tgs akt pemerintah

20
i TUGAS MAKALAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA OLEH : KELOMPOK II 1. FRANCISCO SOARES VITAL 2. MARIANO DOS REIS DA SILVA 3. SIDONIO DA COSTA 4. PEDRO SOARES FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI SEMESTER : VII KELAS : A/REGULER MATA KULIAH :AKUNTANSI PEMERINTAH II UNIVERSIDADE DA PAZ UNPAZ DILI – TIMOR LESTE 2014 5. JULIO GUSMAO 6. MARIA LUCIA DE DEUS 7. DOMINGAS SOARES 8. AGOSTINHO BENAT

Upload: vitalfrans

Post on 23-Jun-2015

287 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tgs akt pemerintah

i

TUGAS

MAKALAH

KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

OLEH :

KELOMPOK II

1. FRANCISCO SOARES VITAL

2. MARIANO DOS REIS DA SILVA

3. SIDONIO DA COSTA

4. PEDRO SOARES

FAKULTAS : EKONOMI

JURUSAN : AKUNTANSI

SEMESTER : VII

KELAS : A/REGULER

MATA KULIAH :AKUNTANSI PEMERINTAH II

UNIVERSIDADE DA PAZ

UNPAZ

DILI – TIMOR LESTE

2014

5. JULIO GUSMAO

6. MARIA LUCIA DE DEUS

7. DOMINGAS SOARES

8. AGOSTINHO BENAT

Page 2: Tgs akt pemerintah

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala curahan

dan kasih sayang-Nya, nikmat, dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas makalah kami yang berjudul “ Kewajiban dan Ekuitas Dana”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan sebagai

Mahasiswa yang memprogram Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah II. Diharapkan

dalam makalah ini, kami dapat mengerti serta memahami hal-hal tentang Akuntansi

Pemerintah terutama tentang “ Kewajiban dan Ekuitas Dana”.

Segala kritikan dan saran sangat dibutuhkan demi perkembangan keutuhan

makalah ini, sehingga akan lahir makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Serta ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah yang telah membimbing kami, dan

teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga penulis pada khususnya.

Dili,......./........./2014

Penulis

Page 3: Tgs akt pemerintah

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 4

2.1 Pengertian Kewajiban ...................................................................................... 4

2.2 Pengertian Ekuitas Dana .................................................................................. 5

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................... 6

3.1 Kewajiban ........................................................................................................ 6

1. Kewajiban Jangka Pendek ..........................................................................6

2. Kewajiban Jangka Panjang ........................................................................10

3.2 Ekuitas Dana .................................................................................................... 14

1. Ekuitas Dana Lancar .................................................................................. 14

2. Ekuitas Dana Investasi ............................................................................... 14

3. Ekuitas Dana Cadangan ............................................................................. 15

BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 16

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 16

4.2 Saran ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

Page 4: Tgs akt pemerintah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau

tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan,

kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari

masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga

internasional. Kewajiban pemerintah juga bisa terjadi karena perikatan dengan

pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban kepada masyarakat luas yaitu

kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib

pajak, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan

pemberi jasa lainnya.

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Karakterisitik utama kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban

sampai saat ini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber

daya ekonomi di masa yang akan datang.

Hingga saat ini, pemerintah Timor Leste belum mengeluarkan suatu standar

demi mengatur perlakuan akuntansi kewajiban yang meliputi pengakuan, penentuan

nilai tercatat, amortisasi, dan biaya pinjaman yang dibebankan terhadap kewajiban

tersebut.

Page 5: Tgs akt pemerintah

2

Penyebab munculnya kewajiban pemerintah antara lain karena:

1. penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga

keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional

2. perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah

3. kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan,

kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib pajak,

alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya

4. kewajiban dengan pemberi jasa lainnya.

5. Dalam neraca pemerintah daerah, kewajiban disajikan berdasarkan

likuiditasnya dan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: Kewajiban

Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang.

Sedangkan istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership

yang berarti kekayaan bersih Pemerinah. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih

pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Setiap

entitas pelaporan mengungkapkan secara terpisah dalam neraca atau dalam catatan

atas laporan keuangan ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana

cadangan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahannya

sebagai berikut :

A. Apakah definisi Kewajiban dan jelaskan bagian-bagian dari kewajiban

tersebut?

Page 6: Tgs akt pemerintah

3

B. Apakah definisi Ekuitas dana dan jelaskan bagian-bagian dari Ekuitas

dana tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa/i dapat memahani pengertian, klasifikasi dan hal-

hal lain menyangkut menyangkut kewajiban dan ekuitas dana

pemerintah.

2. Agar dapat menambah pengetahuan mahasiswa/i mengenai

kewajiban dan ekuitas dana pemerintah dalam mata kuliah

Akuntansi Pemerintah II.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

a. Bagi Penulis

Manfaat yang diperoleh dengan adanya penulisan makalah ini adalah:

� Sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintah II dan,

� Dapat berguna bagi semua kelompok dalam ruangan akuntansi,

semester VII, kelas A.

b. Bagi Pembaca

Manfaat yang diperoleh dengan adanya penulisan makalah ini adalah:

� Bagi mahasiswa/i makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai salah

satu referensi di waktu yang akan datang.

Page 7: Tgs akt pemerintah

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks

pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan yang

berasal dari pinjaman. Pinjaman tersebut dapat berasal dari masyarakat, lembaga keuangan,

pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena

perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban kepada masyarakat luas

yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas

lainnya, atau kewajiban dengan pemberi jasa lain. Kewajiban pemerintah dapat juga timbul

dari pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum dibayar pemerintah pada akhir

tahun anggaran.

Disamping kewajiban-kewajiban di atas, ada juga kewajiban-kewajiban yang jumlah

dan waktu pembayarannya belum pasti yang disebut kewajiban kontinjensi. Kewajiban

kontinjensi adalah kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan

keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa atau

lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas. Misalnya

Pemerintah memberikan penjaminan atas tabungan masyarakat di lembaga perbankan,

informasi ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan PP No.24 Tahun 2005 (Peraturan Pemerintah Indonesia) tentang

Standar Akuntansi Pemerintah disebutkan bahwa definisi kewajiban adalah utang yang

timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber

daya ekonomi pemerintah.

Page 8: Tgs akt pemerintah

5

2.2 Pengertian Ekuitas Dana

Ekuitas timbul pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa

(residual claim) terhadap aktiva. Oleh karena itu, konsep ekuitas tidak dapat

didefinisikan tersendiri, terpisah dari aktiva dan hutang. Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) mendefinisi ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan

setelah dikurangi semua kewajiban. FASB Statement of Financial Accounting

Concept No.6 mendefinisikan ekuitas sebagai “hak sisa terhadap suatu entitas

setelah dikurangi hutang”.

Teori Ekuitas adakah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan

dalam akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Dengan kata lain, penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat tergantung

pada sudut pandang yang digunakan yaitu siapa yang dianggap paling

berkepentingan terhadap laporan keuangan.

Page 9: Tgs akt pemerintah

6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KEWAJIBAN

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung

jawab untuk bertindak yang terjadi di masa lalu. Kewajiban dapat dipaksakan

menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan

perundang-undangan. Praktik yang terjadi selama ini, pada umumnya kewajiban

yang dicatat dalam pembukuan pemerintah hanya utang yang berasal dari pinjaman.

Oleh karena itu untuk dapat menyajikan secara lengkap seluruh utang yang

dimilikinya, pada saat penyusunan neraca pertama kali pemerintah harus

melaksanakan kegiatan inventarisasi atas seluruh utang yang ada pada tanggal neraca

tersebut. Penyajian utang pemerintah di neraca diklasifikasikan menjadi kewajiban

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Utang pemerintah harus diungkapkan

secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang

lebih baik mengenai kewajiban pemerintah. Utang dicatat sebesar nilai nominal.

Pada setiap tanggal neraca, utang dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan

dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal

neraca.

1. Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan

dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

neraca. Kewajiban ini mencakup utang yang berasal dari pinjaman (bagian lancar

Page 10: Tgs akt pemerintah

7

utang jangka panjang dan utang kepada pihak ketiga), utang bunga, utang

perhitungan fihak ketiga (PFK), serta utang jangka pendek lainnya.

a. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang merupakan bagian utang jangka

panjang baik pinjaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan jatuh tempo

dan diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

neraca. Akun ini biasanya muncul pada unit yang berfungsi sebagai pengelola

keuangan/pinjaman. Oleh karena itu, inventarisasi utang ini biasanya dilakukan di

satuan kerja pengelola keuangan.

Akun ini diakui pada saat melakukan reklasifikasi pinjaman jangka panjang

pada setiap akhir periode akuntansi. Nilai yang dicantumkan di neraca untuk bagian

lancar utang jangka panjang adalah sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam

waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

adalah sebagai berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredit XXXX Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran utang jangka pendek XXX

XXXX Bagian Lancar Utang Jangka Panjang XXX Ket : dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek merupakan

bagian dari Ekuitas Dana Lancar (pengurang ekuitas dana lancar)

b. Utang Kepada Pihak Ketiga (Account Payable)

Utang kepada Pihak Ketiga berasal dari kontrak atau perolehan barang/jasa

yang belum dibayar sampai dengan tanggal neraca awal. Akun ini pada umumnya

muncul di satuan kerja pengguna anggaran karena pengguna anggaranlah yang

melakukan kegiatan perolehan barang/jasa. Oleh karena itu, inventarisasi utang

kepada pihak ketiga dilakukan di setiap satuan kerja.

Page 11: Tgs akt pemerintah

8

Apabila pihak ketiga/kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuai

dengan spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian dengan pemerintah,

kemungkinan terdapat realisasi pekerjaan yang telah diserahterimakan tetapi belum

dibayar penuh oleh pemerintah sampai tanggal neraca. Nilai yang dicantumkan

dalam neraca sebagai Utang kepada Pihak Ketiga adalah sebesar jumlah yang belum

dibayar untuk barang tersebut pada tanggal neraca.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Utang kepada Pihak Ketiga adalah sebagai

berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredit XXXX Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran Utang Jangka Pendek XXX

XXXX Utang kepada Pihak Ketiga XXX Ket : dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek merupakan

bagian dari ekuitas dana lancer (pengurang ekuitas dana lancar)

c. Utang Bunga

Utang Bunga timbul karena pemerintah mempunyai pinjaman, baik yang

berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk penerbitan sekuritas

pemerintah yang diterbitkan pemerintah pusat dalam bentuk Surat Utang Negara

(SUN). Akun ini pada umumnya ada di unit kerja yang berfungsi sebagai pengelola

keuangan/pinjaman. Oleh karena itu, inventarisasi atas utang bunga dilakukan

bersamaan dengan inventarisasi utang. Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk

akun ini adalah sebesar biaya bunga yang telah terjadi tetapi belum dibayar oleh

pemerintah.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Utang Bunga adalah sebagai berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredit XXXX Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran Utang Jangka Pendek XXX

XXXX Utang Bunga XXX Ket : dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek merupakan

bagian dari ekuitas dana lancar (pengurang ekuitas dana lancar)

Page 12: Tgs akt pemerintah

9

d. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK merupakan utang yang timbul akibat pemerintah belum menyetor

kepada pihak lain atas pungutan/potongan PFK dari Surat Perintah Membayar

(SPM) atau dokumen lain yang dilakukannya. Pungutan/potongan PFK dapat berupa

potongan 10% gaji, 2% pensiun, dan PFK lainnya. Bagi pemerintah pusat PFK

antara lain terdiri dari potongan/pungutan iuran Taspen, Bapertarum, dan Askes,

sedangkan pajak pusat tidak termasuk karena langsung diakui sebagai pendapatan.

Pungutan/potongan PFK tersebut seharusnya diserahkan kepada pihak lain (PT

Taspen, Bapertarum, dan PT Askes) sejumlah yang sama dengan jumlah yang

dipungut/dipotong. Akun ini pada umumnya muncul di unit yang berfungsi sebagai

pengelola keuangan/pinjaman. Oleh karena itu, inventarisasi utang PFK dilakukan di

satuan kerja pengelola keuangan. Nilai yang dicantumkan di neraca untuk akun ini

adalah sebesar saldo pungutan/potongan yang belum disetorkan kepada pihak lain

sampai dengan tanggal neraca.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Utang PFK adalah sebagai berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredit XXXX Kas di KPPN XXX XXXX Utang PFK XXX

e. Uang Muka Dari Kas Umum Negara

Uang Muka dari KUN merupakan utang yang timbul akibat bendahara

Kementerian/Lembaga belum menyetor sisa UP/TUP sampai dengan tanggal neraca.

Akun ini pada umumnya muncul di satuan kerja pengguna anggaran.

Bendahara satuan kerja pengguna anggaranlah yang melakukan kegiatan

perolehan barang/jasa dengan uang muka kerja, maka inventarisasi atas uang muka

dari KUN dilakukan di setiap satuan kerja. Akun ini hanya muncul pada Neraca

Page 13: Tgs akt pemerintah

10

Kementerian/Lembaga/Satker dan akan tereliminasi pada saat konsolidasi Neraca

Pemerintah Pusat.

Nilai yang dicantumkan di neraca untuk akun ini adalah sebesar saldo uang

muka yang belum disetorkan ke kas negara pada tanggal neraca.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Uang Muka dari KUN adalah sebagai

berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredit XXXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXXX Uang Muka dari Kas Umum Negara XXX

f. Utang Jangka Pendek Lainnya

Utang jangka pendek lainnya merupakan utang selain bagian lancar utang

jangka panjang, utang kepada pihak ketiga (account payable), utang perhitungan

fihak ketiga (PFK), utang bunga, dan uang muka dari KUN.

2. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan

dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal neraca. Kewajiban ini mencakup utang yang berasal dari pinjaman

baik dari dalam negeri maupun luar negeri dan dari penerbitan sekuritas pemerintah.

a. Utang Luar Negeri

Utang luar negeri merupakan utang jangka panjang yang timbul akibat

pemerintah melakukan pinjaman kepada negara/lembaga keuangan internasional.

Utang luar negeri antara lain terdiri dari Utang Luar Negeri-Utang Lama, Utang Luar

Negeri-Bilateral, Utang Luar Negeri-Multilateral, Utang Luar Negeri-Fasilitas Kredit

Ekspor (FKE), Utang Luar Negeri Komersial, Utang Luar Negeri-Sewa Beli

(leasing), dan Utang Luar Negeri Lain-Lain. Akun ini pada umumnya ada di unit

Page 14: Tgs akt pemerintah

11

yang berfungsi sebagai pengelola keuangan/pinjaman. Oleh karena itu, inventarisasi

atas utang luar negeri dilakukan di satuan kerja pengelola keuangan.

Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk utang luar negeri adalah sebesar

jumlah yang belum dibayar pemerintah yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih

dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Utang Luar Negeri adalah sebagai berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredit XXXX Dana yang harus Disediakan untuk

Pembayaran Utang Jangka Panjang XXX

XXXX Utang Luar Negeri XXX Ket: Akun Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang merupakan bagian dari Ekuitas Dana Investasi (pengurang Ekuitas Dana Investasi)

b. Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan

Utang dalam negeri sektor perbankan merupakan utang jangka panjang yang

berasal dari perbankan dan diharapkan akan dibayar dalam waktu dua belas bulan

setelah tanggal neraca. Akun ini pada umumnya ada di unit yang berfungsi sebagai

pengelola keuangan/pinjaman. Oleh karena itu, inventarisasi atas utang dalam negeri

sektor perbankan dilakukan di satuan kerja pengelola keuangan.

Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk utang dalam negeri sektor

perbankan adalah sebesar jumlah yang belum dibayar pemerintah yang akan akan

jatuh tempo dalam waktu lebih dari duabelas bulan setelah tanggal neraca.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan

adalah sebagai berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredi XXXX Dana yang harus Disediakan untuk

Pembayaran Utang Jangka Panjang XXX

XXXX Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan

XXX

Ket: Akun Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang merupakan bagian dari Ekuitas Dana Investasi (pengurang Ekuitas Dana Investasi)

Page 15: Tgs akt pemerintah

12

c. Utang Dalam Negeri Obligasi

Utang dalam negeri obligasi merupakan utang jangka panjang yang timbul

akibat pemerintah menerbitkan sekuritas dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN)

yang diterbitkan oleh pemerintah pusat dalam bentuk dan substansi yang sama

dengan SUN. Utang dalam negeri obligasi diharapkan akan dibayar dalam waktu

lebih dari dua belas bulan setelah tanggal neraca.

Akun ini pada umumnya ada di unit yang berfungsi sebagai pengelola

keuangan/pinjaman, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen

Keuangan.

Nilai yang dicantumkan di neraca untuk utang dalam negeri obligasi adalah

sebesar nilai nominal, yaitu jumlah yang akan dibayar pemerintah pada saat obligasi

tersebut jatuh tempo. Apabila sekuritas utang pemerintah dijual di bawah nilai pari

(dengan diskon), maupun di atas nilai pari (dengan premium), maka nilai pokok

utang obligasi adalah sebesar nilai nominal dari obligasi. Diskonto atau premium

disajikan pada neraca awal sejumlah nilai yang belum diamortisasi sampai dengan

tanggal disusunnya neraca.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Utang Dalam Negeri Obligasi adalah

sebagai berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredi XXXX Dana yang harus Disediakan

untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang

XXXX

XXXX Utang Dalam Negeri Obligasi

XXXX

Ket: Akun Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang merupakan bagian dari Ekuitas Dana Investasi (pengurang Ekuitas Dana Investasi)

Page 16: Tgs akt pemerintah

13

d. Utang Jangka Panjang Lainnya

Utang jangka panjang lainnya adalah utang jangka panjang yang tidak

termasuk pada kelompok Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, Utang Dalam

Negeri Obligasi dan Utang Luar Negeri, misalnya Utang Kemitraan. Utang

Kemitraan merupakan utang yang berkaitan dengan adanya kemitraan pemerintah

dengan pihak ketiga dalam bentuk Bangun, Serah, Kelola (BSK). BSK merupakan

pemanfaatan aset pemerintah berupa aset oleh pihak ketiga/investor, dengan cara

pihak ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut

fasilitasnya kemudian menyerahkan aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah

untuk dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan aset tersebut. Penyerahan aset

oleh pihak ketiga/investor kepada pemerintah disertai dengan pembayaran kepada

investor sekaligus atau secara bagi hasil.

Utang Kemitraan dengan Pihak Ketiga timbul apabila pembayaran kepada

investor dilakukan secara angsuran atau secara bagi hasil pada saat penyerahan aset

kemitraan. Utang Kemitraan disajikan pada neraca sebesar dana yang dikeluarkan

investor untuk membangun aset tersebut. Apabila pembayaran dilakukan dengan

bagi hasil, utang kemitraan disajikan sebesar dana yang dikeluarkan investor setelah

dikurangi dengan nilai bagi hasil yang dibayarkan.

Jurnal untuk mencatat saldo awal Utang Kemitraan dengan Pihak Ketiga

adalah sebagai berikut:

Kode Akun Uraian Debet Kredi XXXX Dana yang harus Disediakan

untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang

XXXX

XXXX Utang Jangka Panjang Lainnya

XXXX

Ket: Akun Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang merupakan bagian dari Ekuitas Dana Investasi (pengurang Ekuitas Dana Investasi)

Page 17: Tgs akt pemerintah

14

3.2 EKUITAS DANA

Ekuitas Dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang menampung

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga

kelompok, yaitu:

1. Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban

jangka pendek/lancar. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Saldo

Anggaran Lebih (SAL), Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), Pendapatan

yang Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang harus

disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

SAL dan SiLPA merupakan akun lawan yang menampung kas dan setara kas

serta investasi jangka pendek. Sedang Pendapatan yang Ditangguhkan adalah akun

lawan untuk menampung Kas di Bendahara Penerimaan. Cadangan Piutang adalah

akun lawan yang dimaksudkan untuk menampung piutang lancar. Selain itu pada

kelompok Aset Lancar terdapat Persediaan. Akun lawan dari persediaan adalah

Cadangan Persediaan.

Pada sisi kewajiban jangka pendek, selain Utang PFK yang merupakan

pengurang SiLPA seperti disebutkan di atas, ada akun kewajiban jangka pendek

lainnya. Akun lawan dari kewajiban jangka pendek lainnya ini adalah Dana yang

Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.

2. Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam

dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan

kewajiban jangka panjang. Pos ini terdiri dari:

Page 18: Tgs akt pemerintah

15

a) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, yang merupakan akun lawan

dari Investasi Jangka Panjang.

b) Diinvestasikan dalam Aset Tetap, yang merupakan akun lawan dari Aset

Tetap.

c) Diivestasikan dalam Aset Lainnya, yang merupakan akun lawan Aset

Lainnya.

d) Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang, yang

merupakan akun lawan dari seluruh Utang Jangka Panjang.

3. Ekuitas Dana Cadangan

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang

dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Akun ini merupakan akun lawan dari Dana Cadangan.

Page 19: Tgs akt pemerintah

16

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari berbagai pandangan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada

beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam bab ini :

A. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah. Kewajiban-kewajiban pemerintah terdiri dari :

� Kewajiban jangka pendek

� Kewajiban jangka panjang

B. Ekuitas dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang menampung

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos ekuitas dana terdiri dari

tiga kelompok, yaitu:

� Ekuitas Dana Lancar;

� Ekuitas Dana Investasi; dan

� Ekuitas Dana Cadangan.

4.2 Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis dengan judul:

Kewajiban dan Ekuitas Dana. ini masih terdapat kekurangan-kekurangan tertentu.

Untuk itu, kami dari kelompok II dengan rendah hati menerima kritik dan saran dari

teman-teman maupun pembaca untuk perbaikan penulisan ini di waktu yang akan

datang.

Page 20: Tgs akt pemerintah

17

DAFTRA PUSTAKA

1. Kusufi, Abd. Halim Syam. 2012.Akuntansi Sektotr Publik. Yogyakarta:

Salemba Empat.

2. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik . Yogyakarta: Salemba Empat

3. Nordiawan Deddi dan Nordiawan Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik.

Jakarta: Salemba Empat.

4. http://www.warungkopipemda.com/penerapan-basis-dan-transparasi/

5. http://www.merysblog.blogspot.com/2014/01/anggaran-sektor-publik.html.