acara 2

25
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I ACARA II KIMIA LIPIDA DISUSUN OLEH LILI NURMALASARI G1C012019 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM

Upload: lili-nurmalasari

Post on 26-Sep-2015

253 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

laporan organik

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMBIOKIMIA IACARA IIKIMIA LIPIDA

DISUSUN OLEHLILI NURMALASARIG1C012019

PROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS MATARAM2014ACARA IIKIMIA LIPID

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikuma. Mempelajari identifikasi senyawa dengan menggunakan grease spot test (tes noda lemak).b. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan penyabunan.c. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan asam.d. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan peroksida.2. Hari, Tanggal PraktikumSelasa, 23 November 20143. Tempat PraktikumLantai III, Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORISalah satu senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid (Poedjiadi, 2012:51).Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24; asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang yang menyebabkan kebanyakan lipida bersifat tidak larut di dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Asam lemak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di dalam sel atau jaringan. Tetapi terdapat dalam bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipida yang berbeda, asam lemak dapat dibebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis kimia atau enzimatis (Lehninger, 2008: 341).Lemak dan minyak pada umumnya merupakan trigeliserida yang homogeny dengan beberapa kekecualian. Oleh sebab itu, kebanyakan trigeliserida mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda, misalnya satu asam palmitat, satu asam stearat, dan satu asam oleat sebagai esternya. Golongan asam lemak yang spesifik yang ada dalam trigeliserida tergantung pada jenis spesies dan kondisi lainnya, misalnya makanan yang dimakan dan temperature yang mempengaruhi kehidupannya( Fessenden, 2010:658).Minyak goreng adalah bahan pangan yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Penggunaan minyak goreng secara berkali kali secara ilmiah merupakan perlakuan yang tidak sehat. Konsumsi minyak goreng bekas sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan juga limbah yang dapat mencemari lingkungan, maka dilakukan pemanfaatan minyak goreng bekas dengan cara mengolahnya kembali untuk pembuatan sabun lunak. Sabun lunak adalah reaksi antara lemak dengan KOH yang menghasilkan garam kalium. Sabun lunak dihasilkan dari proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam KOH sampai terhidrolisis sempurna. Faktor yang mempengaruhi proses saponifikasi, yaitu suhu, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan,konsentrasi basa, dan jumlah basa yang digunakan(Naomi, 2013).Angka asam dinyatakan sebagai jumlah milligram NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lebih. Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak atau proses pengolahan yang kurang baik, semakin tinggi asam semakin rendah kualitasnya(Dalimunthe, 2009).Angka peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikatoksigen pada ikatan rangkapnya sehinggamembentuk peroksida. Jumlah peroksida ini ditentukan dengan metode Iodometri.Reaksi antara peroksida dengan senyawa lain dapat terjadi beberapa kemungkinan, mula-mula tidak jenuh dari asam lemak mengalami oksidasi membentuk peroksida yang labil dan akanmengalami reaksi lanjut membentuk aldehid.Aldehid yang terbentuk dapat mengalami oksidasilanjut menjadi asam, jika hal ini terjadi maka jumlahperoksida berkurang karena mengalami penguraian (Yustinah, 2011).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1. Alat-Alat Praktikuma. Buret 25 mLb. Erlenmeyer 250 mLc. Corong kaca 60 mmd. Gelas ukur 50 mle. Gelas ukur 100 mlf. Gelas kimia 250 mlg. Gelas kimia 600 mlh. Pipet volume 25 mli. Pipet volume 2 mlj. Gelas arlojik. Neraca analitikl. Pipet tetesm. Kondensor liebign. Selang keluaro. Selang masukp. Magnetic stirrerq. Sumbatr. Thermometer 1000Cs. Spatulat. Tiang statifu. Hot platev. Kertas saringw. Rubber bulb

2. Bahan bahan Praktikuma. Aquadestb. Etanol 95%c. Eterd. Larutan asam asetat glacial-kloroform (3:2)e. Larutan HCl 0,5 Nf. Larutan indicator amilumg. Larutan indicator fenolftaleinh. Larutan KI jenuhi. Larutan KOH 0,5 N j. Larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 Nk. Minyak goreng barul. Minyak goreng bekas pakaim. Es batu

D. SKEMA KERJA1. Tes noda lemak (Grease spot test) Minyak goreng baru dan bekas pakai + sedikit eter Dikocok Dituang ke dalam gelas arloji Diuapkan eternya Diusapkan gelas arloji dengan kertas saring Hasil2. Penentuan Bilangan Penyabunan4 gram minyak goreng baru dan bekas pakai Dimasukka ke dalam Erlenmeyer + 50 ml KOH 0,5 N dalam etanol Erlenmeyer dihubungkan dengan pendigin tegak. Minyak didihkan dengan penangas sampai semua minyak tersabunkan.

Larutan sabun yang bebas dari butiran lemak Didinginkan + indicator PP Dititrasi dengan larutan standar HCl 0,5 M

Hasil 3. 0,5 gr minyak goreng (baru dan bekas pakai)PenentuanBilanganPeroksida

Dimasukkan kedalam erlenmeyer+ 30 mL asama setat glasial : kloroform (3:2)Digoyangkan sampai bahan terlarut sempurna

Bahan terlarut sempurna(SusuSapidanSusuKedelai)

+0,5 mL larutan KI jenuhDidiamkan selama 20 menit, sesekali digoyangkan.+ 30 mL aquades

Hasil(SusuSapidanSusuKedelai)

+0,5 mL indicator amilumDititrasi dengan Na2S2O30,1 N sampai jenuh

Hasil

4. PenentuanBilanganAsam20 gr minyak goreng (baru dan bekas pakai)

Dimasukkan kedalam erlenmeyer+ 50 mL alcohol 95%Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak hingga mendidih dan digojog kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya

Hasil(SusuSapidanSusuKedelai)

Didinginkan+ indikator PP Dititrasi dengan larutan standar KOH 0,5 N

Hasil(SusuSapidanSusuKedelai)

E. HASIL PENGAMATAN1. Grease Spot Test (Tes Noda Lemak)Langkah KerjaHasil Pengamatan

Minyak BaruMinyak Bekas Pakai

Minyak goreng + eter, dituang dalam gelas arloji dan diuapkan eternya.

. Ketika ditambah dietil eter, minyak larut (bercampur), dan ada lemak dipermukaannya. Warnanya keruh kekuningan

Ketika ditambah dietil eter, minyak larut, dan lemak yang terbentuk lebih banyak daripada minyak baru. Warnanya lebih kuning dari minyak baru

Diusap kaca arloji dengan kertas saring Terlihat noda berwarna kuning keruh. Terlihat noda berwarna kuning tua.

2. Penentuan Bilangan Penyabunan Langkah kerjaHasil Pengamatan

Minyak BaruMinyak Bekas Pakai

4 gr minyak + 50 ml KOH 0,5 N dalam etanol dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Tidak larut, terbentuk 2 fase

Tidak larut, terbentuk 2 fase

Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak dan dididihkan.

Minyak goreng larut, berwarna putih keruh. Minyak goreng larut, berwarna putih kekuningan.

Didinginkan, + indikator PP

Warna larutan: merah muda bening. Warna larutan: merah muda bening.

Dititrasi dengan HCl 0,5 N Bening Volume titran = 14,5 mL Bening Volume titran= 10 mL

(Untuk blanko, volume titran = 24,8 mL).3. Penentuan Bilangan Peroksida Langkah KerjaHasil Pengamatan

Minyak BaruMinyak Bekas Pakai

minyak goreng + campuran CH3COOH glasial dan CHCl3 (3:2 V/V), dikocok

Larut, bening.

Agak kekuningan

+ 0,5 ml KI jenuh, didiamkan 20 menit, sesekali digoyangkan. Larutan berwarna kuning. Larutan berwarna kuning, namun lebih muda

. + 30 ml aquades.

Aquades jadi keruh kekuningan seperti berminyak dan tidak bercampur Aquades jadi kekuningan lebih keruh, tidak menyatu dan berminyak.

+ indikator amilum.

Larutan lebih gelap (bening) Larutan gelap bening

Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N Dititrasi terpisah fase atas (bening), fase bawah (bening) Volume titran = 0,5 ml Dititrasi terpisah fase atas (bening), fase bawah (keruh) Volume titran = 0,6 ml

4. Penentuan bilangan asam Langkah KerjaHasil Pengamatan

Minyak BaruMinyak Bekas Pakai

20 gr minyak goreng, dimasukkan dalam erlenmeyer, + 50 mL etanol 95%, dikocok. Berwarna putih, seperti larut dan terdapat gelembung-gelembung kecil

Warna larutan: putih kekuningan.

Erlenmeyer ditutup dengan pendingin tegak, direfluks, dikocok denan keras. terbentuk 2 fase. Fase bawah : bening, fase atas: agak kuning terbentuk 2 fase. Fase bawah : bening, fase atas: agak keruh.

Didinginkan, + indika- tor PP. Didinginkan : putih susu + PP tidak berubah didinginkan : agak kecoklatan (keruh).

Dititrasi dengan KOH 0,5 N Merah muda keputihan. .V titran = 0,5 mL Merah muda keputihan V titran = 0,5 mL

F. ANALISIS DATA1. Persamaan ReaksiKOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(l)Asam lemak + etanol larut

a. Grease Spot Test

b. Bilangan Penyabunan

c. Bilangan PeroksidaMinyak + kloroform + asam asetat galsial larut

2I- + ROOH + H2O I2 + ROH + 2OH-

I + amilum kompleks Iamilum (ungu)

I2 + 2S2O 2I + 3S4Od. Bilangan AsamPada saat titrasi:

2. Perhitungana. Bilangan penyabunan1) Penentuan bilangan penyabunan Minyak baruDik:V titrasi blanko= 24,8 mLV titrasi sampel= 14,5 mLBerat minyak= 4 grDit:Bilangan penyabunan= ...?Jawab:Bilangan penyabunan== 73,3875 ml/gram

Minyak bekas pakaiDik:V titrasi blanko= 24,8 mLV titrasi sampel= 10 mLBerat minyak= 4 grDit:Bilangan penyabunan= ...?Jawab:Bilangan penyabunan== 105,45 ml/gram

2) Penentuan Bilangan Peroksida Minyak baruDik:Vtitrasi Na2S2O3= 0,5 mLN Na2S2O3= 0,1 NBerat minyak= 0,5 grDit:Bilangan peroksida= ...?Jawab:Bilangan peroksida== = 100 ml/gram Minyak bekas pakaiDik:Vtitrasi Na2S2O3= 0,6 mLN Na2S2O3= 0,1 NBerat minyak= 0,5 grDit:Bilangan peroksida= ...?Jawab:Bilangan peroksida== = 120 ml/gram

3) Penentuan bilangan asam Minyak baruDik:VKOH = 0,5 mLNKOH = 0,5 NBerat minyak= 20 grDit:Bilangan asam= ...?Jawab:Bilangan asam= = = 0,70125 ml/gram Minyak bekas pakaiDik:VKOH = 0,5 mLNKOH = 0,5 NBerat minyak= 20 grDit:Bilangan asam= ...?Jawab:Bilangan asam= = = 0,70125 ml/gram4) Bilangan ester Minyak baruDik:Bilangan penyabunan= 73,3875Bilangan asam= 0,70125Dit:Bilangan ester= ?Jawab:Bilangan ester = bilangan penyabunan bilangan asam= 73,3875 0,70125= 72,68625 ml/gram Minyak bekas pakaiDik:Bilangan penyabunan= 105,45Bilangan asam= 0,70125Dit:Bilangan ester= ?Jawab:Bilanganester = bilangan penyabunan bilangan asam= 105,45 0,70125= 104,74875 ml/gram

G. PEMBAHASANPada praktikum kali ini, dibahas mengenai kimia lipida. Dimana media yang digunakan pada praktikum ini adalah minyak goreng. Lipida adalah senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non polar atau semi polar. Lemak dan minyak merupakan salah satu bagian dari lipida. Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Lemak dan minyak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi virtamin-vitamin A,D,E dan K.Percobaan Kimia Lipid ini bertujuan untuk mempelajari identifikasi senyawa dengan menggunakan grease spot test (tes noda lemak), mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan penyabunan, dan mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan asam, serta mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan peroksida.Pada percobaan pertama, yaitu identifikasi senyawa dengan grease spot test, sampel minyak baru dan minyak bekas pakai ditambahkan sedikit eter. Eter merupakan pelarut organik yang bersifat nonpolar. Baik minyak baru maupun minyak bekas dapat larut dalam eter yang menunjukkan bahwa minyak bersifat nonpolar. Penggunaan eter dalam uji ini adalah untuk melarutkan zat-zat selain lemak yang terkandung dalam zat yang akan diselidiki pada praktikum. Zat-zat selain lemak tersebut akan menguap secara cepat bersama eter. Zat-zat tersebut perlu dihilangkan agar tidak mengganggu jalannya reaksi. Sehingga, perlu dilakukan penguapan eter dengan cara menuangkan minyak tersebut pada gelas arloji untuk memperbesar area penguapan, sehingga eter dapat menguap dengan lebih cepat. Kemudian, diusapkan kertas saring pada sedikit minyak yang eternya sudah teruapkan. Kertas saring terbuat dari serat selulosa yang memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga cukup sukar ditembus cahaya. Tetapi bila selulosa berikatan dengan partikel lemak, pori-pori tersebut akan meregang sehingga kertas menjadi lebih mudah ditembus cahaya dan tampak transparan (Sudibyo dan Hendarti, 1986). Berdasarkan hasil percobaan kertas saring menjadi bening pada minyak baru ,seharusnya pada minyak baru tampak noda berwarna putih keruh sedangkan pada minyak bekas nodanya berwarna kuning, sehingga keduanya menghasilkan kertas saring yang tampak transparan. Hal ini menandakan bahwa minyak tersebut mengandung gliserol yang merupakan hasil hidrolisa dari minyak. Pada minyak bekas terdapatnya gliserol dikarenakan minyak bekas telah dilakukan pemanasan sehingga trigeliseridanya berkurang dengan kadar gliserol dan asam lemaknya bertambah. Pada minyak baru, adanya gliserol disebabkan oleh adanya air dalam minyak, walaupun dalam jumlah yang sedikit dan dapat menghidrolisa minyak menjadi gliserol dan asam lemak. Dalam reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat menyebabkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa air dapat menurunkan kualitas minyak, karena air pada minyak dapat dijadikan media bagi mikroorganisme untuk tumbuh. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kurang teliti saat melakukan pengamatan.Pada percobaan kedua yaitu penentuan bilangan penyabunan, ketika minyak goreng ditambahkan KOH 0,5 N dalam etanol, kedua minyak tersebut tidak menyatu dengan KOH karena memiliki perbedaan massa jenis. Kemudian, setelah direfluks kedua minyak tadi bercampur dengan KOH. Minyak baru berubah menjadi kuning, sedangkan minyak bekas menjadi kuning-jingga. Hasil refluks ini menghasilkan larutan sabun yang bebas dari butiran lemak. Saat ditambahkan indikator PP, pada minyak baru warnanya menjadi pink, sedangkan pada minyak bekas warnanya menjadi pink kemerahan. Setelah dititrasi dengan HCl, diperoleh pada minyak baru warnanya menjadi pink keruh dengan volume titran 14,5 mL, sedangkan pada minyak bekas warnanya menjadi pink keruh juga dengan volume titran 10 mL. Dari hasil perhitungan, diperoleh bilangan penyabunan untuk minyak baru sebesar 73,3875, sedangkan pada minyak bekas bilangan penyabunannya sebesar 105,45. Hasil ini sudah sesuai dengan bilangan penyabunan untuk minyak bekas lebih besar daripada minyak baru. Bilangan penyabunan ini menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Bilangan penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Dalam hal ini KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa dan mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun KOH akan memutuskan ikatan lemak menjadi suatu gliserol dan garam dari asam-asam lemaknya (Ketaren, 1986). Kesalahan pengukuran ini dapat disebabkan karena kekurangtelitian saat pengamatan titik akhir titrasi.Kemudian, pada percobaan penentuan bilangan peroksida, baik pada minyak baru maupun minyak bekas ketika dilarutkan dalam asam asetat glasial:kloroform (2:3), warnanya sama-sama bening. Saat ditambahkan larutan KI jenuh dan didiamkan selama 20 menit, keduanya sama-sama berwarna kuning. Kemudian, ketika ditambahkan aquades, pada kedua minyak berwarna kuning keruh, namun minyak goreng baru lebih kuning sedangkan minyak bekas lebih keruh. Dan ketika ditambahkan indikator amilum, kedua minyak tadi menyebabkan warna kehitaman, namun minyak baru terlihat lebih hitam. Larutan amilum digunakan sebagai indikator dalam proses titrasi dengan menggunakan natrium tiosulfat sebagai titrannya. Iodin-amilum bertindak sebagai suatu tes yang sensitive untuk iodin dan iodin akan mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat. Pada penambahan awal tiosulfat, kedua minyak tadi membentuk larutan yang bening dan lama kelamaan menjadi keruh. Di bagian dasar erlenmeyer tampak minyak goreng baru memiliki warna yang lebih bening daripada minyak goreng bekas. Setelah dititrasi dengan Na2S2O3, diperoleh volume titran untuk minyak baru sebasar 0,5 mL, sedangkan untuk minyak bekas volume titrannya 0,6 mL. Berdasarkan perhitungan, diperoleh bilangan peroksida untuk minyak baru sebesar 100 dan untuk minyak bekas sebesar 120. Bilangan peroksida ini merupakan jumlah peroksida dalam setiap 1000 gr (1Kg) minyak dimana bilangan peroksida ini menunjukkan tingkat kerusakan lemak atau minyak. Dengan demikian, hasil percobaan ini sudah benar karena bilangan peroksida untuk minyak bekas lebih tinggi karena minyak bekas telah mengalami kerusakan akibat pemanasan yang menyebabkan oksidasi asam lemak tak jenuh menjadi gugus peroksida monosiklik. Selanjutnya, pada percobaan penentuan bilangan asam, ketika minyak baru dan bekas dilarutkan dalam alkohol 95%, kedua minyak berwarna kuning keruh. Setelah direfluks dan dipanaskan hingga mendidih, dan kemudian digojog kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya, pada minyak baru terbentuk kuning bening , sedangkan pada minyak bekas terbentuk warna kuning agak keruh. Penambahan indikator PP tidak menyebabkan warna kedua larutan berubah. Setelah dititrasi dengan KOH 0,5 N, pada minyak baru warnanya menjadi merah jambu dengan volume titran 0,5 mL, sedangkan pada minyak bekas warnanya menjadi putih keruh dengan volume titran 0,5 mL. Dari hasil perhitungan diperoleh bilangan asam untuk minyak baru 0,70125 dan untuk minyak bekas 0,70125. Bilangan asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak yang dinyatakan dengan mg basa (KOH) per 1 gram minyak. Bilangan asam merupakan parameter penting untuk penentuan kualitas minyak, dan bilangan ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat adanya reaksi hidrolisis dari reaksi kimia dan pemanasan. Semakin tinggi bilangan asamnya maka akan semakin banyak minyak yang sudah terhidrolisis. Dalam reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat menyebabkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut.Dari hasil bilangan penyabunan dan bilanganasam yang diperoleh, maka bilangan ester dapat ditentukan. Bilangan ester dapat dihitung dari selisih antara bilangan penyabunan dengan bilangan asam. Bilangan ester menunjukkan jumlah asam organik yang bersenyawa dengan ester. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh bilangan ester untuk minyak baru dan minyak bekas masing-maing sebesar 72,68625 dan 104,74875.

H. KESIMPULANBerdasarkan hasil praktikum diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :a. Identifikasi senyawa (lemak) dengan menggunakan grease spot test, dimana Test noda lemak menunjukan uji positif untuk sampel minyak baru dan minyak bekas yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada kertas saring menjadi transparan yang menandakan dalam minyak terdapat adanya minyak (gliserol).sehingga dalam praktikum didapatkan pada minyak bekas terdapat noda sedangkan pada minyak baru tidak terdapat noda.b. Bilangan penyabunan merupakan banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh bilangan penyabunan minyak baru sebesar 73,3875 dan minyak bekas sebesar 105,45.c. Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak yang dinyatakan dengan mg basa (KOH) per 1 gram minyak. Dari hasil percobaan, bilangan asam untuk minyak baru dan minyak bekas diperoleh masing-masing yaitu 0,70125 dan 0,70125. Semakin tinggi bilangan asamnya berarti semakin banyak minyak yang sudah terhidrolisis.d. Bilangan peroksida merupakan jumlah peroksida dalam setiap 1000 gr (1Kg) minyak di mana bilangan peroksida ini menunjukkan tingkat kerusakan lemak atau minyak. Berdasarkan percobaan, diperoleh bilangan peroksida yang untuk minyak baru dan minyak bekas berturut-turut sebesar 100 dan 120.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Nur Aisyah.2009.Pemanfaatan Minyak Goring Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat.Medan : Universitas Sumatra Utara.Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 2010. Dasar Dasar Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.Lehninger, Albert L. 2008. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.Naomi,Phatalina.dkk.2013. Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia .Sumatra : Universitas Sriwijaya. Poedjiadi, Anna.2012. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.Yustinah dan Hartini.2011. Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut Kelapa.Jakarta : Universitas Muhammadiyah Jakarta.