bab 2 landasan teori 2.1 definisi manajemen · 2010. 8. 4. · • pembalikan aksi dapat dilakukan...

86
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa manajemen adalah suatu hal yang dilaksanakan oleh para manajer. Menurut Robbins, Stephen P ( 2004, p. 6 ), manajemen merupakan suatu proses mengkoordinasi kegiatan – kegiatan pekerjaan sehingga efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Yang dimaksudkan dengan proses adalah menggambarkan fungsi – fungsi yang sedang berjalan atau kegiata utama yang dilakukan oleh para manajer, yaitu merancang, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan. Fungsi tersebut ditambahakan dengan efisien, yang artinya memperoleh output terbesar dengan menggunakan input yang terkecil, digambarkan dengan mengtgunakan segala sesuatu dengan benar. Serta ditambahakan dengan efektivitas, yaitu menyelesaikan kegiatan – kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. 2.1.2 Fungsi dan Proses Manajemen Menurut Robbins, Stephen ( 2004, p. 7-8), terdapat Industriawan Perancis bernama Henry Fayol yang mengusulkan bahwa semua manajer melakukan 4 ( empat ) fungsi manajemen, fungsi tersebut adalah :

Upload: others

Post on 01-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Manajemen

    2.1.1 Definisi Manajemen

    Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa manajemen adalah

    suatu hal yang dilaksanakan oleh para manajer. Menurut Robbins, Stephen P

    ( 2004, p. 6 ), manajemen merupakan suatu proses mengkoordinasi

    kegiatan – kegiatan pekerjaan sehingga efisien dan efektif dengan dan

    melalui orang lain. Yang dimaksudkan dengan proses adalah

    menggambarkan fungsi – fungsi yang sedang berjalan atau kegiata utama

    yang dilakukan oleh para manajer, yaitu merancang, mengorganisasi,

    memimpin dan mengendalikan. Fungsi tersebut ditambahakan dengan

    efisien, yang artinya memperoleh output terbesar dengan menggunakan

    input yang terkecil, digambarkan dengan mengtgunakan segala sesuatu

    dengan benar. Serta ditambahakan dengan efektivitas, yaitu menyelesaikan

    kegiatan – kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.

    2.1.2 Fungsi dan Proses Manajemen

    Menurut Robbins, Stephen ( 2004, p. 7-8), terdapat Industriawan

    Perancis bernama Henry Fayol yang mengusulkan bahwa semua manajer

    melakukan 4 ( empat ) fungsi manajemen, fungsi tersebut adalah :

  • 8

    Tabel 2.1 4 ( Empat ) Fungsi Manajemen

    Sumber : Robbins, Stephen P dan Mary Coulter ( 2004, p. 8 )

    • Merencanakan

    Merencanakan termasuk di dalamnya proses mendefinisikan

    sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai sasaran

    tersebut, dan menyusun rencana untuk mengintegrasikan

    dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan – kegiatan.

    • Mengorganisasi

    Fungsi manajemen ini mencakup proses yang menentukan

    tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus

    melakukan, bagaimana cara mengelompokan tugas – tugas

    itu, siapa harus melapor ke siapa, dan dimana keputusan

    harus dibuat.

    Merencanakan Mengorganisasi Memimpin Mengendalikan

    Mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi, dan menyusun bagian – bagian rencana untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan

    Menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana cara melakukan, dan siapa saja yang harus melakukannya

    Mengarahkan dan memotivasi seluruh pihak yang terlibat dan menyelesaikan konflik

    Memantau kegiatan guna meyakinkan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seprti yang direncanakan.

  • 9

    • Memimpin

    Fungsi manajemen yang satu ini mencakup di dalamnya

    memotivasi bawahan, mempengaruhi individu atau tim

    sewaktu mereka bekerja, memiliki saluran komunikasiyang

    paling efektif dan memecahkan msalah perilaku karyawan

    dengan berbagai cara.

    • Mengendalikan

    Fungsi yang ini mewajibkan manajer untuk melakukan tugas

    memantau kinerja aktual, membandingkan kinerja aktual

    dengan standard dan membuat koreksinya jika perlu.

    2.2 E- Bisnis

    2.2.1 Pengertian e-bisinis

    Menurut Turban (2004,p.3), e-business merupakan perluasan dari

    e-Commerce, bukan saja melayani penjualan dan pembelian, tetapi juga

    mencakup pelayanan terhadap pelanggan dan kolaborasi dengan rekan

    kerja. Menurut wikipedia E-bisnis merupakan suatu kegiatan bisnis yang

    dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem

    informasi komputer. Sedangkan menurut Dr Ravi Kalakota( 2004,p.5), e-

    bisnis merupakan penggunaan internet yang membantu aplikasi front-end

    dan back-end perusahaan untuk mendapatkan keuntungan, bukan kenaikan

    laba kotor.

  • 10

    Jadi dapat disimpulkan bahwa e-bisnis merupakan suatu aktivitas

    yang menggunakan sistem informasi komputer yang secara otamatis dan

    semiotomatis mengatur aktivitas perdagangan, pelayanan terhadap

    pelanggan, dan kolaborasi dengan rekan kerja untuk mendapatkan

    keuntungan bagi perusahaan.

    Berdasarkan pendapat Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM

    ini, E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan

    sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien

    dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan

    suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan

    melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.

    2.2.2 Empat dimensi ruang lingkup e-bisnis

    Untuk lebih mengenal ruang lingkup dari e – bisnis, maka Turban,

    Efraim ( 2009, p. 167 ) menyatakan cara yang sering digunakan adalah

    dengan 4 W, yaitu What, Where, Who, Why. Berikut penjelasan dari

    keempat dimensi ruang lingkup e-bisnis tersebut :

    1. What.

    Secara prinsip pengertian E-Binis jauh lebih luas

    dibandingkan dengan E-Commerce, bahkan secara filosofis,

    E-Commerce merupakan bagian dari E-Bisnis. Jika E-

    Commerce hanya memfokuskan diri pada aktivitas atau

    mekanisme transaksi yang dilakukan secara

    elektronik/digital, E-Bisnis memiliki wilayah yang jauh lebih

  • 11

    luas, termasuk di dalamnya aktivitas relasi antara dua

    kesatuan unit perusahaan, interaksi antara perusahaan

    dengan pelanggannya, kolaborasi antara perusahaan

    dengan para mitra bisnisnya, pertukaran informasi antara

    perusahaan dengan para pesaing usahanya, dan lain

    sebagainya.

    2. Where.

    E-Bisnis dapat dilakukan dimana saja, sejauh pihak

    yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital

    sebagai kanal akses (access channel). Berbeda dengan

    bisnis konvensional, dimana transaksi biasa dilakukan secara

    fisik di sekitar perusahaan dengan akses dan variasi

    transaksi yang terbatas.

    3. Who.

    Menjelaskan siapa saja yang melakukan E-Bisnis.

    Klasifikasi kesatuan yang kerap dipergunakan dalam

    mengilustrasikan e-Bisnis, adalah: Agen Bisnis, pelanggan,

    peralatan, karyawan, keluarga, dan pemerintah. Contohnya

    adalah sebuah aplikasi tipe e-Commerce B2C yang

    merupakan mekanisme hubungan perdagangan antara

    sebuah perusahaan dengan para pelanggannya (end

    consumersnya); atau tipe G2G yang menghubungkan dua

    buah negara untuk permasalahan eksport dan import.

  • 12

    4. Why

    Penerapan konsep e-Bisnis secara efektif

    memberikan keuntungan bagi perusahaan, karena banyak

    komponen biaya tinggi yang dapat dihemat, yang secara

    tidak langsung meningkatkan level pendapatannya. Dengan

    mengimplementasikan e-Bisnis, perusahaan dapat

    melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama

    ini belum pernah ditawarkan kepada masyarakat. Disamping

    itu, terbukti telah banyak perusahaan yang melakukan

    transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat

    besarnya peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep

    e-Bisnis. Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa

    dengan menerapkan konsep jejaring (internetworking),

    sebuah perusahaan berskala kecil dan menengah dapat

    dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan raksasa

    untuk menawarkan berbagai produk dan jasa kepada

    pelanggan.

    2.2.3 Kategori dari e-bisnis

    Terdapat beberapa kategori dari e-bisnis, yaitu :

    • E-auctioning. Melakukan lelang secara elektronik.

    • E-banking. Melakukan transaksi perbankan secara

    elektronik.

    • E-commerce. Melakukan aktivitas perdagangan secara

    elektronik.

  • 13

    • E-directories. Pencarian suatu informasi dalam suatu situs

    web.

    • E-learning. Suatu aktivitas pembelajaran yang dilakukan

    dengan menggunakan teknologi internet.

    • E-mailing. Aktivitas surat menyurat yang dilakukan secara

    elektronik.

    • E-marketing. Aktivitas marketing yang dilakukan secara

    elektronik.

    • E-travel. Aktivitas yang berkaitan dengan kebutuhan travel

    seperti, pemesanan tiket, jadwal penerbangan, dsb

    dilakukan secara elektronik.

    • E-research. Suatu aktivitas penelitian yang dilakukan secara

    elektronik, misalkan riset mengenai kebutuhan pasar yang

    dilakukan secara melalui online kuisioner.

    2.2.4 Keuntungan e- bisnis

    Menurut Charles R. Rieger dari IBM dan Mary P. Donato dari

    Xerox, paling tidak ada lima keuntungan yang ditawarkan oleh e-business,

    keuntungan tersebut masing-masing berkaitan dengan aspek-aspek

    efisiensi, efektivitas, jangkauan, struktur, dan peluang, berikut penjelasan

    secara rinci :

    • Efisiensi. Manfaat yang paling cepat terasa dari

    sebuah perusahaan yang memanfaatkan teknologi e-bisnis

    adalah kenaikan tingkat efisiensi. Misalkan dari

  • 14

    berkurangnya biaya operasional, biaya pelayanan

    pelanggan.

    • Efektivitas. Manfaat ini dirasakan saat terjadi perubahan

    yang signifikan dalam cara perusahaan melakukan

    kegiatan operasional sehari – hari.

    • Jangkauan. Dengan menggunkan teknologi internet,

    berarti secara tidak langsung perusahaan telah

    memperluas jangkauannya ke jutaan pelanggan di seluruh

    dunia.

    • Struktur. Manfaat berikutnya adalah terlihat pada

    munculnya jenis produk dan jasa yang baru. Semakin

    banyak variasinya, dan dalam bentuk digital.

    • Peluang. Manfaat terakhir adalah terbukanya peluang

    baru dalam bentuk – bentuk baru yang kesemuanya

    memanfaatkan teknologi internet.

    2.3 Pelanggan

    Menurut Kotler ( 2006, p. 132) Pelanggan adalah setiap orang pemakai

    barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri

    sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

    diperdagangkan, dan telah melakukan pembelian pada toko yang sama dalam

    frekuensi waktu tertentu. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual

    kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan

    suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya pelanggan adalah raja sebenarnya, oleh karena

  • 15

    itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya

    memperhatikan semua yang menjadi hak – hak pelanggan.

    Pada era ekonomi sekarang, banyak perusahaan yang telah merubah cara

    pandang terhadap letak pelanggan dalam pyramid organisasi. Dimana pada

    pandangan tradisional, pelanggan di letakkan di paling bawah dan top management

    berada di puncak. Namun seiring dengan perubahan, perusahaan lebih

    mementingkan pelanggan, sehingga pyramid tersebut dibalik menjadi pelanggan di

    taruh di tempat paling atas.

    Gambar 2.1 Piramida Pelanggan

    Sumber : Marketing Management, Philip Kotler, 2006, p. 132

    Customer

    Front – Line people

    Middle Management

    Top Management

  • 16

    Salah satu contoh perusahaan yang telah memakai pandangan ini adalah eBay.

    2.4 Hubungan pelanggan

    2.4.1 Definisi hubungan

    Berdasarkan pendapat Buttle, Francis ( 2007, p. 19 ) hubungan

    terdiri atas serangkaian episode yang terjadi antara dua belah pihak dalam

    rentang waktu tertentu, dimana setiap episode terdiri dari serangkaian

    interaksi.

    Setiap episode memiliki jangka waktu yang berbeda – beda, mulai

    dari permulaan interaksi sampai selesainya interaksi. Setiap episode dapat

    diberi nama, misalkan episode pelanggan membeli barang, episode

    pelanggan menyelesaikan transaksi pembayaran. Hubungan bisnis terdiri

    dari episode tugas dan episode sosial. Dimana episode tugas lebih

    menitikberatkan pada sisi bisnisnya, sedangkan episode sosial lebih

    bernuansa manusiawi. Pada setiap interaksi tersebut, maka pihak yang satu

    akan mempengaruhi pihak yang lain, interaksi yang dilakukan seputar

    berkomunikasi, melalui ujaran, bahasa tubuh, perbuatan. Namun pihak yang

    terlibat belum tentu memiliki pandangan yang smaa terhadap bentuk / sifat

    hubungan yang terjadi diantara mereka.

    2.4.2 Sifat Hubungan

    Dalam rentang perjalanan waktu, hubungan senantiasa akan

    berubah atau mengalami pasang surut dan akan terjadi evolusi dalam

    hubungan itu, hali ini menggambarkan sifat dari hubungan, yaitu dinamis.

    Dwyer menggambarkan adanya lima tahapan perkembangan hubungan,

    berikut penjelasan masing – masing tahap :

  • 17

    • Tahap kesadaran ( awareness ) terjadi ketika masing –

    masing pihak saling memperhatikan dan menimbang

    kemungkinan untuk menjalin kemitraan.

    • Tahap penjajakan ( exploration ) adalah fase dimana masing

    – masing pihak mencoba menyelidiki dan menguji kapasitas

    dan performa masing – masing. Pada masa ini banyak

    konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah sedikit

    untuk mengetahui kualitas atau pelayanannya. Tahap

    penjajakan ini terdiri dari 5 subproses, yakni ketertarikan,

    komunikasi dan tawar – menawar, pengembangan dan

    pendayagunaan kekuatan, berkembangnya norma – norma

    hubungan, serta berkembangnya harapan

    • Tahap ekspansi atau peningkatan terjadi ketika kedua belah

    pihak merasakan adanya saling ketergantungan. Dalam hal

    ini banyak terjadi transaksi berdasarkan kepercayaan.

    • Tahap komitmen ditandai dengan meningkatnya

    penyesuaian diri dan sikap saling memahami peranan dan

    tujuan masing – masing. Pada tahap ini proses pembelian

    akan terjadi secara otomatis.

    • Tahap pemutusan hubungan. Pemutusan hubungan dapat

    terjadi secara sepihak atau kedua pihak. Pemutusan bilateral

    terjadi ketika kedua pihak setuju untuk mengakhiri masa

    hubungan mereka. Sedangkan pemutusan hubungan

    sepihak biasanya terjadi karena terjadi penghianatan

    terhadap kepercayaan yang telah diberikan.

  • 18

    2.4.3 Teori Interaksi Manusia-Komputer

    Suatu sistem yang berbasiskan web harus mendapat dukungan

    interaksi manusia dan komputer yang baik. User harus dipermudah dengan

    penggunaan komputer dalam mengakses website. Jika perancangan

    interface tidak baik, maka user akan enggan untuk mengakses website

    tersebut.

    Menurut shneiderman ( 1998, p.72-73 ) ada delapan aturan yang

    harus diperhatikan dalam merancang user interface yang baik :

    • Perancangan yang dibuat harus konsisten

    • Memungkinkan bagi user untuk memakai shortcuts

    • Memberikan umpan balik yang informatif

    • Merancang dialog sampai menghasilakn keadaan akhir

    • Menyediakan penangnanan masalah yang sedrhana

    • Pembalikan aksi dapat dilakukan dengan mudah

    • Mendukung pengontrolan secara internal

    • Mengurangi beban ingatan jangka pendek

    2.5 Customer Relationship Management ( CRM )

    2.5.1 Definisi customer Relationship Management ( CRM )

    Menurut Turban, Leidner, McLean, dan wetherbe (2008,p.330),

    Customer Relationship Management ( CRM ) merupakan usaha perusahaan

    untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang berharga.

    Sedangkan menurut King, David dan Jae lee (2004,p.148), CRM

    merupakan suatu strategi bisnis yang berfokus pada membangun

    hubungan jangka panjang dan berkelanjutan dengan pelanggan yang

  • 19

    memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi Perusahaan

    maupun bagi pelanggan.

    Menurut Francis Buttle ( 2007;p.55 ), CRM adalah suatu strategi

    bisnis inti yang memadukan proses dan fungsi internal, jaringan eksternal

    untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan untuk

    mendapatkan keuntungan.

    Sehingga dapat dikatakan bahwa CRM adalah suatu strategi bisnis

    yang memadukan antara proses dan fungsi internal dengan jaringan

    eksternal dan dipakai untuk mendapatkan dan mempertahankan hubungan

    jangka panjang dengan pelanggan, sehingga akan memberikan nilai

    tambah bagi kedua belah pihak.

    2.5.2 Konsep Customer Relationship Management

    Menurut Storbacka dan Lehtinen ( 2001;p.4) ada tiga konsep dari

    CRM. Konsep yang pertama adalah penciptaan nilai pelanggan yang

    bertujuan tidak hanya untuk memaksimalkan pendapatan dari transaksi

    tunggal, melainkan keunggulan bersaing yang tidak hanya berdasarkan

    provider untuk membantu pelanggan menghasilkan nilai untuk mereka

    sendiri dan untuk membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

    konsep kedua adalah dengan melihat produk sebagai suatu proses. Dalam

    hal ini perbedaan antar barang dan jasa tidak berarti lagi.

    2.5.3 Definisi e-CRM

    Menurut Turban, efraim, Dorothy Leidner, Ephraim Mclean, James

    Wetherbe ( 2008,p.331 ) e-CRM merupakan penggunaan dari Web

    browsers, internet, dan berbagai titik temu elektronik (electronic

  • 20

    touchpoint) untuk mengatur hubungan dengan pelanggan. Dengan kata

    lain, e-CRM merupakan pengaturan hubungan dengan pelanggan yang

    dilakukan secara elektronik.

    2.5.4 Tujuan Customer Relationship Management ( CRM )

    Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari Customer

    relationship Management ( CRM ) adalah untuk mengembangkan

    hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan. Menurut Francis

    Buttle ( 2007;p.56 ), tujuan utama dari Customer Relationship

    Management adalah profitabilitas pelanggan, artinya perusahaan harus

    mengupayakan untuk mencapai tujuan yang efisien, dan peningkatan

    kepuasan klien.

    Pengukuran profitabilitas pelanggan dilakukan perusahaan dengan

    cara membandingkan antara pendapatan dari pelanggan dengan biaya

    untuk pelanggan.

    Untuk mencapai tujan dari CRM yaitu kesetiaan pelanggan yang

    maksimum, tidak dapat dicapai dengan mudah. Dapat dilihat pada gambar

    dibawah ini bahwa, seperti piramida aktualisasi diri maslow, perusahaan

    tidak dapat lompat begitu saja ke desain program yang paling atas, kecuali

    sudah melewati semua level bawah dalam piramida tersebut. CRM tidak

    dapat mengubah semua secara instan dan membuat pelanggan senang

    dan setia terhadap perusahaan. CRM biasanya memerlukan perubahan

    yang signifikan dalam sistem, manajemen informasi, proses bisnis, perilaku

    perusahaan dan karyawan agar dapat terlaksana dengan sukses.

    Memenuhi tujuan dari CRM yaitu kesetiaan pelanggan dan meningkatkan

    profit memerlukan waktu. Perusahaan harus maju melewati level – level

  • 21

    dalam hierarki CRM. Berikut adalah gambar the CRM Hierarchy ( Maslow

    Revisited )

    Gambar 2.2 Hierarki Customer Relationship Management

    Sumber : Franciss Buttle, 2004, p.49

    Tujuan dari kerangka bisnis CRM antara lain :

    - Dengan menggunakan relasi untuk meningkatkan pendapatan (grow revenue).

    Gabungan sebuah peningkatan nilai pelanggan baik wanita atau pria

    berhubungan dengan pihak perusahaan yang akan menaikan penjualan dan

    Increase customer loyalty = increase profit

    Integrated and personalized interaction that increase value

    Data enabled Processes / tools

    Integrated Customer Value

    Customer Transaction data Silos

  • 22

    penjualan pararel. Meningkatkan pula penghasilan dengan melakukan

    identfikasi, mengaktrasikan dan menguasai pelanggan-pelanggan yang baik

    - Menggunakan hubungan informasi untuk melakukan service terbaik. Dengan

    menggunakan informasi pelanggan untuk memperbaiki services kebutuhan

    pria/wanita. Kira-kira banyak waktu tersimpan dan memudahkan bagi customer

    yang mengalami kesulitan.

    - Terdiri atas banyak pengulangan proses penjualan dan procedure. Dengan

    mengembangbiakan bagi kontak dengan pelanggan, banyaknya pegawai untuk

    mendukung penjualan. Melakukan order untuk menuju kesenangan sukses yang

    berkelanjutan, perusahaan harus konsisten dalam hal peningkatan keahlian di

    dalam manajemen dan penjualan.

    - Membuat nilai baru dan menuju atas loyalitas. Point ini dapat dibuat berbeda,

    untuk memiliki competitive advantaged (daya saing), untuk memulai

    pengetahuan perusahaan akan berbagai prospek dan pelanggan-pelanggan

    untuk menangapi tanggapan akan kebutuhan dan permintaan akomodasi,

    sebuah perusahaan yang baik juga dapat melindungi (pratonage), perusahaan

    juga memilih kearah loyalitas.

    - Implementasi adalah lebih proaktif melakukan strategi solusi. Menggunakan

    focus pelanggan sebagai solusi bisnis dengan. proses persilangan pekerjaan di

    lingkungan perusahaan. Dengan cara mendapatkan data, menggunakan dan

    mengeliminasikan issue sebelum terjadi masalah krisis (perlu segera ditangani)

    Memindahkan dengan pengumpulan data yang reaktif untuk proaktif hubungan

    pelanggan untuk meminimize masalah dan untuk mengetahui lebih awal.

  • 23

    Dengan investasi di dalam aplikasi CRM, perusahaan berharap dapat

    meningkatkan program-program pelanggan secara lebih optimal dan tentunya

    akan memaksimumkan jangka waktu untuk peningkatan penghasilan.

    2.5.5 Rantai Nilai Customer Relationship management ( CRM )

    Berdasarkan dari definisi Customer Relationship ( CRM ) yang telah

    dibahas pada beberapa paragraf awal, maka Francis Buttle ( 2007;p.56 )

    mencoba untuk memberikan gambaran model yang menetapkan 5 tahap

    untuk pengembangan dan penerapan strategi Customer Relationship

    Management ( CRM ).

    2.5.5.1 Tahapan Utama dari rantai nilai CRM

    Model diatas mengidentifikasikan 5 tahap penting dalam

    pengembangan dan penerapan strategi Customer Relationship

    Management ( CRM ), berikut masing – masing penjelasannya :

    • Analisis Portofolio Pelanggan. Melibatkan analisis

    terhadap pelanggan secara aktual dan potensial untuk

    mengidentifikasi pelanggan mana yang akan menjadi

    prioritas.

    • Keintiman pelanggan. Tahap ini adalah tahap

    pengenalan terhadap identitas pelanggan, riwayat,

    tuntutan, harapan dan pilihan pelanggan.

    • Pengembangan jaringan. Tahap ini dipakai untuk

    mengidentifikasikan, menjelaskan dan mengelola

    hubungan dengan anggota jaringan dalam perusahaan,

  • 24

    termasuk di dalamnya supplier, pemilik/investor,

    pegawai.

    • Pengembangan proporsi nilai. Melibatkan identifikasi

    sumber – sumber nilai bagi pelanggan dan penciptaan

    suatu proposisi dan pengalaman yang memenuhi

    kebutuhan, harapan dan pilihan pelanggan.

    • Mengelola siklus hidup pelanggan. siklus hidup

    pelanggan adalah perjalanan pelanggan dari status

    suspek menjadi pendukung. Dalam pengelolaan siklus

    hidup, diperlukan proses dan struktur. Yang dimaksud

    dengan proses adalah bagaimana perusahaan mulai

    mengerjakan proses penting dari penguasaan,

    perawatan dan pengembangan pelanggan. sedangkan

    yang dimaksud dengan struktur adalah bagaimana

    perusahaan akan mengorganisasi dirinya untuk

    mengelola hubungan pelanggan.

    Tahapan ini akan selalu dilakukan berulang –ulang, karena

    proses ini bukan merupakan suatu proses sekali jadi yang

    menghasilakan suatu strategi yang dapat dipakai selama – lamanya.

    Proses ini juga bersifat reflektif, artinya terdapat saling keterkaitan

    antara kelima tahapannya. Misalkan hasil pada tahap pertama akan

    menentukan hasil pada tahap keempat.

  • 25

    2.5.5.2 Kondisi Pendukung Rantai Nilai CRM

    Bagian ini lebih berfokus pada kondisi yang mendukung

    pengembangan dan penerapan strategi Customer Relationship

    Management ( CRM ). Seperti yang telah terlihat pada gambar

    model diatas, yang termasuk keempat kondisi pendukung tersebut

    adalah pimpinan dan budaya, data dan teknologi informasi, Sumber

    Daya Manusia ( SDM ), dan proses. Berikut rangkuman dari

    pembahasan masing – masing kondisi pendukung :

    • Pimpinan dan Budaya. Pimpinan sangat diperlukan

    untuk melakukan tataran Strategis CRM. pimpinan

    sangat dibutuhkan untuk melakukan tugas dari

    manager. Pimpinan diperlukan untuk menentukan

    orientasi apakah yang akan diambil oleh perusahaan,

    apakah orientasi pada pelanggan atau orientasi pada

    produksi. Pimpinan juga dibutuhkan dalam

    memprioritaskan program dari CRM, juga memberikan

    pengawasan dan menjadi penengah dalam segala

    perbedaan dan konflik – konflik fungsional.

    2.5.6 Landasan Customer Relationship Management

    Beberapa landasan untuk manajemen hubungan pelanggan (

    Customer Relationship Management ) yang diletakkan oleh Don Peppers dan

    Martha Rogers dalam satu rangkaian buku ( Sheth, Parvatiyar, and Shalnesh;

    2002;p.11 ). Peppers dan Rogers membuat kerangka kerja sebagai berikut :

  • 26

    1. Identifikasi calon dan pelanggan anda. Jangan mengejar setiap

    pelanggan. Banguinkan, pertahankan, dan galilah basis data pelanggan

    yang kaya dengan informasi yang berasal dari semua saluran dan titik

    sentuh pelanggan.

    2. Bedakan pelanggan berdasarkan (1) kebutuhan dan (2) nilai mereka

    bagi perusahaan anda. Seperti pada nilai pelanggan, perusahaan

    hendaknya mengeluarkan lebih banyak upaya pada pelanggan mereka

    yang paling bernilai ( MVCs-Most Valuable Customer ).

    3. Mengurangi tingkat penyebrangan pelanggan ke perusahaan lain.

    Dengan menyeleksi dan melatih karyawan supaya berpengetahuan dan

    secara ramah, maka akan meningkatkan kemungkinan bahwa

    pertanyaan – pertanyaan pelanggan akan dijawab secara memuaskan.

    4. Meningkatkan lamanya relasional pelanggan. Semakin pelanggan terlibat

    dalam perusahaan, semakin besar kemungkinan pelanggan tersebut

    tidak akan kemana – mana. Beberapa perusahaan memperlakukan

    pelanggan mereka sebagai mitra, mengkhususkan bantuan mereka

    dalam rancangan produk baru atau meningkatkan layanan pelanggan

    mereka.

    5. Meningkatkan potensi pertumbuhan masing – masing pelanggan melalui

    “ pangsa dompet ( Share of wallet)”, penjualan silang, dan penjualan

    kelas produk diatasnya ( upselling).

    6. Membuat pelanggan berlaba rendah menjadi lebih mampu menghasilkan

    laba atau memutuskan hubungan kerja mereka. Untuk menghindari

    keutuhan langsung akan pemberhentian, para pelanggan yang tidak

    mampu menghasilkan laba dapat dibuat bisa membeli lebih banyak atau

    dalam jumlah yang lebih besar, menghentikan beberapa fitur atau

  • 27

    layanan, atau memberi perhatian lebih tinggi atau membayar sejumlah

    biaya.

    Memfokuskan usaha yang tidak seimbang pada pelanggan yang

    bernilai tinggi. Pelanggan yang paling bernilai dapat diperlakukan secara

    khusus.

    2.5.7 Membangun relasi dengan pelanggan

    Beberapa perusahaan membedakan lima level investasi

    perusahaan dalam rangka membangun relasi pelanggan :

    1. Pemasaran dasar. Wiraniaga menjual produknya begitu saja.

    2. Pemasaran reaktif. Wiraniaga menjual produknya dan mendorong

    pelanggan untuk menghubunginya jika mempunyai pertanyaan,

    komentar atau keluhan.

    3. Pemasaran bertanggung jawab. Wiraniaga menelepon pelanggan

    untuk menanyakan apakah produknya atau pelayanan dan

    menanyakan apa saja kekecewaannya.

    4. Pemasaran proaktif. Wiraniaga menghubungi pelanggan dari waktu ke

    waktu untuk menyarankan penggunaan produk yang sudah diperbaiki

    atau produk baru.

    5. Pemasaran kemitraan. Perusahaan terus bekerja sama dengan

    pelanggan untuk menemukan cara – cara penghematan bagi

    pelanggan atau membantu pelanggan memperbaiki kinerjanya.

    Ada lima langkah utama yang dapat ditempuh perusahaan untuk

    mengurangi peralihan pelanggan. Pertama, perusahaan harus menentukan

  • 28

    dan mengukur tingkat retensi. Kedua, perusahaan harus membedakan

    penyebab erosi pelanggan dan mengidentifikasi mereka yang dapat

    dikelola dengan baik. Ketiga, perusahaan perlu mengestimasi berapa

    banyak laba yang hilang ketika kehilangan pelanggan. Dalam kasus

    kehilangan pelanggan individual, laba yang hilang sama dengan nilai masa

    hidup pelanggan-yakni nilai sekarang dari arus laba yang sudah

    direalisasikan perusahaan jika pelanggan tidak menyingkir secara dini.

    Keempat, perusahaan menggambarkan berapa banyak biaya untuk

    mengurangi angka pengalihan. Sepanjang biaya kurang dari kehilangan

    laba perusahaan harus mengeluarkan uang. Kelima, tidak ada yang lebih

    baik daripada menfdengarkan pelanggan. Beberapa perusahaan telah

    menciptakan mekanisme yang terus berlanjut yang menjaga para manajer

    senior secara permanen, memperhatikan umpan balik pelanggan lini

    depan.

    Terdapat tiga pendekatan yang digunakan untuk membangun

    retensi :

    1. Menambah manfaat keuangan. Dua manfaat keuangan yanga dapat

    ditawarkan oleh perusahaan adalah program frekuensi membeli dan

    program pemasaran klub. Program frekuensi membeli ( Frequency

    Program ) dirancang untuk memberikan imbalan bagi pelanggan

    yang sering membeli ataupun membeli dalam jumlah besar.

    Pemasaran frekuensi membeli merupakan pengakuan akan

    kenyataan bahwa 20% pelanggan perusahaan bisa menghasilkan

    80% bisnis bagi perusahaan tersebut. Program frekuensi membeli

    terlihat sebagai cara membangun loyalitas jangka panjang dengan

  • 29

    para pelanggan, ini yang secara potensial menciptakan peluang

    penjualan – silang dalam proses tersebut.

    Program keanggotaan klub diciptakan untuk mengikat pelanggan

    lebih erat pada perusahaan. Keanggotaan klub dapat terbuka bagi

    setiap orang yang membeli produk atau jasa.walaupun klub – klub

    terbuka itu baik untuk menyusun basis data atau mencabut

    pelanggan dari pesaing, klub keanggotaan terbatas merupakan

    pembentuk kesetiaan jangka panjang yang ampuh. Uang jasa dan

    syarat – syarat keanggotaan dapat mencegah bergabungnya orang

    yang hanya berminat sebentar terhadap produk perusahaan. Klub

    pelanggan yang terbatas itu menarik dan mempertahankan para

    pelanggan yang merupakan penyumbang terbesar bisnis

    perusahaan.

    2. Menambah manfaat sosial. Karyawan berusaha meningkatkan ikatan

    sosial mereka dengan para pelanggan dengan cara membangun

    relasi pada masing – masing pelanggan secara lebih pribadi. Pada

    dasarnya, perusahaan yang memperhatikan pelanggannya akan

    mengubah pelanggan menjadi klien. pelanggan bisa tak dikenali

    namanya oleh lembaga; klien harus dikenali. Pelanggan dilayani

    sebagai bagian dari masa atau bagian dari segmen yang lebih besar;

    klien dilayani orang per orang. Pelanggan dilayani oleh seseorang

    yang kebetulan ada; klien dilayani oleh tenaga profesional yang

    ditugaskan untuknya.

    3. Menambah ikatan struktural. Berikut beberapa saran untuk

    menciptakan ikatan struktural dengan pelanggan

    • Ciptakanlah kontrak jangka panjang

  • 30

    • Tagihlah harga yang rendah kepada konsumen yang membeli

    perlengkapan yang lebih besar

    • Ubahlah produk menjadi layanan jangka panjang 

    Pada umumnya perusahaan dapat menggunakan basis data

    mereka dengan lima cara berikut:

    a) Mengidentifikasikan calon pelanggan. Banyak perusahaan

    mendapatkan informasi awal calon pelanggan dengan mengiklankan

    produk atau layanan mereka. Perusahaan melakukan pemilahan atas

    seluruh basis data untuk mengidentifikasi calon terbaik, selanjutnya

    mengontak mereka untuk mengubah mereka menjadi pelanggan.

    b) Memutuskan pelanggan mana yang seharusnya menerima tawaran

    khusus. Perusahaan menyusun kriteria yang menggambarkan

    pelanggan sasaran ideal bagi tawaran khusus. Selanjutnya mereka

    mencari ke basis data pelanggan untuk mendapatkan orang yang

    paling mirip dengan tipe ideal tersebut.

    c) Memperdalam kesetiaan pelanggan. Perusahaan dapat menbangun

    minat dan kegairahan dengan mengingat kesukaan pelanggan:

    mengirimkan hadiah, kupon diskon, dan bahan bacaan yang menarik

    dan tepat.

    d) Mengaktifkan kembali pembelian pelanggan. Basis data dapat

    membantu perusahaan membuat tawaran yang menarik.

    e) Mencegah kesalahan pelanggan yang serius.

  • 31

    2.5.8 Tataran – tataran Customer Relationship Management

    Menurut Francis Buttle ( 2007;4 ) CRM dapat dikaji menjadi 3

    tataran, yaitu tataran strategis, tataran operasional dan tataran analitis.

    Berikut penjelasan masing – masing tataran :

    • CRM Strategis. Terfokus pada upaya untuk mengembangkan

    kultur usaha yang berorientasi pada pelanggan atau Customer –

    centric. Bertujuan untuk merebut hati pelanggan dan menjaga

    loyalitas mereka dengan ,menciptakan serta memberikan nilai bagi

    pelanggan yang mengungguli para pesaing. Sebuah perusahaan

    yang menganut sistem berorientasi pada pelanggan, semua

    sumber daya akan dialokasikan untuk mendukung semua langkah

    yang dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata pelanggan,

    termasuk juga pemberian ganjaran dan penghargaan yang akan

    mendorong sikap positif karyawan yang turut menciptakan nilai

    tambah bagi perusahaan di mata pelanggan.

    Penciptaan kultur perusahaan yang berorientasi pada pelanggan

    tidaklah mudah, karena bertentangan dengan logika – logika bisnis

    lain, seperti misalnya dengan pendapat dari Kotler. Menurut Kotler

    ( 2006;p.15 ) terdapat 5 orientasi bisnis yang terpenting, yaitu

    produk, produksi, penjualan, pemasaran, dan pemasaran secara

    keseluruhan. Dimana perusahaan yang berorientasi pada produk

    berpedoman bahwa pelanggan lebih menyukai produk yang

    mempunyai kualitas, performa, desain serta fitur - fitur yang

    paling unggul, namun perusahaan tidak mendengarkan apa yang

    menjadi keinginan dari pelanggan. Sedangkan bagi perusahaan

  • 32

    yang berorientasi pada produksi, mereka berpedoman bahwa

    pelanggan lebih menyukai produk yang banyak tersedia di pasaran

    dan harganya murah. Perusahaan ini berfokus pada efisiensi

    tinggi, biaya rendah dan distribusi massal. Kemudian, perusahaan

    yang berorientasi pada penjualan berpedoman bahwa konsumen

    akan tertarik membeli produk apabila perusahaan menanamkan

    investasi yang besar pada kegiatan iklan, penjualan, humas, dan

    promosi. Bagi perusahaan yang berorientasi pada pemasaran

    berpegang bahwa mereka harus menemukan produk yang cocok

    untuk pelanggan bukan pelanggan yang cocok untuk produk. Yang

    terkahir, perusahaan yang berorientasi pada pemasaran secara

    keseluruhan yang berpedoman bahwa perusahaan harus

    menemukan aktivitas pemasaran yang baik untuk menyalurkan

    produk pada pelanggan.

    Namun menurut Francis Buttle ( 2007;p.6 ), perusahaan yang

    berorientasi pada pelanggan memiliki keyakinan yang besar yang

    mendorong mereka untuk lebih mengutamakan pelanggan.

    • CRM Operasional. Terfokus pada otomatisasi aktivitas dan cara

    perusahaan dalam berhubungan dengan pelanggan. Terdapat

    berbagai aplikasi yang digunakan dalam operasional CRM,

    diantaranya :

    Otomatisasi Pemasaran – Marketing Automation.

    Merupakan sebuah pemanfaatan teknologi dalam proses – proses

    pemasaran. Program yang ditawarkan oleh Marketing Automation

    ( MA ) antara lain adalah segmentasi pasar yang dapat dilakukan

    secara terperinci hingga dapat menghasilkan target pelanggan

  • 33

    personal, juga dapat memudahkan perusahaan dalam

    mengembangkan, mengatur anggaran, serta dapat membantu

    perusahaan dalam menyelenggarakan kegiatan pemasaran

    berbasiskan event.

    Otomatisasi Armada Penjualan – Sales Force Automation.

    Sistem ini mengaplikasikan teknologi dalam mengelola bernagai

    aktivitas penjualan perusahaan. Mulai dari tahap penjaringan

    prospek, kualifikasi prospek, identifikasi kebutuhan,

    pengembangan spesifikasi, pembuatan proposal, presentasi,

    menangani penolakan dan realisasi penjualan. Selain itu Sales

    Force Automation ( SFA ) memiliki fitur opportunity managemnet

    yang memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi adanya

    kemajuan dan menemukan prospek yang baik pada saluran yang

    tepat. Dan SFA dilengkapi juga dengan fitur Contact Management

    yang memungkinkan perusahaan dapat berkomunikasi dengan

    pelanggannya.

    Otomatisasi Layanan. Dengan adanya dukungan otomatisasi

    layanan, perusahaan dapat menjalankan fungsi pelayanan pada

    pelanggan secara otomatis, baik melalu call center atau contact

    center atau bahkan bertatap muka langsung antara petugas

    dengan konsumen di lapangan. Call center berbeda dengan

    contact center, pada contact center, pihak petugas dapat

    berkomunikasi dengan pelanggan tidak hanya melalui telepon,

    namun juga dapat dilakukan dengan menggunakan media lainnya,

    misalnya suara, fax, email, ataupun SMS.

  • 34

    Tabel 2.2 Macam kegiatan operasional Customer Relationship Management

    Macam CRM Operasional Kegiatan yang dapat diterapkan

    Otomatisasi Pemasaran Segmentasi Pasar

    Manajemen Kampanye Komunikasi

    Event – based Marketing

    Otomatisasi Armada Penjualan Opportunity management

    Pembuatan proposal

    Contact management

    Otomatisasi layanan Contact center dan call center

    Layanan berbasis web

    Layanan di lapangan

    Sumber : Francis Buttle, 2007, p.7

    • CRM Analitis. Digunakan untuk mengeksploitasi data konsumen

    demi meningkatkan nilai mereka ( dan nilai perusahaan ).

    Perusahaan menggabungkan antara data yang didapat dari

    internal, seperti data penjualan, data finansial, data pemasaran,

    data riwayat pelanggan, data respon pelanggan, dsb dengan data

    yang didapat dari data eksternal, seperti data geodemografis, data

    tentang gaya hidup konsumen yang disediakan oleh organisasi

    intelijen bisnis. CRM analitis telah menjadi suatu bagian yang

    penting dalam penerapan CRM yang efektif.

    2.5.9 3 Tipe aktivitas utama dalam CRM

    Menurut Turban ( 2008, p. 330 ) terdapat 3 aktivitas utama dalam

    melakukan Customer Relationship Management, aktivitas tersebut adalah

    :

  • 35

    • Operasional, terkait dengan tipikal bisnis yang melibatkan

    pelayanan pelanggan ( customer service ), pemesanan,

    pembayaran dan marketing dan penjualan.

    • Analitikal, aktivitas yang menangkap, menyimpan, mengolah dan

    mengintepretasikan data laporan pelanggan untuk dipakai oleh

    perusahaan.

    • Kolaborasi, berhubungan dengan komunikasi, koordinasi, dan

    kolaborasi antara vendor dan pelanggan.

    2.5.10 Klasifikasi dari aplikasi CRM

    Menurut pendapat dari Patricia Seybold Group (Information

    Technology for Management,2008,p.331) terdapat 3 kategori dari aplikasi

    CRM, berikut adalah penjelasannya :

    1. Customer-facing aplplication. Mencakup semua area, dimana

    pelanggan dapat berinteraksi dengtan perusahaan. Berikut adalah

    pembahasan lengkap bagian dari Aplikasi utama pada customer-facing

    application :

    • Customer Interaction Center ( Pusat interaksi pelanggan ),

    merupakan kesatuan pelayanan, dimana EC vendor menjawab

    permasalahan dari pelanggan melalui bermacam channels.

    • Intelligent agents in customer services and call center ( agen

    dari pelayanan pelanggan dan layanan telpon yang pintar ),

    agen menyediakan solusi pemecahan masalah berdasarkan

    percakapan dengan web guide dan pelanggan.

  • 36

    • Autoresponders, suatu system yang dapat membalas email

    pelanggan. dengan catatan bahwa pertanyaan yang ditanyakan

    merupakan pertanyaan yang sudah sering ditanyakan.

    • Sales force automation ( SFA ), merupakan suatu software yang

    secara otomatis melakukan aktivitas yang dilakukan oleh penjual

    personal pada pelanggan.

    2. Customer-touching application. Dalam kategori ini, pelanggan

    berinteraksi langsung dengan aplikasi yang ada. Bentuk dari aplikasinya

    adalah :

    • Personalized web pages ( personalisasi halaman web ),

    memampukan perusahaan untuk melakukan personalisasi

    kepada setiap pelanggannya.

    • E-commerce application, mengimplementasikan marketing,

    penjualan, dan pelayanan melalui web.

    • Campaign management, suatu aplikasi yang mengotomatisasi

    aktivitas marketing.

    • Web-self service, aplikasi dimana pelanggan mencari sendiri

    jawaban atas pertanyaannya.

    3. Customer-Centric intelligence applications. Penggunaan aplikasi ini

    untuk menganalisis hasil operasi dan menggunakannya untuk perbaikan

    aplikasi CRM yang ada. Contoh bentuk aplikasinya adalah :

    • Data report ( laporan data ), laporan yang menyajikan data

    mentah/ yang telah diproses untuk dianalisis.

  • 37

    • Data warehouse ( Gudang data ), tempat penyimpanan data

    secara elektronik, yang memungkinkan analisis terpusat,

    keamanan dan control terhadap data.

    • Data mining ( tambang data ), merupakan pencarian dalam

    data yang jumlahnya banyak.

    • Online networking ( jaringan online ), mendukung aktivitas

    komunikasi, kolaborasi antara perusahaan dengan vendor dan

    pelanggan, dapat menggunkan forum, Chat rooms, e-mail.

    • Mobile CRM, suatu aplikasi yang memungkinkan pelanggan

    dapat mengakses web kapanpun dan dimanapun, bias dengan

    menggunkan ponsel, atau jaringan wireless.

    Menurut Turban (2008,p.331), terdapat 1 lagi kategori dari aplikasi

    dari CRM, yaitu :

    4. Online Networking applications, mengacu pada metode yang

    menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan

    pelanggan dalam area yang luas.

    2.5.11 Ruang lingkup dari CRM

    Dengan adanya transaksi online, CRM berperan lebih dalam

    melayani pelanggan. menurut Voss (2004,p.149), terdapat 3 level dari

    CRM:

    1. Foundation of service ( dasar pelayanan ). Berisi tentang

    kebutuhan utama yang mendasar, seperti respon dari situs,

    keefektivan situs dan pemenuhan pemesanan.

  • 38

    2. Customer-centered services (pelayanan berfokus

    pelanggan). menyediakan pelayanan yang sesuai untuk tiap

    individu pelanggan. mengerti apa yang pelanggan inginkan.

    3. value-added services ( tambahan nilai pelayanan ).

    Merupakan suatu tambahan pelayanan.

    2.5.12 Fase dari Customer Relationship Management ( CRM )

    Terdapat 3 fase dalam membangun hubungan yang baik dengan

    pelanggan. setiap fase mendukung peningkatan terhadap keintiman

    hubungan dan meningkatkan pengertian perusahaan akan kebutuhan

    pelanggan. Berdasarkan Dr. Ravi Kalakota (2004, p.174), ketiga fase

    tersebut adalah:

    1. Acquaring new Customer ( mendapatkan pelanggan baru ).

    Dengan cara mempromosikan perusahaan, produk.

    2. Enhancing the Profitability of existing customers (

    meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang ada ).

    Dengan cara menawarkan kemudahan untuk pelanggan,

    misalkan dengan menggunkan one stop online.

    3. retaining profitable customers for life (mempertahankan

    pelanggan yang menguntungkan ). Fokus kepada adaptasi

    terhadap pelanggan, memberikan apa yang pelanggan

    inginkan, bukan yang pasar inginkan.

  • 39

    Gambar 2.3 Fase Customer Relationship Management

    Sumber : Ravi Kalakota, 2004, p.174

    2.5.13 Proses CRM

    Terdapat siklus aktivitas universal yang akan mendorong seluruh

    inisiatif CRM. Keseluruhan inisiatif dan pengembangan infrastruktur harus

    berhubungan dengan inti siklus aktivitas ini. Sebagai suatu siklus, tahapan

    – tahapan tersebut saling bergantung dan berkesinambungan. Mereka

    Acquire

    Enhancing Retain

    Inovasi Nyaman

    Dengar Produk baru

    Biaya minimum Pelayanan pelanggan

  • 40

    saling bergantung dalam arti, sebuah perusahaan tidak dapat

    melaksanakan suatu tahapan tanpa melalui tahapan sebelumnya.

    Gambar 2.4 Siklus Customer Relationship Management

    Sumber : Melinda Nykamp, 2001, p.6

    CRM

    Acquire & Retain

    Understanding Differential

    Develop & Customize

    Interact & Deliver

    Deliver increased value to customer

    Acquire customer

    and prospective customer

    Retain Valuable Customers

    Understand Customer

    Differentiate based on customer needs,

    characteristics and

    behaviour

    Develop products, service channels to met customer needs

    Customized by customer segment

    Interact with customers and prospective

  • 41

    2.5.14 Portofolio CRM proses kompetensi

    Menurut Kalakota & Robinson ( 2001, p.181–187 ) Tujuan proses

    kompetensi CRM adalah melakukan penjualan pararel dan peningkatan

    penjualan, Pelaksanaan direct Marketing dan pemenuhan terhadap

    pelayanan pelanggan dan dukungan ruang toko, komponen-komponen

    pelayanan dan manajemen penyimpanan.

    Aplikasi CRM juga meningkatkan tumpuan yang kecil dan

    digunakan untuk perusahaan skala menengah.

    The Channel Interface to the CRM Infrastrcture

    Gambar 2.5 Interfasi dari Infrastruktur Customer Relationship Management

    Sumber : Kalakota & Robinson, 2001, p. 182

  • 42

    Gambar 2.6 Core CRM Proses Kompetensi

    Sumber : Kalakota & Robinson, 2001, p. 184

    Direct Marketing dan Fullfilment (Management Kontak dan

    Rekening) kira-kira adalah bagian yang membantu para praktisi penjualan,

    pemasaran dan layanan untuk dapat menangkap serta menelusuri data yang

    relevan mengenai setiap kontak yang sudah lewat atau direncanakan dengan

    pelanggan atau calon pelanggan, seerti juga siklus hidup lainnya dalam bagi

    pelanggan. Informasi diperoleh melalui telpon, fax, email, situs web

    perusahaan, toko, kios, dan kontak personal.

    Penjualan Sistem CRM menciptakan proses penjualan dengan tujuan untuk

    meningkatkan penjualan (up sell), mendukung untuk melakukan penjualan

    Marketing fulfillment

    Fax Email VRu Telephone Web

    Prospect Customer

    Customer Service Billing

    Loyalty & Retention Programmed

    Field Sales Services

    Sales - Cross Sell - Up Sell - Telesales

  • 43

    secara pararel – yaitu menjual berbagai produk penjualan dan yang terakhir

    adalah tele sales yaitu penjualan secara telekomunikasi (telp, internet, email,

    dan lain-lain).

    CRM juga dapat menginformasikan prospek pelanggan, jalur kontrak, produk

    penjualan, konfigurasi produk, dan kemampuan membuat daftar harga

    penjualan). CRM memberikan akses real time ke tampilan umum pelanggan

    dan dapat mendukung ketepatan waktu penjualan. Software harus

    terintegrasi dengan software inventory (dapat melihat produk yang tepat

    dalam hal stock) atau pelayanan pelanggan (untuk belajar bagaimana

    produk bekerja bagi pelanggan).

    Layanan dan Dukungan

    CRM memungkinkan staf penjualan dapat mengakses data base untuk dapat

    digunakan para praktisi penjualan dengan menngkatkan penjualan dan

    penawaran produk melalui situs web. Disisi lan layanan situs web 24 jam

    untuk mendukung kebutuhan pelanggan mengenai dukungan pelanggan.

    Layanan mandiri berbasis web terhadap pelanggan. Dukungan pelanggan

    akan kemampuan di dalam menggunakan pengaturan pelanggan khususnya

    masalah-masalah dalam hal produk dan peningkatan pelayanan untuk

    mengatasai masalah-masalah yang timbul.

    Field Service Operation

    Ini merupakan kepanjangan tangan secara lebih ektensive di dalam

    dukungan pelanggan yang berada di lingkungan luar perusahaan, disaat

    aktifitasnya terjadi permasalahan yang tidak terjawab, selanjutnya anda

  • 44

    dapat melakukan penelponan dan mengusulkan untuk mengirim orang untuk

    melakukan perbaikan.

    Komponen-komponen pelayanan dan aplikasi pengiriman memiliki beberapa

    misi kritis pada penjualan berdampak pada kebaikan perusahaan dalam hal

    delivery yang efektif bagi pelanggan dan biaya yang memenuhi.

    Perangkat lunak ini dapat melakukan penjualan dan pengiriman pegawai

    untuk melakukan perawatan, mengatur inventory dan logistic, menghandel

    kontrak keuangan.

    2.5.15 Strategi CRM

    Strategi hubungan dapat dikelompokan menjadi 3 kategori

    utama

    CLASP STRATEGY The Customer Adapts

    ZIPPER STRATEGY VELCRO STRATEGY The Provider Adapts

    Gambar 2.7 Alternative Relationship Management Strategies and Adaption Requirements

    Sumber : Storbacka dan Leithinen, 2001, p.101

  • 45

    The clasp strategy yaitu strategi CRM dimana pelanggan

    menyesuaikan diri dengan proses provider. Dalam hal ini, provider

    menawarkan prosesnya pada pelanggan dan pelanggan melakukan

    penyesuaian dengan proses tersebut agar pertemuan terjadi. Pertemuan

    tidak memerlukan kerjasama yang tinggi atau kompabilitas proses.

    Pertukaran berupa tindakan dan alat diperlukan untuk mengkomunikasikan

    keuntungan dalam melanjutkan hubungan agar memperoleh komitmen dari

    pelanggan.

    The zipper strategy yaitu strategi CRM dimana baik pelanggan

    maupun provider berusaha untuk menyesuaikan diri dengan proses agar

    mereka lebih menyatu ibaratnya seperti ritsleting. Tujuannya agar mencegah

    kegiatan yang tidak diperlukan dalam suatu hubungan dan memastikan

    kegiatan ini sesuai. Menciptakan strategi ini memerlukan kerjasama jangka

    panjang, dimana proses dari kedua belah pihak dianalisis secara sistematis

    dan upaya berkesinambungan dilakukan agar lebih dapat menyesuaikan

    proses satu sama lain.

    The Velcro strategy yaitu strategi CRM dimana provider berusaha

    untuk menyesuaikan prosesnya pada proses pelanggan. Perusahaan yang

    menggunakan strategi ini berusaha beradaptasi dengan proses pelanggan

    agar pelanggan tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan usaha untuk

    merubah proses.

  • 46

    2.5.16 Program – Program CRM

    Sheth, Parvatiyar dan Shainesh ( 2002, p.86 ) mengungkapkan

    bahwa CRM mempunyai tiga tipe program, yaitu continuity marketing,

    one to one marketing dan partnering program. Ketiga program tersebut

    mempunyai bentuk yang berbeda – beda yakni untuk pemakai akhir,

    pelanggan distributor, atau pelanggan business to business.

    Tabel 2.3 Program Customer Relationship Management

    Customer Types/

    Program Types

    Mass Marketing Distributor Business to

    Business Types

    Continuity

    Marketing

    After marketing

    program

    Loyalty Program

    Cross Selling

    Continuous

    replinishment

    ECR Programs

    Special sourcing

    Arrangement

    One – to – One

    Marketing

    Permission

    Marketing

    Personalization

    Customer business

    Development

    Key account

    Global account

    program

    Partnering / Co-

    Marketing

    Affinity Partnering

    Co Branding

    Logistic partnering

    Joint Marketing

    Strategic partnering

    Co-Design

    Co-Development

    Sumber : Sheth, Parvatiyar dan Shainesh, 2002, p.11

    Perhatian yang besar untuk mempertahankan pelanggan telah

    menyebabkan banyak perusahaan berusaha mengembangkan continuity

    marketing program yang ditujukan untuk mempertahnkan pelanggan dan

    meningkatkan loyalitas mereka. Bagi konsumen dalam pasar massal,

  • 47

    program ini biasanya berbentuk program kartu keanggotaan dan juga

    kartu loyalitas di mana konsumen saling diberi penghargaan yang dapat

    berupa layanan khusus secara individu, poin untuk upgrade diskon, serta

    pembelian silang.

    Untuk pelanggan distributor, continuity marketing program

    dilaksanakan dalam bentuk program – program penambahan yang

    dilaksanakan dalam bentuk program – program penambahan yang

    berkelanjutan mulai program manajemen Just in time ( JIT ) sampai

    kepada respon konsumen, termasuk di dalamnya proses pemesanan

    elektronik dan perencanaan sumber material. Dalam pasar bisnis,

    program ini berbentuk program pelanggan khusus atau perjanjian

    sourcing, serta perjanjian sourcing just in time.

    One – to – one marketing atau pendekatan pemasaran secara

    individual merupakan suatu program yang ditujukan pada pemenuhan

    pemuasan kebutuhan yang dimiliki oleh pelanggan yang unik dan secara

    individual. Suatu konsep yang dahulu biasa terdapat dalam business to

    business marketing saat ini juga diimplementasikan dalam korteks pasar

    massal dan pelanggan distributor.

    2.5.17 Faktor yang mendukung CRM

    Berdasarkan pendapat dari Tan et al ( 2002 ) pada buku Electronic

    commerce ( 2004, p. 151 ), terdapat 5 faktor yang mendukung CRM,

    kelima factor tersebut adalah :

    • Strategi fokus pelanggan, strategi ini harus direncanakan di

    awal, dan harus sesuai dengan tujuan perusahaan.

  • 48

    • Komitmen dari karyawan. Semakin tinggi komitmen dari

    karyawan untuk meningkatkan kemampuan teknologinya,

    maka penerapan CRM akan semakin sukses.

    • Mendesain ulang proses. Sangat sulit mengidentifikasikan

    proses yang harus di desain ulang.

    • Teknologi software. Bantuan dari software - software yang

    membantu dalam proses CRM.

    • Infrastruktur. Dibutuhkan infrastruktur yang dapat

    menduknung proses CRM. Seperti untuk menyimpan, mem

    back-up.

    2.5.18 5 Kebutuhan Integrasi CRM

    Ada 5 tipe kebutuhan di dalam mengintegrasikan supaya lebih

    efektif :

    1. Integration of Customer Content.

    Kecakapan di dalam mengakses, mengatur dan memproses

    seluruh content pelanggan, serta struktur integrasi yang tanpa cacat

    dan tidak terstrukturnya data pelanggan, yang dapat menolong

    sebagai kunci keberhasilan untuk mengaplikasikan CRM mulai hari ini

    2. Integration of Customer Contact Information

    Contact Management (CM) didifinisikan sebagai pemasangan

    informasi pelanggan dengan kecakapan akan akses dan berbagi

    informasi yang hasilnya dibutuhkan organisasi untuk kebutuhan sales

    dan pelayanan.

  • 49

    3. Integration of End-to-End Business

    Kuncinya adalah Konsisten dan Simple. Dimana baik prospek

    dan pelanggan menginginkan dapat mengakses perusahaan dari

    berbagai lokasi dapat dilakukan order cepat, akurasi dan konsisten

    terhadap informasi.

    4. Integration of The Extended Enterprise of Partners

    Inter-Enterprise merawat pelanggan. Untuk menentukan

    kebutuhan akan pelayanan, garansi bagi pelanggan yang loyal, disisi

    lain perusahaan harus meningkatkan hubungan terhadap partner dan

    vendor di dalam sebuah infrastructure CRM melalui internet dan

    intranet. Terdiri atas infrastructure, partner bisnis untuk berbagi

    informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan perusahaan

    dengan menggunakan aplikasi web based, tanpa memerhatikan

    didalam platform di dalam internal perusahaan dan tanpa melihat

    kompleksitas dan tipe pembiayaan dimasing-masing bagian dari

    aplikasinya.

    5. Integration of Front-Office and Back-Office

    Menjalankan strategi kebutuhan dengan penggunaan

    teknologi bahwa keharusan dapat bekerja bersama-sama pada

    beberapa pukulan di dalam infrastructure CRM.

  • 50

    Teknologi tersebut diikuti dengan :

    • Legacy System ( Aturan bisnis )

    Merupakan peralatan yang dibutuhkan pekerjaan kira-

    kira perangkat medium ke atas dan peralatan messaging, yang

    dapat meningkatkan efficiensi di dalam mengekstrak data untuk

    kebutuhan system. Misalnya pelanggan dengan kebutuhan besar

    harus dilayani oleh staf senior.

    • Computer Telephone Integration (CTI)

    Beberapa perusahaan dapat menjalankan business logic

    secara konsisten dengan mengatur datangnya calling dari

    pelanggan.

    • Data Warehousing

    Ekstrak data untuk melakukan system transaksi dan

    mengumpulkan informasi yang biasanya sangat efektif untuk

    kebutuhan analisa pelanggan. Konsolidasi dari informasi tersebut

    harus dilakukan dalam sistem yang terpadu. Hasil analisanya

    dapat dipakai untuk membantu staf penjualan dan marketing

    sehingga mampu melakukan kampanye fokus terhadap grup

    pelanggan tertentu. Yang pada akhirnya juga harus mampu

    menaikan volume penjualan dengan cross selling atau up selling.

    • Decision Support Technology

    Teknologi analisa incorporate schopisticated dan model-

    model tools untuk menentukan ketepatan base dari keputusan

  • 51

    pelanggan dengan mengakumulasikan hubungan-hubungan

    data.

    2.5.19 Manfaat CRM

    Menurut Zikmund et al ( 2003,p.6-7) beberapa manfaat dari sistem

    CRM bagi perusahaan adalah sebagai :

    • Customer focus

    Perusahaan bersedia memandang proses pembelian dari

    pandangan pelanggan, dengan memperhatikan perasaan

    pelanggan dan memperlakukan informasi pelanggan dengan

    baik.

    • Customer Relation

    Mempertahankan pelanggan dan membangun loyalitas

    pelanggan adalah tujuan utama dari pendekatan CRM. Biaya

    untuk memperoleh pelanggan baru mungkin tinggi. Pepatah

    bisnis lama mengatakan “ diperlukan biaya enam kali lebih

    besar untuk memperoleh pelanggan baru daripada

    mempertahankan pelanggan lama”. Banyaknya jumlah

    pelanggan yang bertahan pada suatu perusahaan dapat

    meningkatkan pendapatan dan dalam banyak kasus juga

    bisa mengurangi biaya.

    • Share of Customer

    Perusahaans elalu ingin menyenangkan pelanggan secara

    langsung dimaan sebagian besar pelanggan juga

    menginginkan agar perusahaan menawarkan sesuatu yang

  • 52

    lain dari yang mereka pernah beli sebeumnya. Hal ini dapat

    dilakukan dengan dua cara, yaitu :

    o Cross Selling

    Pemasaran produk komplementer pada pelanggan.

    o Up selling

    Pemasaran produk yang mempunyai nlai yang lebih

    tinggi kepada pelanggan.

    • Long – Term Profitability

    Apabila perusahaan dapat berfokuskan pada langganan,

    mempertahankan pelanggan loyal dan meningkatkan jumlah

    pelanggan maka kemungkinan besar pelanggan akan

    memperoleh dan bahkan meningkatkan keuntungan jangka

    panjang.

    Menurut Zikmund et al ( 2003, p. 8-9) manfaat dari sistem CRM bagi

    pelanggan adalah :

    • Continuity

    Kontinuitas diperoleh dari hubungan dengan penjual yang

    sama sehingga mepermudah proses pembelian pelanggan.

    • Contact point

    Pembeli ingin menjadi pelanggan tetap karena mereka ingin

    berbisnis dengan perusahaan yang menyediakan konsistensi

    kualitas produk dan jasa. Sistem CRM harus memungkinkan

    pelanggan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan

    perusahaan. Jadi contact point adalah metode interaksi

    seperti melalui telepon, email, poin pembelian dan

    sebagainya.

  • 53

    • Personalization

    Perusahaan harus mengetahui nama pelanggan, rutinitas

    pembelian pelanggan sehingga dapat memprediksi

    kebutuhan pelanggan yang bervariasi dengan baik. Dengan

    teknologi informasi yang tepat, pelanggan dapat

    memperoleh manfaat dari jasa personalisasi.

    2.5.20 Implementasi CRM

    Untuk melakukan implementasi CRM yang agak besar Tan et al

    (2002), berpendapat bahwa ada 5 faktor yang dibutuhkan di dalam

    mengimplementasikan CRM lebih efektif antara lain :

    1. Customer Centric Strategy adalah sebuah strategi pelanggan

    terpusat yang landasan utamanya terdapat pada level korporasi. Pada

    strategi ini harus tetap dan konsisten dengan seluruh strategi perusahan

    dan harus mengkomunikasikan terhadap seluruh lingkungan organisasi.

    2. Commitment from people. Komitmen penuh bagi seluruh karyawan

    perusahaan dalam mentransformasikan sebuah strategi bisnis dengan

    lebih mudah untuk mengimplementasikan CRM yang sukses. Program ini

    lebih memiliki budaya belajar terhap produk terkini.

    3. Improved atau Redesain proses. Kesulitan terbesar adalah

    mendalami identifikasi proses dimana kebutuhannya adalah melakukan

    redesain proses di dalam mengimplementasikan CRM.

    4. Software Technology. CRM software dapat melakukan record data

    transaksi bisnis, membuat pengoprasian yang focus terhadap database,

    menfasilitasi data warehouse dan data mining dan merupakan peralatan

  • 54

    manajemen campaign. Kebutuhan CRM disesuaikan dengan bentuk

    perusahaan : CRM untuk kebutuhan perusahaan yang agak bersar

    beberapa vendor yang menjual aplikasi tersebut antara lain : Siebel,

    Oracle, People Soft, SAP, IBM dan Nortel/Clarify. CRM untuk perusahaan

    yang menengah Visnetke, BrondVision, Onyrx, Microstrategy, Ephiphany,

    Raundarch, Kama. Konsultan CRM KPMG Consultant, Relvilte Consultant

    dan Patricia Scybrad Consultant

    5. Infrastructure. Efektifitas di dalam mengimplementasikan CRM, juga

    mengharuskan memperhatikan seting jaringan, tempat penyimpanan,

    back-up data, Platform Komputer dan Server Web. Efektifitas CRM juga

    akan berjalan secara baik jika dukungan integrasi diperusahaan sudah

    sangat solid.

    Menurut Sihalolo ( 2002, p.11 ) untuk mengimplementasikan sebuah

    strategi CRM, diperlukan paling tidak tiga faktor kunci, yaitu :

    • Orang yang profesional ( kualitas yang memadai )

    • Proses yang didesain dengan baik

    • Teknologi yang memadai.

    kunci dari implementasi yang sukses adalah kombinasi yang tepat

    dari manusia, proses dan teknologi. Manusia adalah para pelau

    bisnis, dalam konteks ini pelaku bisnis dapat dipersepsikan sebagai

    perusahaan. Proses adalah aktivitas bisnis yang dilakukan

    perusahaan yang meliputi kegiatan pemasaran ( marketing ),

    penjualan ( sales ) dan pelayanan ( service ). Manusia dan proses

    merupakan dua elemen yang saling melengkapi. Sebuah CRM tidak

    akan dapat berjalan apabila salah satu elemen tersebut tidak

    tersedia. Teknologi, dalam hal ini memiliki peran sebagai katalisator

  • 55

    yang dapat mempercepat kemajuan perusahaan jika dua elemen

    lainnya sudah tersedia dan siap, tetapi ketidaksiapan manusia dan

    proses dalam omplementasi CRM dapat menyebabkan kegagalan

    implementasi. Melalui teknologi juga, perusahaan dapat melakukan

    hal – hal yang tidak dapat dilakukan sebelumnya, termasuk

    melakukan pekerjaan yang sulit dilakukan oleh tenaga manusia.

    2.5.21 Alasan untuk menggunakan e-CRM

    Menurut Turban ( 2000, p.175 ) walaupun definisi e- CRM mungkin

    terdengan sederhana, membangun e-CRM itu sendiri merupakan hal yang

    sulit. Untuk perusahaan kelas dunia berevolusi e-CRM memerlukan

    perubahan – perubahan organisasional dan proses, serangkaian aplikasi –

    aplikasi yang terintegrasi dan arsitektur teknis yang non – trivial untuk

    mendukung baik proses e- CRM dan aplikasi – aplikasi perusahaan yang

    mengotomatisasi proses itu sendiri.

    Secara garis besar, alasan – alasan utama mengapa perusahaan

    perlu untuk segera beralih ke teknologi e-CRM adalah karena teknologi e-

    CRM ini :

    • Mengoptimalkan hubungan interaktif antara para pelanggan

    dan perusahaan.

    • Memungkinkan usaha kita untuk memperluas jangkauan

    personalized messaging – nya hingga ke web dan email.

    • Mengkoordinasikan prakarsa – prakarsa pemasaran di

    seluruh jalur yang berhubungan dengan pelanggan.

  • 56

    • Mwnggunakan informasi mengenai pelanggan untuk

    melaksanakan e-Marketing dan e-Business yang lebih

    efektif.

    • Memfokuskan usaha untuk memperbaiki hubungan dengan

    pelanggan dan meningkatkan kontribusi tiap – tiap

    pelanggan terhadap perusahaan kita.

    2.5.22 Faktor penentu keberhasilan e-CRM

    Menurut Brown ( 200, p. 174 ) ada beberapa faktor yang merupakan

    penentu keberhasilan dari penggunaan teknologi e- CRM, yaitu :

    • Kerelaan dari pelanggan – pelanggan yang berbeda untuk

    menerima teknologi.

    • Pelaksanaan versus harapan pelanggan terhadap teknologi

    itu.

    • Integrasi dari teknologi baru dengan teknologi yang telah

    ada.

    • Desain dan pengembangan fondasi teknologi yang

    memungkinkan penyebaran teknologi baru secara tepat

    waktu.

    • Penggunaan customization yang disediakan oleh aplikasi

    web.

    • Kematangan teknologi dan ketidakpastian dari siapa yang

    akan berhasil dalam lingkup teknologi ini.

  • 57

    2.5.23 Hal – hal penting dalam pembuatan website CRM

    Dalam pembuatan suatu website CRM, hal yang terpenting adalah

    menangkap pesanan dari pelanggan dan pelanggan itu sendiri. Yang

    dimaksud dengan menangkap pelanggan adalah pelanggan merasakan

    sesuatu rasa yang berbeda dari produk kita.

    Menurut Gosney ( 2000,p.60-67 )Berikut adalah component dari

    langkah – langkah pesanan pelanggan supaya web sites mereka dapat

    digunakan secara maksimal, berikut adalah penjelasan msing masing

    langkah :

    1. Memastikan bahwa proses order berjalan dengan baik.

    Dalam tahap ini hal – hal yang harus diperhatikan adalah :

    Menyediakan Self – service untuk para pelanggan

    perusahaan.

    Setiap komponen dari proses order didesain dengan

    baik

    Memaksimalkan penggunaan electronic shopping cart (

    keranjang belanja electronic )

    Menyediakan informasi lengkap mengenai produk.

    2. Personalisasi dari proses order

    Menurut Gosney ( 2000,p.71-78 ) Perusahaan harus

    menyediakan informasi yang personal bagi para pelanggannya,

    sehingga pada saat si pelanggan mengakses web site kita, maka

    informasi yang ditampilkan akan berbeda – beda antara orang yang

    satu dengan yang lainnya. Dengan menampilakan informasi yang

    berbeda bagi tiap pelanggan, kita akan dapat menciptakan

    lingkungan yang lebih hangat dan bersahabat bagi para para

  • 58

    pelanggan kita, dan kita memberikan rasa bagi para pelanggan

    bahwa mereka merupak yang terpenting bagi perusahaan. Dalam

    tahap ini, hal – hal yang harus diperhatikan adalah :

    Menyediakan informasi mengenai data pembelian

    pelanggan di masa lalu.

    Memungkinkan pelanggan untuk “ memiliki web site

    anda “ maksudnya adalah pelanggan dapat

    mempersonalisasi web site anda sehingga pelanggan

    merasa bahwa web site kita adalah web site mereka

    juga.

    Pastikan bahwa navigasi pada website mendukung

    pelanggan untuk memproses order dengan cepat dan

    tidak membingungkan.

    Selain navigasi harus mudah dimengerti, navigasi juga

    harus berorientasi pada produk. Jadi pelanggan dapat

    dengan cepat mengakses produk dari halaman manapun

    web site perusahaan.

    3. Menyediakan informasi mengenai harga

    Dalam tahap ini, perusahaan harus mampu menjelaskan

    harga dengan jelas, sehingga tidak membuat adanya kesalahan

    pada harga produk yang dijual. Perusahaan jg harus menyediakan

    layanan billing, dimana pelanggan akan dikonfirmasi ulang mengenai

    nama barang, jumlah barang, dan harga barang yang dipesan.

    Selain menangkap pelanggan dalam tahap pemesanan ( ordering

    process ), tahap penting lainnya adalah tahap setelah pemesanan

  • 59

    menurut Gosney ( 2000,p.86 ). Hal – hal yang harus diperhatikan

    adalah :

    Pengecekan pesanan ( Tracking orders ). Memungkinkan

    pelanggan untuk mengecek barang yang telah dibeli, menuggu

    status pengiriman, dan mengecek barang apa saja yang pernah

    dibeli oleh pelanggan tersebut. Kunci sukses dalam tahap ini

    adalah komunikasi yang baik antara proses pembelian dengan

    proses setelah pembelian.

    2.5.24 Sisi negatif dari CRM

    Ada empat masalah yang dapat menghambat efektivitas

    penggunaan CRM secara efektif oleh perusahaan. Pertama adalah

    mendirikan dan menyelenggarakan basis data pelanggan memerlukan

    investasi besar dalam perangkat keras komputer, perangkat lunak basis

    data, program analisis, tautan komunikasi, personalian yang terampil.

    Manfaat basisi data tidak akan bermanfaat dalam kasus berikut ini : (1)

    bila produk merupakan pembelian sekali seumur hidup; (2) bila pelanggan

    menunjukan sedikit sekali kesetiaan pada merk; (3) bila penjualan dalam

    unit yang sangat kecil; (4) bila biaya pengumpulan informasi terlalu tinggi.

    Masalah kedua adalah kesulitan untuk mebuat setiap orang dalam

    perusahaan memiliki orientasi pelanggan dan menggunakan informasi

    yang tersedia. Karyawan merasa jauh lebih mudah melakukan pemasaran

    transaksi tradisional daripada mempraktikan pemasaran relasional

    pelanggan. Pemasaran berbasis data yang efektif menuntut pengelolaan

    dan pelatihan karyawan dan juga penyalur dan pemasok.

  • 60

    Masalah ketiga adalah tidak semua pelanggan ingin menjadi relasi

    perusahaan, dan mereka mungkin marah bila mengetahui bahwa

    perusahaan telah mengumpulkan begitu banyak informasi pribadi

    tentang mereka.

    Masalah keempat adalah pengandaian dibalik CRM mungkin tidak

    selalu benar. Manfaat pemasaran berbasis data tidak muncul tanpa biaya

    besar. Tidak hanya dalam mengumpulkan data pelanggan asli, melainkan

    juga dalam memperthankan dan menggalinya. Namun ketika sudah

    berfungsi, sebuah gudang data menghasilkan lebih banyak daripada

    biayanya.

    Sekelompok komentator bisnis mengemukakan empat bahaya utama

    dari CRM sebagai berikut :

    1. Mengimplementasikan CRM sebelum menciptakan strategi

    pelanggan

    2. Meluncurkan CRM sebelum mengubah organisasi supaya

    bisa cocok

    3. Mengandaikan bahwa lebih banyak teknologi CRM itu lebih

    baik

    4. Memburu bukan membujuk pelanggan

  • 61

    2.6 Situs web

    2.6.1 Definisi Situs web

    Menurut wikipedia, Situs web merupakan sebutan bagi sekumpulan

    halaman web ( web page ), web page merupakan suatu dokumen yang

    ditulis dalam bentuk HTML ( Hyper Text Markup Language ), yang pada

    umumnya dapat selalu diakses melalui HTTP, yaitu sebuah protocol yang

    menyampaikan informasi dari web server kepada pengguna. Situs web

    umumnya merupakan bagian dari nama suatu domain ( Domain Name ) di

    World Wide Web ( WWW ).

  • 62

    2.6.2 Kriteria 7C

    Salah satu tantangan dalam membuat website adalah bagaimana

    agar website tersebut dapat terlihat atraktif sehingga pelanggan tidak

    bosan dan tertarik untuk menelusuri lebih dalam, berikut adalah kriteria

    7C yang sering dipakai sebagai salah satu acuan dalam pembuatan

    website:

    Context : mengenai layout desain suatu website

    Content : mengenai text, gambar, suara yang terdapat

    dalam website

    Community : bagaimana situs dapat menjadi fasilitas

    komunikasi bagi user

    Customization : kemampuan situs dalam memberikan

    personalisasi dari website untuk tiap pelanggannnya

    Communication : bagaimana situs dapat berkomunikasi dua

    arah

    Connection : hubungan kepada situs lain

    Commerce : kemampuan situs untuk melakukan transaksi.

    2.6.3 Kriteria Desain situ web yang efektif

    Dalam mendesain suatu web site, penting untuk memperhatikan

    kriteria suatu web site yang baik, karena kesan pertama dari suatu web

    site akan menentukan penilaian pelanggan dari web site kita. Ada

    beberapa kriteria utama yang penting untuk diperhatikan sebelum

    mendesain suatu web site. kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

  • 63

    • Navigasi. Membantu pengguna untuk menemukan informasi

    yang dicari.

    • Konsistensi. Harus terdapat kesamaan desain antara web

    pages yang satu dengan yang lainnya.

    • Performance. Memastikan bahwa respon dari web site cepat.

    • Tampilan. Pastikan bahwa tampilan web site sesuai dengan

    image perusahaan.

    • Ketepatan kualitas. Memastikan bahwa semua navigasi, link,

    menu, dapat berfungsi dengan baik.

    • Interaktif. Terdapat fasilitas yang memungkinkan pelanggan

    untuk melakukan interaktif dengan penjual.

    • Keamanan. Pastikan bahwa informasi pelanggan aman.

    Tidak ada hacker yang memasukan virus ke web site.

    • Terukur. Web site dapat di analsis. Seperti pengaruh web

    site dengan peningkatan pertumbuhan.

    2.7 Statistika

    2.7.1 Perancangan Kuisioner

    Proses pembuatan kuisioner menurut Sugiyono ( 2006, p.135 )

    adalah sebagai berikut :

    1. Terjemahkan kebutuhan data ke dalam bentuk pertanyaan

    2. Periksa bentuk pertanyaan

    3. Periksa bahasa dan relevansinya

    4. Periksa urutan pertanyaan

    5. Periksa penampilan kuisioner

    6. Lakukan Pre – test / Try out

  • 64

    7. Final drafty

    Terdapat beberapa bentuk pertanyaan dalam kuisioner, yaitu :

    • Pertanyaan tertutup. Pertanyaan yang memberikan pilihan

    jawaban yang terbatas.

    Namun terdapat kelemahan dan kelebihannya, berikut

    penjabarannya.

    o Kelebihan pertanyaan tertutup adalah :

    Memudahkan responden menjawab

    Menghemat waktu dalam bertanya dan

    mencatat jawaban

    Keterampilan dari surveyor tidak terlalu

    tinggi

    Kemungkinan salah mencatat sangat kecil

    Dapat mencakup segala jenis responden.

    o Kelemahan pertanyaan tertutup adalah :

    Tidak memperoleh jawaban yang mendetail

    dan mendalam

    Kurang mampu menggali ide – ide baru

    Memakan waktu dalam menyusun kuisioner

    Jawaban velum tentu sesuai dengan

    maksud responden

    • Pertanyaan terbuka. Pertanyaan yang dapat dijawab secara

    bebas oleh responden, tidak ada pilihan jawaban.

    o Kelebihan pertanyaan terbuka adalah :

  • 65

    Membuat responden merasa senang

    Memungkinkan responden untuk

    meningkatkan kosa katanya

    Mencerminkan nilai, pendidikan dan

    kepercayaan responden

    Kaya akan detail

    Membuka peluang pertanyaan berikutnya

    Lebih menarik perhatian responden

    Memunculkan spontanitas

    Penyusunan kata lebih mudah bagi

    responden

    Bisa dipakai dalam kondisi tiba – tiba

    o Kelemahan pertanyaan terbuka adalah :

    Kemungkinan hilangnya kontrol atas

    wawancara

    Membutuhkan waktu yang lebih banyak

    untuk mengumpulkan informasi

    Kemungkinan menunjukan bahwa

    pewawancara tidak siap.

    Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kuisioner, yaitu

    • Hindari Pertanyaan Double Barreled ( bermakna ganda )

    • Pertanyaan mengarahkan responden

    • Perhatikan dalam penggunaan istilah ilmiah dan teknis

    • Meminta responden untuk menghitung.

  • 66

    2.7.2 Pengambilan sampel

    Untuk mendapatkan sampel yang baik maka diperlukan metode

    pemilihan atau pengambilan sampel yang baik. Metode pengambilan

    sample yang baik :

    • Prosedurnya sederhana dan mudah dilakukan

    • Dapat memilih sampel yang representatif

    • Efisien dalam penggunaan sumber daya

    • Dapat memberikan informasi sebanyak – banyaknya

    mengenai sampel

    2.7.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

    Menurut Pratisto, Arif ( 2004, 256 ), Untuk mendapatkan kualitas

    hasil penelitian yang baik, sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang

    dilakukan juga harus dikemas dengan sebaik mungkin. Perencanaan yang

    matang mutlak diperlukan, begitu pula alat yang digunakan harus dalam

    kondisi yang baik. Oleh karena itulah sebelum penelitian dilakukan, alat –

    alat yang digunakan diuji terlebih dahulu, begitu pula hal nya dengan alat

    penilitian kuisioner yang sebelum disebarkan ke responden, terlebih dahulu

    dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas terlebih dahulu.

    Valid berarti data – data yang diperoleh dengan penggunaan alat

    ( instrumen ) dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten

    atau stabil. Uji validitas dan reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara,

    yaitu Repetitive Measurement ( pengukuran berulang ) dan One Shot (

    pengukuran sekali ).

  • 67

    2.8 Lima Kekuatan Persaingan Menurut Porter

    Menurut Haag et al ( 2005, p. 242 ),analisis yang dicetuskan oleh Michael E

    Porter (1979 ), dalam menentukan strategi perusahaan, perlu ditentukan kekuatan

    bersaing yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam analisis kekuatan Porter, terdapat 3

    instrumen kekuatan secara horizontal, yaitu ancaman dari produk pengganti,

    ancaman dari pesaing, dan ancaman pendatang baru, sedangkan secara vertikal

    terdapat 2 instrumen kekuatan, yaitu kekuatan tawar menawar pemasok ( supplier )

    dan kekuatan tawar menawar pelanggan. Berikut gambaran mengenai 5 kekuatan

    persaingan menurut Porter.

    Gambar 2.8 Skema Lima Kekuatan Porter

    Sumber : Haag et al, 2005, p. 242

    Persaingan industri sejenis

    Kekuatan tawar menawar

    Pemasok

    Kekuatan tawar menawar Pelanggan

    Ancaman Produk

    pengganti

    Ancaman pendatang

    baru

  • 68

    Penjelasan dari masing – masing kekuatan :

    • Ancaman produk pengganti.

    Adanya produk pengganti akan menyebabkan kecenderungan

    pelanggan berubah ke produk lain apabila mengalami kenaikan harga.

    Ancaman dari produk pengganti akan tinggi apabila banyak alternatif produk

    atau jasa. Rendah saat terdapat beberapa alternatif pilihan, idealnya

    perusahaan dapat menjadi pemasok perusahaan dalam pasar, dimana telah

    terdapat beberapa barang pengganti untuk produk atau jasa yang

    ditawarkan.

    • Ancaman pendatang baru.

    Keberhasilan suatu produk akan meningkatkan keinginan pendatang

    baru untuk memasuki pasar. Dalam analisis Porter, ancaman dari pendatang

    baru akan tinggi saat pesaing baru mudah untuk memasuki pasar industri,

    dan akan bernilai kecil apabila pesaing memiliki kesulitan untuk memasuki

    pasar industri.

    • Persaingan industri sejenis.

    Merupakan faktor utama, kadang bersaing secara agresif, kadang

    secara terselubung. Persaingan dari industri sejenis akan tinggi saat

    persaingan ketat dalam pasar indutri, dan akan bernilai rendah saat

    persaingan lebih memuaskan pasar industri.

  • 69

    • Kekuatan tawar menawar pemasok.

    Digambarkan sebagai pasar input. Kekuatan tawar menawar

    pemasok dalam analisis Porter akan tinggi apabila pelanggan memiliki sedikit

    pilihan dari siapa yang membeli, dan rendah apabila terdapat beberapa

    pilihan. Kekuatan pemasok akan berkebalikan dengan kekuatan tawar

    menawar pelanggan. Pemasok perusahaan dalam pasar menginginkan

    kekuatan tawar menawar pelanggan rendah sehingga kekuatan tawar

    menawar pemasok menjadi tinggi.

    • Kekuatan tawar menawar pelanggan

    Pasar output. Kekuatan tawar menawar pelanggan akan menjadi

    tinggi saat pelanggan memiliki banyak pilihan dari siapa yang membeli dan

    akan menjadi rendah saat pilihan yang disediakan menjadi semakin sedikit.

    Sebagai penyedia produk atau jasa, perusahaan berharap untuk mengurangi

    kekuatan tawar menawar pelanggan.

    2.9 Manajemen Strategis

    2.9.1 Definisi strategi

    Menurut David ( 2006, p 16 – 17 ), strategi adalah cara untuk

    mencapai tujuan – tujuan jangka panjang. Strategi adalah bakal tindakan

    yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya

    perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya dan juga mempengaruhi

    kehidupan organisasi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sifat strategi

    adalah berorientasi ke masa depan dan mempunyai konsekuensi

    multifungsional atau multidivisional dan dalam perumusannya perlu

  • 70

    mempertimbangkan faktor internal atau eksternal yang dihadapi

    perusahaan.

    2.9.2 Definisi Manajemen Strategi

    Manajemen strategi, David ( 2006, p. 5 – 6 ) dapat didefinisikan

    sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan –

    keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai

    tujuannya. Sebagai mana tersirat dalam definisi tersebut, manajemen

    strategis terfokus pada upaya memadukan manajemen, pemasaran,

    keuangan / akuntansi, produk/operasi, penelitian, dan pengembangan,

    serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.

    Tujuan dari manajemen strategi adalah memanfaatkan dan menciptakan

    peluang – peluang baru dan berbeda dimasa mendatang.

    2.9.3 Model Manajemen Strategi

    Gambar 2.9 Model Manajemen strategis

    Sumber : David, 2006, p. 19

  • 71

    Kerangka kerja yang terdapat pada gambar 2.9 adalah model komprehensif

    suatu proses manajemen strategis yang sudah diterima secara luas. Model

    ini mewakili pendekatan praktis dan jelas untuk perumusan, pelaksanaan,

    dan evaluasi strategi. Hubungan antar bagian – bagian utama dalam proses

    manajemen strategis ditampilkan dalam model tersebut.

    2.9.4 Manfaat Manajemen Strategis

    Menurut David, ( 2006, p. 20-23 ), manajemen strategis membuat

    organisasi lebih proaktif dalam membentuk masa depannya. Manajemen

    strategis membuat organisasi bukan hanya merespon terhadap aktivitas,

    namun dapat memulai dan mempengaruhi aktivitas, dengan demikian

    memiliki kontrol terhadap penentuan masa depan perusahaan. Manfaat

    utama dari manajemen strategis adalah membantu organisasi merumuskan

    strategi – strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis,

    logis, dan rasional untuk menentukan pilihan strategis. Tujuan utamanya

    adalah untuk mendapatkan pemahaman dan komitmen dari semua manajer

    dan karyawan. Manfaat lain dari manajemen strategis adalah sebagai

    berikut :

    • Manfaat finansial

    Organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategis

    ternyata lebih ,enguntungkan dan berhasil daripada yang tidak

    menggunakan. Bisnis yang menggunakan konsep manajemen

    strategis menunjukan peningkatan yang berarti dalam hal

    penjualan, keuntungan, dan produktivitasnya dibandingkan dengan

    perusahaan yang tidak menggunakan kegiatan perencanaan

    sistematis.

  • 72

    • Manfaat non finansial

    Manajemen strategis memberikan manfaat seperti meningkatnya

    kesadaran mengenai berbagai ancaman eksternal, meningkatnya

    pemahaman akan strategi – strategi para pesaing, meningkatkan

    produktivitas karyawan, berkurangnya resistensi atau penolakan

    terhadap perubahan ( dapat memandang perubahan sebagai

    peluang bukan ancaman ), dan pemahaman yang semakin jelas

    mengenai hubungan antara kinerja dengan imbalan. Manajemen

    strategis meningkatkan kemampuan organisasi mencegah masalah

    karena manajemen strategis mendorong interaksi antar

    manajemen di seluruh divisi dan tingkat fungsional. Manajemen

    strategis juga sering menciptakan keteraturan dan disiplin dalam

    perusahaan, menjadi awal suatu sistem manajerial yang efisien dan

    efektif.

    2.9.5 Jenis Strategi

    Strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan dijabarkan

    pada tabel dibawah ini. Setiap strategi alternatif memiliki banyak sekali

    variasi. Banyak organisai menjalankan dua atau lebih strategi secara

    bersamaan ( strategi kombinasi ).

  • 73

    Tabel 2.4 Jenis Strategi Alternatif

    Sumber : David ( 2006, p. 227 )

  • 74

    Menurut Porter,( David, 2006, p. 247 ) ada tiga landasan strategi

    yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, ketiga

    strategi ini disebut strategi umum ( generic Strategies ), antara lain :

    • Keunggulan biaya, menekankan pada pembuatan produk standar

    dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka

    terhadap perubahan harga.

    • Diferensiasi, bertujuan membuat produk dan jasa yang dianggap

    unik di industri dan ditujukan pada konsumen yang relatif tidak

    peduli terhadap perubahan harga.

    • Fokus, emmbuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi

    keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

    2.10 Kerangka Perumusan Strategi

    Teknik – teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke

    dalam kerangka pembuatan keputusan dalam tiga tahap ditujukan dalam gambar

    dibawah ini

    Gambar 2.10 Kerangka Kerja Perumusan Strategi

  • 75

    2.10.1 Tahap Masukan

    Menurut David, (2006, p. 283), informasi yang diperoleh dari matriks

    EFE, matriks IFE, dan Matriks CPM menjadi informasi masukan untuk

    matriks tahap pencocokan. Perangkat masukan membantu perencana

    strategi menuliskan berbagai penilaian atau asumsi secara kuantitatif pada

    tahap awal proses perumusan strategi. Membuat keputusan – keputusan

    kecil dalam matriks masukan mengenai pentingnya faktor – faktor eksternal

    dan internal mebantu perencana strategi membuat dan mengevaluasi

    strategi – strategi alternatif secara lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik

    selalu diperlukan dalam menentukan pembobotan dan pemeringkatan yang

    tepat.

    2.10.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ( EFE )

    David, ( 2006, p. 143-144 ), Matriks ini memungkinkan

    para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi

    informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,

    politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks

    EFE dapat dibuat dengan 5 tahapan :

    1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses

    audit internal. Gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor

    internal, mencakup kekuatan dan kelemahan. Tuliskan kekuatan

    terlebih dahulu dan kemudian kelemahan. Buatlah spesifik

    mungkin, gunakan presentase, rasio dan angka komparatif.

    2. Berikan bobot yang berkis