotisme

memiliki komponen hereditas yang kuat dalam memprediksi gangguan

yang dialami oleh individu, dalam hal ini, individu yang memiliki skor

neurotisme yang tinggi memiliki kecenderungan untuk bereaksi berlebihan

secara emosional terhadap satu situasi dan mereka kesulitan untuk kembali

ke keadaan semula sebelum mereka dihadapkan pada situasi yang

demikian. Lebih lanjut, Eysenck (dalam Feist, 2005) mengatakan bahwa

individu yang sering gugup dan mengeluh akan simtom-simtom fisik,

seperti sakit kepala, memiliki gangguan psikologi yang jelas.

Boeree (2007) memberikan penjelasan tentang dimensi neurotisme

Eysenck, bahwa walaupun individu yang memiliki skor neurotisme tinggi,

belum tentu individu tersebut neurotik. Eysenck hanya mengatakan bahwa

individu-individu dengan skor neurotisme tinggi lebih mudah terserang

persoalan-persoalan neurotik. Eysenck yakin bahwa data-data kepribadian

seseorang pasti berkisar antara titik normal sampai titik neurotisisme,

maka hal ini pun berlaku untuk temperamen, artinya, temperamen

memiliki dasar genetis dan dimensi kepribadian yang terkait dengan aspek

fisiologis seseorang.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: definisi ingatan

c. Dimensi Psikotisme (Psychoticism)

Eysenck sadar bahwa populasi data yang digunakan dalam

penelitiannya terlalu luas dan global, oleh karena itu, tidak tertutup

kemungkinan dari sekian banyak populasi data ini ada yang sebenarnya

tidak patut dipilihnya (Boeree, 2007). Eysenck melakukan penelitian pada

rumah sakit jiwa yang terletak di Inggris. Data-data yang didapatkan dari

Depressed

N

Anxious

Guilt Feelings

Low Self-Esteem

Terise

Irrational Shy Moody Emotional

Gambar 5. Struktur Hirarki Neurotisme

Universitas Sumatera Utara

Page 23: definisi ingatan

pasien rumah sakit jiwa ini kemudian dianalisis dan faktor ketiga yang

dinamakan psikotisme (psychoticism) muncul.

Dimensi psikotisme merupakan dimensi yang ditambahkan dari

teori asli Eysenck (Feist, 2005). Eysenck menyatakan bahwa dimensi

psikotitisme ini seperti 2 dimensi lainnya, memiliki faktor bipolar, yaitu :

psikotitisme dan superego (psychoticism – superego). Seperti halnya

neurotisme, individu psikotistik bukan berarti psikotik, namun hanya

memperlihatkan beberapa gejala yang umumnya terdapa pada individu-

individu psikotik (Boeree, 2007). Beberapa gejala yang biasanya

ditemukan pada individu-individu psikotistik, di antaranya adalah : tidak

memiliki daya respon (recklessness), tidak memperdulikan kebiasaan yang

lumrah berlaku, dan ekspresi emosional yang tidak sesuai dengan

kebiasaan (inappropriate emotional expression). Pervin (2005)

menyatakan bahwa individu yang mendapatkan skor tinggi pada dimensi

psikotitisme cenderung soliter, cuek (insensitive), tidak peduli dengan

orang lain, dan menentang kebiasan-kebiasan umum yang berlaku secara

sosial.

Cold

P

Aggressive Egocentric Impersonal Impulsive

Antisocial

Unempathic Creative Tough-minded Universitas Sumatera Utara

Page 24: definisi ingatan

3. Hubungan Kepribadian dengan Ingatan Jangka Pendek

Heffeman & Ling (2001) membandingkan ingatan prospektif, yaitu

ingatan yang digunakan pada masa yang akan datang antara individu ekstrovert

dan introvert. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa individu ekstrovert

memiliki lebih sedikit kesalahan dibandingkan individu introvert dalam tugas

ingatan prospektif. Penelitian yang dilakukan oleh Aubel & Britton (dalam Bell,

2005) menunjukkan bahwa performansi individu ekstrovert lebih baik

dibandingkan individu introvert pada tugas kognitif. Penelitian Lieberman (2000)

menemukan bahwa individu ekstrovert memiliki kemampuan ingatan jangka

pendek yang lebih baik daripada individu introvert .

D. Warna

1. Definisi Warna

Warna adalah properti yang dapat kita lihat baik melalui sistem

penglihatan maupun materi yang berasal dari sumber cahaya (dalam Heerwagen,

2004). Gelombang cahaya yang mencapai mata kita, akan dipersepsikan sebagai

warna. Secara fisis, cahaya tidak memiliki warna, namun sistem penglihatan kita,

termasuk otak, menginterpretasikan cahaya dalam panjang gelombang tertentu

menghasilkan warna. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang.

Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar

antara 380-630 nanometer.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: definisi ingatan

2. Dimensi Psikologis Warna

Menurut Munsell (dalam Goldstein, 2002), terdapat 3 dimensi psikologis

warna, yaitu :

a. Hue (corak warna)

Corak warna berkaitan dengan nama warna tertentu. Nama warna misalnya :

merah, hijau, biru, dan kuning.

b. Brightness (kecerahan warna)

Dasar fisis kecerahan terutama adalah energi sumber cahaya yang berhubungan

dengan amplitudo gelombang. Namun, kecerahan dalam beberapa hal juga

tergantung pada panjang gelombang, misalnya : warna kuning tampak lebih terang

dari panjang gelombang warna dan biru, walaupun ketiga warna tersebut

mempunyai amplitudo yang sama.

c. Saturation (kejenuhan warna)

Saturasi atau kejenuhan warna berhubungan dengan keanekaragaman warna

cahaya, di mana warna putih berkaitan dengan tidak adanya warna secara total.

Warna yang memiliki saturasi yang tinggi kelihatan tidak mengandung warna

putih. Warna yang tidak memiliki saturasi kelihatan pucat dan keputih-putihan.

Tingkat saturasi yang rendah berhubungan dengan panjang gelombang berbeda-

beda dari suatu warna, dan tingkat saturasi yang tinggi berhubungan dengan

panjang gelombang tunggal.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: definisi ingatan

Prang (dalam Hakim & Sediadi, 2004) membagi warna menjadi 3 dimensi,

yaitu :

a. Hue

semacam temperamen mengenai panas/dinginnya suatu warna.

b. Value

mengenai gelap terangnya warna.

c. Intensity

mengenai cerah dan redupnya warna.

Selain itu, Prang juga membagi adanya kelas warna, yaitu :

a. Primary

merupakan warna utama/pokok, yaitu : warna merah, kuning, dan biru.

b. Binary

merupakan warna kedua dan yang terjadi dari gabungan antara dua warna

primary. Warna tersebut adalah merah+biru = violet, merah+kuning = jingga, dan

biru+kuning = hijau.

c. Intermediate

warna ini adalah warna-warna campuran dari warna primary dan binary,

misalnya, merah dicampur hijau menjadi merah hijau.

d. Tertiary

merupakan warna-warna campuran dari warna binary, misalnya, violet dicampur

dengan hijau.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: definisi ingatan

e. Quaternary

merupakan warna campuran dari dua warna tertiary, misalnya : hijau violet

dicampur dengan jingga hijau, jingga violet dicampur dengan jingga hijau, dan

hijau jingga dicampur dengan violet jingga.

Selain itu, kita juga mengenal adanya pencampuran antara warna murni

dengan warna kutub yang disebut dengan :

a. Tint

warna murni dicampur dengan warna putih sehingga terjadi warna muda.

b. Shade

warna murni dicampur dengan hitam sehingga terjadi warna tua.

c. Tone

warna murni dicampur dengan warna abu-abu (pencampuran putih dan hitam)

sehingga terjadi warna tanggung.

3. Hubungan Warna dengan Ingatan

Birren (1950) menyatakan bahwa warna dapat meningkatkan sensitivitas

individu. Penelitian Birren (1950) menunjukkan bahwa warna yang hangat

(warm) seperti warna kuning dan merah lebih meningkatkan arousal

dibandingkan dengan warna yang tenang (cool). Penelitian Greene (1983)

menunjukkan hasil yang serupa, bahwa warna-warna yang hangat meningkatkan

sensitivitas dibandingkan dengan warna yang tenang. Penelitian Roozendaal

(2002) menunjukkan bahwa peristiwa-peristiwa yang membangkitkan (arousing)

dapat meningkatkan ingatan. Ketika peristiwa-peristiwa ini diingat, terjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 28: definisi ingatan

perubahan hormon dalam otak yang akhirnya membuat ingatan akan peristiwa

tersebut meningkat. Penelitian Wolters & Goudsmit (2005) dan Otani (2007)

mengindikasikan peristiwa-peristiwa yang membangkitkan dapat meningkatkan

ingatan. Kita dapat berasumsi bahwa warna dapat berperan sebagai bantuan dalam

hal mengingat jika warna yang digunakan dapat membuat ketergugahan secara

emosional (emotionally arousing).

Penelitian yang dilakukan oleh Wurm (1993) yang menyatakan bahwa

dengan adanya warna dapat membantu individu lebih mengingat nama objek yang

dikenai warna. Penelitian Humprey, Goodale, Jakobson, dan Servos (1994)

menemukan hal yang sama seperti Wurm, yaitu warna kromatik memfasilitasi

penamaan objek yang dilihat. Borges, Stepnowsky, dan Holt (1977) menemukan

bahwa rekognisi pada orang dewasa lebih baik untuk gambar berwarna

dibandingkan hitam-putih.

Jika warna dapat meningkatkan sensitivitas dan sensitivitas dapat

meningkatkan ingatan, maka mungkin saja warna dapat meningkatkan ingatan.

Penelitian Spence (2006) menunjukkan warna meningkatkan rekognisi akan

pemandangan alam sebesar 5%.

E. Hubungan antara Kebisingan, Dimensi Kepribadian, dan Warna dengan

Ingatan Jangka Pendek

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat

seseorang. Ingatan adalah kemampuan yang dimiliki manusia yang digunakan

untuk menyimpan sesuatu yang akan dikeluarkan pada waktu yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: definisi ingatan

Ingatan ini sangat diperlukan oleh individu, misalnya suatu kejadian yang tidak

menyenangkan terjadi karena suatu kesalahan yang kita buat sendiri sehingga

pada saat kita menghadapi masalah yang hampir sama maka kita dapat mengingat

dan kesalahan tidak terulang lagi. Ingatan juga sangat dibutuhkan sekali dalam

proses belajar.

Lingkungan yang bising dan hiruk-pikuk dapat mempengaruhi ingatan.

Seseorang yang mampu untuk beradaptasi dengan kebisingan tidak akan

mengalami kesulitan untuk mengingat, namun hal ini akan berbeda dengan

individu yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang bising. Individu

tersebut tidak dapat mengingat dalam keadaan bising, kenyataannya ada individu-

individu yang mampu mentolerir kebisingan sehingga hal tersebut tidak

mempengaruhi aktivitas yang melibatkan ingatannya.

Individu yang mampu mentolerir kebisingan tidak akan membuat

performansi individu memburuk, sedangkan individu yang tidak bisa mentolerir

kebisingan, performansinya tentu akan memburuk. Perbedaan individual dalam

mentolerir kebisingan ini dipengaruhi oleh kepribadian. Dimensi kepribadian yang

dikemukakan oleh Eysenck menyatakan bahwa individu ekstrovert dan introvert

memiliki tingkat optimum sensitivitas (level optimum arousal) yang berbeda.

Eysenck (1998) mengemukakan teori arousal yang menyatakan bahwa individu

introvert memiliki tingkat optimum sensitivitas yang tinggi sehingga apabila

dihadapkan pada kebisingan, individu introvert akan lebih terdistraksi, sebaliknya,

individu ekstrovert memiliki tingkat optimum sensitivitas yang rendah, sehingga

Universitas Sumatera Utara

Page 30: definisi ingatan

mereka cenderung untuk mencari stimulus dari lingkungan agar sensitivitas

mereka optimum.

Tingkat sensitivitas dapat dimanipulasi dengan penggunaan warna.

Penelitian Burt (2002) menyatakan bahwa penggunaan warna dapat meningkatkan

kemampuan ingatan individu. Penelitian Birren (1950) menunjukkan bahwa

warna yang hangat, seperti warna kuning dan merah lebih meningkatkan

sensitivitas dibandingkan dengan warna yang tenang. Adanya penggunaan warna

diharapkan dapat membantu individu dalam meningkatkan ingatannya.

Jika ditinjau dari sisi teoritis, kebisingan merupakan suatu stimulus yang

dapat mengganggu performasi ketika melakukan tugas yang membutuhkan

ingatan. Individu yang introvert maupun ekstrovert memiliki perbedaan dalam

tingkat optimum sensitivitas, sehingga individu ekstrovert cenderung kurang

terpengaruh dampak kebisingan ketika dihadapkan pada tugas yang membutuhkan

ingatan, sebaliknya, individu introvert telah memiliki tingkat optimum sensitivitas

yang tinggi, sehingga apabila dihadapkan dengan kebisingan, individu ekstrovert

lebih terpengaruh dampak kebisingan dibandingkan individu ekstrovert.

Penggunaan warna disarankan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan

kemampuan mengingat. Warna yang cerah lebih membantu mengingat kembali

dibandingkan warna yang tenang. Warna yang cerah lebih meningkatkan

sensitivitas dibandingkan warna yang tenang. Individu yang melakukan tugas

dalam kondisi yang bising tentunya dapat menggunakan warna sebagai salah satu

upaya dalam mengingat, namun tipe kepribadian individu yang bersangkutan juga

memiliki kontribusi dalam mengingat. Penggunaan warna cerah dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 31: definisi ingatan

meningkatkan sensitivitas, individu introvert telah memiliki tingkat optimum

sensitivitas yang tinggi, dengan demikian, penggunaan warna yang cerah akan

meningkatkan sensitivitas baik pada individu ekstrovert maupun introvert.

Individu introvert cenderung menjaga tingkat optimum sensitivitas dengan jalan

menghindari situasi yang dapat meningkatkan sensitivitas mereka, dalam hal ini

kebisingan. Jika individu introvert memiliki tingkat optimum sensitivitas yang

tinggi melakukan aktivitas yang membutuhkan ingatan pada kondisi yang bising,

tentunya hal ini dapat mempengaruhi performansinya. Penelitian Furham &

Strbac (2002) mengindikasikan bahwa individu introvert membuat lebih banyak

kesalahan ketika mereka berusaha mengingat kembali materi yang ada pada tugas

pemahaman membaca. Warna dimanipulasi untuk meningkatkan kemampuan

mengingat, namun, seperti yang telah dipaparkan, warna cerah memiliki

sensitivitas yang tinggi, dengan demikian adanya penggunaan warna cerah

ditambah lagi dengan stimulus lingkungan berupa kebisingan, hendaknya individu

introvert lebih kesulitan dalam tugas yang membutuhkan ingatan.

F. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesa pada

penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek

2. Terdapat pengaruh dimensi kepribadian terhadap ingatan jangka pendek

3. Terdapat pengaruh warna terhadap ingatan jangka pendek

4. Terdapat pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari

Universitas Sumatera Utara

Page 32: definisi ingatan

dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert

5. Terdapat pengaruh warna terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari

dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert

6. Terdapat pengaruh warna dan kebisingan terhadap ingatan jangka pendek?

7. Terdapat pengaruh kebisingan, dimensi kepribadian, dan warna terhadap

ingatan jangka pendek

Universitas Sumatera Utara