draft acara 2 sayekti

17
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan a. Isolasi dan Identifikasi Mikroba Table 2.1 Pengamatan mikroba dari tanah alfisol media PDA Pengencer an Ulanga n Gambar Hasil Pengamatan 10 -4 1 Bentuk Bundar Elevasi Cembung Tepian Licin Warna Putih Permukaa n Berkerut Opacity Buram 10 -4 2 Bentuk Keriput Elevasi Cembung Tepian Berombak Warna Putih keruh Permukaa n Halus Opacity Buram 10 -5 1 - Bentuk - Elevasi - Tepian - Warna - Permukaa -

Upload: chaecura-pasti-bisa

Post on 04-Jul-2015

126 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft Acara 2 Sayekti

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

a. Isolasi dan Identifikasi Mikroba

Table 2.1 Pengamatan mikroba dari tanah alfisol media PDA Pengenceran Ulangan Gambar Hasil Pengamatan

10-4 1

Bentuk Bundar

Elevasi Cembung

Tepian Licin

Warna Putih

Permukaan Berkerut

Opacity Buram

10-4 2

Bentuk Keriput

Elevasi Cembung

Tepian Berombak

Warna Putih keruh

Permukaan Halus

Opacity Buram

10-5 1 -

Bentuk -

Elevasi -

Tepian -

Warna -

Permukaan -

Opacity -

(Gagal)

10-5 2

Bentuk Bundar

Elevasi Cembung

Tepian Licin

Warna Putih buram

Permukaan Halus

Opacity Buram

Sumber : Laporan Sementara

Page 2: Draft Acara 2 Sayekti

Table 2.2 Pengamatan mikroba dari tanah alfisol media NAPengenceran Ulangan Gambar Hasil Pengamatan

10-4 1

Bentuk Tak beraturan

Elevasi Datar

Tepian Tak beraturan

Warna Putih buram

Permukaan Halus

Opacity Buram

10-4 2

Bentuk Tak beraturan

Elevasi Datar

Tepian Berlekuk

Warna Putih bening

Permukaan Halus

Opacity Transparan

10-5 1

Bentuk Keriput

Elevasi Datar

Tepian Berombak

Warna Putih buram

Permukaan Halus

Opacity Buram

10-5 2

Bentuk Bundar

Elevasi Cembung

Tepian Licin

Warna Kuning

Permukaan Halus

Opacity Buram

Sumber : Laporan Sementara

Page 3: Draft Acara 2 Sayekti

Table 2.3 Pengamatan mikroba dari tanah alfisol media AIA Pengenceran Ulangan Gambar Hasil Pengamatan

10-4 1

Bentuk Tak beraturan

Elevasi Datar

Tepian Tak beraturan

Warna Putih

Permukaan Halus

Opacity Trasparan

10-4 2

Bentuk Bundar

Elevasi Cembung

Tepian Lilin

Warna Abu-abu

Permukaan Kerutan

Opacity Buram

10-5 1 -

Bentuk -

Elevasi -

Tepian -

Warna -

Permukaan -

Opacity -

(Gagal)

10-5 2

Bentuk Bundar

Elevasi Datar

Tepian Berombak

Warna Putih bening

Permukaan Berkerut

Opacity Trasparan

Sumber : Laporan Sementara

Page 4: Draft Acara 2 Sayekti

Table 2.4 Pengamatan mikroba dari tanah alfisol media TSMPengenceran Ulangan Gambar Hasil Pengamatan

10-4 1 -

Bentuk -

Elevasi -

Tepian -

Warna -

Permukaan -

Opacity -

(Gagal)

10-4 2

Bentuk Bundar dengan tepian menyebar

Elevasi Berbukit-bukit

Tepian Tak beraturan

Warna Abu-abu

Permukaan Berkerut

Opacity Buram

10-5 1

Bentuk Bundar

Elevasi Cembung

Tepian Lilin

Warna Putih buram

Permukaan Halus

Opacity Buram

10-5 2

Bentuk Bundar

Elevasi Berukit-bukit

Tepian Tak beraturan

Warna Putih

Permukaan Berkerut

Opacity Buram

Sumber : Laporan Sementara

Page 5: Draft Acara 2 Sayekti

b. Pewarnaan Bakteri

Tabel 2.5 Pengamatan Pewarnaan Bakteri No. Pengenceran Jeni Tanah Warna Gram

110-4

VertisolMerah Negative (-)

10-5 Merah Negative (-)

210-4

AlfisolMerah Negative (-)

10-5 Merah Negative (-)

310-4

VertisolMerah Negative (-)

10-5 Merah Negative (-)

Sumber : Laporan Sementara

2. Pembahasan

a. Isolasi dan Identifikasi Mikroba

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan

mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur nmurni

atau biakan murni. Proses pemisahan atau pemurnian dari

mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan

mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,

memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam

mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai

Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu

(Admin, 2008) :

1) Isolasi pada agar cawan

Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah

mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu

spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap

koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah

inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara

dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores

kuadran, dan metode agar cawantuang. Metode gores kuadran, bila

metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya

mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel. Metode

Page 6: Draft Acara 2 Sayekti

agar tuang, berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang

menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan

(50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu

dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-

koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.

2) Isolasi pada medium cair

Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila

mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium

padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga

perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.

Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel

semakin besar.

3) Isolasi sel tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel

mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan

metode agar cawan atau medium cair. Sel mikroorganisme dilihat

dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel

tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat

halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

Dalam praktikum ini sumber isolat adalah dari air danau dan juga

tanah. Media yang digunakan dalam praktikum ini adalah PDA, NA,

AIA, TSM, dan CHU. Mikroba ditumbuhkan selama 4 hari dan

kemudian dilakukan pengamatan identifikasi yang meliputi bentuk,

elevasi, tepian, permukaan, warna dan opacity.

Media PDA ialah media isolasi untuk menumbuhkan jamur. Media

Nutrien Agar ( NA ) merupakan media isolasi yang kaya dan subur

digunakan dalam mengisolasi bakteri. Media TSM ialah media isolasi

untuk menumbuhkan Trichordema. Media AIA ialah media isolasi

untuk menumbuhkan Actinomycetes. Media Anaerob Isolasi Agar

(AIA) telah dikembangkan untuk memungkinkan isolasi dari cakupan

luas dari klinis signifikan anaerobic bakteri dengan dimasukkannya

Page 7: Draft Acara 2 Sayekti

dalam perumusan hati-hati campuran seimbang peptones dan glukosa

untuk menyediakan lingkungan yang kaya nutrisi. Media ini juga berisi

sistem penyangga mempertahankan pH fisiologis, berbagai mineral

penting bagi pertumbuhan dan L-sistein yang penurunan potensi

redoks medium dan juga merangsang pertumbuhan dari sejumlah

organisme. Sedangkan untuk media CHU digunakan dalam

mengisolasi Cyanobakteri.

Pada praktikum ini diperoleh hasil pada media PDA pengenceran

10-4 ditunjukan hasil rata-rata bentuk dari bakteri adalah bundar,

elevasinya cembung, tepian berombak, warna putih, permukaan halus,

dan opacity buram. Sedang pada pengenceran 10-5 ulangan pertama

gagal dan ulangan ke dua diperoleh hasil bentuk bundar, elevasi

cembung, tepian licin, warna petih halus dengan opacity buram.

Hasil pada media NA pengenceran 10-4 diperoleh bentuk tak

beraturan, elevasi datar, tepian berlekuk dan tak beraturan, warna putih

buram dan putih bening, permukaan halus dengan opacity buram dan

transparan. Untuk pengenceran 10-5 diperoleh bentuk keriput dan

bundar, elevasi datar dan cembung, tepian berombak dan licin, warna

putih buram dan kuning, permukaan halus, dengan opacity buram.

Untuk media AIA diperoleh hasil pada pengenceran 10-4 bentuk

bundar dan tak beraturan, elevasi cembung dan datar, tepian licin tak

beraturan, warna kuning dan putih, permukaan halus dan buram

dengan opacity tranparan dan buram. Pada pengenceran 10-5 pada

ulangan pertama gagal sedang pada ulangan ke dua diperoleh hasil

bentuk bundar, elevasi datar, tepian berombak, warna putih bening,

permukaan berkerut dan opacitynya transparan.

Dan untuk media TSM pada pengeceran 10-4 pada ulangan pertama

gagal dan untuk ulangan ke dua diperoleh hasil bentuk bundar dengan

tepian menyebar, elevasi berbukit-bukit, tepian tak beraturan, warna

abu-abu, permukaan berkerut dan pacity buram. Untuk pengenceran

10-5 diperoleh hasil bentuk bundar, elevasi cembung dan berbukit-

Page 8: Draft Acara 2 Sayekti

bukit, tepian licin dan tak beraturan, warana putih, permukaan halus

dan berkerut dengan opacity buram. Untuk media CHU trjadi

kegagalan. Kegagalan-kegagalan ini disebabkan nurisi yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba tidak tersedia.

Perkembangbiakan mikrobia dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya kadar oksigen pada media saat isolasi dan inkubasi. Ada

beberapa mikrobia yang dapat tumbuh pada media yang terdapat

oksigennya ada juga yang dapat tumbuh tanpa oksigen. Ada juga jenis

mikrobia yang dapat hidup baik ada atau tanpa oksigen. Selain itu

ketersediaan nutrisi di dalam media juga mempengaruhi pertumbuhan

bakteri tersebut. Kemasaman atau pH media juga berpengaruh pada

pertumbuhan mikrobia.

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah

kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil

(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan

struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus atau inti sel,

cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.

Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai

prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan

mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut

eukariota.

Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup

eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu

menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki

bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota

Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali

yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya

sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan

adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama

sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).

Page 9: Draft Acara 2 Sayekti

Actinomycetes merupakan salah satu mikroorganisme yang

mampu mendegradasi selulosa disamping kapang dan khamir.

Actinomycetes adalah bakteri yang tidak tahan asam, memiliki

filament diawal pertumbuhannnya. Actinomycetes dapat bersifat

fukulatif (mampu tumbuh baik jika terdapat O2 bebas atau tidak ada

O2) dan mampu mefermentasikan karbohidrat.

Koloni Trichoderma pada PDA tumbuh dengan cepat dan dapat

mencapai diameter 9 cm hanya dalam 4 hari dengan suhu 20ºC,

bahkan pada suhu 25ºC hanya membutuhkan 3 hari (Lubis, 1993).

Mula-mula pertumbuhan Trichoderma berbentuk anyaman miselium

dengan permukaan yang mulus, putih berair dan kemudian berhifa

banyak, karena pembentukan hifa-hifa sangat cepat, selanjutnya koloni

Trichoderma akan berubah warna menjadi hijau pekat. Bagian

bawahnya tetap tidak berwarna. Penampilan warna ini disebabkan

pewarnaan fialospora, jumlah spora dan adanya perpanjangan hifa

steril. Taksonomi fungi Trichoderma sp :

Kingdom : Myceteae (Fungi)

Divisio : Deuteromycota

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliaceae

Genus : Trichoderma

Spesies : Trichoderma sp

b. Pengecatan Bakteri

Pewarnaan pada bakteri digunakan untuk mempermudah

mempelajari dan mengamatinya. Untuk dapat menyiapkan bakteri agar

dapat diwarnai, sedikit biakan disebarkan dalam setetes air pada gelas

preparat. Kemudian diwarnai sesuai dengan proses pewarnaan. Zat

pewarna adalah terdiri dari ion positif dan ion negatif. Warna yang

berada pada ion positif adalah zat warna yang bersifat basa, sedangkan

zat pewarna yang bersifat asam berada pada ion negatif.

Page 10: Draft Acara 2 Sayekti

Pada pengecatan garam menggunakan kristal violet (gram A),

larutan iodium (gram B), etanol 95% (gram C) dan safranin (gram D).

Larutan violet kristal berfungsi sebagai cat utama yang akan diikat

oleh peptidoglikan bakteri. Larutan Iodin sebagai mordan untuk

mengintensifkan cat utama. Ethanol 95 % sebagai bahan peluntur

untuk melunturkan cat utama. Dan Safranin sebagai cat penutup untuk

mewarnai kembali sel-sel yang sudah kehilangan warna cat utamanya.

Dilakukan fiksasi agar bakteri benar-benar melekat pada kaca

obyek sehingga apabila dilakukan pencucian, olesan bakteri tidak akan

terhapus. Dari praktikum ini diperoleh hasil gram negative yang

ditunjukan dengan warna merah baik pada bakteri yang bersumber dari

tanah alfisol ataupun vertisol di pengenceran 10-4 atau 10-5.

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan

zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan

berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Gram-positif adalah

bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses

pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah

mikroskop. Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur

dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur

pewarnaan Gram.

Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri

patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran

plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.

Sekitar 90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan

sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat. Di sisi

lain, bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran

ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar

permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa

peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran

luarnya.

Page 11: Draft Acara 2 Sayekti

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari praktikum acara ini dapat disimpulkan

a. Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba

tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur nmurni atau

biakan murni.

b. Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat

warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan

berwarna merah bila diamati dengan mikroskop.

c. Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal

violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru

atau ungu di bawah mikroskop.

2. Saran

a. Saat penanaman bakteri sebaiknya perataannya dengan pelan dan hati-

hati agar tidak merusak media.