acuan perancah 2

Upload: tryprasetiyowibowo

Post on 09-Oct-2015

268 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Materi Acuan Perancah 2

TRANSCRIPT

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Dalam periode masa sekarang bangunan-bangunan yang dibangun baik

    gedung, jembatan maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunan terbuat

    dari beton. Beton merupakan salah satu jenis struktur utama pada suatu bangunan

    yang berfungsi menopang beban yang terjadi. Pada awalnya, beton merupakan bahan

    yang plastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras dan mempunyai kekuatan

    tertentu pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    Untuk membentuk beton menjadi ukuran tertentu diperlukan suatu cetakan

    yang memenuhi pesyaratan. Acuan dan perancah merupakan suatu pekerjaan yang

    sangat menentukan dalam mewujudkan bentuk struktur beton, maka dalam

    pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus mempunyai keterampilan

    khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan dan perancah.

    Acuan perancah sendiri didefinisikan sebagai suatu konstruksi yang berupa

    mal / cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah untuk suatu konstruksi beton

    yang biasa disebut bekisting / mal / formwork.

    Dalam laporan ini dibicarakan metode pelaksanaan acuan dan perancah,

    khususnya yang konvensial mulai dari pengetahuan dasar atau praktis, langkah -

    langkah pelaksanaan yang selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.

    1.2 Masalah dan ruang lingkup masalah

    Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas masalah konstruksi acuan

    perancah karena dalam hal mencetak sebuah kolom atau membuat cetakan lantai,

    balok, tangga dan pondasi acuan perancah memegang peranan yang sangat penting.

    Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diperlukan keahlian

    pekerja, teknologi yang maju, serta mutu bahan yang baik.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2

    1.3 Tujuan dan penulisan masalah

    Adapun tujuan dari Praktek Acuan Perancah ini adalah :

    Mengetahui teknik pengerjaan acuan perancah yang baik dan benar

    Mengetahui fungsi / kegunaan dari alat - alat dalam proses pengerjaan

    konstruksi acuan perancah

    Mengetahui bahan - bahan apa saja yang dibutuhkan dalam pengerjaan

    konstruksi acuan perancah dan akanestimasi bahan dan waktu

    Mampu membedakan kualitas bahan berdasarkan kelasnya

    Memberikan pengetahuan tentang perencanaan kerja acuan perancah sehingga

    mampu untuk merencanakan serta melaksanakan suatu pekerjaan yang

    menyangkut acuan perancah / beton

    Adapun manfaat dari Praktek Kerja formwork ini adalah :

    Dapat memperkaya diri guna bekal di kemudian hari mengenai konstruksi

    acuan perancah

    Dapat mengetahui teknik pengerjaan acuan perancah yang baik dan benar

    Mahasiswa dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan dalam

    penyelesaian konstruksi acuan perancah

    Mahasiswa dapat menyadari akan keberadaan potensi dirinya serta kondisi

    lingkungan yang menunjang untuk dapat dikembangkan dan berupaya

    menjadikan diri sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.

    1.4 Metode penulisan

    Pada penulisan Catatan Bengkel ini, data diperoleh pada saat penulis

    mengikuti praktek kerja acuan perancah di Bengkel Terbuka serta merangkum buku -

    buku jurusan Teknik Sipil khususnya Mata Kuliah Konstruksi Acuan Perancah.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Dasar

    Perkembangan industri konstruksi dewasa ini mengalami perkembangan yang

    pesat dengan berbagai jenis bahan sebagai struktur utamanya. Beton bertulang

    merupakan salah satu di antara sejumlah jenis bahan yang digunakan sebagai

    pendukung utama pada suatu bangunan.

    Berdasarkan kenyataan bahwa pada bangunan tertentu struktur beton

    bertulang merupakan salah satu pilihan yang telah banyak digunakan dan terbukti

    mempunyai kelebihan jika dibanding dengan jenis bahan yang lainnya.

    Dalam membentuk beton plastis menjadi bentuk beton seperti yang

    diinginkan tidak lepas dari peranan cetakan atau pembentuknya. Salah satu

    keuntungan penggunaan beton bertulang sebagai bahan bangunan struktur utama

    adalah dapat dibuatnya beton tersebut menjadi berbagai kemungkinan bentuk dan

    ukuran sesuai dengan keinginan maupun bentuk arsitekturnya.

    Dalam proses mewujudkan bentuk struktur beton yang diinginkan, maka hal

    ini tidak lepas dari pekerjaan bantu ( awal ) yang dikenal dengan pekerjaan acuan dan

    perancah atau pekerjaan bekisting atau formwork.

    Dari ketiga istilah tesebut di atas mempunyai arti dan tujuan yang sama,

    namun yang umum digunakan sebagai istilah di lapangan atau proyek adalah istilah

    bekisting.

    Walaupun bekisting merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara,

    namun mempunyai fungsi :

    Memberikan bentuk kepada konstruksi beton

    Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan

    Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan

    mampu memikul beban sendiri maupun beban luar

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 4

    Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran

    Sebagai isolasi panas pada beton.

    2.2 Unsur unsur acuan perancah

    Unsur-unsur yang terdapat dalam acuan dan perancah adalah sebagai berikut :

    1. Acuan

    Acuan merupakan bagian penting dari Acuan dan Perancah yang mempunyai

    fungsi sebagai pembentuk beton dan dimensi yang diinginkan, serta merupakan unsur

    penting untuk menentukan hasil akhir permukaan beton. Acuan terbuat dari bahan

    papan yang disambung pada arah memanjang maupun melebar menggunakan klam

    atau menggunakan multiplex.

    2. Klam

    Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi

    Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun

    melebar

    Sebgai bahan pengaku acuan pada arah melebar klam dapat terbuat dari papan

    seperti papan acuan, namun perlu dipotong - potong sesuai ukuran yang

    dikehendaki.

    3. Gelagar

    Gelagar pada unsur acuan dan perancah mempunyai fungsi sebagai penopang

    langsung dari acuan yang ada serta dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang

    diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun

    papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu berukuran balok maupun berukuran

    papan tergantung dari perencanaan pemakaian bahan, tetapi yang pasti gelagar yang

    berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan untuk menopang beban yang lebih berat

    jika dibandingkan balok kasau berukuran 4 x 6 cm maupun papan 2 x 20 cm.

    Jarak pemasangan gelagar tergantung dari ;

    Ukuran penampang bahan gelagar

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 5

    Beban yang dipikul

    Ketebalan papan acuan.

    4. Tiang penyangga

    Tiang penyangga, khususnya sesuai dengan pembatasan pembahasan ini dapat

    terbuat dari bahan kasau, dolken maupun bambu. Tiang penyangga menopang

    langsung kedudukan gelagar, sehingga panjang tiang penyangga merupakan fungsi

    dari ketinggian kedudukan acuan. Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung

    dari :

    Beban yang ditopang

    Ukuran balok

    Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu tersendiri

    Skor atau pengaku.

    Skor merupakan bagian dari acuan dan perancah yang berfungsi untuk

    memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan dan perancah yang ada. Agar

    didapat suatu sistem acuan dan perancah yang memenuhi persyaratan kekakuan,

    maka skor dipasang pada dua posisi :

    Skor horizontal merupakan skor yang mempunyai fungsi untuk

    mempersatukan tiang penyangga yang ada, sehingga tiang-tiang tersebut akan

    bekerja bersamaan pada saat mendapatkan gaya

    Skor diagonal merupakan skor yang dipasang miring pada arah vertikal, yang

    mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal ( goyangan )

    yang timbul pada tiang penyangga.

    Skor horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya. Skor diagonal saja tidak

    mampu menerima gaya karena tidak ada persatuan antar tiang penyangga dan yang

    bisa terjadi tiang akan melendut. Kombinasi antara skor horizontal dan diagonal akan

    mempunyai kemampuan menopang gaya, karena terjadi kekompakan tiang dan skor.

    5. Papan alas tiang perancah

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 6

    Papan alas yang dimaksud di sini bukan berarti papan alas harus dibuat dari

    papan, tetapi bisa saja papan alas tersebut dibuat dari balok kayu, baja atau beton.

    Karena papan alas yang dimaksud di sini adalah papan atau bahan yang berfungsi ;

    Sebagai bahan ( alat ) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung -

    ujung tiang penyangga

    Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung - ujung tiang

    akibat adanya gaya-gaya horizontal

    Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang - tiang apabila

    tiang - tiang tersebut harus dipasang pada tempat - tempat bergelombang.

    6. Baji

    Baji merupakan suatu perlengkapan acuan dan perancah yang berfungsi untuk

    membuat acuan balok maupun lantai menjadi horizontal. Dengan adanya baji yang

    dipasang di bawah tiang dan berhubungan dengan papan alas, maka dengan mudah

    acuan dan perancah di-stel kedatarannya. Baji terbuat dari balok kayu yang dipotong

    pendek dan dibelah miring. Dengan dibelah miring, maka diharapkan dapat dipakai

    untuk menyetel kedataran secara halus.

    2.3 Bahan-bahan pembuatan acuan perancah

    2.3.1 Bahan bahan Utama

    Bahan - bahan yang digunakan untuk membuat cetakan ;

    a. Kayu

    Kayu yang biasa dipakai untuk acuan dan perancah adalah kayu kelas III dan

    kelas IV.

    Misalnya :

    Kayu Meranti; kelas kuat II III; kelas awet II IV; ukuran yang

    dipakai yaitu 3/20, 6/12, 5/7

    Kayu Albasia; kelas kuat IV; ukuran kayu yang dipakai 2/20 , 4/10

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 7

    b. Plywood / multiplex

    Multiplex digunakan sebagai bahan papan acuan dan dipakai untuk pekerjaan

    yang cukup besar serta untuk permukaan beton yang tidak diplester lagi atau tidak

    memerlukan finishing. Dalam penggunaan bahan ini diusahakan agar tidak banyak

    pemakuan supaya bahan ini mudah dibongkar dan tidak cepat rusak.

    Untuk ukuran multiplex yang sering digunakan adalah dengan ketebalan 1,8 -

    2,4 cm; lebar 122 cm dan panjang 244 cm.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 8

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Definisi

    Cetakan beton juga sering disebut bekisting, adalah suatu konstruksi

    pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari bentuk

    beton yang dikehendaki. Dapat dikatakan juga adalah suatu konstruksi sementara dari

    suatu bangunan yang fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang

    dikehendaki.

    3.2 Bagian Konstruksi

    Bagian-bagian pada acuan :

    Papan cetakan

    Pengaku / penyokong

    Pengaku cetakan

    Gelagar

    Bagian-bagian pada perancah

    Pasak / baji

    Tiang acuan

    3.3 Bahan yang di gunakan untuk membuat cetakan

    Bahan-bahan yang biasa digunakan di dalam pembuatan cetakan antara lain :

    Papan acuan dan gelagar :

    ~ terentang ~ plat baja ~ albasia

    ~ suren ~ plywood

    3.4 Penyimpanan bahan-bahan

    3.4.1 Papan

    3.4.2 Plywood

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 9

    Penyimpanan plywood hampir sama dengan penyimpanan kayu kayu yang

    lain. Tetapi untuk plywood juga bisa disimpan dalam posisi miring.

    3.4.3 Dolken / Gelam

    Dolken yang biasa digunakan untuk perancah, jenis pinus akasia, kayu manis,

    kayu laut, dll. Dolken ini harus lebih tinggi dari mutunya papan acuan dan tahan

    terhadap cuaca. Jadi untuk keadaan yang memaksa penumpukan bisa diletakkan di

    luar gudang. Adapun ukuran dolken yang biasa digunakan untuk perancah dan acuan

    berdiameter 6 10 cm dengan panjang 4 meter.

    3.5 Syarat-syarat umum pekerjaan acuan dan perancah

    Acuan merupakan konstruksi sementara yang akan dibongkar lagi setelah

    beton mencapai batas umur yang ditentukan. Untuk itu cetakan harus dibuat

    sedemikian rupa agar mudah dibongkar setelah beton mencapai umur, akan tetapi

    harus cukup kuat dan kaku selama dalam waktu penggunaan.

    Syarat syarat umum acuan dan perancah :

    1. Cetakan harus kuat

    Sebelum beton mencapai umur, maka yang harus diketahui bahwa seluruh

    berat beton basah disangga oleh acuan dan bangunan perancah termasuk beratnya

    sendiri serta peralatan yang digunakan, maka bangunan perancah harus kuat dan

    kaku.

    2.Cetakan harus kaku

    Telah dijelaskan di atas bahwa beban yang menumpu pada cetakan di

    antaranya beban horizontal. Beban horizontal ini yang mengakibatakan cetakan

    mudah goyang atau labil.

    3.Cetakan harus bersih

    Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik kecuali syarat syarat di atas

    untuk cetakan juga harus diperhatikan bahwa cetakan harus bersih. Apabila cetakan

    tidak bersih maka dalam pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 10

    adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton. Dan seandainya kotoran tidak

    naik maka kotoran akan melekat pada permukaan beton dan sulit dibersihkan.

    4.Cetakan harus mudah dibongkar

    Pada saat pembongkaran, cetakan harus :

    Tidak merusak beton yang sudah jadi

    Bisa digunakan berkali kali

    3.6 Acuan Perancah Kolom

    Kolom ditinjau dari segi sturkturnya merupakan bagian yang penting karena

    struktur ini berfungsi meneruskan beban di atasnya ke pondasi dan selanjutnya

    diteruskan ke tanah dasar.

    Penempatan kolom di dalam struktur bangunan, pada umumnya diletakkan

    pada jarak - jarak tertentu, sehingga suatu saat kolom ditempatkan di bagian depan

    bangunan atau bahkan di tengah ruangan. Agar kedudukan kolom - kolom berdiri

    dengan kokoh, maka kolom tersebut dihubungkan antara satu dengan yang lainnya

    pada arah horizontal dengan sloof dan ring balok. Disarankan kolom di-cor tidak

    bersamaan dengan balok maupun lantai, tetapi harus di-cor lebih dahulu guna

    menjaga kestabilan pada bekisting pengecoran berikutnya.

    3.7 Acuan Perancah Balok

    Balok merupakan bagian konstruksi yang posisinya mendatar, yang

    mempunyai penampang tidak banyak variasinya karena kadang - kadang balok tidak

    kelihatan atau hanya kelihatan sebagian, sehingga jika ditinjau dari segi artistiknya

    kurang berperan jika dibandingkan dengan kolom yang berdiri di tengah ruangan.

    3.8 Acuan Perancah Lantai

    Pembangunan gedung bertingkat bertujuan untuk mendapatkan jumlah

    ruangan yang diperlukan ke arah vertikal dengan pertimbangan akan lebih

    menguntungkan dengan cara tersebut.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 11

    Gedung bertingkat merupakan suatu konstruksi bangunan yang mempunyai

    lapis lantai lebih dari satu yang bersusun dari bawah ke atas. Suatu bangunan yang

    tinggi, tetapi hanya mempunyai satu lapis lantai tidak bisa disebut bangunan

    bertingkat.

    3.9 Acuan Perancah Tangga

    Pada setiap pembuatan bangunan bertingkat, maka pekerjaan tangga juga

    diperlukan. Fungsi dari tangga ialah untuk menghubungkan lalu lintas dari satu lantai

    ke lantai lain. Tangga bisa dibuat dari konstruksi kayu, baja, alumunium, beton dan

    lain - lain. Sedang menurut bentuknya, tangga memiliki bentuk yang bervariasi

    seperti : tanggga spiral, tangga lurus, tangga dengan burdes, tangga poros, tangga

    lingkaran, dll.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan membuat tangga adalah :

    Perencanaan tangga

    Macam bentuk optride

    Pembuatan cetakan tangga

    Perencanaan tangga.

    Yang harus kita ketahui sebelum merencanakan sebuah tangga ialah

    ketinggian dari tangga. Syarat - syarat lain agar suatu tangga bisa ideal antara lain :

    1. Kemiringan maximum 45 atau dengan mengunakan perbandingan

    2. 2 x Optride + 1 x antride = 1 langkah = 57 65 cm

    3. Tinggi optride untuk :

    bangunan umum = 17 cm

    rumah tinggal = 20 cm

    4. Antride minimum 25 cm

    5. Lebar tangga untuk :

    bangunan umum = 120 cm

    rumah tinggal = 80 - 120 cm

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 12

    PEMBUATAN CETAKAN TANGGA

    Tahap - tahap pembuatan cetakan tangga antara lain :

    1. Pemasangan tiang - tiang

    Sebelum pemasangan, tiang yang akan dikerjakan harus diukur dahulu tinggi

    tiang yang dibutuhkan, dengan jalan menarik benang dari lantai di bawahnya

    sepanjang bentang tangga yang direncanakan. Kemudian ditentukan letak tiang

    tiangnya. Pada tempat tempat itu diukur tingginya dan ukuran ukurannya ini

    adalah ukuran tinggi tiang yang dibutuhkan lalu dipasang pada masing - masing

    tempat tadi. Tinggi tiang jangan diukur tepat dengan ukuran tadi tapi dikurangi

    sedikit, dengan maksud agar lebih mudah di dalam penimbangan gelagar.

    Pemasangan tiang tiang ini tidak berbeda dengan pemasangan tiang pada balok dan

    lantai, baik dudukannya ataupun penyekorannya.

    2. Penimbangan gelagar

    Setelah pemasangan tiang tiang selesai lalu dilanjutkan dengan

    penimbangan dan pemasangan gelagar. Penimbangan gelagar hampir sama dengan

    penimbangan gelagar untuk cetakan lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal,

    tetapi sesuai dengan kemiringan tangga.

    3. Pemasangan papan lantai

    Pemasangan papan lantai tidak banyak berbeda dengan pemasangan papan

    lantai acuan pada cetakan lantai. Kita tinggal memasang di atas gelagar gelagar

    yang sudah terpasang di bawahnya dan memakukannya pada gelagar tadi.

    4. Pemasangan dinding cetakan beserta penggambaran tride tridenya

    Bagian tepi lantai yang sudah terpasang tadi harus lurus sesuai dengan lebar

    tangga. Baru setelah itu, dinding cetakan dipasang pada tepi lantai cetakan, berdiri

    vertikal kemudian disokong pada bagian atasnya dengan tiang bagian luar di samping

    dinding tadi, sedang bagian bawah ditahan oleh papan penguat yang dipakukan pada

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 13

    gelagar. Penggambaran tride tridenya dengan menggunakan waterpass, siku, dan

    meteran.

    5. Pemasangan papan pencetak optride

    Setelah semua tride tergambar pemasangan papan papan pencetak, optride

    tidak bisa langsung dipasang tapi harus terlebih dahulu dilakukan pemasangan

    penulangan. Setelah pemasangan penulangan selesai, papan papan optride dipasang

    dengan diperkuat oleh klos yang dipakukan pada dinding cetakan. Pada bagian tengah

    papan ini diberi sokong dipakukan dengan sebilah kayu yang kita pasang miring dari

    atas ke bawah.

    Pembongkaran Acuan Perancah

    1.Kapan Acuan Perancah Dibongkar

    Pembongkaran acuan / perancah dilakukan apabila beton sudah mencapai

    umur 28 hari. Pada konstruksi tertentu kita bisa membongkarnya lebih awal,

    misalnya pada pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, dll; biasanya pada konstruksi

    yang tidak menggantung. Pembongkaran terpaksa dilakukan karena waktu yang

    diperlukan oleh pekerjaan lain yang tergantung dari pekerjaan beton tersebut untuk

    konstruksi yang menggantung jangan sekali kali dilakukan pembongkaran acuan /

    perancah sebelum beton cukup umur, misalnya pada balok, lantai, konsol, luifel, dll.

    Apabila hal ini dilakukan, maka akan berakibat buruk, misalnya retak pada beton,

    atau lepasnya ikatan beton dengan tulangan.

    2.Cara cara Pembongkaran Acuan Perancah

    Dalam pembongkaran acuan perancah harus diperhatikan beberapa syarat,

    misalnya syarat ekonomis, syarat keamanan, dan syarat konstruksi.

    Syarat Ekonomis

    Usahakan bekas bahan bongkaran supaya bisa dipakai lagi. hal ini dapat

    dilakukan apabila dalam pembongkaran dilakukan secara hati hati.

    Syarat Keamanan

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 14

    Selain syarat ekonomis harus juga diperhatikan syarat syarat keamanan. Hal

    ini penting sekali, jangan sampai di dalam pembongkaran urutan pembongkaran tidak

    diperhatikan sehingga bagian yang belum terbongkar ataupun yang sudah terbongkar

    dapat mencelakakan pekerja yang sedang bekerja. Misalnya di dalam pembongkaran

    acuan / perancah lantai. Pertama dibongkar dahulu skor skornya kemudian tiang

    tiangnya. Dalam pembongkaran tiang, harus hati hati karena tiang ini yang

    menyangga seluruh beban di atasnya. Kalau tidak hati hati maka apa apa yang ada

    di atasnya bisa rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada di bawahnya.

    Gunakan pakaian kerja ( sepatu, pakaian kerja, helm, dll ).

    Syarat Konstruktif

    Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan bidang momen yang

    timbul harus sama dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada

    pembongkaran tiang perancah lantai harus dimulai dari tengah dulu kemudian ke arah

    tepi. Hal ini dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan sama dengan bidang

    momen yang direncanakan. Sedang pada pembongkaran konsol ( balok kantilever ),

    dimulai dari ujung. Dengan maksud untuk mendapatkan bidang momen yang sama.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 15

    BAB IV

    URAIAN KERJA

    Job : I

    Judul : Membuat cetakan dan acuan kolom

    Dengan menggunakan rapid klem

    A. Tujuan Praktek

    Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

    Membuat cetakan dan acuan kolom segi empat dengan menggunakan rapid

    klem

    Menyetel cetakan kolom menjadi vertical

    Meluruskan kedudukan cetakan kolom yang satu dengan cetakan kolom yang

    lainnya

    B. Peralatan yang Digunakan

    Pensil

    Siku

    Benang

    Unting - unting

    Selang plastik

    Rol meter

    Ketam

    Gergaji

    Palu cakar

    Mesin rapid klam

    C. Bahan yang Digunakan

    Multiplex

    Balok

    Paku ukuran 1.5, 2, 2.5, 3

    Besi beton

    Rapid klem

    D. Keselamatan Kerja

    Tempatkan alat - alat kerja pada tempatnya

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 16

    Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm

    Tempatkan bahan - bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu selama

    pekerjaan berlangsung

    Konsentrasi pada waktu bekerja

    E. Langkah Kerja

    Pelajari dan pahami gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahan

    Persiapkan alat - alat dan bahan-bahan

    Membuat dan merangkai multiplex sesuai dengan ukuran yang tercantum didalam

    gambar sebagai cetakan dari kolom

    Buat papan duga dengan ketinggian peil tertentu dan tentukan as untuk kolom

    selanjutnya, dari as tersebut kita pindahkan ukuran kolom

    Dirikan cetakan kolom pada tempatnya

    Pasang balok - balok vertikal ditempat sisi kolom tersebut

    Selanjutnya kita memasang dua balok pengklem pada sisi dihadapannya dengan

    jalan kedua balok tersebut kita rangkaikan dengan rapid klam, setelah itu kita

    memasang kedua sisi yang lainnya dengan langkah yang sama

    Jarak balok pengklem yang berada disebelah bawah ( dari permukaan tanah / lantai

    ) 15 - 25 cm dan jarak antara balok pengklem satu dengan yang lainnya 90 cm

    Kontrol letak dari acuan kolom tersebut terhadap benang, dan untuk ketegakan dari

    acuan kolom tersebut kita dapat gunakan dua buah unting - unting atau waterpas

    Pasang skor untuk acuan kolom tersebut sehingga kedudukan dari acuan kolom

    betul - betul kaku dan kuat serta tidak goyang

    Untuk mendirikan kolom selanjutnya, mengulangi langkah kolom tersebut diatas

    Kontrol kembali semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar

    Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya

    Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 17

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 18

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 19

    Job : II

    Judul : Membuat cetakan dan acuan kolom Dengan menggunakan

    plat besi Sebagai pengklem cetakan

    A. Tujuan Praktek

    Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

    Membuat acuan dan cetakan kolom

    Menyetel cetakan kolom menjadi vertikal

    Meluruskan cetakan kolom yang satu dengan yang lainnya

    Memasang plat besi sebagai pengklem

    B. Peralatan yang Digunakan

    Pensil

    Siku-siku

    Benang

    Selang plastic

    Unting - unting

    Rol meter

    Ketam

    Gergaji

    Waterpas

    Palu cakar

    C. Bahan yang Digunakan

    Multiplex

    Papan terentang

    Usuk

    Paku ukuran 1, 1.5,2.5

    Plat besi

    D. Keselamatan kerja

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 20

    Tempatkan alat - alat kerja pada tempatnya

    Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm

    Konsentrasi pada waktu bekerja

    Tempatkan bahan - bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu selama

    pekerjaan berlangsung

    E. Langkah Kerja

    Pelajari dan pahami gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan-bahannya

    Persiapkan alat dan bahannya

    Membuat dan merangkai multiplex sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam

    gambar sebagai cetakan dari kolom

    Jarak klem perangkai 35 - 45 c

    Buat papan duga dengan ketinggian peil tertentu dan tentukan as untuk kolom,

    kemudian dari as tersebut kita pindahkan ukuran kolom

    Dirikan plat - plat besi pengklem pada setiap klem perangkai

    Kontrol letak dari acuan kolom tersebut terhadap benang serta untuk pengontrolan

    ketegakan dari acuan kolom tersebut kita dapat menggunakan dua buah unting -

    unting ataupun waterpass

    Pasang sekat / pengaku untuk acuan kolom tersebut sehingga kedudukan dari

    acuan kolom betul-betul kaku, kuat dan kokoh

    Untuk mendirikan kolom selanjutnya kita dapat mengulangi langkah - langkah

    kerja tersebut diatas

    Kontrol kembali semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar atau ketentuan

    kolom

    Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya

    Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 21

    TAMPAK ATAS

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 22

    TAMPAK DEPAN

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 23

    Job : III

    Judul : Membuat cetakan dan acuan balok Dengan

    menggunakan rapid klem

    A. Tujuan

    Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

    Membuat cetakan dan acuan untuk balok

    Menyetel cetakan balok menjadi horizontal

    Mendirikan steel prof dengan bentuk yang benar

    B. Peralatan yang Digunakan

    Pensil

    Siku-siku

    Benang

    Unting - unting

    Selang plastik

    Rol meter

    Ketam

    Gergaji

    Palu cakar

    Waterpass

    Mesin rapid klam

    C. Bahan yang Dibutuhkan

    Papan terentang

    Balok

    Paku

    Besi / kawat

    Steel prof

    Rapid klam

    Pipa paralon

    Multiplex

    D. Keselamatan Kerja

    Tempatkan alat - alat pada tempatnya

    Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm

    Konsentrasi pada waktu bekerja

    Tempatkan bahan-bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

    selama berlangsungnya pekerjaan

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 24

    E. Langkah Kerja

    Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahannya

    Persiapkan alat dan bahannya

    Mendirikan tiang perancah yang pertama, yang berkedudukan dekat kolom.

    Untuk tiang perancah selanjutnya dapat kita dirikan sepanjang balok arah

    membujur

    Pada kedua tiang tadi kita hubungkan dengan balok membujur

    Dirikan tiang perancah yang terletak disampingnya dan dengan langkah kerja

    yang sama

    Pada kedua balok membujur tersebut kita hubungkan dengan papan pengaku

    pada kedua ujungnya, jarak kedua balok membujur tersebut sejauh 120 - 160

    cm

    Pasang balok arah melintang dengan jarak sesuai gambar (60 - 80cm) dan

    ketinggian dari balok-balok melintang tersebut harus level, adapun panjang

    balok melintang tergantung dari besar / kecilnya balok beton

    Pasang tiang - tiang steel proof diantara dua buah tiang yang telah terpasang

    tersebut diatas dengan jarak 70 - 130 cm

    Pasang acuan balok pada kedua sisinya, yang disebelah bawah dapat kita

    lakukan dengan papan penjepit

    2/3 dari ketinggian acuan balok kita pasangkan rapid klem, dan pasang balok -

    balok pengeklem untuk rapid klem

    Pada acuan balok tersebut kita pasang papan pengaku pada kedua sisi acuan

    sehingga kedudukan dari acuan balok stabil, kokoh dan kaku

    Tiang perancah harus disokong / dikakukan baik arah melintang maupun arah

    membujur serta antara tiang - tiang perancah harus kita sokong hingga

    kedudukan dari tiang - tiang dari perancah tersebut kaku dan kuat

    Kontrol sermua hasil pekerjaan sesuai gambar dan ketentuan lainnya

    Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya

    Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 25

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 26

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 27

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 28

    Job : IV

    Judul : Membuat cetakan Lantai

    A.Pengertian

    Cetakan lantai adalah lantai yang bisanya terletak diatas lantai dasar yang

    mana lanta itu harus kuat dan plat lantai harus terikat kuat satu sama lainnya.

    Cetakan lantai biasanya disuatu konstruksi bangunan rumah lantai 2 dan seterusnya

    dan gedung.Lantai ini harus terikat denngan balok

    B.Tujuan

    Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Membuat cetakan lantai dengan benar.

    2. Meperhitungkan kekuatan terhadap lantai.

    3. Mepergunakan bahan dan perlata dengan baik dan benar.

    C.Instruksi Umum

    1. Perhatikan Keselamatan Kerja.

    2. Pahamilah Instruktur menerangkan dan bertanyalah jika kurang mengerti.

    3. Pahamilah cara menghitung kebutuhan bahan dan lata yang digunakan.

    4. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.

    D.Bahan dan Alat

    1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Cetakan Lantai:

    2. Multiplex 2cm

    3. Balok 8/12 X 400 cm

    4. Papan 2/20 X 400 cm

    5. Paku

    6. Kawat Beton 1mm

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 29

    Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Cetakan Lantai:

    1. Pensil

    2. Siku

    3. Rol Meter

    4. Unting-Unting

    5. WaterPass

    6. Palu Cakar

    7. Gergaji Tangan

    8. Circular Hand Saw

    9. Schaefolding uk.170 cm dan

    uk.90 cm

    10. Extra Folding

    11. Penyambung Schaefolding

    12. Kakak Tua

    13. Rol Kabel

    14. Helm

    E.Langkah Kerja

    1. Persiapkanlah bahan dan alat yang akan digunakan.

    2. Taruhlah Schefolding 170 cm ditengah dengan jarak kanankiri 50 cm.

    3. Pasanglah Extra folding Alas di Schaefolding dan pasanglah penyambung

    Schaefolding dan pasanglah juga shcaefolding 90 cm dan taruhlah juga Extra

    Folding terbuka,sebaiknya Schaefolding dialasi papan yang rata .

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 30

    4. Aturlah ketinggian Schaefolding sampai dengan ketinggian 298 cm,yaitu:

    Jadi Tingginya yaitu:

    [2 + 170 + 90 + 12 +12 + 7(Extrafolding Bawah)+7(Extrafolding)]=300

    cm(Sisa 14 cm dibagi sehingga 7 cm untuk atas dan 7cm untuk bawah)

    5. Setelah telah dipasang Schaefolding ,taruhlah Balok penyangga 8/12 300 cm

    di extra folding atas ,pakukan dan ikat dengan kawat beton agar kuat.

    6. Setelah Balok penyangga dipasang taruhlah gelagar dengan jarak 50-60

    cm,dan kedataranya dilihat dengan WaterPass.

    7. Setelah dipsang dan pakukan semuanya taruhlah papan multiplex uk.2.44

    X1.22 m dengan tebal 2 cm diatas a gelagar dan harus rapat dengan dari

    tebal tep balok 30 cm.

    8. Setelah selesai ,periksanlah pekerjaan pada Instruktur.

    9. Selanjutnya,rapikanlah bahan dan peralatan yang digunakan dan simpan pada tempat semula.

    Tinggi = Papan Alas+T.Schaefolding I+Schaefolding II+Balok

    penyangga+Gelagar+Extrafolding[atur sampai sesuai dengan

    ukurannya]

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 31

    Catatan

    Pada saat pemasangan Cetakan lantai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

    1. Pengikatan balok penyangga harus kuat.

    2. Gelagar harus dengan kaedah WaterPass.

    3. Pada saat penyambungan antara lanta dan balok cetakan lanta rapat dengan

    cetakan balok dari tebal papan balok 30 cm agar pada saat pembongkaran

    lebih mudah.

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 32

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 33

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 34

    Job : V

    Judul : Membuat cetakan dan acuan dinding

    Beton dengan sistem rapid klem

    A. Tujuan

    Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

    Membuat cetakan dan acuan dinding

    Menegakkan atau melevelkan cetakan dan acuan dinding beton

    Memasang, meletekkan cetakan dan acuan jendela, pintu dan kotak pada

    dinding acuan tersebut

    B. Peralatan yang Digunakan

    Pensil

    Siku-siku

    Benang

    Unting-unting

    Rol meter

    Selang plastic

    Ketam

    Gergaji

    Palu cakar

    Mesin rapid klem

    Waterpas

    Rapid klem

    C. Bahan yang Dibutuhkan

    Papan terentang

    Multiplex

    Balok

    Paku

    Besi beton

    Pipa paralon

    D. Keselamatan Kerja

    Tempatkan alat-alat pada tempatnya

    Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm

    Konsentrasi pada waktu bekerja

    Tempatkan bahan-bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

    selama berlangsungnya pekerjaan

    E. Langkah Kerja

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 35

    Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan bahannya

    Persiapkan alat dan bahannya

    Semua ukuran dari ketebalan balok-balok pengeklem harus disamakan

    terlebih dahulu

    Dirikan pada sisi luar dinding cetakan balok-bal;ok pengeklem vertical pada

    tempatnya dan kedudukan dari balok-balok tersebut kita levelkan serta

    dikakukan

    Pasang multiplex yang terbawah (setebal 25-30 cm) pada balok-balok tersebut

    Pasang multiplex pada kedudukan kawat pengiakat setinggi 100-120 cm

    (jarak rapid klem kearah vertical)

    Ulangi langkah kerja tersebut untuk langkah-langkah selanjutnya sampai

    acuan terbentuk seperti gambar

    Pasang pada dinding cetakan tersebut cetakan pintu, jendela, dan cetakan

    kotak pada tempat yang telah direncanakan pada gambar

    Bila semua pemasangan balok - balok pengklem horizontal telah selesai dan

    masing-masing kawat pengikat telah dikencangkan, semua hasil pekerjaan

    kita periksa kembali apakah sudah sesuai dengan gambar kerja, dan ketentuan

    - ketentuan lainnya

    Semua hasil pekerjaan harus kokoh dan kaku

    Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya

    Laporkan pada instruktur bhwa pekerjaan telah selesai dan siap untuk

    diperiksa

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 36

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 37

    Job : VI

    Judul : Membuat cetakan dan acuan tangga

    Dengan bentuk lingkaran

    A. Tujuan

    Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

    Merencanakan tangga yang ideal

    Membuat cetakan dan acuan tangga dengan bentuk lingkaran

    Menentukan panjang antride, lebar antride dan sebagainya

    B. Peralatan yang Digunakan

    Pensil

    Siku-siku

    Benang

    Unting - unting

    Waterpass

    Selang plastik

    rol meter

    Gergaji

    Palu cakar

    Gergaji lindkaran

    Jangka / kompas

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 38

    C. Bahan yang Dibutuhkan

    Multiplex

    Balok

    Papan borneo

    Paku ukuran 1, 1.5", 2, 2.5, 3

    Steel prof

    D. Keselamatan Kerja

    Tempatkan alat-alat pada tempatnya

    Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm

    Konsentrasi pada waktu bekerja

    Tempatkan bahan - bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

    selama berlangsungnya pekerjaan

    E. Langkah Kerja

    Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahannya

    Persiapkan alat dan bahannya

    Rencanakan jumlah optride dan antride tangga

    Rencanakan pada optride keberapa tangga tersebut mulai membentuk lingkaran

    Dirikan dinding cetakan sebelah dalam sesuai dengan gambar dan langkah

    kerjanya, sesuai dengan cara pembuatan cetakan dinding

    Gambar pada kedua dinding cetakan kedudukan dari pada tangga tersebut sesuai

    dengan yang kita rencanakan

    Pada gambar cetakan untuk lantai tangganya harus kita turunkan setebal papan -

    papan cetakannya

    Potong papan borneo 3/20 x 400 cm sesuai dengan gambar tersebut dan masing -

    masing kita pakukan pada dinding cetakan hingga sampai selesai

    Potongan papan - papan borneo yang sudah dipasang harus disikong hingga

    kedudukannya kuat dan kokoh

    Pasang papan - papan cetakan lantai tangga yang telah dibelah pada kedudukan

    papan papan borneo tersebut sampai selesai, mengenai ukurannya dapat kita

    potong ditempat

    Pada papan cetakan lantai tersebut, ditengah - tengah antara papan cetakan kita

    buat penyokong

    Pasang papan - papan optride pada dinding yang telah kita gambar

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 39

    Pada masing-masing papan optride, ditengah - tengahnya kita pasang papan

    penyokong

    Kontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan ketentuan lainnya

    Kedudukan dari cetakan dan acuan tangga tersebut harus benar-benar kuat, kokoh

    dan kaku

    Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya

    Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 40

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Acuan dan perancah atau bekisting atau formwork adalah pekerjaan sementara sebagai

    mal / as pada bagian sisi dan bawah dari bentuk yang kita inginkan. Dalam bentuk struktur

    beton Acuan dan Perancah merupakan pekerjaan yang sangat menentukan, maka dalam

    pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan

    mempunyai pengetahuan dasar yang cukup dan paham tentang acuan dan perancah.

    Dari praktek kerja Acuan dan Perancah ini, penulis dapat mengambill kesimpulan :

    Dengan praktek acuan dan perancah, mahasiswa dapat mengetahui betapa pentingnya

    acuan dan perancah dalam sebuah konstruksi

    Dengan praktek acuan dan perancah, mahasiswa dapat membuat acuan dan perancah

    yang biasa digunakan dalam dunia teknik sipil yaitu konstruksi bangunan

    Pekerjaan acuan dan perancah adalah pekerjaan yang sederhana dan sementara,

    namun sangat menentukan keberhasilan dari sebuah konstruksi bangunan.

    5.2 Saran

    Dalam pelaksanaan praktek acuan perancah sering dijumpai permasalahan

    permasalahan di lapangan dan permasalahan tersebut harus kita selesaikan demi keselamatan

    pengerjaan acuan dan perancah itu sendiri. Oleh karena itu penulis memberikan beberapa

    saran untuk permasalahan - permasalahan tersebut ;

    Pergunakan waktu se-efisien mungkin

    Utamakan keselamatan kerja

    Ikuti petunjuk dan prosedur pelaksanaan kerja

    Tempatkan peralatan - peralatan pada tempat yang aman

    Konsentrasilah pada pekerjaan dan tidak melakukan hal - hal yang tidak berguna

    dalam praktek kerja

    Ambil inisiatif jika menemukan permasalahan yang tidak ada di dalam buku petunjuk

    praktek

    Pada saat pembongkaran acuan dan perancah hendaknya jangan sembarangan,

    lakukanlah sesuai dengan prosedur yang ada

  • POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 41

    Tempatkan bahan - bahan pembongkaran dengan rapi

    Jangan ragu untuk bertanya kepada instruktur jika menemukan kesulitan

    Pakailah pakaian keselamatan kerja ( pakaian kerja, helm, sepatu bengkel ).

    30 cm

    100 cm

    100 cm

    30 cm

    pipa240.0000