anpang acara 5 karbohidrat

24
ACARA V KARBOHIDRAT A. Tujuan Tujuan dari praktikum Acara V “Karbohidrat” antara lain: 1. Mengetahui nilai absorbansi larutan glukosa standar. 2. Menganalisis kadar gula reduksi pada legum dan serealia dengan metode Nelson Somogyi. B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teori Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondesat polimer- polimernya yang terbentuk. Mono dan disakarida memiliki rasa manis oleh sebab itu golongan ini disebut gula. Glukosa (gula anggur) dan fruktosa (gula buah) adalah contoh monosakarida yang banyak dijumpai di alam. Sukrosa (gula bit, gula tebu) dan laktosa (gula susu) adalah kelompok disakarida yang juga manis. Rasa manis dari gula-gula ini disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Penentuan karbohidrat dalam suatu bahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif (Sudarmadji, 2010).

Upload: aisy-allien

Post on 06-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondesat polimer-polimernya yang terbentuk. Mono dan disakarida memiliki rasa manis oleh sebab itu golongan ini disebut gula. Glukosa (gula anggur) dan fruktosa (gula buah) adalah contoh monosakarida yang banyak dijumpai di alam. Sukrosa (gula bit, gula tebu) dan laktosa (gula susu) adalah kelompok disakarida yang juga manis. Rasa manis dari gula-gula ini disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Penentuan karbohidrat dalam suatu bahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif

TRANSCRIPT

Page 1: Anpang Acara 5 Karbohidrat

ACARA V

KARBOHIDRAT

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum Acara V “Karbohidrat” antara lain:

1. Mengetahui nilai absorbansi larutan glukosa standar.

2. Menganalisis kadar gula reduksi pada legum dan serealia dengan metode

Nelson Somogyi.

B. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Teori

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan

meliputi kondesat polimer-polimernya yang terbentuk. Mono dan

disakarida memiliki rasa manis oleh sebab itu golongan ini disebut gula.

Glukosa (gula anggur) dan fruktosa (gula buah) adalah contoh

monosakarida yang banyak dijumpai di alam. Sukrosa (gula bit, gula tebu)

dan laktosa (gula susu) adalah kelompok disakarida yang juga manis. Rasa

manis dari gula-gula ini disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Penentuan

karbohidrat dalam suatu bahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu uji

kualitatif dan uji kuantitatif (Sudarmadji, 2010).

Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan

karakteristik karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur

dan lain-lain. Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,

oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah suatu molekul yang

dapat terdiri dari lima atau enam atom C. Yang termasuk dalam

monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, xilosa, arabinosa dan

ribosa (Winarno, 2008).

Penentuan gula invert dengan metode Nelson – Somogyi merupakan

analisis spektrofotometri metode kurva kalibrasi, sehingga tahapan awal

dimulai dengan pembuatan kurva standar yang dibuat dengan mengukur

absorbansi larutan standar pada panjang gelombang maksimum. Penentuan

Page 2: Anpang Acara 5 Karbohidrat

gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi diawali dengan terjadinya

reduksi komponen pereaksi Nelson oleh glukosa. Ion tembaga (II) dari

pereaksi Nelson akan tereduksi oleh glukosa menjadi tembaga (I).

Pemanasan campuran sampel dengan pereaksi Nelson dimaksudkan untuk

mempercepat reaksi dan mempertegas warna yang menunjukkan adanya

gula pereduksi, adanya gula pereduksi teridentifikasi dengan adanya

endapan merah bata yang berasal dari tembaga (I) oksida (Cu2O). Hasil

reaksi pada tahapan ini menghasilkan senyawa yang berwarna merah bata,

namun senyawa tersebut tidak dapat digunakan secara langsung dalam

analisis kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri. Hal ini

disebabkan senyawa tersebut cenderung berupa endapan, sehingga

campuran tidak homogen. Campuran antara pereaksi Nelson dan sampel

yang telah diencerkan juga memungkinkan terjadinya oksidasi fruktosa

menghasilkan produk yang sama pada oksidasi glukosa. Hal ini

disebabkan sifat basa pereaksi Nelson hasil hidrolisis parsial (anion)

beberapa garam komponen pereaksi tersebut. Adanya sifat basa larutan

pereaksi Nelson memungkinkan fruktosa berada dalam kesetimbangan

dengan glukosa dan manosa, oleh karena itu fruktosa dalam gula invert

juga diukur sebagai gula pereduksi. Oksidasi gula invert oleh pereaksi

Nelson secara keseluruhan menghasilkan asam glukonat. Pendinginan

campuran antara sampel dan pereaksi Nelson setelah pemanasan dilakukan

dengan merendam tabung reaksi dalam air dingin, selanjutnya

ditambahkan pereaksi Arsenomolibdat. Pada tahapan kedua, penambahan

pereaksi Arsenomolibdat mengakibatkan terjadinya oksidasi ion tembaga

(I) menjadi tembaga (II) yang disertai terbentuknya komplek molibdenum

berwarna biru kehijauan, semakin tinggi kadar gula invert semakin pekat

intensitas warna hijau larutan. Komplek molibdenum diukur dengan

spektofotometer, konsentrasi komplek molibdenum yang terukur

sebanding dengan kadar gula invert dalam larutan (Razak, 2012).

Karbohidrat memiliki dua kelompok, yaitu kelompok karbohidrat

yang dapat dicerna seperti monosakarida, disakarida, dekstrin, dan pati.

Page 3: Anpang Acara 5 Karbohidrat

Karbohidrat kelompok lain yaitu karbohidrat yang tidak dapat dicerna

seperti serat. Gula reduksi adalah gula yang memiliki kemampuan

mereduksi dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa –

senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam – logam

oksidator seperti Cu (II). Pada umumnya gula reduksi yang dihasilkan

berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas

enzim maka semakin tinggi pula gula reduksi yang dihasilkan. Contoh dari

gula reduksi adalah monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), dan

disakarida (laktosa, dan maltosa) kecuali sukrosa dan pati (polisakarida).

Gula reduksi didapatkan dengan cara metode nelson Somogyi

(Anam, 2013).

Sebagian besar metode untuk penentuan aktivitas karbohidrat

didasarkan pada analisis gula pereduksi yang terbentuk sebagai hasil dari

pemotongan enzimatik ikatan glikosidik antara dua karbohidrat atau antara

karbohidrat dan bagian non karbohidrat. Metode yang berbeda untuk

pengujian gula pereduksi telah diterapkan dalam pengukuran aktivitas

karbohidrat. Metode Nelson Somogyi dengan tembaga dan reagen

arsenomolibdat dan uji asam 3,5 dinitrosalisilat. Metode lain, seperti yang

didasarkan pada penggunaan sodium 2,2-bicinchoninat, p-hidroksibenzoat

asam hidrazida, atau kalium ferrisianida, lebih jarang digunakan

(Gusakov, 2011).

Analisis gula reduksi digunakan untuk menentukan jumlah gula

pereduksi yang ada dalam produk tanaman, hewani, dan industri untuk

tujuan yang berbeda misalnya, ketika menentukan pemanfaatan gula dalam

proses fermentasi dan penentuan gula dalam darah dan urin. Analisis kadar

gula reduksi yang biasa digunakan, antara lain metode Bertrand, metode

Hagedorf-Jenssen, metode Luff-Shoorl dan metode Nelson-Somogyi.

Metode Nelson Somogyi ini berdasarkan pada interaksi antara gula

reduksi dengan kuprioksida. Gula reduksi akan mereduksi kuprioksida

menjadi kuprooksida (Kolusheva, 2011).

Page 4: Anpang Acara 5 Karbohidrat

2. Tinjauan Alat dan Bahan

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau

absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang. Pengukuran

terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal

mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan

baik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau

sinar rangkap. Dalam praktek, alat-alat sinar tunggal biasanya dijalankan

dengan tangan dan alat-alat sinar rangkap biasanya menonjolkan

pencatatan spektrum absorpsi, tetapi adalah mungkin untuk mencatat satu

spektrum dengan suatu alat sinar tunggal (Day dan Underwood, 1981).

Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang

mengandung sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk

mengantikan beras. Jagung memiliki kalori yang sama dengan kalori yang

terkandung pada padi. Kandungan karbohidratnya pun mendekati

karbohidrat pada padi, berarti jagung juga memiliki nilai gizi yang

mendekati nilai gizi padi. Kadar karbohidrat dalam jagung 63 gram/100

gram atau 71,35 % (AAK, 1993).

Kedelai merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi

cukup tinggi. Diantara kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber

protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Kedelai

kuning adalah kedelai yang bijinya berwarna kuning, atau putih atau juga

hijau yang apabila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada

irisan kepingnya. Kedelai hitam, adalah kedelai yang bijinya berwarna

hitam. Kedelai hitam inilah yang biasanya dijadikan kecap (Cahyadi,

2007). Kandungan karbohidrat pada kedelai 100 g yaitu sebesar 24,9 g

(Muchtadi, 2010).

Dalam 100 g kacang tanah dan kulit arinya mengandung protein

15,0 g, niasin 9,7 mg, vitamin C 11,0 mg. Protein terdiri atas asam amino

esensial yang tidak dihasilkan oleh tubuh manusia antara lain arginin 1128

mg, fenilalanin 379 mg, histidin 227 mg, isoleusin 315 mg, leusin 460 mg,

valin 351 mg serta lisin, metionin, dan triptofan. Kadar lemak sekitar 19, 4

Page 5: Anpang Acara 5 Karbohidrat

g di antaranya mengandung asam lemak tidak jenuh oleat 7,5 g dan

linoleat 6,3 g yang bermanfaat mengatasi stroke, memperbaiki dan

mempertahankan struktur otak. Kadar karbohidrat kacang tanah sekitar

21,8 g, serat 1,1 g, mineral kalsium 56 mg, fosfor 245,0 mg, kalium 421

mg, serta beta karoten 20 mg. Kandungan energi kacang tanah sebesar 303

kalori/100 g (Usmiati, 2008).

Kacang merah merupakan komoditas kacang-kacangan yang sangat

dikenal masyarakat. Tanaman kacang merah terkenal sebagai sumber

serat, karena itu peranannya dalam usaha mengendalikan kadar glukosa

darah sangatlah penting, disamping kaya akan serat kacang merah juga

merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kacang

merah kering adalah sumber karbohidrat kompleks dan sumber serat yang

terdiri dari serat larut dan serat tak larut. Kadar karbohidrat kacang merah

adalah 59,5 gram/100 gram (Farman, 2012).

Kacang hijau merupakan salah satu kacang-kacangan yang

dimanfaatkan sifat fungsionalnya dari patinya, yaitu dibuat tepung hung

kue. Kandungan karbohidrat dalam 100 g kacang hijau yaitu sebesar 58 g.

Pati kacang hijau terdiri dari amilosa 28,8% dan amilopektin 71,2%.

Selain pati, dalam tepung kacang hijau ditemukan juga sukrosa, rafinosa,

stakiosa, dan verbakosa (Muchtadi, 2010).

Kacang koro adalah salah satu tanaman polong-polongan yang

banyak tumbuh. Kacabg koro merupakan salah satu sumber protein dan

sumber energi. Kacang koro kaya akan vitamin penting, mineral, serat

makanan larut dan tidak larut. Kacang koro mengandung protein sebesar

28,3%, 2,14% lemak, 55,34 % karbohidrat total, 8,5 % serat dan 5,37 %

abu (Hojjat, 2011).

Millet (Pennisetum glaucum) adalah salah satu dari empat sereal

yang paling penting (beras, jagung, sorgum dan millet) tumbuh di daerah

semi-kering tropis terutama di Afrika dan Asia. Millet kaya beberapa

nutrisi serta non-nutrisi seperti fenol. Millet memiliki energi yang tinggi,

pati yang rendah, dan serat tinggi (1,2g/100g, yang sebagian besar tidak

Page 6: Anpang Acara 5 Karbohidrat

larut). Energi millet lebih besar dari sorgum dan hampir sama dengan

beras merah karena kandungan lipid umumnya lebih tinggi (3 sampai 6%).

Kadar karbohidrat millet adalah 67,5 g/100 g (Nambiar, 2011).

C. Metodologi

1. Alat

a. Tabung reaksi

b. Pipet ukur 1 ml dan 10 ml

c. Neraca analitik

d. Beker glass

e. Penangas air

f. Spektrofotometer

g. Penjepit

h. Rak tabung reaksi

i. Kertas saring

j. Alat vortex

k. Corong kaca

l. Propipet

2. Bahan

a. Larutan gula standar

b. Reagensia Nelson

c. Reagensia Arsenomolibdat

d. Aquades

e. Kacang tanah

f. Kacang hijau

g. Kacang kedelai hitam

h. Kacang kedelai putih

i. Kacang merah

j. Kacang tolo

k. Kacang koro pedang putih

l. Kacang glinding

Page 7: Anpang Acara 5 Karbohidrat

m. Jagung

n. Millet

3. Cara Kerja

a. Preparasi Sampel

10 g kacang glinding Dihaluskan kemudian dilarutkan dengan aquades menjadi 250 ml

Disaring filtratnya

Page 8: Anpang Acara 5 Karbohidrat

b. Pembuatan Kurva Standar

Disiapkan 6 tabung reaksi lalu masing-masing diisi 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 larutan glukosa standar

Ditambahkan aquades hingga volume 1 ml

Ditambahkan reagen Nelson 1 ml pada tiap tabung lalu dipanaskan 15 menit dalam air panas.

Didinginkan dengan air mengalir

Ditambahkan 1 ml reagen arsenomolibdat dan 7 ml aquades pada tiap tabung lalu divortex.

Ditera absorbansinya pada λ 540 nm dengan spektrofotometer

Dibuat kurva standar absorbansi dan konsentrasi

Ditentukan persamaannya

Page 9: Anpang Acara 5 Karbohidrat

c. Penentuan kadar gula reduksi

D. Hasil dan Pembahasan

Tabel 5.1 Absorbansi Larutan Glukosa Standar 1,2 mg / 5 ml Glukosa

Larutan Glukosa Standar (ml)

Aquades (ml)Gula Reduksi Terlarut (mg)

Å

0 1 0 0,0330,2 0,8 0,048 0,1700,4 0,6 0,096 0,3270,6 0,4 0,144 0,5220,8 0,2 0,192 0,7261 0 0,240 0,817

Sumber : Laporan Sementara

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan

meliputi kondesat polimer-polimernya yang terbentuk (Sudarmadji, 2010).

Menurut Winarno (2008), karbohidrat mempunyai peranan penting dalam

menentukan karakteristik karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,

tekstur dan lain-lain. Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi

monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.

Gula reduksi adalah gula yang memiliki kemampuan mereduksi

dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa – senyawa yang

mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam – logam oksidator seperti

Cu (II). Pada umumnya gula reduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan

aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi

pula gula reduksi yang dihasilkan. Contoh dari gula reduksi adalah

monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) dan disakarida (laktosa, dan

maltosa) kecuali sukrosa dan pati (polisakarida) (Anam, 2013).

Diambil 1 ml larutan sampel lalu dilakukan prosedur yang sama seperti di atas.

Ditentukan persamaan kadar gula reduksi menggunakan persamaan kurva standar

Page 10: Anpang Acara 5 Karbohidrat

Prinsip analisis kadar gula reduksi metode Nelson-Somogyi adalah gula

reduksi akan mereduksi kuprioksida. Kuprooksida yang terbentuk direaksikan

dengan arsenomolibdat sehingga terbentuk molybdenum yang berwarna biru.

Intensitasnya diukur dengan pengukuran absorbansi menggunakan

spektrofotometer pada panjang gelombang 510 – 600 nm.

Pada percobaan ini kelompok 8 menggunakan sampel larutan kacang

glinding yang kemudian ditambahkan reagen Nelson sebanyak 1 ml yang

mengakibatkan warna larutan berubah dari bening menjadi biru, perubahan

warna ini disebabkan oleh warna reagen Nelson itu sendiri yang berwarna

biru. Setelah itu tabung dipanaskan selama 15 menit. Pemanasan campuran

sampel dengan pereaksi Nelson dimaksudkan untuk mempercepat reaksi dan

mempertegas warna yang menunjukkan adanya gula pereduksi. Campuran

antara sampel dan pereaksi Nelson setelah pemanasan dilakukan pendinginan

dengan merendam tabung reaksi dalam air dingin atau dengan air mengalir.

Pendinginan bertujuan agar reaksi berjalan stabil, karena apabila terlalu panas

kemungkinan reaksi tidak akan berjalan. Selanjutnya ditambahkan pereaksi

Arsenomolibdat. Pada tahapan kedua, penambahan pereaksi Arsenomolibdat

mengakibatkan terjadinya oksidasi ion tembaga (I) menjadi tembaga (II) yang

disertai terbentuknya komplek molibdenum berwarna biru kehijauan, semakin

tinggi kadar gula invert semakin pekat intensitas warna hijau larutan.

Kemudian ditambahkan aquades sebanyak 7 ml agar warna larutan sampel

tidak terlalu pekat sehingga dapat terbaca absorbansinya. Setelah itu larutan

sampel divortex agar homogen dan warna biru kehijauannya merata. Komplek

molibdenum diukur dengan spektofotometer, konsentrasi komplek

molibdenum yang terukur sebanding dengan kadar gula invert dalam larutan.

Larutan ditera menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 540 nm. Pada panjang gelombang 540 nm dapat menyerap sinar

warna biru kehijauan secara optimal sehingga pembacaan nilai absorbansinya

dapat berjalan dengan baik. Semakin besar konsentrasi larutan maka nilai

absorbansi yang dihasilkan semakin besar.

Page 11: Anpang Acara 5 Karbohidrat

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.30

0.2

0.4

0.6

0.8

1

f(x) = 3.44226190476191 x + 0.0194285714285716R² = 0.991962523652962

Kurva Standar

Gula Reduksi Terlarut (mg)

Abso

rban

si

Gambar 5.1 Kurva Standar

Setelah ditera menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai

absorbansinya. Kemudian dibuat kurva standar hubungan antara nilai

absorbansi (y) dengan konsentrasi gula terlarut (x). Nilai mg glukosa terlarut

secara berturut-turut adalah 0; 0,048; 0,096; 0,144; 0,192; dan 0,240. Nilai

absorbansinya berturut-turut adalah 0,033; 0,170; 0,327; 0,522; 0,726; dan

0,817. Kemudian nilai gula terlarut dan nilai absorbansi diregresi sehingga

didapat persamaan y = 3,442x + 0,019. Pembuatan kurva standar bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara gula reduksi terlarut dengan absorbansinya

dan menentukan kadar gula reduksi larutan sampel. Hubungan antara gula

reduksi terlarut dengan nilai absorbansi adalah berbanding lurus. Semakin

besar mg gula reduksi terlarut maka semakin besar nilai absorbansinya.

Page 12: Anpang Acara 5 Karbohidrat

Tabel 5.2 Kadar Gula Reduksi Sampel Legum dan Serealia

Kelompok Sampel ÅGula Reduksi Terlarut (mg)

Kadar Gula Reduksi

(%)1

A0,143 0,036 0,360

11 0,519 0,145 1,4502

B1,085 0,310 0,775

12 1,136 0,325 0,8133

C0,208 0,055 0,550

13 0,300 0,082 0,8204

D0,281 0,076 0,760

14 0,245 0,066 0,6605

E0,148 0,037 0,370

15 0,160 0,041 0,4106

F0,112 0,027 0,270

16 0,854 0,243 2,4307

G0,155 0,040 0,400

17 0,264 0,071 0,7108

H0,602 0,169 0,423

18 0,679 0,192 0,4809

I0,268 0,072 0,180

19 0,243 0,065 0,16310

J0,340 0,093 0,233

20 0,298 0,081 0,203Sumber : Laporan Sementara

Keterangan : A = Kacang tanah

B = Kacang hijau

C = Kedelai hitam

D = Kedelai putih

E = Kacang merah

F = Kacang tolo

G = Koro pedang putih

H = Kacang glinding

I = Jagung

J = Millet

Sampel – sampel di atas diperlakukan sama dengan perlakuan pada

sampel larutan gula standar. Filtrat yang diperoleh dari masing-masing sampel

diambil 1 ml dan kemudian ditambahkan 1 ml reagen Nelson dan dipanaskan

Page 13: Anpang Acara 5 Karbohidrat

dalam air mendidih selama 15 menit. Setelah itu tabung didinginkan dengan

air mengalir. Kemudian ditambahkan 1 ml reagen Arsenomolibdat dan

titambahkan 7 ml aquades dan kemudian divortex agar homogen. Dan terakhir

larutan ditera absorbansinya menggunakan spektrofotometer.

Pada kelompok 8 sampel yang digunakan adalah kacang glinding.

Diperoleh nilai absorbansinya sebesar 0,602 Å. Dengan gula reduksi terlarut

sebesar 0,169 mg dan kadar gula reduksinya sebesar 0,423 %. Pada percobaan

ini terjadi penyimpangan pada sampel kacang hijau (B) yang nilai

absorbansinya lebih dari interval. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh warna

larutan yang terlalu pekat karena pengenceran yang dilakukan belum tepat.

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui kadar gula reduksi terbesar pada sampel

kacang tolo sebesar 2,430 % sedangkan sampel yang memiliki kadar gula

reduksi terkecil adalah sampel jagung sebesar 0,163 %.

E. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilaksanakan dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, sebagai berikut :

1. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan

meliputi kondesat polimer-polimernya yang terbentuk.

2. Gula reduksi adalah gula yang memiliki kemampuan mereduksi

dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas.

3. Persamaan kurva standar yang diperoleh dari regresi nilai absorbansi

dengan gula reduksi terlarut yakni y = 3.442x + 0.019.

4. Pada kelompok 8 sampel kacang glinding, besar gula reduksi terlarut

sebesar 0,169 mg. Nilai absorbansinya sebesar 0,602 Å. Dan kadar gula

reduksi sebesar 0,423 %.

5. Kadar gula reduksi terbesar pada sampel kacang tolo sebesar 2,430 %,

sedangkan sampel yang memiliki kadar gula reduksi terkecil adalah

sampel jagung sebesar 0,163 %.

Page 14: Anpang Acara 5 Karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Anam, Choirul., N H Riyadi., dan A N Setyana. 2013. Aplikasi Edible Coating Pati Ubi Kayu dalam Pembuatan Permen Saga (Adenanthera pavonina) terhadap Karakteristik Sensoris, Umur Simpan, Dan Kimia. Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013. ISSN: 2302-0733.

Cahyadi, Wisnu. 2007. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Day, R A., dan A L Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi ke 4. Erlangga. Jakarta.

Farman, S., dan Y L Aryoko Widodo S. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Merah (Vigna Angularis) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Beban Glukosa. Jurnal Media Medika Muda Karya Tulis Ilmiah. Universitas Diponegoro.

Gusakov, Alexander V., Elena G. Kondratyeva., and Arkady P Sinitsyn. 2011. Comparison of TwoMethods for Assaying Reducing Sugars in the Determination of Carbohydrase Activities. International Journal of Analytical Chemistry Volume 2011, Article ID 283658, 4 pages doi:10.1155/2011/283658.

Hojjat, Sayed Saied., and M Galstayan. 2011. Study Quantitative and Qualitative Lentil (Lens Culinaris Medik.) Genotypes for Production in Iran. Technical Journal of Engineering and Applied Sciences. 2011-1-2/41-44.

Kolusheva, T., and A Marinova. 2011. Fast Complexometric Method for Analysis of Reducing Sugars Obtained During Starch Hydrolysis. Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 46, 1, 2011, 75-80.

Muchtadi, Tien R., Sugiyono., dan F Ayustaningwarno. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan. Alfabeta. Bogor.

Nambiar, Vanisha S., JJ Dhaduk., Neha Sareen, Tosha Shadu., Rujuta Desai. 2011. Potential Functional Implications of Pearl millet (Pennisetum glaucum) in Health and Disease. Journal of Applied Pharmaceutical Science 01 (10); 2011: 62-67.

Razak, Abd Rahman., N K Sumarni., dan B Rahmat. 2012. Optimalisasi Hidrolisis Sukrosa Menggunakan Resin Penukar Kation Tipe Sulfonat. Jurnal Natural Science Desember 2012 Vol. 1.(1) 119-131.

Sudarmadji, Slamet., B Haryono., dan Suhardi. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Usmiati, Sri., dan Tyas Utami. 2008. Pengaruh Bakteri Probiotik terhadap Mutu Sari Kacang Tanah Fermentasi. Jurnal Pascapanen 5(2) 2008: 27-36.

Winarno, F G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. M-Brio Press. Bogor.

Page 15: Anpang Acara 5 Karbohidrat

LAMPIRAN

1. Persamaan fungsi regresi untuk mencari nilai gula reduksi terlarut dalam

sampel kacang glinding:

y = 3.442x + 0.019

0,602 = 3, 442x + 0.019

x = 0,169 mg

2. Kadar gula reduksi sampel kedelai putih

Kadar gula reduksi =x . fp

mg sampel . 100 %

= (0,169 )(50)

2000mg . 100 %

= 0,423 %

Page 16: Anpang Acara 5 Karbohidrat

FOTO DOKUMENTASI

Gambar 5.2 Dipanaskan 15 Menit.

Gambar 5.3 Setelah Dipanaskan.

Gambar 5.4 Setelah Ditetesi

Arsenomolibdat.

Gambar 5. 5 Ditera Menggunakan

Spektrofotometer.