acara 3

35
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN ENERGI BIOMASSA Disusun Oleh: Rizki Hardi A1H011010

Upload: rizki-hardi

Post on 25-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIANENERGI BIOMASSA

Disusun Oleh:Rizki HardiA1H011010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2013I. PENDAHULUANA. Latar BelakangEnergi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan, serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan pra-syarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Jadi, bisa dikatakan manusia tanpa adanya sumber energi bagi kehidupan akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.Sumber energi fosil di dunia semakin berkurang, namun sekarang banyak orang yang mencari sumber energi alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan energi mereka. Praktikum kali ini akan dijelaskan tentang salah satu sumber energi alternatif, yaitu energi biomassa.

B. TujuanTujuan dilaksanakannya praktikum kali ini adalah :1. Mengetahui proses pembuatan briket2. Mengetahui perbandingan bahan baku briket dengan perekat yang digunakan dalam proses pembuatan.

TINJAUAN PUSTAKA

Cadangan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara yang selama ini merupakan sumber utama energi jumlahnya semakin menipis (Indarti, 2001). Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan tinggal 0,5persen dan gas bumi hanya 1,7 % dari total cadangan minyak dan gas bumidunia, sehingga diperkirakan Indonesia akan menjadi pengimpor penuh minyak bumi beberapa tahun mendatang (Pramudono, 2007). Kondisi ini mendorong pemerintah melaksanakan kebijakan diversifikasi energi untuk mencari bahan bakar alternatif yangdapat diperbarui (renewable), ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis.Salah satu sumber energi alternatif terbarukan dan murah adalah dengan memanfaatkan biomassa untuk dijadikan bahan bakar padat (biobriket). Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Selain digunakan untuk bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan lain-lain, biomassa juga dapat digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umumnya yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang memiliki nilai ekonomis rendah atau limbah setelah diambil produk primernya.Untuk membuat briket, bahan baku harus memiliki nilai kalor yang tinggi. Limbah biomassa berasal dari tumbuhan dan tanaman pertanian seperti sekam padi, jerami padi, batok kelapa, dll, atau dapat juga berasal dari limbah industri seperti serbuk gergaji (Pranowo, 2003). Pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan cara penambahan perekat tapioka, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk, dicampur perekat dan dicetak (kempa dingin) dengan sistim hidrolik manual dan selanjutnya dikeringkan (Pari, 2002). Perekat pati dalam bentuk cair sebagai bahan perekat menghasilkan briket arang bernilai rendah dalam hal kerapatan, keteguhan tekan, kadar abu dan zat mudah menguap, tetapi akan lebih tinggi dalam hal kadar air, karbon terikat dan nilai kalornya 3 apabila dibandingkan dengan briket arang yang menggunakan perekat molase atau tetes tebu (Sudradjat, 1983).Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomassa adalah mendorong pemanfaatan limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi secara terintegrasi dengan industrinya, mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan kegiatan ekonomi masyarakat, mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa dan usaha penunjang, dan meningkatkan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah termasuk sampah kota untuk energi.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan1. Arang sekam & arang kulit kakao2. Tepung kanji3. Air 4. Kompor & gas5. Panci6. Pengaduk kayu7. Alat pencetak briket8. Timbangan digital9. Wadah 10. Oven

B. Prosedur kerja1. Mempersiapkan alat dan bahan2. Menimbang bahan dengan bobot sesuai kebutuhan.3. Melakukan proses pembakaran bahan bakar (pengarangan) hingga menjadi arang, kemudian dihaluskan.4. Menimbang arang sebanyak 150 gram.5. Membuat perekat dengan perekat 10%6. Membuat campuran jenis perekat dengan air panas menggunakan perbandingan 1 : 97. Mencampurkan perekat dengan bahan arang secara perlahan-lahan lalu mengaduk sampai rata.8. Memasukkan bahan ke dalam alat cetak dan menimbang massa awal briket.9. Melakukan pengeringan dengan oven dan sinar matahari selama 15 menit. Melakukan penimbangan massa akhir briket.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilSekam 5%NoBriketMassa (gram)Diameter (cm)Tinggi (cm)Volume (cm3)

AwalAkhirLuarDalam

1. 1,5 sendok (oven)20,3019,083,50,52,321,67

2. 1 sendok (matahari)16,5315,633,50,52,018,84

1. Susut bobot (oven) = = = 6,0%2. Susut bobot (matahari) = x 100%= = 5,44%Kakao 10%NoBriketMassa (gram)Diameter (cm)Tinggi (cm)Volume (cm3)

AwalAkhirLuarDalam

1. 1sendok (matahari)22,2421,393,90,82,326,3

2. 1,5 sendok (oven)22,2320,473,60,72,221,53

1. Susut bobot (matahari) = = = 4%2. Susut bobot (oven) = = = 7,9%

Kakao 5%NoBriketMassa (gram)Diameter (cm)Tinggi (cm)Volume (cm3)

AwalAkhirLuarDalam

1. 1,5 sendok (matahari)28,0727,353,50,62,826,13

2. 1 sendok (oven)23,2322,273,50,62,523,33

1. Susut bobot (matahari) = = = 2,4582. Susut bobot (oven) = = = 4,1326%

Sekam 7%NoBriketMassa (gram)Diameter (cm)Tinggi (cm)Volume (cm3)

AwalAkhirLuarDalam

1. 1,5 sendok (oven)17,0116,123,50,5218,84

2. 1 sendok (matahari)24,5324,033,50,52,523,55

1. Bobot susut (oven) = = = 5,23%

2. Bobot susut (matahari) = = = 2,04%Sekam 10%NoBriketMassa (gram)Diameter (cm)Tinggi (cm)Volume (cm3)

AwalAkhirLuarDalam

1. 1 sendok (oven)17,0315,983,114,2359

2. 1,5 sendok (matahari)19,6619,013,318,9372

1. Bobot susut (oven) = = = 6,166%2. Bobot susut (matahari) = = = 3,306%Tempurung kelapa 7%NoBriketMassa (gram)Diameter (cm)Tinggi (cm)Volume (cm3)

AwalAkhirLuarDalam

1. 2 sendok (oven)35,3734,113,50,53,129,2

2. 1,5 sendok (matahari)25,5226,043,50,52,422,6

1. Susut bobot (oven) = x 100%= = 3,56%2. Susut bobot (matahari) = = = 1,81%

B. PembahasanBiomassa merupakan produk fotosintesa, yaitu butir-butir hijau daun yang bekerja sebagai sel surya, menyerap energi matahari dan mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi senyawa karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan energi dapat dikonversi menjadi produk lain. Hasil konversi dari senyawa dapat berbentuk karbon, alkohol, kayu, ter.Proses fotosintesa dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :E = energi cahayaCO2= karbon dioksidaH2O= airCx(H2O)y= HidrokarbonO2= OksigenBiomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian dan limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak (Abdullah, et al. 1998).Secara umum, biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang besar. Biomassa secara spesifik berarti kayu, rumput napier, rapeseed, eceng gondok, rumput laut raksasa, chlorella, serbuk gergaji, serpihan kayu, jerami, sekam padi, sampah dapur, lumpur plup, kotoran hewan dan lain-lain.Limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai biomassa yaitu sebagai berikut:1. Sekam padiSekam padi yang merupakan biomassa dengan kandungan utama lignoselulosa sangat berpotensi untuk dijadikan sumber minyak bio. Pirolisis cepat terhadap sekam padi dapat menghasilkan bahan bakar minyak bio hingga mencapai 51% dari massa sekam padi. Minyak bio ini kemudian dapat ditingkatkan menjadi bahan bakar diesel, sehingga dapat dijadikan bahan bakar alternatif.2. Ampas TebuBahan lignoselulosa merupakan biomassa yang berasal dari tanaman dengan komponen utama lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Ketersediaannya yang cukup melimpah, terutama sebagai limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan, menjadikan bahan ini berpotensi sebagaim salah satu sumber energi melalui proses konversi, baik proses fisika, kimia maupun biologis. Salah satu proses konversi bahan lignoselulosa yang banyak diteliti adalah proses konversi lignoselulosam menjadi etanol yang selanjutnya dapat digunakan untuk mensubstitusi bahan bakar bensin untuk keperluan transportasi.

3. Jerami PadiSalah satu limbah pertanian di Indonesia yang belum dimanfaatkan adalah limbah tanaman padi (jerami). Jerami adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya), sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian terbesar serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Pada sebagian petani, jerami sering digunakan sebagai mulsa pada saat menanam palawija. Hanya sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan. Di lain pihak jerami sebagai limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar untuk mengatasi masalah tersebut.Biomassa berselulosa terbentuk dari tiga komponen utama yakni selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa merupakan komponen utama yang terkandung dalam dinding sel tumbuhan dan mendominasi hingga 50% berat kering tumbuhan. Jerami padi diketahui memiliki kandungan selulosa yang tinggi, mencapai 34.2% berat kering, 24.5% hemiselulosa dan kandungan lignin hingga 23.4%. Komposisi kimia limbah pertanian maupun limbah kayu tergantung pada spesies tanaman, umur tanaman, kondisi lingkungan tempat tumbuh dan langkah pemprosesan.4. Serabut KelapaSerabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut). Sabut kelapa ini banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan maupun sebagai media tanam, sabut kelapa juga digunakan sebagai bahan bakar pengganti kayu oleh para penduduk desa. Namun pemanfaatannya sebagai bahan bakar, selain kompor minyak maupun kompor gas. Disamping itu penggunaan sabut kelapa sabagai bahan bakar masih kurang praktis jika masih dalam bentuk utuh. Biasanya yang menggunakan sabut kelapa sebagai bahan bakar adalah industri pembuatan batu bata atau kerajian keramik yang lain. Padahal jika sabut kelapa ini diubah menjadi bentuk lain agar lebih praktis dalam penggunaannya sebagai bahan bakar maka ini akan menjadi sebuah potensi yang sangat bagus, karena sabut kelapa mudah dicari dan harganya pun dapat dikatakan murah.5. Tandan Kosong Kelapa SawitTandan kosong kelapa sawit yang merupakan 23 persen bagian dari tandan buah segar mengandung bahan lignoselulosa sebesar 55-60 % berat kering. Dengan produksi puncak kelapa sawit per hektar sebesar 20-24 ton tandan buah segar per tahun, berarti akan menghasilkan 2,5-3,3 ton bahan lignoselulosa. (Richana et al. 2004, Han 1999).Tandan kosong kelapa sawit memiliki kandugan lignin sebesar 15,07 % karena sifat utama aromatik dan alifatik lignin maka lignin digunakan sebagai sumber untuk sejumlah bahan kimia yang sekarang berasal dari minyak bumi dan gas alam. (Fengel dan Wegener, 1995).Perekat merupakan suatu bahan yang ditambahkan pada komposisi zat utama untuk memperoleh sifat-sifat tertentu, misalnya kekentalan (viskositas), ketahanan (stabilitas) dan sebagainya. Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC), gypsum, kanji, gliseral, clay, biji jarak/jatropha dan sebagainya. Adapun penambahan perekat pada campuran briket biomassa adalah selain bahan yang didapat itu mudah dan terbarukan, juga bisa berfungsi untuk membantu penyulutan awal dan sekaligus perekat terhadap pembriketan biomassa.Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan sebagai perekat antara lain adalah :a. Bahan organik : molasses dan tepung tapiocab. Bahan mineral : bentonit, kaoline, kalsium untuk semen, dan gypsumc. Tanah liat juga bisa digunakan sebagai perekat.Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa. Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor. Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.Tahap pembuatan briket biomassa dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Proses penggerusanUkuran yang dikehendaki dalam pembuatan briket adalah lolos saringan dengan ukuran < 3 mm (Indra, 1999). Untuk menghasilkanbiomassa dengan ukuran yang dimaksud, digunakan mesin penggerus dengan kapasitas dan distribusi ukuran yang tepat.2. Proses pencampuran dan pembuatan adonanProses pencampuran bahan baku biomassa ukuran < 3 mm dengan bahan pengikat (suspensi biji jarak yang telah digrinding dengan ukuran yang sama) dilakukan dengan menggunakanmixeragar diperoleh kondisi adonan yang homogen.3. Pembuatan briket dan pengepresanCampuran biomassa yang telah diaduk sampai homogen kemudian dibriket berbentuk selinder atau kubus. Karena adanya perekat dalam campuran biomassa tersebut, maka pembriketan hanya dibutuhkan tekanan pengepresan yang rendah, yaitu 200 kg/cm3(Suprapto, 2006). Meskipun demikian, mengingat biomassa bersifat mudah meregang (plastisitas tinggi), maka pada proses pembriketannya tidak cukup hanya dengan menambahkan bahan pengikat, namun juga memerlukan tekanan pengepresan yang tinggi, sekitar 2 ton/cm2(Permen ESDM, 2006). Selanjutnya tinggi rendahnya kadar air dan kehalusan penggerusan biomassa sangat berpengaruh terhadap tingkat pengepresan (Yaman dkk, 2001).

4. PengeringanProduk briket biomassa yang keluar dari mesin pencetak masih mempunyai kandungan air yang tinggi. Untuk mengurangi kandungan air tersebut sampai < 7,5 %, maka cukup dikeringkan di udara terbuka untuk menguapkan sebagian kandungan airnya. Pada proses pengeringan biasanya digunakan alat pengering dengan sistem aliran udara panas yang dihasilkan dari pembakaran biomassa yang dialirkan ke dalam ruang pengering/oven dengan bantuanblower.Praktikum yang kami lakukan kali ini adalah tentang energi biomassa, dengan membuat briket dari bahan kakao dan sekam padi. Selain itu, bahan perekat yang digunakan adalah tepung kanji, dengan persentase perekat untuk bahan kakao sebesar 10%. Briket pertama dengan satu sendokan dengan pengeringan matahari maka massa awal diketahui sebesar 22,24 gram dengan massa akhir sebesar 21,39 gram dan diameter luar dari briket 3,9 cm dan untuk diameter dalamnya sebesar 0,8 cm dengan tinggi briket 2,3 cm, sedangkan volumenya sebesar 26,3 cm3. Berdasarkan data tersebut dilakukan perhitungan susut bobot menggukan rumus dan diketahui besarnya nilai susut bobot dengan pengeringan briket menggunakan cahaya matahari sebesar 4%. Untuk briket dengan jumlah sendokan 1,5 sendokan dengan metode pengeringan oven diketahui besarnya massa awal 22,23 gram dan massa akhir 20,47 gram dengan diameter luar 3,6 cm dan diameter dalamnya sebesar 0,7 cm. Tinggi dari briket dengan jumlah 1,5 sendokan dengan pengeringan menggunakan oven diketahui tingginya sebesar 2,2 cm dengan besarnya nilai volume yaitu 21,53 cm3. Kemudian dilakukan perhitungan nilai susut bobot menggunakan rumus seperti sebelumnya dan dihasilkan nilai sebesar 7,9%.Briket berbahan sekam dengan persentase perekat 10% pada sendokan sejumlah 1 sendok diketahui massa awalnya 17,03 gram dan massa akhir 15,98 gram. Diameter luar 3,1 dan diameter dalamnya 0,5 dengan tinggi 2,3 cm dan volume 14,2359 cm3. Jumlah sendokan 1,5 dengan metode pengeringan matahari massa awalnya 19,66 gram dan massa akhirnya 19,01 gram dengan diameter luarnya 3,3 cm dan diameter dalamnya 0,5 cm dengan tinggi 2,0 cm dan volume 18,9372 cm3. Kemudian dilakukan perhitungan nilai susut bobot dan dihasilkan nilai susut bobot pada briket dengan menggunakan pengeringan oven sebesar 6,166% sedangkan pada susut bobot briket dengan pengeringan matahari nilainya 3,306%.Berdasarkan sampel data yang kami peroleh saat praktikum mengenai pembuatan briket ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai susut bobot tertinggi didapatkan dengan diberi perlakuan pengeringan metode oven, sedangkan dengan metode cahaya matahari lebih kecil persentasenya dibandingkan dengan metode oven.Kelebihan biomassa sebagai bahan bakar alternatif adalah sebagai berikut:a. Mengurangi polusiEnergi biomassa bisa mengurangi polusi dalam berbagai cara. Pertama-tama, biomassa menggunakan bahan limbah untuk kemudian mengubahnya menjadi sumber energi. Hal ini akan mengurangi jumlah sampah yang menjadi sumber berbagai pencemaran dan masalah lainnya. Pemanfaatan biomassa juga membantu mengurangi kadar metana yang dilepas karena dekomposisi bahan organik ke udara. Metana diketahui merupakan gas yang menyebabkan efek rumah kaca dan dengan demikian sangat berbahaya bagi lingkungan. Dengan menggunakan limbah organik sebagai sumber biomassa, maka masalah tersebut menjadi terpecahkan. Begitu juga, menanam tanaman yang digunakan sebagai bahan baku biomassa akan memperbanyak konsentrasi oksigen sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida.b. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosilBahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan lain-lain terdapat dalam jumlah terbatas. Dibutuhkan jutaan tahun bagi pembentukan bahan bakar fosil sehingga tidak bisa digantikan dalam waktu singkat. Bahan bakar biomassa hadir sebagai sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.Sedangkan kekurangan dari energi biomassa sendiri adalah sebagai berikut:a. MahalKelemahan listrik biomassa (misalnya) adalah bahwa energi tersebut sangat mahal untuk diproduksi. Dibutuhkan banyak sumber daya untuk mengubah bahan baku biomassa menjadi sumber energi yang bisa digunakan. Biaya produksi energi biomassa masih lebih tinggi dibandingkan biaya produksi bahan bakar fosil. Berbagai riset harus terus dilakukan untuk menekan biaya sehingga menjadikan energi biomassa lebih ekonomis.b. Sumber TerbatasMeskipun merupakan sumber energi terbarukan, mendapatkan bahan biomassa bisa cukup sulit. Tanaman tertentu, misalnya, tidak tumbuh setiap tahun. Proses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga membutuhkan lebih banyak sumber daya dan energi. Selain itu, banyak sumber bahan untuk membuat biomassa dapat dikonsumsi masyarakat sehingga bahan-bahan tersebut banyak dipilih jadi konsumsi untuk sehari-hari (contoh: kelapa sawit).Pemanfaatan energi biomassa pada kehidupan sehari-hari memerlukan teknologi untuk mengkonversinya sebagai bahan bakar. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga pembakaran yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi, dan konversi biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhanakarena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar. Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Dan konversi biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.Manfaat dari biomassa diantaranya adalah sebagai berikut:1. BiobriketBriket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energy biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah batu bara. Biomassa lain yang dapat dijadikan briket adalah sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa lainnya.2. BiokimiaContoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organic atau selulosa menjadi CH4dan gas lain melalui proses biokimia. Proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunya kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol diatas 99.5%.Pada dasarnya, manfaat dari adanya energi biomassa ini adalah dapat menjadi salah satu sumber energi alternatif (utamanya untuk bahan bakar) yang tentunya ramah lingkungan karena bahan-bahan yang dipakai banyaknya memakai limbah-limbah organik seperti: sekam padi, tempurung kelapa dan tandan kosong kelapa sawit.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Beberapa bahan untuk pembuatan biomassa pada dasarnya adalah dari bagian tumbuhan yang memiliki kadar selulosa tinggi.2. Proses pembuatan biobriket terdiri dari : proses penggerusan, proses pencampuran dan pembuatan adonan, pembuatan briket dan pengepresan, dilanjutkan dengan pengeringan.3. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai perekat dalam pembuatan biobriket adalah molasses, tepung tapioka, beberapa bahan mineral, dan tanah liat.

B. SaranBerdasarkan dari hasil praktikum dan pengetahuan yang kami dapat dari hasil praktikum ini, ternyata briket memang berpotensi sebagai salah satu bahan bakar alternatif, sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal. Sehingga perlu dilakukan pengembangan serius dalam pembuatan salah satu sumber energi alternatif ini.

DAFTAR PUSTAKALi, Y., Liu, H dan, Zhang, O. (2011) High-pressure compaction of municipal solid waste to form densified fuel, Fuel Processing Technology, 74:.8191.

Pramudono, B. (2007) Energi Biomassa Solusi Jitu Atasi Krisis BBM, Penelitian Hibah Bersaing Universitas Diponogoro, Semarang.

Pranowo, G. (2003) Limbah Padat, Seminar Bioenergi, Institut Sains dan Teknologi, AKPRIND Yokyakarta.

Yulianto, M Endy., Diyono, I., Indah, Hartati. 2009. Pengembangan HidrolisisEnzimatis Biomassa Jerami Padi Untuk Produksi Bioetanol. SimposiumNasional RAPI. 8