rancangan acara 1

50
ACARA I PENGENALAN ALAT, BEKERJA SECARA ASEPTIK, STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae (ganggang), fungi (jamur), lichenes, bakteri, dan virus. Keseluruhan mikroorganisme tersebut berpengaruh penting pada pertanian. Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang terpenting untuk dipelajari. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang memberikan pengertian-pengertian tentang asas-asas kimia dan fisika dalam proses kehidupan, tetapi juga sebagai ilmu terapan yang penting. Melalui mikrobiologi para pelaku kepentingan di bidang pertanian mampu mengetahui jasad – jasad mikroskopis yang bermanfaat maupun yang merugikan. Selain itu perkembangan dunia pertanian juga tidak lepas dari peranan mikrobiologi pertanian. Mikrobiologi tidak hanya pada pertanian, tetapi mikrobiologi dewasa ini meliputi mikrobiologi

Upload: aries-prambudi

Post on 20-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: rancangan acara 1

ACARA I

PENGENALAN ALAT, BEKERJA SECARA ASEPTIK, STERILISASI DAN

PEMBUATAN MEDIA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk hidup (organisme) berukuran

terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme

meliputi protozoa, algae (ganggang), fungi (jamur), lichenes, bakteri, dan virus.

Keseluruhan mikroorganisme tersebut berpengaruh penting pada pertanian.

Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang terpenting untuk

dipelajari. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang memberikan

pengertian-pengertian tentang asas-asas kimia dan fisika dalam proses

kehidupan, tetapi juga sebagai ilmu terapan yang penting. Melalui mikrobiologi

para pelaku kepentingan di bidang pertanian mampu mengetahui jasad – jasad

mikroskopis yang bermanfaat maupun yang merugikan. Selain itu

perkembangan dunia pertanian juga tidak lepas dari peranan mikrobiologi

pertanian.

Mikrobiologi tidak hanya pada pertanian, tetapi mikrobiologi dewasa ini

meliputi mikrobiologi lingkungan dan terapan. Pada praktikum mikrobiologi

acara 1, mahasiswa diharuskan untuk mengetahui alat-alat yang berhubungan

dengan proses praktikum mikrobiologi pertanian, mampu bekerja secara

aseptik, mengetahui sterilisasi alat-alat, dan juga mampu membuat berbagai

media dan fungsinya.

2. Tujuan Praktikum

Praktikum acara pertama ini bertujuan untuk :

a. Mengenal jenis-jenis peralatan yang digunakan pada laboratorium

mikrobiologi dan cara-cara penggunaanya

b. Memiliki ketrampilan dasar bekerja secara aseptic

c. Mengetahui cara-cara sterilisasi alat-alat

Page 2: rancangan acara 1

d. Mengetahui cara pembuatan media dan fungsi dari masing-masing media.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I Pengenalan Alat, Bekerja secara Aseptik, Sterilisasi dan

Pembuatan Media ini dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Oktober 2012 pukul

15.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pengenalan Alat 

Alat di Laboratorium Mikrobiologi merupakan alat yang digunakan dalam

proses praktikum mikrobiologi. Alat-alat ini penting diketahui oleh praktikan.

Hal-hal dasar yang harus dikenali dari alat-alat praktikum adalah fungsi dan

cara mengoperasikan peralatan tersebut.

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,

prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa

kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang

berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti

thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang

disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti

thermograph,barograf ( Moningka, 2008).

a. Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop

cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak

dapat dilihat dengan mata telanjang

b. Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan

perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop

stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni

dan jamur.

Page 3: rancangan acara 1

c. Autoclave

Merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan

bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan.

d. Inkubator (Incubator)

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba

pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan

pengatur waktu.

e. Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi)

mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan

cawan bagian atas sebagai penutup.

f. Pipet Ukur (Measuring Pippete)

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan

volume yang diketahui.

g. Pipet tetes (Pasteur Pippete)

Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang

dipindahkan tidak diketahui.

h. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji

biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media

padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal,

tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke

tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu

media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).

i. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu

Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-

Page 4: rancangan acara 1

bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam

kultur cair

j. Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu

erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala

volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume

tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.

k. Beaker Glass

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di

dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media,

menampung aquades.

l. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang

steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain,

bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api

yang berwarna biru (paling panas).

m. Jarum Inokulum

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk

ditanam atau ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya

terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika

terkena panas.

n. pH Indikator Universal

Berguna untuk mengukur atau mengetahui pH suatu larutan. Hal

ini sangat penting dalam pembuatan media karena pH pada media

berpengaruh terhadap petumbuhan mikroba. (Sutedja, 1991)

Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi

yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur

mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang

Page 5: rancangan acara 1

tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali

hingga ribuan kali (Dwijoseputro,1994). 

2. Bekerja Secara Aseptik

Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam

memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain

secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur.

Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur

mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis

mikrobiologi. Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan

mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat,

bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan

praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini

sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal

tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli

mikrobiologi (Pelczar, M. J., Chan, 2007).

Ada beberapa aturan umum yang harus diperhatikan dalam tehnik aseptis,

yaitu:

a. Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran

udara, misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu

yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang.

b. Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan

digunakan. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.

c. Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum

digunakan. Di sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan

etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu

dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja, sebaiknya meja kerja

dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.

Page 6: rancangan acara 1

d. Semua peralatan yang digunakan harus steril. Sebaiknya semua peralatan

yang telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang sepertinya

telah disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka sebaiknya

jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali pakai atau

bukan.

e. Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir

pergerakan tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan

kanan (jarum inokulum, filler, pipet dll.) letakkan disebelah kanan begitu

juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer dll.) terkecuali untuk

tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan ruang lapang untuk

bekerja.

f. Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh

mikroorganisme yang menempel.

g. Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua

bahan dan alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja.

Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang

terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta

cadangannya.

h. Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan

membantu melindungi dari tumpahan biakan atau bahan kimia berbahaya.

Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak bermasalah jika materi dan

bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.

i. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan

desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat

membilas mikroorganisme yang ada di tangan.

(Nester, 1982 ).

Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga

adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik

pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang

Page 7: rancangan acara 1

baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya

kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak diiinginkan

(Pelczar, 2005).

3. Sterilisasi.

Steril adalah istilah yang menunjukkan kondisi tanpa mikroorganisme

hidup. Mikroorganisme hidup adalah oganisme yang dapat berbiak di bawah

kondisi optimum untuk pertumbuhannnya. Dengan demikian pensterilan

merupakan istilah untuk setiap proses yang menghasilkan kondisi steril di

dalam makanan. Beberapa mikroorganisme dan sporanya sangat tahan panas

dan biasanya tidak praktis untuk mensterilkan makanan dengan pengolahan

panas. Apabila hal ini dilakukan organoleptik dan nilai gizi makanan akan

rusak sehingga tidak dapat diterima . Proses pensterilan yang digunakan

dalam pengolahan panas makanan dibarengi dengan cara pengawetan lain,

misalnya pengemasan dan pengaturan suhu penyimpanan. Cara tersebut

dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme atau sporanya

dalam lingkungan kondisi penyimpanan makanan yang telah diproses dengan

panas dan memenuhi persyaratan ini dikatakan steril secara niaga

(Jutono, dkk., 1990).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi.

a. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang

berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba

tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan

yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

b. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.

1) Pemanasan

a) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara

langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.

Page 8: rancangan acara 1

b) Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi

panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya

erlenmeyer, tabung reaksi dll.

c) Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang

mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak

terjadi dehidrasi.

d) Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf.

2) Penyinaran dengan UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,

misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan

interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.

c. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan

antara lain alkohol.

Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi

jarum ose dan sebagainnya terbuat dari platina, caranya dengan membakar alat-

alat tersebut diatas api lampu spirtus sampai pijar. Sterilisasi dengan udara

panas, untuk keperluan ini dipakai alat yang mempunyai thermostat yang

disebut hot air stelizer(oven).pada umumnya temperature yang digunakan pada

sterilisasi secara kering 170-180oC, paling sedikit selama 2 jam. Sterilisasi

dengan menggunakan uap air panas , bahan-bahan yang mengandung cairan,

tidak dapat disterilkan dengan udara panas yang kering. Sterilisasi yang baik

adalah dengan mengunakan uap air panas bahan-bahan yang disterilkan dengan

cara ini pada umumnya medium kultur yang tidak tahan terhadap panas yang

sangat tinggi. Dan ada pula sterilisasi dengan penyinaran, dimaksudkan disini

untuk merusak kemampuan sel mikroba pengkontaminan secara seluler dan

genetic yang mengakibatkan mikroba tersebut tidak mampu untuk melakukan

reproduksi dan pertumbuhan. Teknik sterilisasi ini biasanya menggunakan

radiasi ion dengan dosisi dan waktu pemaparan yang cukup lama.

(Waluyo, 2007)

Page 9: rancangan acara 1

Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak

dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut

Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000C dalam keadaan lembab. Secara

sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada

suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia.

kemudian disimpan pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan spora

tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan

diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak

bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara

berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud, 2008).

4. Pembuatan Media Pembiakan

Pengenalan Media Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme

melalui penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang

sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen

dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam

bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz et al, 2001).

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien)

yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-

macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis

dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam

suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain :

harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus

mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan

kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat

menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum

digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik

(Sutedjo, 1991).

MediaAgar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar

sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu

Page 10: rancangan acara 1

450 C. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah

polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah

lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar

(Machmud, 2008).

Konsisten medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung kepada

keperluannya. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat medium

menjadi padat dapat dipakai agar. Praktisnya semua media yang digunakan

untuk penyediaan medium mikroba sudah secara komersial dalam bentuk

bubuk dan juga dalam bentuk siap pakai. Dalam penyediaan media, kebanyakan

bersifat alamiah sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan

(Pelczar, 2005). 

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. Pengenalan Alat

1) Mikroskop

2) Jarum Inokulasi, jatum ose

3) Petridish

4) Hemasitometer

5) Erlenmeyer

6) Bunsen

7) Autoklaf

8) Gelas ukur

9) Pipet

10) Jarum ent

11) Hand Colony Counter

12) Beker glass

13) Dryglaski

14) Pipet drop

15) Preparat

Page 11: rancangan acara 1

16) Pinset

17) Inkubator

18) Tabung reaksi

19) Oven

20) Lamina air flow

21) Sprayer

22) Mikropipet

b. Bekerja secara aseptis

1) Tabung reaksi

2) Petridish yang berisi biakan bakteri atau jamur atau actinomycetes

3) Lampu Bunsen

4) Sarung tangan

5) Masker atau slayer

6) Botol semprot

7) Jarum ose

8) Sterilisasi alat dan medium

9) Erlenmeyer

10) Jarum inokulasi, jarum ent, jarum ose

11) Petridish 

12) Otoklaf

13) Tabung reaksi

14) Pipet, Pipet drop

c. Pembuatan media

1) Autoklaf

2) Pemanas

3) Erlenmeyer

4) Tabung reaksi

5) Petridish

6) Pipet

Page 12: rancangan acara 1

7) Gelas ukur

2. Bahan

a. Bekerja secara aseptis

1) Alkohol 70%

2) Kapas penyumbat

3) Koloni bakteri dalam media 

b. Sterilisasi alat dan medium

1) Aquadest untuk mencuci alat

2) Kertas pembungkus

3) Karet

4) Plastik pembungkus

c. Pembuatan media

1) Media Potato Dekstrosa Agar

a) Kentang 40 gram

b) Dekstrosa 2 gram

c) Agar-agar 4 gram

d) Aquadest sampai dengan 200ml

2) Media Nutrient Agar

a) Ekstrak daging 3 gram

b) Peptone 5 gram

c) Agar-agar 20 gram

d) Aquadest 1liter

e) NaCl 5 gram

3. Cara Kerja

a. Bekerja secara aseptic

1) Mencuci tangan dan membersihkan meja dengan alkohol 70%

2) Memakai sarung tangan dan masker

3) Memfiksasi ujung jarum ose pada api Bunsen

Page 13: rancangan acara 1

4) Membuka tutup penyumbat tabung reaksi dengan tangan kanan, dan

tabung reaksi berada di tangan kiri

5) Memfiksasi tabung reaksi pada lampu bunsen tersebut

6) Mengambil inokulum bakteri dengan jarum ose dalam keadaan dekat

dengan api Bunsen

7) Memfiksasi kembali tabung reaksi kemudian menutupnya dengan

penyumbat

8) Memindahkan segera inokulum dari tabung reaksi ke dalam petridish

yang telah berisi media agar, dengan cara mengoleskan zig-zag secara

tipis dalam keadaan dekat dengan api Bunsen

b. Sterilisasi alat dan medium

1) Mencuci bersih semua alat yang akan disterilkan

2) Membungkus petridish, tabung reaksi, pipet dan pipet drop dengan

kertas

3) Memasukkan alat-alat yang telah dibungkus ke dalam otoklaf

4) Mengatur suhu, tekanan, dan waktu pada otoklaf

5) Mengambil alat dari otoklaf, diusahakan alat tetap steril dengan tidak

membuka kertas pembungkus 

c. Pembuatan media

1) Pembuatan Media NA

a) Memotong kentang menjadi bagian-bagian yang kecil-kecil

b) Menimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan

analitis

c) Aquades sebanyak 100 ml dibagi menjadi dua, satu bagian untuk

melarutkan Beef extract dan peptone dan sebagian lagi untuk

melarutkan agar. Sebaiknya air untuk melarutkan agar lebih banyak

d) Melarutkan agar pada sebagian air tersebut dengan mengaduk secara

konstan dan diberi panas. Dapat menggunakan kompor gas atau hot

Page 14: rancangan acara 1

plate stirrer (jangan sampai overheat, karena akan terbentuk busa dan

memuai sehingga tumpah)

e) Sementara itu, sebagian aquades digunakan untuk melarutkan

peptone dan beef extract, cukup dengan pengadukan

f) Setelah keduanya larut, larutan dituangkan ke larutan agar dan diaduk

sampai homogen

g) Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan

disterilisasi dengan autoklaf

h) Menuangkan media steril ke cawan petri steril secara aseptis. Jika

diinginkan media tegak atau miring pada point ke 5, media langsung

dituangkan ke tabung kemudian disterilisasi

2) Pembuatan Media PDA

a) Memotong kentang menjadi kecil-kecil

b) Menimbang komponen media dengan menggunakan timbangan

analitis

c) Merebus kentang dalam sebagian aquades tadi selama 1-3 jam

sampai lunak, kemudian diambil ekstraknya dengan menyaring dan

memerasnya dengan menggunakan kertas saring lalu ditampung di

Beaker glass baru

d) Agar dilarutkan dengan Strirrer dalam 50 ml aquades lalu setelah

larut dapat ditambahkan dekstrosa dan dihomogenkan lagi

e) Setelah larut semua, ekstrak kentang dan agar-dekstrosa dicampur

dan dihomogenkan

f) Media dituang ke dalam Erlenmeyer atau ke tabung reaksi kemudian

siap untuk disterilisasi

Page 15: rancangan acara 1

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Pengamatan alat-alat Laboratorium

No. Gambar Fungsi Alat Keterangan Bagian

1. Mikroskop Untuk melihat objek mikroskop dengan perbesaran tertentu

Mikroskop1. Lensa okuler2. Lensa objektif3. Spesimen4. Kondenser5. Sumber cahaya

2. Jarum inokulasi, jarum ose

Untuk mengambil inokulum

a. Ose bulat1.      Tangkai ose2.      Kawat ose

b. Ose lurus

3. Petridish Untuk menempatkan media a. Tutupb. wadah untuk

tempat medium biakan

4. Hemasitometer Untuk menghitung jumlah bakteri

1

2345

a b

a

b

Page 16: rancangan acara 1

5. Erlenmeyer Untuk menampung larutan dengan ukuran tertentu

a. leher labu tempat menuang larutan

b. penunjuk ukuran

6. Bunsen Untuk memanaskan serta mensterilisasikan alat-alat laboratorium

a. spirtus sebagai bahan bakar

b. kaki tiga sebagai penyangga

7. Autoklaf Untuk mensterilisasikan alat-alat yang digunakan, dengan pengatur suhu, tekanan, dan waktu

1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)

2. 2.Katup pengeluaran uap

3. pengukur tekanan

4. kelep pengaman

5. Tombol on-off6. Termometer7. Lempeng

sumber panas8. Aquades

(dH2O)9. Sekrup

pengaman10. Batas

penambahan air8. Gelas ukur

a

Untuk menampung larutan dengan ukuran tertentu

a. penunjuk ukuran

a

b

a

b

Page 17: rancangan acara 1

9. Pipet Untuk mengambil suatu larutan dan meneteskannya tetes demi tetes dengan ukuran tertentu

a. karet untuk mengambil dan mengeluarkan larutan

10. Jarum ent

1

2

Untuk mengambil sampel pada media yang keras (buah busuk, nasi basi, dsb)

1. Pegangan2. mata jarum

11. Hand Colony counter Untuk menghitung jumlah koloni

a. Gantunganb. Tombol

penghitungc. Layar angkad. Tombol reset

12. Beker glass Untuk menampung larutan dengan ukuran tertentu

a. penunjuk ukuran

13. Dryglaski Untuk mengaduk larutan dan meratakan media

a

c

b

d

a

a

Page 18: rancangan acara 1

14. Pipet drop Untuk mengambil larutan dengan ukuran tertentu

a. Bulb (untuk memasukkan dan mengeluarkan larutan

b. penunjuk ukuran

15. Preparat

b a

Sebagai penutup objek. Untuk meletakkan objek. Secara umum untuk menemptkan objek di bawah mikroskop.

a. Deck glassb. Objek glass

16. Pinset Untuk menjepit objek saat dipindahkan.

a. Tempat meletakkan tangan

b. Tempat penjepit obyek

17. Inkubator Alat yang digunakan untuk melakukan inkubasi

a. ruang inkubasi dimana hasil inokulasi diletakkan

b. pintu untuk membuka dan

a

b

a

b

b

a

Page 19: rancangan acara 1

menutup18. Tabung reaksi Tempat media agar miring

dan tempat untuk melakukan reaksi kimia sederhana

a. mulut tabung b. badan tabungc. dasar tabung

19. Oven Untuk mensterilkan alat- alat gelas yang tahan terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat- alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban.

a. Timerb. Ventilasi &

tombol on/offc. Pengatur suhud. Pintue. Peganganf. Rak

20. Laminar Air Flow Berfungsi untuk

pengerjaan secara aseptic

karena mempunyai pola

pengaturan dan

penyaringan aliran

sehingga aseptis. Untuk

aplikasi sinar UV beberapa

jam sebelum digunakan

a. Blowerb. Prefilterc. Fluorescent light

21. Spray Tempat alkohol a. lubang sprayerb. tuasc. leher sprayerd. badan sprayere. dasar sprayer

a

c

b

cba

d

ef

c

b a

b a

ac a

d a

e

Page 20: rancangan acara 1

22. Mikropipet Untuk mengambil larutan

dalam skala yang cukup

kecil.

a. Thumb knopb. Tip ejector

buttonc. Scale volumeterd. Shaft tip holdere. Nozzlef. tip

Sumber: Hasil Pengamatan

2. Pembahasan

a. Pengenalan Alat

Untuk melihat atau untuk suatu penelitian benda atau organisme yang

mempunyai ukuran mikro atau sangat kecil, dimana kemampuan mata

tidak dapat menjangkaunya, maka dibutuhkan suatu alat yang dinamakan

mikroskop. Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah

mikroskop cahaya. Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat,

atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar

dari aslinya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak

mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm.

Bagian-bagian Mikroskop: Eyepiece / oculars (lensa okuler) Untuk

memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif. Revolving nosepiece

(pemutar lensa objektif)Untuk memutar objektif sehingga mengubah

perbesaran. Observation tube (tabung pengamatan / tabung okuler). Stage

(meja benda).

Objeck glass berfungsi untuk tempat menaruh objeck yang akan

diamati di bawah mikroskop. Deck glass berfungsi untuk menutup objek

yang ada di atas objeck glass. Cara mensterilkan dengan cara panas kering

a b

c

d ef

Page 21: rancangan acara 1

di dalam oven pada suhu 170℃ – 180℃ selama 2 jam. Termasuk alat

gelas karena terbuat dari kaca.

Hand sprayer berfungsi untuk menyemprotkan cairan atau larutan

serta sebagai tempat menyimpan larutan misalnya larutan antiseptic. Cara

kerja dengan memecah larutan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil

dengan tekanan yang besar untuk menyemprot. Alat penyemprot

sederhana ini dapat sangat membantu dalam proses sterilisasi

menggunakan alcohol. Alkohol yang disebarkan dalam aerosol kecil-kecil

akan meningkatkan efisiensi kontak dengan mikroorganisme

pengontaminan. Umumnya digunakan alkohol (ethanol) 70% bukan 95%

karena akan tidak mudah menguap tapi masih dalam konsentrasi yang

mematikan bagi mikroorganisme, selain itu alkohol sangat pekat mampu

merusak kulit.

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji

biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media

padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal,

tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke

tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu

media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk

membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu

luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak

terlalu lebar dan hindari jarak.

Pipet tetes (Pasteur Pippete). Fungsinya sama dengan pipet ukur,

namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya

adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media,

penambahan reagen ada uji biokimia, dll.

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan

volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet

ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara

Page 22: rancangan acara 1

penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan

filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan

dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat

sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan

filler dengan udara sekitar.

Mikropipet dan adalah alat untuk memindahkan cairan yg bervolume

cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dlm

mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat diatur volume pengambilannya

(adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yg

tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed

volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dlm penggunaannya,

mikropipet memerlukan tip. Cara Penggunaan : 1. Sebelum digunakan

Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya

mikropipet. 2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.

3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan

ditekan lebih ke dalam lagi. 4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4

mm. 5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari

Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. 6. Pindahkan ujung tip ke

tempat penampung yang diinginkan. 7. Tekan Thumb Knob sampai

hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka

semua cairan akan keluar dari ujung tip. 8. Jika ingin melepas tip putar

Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong

keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang

berfungsi mendorong tip keluar.

Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask). Berfungsi untuk menampung

larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk

meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,

menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat

Page 23: rancangan acara 1

beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya

yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk

ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat

dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena

panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut

ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut

inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk

melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok

digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab

inoculating). Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah

agar untuk preprasi Heinrich’s Slide Culture.

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi)

mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan

cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai

macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat

menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9

cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan

bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2

atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh

permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per

square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk

121oC. Cara penggunaan Autoclave yaitu (1) Mengisi Autoclave dengan

aquadest sebatas kawat ram, (2) Memasukkan sampel yang mau

disterilisasi ke dalam Autoclave, menutup rapat Autoclave dengan menutar

tuas penutup, (3)Memasukkan saluran pembuangan pada tempat yang

tersedia (4) Menyalakan swit power dan swit sterilisasi, (5) Mengatur

Page 24: rancangan acara 1

lama steriliasasi dengan memutar tombol sterilisasi dengan tekanan

tertentu, (6) Mengatur drying dengan menggunakan tombol drying sesuai

yang dikehendaki. Setelah selesai sterilisasi ditandai dengan bunyi alarm,

maka mematikan swit power. Jangan membuka Autoclave sebelum

tekanan 0.

Gelas ukur (Graduated Cylinder). Berguna untuk mengukur volume

suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa

pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan,

sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung

larutan.

Colony counter. Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan

koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca

pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang

sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak.

Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang

dapat di-reset.

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam

mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung

akuades dll.

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril

adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain,

bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api

yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan

bahan bakar gas atau metanol.

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba

pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan

pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042

misalnya adalah 10-70oC. Cara Penggunaan Inkubator yaitu (1)

Menghubungkan kabel ke stop kontak, (2) Menyalakan power dengan

Page 25: rancangan acara 1

memutar ke arah kanan, (3) Menekan tombol xy

atur suhu awal dengan

menekan tombol ▲V, (4) Menekan tombol mode untuk mengatur suhu

kedua dengan menekan tombol ▲▼, (5) Menekan tombol mode untuk

mengatur kecepatan blower dengan menekan ▲▼, (6) Menyetting waktu

dengan menekan mode dan menekan tanda ▲▼. Setelah setting selesai,

kemudian menekan tombol start. Cara mematikan tekan power ke kiri

posisi 0.

Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil

benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.

Alat pengering (oven) digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas

dalam batas-batas tertentu dapat juga digunakan untuk mensterilkan

bahan-bahan seperti kapas, kertas dan kain. Sterilisasi dengan autoklaf

merupakan cara sterilisasi yang paling baik jika dibanding dengan cara-

cara sterilisasi lainnya. Alat atau bahan yang dapat disterilkan dengan cara

ini adalah alat atau bahan yang tidak rusak karena pemanasan dan tekanan

tinggi. Cara Penggunaan Oven yaitu (1) Menghubungkan kabel arus listrik

ke stop kontak, (2) Menyalakan power ke kiri, (3) Mengatur suhu dengan

tombol pengatur suhu. Jangan mengoven brangkasan yang mudah terbakar

diatas suhu 60ºC. Cara mematikannya dengan memutar power ke posisi 0.

Laminary air flow sering digunakan untuk pengerjaan secara aseptis

karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara

sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.

Cara penggunaan Laminar Air Flow yaitu (1) Menghidupkan alat selama

30 menit sebelum digunakan, pertama menyalakan lampu ultra violet

(UV), barulah bekerja selama 30 menit untuk membasmi/membunuh

mikroba yang terkumpul di permukaan area kerja dan kemudian

mematikan lampu UV (sementara itu lampu neon dinyalakan),

menyalakan fan (blower), (2) Untuk alat (benda) yang sudah lama tidak

Page 26: rancangan acara 1

dipakai atau masih baru sangat perlu untuk membersihkan alat (benda)

tersebut secara hati-hati dengan alat ultrapure vacuum cleaner/alat

lightless yang lain sebelum digunakan dan kemudian disterilisasi dengan

pharmacology/sinar UV, (3) Jangan meletakkan sesuatu yang tidak perlu

di area kerja untuk menjaga kebersihan udara dari gangguan. Selama

bekerja, tindakan-tindakan yang jelas kelihatan mengganggu aliran udara

harus dihindarkan. Suhu atau temperature selama operasi di area kerja

tidak boleh lebih tinggi dari 60ºC. Mengukur rata-rata aliran di area kerja

dengan menggunakan anemograph elektrik dengan lingkungan panas

secara tetap (pada umumnya 1-2 bulan).

Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk

melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk

konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan

untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles

Malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-

nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total

dari chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup

dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor.

b. Prinsip Kerja Aseptik

Aseptik berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu.

Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan objek agar bebas dari

mikroorganisme.

Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan

mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik

alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya. Untuk alat dan

bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik

aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium

Page 27: rancangan acara 1

mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan

yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram 2001).

Sementara itu, menurut Pelczar & Chan (2007) teknik aseptis sangat

penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan

keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas

dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar

kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba

biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut,

saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu

mikroorganisme.

Mekanisme :

1. Mencuci tangan dan membersihkan meja dengan alkohol 70%.

2. Memakai sarung tangan dan masker.

3. Memfiksasi ujung jarum ose pada api bunsen.

4. Membuka tutup penyumbat tabung reaksi dengan tangan kanan

dan tabung reaksi berada di tangan kiri.

5. Memfiksasi tabung reaksi pada lampu bunsen sesaat.

6. Mengambil inokulum bakteri dengan jarum ose dalam keadaan

dekat dengan api bunsen.

7. Memfiksasi kembali tabung reaksi kemudian menutupnya dengan

penyumbat.

8. Memindahkan segera inokulum dari tabung reaksi ke dalam

petridish yang telah berisi media agar, dengan cara mengoleskan

zig-zag secara tipis dalam keadaan dekat dengan api bunsen.

Tujuan agar memperoleh produk dalam keadaan steril. Dan untuk

memperkenalkan dan melakukan salah satu cara memcegah

pencemaran mikroba terhadap media, sampel dan peralatan yang

digunakan untuk pemeriksaan.

c. Sterilisasi Alat dan Bahan

Page 28: rancangan acara 1

Sebelum mengguanakan alat-alat praktikum di atas terlebih dahulu

harus dibersihkan dari kotoran dan mikrobia atau disterilkan. Sterilisasi

adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dari segala jenis

kehidupan terutama kehidupan mikrobia.

Macam sterilisasi prinsipnya dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1) Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)

Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron

atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.

Fungsi: ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya

larutan enzim dan antibiotik.

2) Sterilisasi secara fisik

Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

a) Pemanasan:

Pemijaran (dengan api langsung)

Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum

inokulum, pinset, batang L, dll.

Panas kering

Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas

kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya

erlenmeyer, tabung reaksi dll.

Uap air panas

Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung

air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi

dehidrasi.

Uap air panas bertekanan

Menggunakan autoklaf.

b) Penyinaran dengan UV

Page 29: rancangan acara 1

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,

misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada

permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.

3) Sterilisaisi secara kimiawi

Biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol

d. Pembuatan media

Pada praktikum ini kita menggunakan medium untuk

perkembangbiakan mikrobia. Medium adalah suatu bahan yang terdiri

dari campuran nutrisi (zat makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan

mikrobia. Dalam pembuatan sutau medium kita harus mengetahui terlebih

dahulu maksud dan tujuannya. Maksud dan tujuan pembuatan medium

adalah untuk menumbuhkan mikrobia. Medium harus mengandung nutrisi

yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang dikehendaki agar dapat

berkembang dengan baik. Medium yang digunakan harus sesuai dengan

lingkungan tumbuh mikroorganisme yang bersangkutan.

Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media

selektif, media penyubur, media diferensial, dll. Masing-masing media

memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan.

Berikut adalah syarat yang harus dipenuhi media :

mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang

sedang dikembangkan.

memiliki kelembaban optimum bagi pertumbuhan mikroorganisme

mengandung oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH yang sesuai

harus bebas dari mikroba lain dan steril

1) Media PDA

a) Alat – alat:

i. Otoklaf

ii. Petridish

iii. Pemanas

Page 30: rancangan acara 1

iv. Pipet

v. Erlenmeyer

vi. Gelas Ukur

vii. Tabung Reaksi - Kapas

b) Bahan

i Kentang 200gram

ii Dekstrosa 10 gram

iii Agar – agar 20 gram

iv Aquadest 1 liter

c) Cara Kerja :

i. Mengupas kentang, mencucinya, dan memotong kecil – kecil

kemudian merebus selama 1 jam ( dengan menjaga volume

tetap pada 1000 ml )

ii. Menyaring sehingga memperoleh filtrate

iii. Memasukan dekstrossa ke dalam filtrate dan diaduk sampai

homogen

iv. Memasukan dalam erlenmeyer kemudian menyumbatnya

dengan kapas

v. Melakukan sterilisasi dengan autoklaf

vi. Menuangkan ke dalam petridish sesuai kebutuhan

2) Media NA

a) Alat – alat :

i. Otoklaf

ii. Kapas

iii. Pemanas

iv. Plastik dan karet

v. Erlenmeyer

vi. Pengaduk

vii. Gelas Ukur

Page 31: rancangan acara 1

b) Bahan:

i. NA instan 28 gram

ii. Aquadest 1 liter

c) Cara Kerja:

i. Melarutkan NA instan dalam 1 liter aquadest

ii. Memanaskan campuran di atas sampai mendidih dan diaduk

sampai homogen.

Fungsi pemanasan :

Mencampur bahan jadi NA dengan aquades ( homogen )

Meminimalisir kontaminan yang masuk

Melarutkan bahan jadi NA ke dalam aquades

iii. Setelah campuran mendidih dan homogen dimasukkan dalam

erlenmeyer, kemudian menutupnya dengan kapas lalu plastik

dan terakhir mengaitkan dengan karet ( sebelum ditutup maka

ditunggu beberapa detik )

iv. Melakukan sterilisasi dengan autoklaf

E. Kesimpulan dan saran1. Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa:a. Pengenalan terhadap alat-alat laboratorium sangat penting dilakukan

agar fungsi dari alat-alat tersebut diketahui sebelum bekerja di laboratorium.

b. Bekerja secara aseptik diperlukan agar tempat maupun alat-alatnya bersih.

c. Alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk praktikum harus disterilkan agar terbebas dari mikrobia.

d. Medium adalah tempat untuk mengembangbiakkan mikrobia

Page 32: rancangan acara 1

e. Jenis-jenis media adalah media PDA, media NA, Media PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur, sedangkan NA untuk menumbuhkan bakteri.

2. Saran

Saran dari praktikum Mikrobiologi Pertanian acara Pengenalan Alat,

Bekerja Aseptik, Sterilisasi dan Pembuatan Media adalah:

a. Pelaksanaan pada praktikum ini hanya mengenalkan dan menjelaskan

cara pemakaian penggunaan alat.

b. Hendaknya praktikum juga dipraktikan cara penggunaan secara teknis,

sehingga praktikan dapat memahami cara penggunaannya.

c. Selain itu, alat yang tersedia juga terbatas, sehingga hanya beberapa

praktikan saja yang melakukan pengamatan.

d. Kepada praktikan disarankan untuk lebih tenang

Page 33: rancangan acara 1

DAFTAR PUSTAKA

Jawetz E., Melnick J.L., Alderberg E.A., 2001. Pengenalan Media Pembiakan. Jurnal Mikrobiologi kedokteran Vol.7 No.2 hal: 47-51. Surabaya.

Jutono, Joendro soedarsono., Sri Hartati, Sitti Kabirun, Suhadi D, dan Susanto, 1989. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Jogjakarta.

Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/02/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/. Diakses pada tanggal 14 oktober 2012.

Moningka 2008. Wisata Melayu. http://www.wisatamelayu.com/id/object.htm.

Diakses pada hari sabtu tanggal 14 November 2012.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Nester, E. W., Pearsall, N. A., Roberts, J. B., and Robert, C. E., 1982, The Microbial Perspective, CBS College Publishing, USA, p. 30 – 32, 40, 186.

Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S., 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi 1, Alih bahasa: Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan Angka, S. L., UI Press, Jakarta, hal. 5 - 6, 189 – 190.

Sutedji, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. www.thirteen.org/sci_bacteria/orgc.html.

Diakses pada tanggal 15 November 2012

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UPT. Penerbit Universitas Malang.

Page 34: rancangan acara 1