abstrak - copy.docx
DESCRIPTION
baru coba coba ngeuploadTRANSCRIPT
PEMBUATAN DAN ANALISIS PENJERNIH AIR
MENGGUNAKAN KALENG BEKAS DAN KULIT PISANG
(MUSA PARADISIACA)
Makalah Praktik Kimia Terpadu Tahun Ajaran 2013/2014
oleh Kelompok PKT 64, kelas XIII-8 :
Annisa Rama Suci Auliyah 10.56.06643
Atita Antaria 10.56.06657
Radytio Pradhana Putra 10.56.06824
Wiembi Kristi Kalista 10.56.06873
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK
Bogor
2013
ABSTRAK
Pemanfaatan kaleng bekas dan kulit pisang (MUSA PARADISIACA) untuk penjernih air sebagai penjerap logam berat. Tujuan umum pembuatan ini adalah untuk mempelajari penjernihan air dibuat dengan melarutkan kaleng bekas dengan KOH 20% yang dicampurkan dengan H2SO4
pekat.Tujuan pengujian Al2(SO4)3 adalah untuk mengetahui kesesuaian dan ketidak sesuaian mutu Al2(SO4)3 yang di bandingkan dengan SNI No. 06-0032-2004. Metode pengujian yang digunakan meliputi : Alumina, Alumunium Oksida (Al2O3) .. %, Besi (Fe) .. %, Asam bebas sebagai H2SO4 .. %, Timbal (Pb) .. µg / g, Arsen (As) .. µg / g, Bagian yang tidak larut dalam air .. %. Pengujian mutu air. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian dan ketidak sesuaian mutu air yang di bandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Metode pengujian yang digunakan meliputi : tidak berbau tidak berasa tidak berwarna Kekeruhan 25 NTU, Kesadahan (CaCO3) … mg/l Zat Organik .. mg/l, pH …., Nitrat sebagai N .. mg/l, Besi (Fe) .. mg/l, Seng (Zn) 15 mg/l, cadmium (Cd) …. mg/l, Timbal (Pb) … mg/l.Setelah dibandingkan dengan SNI No. 06-0032-2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 maka Al2(SO4)3 dan air berkualitas baik untuk di pakai sebagai air bersih yaitu air yang harus dimasak terlebih dahulu. Kulit pisang dalam penjernihan air dapat di ganti dengan bahan lain yang dapat menjerap logam berat.
Tawas (aluminium sulfat) merupakan bahan koagulan yang sering
digunakan di pengolahan air minum ataupun pada air buangan domestic dan
industri, ini disebabkan karena tawas dapat mengurangi konsentrasi warna, bau,
kekeruhan.
Aluminium sulfat, mempunyai bentuk Kristal mengandung air tidak kurang
dari 18 (Al2(SO4)3 . 18 H2O) terbentuk dariion Al3+ dan SO42- melalui ikatan
kovalen, larutannya dalam air bersifat asam karena mengalami hidrolisis,
biasanya garam ini digunakan sebagai penjernih air.
Kulit pisang merupakan bahan buangan atau limbah buah pisang yang
cukup banyak jumlahnya. Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara
nyata, hanya dibuang sebagai limnah organik saja atau digunakan sebagai
makanan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau. Jumlah dari kulit pisang
cukup banyak yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang
juga menjadi salah satu limbah dari industri pengolahan pisang, namun bisa
dijadikan teknologi dalam penjernihan air (Lubis, 2012).
METODE PEMBUATAN DAN ANALISIS
Pembuatan tawas alumunium sulfat dari kaleng bekas dapat dilakukan
dengan cara melarutkan kaleng bekas dengan KOH 20%. Kemudian dilakukan
pengendapan pada pH 10, lalu disaring. Ditambahkan H2SO4(p). Setelah itu
dilakukan kristalisasi hingga didapatkan kristal Alumunium Sulfat Al2(SO4)3.
1
Diambil sejumlah sampel air sungai, kemudian dilakukan pengerjaan jar test menggunakan koagulan Alumunium Sulfat Al2(SO4)3 yang telah dibuat. Lalu disaring dengan kulit pisang yang telah dikeringkan.
Metode volumetri kadar alumina (Al2O3) dengan dasar : pada pH 5, ion
Al3+ direaksikan dengan EDTA berlebih terukur, kelebihan EDTA dititar kembali
dengan larutan ZnSO4 dengan indicator xylenol orange diperoleh titik akhir dari
larutan warna sindur menjadi merah. Untuk mengetahui banyaknya EDTA yang
bereaksi dengan Al dan juga untuk mengetahui kemolaran ZnSO4 yang
digunakan, maka dilakukan pengerjaan blanko.
reaksi : Al3+ + H2Y2- --> AlY2- + 2 H+ +H2Y2-
H2Y2- + Zn2+ ZnY2- + 2 H+
Zn2+ + Hind2- ZnInd- +H+
Perhitungan : % Al :[ (V xM )blanko−(V xM )ZnSO 4 ] x Fp x Ar Al
mg sampelx 100%
% Al2O 3 (simplo ) :[(11.60 x0.0225 )−(2.725 x0.0194 ) ] x 10x 102
272001,7
x 100%
: 5.31 %
% Al2O 3(duplo):[ (11,60 x 0,0225 )−(2,375 x 0,0194 ) ] x10 x 102
272005,4
x100%
: 5,46%
Metode Instrumen kadar cemaran logam dengan dasar : logam
ditetapkan kadarnya berdasarkan emisi nyala yang dipancarkan oleh atom dalam
bentuk energy foton yang tereksitasi pada saat kembali ke keadaan dasar.
Reaksi : ∆H ∆H M*
M3+ + 3NO3- M(NO3)3 M
ion Molekul atom M3+ + 3e-
Perhitungan :ppmlogam Fecontohtawas :
|−intercept|slope
xV . labu1000
x Fp
mg contohx100
ppmlogam Fecontohtawas (simplo ) :
0,0125−1,5740x 1o−3
0,0259x1001000
x1
3004,4x 100%
2
: 1,404 x 10−3 %
ppmlogam Fecontohtawas (duplo ) :
0,0138−1,5740 x1o−3
0,0259x1001000
x 1
3086,8x100%
: 1,5292 x10−3 %
ppmlogam Pbcontohtawas ( simplo ) :
0,0357−5,2270x 1o−3
0,0259x1001000
x1
3004,4x 106
: 39,16 ppm
ppmlogam Pbcontohtawas (duplo) :
0,0368−1,5740 x1o−3
0,0259x1001000
x 1
3086,8x106
ppmlogam Pbcontohtawas ( simplo ) :
0,0357−5,2270x 1o−3
0,0259x1001000
x1
3004,4x 106
: 39,16 ppm
ppmlogam Pbcontohtawas ( simplo ) :
0,0357−5,2270x 1o−3
0,0259x1001000
x1
3004,4x 106
: 39,16 ppm
: 44,07 ppm
Kadar cemaran logam dalam air sebelum penjernihan :
kadar logam Fecontoh air(simplo): 0,0151−1,5740 x10−3
0,0259x10010
: 5,222 ppm
kadar logam Fecontoh air(duplo) : 0,0187−1,5740 x10−3
0,0259x10010
: 6,6123 ppm
kadar logam Pbcontohair (simplo) : 0,0151−1,5740 x10−3
0,0259x10010
: 5,222 ppm
3
kadar logam Pbcontohair (duplo ): 0,0151−1,5740 x 10−3
0,0259x10010
: 5,222 ppm
kadar logamcd contoh air(simplo): 0,0032−8,302 x10−3
0,2313x10010
: -0,2205 ppm
kadar logamCdcontoh air (duplo) : 0,0040−8,302 x10−3
0,2313x10010
: -0,1859 ppm
kadar logamCucontohair :0,0302−7,1432x 10−3
0,1094x10010
: 2.1076 ppm
kadar logamZncontoh air :0,0304−0,01500
0,212x10010
: 0,7264 ppm
kadar logamSn contohair ( simplo ) : 0,0054−1,2448 x10−3
3,0788 x10−3 x10010
: 5,222 ppm
kadar logamSn contohair (duplo ): 0,0151−1,2448 x10−3
3,0788 x 10−3x10010
: 5,222 ppm
Metode volumetri kadar asam bebas dengan dasar : H2SO4 bebas
dapat ditetapkan dengan metode titrasi netralisasi alkalimetri menggunakan
indicator MM hingga TA berwarna sindur. Untuk mencegah hidrolisis H2SO4,
digunakan air pH 4,5.
Reaksi : H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O
Perhitungan : % Asambebas :18,4 x0,1158 x 49
763,3x100%
:13,6%
Metode gravimetri penetapan bagian yang tidak larut dalam air :
pemisahan bagian yang tidak larut dalam air,kemudian ditimbang.
4
Perhitungan : (bobot cawan+sampel )– bobot cawankosong
bobot sampel x 100 %
: (29,0620) –29,0611
5,3137 x 100 %
: 0,0169 %
Metode turbidimetri penentuan kekeruhan dengan dasar :
membandingkan intensitas cahaya dari cuplikan dengan intensitas cahaya dari
suspensi standar pada kondisi tertentu.
Hasil : 3 NTU
Hasil dan Pembahasan
5
Tabel syarat mutu aluminium sulfat padat (SNI No.06-0032-2004)
No Parameter PerbandinganHasil Standar
1 Alumina, Alumunium Oksida (Al2O3) 5,39 % Min. 17 %
2 Besi (Fe) 1,4666 x 10-3 Maks. 0,07 %
3 Asam bebas sebagai H2SO4 13,6 % Maks. 0,1 %
4 Timbal (Pb) 39,49 µg / g Maks. 50 µg / g
5 Arsen (As) Maks. 50 µg / g
6 Bagian yang tidak larut dalam air 0,0169 % Maks. 0,5 %
7. Kadar air 18,10 % -
Tabel persyaratan kualitas air minum (permenkes nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990/ Tanggal : 3 september 1990)
No Parameter Perbandingan
Hasil StandarSebelum Sesudah
1 Bau - - -
2 Rasa - - -
3 Warna - - -
4 Kekeruhan 49 3 5 NTU
5 pH 7,5 5,5 6,5-8,5 mg/l
6 Besi (Fe) 5,917 ppm 0,3954 ppm
1,0 mg/l
7 Seng (Zn) 0,7264 ppm 15 mg/l
8 Cadmium (Cd) -0,2032 ppm -0,2616 ppm
0,005 mg/l
9 Trmbaga (Cu) 2.1076 ppm 0,05 mg/l
10 Timbal (Pb) 0,0282 ppm -0,0876 ppm
Maks. 0.05
mg/L
11 Arsen (As) Maks. 0.05
mg/L
12 Merkuri (Hg) Maks. 0.001
mg/L
6
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonimus. 2004. SNI 06-0032-2004 Cara Uji Aluminium Sulfat Padat. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.
2. Anonimus . 1995. SNI-01-3554-1998 Cara Uji Air Minum Dalam Kemasan. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.
3. Dainlith, John. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga.
4. Hewett, Emma., Stem A and Mrs. Wildfong. 2011. Banana Peel Heavy Metal Water Filter.
5. Petrucci, H. Ralph. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
6. Purba, Michael. 1996. Ilmu Kimia Umtuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
7. Samia, Al Azharia Jahn. 1981. Traditional Water Purification in Tropical Developing Countries : Existing Methods and Potential Application. Eschborn : GTZ.
7