tugas perancah yunandra 2003
TRANSCRIPT
MATA KULIAH
TEKNOLOGI PERANCAH DAN ACUAN
Disusun Oleh :
Yunandra Kusuma R
( 100522302311 )
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
“ FAKULTAS TEKNIK ”
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Keterangan
1.4. Definisi perancah dan acuan
1.5. Fungsi perancah dan acuan
1.6. Syarat – syarat perancah dan acuan
BAB II PERENCANAAN
2.1. Pondasi
2.2. Kolom
2.3. Balok
2.4. Tangga
2.5. Plat Lantai
BAB III PENUTUP
3.1. Hambatan
3.2. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam mewujudkan suatu keinginan arsitektural diperlukan suatu pekerjaan bantu
yang dikenal sebagai pekerjaan acuan dan pekerjaan perancah. Baik buruknya pekerjaan
acuan dan perancah dapat mempengaruhi pula mutu beton yang diperlukan. Pekerjaan acuan
dan perancah yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti perubahan dimensi,
perubahan geometrik dari bangunan dan lainnya.
Sesuai dengan sifatnya sebagai bangunan pembantu yang bersifat sementara, maka
pekerjaan acuan dan perancah harus sederhana, mudah dibongkar tanpa menimbulkan
kerusakan pada betonnya sendiri. Walaupun harus bersifat sementara dan mudah dibongkar,
acuan dan perancah haru kaku dalam menerima beban beton dalam keadaan basah dan
beratnya sendiri sebelum beton mengeras dan berfungsi sebagai penahan beban.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pekerjaan perancah dan acuan, misalnya pada pemasangan cetakan
balok,kolom,tangga dan plat dilakukan setelah tulangan terpasang di tempatnya dengan
bantuan penjaga jarak atau beton deking . Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan
begisting
1.3 KETERANGAN
A.Pemberian Tugas
1. Pemberian tugas untuk pembuatan rimah tinggal tipe 72 dengan luas 100 m2 di kecamatan
Batu,Malang,Jawa Timur.
2. Pngawas pekerjaan langsung dilakukan oleh principal.
3. Pemborong yang diserahi tugas pekrjaan pembuatan rumah ini harus memenuhi
syarat-syarat tentang bonadufitas dan kualitas menurut penilaian principal.
B.Lampiran-Lampiran
1. Gambar bestek yang terdiri dari beberapa gambar
2. Perubahan gambar yang mungkin terjadi akan dibuat atas gambar asli dengan warna hitam
Pemborong yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaaan ini wajib memebuat Surat Perjanjian
Pembornong (kontrak) yang dilampiri dengan gambar bestek, syaray-syarat dan peraturan ini serta
aanvulings bestek. Biaya materi, PPN, dan PPH atas kontrak ini menjadi tagging jawab pemborong.
1.3. DEFINISI PERANCAH DAN ACUAN
Perancah perancah dan acuan adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan
besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam,
meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan
Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.
1.4. FUNGSI PERANCAH DAN ACUAN
Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul beratnya
sendiri (Pada pelaksanaan pengecoran).
Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan
bata,plesteran,pengecatan.
Seabagai pencetak konstruksi bangunan
1.5. SYARAT DALAM PERANCAH DAN ACUAN
1. Kuat
Didalam pekerjaan ini beban – beban beton yang berada pada bekisting dan beban lain yang dipikul oleh bekisting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu acuan perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.
2. Kaku
Kaku atau tidak bergerak sangat penting pada acuan perancah ini, karena apabila perancah tersebut tidak kaku atau dapat bergerak, maka hasil yang akan dicapai tidak maksimal karena bentuk yang ingin kita capai tidak sempurna.
3. Mudah dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena hal ini menyangkut efesiensi kerja, yaitu tidak merusak beton yang sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.
4. Bersih
Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak bersih, maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran tidak naik maka kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah beton sehingga sulit untuk dibersihkan.
5. Ekonomis
Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus, namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus membuat acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu dari bekisting.
BAB II
PERENCANAAN
2.1. PONDASI
Diantara jenis pondasi adalah pondasi lajur, di mana pondasi ini langsung bersatu dengan sloop.Pemasangan papan acuan hanya untuk sisi tegaknya saja, sedangkan sisi miringnya, bila tidak terlalu curam tidak perlu dipasang.Pemasangan cetakan dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai.
Langkah kerja
Pelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.
Buat papan duga untuk menentukan letak pondasi, meliputi benang as maupun benang batas kiri – kanan.
Disamping mengerjakan papan duga, dalam waktu bersamaan dapat pula dilakukan pekerjaan pabrikasi tulangan.
Setelah ditentukan letak pondasi / as pondasi, dilakukan pekerjaan merangkai tulangan di tempatnya.
Tancapkan tiang D berpatokan pada benang, dengan jarak antar tiang arah panjang 80 cm.
Membuat cetakan A dan B dengan lebar dan panjang sesuai gambar.
Memasang papan C pada tiang D setinggi 105 cm dari dasar tanah. Cek kedataran dengan waterpass.
Membuat papan siku E kemudian memasangkan dengan ketinggian 38 cm dari dasar tanah, dipakukan pada papan C dan tiang D. antara kiri dan kanan dilevelkan ketinggiannya. Cek ketegakkan siku dengan waterpass.
Memasang papan B dengan ketinggian 5 cm dari dasar tanah dan dilevelkan ketinggiannya antara yang kiri dan kanan
Memasang cetakan A pada siku E dengan cara dipakukan.
Gambar :
2.2 KOLOM
Perancah kolom bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Untuk kolom berpenampang
luas, apabila acuannya menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan
beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan
yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan Pemasangan cetakan
kolom dilakukan setelah tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau
beton deking . Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan begisting kolom dengan menggunakan
unting – unting atau theodolit. Untuk menstabilkan kedudukan, ketegakan kolom dan kelurusan
terhadap kolom yang lain, dipasang skor
Acuan Kolom
a) Fungsi
Fungsi dari kolom adalah untuk meneruskan beban yang berada di atasnya dan meneruskannya ke pondasi.Konstruksi dari pada acuan ini bermacam bentuk dan ukurannya, disesuaikan dengan beban yang berada di atasnya dan dari segi estetika.
b) Syarat-syarat Acuan Kolom, yaitu:
1. Syarat Umum
2. Tegak
3. Posisi tepat/As
c) Bagian–bagian dari Acuan Kolom
1. Papan Acuan
Papan acuan dapat terbuat dari multiplek atau papan acuan.Apabila menggunakan papan, maka sebaiknya penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar atau memanjang sesuai dengan lebar kolom yang kita kehendaki.Jika menggunakan plywood, maka penyambungan dengan arah melebar tidak diperlukan.
2. Klem-klem Perangkai
Penyambungan papan dengan arah melebar dapat dilakukan dengan menggunakan klem dari sisa-sisa potongan kayu yang masih cukup panjangnya dengan lebar papan yang akan disambung. Sedangkan jarak klem-klem perangkai tergantung dari besarnya penampang kolom yang akan dibuat.
3. Papan Penjepit Dinding
Papan ini dipasang sesuai dengan jarak klem yang dibuat.Papan terpasang satu dengan yang lainnya pada tiang yang telah dipasang.Fungsi papan penjepit adalah agar papan cetakan tidak pecah ketika beton di cor dan dipasang dengan jarak 40 – 65 cm.
4. Penyetelan Acuan Kolom
Apabila semua sudah siap, maka semua bahan acuan disiapkan di tempat yang akan dipasang cetakan. Pertama-tama dinding yang telah dirangkai satu sama lain dipakukan pada ketiga sisinya dan apabila terjadi menggunakan tulangan, maka tulangan dipasang dan kerangka acuan dirangkai. Agar kolom tegak dan kokoh, digunakan Rapid Clamp atau Plat Clamp. Namun sebelumnya cek dulu menggunakn unting-unting agar benar-benar pada posisi tegak dan tepat As.
Langkah kerja
Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.
Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan.
Rangkaikan papan – papan sebagai cetakan kolom dengan menggunakan klam perangkai,
sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja..
Buat papan duga, tentukan letak as kolom.
Pasang tulangan beserta penjaga jarak ( tebal selimut beton ) pada tempatnya.
Letakkan cetakan pada tempatnya.
Dirikan tiang perancah dengan jarak antara tiang perancah adalah lebar kolom ditambah 2 kali
35 cm.
Rangkaikan tiang acuan dengan papan gelagar. Jarak gelagar sama dengan jarak klam
perangkai, tetapi diukur dari as klam perangkai.
Tiang acuan harus tegak
Memasang papan penjepit untuk bagian atas dan bawah terlebih dahulu, bagian tengah
menyusul setelah cetakan kolom benar – benar telah tegak.
Untuk menegakkan kolom dipakai unting – unting.
Kedudukan kolom harus benar – benar tegak dan siku / lurus terhadap kedudukan kolom yang
lain.
Gambar :
2.3 BALOK
Balok adalah salah satu elemen konstruksi bangunan yang digunakan untuk meneruskan beban dari lantai atau dinding ke kolom.
Cetakan balok bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Apabila acuannya menggunakan
papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu
diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak
keluar melalui celah – celah sambungan Untuk mencegah bagian bawah begisting terbuka saat beton
dicor, harus dibuatkan klam penjepit, dapat berupa papan ataupun balok kayu ukuran 5/7. Sedangkan
untuk balok yang tingginya lebih dari 55 cm, pada cetakan samping perlu ditahan untuk menahan
lentur dan dibuatkan skor.
Langkah Kerja
Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.
Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan.
Rangkaikan papan – papan sebagai cetakan balok dengan menggunakan klam perangkai,
sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja.
Dirikan tiang perancah dengan jarak antara tiang perancah sama dengan jarak klam perangkai.
Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya dengan skor.
Menimbang dan memasang gelagar.
Letakkan cetakan pada tempatnya di atas gelagar.
Pasang klam penjepit dan skor atas.
Pasang tulangan beserta penjaga jarak ( tebal selimut beton ) pada tempatnya
Periksa kesikuan balok dan sambungan antara balok dan kolom.
Gambar:
2.4. ACUAN TANGGA
Acuan dan perancah tangga pada dasarnya sama dengan acuan dan perancah dari balok, hanya
saja untuk tangga lebih lebar dan miring ke bawah.Jika letak tangga menumpu pada balok, maka
cetakan balok dibuatkan coakan selebar tangga + dua kali lebar cetakan tangga.Penulangan dipasang
setelah cetakan tangga dan klos untuk cetakan optride dibuat. Setelah penulangan selesai kemudian
dipasang cetakan optride.
Langkah kerja
Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.
Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan.
Dengan bantuan benang tentukan kemiringan tangga.
Mendirikan tiang perancah, jangan lupa diskor.
Menimbang gelagar
Memasang gelagar.
Memasang cetakan bawah dan cetakan samping.
Memasang perkuatan dari cetakan tangga, yaitu papan penjepit dan skor atas. Sebelumnya
dicek ketegakan dan kesikuan cetakan.
Melukis antride dan optride pada cetakan samping.
Memasang klos untuk optride.
Memasang dan merangkai tulangan.
Memasang cetakan optride
Memasang penguat cetakan optride.
Catatan :
Bagian atas gelagar diserut miring mengikuti kemiringan tangga.
Pemakuan pada multipleks jangan terlalu banyak.
Penggambaran optride dan antride dengan bantuan waterpass dan siku.
Tiang perancah harus diberi alas dari papan
Gambar :
2.5. PLAT LANTAI
Pada pembuatan acuan lantai, yang perlu diperhatikan adalah ketinggian dari lantai, di
samping konstruksi cetakan yang harus kuat, kokoh dan stabil karena cetakan lantai merupakan
cetakan yang luas dan menahan beban yang berat.Bahan yang digunakan sebaiknya multipleks,
karena permukaannya yang luas dan rata.
Tiang perancah
Tiang perancah dipasang di atas landasan papan yang berada di atas tanah dengan tujuan agar
tiang perancah amblas masuk ke dalam tanah. Tiang – tiang tersebut diperkuat dengan skor, dan jika
terlalu tinggi dipasang papan pencegah tekuk.
Gelagar
Gelagar dipakukan pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang ditentukan dengan
bantuan benang. Untuk menentukan ketinggian gelagar, dipasang profil, atau menggunakan batas tepi
cetakan balok bagian dalam. Pemasangan dimulai dari tepi ke bagian tengah.
Langkah Kerja
Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.
Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan..
Dirikan tiang perancah yang akan digunakan untuk menimbang gelagar.
Menimbang gelagar
Dirikan tiang perancah yang lain.
Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya dengan skor.
Memasang gelagar
Memasang cetakan lantai di atas gelagar yang sudah terpasang.
Gambar :
BAB III
PENUTUP
3.1. Hambatan
Pada suatu pekerjaan dalam membangun konstruksi bangunan, pasti ada kendala / hambatan,
begitu juga untuk pekerjaan. Ada beberapa kendala / hambatan yang timbul, antara lain:
1. Cuaca yang tidak menentu,
2. Keterlambatan material dan alat,
3. Kurangnya tenaga kerja,
4. Kerusakan pada alat – alat,
5. Dan lainnya yang mungkin akan menghambat pekerjaan.
3.2. KESIMPULAN
Pemasangan perancah dan acuan di fungsikan sebagai suatu alat atau bahan pendukung dan
penahan adonan beton untuk menjadi suatu bentuk yang diinginkan. Yang di butuhkan hanyalah pada
saat pemasangan agar perancah dan acuan tersebut mampu menahan beban adonan beton agar tidak
ambruk pada saat menuangkan adonan pada acuan.