acara 1 karbohidrat

21
ACARA I KARBOHIDRAT A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan : - Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/bijian-umbian. - Mengetahui cara melakukan hidrolisis amilum menngunakan asam. - Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida) berdasarkan reaksi- reaksi dan perubahan warnanya. 2. Hari,tanggal : Senin, 26 November 2012. 3. Tempat : Laboratorium Kimia, Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram. B. TINJAUAN PUSTAKA Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2 O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida, aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe - tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. 1

Upload: va-niez

Post on 30-Dec-2014

42 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 1 karbohidrat

ACARA I

KARBOHIDRAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan : - Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/bijian-umbian.

- Mengetahui cara melakukan hidrolisis amilum menngunakan asam.

- Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan

polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.

2. Hari,tanggal : Senin, 26 November 2012.

3. Tempat : Laboratorium Kimia, Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam

alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah

polisakarida, aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai

tipe - tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana,

mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat

diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer

disebut disakarida. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.

Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa

dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida

dirujuk sebagai oligosakarida. Jikadiperoleh dari hidrolisis maka karbohidrat iti disebut polisakarida

(Fessenden, 1990).

Karbohidrat memiliki beberapa sifat kimia berdasarkan gugus fungsinya. Yang pertama

adalah sifat mereduksi, yaitu biasanya kelompok monosakarida dan disakarida mampu mereduksi

agen pengoksidasi, misalnya ion –ion logam ( seperti Cu2+, Ag+ ) yang terdapat pada pereaksi tertentu.

Yang kedua, karbohidrat terutama kelompok monosakarida mampu membentuk furfusal dan

turunanya akibat dehidrasi. Yang ketiga adalah karbohidrat mampu membentuk osazon saat

dipanaskan dengan larutan yang mengandung fenilhidrazin berlebih. Yang keempat gugus hidroksil

pada karbohidrat dapat membentuk estaer jika direaksikan dengan asam dan yang kelima

monosakarida dapat membentuk glikosida yang jika direaksikan dengan metal alcohol

(Wahyudi,2003)

1

Page 2: ACARA 1 karbohidrat

Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simple dinamakan

monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan

disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida

dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung gugus

aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya

struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan penta hidroksil aldehid maka

glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah

dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison, 1983).

Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di alam, yaitu

pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut pati terdapat

pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati yang setelah

dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela

pohon atau singkong mengandung pati yang cukup banyak, terdiri atas dua macam polisakarida yang

kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.

Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-glikosidik, jadi

molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang

sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya

ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk

rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena

terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan

asam sehingga menghasilkan glukosa (Poedjiadi, 1994).

Amilum atau pati merupakan suatu polisakarida yang banyak terkandung dalam

tumbuhan misalnya pada umbi kentang, singkong , biji-bijian (butir gandum , jagung, beras, dan padi-

padian lain). Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam plastid yang termasuk

bagian dari kroloplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa.

Pati merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan karena glukosa merupakan bahan bakar seluler

yang utama (Poedjadi.2007:82).

Uji kuantitatif dilakukan dengan menentukan kadar pati dari isolat amilum pada umbi.

Uji kualitatif dilakukan dengan berbagai reaksi kmia yaitu reaksi peragian, reaksi molisch, dan reaksi

benedict (Wahjudi, 2003).

Benedict Reagen digunakan untuk mentes atau memeriksa kehadiran gula monosakarida

dalam suatu cairan. Monosakarida bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan menimbulkan

endapan merah bata. Selain menguji kualitas, secara kasar juga berlaku secara kuantitatif, karena

semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Anonim, 2009 ).

2

Page 3: ACARA 1 karbohidrat

Uji benedict, didasarkan pada kemampuan gula –gula pereduksi, mereduksi larutan yang

mengandung kupri sulpat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa mampu mereduksi ion Cu2+

menjadi Cu+  yang mengendap sebagai Cu2O membentuk endapan merah bata. Namun warna

endapan yang terbentuk tergantung pada konsentrasi gula pereduksi yang diuji ( Rifqi, 2008).

Reaksi Molish merupakan salah satu cara uji kualitatif karbohidrat dengan prinsip kerja

yaitu ikatan glikosida pada karbohidrat akan terhydrolisa oleh H2SO4 (pekat) menghasilkan

monosakarida yang kemudian dihydrasi membentuk Furtural. Dan bila direaksikan dengan Alpha

Naftol akan memberikan warna ungu.Ada juga cara uji kualitatif lainnya yaitru Reaksi Benedict yang

memiliki prinsip kerja Cu 2+ akan direduksi oleh gula menjadi Cu+. Dalam hal ini terbentuk

endapan Cu2O. reaksi dinyatakan positif apabila terbentuk endapan berwarna biru kehijauan sampai

merah batu bata /tergantung pada kadar gula reduksi yang tersedia ( Anonim, 2009 ).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Blender

- Corong Pisah

- Erlenmeyer

- Gelas kimia 200 ml

- Gelas ukur 50 ml

- Kertas saring

- Penangas air

- Pengaduk / spatula

- Penjepit

- Penyaring Buchner

- Pipet tetes

- Pipet volum

- Pisau

- Rak tabung reaksi

- Stopwatch

- Tabung reaksi 10 ml

- Timbangan analitik

3

Page 4: ACARA 1 karbohidrat

Bahan :

- Alkohol 95%

- Amilum yang diisolasi dari ubi kayu

- Aquades

- Indikator Amilum

- Kain kasa

- Kertas label

- Kertas saring

- Larutan 10% alfa naftol

- Larutan 20% suspense ragi roti

- Larutan buffer fosfat (pH 6,6-6,8)

- Larutan glukosa

- Larutan H2SO4 pekat

- Larutan Iodine

- Reagen benedict

- Reagen Saliwanoff

- Tissue

- Ubi kayu 100 gram (yang sudah di blender)

4

Page 5: ACARA 1 karbohidrat

D. CARA KERJA

1. Isolasi Amilum dari Umbi

- Di kupas, dicuci dan di timbang 100 gram

- (+) 200 ml aquadest kemudian diblender sampai halus, dilakukan beberapa kali.

- Disaring residu dengan kain dan larutan yang keruh ditampung dalam gelas ukur 500

ml.

- (+) 200 ml aquadest dan dikocok.

- Didekantasi

- (+) 200 ml aquadest dan dikocok

- (+) 100 ml alcohol 95%.

- Disaring dengan kertas

saring.

- Dikeringkan pada suhu

- kamar.

5

Larutan yang jenuh

Endapan

Ubi kayu

Larutan yang jenuh

EndapanLarutan yang jenuh

Larutan yang jernih

Pati

Hasil

Page 6: ACARA 1 karbohidrat

Adanya cincin ungu pada batas 2 cairan tersebut yang menunjukkan adanya karbohidrat

5 ml Reagen benedict + 8 tetes larutan glukosa

Warna hijau, kuning, merah, orange atau merah bata dan endapan merah bata menunjukkan reakis positif

1 ml larutan karbohidrat 1% : amilum (15 tetes per ml)

Hasil

2. Reaksi Molisch

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

- (+) 2 tetes larutan 10% alfa naftol yang masih baru.

- Dialirkan 2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung yang dimiringkan hingga

membentuk lapisan di bawah campuran.

3. Reaksi Benedict

Reagen benedict = larutan karbohidrat 1% (glukosa, fruktosa)

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

- Dipanaskan dengan penangas air selama 5 menit

4. Uji Reaksi Iodine

Larutan Iodine

0,127 gr I2 dilarutkan dalam 100 ml air yang mengandung 3 gr KI

- Diasamkan dengan larutan HCl encer 2 N (5 tetes)

- Pada semua tabung (+) 2 tetes larutan iodine.

- Diamati perubahan warna.

6

2 ml glukosa (30 tetes)

Page 7: ACARA 1 karbohidrat

2 tetes larutan karbohidrat 1% : glukosa, fruktosa

Hasil

5. Uji Reaksi Saliwanoff

Reagen saliwanoff

0,05 gr resorcinol dilarutkan dalam 100 ml asam klorida (1:3)

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 2 ml reagen saliwanoff.

- Semua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 menit

sampai terbentuk warna merah tua.

E. HASIL PENGAMATAN

Isolasi amilum dari umbi / biji-bijian

a. Berat ubi kayu = 100 gram

b. Setelah di blender akan tercampur / homogeny dan berwarna putih susu

c. Amilum dalam suspense alcohol 95 % berwarna putih

d. Setelah kering berwarna putih

e. Berat amilum kering = 9,11 gram

f. Berat amilum kering + kertas saring = 10,40

g. Berat kertas saring = 1.29

h. Kadar amilum = 9,11100

x 100% = 9.11 %

i. Kesimpulan : Diperoleh amilum kering 9.11 gr dengan kadar amilum 9.11 % dengan

warna putih jernih.

Uji kualitatif karbohidrat

Langkah Kerja Hasil Pengama\tan

a. Reaksi Molisch

Glukosa

2 ml glukosa 1 %

+ 2 tetes larutan 1% α-naftol dan

Glukosa (kuning bening) :

Setelah ditetesi larutan α-naftol,

terbentuk cincin bening pada

7

Page 8: ACARA 1 karbohidrat

dicampur,

dialirkan perlahan-lahan 2 ml H2SO4.

Fruktosa

5 ml fruktosa 1 % + 2 teteslarutan 10 %

alfanaftol yang masih baru dan

dicampur, dialirkan perlahan-lahan 2 ml

H2SO4.

permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4,

warna larutan menjadi coklat bening

dengan cincin di permukaannya.

Fruktosa (putih bening)

Setelah ditetesi larutan α-naftol,

terbentuk cincin bening pada bagian

permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4,

warna larutan menjadi coklat hitam

pekat tanpa cincin di (tercampur

seluruhnya).

b. Reaksi Benedict

5 ml reagen benedict + 8 tetes larutan

glukosa diletakkan pada tabung dan

dimasukkan dalam penangas air selama 5

menit.

Reagen benedict berwarna biru tua,

setelah ditetesi glukosa tidak ada

perubahan. Setelah dipanaskan selama 5

menit terbentuk 2 fase yaitu atas hijau

lumut dan bawah berwarna biru.

c. Reaksi Iodine

1 ml larutan amilum + 3 tetes HCl + 2 tetes

iodine.

Setelah ditambahkan HCl, larutan

menjadi bening. Setelah ditambah

iodine (kuning), terjadi perubahan warna

dari bening menjadi biru keunguan.

d. ReaksiSaliwanoff

Glukosa

2 ml larutan glukosa 1% + 2 mL reagen

saliwanoff + 2 tetes larutan glukosa lalu

dipanaskan selama 1 menit.

2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes larutan

fruktosa lalu dipanaskan selama 1 menit.

Glukosa

Setelah reagen saliwanoff yang

berwarna kuning bening dicampur

dengan larutan glukosa berubah warna

menjadi agak sedikit kunning bening.

Setelah dipanaskan, larutan menjadi

8

Page 9: ACARA 1 karbohidrat

bening seluruhnya.

Fruktosa setelah reagen saliwanoff

dicampur dengan larutan fruktosa,

larutan berwarna bening. Setelah

dipanaskan, larutan menjadi merah.

F. ANALISIS DATA

a. Isolasi amilum dari singkong (Manihot utilisima)

Diket :Berat amilum kering = 9,11 gr

Berat kertas saring = 1,29 gr

Berat kertas saring + pati/ amilum = 10, 40 gr

Dit : Kadar amilum. . .???

Jawab :

Kadar Amilum = Berat amilum kering / 100 gr × 100%

= 9,11 gr / 100 gr × 100 %

= 9,11 %

b. Persamaan Reaksi

Reaksi Molisch

Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

1. Glukosa

2. Fruktosa

9

Page 10: ACARA 1 karbohidrat

3. Rumus cincin ungu yang terbentuk

Reaksi Benedict

Berikut reaksi yang berlangsung:

O O

║ ║

R— C — H + Cu2+ + 2OH- → R— C — OH + Cu2O + H2O

Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

Reaksi Iodine

Iodium + amilum Ikatan iodin amilum (biru)

10

Page 11: ACARA 1 karbohidrat

Reaksi Saliwanoff

Pada uji Seliwanoff, ketosa terdeteksi pada zat uji Fruktosa dengan terbentuknya warna

jingga; yaitu karena terbentuknya resorsinol.

Berikut adalah reaksinya :

11

Page 12: ACARA 1 karbohidrat

G. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu mengenai karbohidrat, yang bertujuan untuk mengetahui

cara isolasi amilum dari umbi/biji-bijian,mengetahui cara melakukan hidrolisis amilum

menngunakan asam dan mengetahui identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida dan

polisakarida) berdasarkan reaksi–reaksi dan perubahan warnanya. Uji yang akan dilakukan

meliputi uji kuantitatif dan kualitatif dari karbohidrat, dimana karbohidrat

adalah amilum atau pati yang merupakan zat makanan yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh kita yang biasanya terdapat pada umbi-umbian,

daun, batang dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida

yang kedua-duanya merupakan polimer dari glukosa yaitu amilosa dan

amilopektin. Dimana, pada uji kuantitatif dilakukan isolasi amilum dari

umbi, dan uji kualitatif karbohidrat dilakukan dengan menggunakan reaksi

Molisch, reaksi Benedict, reaksi iodin,dan reaksi saliwanoff.

12

Page 13: ACARA 1 karbohidrat

Percobaan pertama yang dilakukan yaitu percobaan isolasi amilum dari ubi

kayu/biji-bijian untuk menentukan kadar pati yang terdapat dalam 100 gr ubi kayu. Isolat

amilum yang didapatkan larutan berwarna kuning yang merupakan amilopektin yang larut

dalam air dan amilumnya yang putih tidak larut dalam air sehingga mengendap, dari ubi kayu

ditambah alkohol 95 % kemudian di dekantasi beberapa kali dengan aquades diperoleh

pati/amilum kering berwarna putih dengan berat 9,11 gram dengan kadar amilum 9,11 %.

Pati terdapat dalam jumlah tinggi pada golongan umbi dan biji-bijian. Pati mengandung 2

jenis polimer glukosa, α- amilase dan amilopektin. α- amilase terdiri dari rantai unit-unit D-

glukosa yang panjang, molekul tinggi tetapi stukturnya bercabang tinggi (Poejiadi, 1994). Pati

adalah polisakarida dengan sususan yang kompleks. Hidrolisis polisakarida dilakukan untuk

memperoleh senyawa karbohidrat yang sederhana. Pati atau amilum merupakan polimer dari

glukosa dan apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan

amilopektin.

Percobaan selanjutnya yaitu uji kualitatif karbohidrat. Pada uji

kualitatif karbohidrat bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun

suatu senyawa atau adanya suatu karbohidrat. Uji kualitatif yang pertama

dlakukan yaitu uji reaksi molisch. Uji Molisch adalah pengujian untuk mengetahui

senyawa mengandung karbohidrat atau tidak, sampel yang digunakan adalah glukosa dan

fruktosa. Sampel ditambah alpha naphthol 10% dan asam sulfat (H2SO4) pekat, timbul

perubahan pada glukosa setelah ditetesi larutan α-naftol, terbentuk cincin bening pada

permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4, warna larutan menjadi coklat bening dengan cincin di

permukaannya. Sedangkan pada fruktosa Setelah ditetesi larutan α-naftol, terbentuk cincin bening

pada bagian permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4, warna larutan menjadi coklat hitam pekat

tanpa cincin (tercampur seluruhnya). Pada reaksi ini tidak terbentuk cincin ungu pada batas

kedua cairan, ini menunjukkan bahwa reaksi negative. Hal ini tidak sesuai teori yang

menyatakan,larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika

direaksikan dengan α-naftol dan asam sulfat pekat. Cincin ungu merupakan senyawa

kompleks yang menandakan bahwa larutan terdapat furfural (Poejiadi, 1994). Diperkirakan,

konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula

untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan α-naftol

13

Page 14: ACARA 1 karbohidrat

untuk membentuk produk berwarna (Harrow, 1946). Sehingga dapat diperkirakan terjadi

kesalahan pada uji yang dilakukan.

Uji Kedua, uji reaksi Benedict adalah uji untuk membuktikan adanya gula

pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas). Gula pereduksi adalah gula yang

mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Uji

benedict terutama dilakukan untuk karbohidrat pereduksi yang dapat mereduksi ion logam

(misalnya Cu2+ bereaksi dengan pereaksi benedict membentuk endapan Cu2O berwarna merah

bata, hijau atau bisa saja berwarna kuning (Rifki, 2008) ). Hasil yang didapatkan pada reaksi

ini setelah ditetesi glukosa tidak ada perubahan dan setelah dipanaskan selama 5 menit

terbentuk 2 fase yaitu atas hijau lumut dan bawah berwarna biru. Ini menunjukkan adanya

reaksi positif karena ada perubahan warna hijau.

Uji selanjutnya, uji reaksi iodine. Pada uji iodine bertujuan untuk

mengidentifikasi adanya pati, kondensasi iodine dengan karbohidrat golongan polisakarida

akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung

pada jenis karbohidratnya. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,

amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin akan

berawarna coklat atau merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan

glikogen. Dalam percobaan yang dilakukan pada larutan amilum dan HCl encer larutan

menjadi bening setelah ditetesi larutan iodien memberikan perubahan warna dari bening

menjadi biru keunguan, bahwa ini menunjukkan reaksi positif.

Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang

membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.

Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat

masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut

(Riyad . 2011).

Keempat Uji reaksi Saliwanoff, dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton dalam

sampel. Reaksi positif bila reaksi ditunjukan dengan perubahan warna larutan menjadi merah/merah

bata. Dari kedua sampel hanya sampel fruktosa yang bereaksi positif. Pada glukosa setelah reagen

saliwanoff yang berwarna kuning bening dicampur dengan larutan glukosa berubah warna

menjadi agak sedikit kuning bening.Setelah dipanaskan, larutan menjadi bening

seluruhnya.sedangkan pada fruktosa setelah reagen saliwanoff dicampur dengan larutan

14

Page 15: ACARA 1 karbohidrat

fruktosa, larutan berwarna bening. Setelah dipanaskan, larutan menjadi merah. Dalam hal ini

suatu karbohidrat merupakan suatu polihidroksi keton sehingga nantinya akan mempunyai gugus

keton. Glukosa dan fruktosa mempunyai gugus keton sehingga menghasilkan reaksi positif

( Elfa,2011). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan

hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan

warna merah pada larutannya ( Wahyu,2011).

Namun hasil yang diperoleh berbeda pada sampel glukosa yang menandakan uji

negative karna tidak membentuk perubahan warna merah, disini mungkin terjadi kesalahan

pada saat melakukan percobaan sehingga hasilnya tidak sesuai.

H. PENUTUP

a. Kesimpulan

Isolasi Amilum dari Umbi-umbian dapat dilakukan dengan cara umbi-umbian tersebut d

haluskan (blender), didekantasi, disaring dan ditimbang berapa kadar amilum yang terdapat

didalamnya yang disertai dengan penambahan etanol 95%. Hasil yang dapat dari isolasi

amilum dari umbi-umbian yaitu 9,11%

Identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan cara Reaksi Molisch, Reaksi Benedict,

Reaksi Iodine dan reaksi Saliwanoff.

Reaksi Molisch ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu. Dari hasil pengamatan

diperoleh bahwa kedua sampel tidak terbentuk cincin ungu dibagian tengah.

Reaksi Benedict yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata dan perubahan

warna pada sampel. Dari hasil pengamatan menunjukkan reaksi positif karena terjadi

perubahan warna.

Reaksi Iodine yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu pada larutan. Dari hasil

pengamatan menunjukkan bahwa reaksi positif terdapat pati karena terbentuk warna biru

keunguan.

Reaksi Saliwanoff yang ditandai dengan larutan yang terbentuk yaitu merah bata yang

menyatakan bahwa sampel tersebut mengandung gugus keton. Dan hasil positif pada

fruktosa dan negative pada glukosa Kesemua bukti atau hasil dari reaksi tersebut

membuktikan bahwa ada unsur karbohidrat atau untuk mengidentifikasi karbohidrat.

b. Saran

Bagi para praktikan diharapkan lebih teliti dan hati-hati dalam menjalankan praktikum

agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingkan serta tujuan dari praktikum dapat tercapai.

15

Page 16: ACARA 1 karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. http://arrayst.wordpress.com/tentang-dunia-susu/. Diunduh pada 29 November

2012.

Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga . Jakarta: Erlangga.

Morrison, Robert Thornton.1983. Organic Chemistry Fourth Edition. New York: New

York.University.

Poejiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Poedjiadi, Anna.2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Rifqi. 2008. Seri Pengantar Biokimia. Diakses pada

http://arifqbio.multiplay.com/journal/item/15/seri_Penangantar Biokimia . Diakses tanggal

29 November 2012.

Wahjudi, dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang: UM Press.

Wahyu, Riyad. Jejaring Kimia. Diakses pada : http://jejaringkimia.blogspot.com. Diakses 29

November 2012.

16