acara 1 lri

21
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM LAND REFORM DI INDONESIA ACARA I TATA CARA PELAKSANAAN SURAT PERJANJIAN BAGI HASIL Jumlah Pertemuan : 1 kali Hari Tanggal : Jumat / 26 September 2014 A. Tujuan Instruksional Khusus 1. Praktikum pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil (PHB) di maksudkan agar praktikan dapat mendemonstrasikan Surat Perjanjian Bagi Hasil antara pemiliik dan penggarap tanah. 2. Mahasiswa mampu mengisi daftar isian Surat PHB, secara akurat dan logik senyatanya dari lapang. 3. Mahasiswa dapat membandingkan Perjanjian Bagi Hasil dengan pelaksanaan PHB di tempat tugasnya masing- masing. B. Bahan dan Alat 1. alat tulis 2. daftar Isian (questioner) 3. kalkulator 4. materai

Upload: rhzqhyma

Post on 28-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Praktikum

TRANSCRIPT

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM LAND REFORM DI INDONESIA

ACARA ITATA CARA PELAKSANAAN SURAT PERJANJIAN BAGI HASILJumlah Pertemuan: 1 kaliHari Tanggal: Jumat / 26 September 2014A. Tujuan Instruksional Khusus1. Praktikum pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil (PHB) di maksudkan agar praktikan dapat mendemonstrasikan Surat Perjanjian Bagi Hasil antara pemiliik dan penggarap tanah.2. Mahasiswa mampu mengisi daftar isian Surat PHB, secara akurat dan logik senyatanya dari lapang.3. Mahasiswa dapat membandingkan Perjanjian Bagi Hasil dengan pelaksanaan PHB di tempat tugasnya masing-masing.B. Bahan dan Alat1. alat tulis2. daftar Isian (questioner)3. kalkulator4. materaiC. Dasar TeoriSudah dijelaskan sebelumnya bahwa pemilikan tanah pertanian di Indonesia belum seimbang, di mana petani yang tidak memiliki tanah (tunakisma =landless) atau petani yang memiliki tanah dengan luasan sempit (Petani Gurem)[footnoteRef:2] masih besar jumlahnya dan tentu akan semakin besar pada tahun yang akan datang terutama di pulau Jawa. Dengan demikian banyak petani yang ingin menjadi penggarap atau mengerjakan tanah milik orang lain. [2: Petani gurem adalah petani yang, menguasai tanah dengan luas 0,5 Ha atau kurang]

Perjanjian Bagi Hasil - dengan nama apapun iuga - yang diadakan antara pihak pemilik tanah pertanian dengan pihak penggarap di mana hasil produksi (panen) akan dibagi oleh kedua belah pihak menurut imbangan yang telah disetujui sebelumnya. Harus dibedakan bagi hasil dengan persewaan tanah.Sangat jelas pada perjanjian bagi hasil ini belum diketahui berapa hasil panen atau produksi pertanian yang digarap pada saat melaksanakan perjanjiannya. Hasil produksi pada perjanjian bagi hasil baru dibagi setelah panen, di mana kewajiban- kewajiban penggarap sudah dipotong dan prosentase yang dilakukan antara pemilik dan penggarap menurut perjanjian semula. Sedangkan persewaan tanah dapat terjadi sebelum tanah digarap dan sewanya ditetapkan dengan suatu jumlah hasil produksi innatural/uang tertentu yang sudah disepakati bersama oleh penyewa clan pemilik. Bagi petani tunakisma maupun petani guram, tidak melakukan sewa tanah, karena harus membayar jumlah tertentu sebagai sewa, sedang produksi pada panen yang akan datang belum tentu berhasil.Bagi hasil pasti dan tidak mungkin tidak terjadi, balk karena memang tanah itu diniatkan oleh pemiliknya untuk dibagi hasil dengan orang lain sebagai suatu sumber kehidupan bagi pemilik tanahnya, ataupun pada suatu waktu orang ltu tidak mampu mengerjakan sendiri karena sedang bepergian, misalnya melaksanakan tugas kenegaraan ke Iuar negeri dalam waktu lama ataupun karena sudah dalam keadaan uzur sedangkan tanah harus tetap dipertahankan produktif. Ada juga alasan lain yang dikemukakan misalnya karena kemalasan si pemilik tanah,kekurangan modal dalam mengolah tanahnya atau karena petani tanggung yaitu mereka yang tidak biasa atau tidak mampu menggarap tanah seperti bekas pejabat tinggi, pedagang dan profesi lainnya. Perjanjian Bagi HasiI semula hanya dilaksanakan menurut hukum adat setempat di mana imbangan bagi hasil ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak yang umumnya tidak menguntungkan bagi pihak penggarap. Hal itu disebabkan karena tanah yang tersedia untuk dibagi hasilkan tidak seimbang dengan petani yang membutuhkan tanah garapan.Dalam rangka untuk melindungi golongan petani yang ekonomis lemah terhadap praktek-praktek golongan ekonomi kuat yang mengandung unsure-unsur exploitation maka diterbitkan Undang-undang, No.2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil (LN 1960 No.2, Penjelasannya daIan TLN No. 1924). Tujuan perjanjian Bagi Hasil adalah : (1) pembagian hasil produksi (panen) antara pemilik dan penggarap agar dilakukan secara adil,(2) dengan menegaskan hak dan kewajiban dari pemilik dan penggarap agar terjamin pada kedudukan hukum yang layak bagi penggarap yang biasanya dalam perjanjian bagi hasil itu berada dalam kedudukan yang tidak kuat karena tanah pada umumnya tidak luas, sedang jumlah orang yang ingin menjadi penggarap adalah sangat besar.(3) peningkatan kegairahan dan kegembiraan bekerja bagi petani penggarap yang pada akhirnya akan berpengaruh positif pula pada produksi pangan secara nasional dalam mengamankan ketahan pangan Nasional.D. Tahapan Pelaksanaan1. Persiapkan perangkat alat tulis dan blangko yang akan diisi di lapangan sebagai hasil wawancara dengan petani (informan)2. Mulailah mengajukan pertanyann-pertanyaan kepada petani/informan dengan tutur kata yang sopan, santun dan bersahabat.3. Dalam memulai pengisian perjanjian bagi hasil ini sekelompok mahasiswa disimulasikan melaksanakan perjanjian bagi hasil sesuai dengan contoh pada lampiran 3 Keputusan Menteri Negara Agraria No.SK 322/KA/1960 tentang pelaksanaan Undang-undang No.2/1960 di mana :a. 1 orang bertindak sebagai pemiilikb. 1 orang bertindak sebagai penggarapc. 1 orang bertindak sebagai Kepala Desa,d. 1 orang bertindak sebagai Camate. 2 orang bertindak sebagai saksi4. Mengisi Surat Perjanjian Bagi Hasil sebagai berikut dengan data yang sebagian telah diliputdari lapang.

SURAT PERJANJIAN BAGI HASILNo/20 (1)Pada hari ini tanggal bulantahun 2014 (2) yang bertandatangan di bawah ini :----------------------(3) sebagai(4),bertampat tinggal di DesaKecamatanmemiliki sebidang tanah(5)terletak di DesaKecamatanLuasnya

.(6), tercatat dengan nomor persil. (7) dengan nama batas-batas : Utara..Timur.Selatan.. dan Barat .. selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PEMILIK ; ------------------------- II .. (8), bertempat tinggal di desa .., Kecamatan ..Kewedanaan .. pekerjaan.. (9) ..selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PENGGARAP : --------------- mengadakan perjanjian bagi-hasil mengenai tanah tersebut diatas dengan ketenyuan-ketentuan sebagai di bawah ini : ------------------1. Perjajian ini diadakan untuk .. (10) tahun dan dimulai ..hingga ..2. a. Bibit akan diberikan oleh .. (11) sebanyak..b.Pupuk akan diberikan oleh ..(11) berupa pupuk..sebanyak..c.Biaya traktor akan dibayar oleh ..(11)d.Biaya tanam akan dibayar oleh..(11)e.Yang tersebut dalam angka 2 a,b,c dan d di atas akan menerima kembali biaya yang akan dikeluarkannya masing-masing itu tanpa bunga,yang akan dikembalikan dari hasil kotor tanah tersebut.3. Pembayaran zakat kami atur sebagai berikut..4. Pajak tanah dibayar oleh ..(12)5. Yang akan memenuhi kewajiban dsa berupa ..(13) ialah ..(14)6. a. Pembagian hasil tanah,yaitu hasil kotor setalah dikurangi biaya-biaya tersebut pada angka 2e serta biaya panen,sesuai dengan Keputusan Bupati /Kepala Daerah .. tanggal ..No..(15),kami atur sebagai berikut ..b.Jika dikemudian hari terjadi perubahan dalam Keputusan Bupati / Kepala Daerah mengenai penetapan imbangan pembagian hasil tanah tersebut di atas, maka perubahan itu akan berlaku pula terhadap perjanjian ini.Artinya bagian kami, pemilik dan penggarap masing-masing akan diatur sesuai dengan penetapan yang baru dari Bupati/Kepala Daerah itu (16).7. .. (17)8. Mengenai hal-hal lainnya maka perjanjian ini berlaku ketentuan-ketentuan dari Undang-undang no.2/1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil dan Peraturan-peraturan pelaksanaannya serta peraturan hukum adat setempat,sepanjang yang terakhir ini tidak bertenangan dengan Undang-undang tersebut.Maka surat perjanjian ini aslinya dibubuhi materai secukupnya dan disimpan oleh Kepala Desa, sedang kami, pemilik dan penggarap mendapat turunannya dari Kepala Desa.Oleh karena pemilik ..(18),maka surat perjanjian ini ditandatangani oleh ..(19), bertempat tinggal di Desa ..Kecamatan..Kabupaten..(20) dari pemilik.

Kami yang tersebut diatas :I .PEMILIK II.PENGGARAP(21)(21).............................................Saksi saksi(22) (22).............................................

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh pemilik, penggarap, dan para saksi di hadapan saya .. (23), Kepala Desa .. pada tanggal Adapun ini dan maksudnya telah saya jelaskan kepeda merekan.Lembar yang asli dibubuhi materai Rp.6000,-..(24) ..No. ../19..(25)

Disahkan / ditolak pada tanggal ..Ditolak dengan alasan ..

Camat.... (27)K E T E R A N G A N(1) Diisi nomor yang sama dengan nomor dalam Buku Register Desa (Contoh B).(2) Diisi tahunnya dengan huruf , misalnya " lima ".(3) Diisi nama yang membagihasilkan.(4) Dalam kedudukan apa ia berkuasa atas tanah itu. Misalnya diisi : pemilik, pemegang gadai, penyewa atau lain sebagainya.(5) Diisi tanah "sawah" atau tanah kering (darat, tegalan).(6) Seorang penggarap hanya boleh mcmpunyai tanah garapan paling luas 3 hektar. Jika melebihi 3 hektar (tidak boleh lebih dari hektar) diperlukan izin dari Camat(7) Kalau ada diisi nomor persilnya menurut daftar tanah desa.(8) Diisi nama penggarap.(9) Penggarap haruslah seorang petani. Kalau penggarap itu suatu koperasi tani atau koperasi desa maka diperlukan izin dari Bupati, sedang kalau badan hukum lainnya diperlukan izin dari Menteri Agraria.(10) Untuk sawah jangka waktunya paling sedikit 3 tahun dan tanah kering 5 tahun. Dalam hal-hal yang luar biasa diperbolehkan kurang dari itu, tetapi memerlukan izin dari Camat.(11) Diisi "pemiIik" atau penggarap" menurut apa yang disetujui.(12) Harus dibayar oleh yang mempunyai tanahnya. Tidak boleh dibebankan kepada penggarap, kecuali kalau penggarap itu sendiri yang mempunyainya.(13) Sebutkan kewajiban-kewajiban yang dimaksudkan itu.(14) Sebutkan nama yang memikul beban-beban kewajiban itu,(15) Diisi tanggal dan nomor Keputusan Bupati yang menetapkan imbangan pembagian hasil tanah sebagai yang dimaksud dalam pasal 7 Undang-Undang No.2/1960 (16) Syarat ini harus selaiu dimuat dalam tiap surat perjanjian(17) Dapat ditambahkan syarat-syarat lain yang dianggap perlu(18) Hanya diisi kalau pemilik tidak dapat menandatangani sendiri surat perjanjian ini. Diisi apa sebabnya ia tidak dapat menandatanganinya sendiri, misalnya belum dewasa, sakit keras atau sudah amat tua(19) Diisi nama yang rnenandatangani surat perjanjian ini atas nama pemilik.(20) Diisi misalnya wali atau kuasa(21) Tanda tangan atau cap ibu jari pemilik/penggarap. x)(22) Tanda tangan atau cap ibu jari para saksi serta namanya masing-masing(23) Diisi nama Kepala Desa(24) Tanda tangan dan cap jabatan Kepala Dcsa,(25) Diisi nomor yang sama dengan nomor dalam Buku Register Kecamatan (Contoh C)(26) Kalau ditolak hendaknya disebutkan alasan penolakan itu (27) Tanda tangan dan cap jabatan Camatx) Tanda tangan pemilik di atas materai secukupnyaTurunan tidak ditandatangani oleh pemilik, penggarap dan para saksi, tetapi diberikan oleh Kepala DesaHasil PraktikumSurat Perjanjian Bagi Hasil yang telah diisi secara lengkap dan sudah ditandatangani oleh :1. Pemilik2. Penggarap3. Kepala Desa4. Camat5. Saksi-saksi

Pendalaman Materi1. Apa tujuan pembuatan surat Perjanjian Bagi Hasil antara pemilik dan penggarap ?Jawaban : tujuan dari pembuatan Surat Perjanjian Bagi Hasil antara Pemilik dan Penggarap antara lain : pembagian hasil produksi (panen) antara pemilik dan penggarap agar dilakukan secara adil, dengan menegaskan hak dan kewajiban dari pemilik dan penggarap agar terjamin pula kedudukan hukum yang layak bagi penggarap, peningkatan kegairahan dan kegembiraan bekerja bagi para petani penggarap yang pada akhirnya akan berpengaruh positif pula pada produksi pangan secara nasional dalam mengamankan ketahananan pangan nasional (food security).2. Siapakah yang paling diuntungkan dalam pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil tersebut ?Jawaban : Yang diuntungkan yaitu kedua belah pihak baik itu pemilik tanah maupun petani penggarap.3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan Perjanjian Bagi Hasil kurang berhasil di Indonesia ?Jawaban : Faktor-faktor yang menyebabkan perjanjian bagi hasil kurang berhasil karena secara administrasi sulit dilakukan dan berbelit birokrasinya karena memerlukan persetujuan Camat,yang mana petani penggarap biasanya berpendidikan rendah.Kemudian hukum adat yang mengatur perjanjian bagi hasil lebih familiar dimasyarakat dibandingkan dengan perjanjian bagi hasil yang di muat dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil

SURAT PERJANJIAN BAGI HASILNo. 3 / PBH / Banyuraden / IX / 2014

Pada hari ini tanggal Dua Puluh Lima bulan September tahun Dua Ribu Empat Belas yang bertandatangan di bawah ini : I. AGUNG WIDIYANTO sebagai pemilik tanah , bertempat tinggal di Desa Banyuraden Kecamatan Gamping memiliki sebidang tanah sawah terletak di Desa Banyuraden Kecamatan Gamping luasnya 10.000 m2 ( sepuluh ribu meter persegi ) , tercatat dengan nomor persil S.1714 dengan nama batas-batas : Utara: ANDI MUH.RIZKI Timur: ARGA YUGAN DARUSelatan: FRANDIKABarat: ZULKARNAIN ANSARselanjutnya dalam perjanjian ini disebut PEMILIK;II. AGUSTINUS NURJATI CAHYONO bertempat tinggal di Desa Kanoman Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Pekerjaan Petani selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PENGGARAP mengadakan Perjanjian Bagi Hasil mengenai tanah tersebut di atas dengan ketentuan-ketentuan sebagai di bawah ini :1. Perjanjian ini diadakan untuk 5 (lima) tahun dan dimulai 2014 hingga 20192. a. Bibit akan diberikan oleh PEMILIK sebanyak 20 kg bibit padi IR-64b. Pupuk akan diberikan oleh PEMILIK berupa pupuk Urea sebanyak 100 kgc. Biaya ternak akan dibayar oleh PENGGARAP d. Biaya tanam akan dibayar oleh PENGGARAP e. Yang tersebut dalam angka 2 a,b,c dan d di atas akan menerima kembali biaya yang akan dikeluarkannya masing-masing itu tanpa bunga, yang akan diambilkan dari hasil kotor tanah tersebut3. Pembayaran zakat kami atur sebagai berikut 4. Pajak tanah dibayar oleh AGUNG WIDIYANTO (PEMILIK TANAH)5. Yang akan memenuhi kewajiban desa berupa Kerja Bakti ialah AGUNG WIDIYANTO (PEMILIK TANAH)6. a. Pembagian hasil tanah, yaitu hasil kotor setelah dikurangi biaya-biaya tersebut pada angka 2c serta biaya panen, sesuai dengan Keputusan Bupati/Kepala Daerah Sleman tanggal 5 Mei 1987 No.12, kami atur sebagai berikut.Bahwa persentase bagi hasil antara PEMILIK dan PENGGARAP yaitu 50 : 50 setelah dikurangi biaya produksi pertanian.

b.Jika dikemudian hari terjadi perubahan dalam keputusan Bupati/Kepala Daerah mengenai penetapan imbangan pembagian hasil tanah tersebut di atas, maka perubahan itu akan berlaku pula terhadap perjanjian ini. Artinya bagian kami, PEMILIK dan PENGGARAP masing-masing akan diatur sesuai dengan penetapan yang baru dari Bupati/Kepala Daerah itu.

7. Karena faktor bencana alam, hama dan faktor lainya yang menyebabkan merosotnya produksi padi,maka PENGGARAP diwajibkan mengembalikan sesuai point 2 pada musim tanam berikutnya. 8. Mengenai hal-hal lainnya maka terhadap perjanjian ini berlaku ketentuan dari Undang-Undang No.2 Tahun 1960 tentang PERJANJIAN BAGI HASIL dan peraturan-peraturan pelaksanaannya serta peraturan hukum adat setempat, sepanjang yang terakhir ini tidak bertentangan dengan undang-undang tersebut.Maka surat perjanjian ini aslinya dibubuhi materai secukupnya dan disimpan oleh Kepala Desa, sedang kami PEMILIK dan PENGGARAP mendapat turunannya dari Kepala Desa. Oleh karena PEMILIK ............... maka surat perjanjian ini ditandatangani oleh ..........., bertempat tinggal di Desa ....................... Kecamatan . Kabupaten ................ dari PEMILIK.

Kami yang tersebut di atasI. PEMILIK

AGUNG WIDIYANTOII. PENGGARAP

AGUSTINUS NURJATI CAHYONO

SAKSI I

ANGGI WIDYASTUTI Saksi-saksi

SAKSI II

ARIEF YULIANTO

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh pemilik, penggarap dan para saksi di hadapan saya ACHMAD SETIAWAN, Kepala Desa Gamping pada tanggal 30 September 2014. Adapun ini dan maksudnya telah saya jelaskan kepada mereka. Lembar yang asli dibubuhi materai Rp.6000,-

Kepala Desa Banyuraden

ACHMAD SETIAWANNo.12/PHB/GP/III/2014 Disahkan/ditolak pada tanggal 31 September 2014Ditolak dengan alasan

Camat Gamping,

PUJI BRAHMANTONIP. 13222735LAPORAN KULIAH LAPANGANPENATAAN, PEMILIKAN DAN MANFAAT ATAS TANAH PERTANIANACARA ITATA CARA PELAKSANAAN / PEMBUATANSURAT PERJANJIAN BAGI HASIL

OLEH:KELOMPOK I KELAS A

1Achmad Setiawan13222712

2Agung Widyanto13222713

3Agustinus Nurjati Cahyono13222714

4Andi Muhammad Rizki13222715

5Anggi Widyastuti13222716

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIASEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONALYOGYAKARTA2014