1. definisi istilah-istilah · 1. definisi istilah-istilah banyak definisi yang dapat digunakan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI ISTILAH-ISTILAH
Banyak definisi yang dapat digunakan untuk mengartikan suatu
istilah. Penyusun memberikan definisi istilah-istilah yang digunakan dalam
tugas akliir ini. Definisi disarikan dari berbagai sumber yang menjadi tinjauan
pustaka ditambah dengan pemahaman penyusun sendiri.
Kualitas didefinisikan sebagai usaha berkesinambungan oleh setiap
orang di dalam suatu organisasi untuk memahami dan memenuhi keinginan
kustomernya. Sistem pengendalian kualitas adalah pengendalian keseluruhan
organisasi meliputi input, proses, dan output untuk perbaikan kualitas secara
terus menerus. Pengendalian kualitas pada proses akan lebih ekonomis jika
dilakukan dengan mengambil sampel untuk mewakili popuiasi. Sampel
adalah sebagian kecii pengukuran contoh yang diambil untuk mewakili
popuiasi yang merupakan keseluruhan produk. Tujuan dari pengumpulan data
adalah untuk menarik kesimpulan tentang popuiasi.
Statistik mengacu pada pengukuran yang didapatkan dari sampel,
misalnya rata-rata, standar deviasi. Parameter adalah nilai numerik sebenarnya
dari popuiasi, misalnya mean.
Istilah-istilah lain yang berkaitan dengan data-data atribut akan
dijelaskan pada peta kendali atribut bagian 7.1. Beberapa istilah yang
digunakan juga dijelaskan pada bagian yang bersangkutan.
www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html
-
2. ALAT-ALAT YANG D1GUNAKAN UNTUK MENDETEKSI PERMA-SALAHAN
Beberapa macam alat yang digunakan dalam mendeteksi dan
merriecahkan masalah pengendalian kualitas di PT. "X" antara lain :
• Check Sheet
Check sheet adalah alat pengumpul dan analisa data. Tujuan digunakannya
alat ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data bagi tujuan-
tujuan tertentu. Check sheet disajikan dalam bentuk yang komunikatif
sehingga mudah untuk dipahami. Bentuknya bisa berbeda untuk setiap
situasi dan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan. A.pabila memungkinkan
akan lebih baik jika modelnya dirancang sedemikan rupa sehingga dapat
menunjukkan lokasi kecacatan. Kreativitas memegang peranan penting
dalam merancang check sheet. Contoh check sheet, dapat dilihat pada
gambar2.1.
Produk: Sepeda -32Tahap : Inspeksi AkhirJumlah: 2217
Tipe Cacat
MelepuhSemprotan kurangTetesanSemprotan berlebihLain-lain
Tanggal : 21 Januari 2000ID :CatInspektor: Ali
Frekuensi
2024134
10
Total 71
Gambar2.1
Contoh Check Sheet
-
Peta Pareto
Peta Pareto adalah sebuah peta bar yang mengurutkan batangan-batangan
dari nilai yang terbesar ke nilai terkecil. Biasanya data yang diplot adalah
kecacatan. Peta Pareto dapat membantu melihat kecacatan mana yang
paling sering terjadi. Peta Pareto menggunakan prinsip Pareto dengan
aturan "80-20" yang menyatakan bahwa 80% masalah datang dari 20%
sumber masalah. Dengan demikian perhatian dapat dipusatkan pada
sumber masalah yang sedikit tapi vital yang justru menyebabkan sebagian
besar masalah. Contoh Pareto dapat dilihat pada gambar 2.2
Pareto Chart for Defects
Gambar 2.2
Contoh Pareto
Diagram cause and effect at&ufishbone
Diagram fishbone adalah sebuah cara yang tepat untuk mengorganisasi
informasi tentang penyebab-penyebab suatu masalah. Diagram fishbone
atau disebut juga diagram cause and effect dapat menunjukkan penyebab-
penyebab potensial dari sebuah masalah. Masalah (efek) ditunjukkan di
-
sebelah kanan dan penyebabnya ditunjukkan di sebelah kiri dalam struktur
seperti pohon. Cabang utama dari pohon dikaitkan dengan penyebab
utama. Setiap cabang utama memiliki daftar penyebab yang lebih spesifik
pada kategori tersebut. Brainstorming dibutuhkan untuk dapat menyusun
diagram cause and effect ini. Contoh diagram cause and effect dapat
dilihat pada gambar 2.3.
kriteria-pengontrolan
material
Material
tembakau_rusa.k
\ tembakau
perencanaan 6 m \ kua | i t 3S^
kadar T " "filterair * \
berat tidak sesuai
-perawatan /*—pengawasan / jnspeksi
kerjasama-
_MR-2
yangsalah
-training
-
X-bar Chart for Length
602 ~f
598 -
3.0SL=601.7
X=600.1
-3.0SL=598.5
i10
I15
I20
I25
Sample Number
Gambar2.4
Contoh Peta Kendali
3. DISTRIBUSI-DISTRIBUSI PROBABILITAS UNTUK PENGENDALIANKUALITAS
5.1 Distribusi Binomial
Distribusi Binomial adalah salah satu bentuk distribusi diskrit.
Distribusi ini hanya menghasilkan keluaran sukses atau gagal, dan
dibentuk dan n kejadian yang independen. Percobaan berulang ini disebut
dengan Bernoulli trials. Dengan probabilitas sukses p yang konstan pada n
kali percobaan, maka probabilitas dan x kejadian sukses adalah :
b(x;n,p) = " \px0-py~x (2.1)
Nilai rata-rata dan distribusi Binomial ini adalah
Mean - np
Sedangkan nilai variansnya adalah:
Variance = np(l-p) = npq
(2.2)
(2.3)
-
Prinsip statistik yang mendasari peta kendali untuk fraksi cacat
(fraction noncomforming) adalah distnbusi binomial. Jika suatu proses
beroperasi dalain keadaan stabil, sehingga probabilitas unit yang tidak
memenuhi spesifikasi adalah p, dan setiap unit yang diproduksi adalah
independen, maka hai ini merupakan realisasi dari Bernoulli random
variable dengan parameter p. Fraksi cacat sampel didefinisikan sebagai
rasio jumlah unit cacat dalam D dengan jumlah sampel n, sehingga bisa
dirumuskan sebagai berikut:
n(2-4)
Rata-rata dan variansnya dapat diperoleh dengan :
ju=p (2.5)
P) (2.6)
3.2 Distribusi Normal
Distribusi ini adalah salah satu bentuk distribusi yang kontinu.
Fungsi kepadatan dari distribusi ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
l(x-MA a ) untuk - oo < JC < oo (2.7)
Dua parameter yang digunakan dalam distribusi ini adalah mean
(ja) dan variance (a2). Notasi yang dipakai untuk melambangkan distribusi
ini adalah N((a.,a2). Distribusi ini dapat distandarisasi menjadi standart
normal distribution yang memiliki rata-rata (mean) = 0 dan standar deviasi
-
10
= 1. Notasinya adalah N(0,l). Nilai X ditransformasikan ke dalam Z
dengan rumus berikut:
Z = ̂ - (2.8)
3.3 Distribusi Poisson
Distribusi Poisson termasuk distribusi diskrit. Distribusi Poisson
pada pengendalian kualitas digunakan jika terdapat nonconformities dalam
suatu unit produk. Rumus-rumus yang digunakan dalam distribusi
Poisson:
*}- (2.9)
Nilai parameter X > 0. Mean dan varian dari distribusi Poisson adalah:
\x = k (2.10)
a2 = X (2.11)
3.4 Pendekatan Distribusi Binomial dengan Distribusi Normal
.Pendekatan ini dilakukan jika n bernilai besar, sehingga binomial
X boleh diperlakukan seakan-akan berdistribusi normal N\np,-yjnp(\ - p)j
ketika menghitung probabilitasnya. Variabel normal standarnya adalah :
Z= tX-np (2.12)
-
11
Hams diingat bahwa distribusi binomial adalah distribusi diskrit
sedangkan distribusi normal adalah distribusi kontinu, maka agar
pendekatan ini lebih mendekati nilai sesungguhnya perlu ditambahkan
faktor koreksi kontinuitas sebesar 0.5. Probabilitas binomial dengan
menggunakan faktor koreksi kontinuitas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
P[a
-
12
2. Sistematic sampling
Setiap unit populasi diberi nomor dan diurutkan. Ditentukan satu nomor
sebagai titik tolak menarik sampel. Nomor berikut dari anggota yang ingin
dipilih ditentukan secara sistematika, misainya tiap nomer ke-m dari titik
tolak dan dari unit selanjutnya akan dipilih sebagai sampel.
5. PETAKENDALI
5.1 Penyebab Variasi
Variasi selalu terjadi dalam proses produksi apapun, meskipun
proses itu telah didesain dan diawasi sebaik mungkin. Proses dikatakan
stabil apabila variasi yang ada disebabkan oleh penyebab umum (common
cause). Penyebab umum adalah penyebab hakiki dalam proses dan
mempengaruhi setiap komponen yang bekerja dalam proses dan
keluarannya.
Sebaliknya, ada juga variasi proses yang disebabkan oleh
penyebab khusus (assignable cause). Proses dikatakan tidak stabil jika ada
penyebab khususnya. Penyebab khusus adalah penyebab yang tidak selalu
hadir sepanjang waktu dalam proses dan ditimbulkan karena keadaan
khusus, misainya kerusakan mesin. Peta kendali bisa digunakan untuk
mendeteksi adanya penyebab khusus ini.
5.2 Konsep Peta Kendali
Peta kendali dibangun atas dua sumbu. Sumbu y menunjukkan
karakteristik kualitas sampel dan sumbu x menunjukkan urutan sampel.
-
13
Data diambil secaia unit dan diplotkan pada peta kendali. Peta kendali
memiliki batasan-batasan, yaitu: Batas Kontrol Atas (BKA) / Upper
Control Limit (UCL), Batas Kontrol Bawah (BKBj / Lower Control Limit
(LCL) dan Batas Tengah (BT) / Center Line (CL).
Peta kendali merupakan sebuah tes hipotesis visual dengan null
hypothesis Ho:9 = Go, dimana 0 adalah karakteristik kualitas yang diteliti.
Penolakan pada null hypothesis sama dengan situasi keluarnya data sampel
dari BKA atau BKB. Dengan demikian, jika null hypothesis ditolak,
dikatakan bahwa proses tidak terkendali.
Konsep kesalahan tipe I (kesalahan a) dan kesalahan tipe II
(kesalahan (3) juga dapat diterapkan dalam peta kendali. Kesalahan tipe I
terjadi ketika menyiinpulkan proses tak terkendali apabila proses
terkendali (data sampel jatuh di luar batas kendali ketika proses
terkendali). Kesalahan tipe II terjadi ketika menyimpulkan proses
terkendali apabila proses tidak terkendali (data sampel jatuh di dalam batas
kendali ketika proses benar-benar tidak terkendali).
5.3 Pemilihan Batas Kendali
Dasar-dasar yang digunakan pada peta kendali Shewhart adalah :
BKA= p + La (2.16)
BT = fi (2.17)
BKB= fi-'La (2.18)
Pemilihan L berdasarkan nilai a. Gambar distribusi normal berikut dapat
dipakai sebagai landasan.
-
14
r•W.7.V*-
• (.X.20% -
-.1(7 - 2 t J — I d
\ I
1-10 -r-2o +3O
Gambar 2.5
Distribusi Normal
Gambar 2.5 menunjukkan bahwa 68.26% data berada dalam batas
antara n+la dan ji-la, 95.46% dari data berada dalam batas n+2a dan \x-
2a, dan 99.73% dan data berada dalam batas ]x+3o dan ^i-3a. Secara
umum, biasa digunakan batas 3a (L = 3), berkaitan dengan kesalahan tipe
I (kesalahan a) yang terjadi. Kesalahan tipe I diestimasikan akan terjadi
sebesar 0.27%, artinya jika situasi berada dalam kendali, terdapat
kemungkinan bahwa 27 dari 10.000 data yang ada keluar dari batas
kendali.
5.4 Rasional Subgrup
Salah satu aspek penting dalam membuat peta kendali adalah
bagaimana mengumpulkan data dalam suatu rasional subgrup. Subgrup
adalah sekumpulan sampel produk yang diproduksi dalam suatu selang
waktu dan diambil pada interval waktu tertentu. Rasional subgrup adalah
-
15
subgrup sampel-sampel yang diambil dari proses dan diharapkan
memiliki variasi yang kecil, tapi tetap bisa terdeteksi diantara subgrup.
Ada dua pendekatan yang bisa digunakan dalam membuat suatu
rasional subgrup:
1. Metode instant-time
Mengambil subgrup sampel dari produk yang diproduksi pada waktu
yang sama atau pada waktu yang sedekat mungkin. Sampel diambil
secara berurutan. Pendekatan dengan cara ini akan memberikan
gambaran pada setiap titik waktu dimana data diambil.
2. Metode period of time
Mengambil subgrup sampel produk yang diproduksi selama suatu
periode waktu. Sampel yang diambil secara random, terdiri dari unit
produk yang bisa mewakili semua unit yang diproduksi sejak
pengambilan sampel yang terakhir. Keuntungan metode ini adalah
hasil keseluruhan yang didapatkan lebih baik dan memberikan
gambaran yang lebih akurat tentang kualitas produk.
5.5 Macam-macam Peta Kendali
Berdasarkan karakteristik kualitas, terdapat dua macam peta
kendali, yaitu:
1. Peta kendali variabel
Data yang diplotkan adalah data variabel, yaitu data yang dapat diukur
dan dapat dinyatakan dalam angka. Contoh data variabel antara lain;
panjang, lebar, diameter, berat, waktu, dan Iain-lain.
-
16
2. Peta kendali atribut
Data yang diplotkan pada peta ini adalah data atribut. Karakteristik
kualitas hanya dapat digolongkan menjadi dua kelas, yaitu yang sesuai
{conforming) atau yang tidak sesuai {nonconforming) dengan
spesifikasi (keputusan go-no-go). Peta kendali untuk data atribut yang
bisa digunakan ada empat macam, yaitu :
• Peta kendali fraksi defektif (p-chart)
• Peta kendali jumlah defektif (np-chart)
• Peta kendali jumlah defek (c-chart)
• Peta kendali defek per unit (u-chart)
Data mengenai karakteristik mutu di PT. "X" berupa data atribut
sehingga peta kendali atribut, khususnya peta kendali fraksi defektif, akan
dibahas secara lebih rinci.
6. PETA KENDALI ATRIBUT
6.1 Definisi Istilah-istilah
Atribut yang digunakan dalam pengendaiian kualitas mengacu
pada karakteristik kualitas yang sesuai atau tidak sesuai terhadap
spesifikasi tertentu. Istilah-istilah yang sering digunakan berkaitan dengan
data-data atribut antara lain conforming, nonconforming, nonconformity,
defect, dan defective.
Conforming dan nonconforming digunakan uhtuk menyatakan
suatu kesesuaian atau ketidaksesuaian (keputusan go-no-go). Istilah lain
yang sering menimbulkan kerancuan dengan nonconforming adalah
-
17
nonconformity. Nonconformity lebih mengacu pada karakteristik kualitas.
Satu unit produk dapat mengandung beberapa karakteristik kualitas,
sehingga dalam satu unit dimungkinkan adanya beberapa nonconformities.
Defect adalah istilah yang dapat diartikan sama dengan nonconformity.
Contohnya, sebuah botol dapat memiliki beberapa nonconformities pada
penampakannya, yaitu:goresan, retakan, gelembung udara. Nonconforming
mengacu pada keseluruhan unit. Suatu unit produk bisa memiliki beberapa
nonconformities tapi tidak dikatakan nonconforming. Contohnya, botol
dikategorikan menjadi unit nonconforming jika ada dua nonconformities.
Nonconforming memiliki arti yang sama dengan defective. •
6.2 Peta Kendall Fraksi Defektif (p-chart)
Digunakan untuk menunjukkan laju defektif. Rumus-rumus yang
digunakan:
ZD
n(2.19)
B K A •=•• P + XlP(-1 P) (2.20)V n
(2.21)
BKB = P-3J t ; (2.22)V n
H = P (2-23)
^ (2.24)
Jika ukuran sampel berubah-ubah, maka digunakan
-
18
Sedangkan rumus-rumus yang digunakan :
P - ^ (2-25)
(2.26)
(2.27)
(2.28)
BKA =
BT =
BKB =
P
P
P
+ 3 W - P)
\PV-P)
Peta kendali p standarisasi digunakan jika jumlah sampel yang
diambil bervariasi. Pada peta kendali ini, digunakan BKA = 3, BT = 0,
BKB = -3. Nilai yang diplotkan adalah nilai Z yang didapatkan dari aim us:
pQ-p)
6.3 Pemilihan Ukuran Sampel
Ada berbagai acuan yang bisa digunakan dalam memilih ukuran
sampel. Salah satu cara yang cukup mudah digunakan dan diaplikasikan
(khususnya urituk peta kendali atribut), jika diinginkan P(D>\) > y, adalah
dengan menggunakan distribusi Poisson. Maksudnya, diinginkan
probabilitas mendeteksi kecacatan > 1 sebesary.
Untuk y = 0.90r \ = np = 2.30
-
19
Y = 0.95, A. = «/> = 3.00
y = 0.99, k = rip = 4.60
Apabila nilai/? diketahui, maka nilai n pun bisa dihitung dengan mudah.
6.4 Kecakapan Proses
Kecakapan proses untuk peta kendali atribut dihitung dengan
menggunakan rata-rata proses ketika berada dalam keadaan terkendali.
Artinya, proses diharapkan menghasilkan rata-rata cacat sebesar p .
Kecakapan proses menghasilkan produk yang baik adalah sebesar (1- p).
6.5 Kurva KO (Karakteristik Operasi)
Kurva KO untuk peta kendali p adalah plot dari probabilitas
kesalahan penerimaan hipotesis dari keadaan terkendali secara statistik
(kesalahan tipe II atau kesalahan P) versus fraksi nonconforming proses.
Kurva KO mengukur kemampuan dari peta kendali untuk mendeteksi
pergeseran pada nilai nominal p ke suatu nilai p yang lain.
Probabilitas dari kesalahan tipe II atau kesalahan p adalah
probabilitas sebuah titik berada di dalam peta kendali, dengan meanp, atau
bisa dinyatakan dengan rumus :
$=P(p.
-
20
kumulatif. Apabila dimisalkan nilai n*BKAp = a yang bernilai integer,
maka distnbusi binomial kumulatif dapat dihitung dengan rumus berikut:
P{D (2.32)
/.o
7. UJIPROPORSI
Pendekatan normal dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis
terhadap parameter binomial. Tiga macam alternative hypothesis yang
digunakan untuk membandingkan dua proporsi cacat dan daerah
penolakannya dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel2.1
Uji Proporsi Dua Populasi
Null dan AlternativeHypothesis
H\\p\
-
21
Kesimpulan tolak Ho atau gagal tolak Ho didapatkan dengan membandingkan
nilai ZQ dengan Ztabei P&da suatu nilai a tertentu.
UK Petra Logo: Master Index: Help: Back to TOC: