acuan treansportasi.pdf

8
A-91 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 PERANAN KESEIMBANGAN SUPPLY DAN DEMAND TRANSPORTASI DI SURABAYA KUSUMASTUTI, SRIE SUBEKTI, SAPTARITA KUSUMAWATI Staf Pengajar Program Studi DIII Teknik Sipil FTSP-ITS Email : [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak - Kemacetan lalu lintas angkutan jalan di kota Surabaya telah menjadi permasalahan yang sangat serius bagi Pemerintah Kota Surabaya. Puncak kemacetan terjadi pada jam-jam sibuk atau peak hours, terutama disepanjang jalan Ahmad Yani sampai Perak, Mayjen Sungkono, Jemursari, Kertajaya dan lain-lain. Kemacetan lalu lintas di jalan secara umum disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand transportasi. Supply transportasi sebagai penawaran transportasi dari sistem transportasi yang terdiri dari ketersediaan prasarana atau jaringan jalan, sarana atau alat angkutan dan sistem pengelolaan transportasi. Sedangkan demand transportasi sebagai permintaan atau kebutuhan transportasi terdiri dari perkembangan aktivitas dan perkembangan Wilayah. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan berupa review literatur yang merupakan bagian dari penelitian yang utuh. Dari hasil penelitian untuk mencapai kondisi seimbang antara supply dan demand transportasi adalah dengan mengembangkan transportasi masal untuk mengurangi kendaraan yang beredar, atau mengatur pertumbuhan dan perkembangan Wilayah Kota agar tidak terpusat pada satu titik. Mengatur sarana angkutan umum dengan cara meremajakan angkutan umum masal yang beroperasi di jalan, agar warga mau menggunakan angkutan umum, yaitu dengan meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi penumpang. Disamping itu juga memperbaiki sistem pengelolaan transportasi dengan mengubah pola sistem setoran pada angkutan umum. Kata Kunci : Kemacetan lalu lintas, keseimbangan supply dan demand transportasi, angkutan umum masal. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Surabaya dengan jumlah penduduk sebanyak 3.282.156 orang menurut Publikasi BPS tahun 2010 [1]. Penduduk diatas 3 juta orang dengan mobilitas yang cukup tinggi menyebabkan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Surabaya pada tahun 2010 melebihi angka diatas 10 persen yang seringkali justru oleh Pemerintah Kota dianggap sebagai sebuah keberhasilan pembangunan atau menjadi bukti bahwa perekonomian sedang tumbuh dan berkembang secara positif. Padahal pertumbuhan industri otomotif ini tidak diimbangi dengan pertumbuhan panjang jalan yang rata- rata setiap tahunnya hanya tumbuh sekitar 1 persen. Pertumbuhan yang luar biasa dari demand transportasi ini juga tidak segera diimbangi dengan perencanaan dan pengembangan supply transportasi yang baik dan cepat. Seperti perbaikan sistem pengelolaan transportasi dengan menciptakan angkutan umum massal perkotaan yang aman, nyaman, tertib, murah, terjangkau, dan terjadwal, sehingga mau menggunakan angkutan umum massal. Apabila ketidakseimbangan antara supply dan demand transportasi ini tidak segera terwujud, maka pada akhirnya akan menimbulkan akibat berantai yang rumit dan kompleks di kemudian hari. Antara lain, kemacetan dan yang lebih parah lagi terjadinya kecelakaan, kesemrawutan lalu lintas, tingginya biaya ekonomi, dan akhirnya terjadi stagnasi di segala bidang, dan ini sangat berbahaya. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang buruk, yaitu stagnasi disegala bidang akibat ledakan transportasi seperti yang saat ini sudah terjadi di Jakarta, maka Pemerintah Kota Surabaya harus segera dan cepat mengupayakan tindakan-tindakan radikal perencanaan dan pembangunan alat pendukung proses pindah (sistem transportasi) untuk mencapai kondisi ideal (seimbang) antara supply dan demand transportasi. 1.2. Perumusan Masalah Sejauhmana peranan keseimbangan supply dan demand transportasi di Surabaya ?. Dan usaha-usaha apa yang sedang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengatasi kemacetan lalu lintas. 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peranan keseimbangan supply dan demand transportasi di Surabaya. 2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang sedang dilakukan Pemerintah Kota dalam pembangunan supply transportasi di Surabaya. 3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang sedang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dalam pengaturan pertumbuhan demand transportasi yang sangat pesat. II. LANDASAN TEORI Menurut F.D.Hobbs dalam Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas, bahwa kebijaksanaan Pemerintah Kota yang biasa dibuat dapat meliputi [2] : 1. Pemberian prioritas penyediaan angkutan umum. 2. Pembaharuan infrastruktur angkutan yang memberi kesempatan kerja di daerah perkotaan dan sesudahnya ke seluruh daerah. 3. Peningkatan standar lingkungan kawasan- kawasan yang tidak menguntungkan dengan

Upload: retno-kartika-sari

Post on 08-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • A-91 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

    PERANAN KESEIMBANGAN SUPPLY DAN DEMAND TRANSPORTASI DI SURABAYA

    KUSUMASTUTI, SRIE SUBEKTI, SAPTARITA KUSUMAWATI Staf Pengajar Program Studi DIII Teknik Sipil FTSP-ITS

    Email : [email protected], [email protected], [email protected]

    Abstrak - Kemacetan lalu lintas angkutan jalan di kota Surabaya telah menjadi permasalahan yang sangat serius bagi Pemerintah Kota Surabaya. Puncak kemacetan terjadi pada jam-jam sibuk atau peak hours, terutama disepanjang jalan Ahmad Yani sampai Perak, Mayjen Sungkono, Jemursari, Kertajaya dan lain-lain. Kemacetan lalu lintas di jalan secara umum disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand transportasi. Supply transportasi sebagai penawaran transportasi dari sistem transportasi yang terdiri dari ketersediaan prasarana atau jaringan jalan, sarana atau alat angkutan dan sistem pengelolaan transportasi. Sedangkan demand transportasi sebagai permintaan atau kebutuhan transportasi terdiri dari perkembangan aktivitas dan perkembangan Wilayah. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan berupa review literatur yang merupakan bagian dari penelitian yang utuh. Dari hasil penelitian untuk mencapai kondisi seimbang antara supply dan demand transportasi adalah dengan mengembangkan transportasi masal untuk mengurangi kendaraan yang beredar, atau mengatur pertumbuhan dan perkembangan Wilayah Kota agar tidak terpusat pada satu titik. Mengatur sarana angkutan umum dengan cara meremajakan angkutan umum masal yang beroperasi di jalan, agar warga mau menggunakan angkutan umum, yaitu dengan meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi penumpang. Disamping itu juga memperbaiki sistem pengelolaan transportasi dengan mengubah pola sistem setoran pada angkutan umum.

    Kata Kunci : Kemacetan lalu lintas, keseimbangan supply dan demand transportasi, angkutan umum masal.

    I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

    Kota Surabaya dengan jumlah penduduk sebanyak 3.282.156 orang menurut Publikasi BPS tahun 2010 [1]. Penduduk diatas 3 juta orang dengan mobilitas yang cukup tinggi menyebabkan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Surabaya pada tahun 2010 melebihi angka diatas 10 persen yang seringkali justru oleh Pemerintah Kota dianggap sebagai sebuah keberhasilan pembangunan atau menjadi bukti bahwa perekonomian sedang tumbuh dan berkembang secara positif. Padahal pertumbuhan industri otomotif ini tidak diimbangi dengan pertumbuhan panjang jalan yang rata-rata setiap tahunnya hanya tumbuh sekitar 1 persen. Pertumbuhan yang luar biasa dari demand transportasi ini juga tidak segera diimbangi dengan perencanaan dan pengembangan supply transportasi

    yang baik dan cepat. Seperti perbaikan sistem pengelolaan transportasi dengan menciptakan angkutan umum massal perkotaan yang aman, nyaman, tertib, murah, terjangkau, dan terjadwal, sehingga mau menggunakan angkutan umum massal. Apabila ketidakseimbangan antara supply dan demand transportasi ini tidak segera terwujud, maka pada akhirnya akan menimbulkan akibat berantai yang rumit dan kompleks di kemudian hari. Antara lain, kemacetan dan yang lebih parah lagi terjadinya kecelakaan, kesemrawutan lalu lintas, tingginya biaya ekonomi, dan akhirnya terjadi stagnasi di segala bidang, dan ini sangat berbahaya. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang buruk, yaitu stagnasi disegala bidang akibat ledakan transportasi seperti yang saat ini sudah terjadi di Jakarta, maka Pemerintah Kota Surabaya harus segera dan cepat mengupayakan tindakan-tindakan radikal perencanaan dan pembangunan alat pendukung proses pindah (sistem transportasi) untuk mencapai kondisi ideal (seimbang) antara supply dan demand transportasi. 1.2. Perumusan Masalah

    Sejauhmana peranan keseimbangan supply dan demand transportasi di Surabaya ?. Dan usaha-usaha apa yang sedang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengatasi kemacetan lalu lintas.

    1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui peranan keseimbangan supply dan demand transportasi di Surabaya.

    2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang sedang dilakukan Pemerintah Kota dalam pembangunan supply transportasi di Surabaya.

    3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang sedang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dalam pengaturan pertumbuhan demand transportasi yang sangat pesat.

    II. LANDASAN TEORI

    Menurut F.D.Hobbs dalam Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas, bahwa kebijaksanaan Pemerintah Kota yang biasa dibuat dapat meliputi [2] :

    1. Pemberian prioritas penyediaan angkutan umum.

    2. Pembaharuan infrastruktur angkutan yang memberi kesempatan kerja di daerah perkotaan dan sesudahnya ke seluruh daerah.

    3. Peningkatan standar lingkungan kawasan-kawasan yang tidak menguntungkan dengan

  • A-92 ISBN : 978-979-18342-3-0

    mengurangi lalu lintas yang tidak berkepentingan dengan kawasan tersebut, serta menyediakan fasilitas parkir.

    4. Pengembangan jaringan jalan yang strategis bagi pergerakan angkutan muatan, yang dapat mengurangi kecelakaan dan meningkatkan standar perawatan jalan kendaraan dan jalan untuk pejalan kaki.

    5. Pemastian bahwa jalan-jalan tersebut tetap berfungsi pada suatu standar pelayanan tertentu.

    Berdasarkan Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya Tahun 2003-2013 [1] : Saat ini Kota Surabaya sedang dalam proses pembangunan Lingkar Timur, MERR, Frontage Road dan Lingkar Barat.

    Menurut Surabaya Integrated Transport Network Planning Study, bahwa solusi mengatasi kemacetan di koridor Utara-Selatan adalah membangun jalan Lingkar (Ring Road) dan penerapan angkutan massal perkotaan. 3.Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan berupa review literatur yang merupakan bagian dari penelitian yang utuh, maka langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    - Dasar-dasar keseimbangan supply dan demand transportasi.

    - Usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota dalam rencana pembangunan supply transportasi berdasarkan RTRW Jawa Timur dan RTRW Kota Surabaya.

    - Usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota dalam rencana

    pembangunan demand transportasi berdasarkan RTRW Jawa Timur dan RTRW Kota Surabaya.

    IV. DASAR-DASAR KESEIMBANGAN SUPPLY DAN DEMAND TRANSPORTASI [2]

    4.1.Transpor (angkutan) Merupakan satu bagian dari proses keseluruhan, mempunyai peran penting dan berpengaruh. Kegiatan penduduk, sesuai kebutuhannya, terpisah-pisah dan demi kenyamanan. Komunikasi perlu diadakan diantara tiap-tiap bagian tersebut. Bentuk-bentuk komunikasi memacu perbedaan pemakaian dan tuntutan; selain itu perubahan teknologi memungkinkan penggantian suatu bentuk komunikasi dengan yang lain. Intensitas pemakaian tergantung tidak hanya pada daya tarik kegiatan, tetapi juga pada pilihan angkutan yang tersedia dan usaha yang diperlukan untuk mengatasi pemisahan spasial (perbedaan lokasi). Penyebaran aktivitas pada lokasi-lokasi tergantung pada perbedaan dari sudut waktu, dana, kemudahan-kemudahan dan beberapa nilai setempat. Ketidakstabilan serupa juga berlaku dalam sistem angkutan karena pencapaian, terjadi dengan arus-arus tertentu, berubah menurut pergeseran kebutuhan perorangan atau kelompok yang ingin mengoptimalkan kegiatannya. Jalan yang sepi menarik lalu lintas, dan setelah arus lalu lintas meningkat, keuntungan perorangan menurun bila terjadi kemacetan, nilai tanah turun dan pembangunan kembali diperlukan. Pada tahap ini, kapasitas ekstra biasanya diadakan dan siklus mulai berputar kembali. Kemampuan perorangan untuk menikmati kemudahan pencapaian tergantung pada harga yang dapat ia bayar.

    TABEL 4.1. KRITERIA WAKTU PERJALANAN MENURUT MACAM MODA/ JENIS ANGKUTAN [3]

    Macam fasilitas umum Jumlah yang tersedia Jumlah yang terjangkau dalam waktu 20 menit

    dari daerah permukiman

    Dengan mobil Dengan bis Rumah sakit 14 10 1 Taman kota 34 28 0 Perguruan tinggi 13 11 3 Perpustakaan 8 6 2 Lapangan kerja (% dari keseluruhan)

    21,5 10,5

    Sumber : Nashville, Tennessee, A.M.Voorhees & Assoc.,1969.

    Jumlah dan jenis lalu lintas yang terbangkitkan oleh suatu guna tanah dapat diukur dalam satuan penumpang atau kendaraan per satuan luas tersebar per waktu. Tiap guna tanah, baik sebagai sekolah, pabrik, perumahan atau taman adalah pembangkit lalu lintas. Lalu lintas dapat berupa pejalan kaki, pengendara sepeda atau kendaraan lainnya, dan tergantung pada hubungannya dengan pembangkit lalu lintas lainnya, arus lalu lintas akan terjadi baik secara lokal maupun nasional dan akan tersebar ke tiap jam tiap hari, dengan proporsi yang berbeda-beda. Suatu sumbangan penting dapat diterapkan untuk mempengaruhi keseimbangan biaya dan manfaat angkutan dengan pengendalian yang hati-

    hati dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial yang pengaruhnya meningkat. Banyak aspek pembangkitan lalu lintas terkait dengan perubah-perubah sosial ekonomi penduduk, seperti umur, distribusi pendapatan, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Lalu lintas meningkat lebih cepat di jalan-jalan perkotaan dibanding jalan-jalan pedalaman, tetapi kendala kapasitas, pada kebanyakan rute-rute penting, mendorong pertumbuhan terbesar pada jalan-jalan kecil perkotaan dan jalan-jalan penghubung kota-kota kecil (jalan kelas II). Selain itu, kehidupan kota secara menyeluruh dapat dipertahankan dengan melalui interaksi dengan daerah lain lewat penyediaan fasilitas angkutan yang

  • A-93 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

    memadai. Bentuk fasilitas angkutan yang digunakan terserah pada pilihan masyarakat, pada pilihan konsumen, yang pada tingkat tertentu, dapat

    dipengaruhi oleh pemerintah melalui pendidikan, peraturan atau pengendalian fiskal.

    GAMBAR 4.1. GARIS-GARIS KEINGINAN LALU LINTAS DITAMPILKAN MENURUT WAKTU SAAT

    JAM PUNCAK 24 JAM MENURUT JENIS KENDARAAN DAN MAKSUD PERJALANAN [4] (Sumber : Coventry Transportation Study, Phase 1, 1968, City of Coverty)

    4.2.Struktur Jaringan Utama Kota Surabaya 4.2.1.Struktur Jaringan Utama Kota [1] Kebijaksanaan untuk mengefektifkan penggunaan poros

    Utara-Selatan adalah : - Merencanakan outer dan middle ring road

    kawasan barat dan outer dan middle ring road kawasan timur. Ring road ini akan diintegrasikan dengan jalan utama jalur utara antara lain dengan penggal jalan Kawasan Pelabuhan Tanjung Perak ke Timur menuju Bangkalan dengan interconnection di Tambak Wedi.

    - Mengoptimalkan poros Utara-Selatan untuk mendukung kegiatan fungsi Primer dan mengoptimalkan sistem jaringan jalan Barat-Timur untuk kegiatan fungsi Sekunder.

    4.2.2.Sistem Transportasi Jalan Raya Kebijaksanaan transportasi jalan raya adalah :

    a. Menetapkan hirarki jalan menurut fungsinya dengan maksud mengurangi beban lalu lintas dalam kota pada jalan Arteri.

    b. Penetapan wewenang pembinaan jalan yang ditekankan pada pengelolaan dan alokasi anggaran.

    c. Pembangunan beberapa fly over (Jemur Handayani, Pandegiling) untuk memperlancar lalu lintas di jalur Tengah dan jembatan (Gajah Mada, Bengawan), untuk meningkatkan kapasitas dan memperlancar arus lalu lintas dari Timur ke Barat Kota.

    d. Pembangunan beberapa ruas jalan baru (Jl.Lingkar Timur, Jl.Tol Surabaya-Mojokerto, penyempurnaan Jl.Tol Surabaya-Gresik).

    Beberapa ruas jalan yang dalam tahap pembangunan antara lain [5] :

    a. Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto (Tol Sumo), dimaksudkan untuk memperlancar arus lalu lintas sekaligus mengurangi kemacetan di ruas jalan Surabaya-Mojokerto saat ini (ruas jalan Sepanjang sampai Krian).

    b. Pelebaran jalan Jemur Andayani yang berpotongan dengan jalan Raya Ahmad Yani, untuk memperlancar lalu lintas dari jalan Jemur Andayani menuju pusat kota melalui jalan Ahmad Yani.

    c. Rencana pembangunan jalan Tol Tengah (Tol Surabaya) dari Waru sampai Tanjung Perak melalui jalan Lingkar Timur Luar untuk mengantisipasi lalu lintas dari Selatan menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan sebagai akses menuju Jembatan Suramadu.

    d. Rencana pelebaran Jalan Jagir di sebelah Barat rel Kereta Api sepanjang + 50 m untuk mengurangi kemacetan pada persimpangan Jagir dan pengaturan dengan lampu lalu lintas secara tepat

    Rencana pembangunan jaringan jalan dan beberapa pelengkap berupa jembatan atau fly over sepanjang sumbu Barat-Timur di dalam kota Surabaya. Pembangunan ruas jalan utama Barat-Timur dimaksudkan untuk menghubungkan wilayah Barat dan Timur kota yang terbelah oleh kali Surabaya dan rel kereta api serta untuk mengurangi beban lalu lintas di tengah kota, sekaligus menurunkan kepadatan lalu lintas. Proyek fly over Diponegoro-Pasar Kembang untuk mengatasi kemacetan akibat pertemuan arus empat jalan yang menghubungkan Surabaya Barat-Timur serta Utara-Selatan, antara lain Pasar Kembang, Diponegoro, Pandegiling, Banyu Urip, dan Girilaya yang menghubungkan Surabaya Barat-Timur serta Utara-Selatan. Fly over Pasar Kembang panjangnya 700 m dengan lebar 17 m dan akan memuat 2 lajur,

  • A-94 ISBN : 978-979-18342-3-0

    pembangunannya dimulai Januari 2011 dan ditargetkan selesai akhir 2012. Perluasan dan kerekayasaan jalan di Bundaran Dolog jalan Ahmad Yani dari tiga menjadi lima lajur dan

    menjadi satu paket dengan pembangunan fly over Pasar Kembang dan jembatan Branjangan Gresik.

    GAMBAR 4.2. KEMACETAN DIJALAN AHMAD YANI SURABAYA MEI 2011

    GAMBAR 4.3. RENCANA PERLUASAN DI BUNDARAN DOLOG JALAN AHMAD YANI DARI TIGA MENJADI LIMA LAJUR MENURUT RTRW SURABAYA 2009-2019 [6]

    4.3.Angkutan Umum Kota [7] Pembenahan kondisi angkutan umum Kota Surabaya berlandaskan sebagai berikut :

    - Angkutan umum diharapkan dapat melayani setiap bagian wilayah kota.

    - Adanya pembedaan moda transportasi antara jalur-jalur utama kota dengan bagian kota lain.

    - Adanya peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum sehingga menjadikan angkutan umum lebih menarik dari pada kendaraan pribadi.

  • A-95 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

    GAMBAR 4.4. RENCANA PENGGABUNGAN RUTE MENURUT RTRW SURABAYA 2003-2013 [1]

    Arahan berupa arahan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, yakni sebagai berikut :

    a. Jangka Pendek Pembenahan angkutan umum untuk rute-rute utama dan cabang yang dilayani oleh angkutan umum jenis bus, agar tidak tumpang tindih.

    b. Jangka Menengah Penerapan lajur khusus bus kota dapat diaplikasikan pada rute utama yang melayani Wilayah Utara-Selatan Surabaya dari Waru sampai Tanjung Perak, dengan prioritas utama jalan Raya Darmo sampai jalan Rajawali.

    c. Jangka Panjang Pengadaan Angkutan Umum yang bersifat massal berupa Mass Rapid Transit dengan jenis LRT dan Kereta Api Commuter. LRT diterapkan untuk jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat. Sedangkan Kereta Api Commuter lebih diarahkan untuk melayani pergerakan ulang alik antara Surabaya dengan kota`sekitarnya dalam kawasan Gerbangkertosusila. Konsep tersebut didukung perbaikan prasarana yang meliputi :

    - Pembangunan double track Wonokromo-Sidoarjo-Porong.

    - Pembangunan double track Wonokromo-Krian. - Pembangunan double track Pasar Turi-

    Kandangan-Tambak. - Pembangunan jalur penghubung Gubeng-Pasar

    Turi (fly over).

    - Pembangunan persilangan tidak sebidang pada beberapa jalan.

    - Pembangunan stasiun-stasiun : Waru-Tambak Osowilangun-Tugu Pahlawan-Kertajaya-Jemursari

    V. KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRASARANA WILAYAH

    5.1. Konsep dan Strategi Pengembangan Sistem Transportasi

    Dalam pengembangan sistem transportasi kota Surabaya tidak terlepas dari arahan regional Surabaya Metropolitan Area, yakni sebagai berikut :

    1. Pola grid pattern akan diaplikasikan dalam penyebaran aksesibilitas dari jalan-jalan kota.

    2. Pengembangan jaringan jalan dirancang guna mengembangkan lingkungan perkotaan dan menghubungkan antar pusat-pusat regional.

    3. Pergerakan arus lalu lintas harus dipisahkan antar transportasi regional dan transportasi lokal.

    4. Pengembangan jaringan jalan Arteri untuk mendukung dan menggairahkan pengembangan industri di sepanjang pesisir utara GERBANGKERTOSUSILA.

    5. Jalan-jalan by-pass dan ring road harus direncanakan untuk menghindari arus lalu lintas menerus dan mengatasi mobilitas yang tinggi dari arus lalu lintas antar kota

  • A-96 ISBN : 978-979-18342-3-0

    GAMBAR 5.1. RENCANA JARINGAN JALAN MENURUT RTRW SURABAYA 2003-2013 [1]

    GAMBAR 5.2. RENCANA AKSES PENGHUBUNG DARI ARAH TIMUR-BARAT DAN UTARA-SELATAN

    MENURUT RTRW SURABAYA 2003-2013 [1]

    TABEL 5.1. DASAR-DASAR PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN STRUKTUR KOTA SURABAYA [6]

    NO TUJUAN SASARAN 1. Mengurangi beban jaringan

    pusat kota Beban arteri primer jl.A.Yani-Tanjung Perak didistribusi ke - Lingkar Timur - Tol Waru-Perak - Lingkar Tengah Barat

    2. Meningkatkan akses Timur-Barat kota

    - Membuka jalur ITS-Benowo-Gresik - Membuka jalur Jagir-Sambikerep-Gresik - Membuka jalur Rungkut-Lakarsantri-Gresik

    3. Memacu perkembangan Wilayah Barat

    - Meningkatkan akses Timur-Barat - Membuka Lingkar Tengah-Barat dan Lingkar Barat - Meningkatkan jalur Banyu Urip-Benowo

    4. Membuka akses Juanda-Kota Surabaya

    - Melalui Lingkar Timur

    5. Meningkatkan jalur angkutan umum

    Membuka jalur angkutan massal bus kota yang melayani : - Jalur Utara-Selatan : Bungurasih-Tanjung Perak - Jalur Timur-Barat : ITS-Benowo

    Sumber : RTRW kota Surabaya 2003-2013

    5.2. Struktur Transportasi [1] Untuk mengatasi kurang efisiennya fungsi jaringan jalan dan tidak optimalnya sistem jaringan jalan yang menghubungkan antar kegiatan Kota Surabaya, maka ada dua skenario yang diusulkan untuk mengatasi kecenderungan yang terjadi :

    - Skenario I : Dengan asumsi bila jalan Lingkar Timur maupun Barat belum terealisasikan, maka jl.Demak-jl.Ijen-jl.Arjuno-jl.Pasar Kembang-jl.Diponegoro-jl.Wonokromo-jl.A.Yani tetap sebagai Arteri Primer.

    - Skenario II :

  • A-97 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

    Dengan asumsi bila jalanLingkar Timur maupun Barat sudah terealisasikan maka jl.Demak-jl.Ijen-jl.Arjuno-jl.jl.Pasar Kembang-jl.Diponegoro-jl.Wonokromo-jl.A.Yani akan berubah fungsi sebagai jalan Arteri Sekunder.

    Berdasarkan kecenderungan yang terjadi serta berdasarkan keppres no.15/2002 yang membolehkan semua proyek dilanjutkan pembangunannya (termasuk pembangunan jalan Tol Tengah) maka skenario II menjadi alternatif pilihan pertama. Dengan asumsi jika skenario II benar-benar terealisasi diharapkan akan mengurangi kemacetan dan kepadatan lalu lintas serta memindahkan jenis kendaraan besar (truk, bus antar kota dan sejenisnya) pada jalur seperti tersebut diatas.

    5.3. Transportasi Darat [1] 5.3.1.Jaringan Jalan Berdasarkan Study For Arterial Road System Development In Gerbangkertosusila, rencana pengembangan transportasi adalah :

    - Jalan Tol Surabaya-Mojokerto - Jembatan Suramadu - Jalan Tol Eastern Middle Ring Road - Jalan Tol Waru-Tanjung Perak (jalan Tol Tengah) - Rencana pelebaran 6-Lajur jalan Tol Surabaya-

    Gempol - Jalur Kereta Api Metro Utara-Selatan

    Jalur kereta api Metro dimulai dari Pelabuhan Tanjung Perak ke daerah Purabaya di Selatan kota Surabaya. Ada 25 buah stasiun pemberhentian dengan berbagai tipe sepanjang 18,0 km yang sebagian besar direncanakan berupa struktur elevated dan akan melewati pusat kota Surabaya.

    - Jalur Kereta Api Metro Barat-Timur Jalur kereta api yang melintas dari pusat kota Darmo Satelit di Barat ke terminal ITS dekat Pakuwon City (Laguna Indah) di Surabaya Timur. Ada 22 stasiun pemberhentian sepanjang 11,6 km pada rute ini.

    - Jalur khusus bus jalur Barat Laut-Timur Jalur khusus bus dimulai dari terminal Tambak Oso Wilangun dan melintas sepanjang alinyemen jl.Kalianak dan jl.Gresik. Panjang lajur khusus ini sepanjang 9,2 km dan terdiri atas 6 stasiun pemberhentian

    - Pelayanan kereta api untuk kawasan Sub Urban Berdasarkan identifikasi potensi yang cukup tinggi untuk pengembangan pelayanan kereta api untuk commuter sub urban antara Sidoarjo-Surabaya Kota, maka sistem ini diajukan sebagai alternatif pengguna angkutan umum bus yang saat ini sudah ada.

    VI. KESIMPULAN

    1. Untuk keseimbangan Supply dan Demand Transportasi, Pemerintah Kota Surabaya sedang membangun perluasan jalan di Bundaran Dolog jalan Ahmad Yani dari tiga lajur menjadi lima lajur, pembangunan fly over Diponegoro-Pasar Kembang untuk mengatasi kemacetan akibat pertemuan arus empat jalan yang menghubungkan Surabaya Barat-Timur serta Utara-Selatan. Saat ini sudah ada pengoperasian Kereta Api Commuter : Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Mojokerto, Surabaya-Lamongan.

    2. Usaha-usaha yang sedang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam pembangunan Supply Transportasi adalah membangun jalan Lingkar Timur, MERR, Frontage Road, Lingkar Barat, Tol Surabaya-Mojokerto (Tol Sumo),dan rencana proyek Tol Tengah Kota, proyek Jalan Lintas Selatan (JLS), proyek Rel Kereta Api Double Track Elevated Railway (DTER) Gubeng-Juanda sepanjang 22 km.

    3. Usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah rencana memperbanyak Angkutan Umum yang bersifat massal, berupa Mass Rapid Transit dengan jenis LRT dan Kereta Api Commuter. LRT diterapkan untuk jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat; sedangkan yang telah beroperasi adalah Kereta Api Commuter : Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Mojokerto, Surabaya-Lamongan, hal ini diarahkan untuk melayani pergerakan ulang alik antara Surabaya dengan kota sekitarnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1]. Pemerintah Kota Surabaya, (2002), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Surabaya tahun 2003-2013, Badan Perencanaan Pembangunan.

    [2]. F.D.Hobbs, 1995, Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas, EdisiKedua, Gajah Mada University Press.

    [3]. Danforth, P.(1970), Transport Control, Science and Technology Series, Aldus Books, London.

    [4]. Gwilliam, K.M.(1964), Transport and Public Policy, George Allen & Unwin, London.

    [5]. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, (2008), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Timur tahun 2009-2029, Badan Perencanaan Pembangunan.

    [6]. Pemerintah Kota Surabaya, (2008), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Surabaya tahun 2009-2019, Badan Perencanaan Pembangunan.

    [7]. Meybing, A. H. And Stopher, P. R. (1974), A Framework for the Analysis of Demand for Urban Goods Movement, Record 496, Transportation Research Board, Washington.

  • A-98 ISBN : 978-979-18342-3-0

    Halaman ini sengaja dikosongkan