laporanfarfis.i-perc5(buffer n kapasitasx) - copy.docx

23
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER A. Tujuan Tujuan percobaan ini adalah untuk memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya. B. Landasan Teori Asam salisilat, dikenal juga dengan 2-hydroxy-benzoic acid atau orthohydrobenzoic acid, memiliki struktur kimia C 7 H 6 O 3 . Asam salisilat memiliki pKa 2,97. Bentuk makroskopik asam salisilat berupa bubuk kristal putih dengan rasa manis, tidak berbau, dan stabil pada udara bebas. Bubuk asam salisilat sukar larut dalam air dan lebih mudah larut dalam lemak. Sifat lipofilik asam salisilat membuat efek klinisnya terbatas pada lapisan epidermis (Sulistyaningrum dkk., 2012). Buffer atau penyangga merupakan larutan yang menahan perubahan pH atau penambahan sedikit asam kuat maupun basa kuat (Sasongko, dkk., 2012).

Upload: ismarwulans

Post on 02-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER

A. TujuanTujuan percobaan ini adalah untuk memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya.B. Landasan TeoriAsam salisilat, dikenal juga dengan 2-hydroxy-benzoic acid atau orthohydrobenzoic acid, memiliki struktur kimia C7H6O3. Asam salisilat memiliki pKa 2,97. Bentuk makroskopik asam salisilat berupa bubuk kristal putih dengan rasa manis, tidak berbau, dan stabil pada udara bebas. Bubuk asam salisilat sukar larut dalam air dan lebih mudah larut dalam lemak. Sifat lipofilik asam salisilat membuat efek klinisnya terbatas pada lapisan epidermis (Sulistyaningrum dkk., 2012).Buffer atau penyangga merupakan larutan yang menahan perubahan pH atau penambahan sedikit asam kuat maupun basa kuat (Sasongko, dkk., 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan dapar yaitu penambahan garam-garam netral dan pengenceran. Penambahan garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion. Pengenceran (penambahan air) dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan positif atau negatif sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah nilai koefisien keaktifan juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah. Nilai pengenceran yang positif menunjukkan bahwa pH akan naik akibat pengenceran sedang nilai pengenceran negatif menunjukkan bahwa nilai pH turun dengan adanya pengencaran dapar (Martin dkk., 2009).Namun, Henderson-Hasselbach memiliki beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat mendeteksi gangguan keseimbangan asam-basa (Kurnia dkk., 2010).

C. Alat dan Bahan1. AlatAdapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Batang pengaduk Botol semprot Buret Corong Gelas kimia Gelas ukur pH meter Pipet tetes Statif dan klem2. BahanAdapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Asam fosfat 0,1 M NaOH 0,1 M Buffer asetat kapasitas 0,010 ; 10 ml Buffer asetat kapasitas 0,015 ; 10 ml Buffer asetat kapasitas 0,100 ; 10 ml Indikator fenolftalein Akuades TissueD. Prosedur Kerja

Dimasukkan buffer asetat pH = 5 dengan kapasitas masing-masing 0,010, 0,0150, dan 0,100.Diukur pH awalnya. Ditambahkan 1 tetes indicator PPDititrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna.Catat perubahan pH yang terjadi tiap tetes NaOHDibuat kurva hubungan antara jumlah larutan NaOH yang ditambahkan dengan pH larutan.Buffer asetat pH= 5Hasil Pengamatan.?Asam fosfat 0,1 MDimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 10 mlUkur pH awalnyaDiteteskan indicator PP sebanyak 1 tetes.Dititrasi dengan NaOH sampai dengan terjadi perubahan warnaCatat perubahan pH yang terjadiDibuat kurva hubungan antara jumlah larutan natrium hidroksida yang ditambahkan dengan pH larutan.Hasil pengamatan..?

E. Hasil Pengamatan1. Data PengamatanVolume buffer asetat 0,1 (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1006,18

1016,20

1026,25

1036,32

1046,38

1056,50

1066,63

1076,82

1087,24

1098,21

101010,72

Volume buffer asetat 0,01 (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1008,25

1019,17

1. 2.

Volume buffer asetat 0,015 (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1007,95

1018,37

1028,87

Volume buffer fosfat (ml)Volume NaOH (tetes)pH

1002,6

1015,2

1026,2

1036,9

1047,6

10511,1

2. Perhitungan Kapasitas Buffer Asetat A1

Mol Natrium Asetat=1,93 L x 0,1 M=0,913 molMol Asam Asetat=0,07 L x 0,1 M=0,007 mol

Kapasitas buffer asetat A1 = 0,0150

Kapasitas Buffer Asetat A2Mol Natrium Asetat=1,96 L x 0,1 M = 0,196 mol.Mol Asam Asetat=0,04 L x 0,1 M = 0,004 mol.

Kapasitas Buffer Asetat A2 = 0,01

Kapastitas Buffer Asetat A3

Mol Natriun Asetat=1,35 L x 0,1 M=0,315 mol.Mol Asam Asetat=0,65 L x 0,1 M=0,065 mol.

Kapasitas Buffer Asetat A3 = 0,100.

3. Grafik

F. PembahasanBuffer merupakan campuran dari asam lemah dan basa konjugasinya maupun basa lemah dan asam konjugasinya yang dapat menjaga (mempertahankan) pH-nya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. Kapasitas Buffer merupakan parameter kuantitatif untuk menunjukkan kekuatan (resistensi) untuk mempertahankan pH larutan.Larutan Buffer atau penyangga atau dapar, ada yang bersifat asam ada yang bersifat basa. Pada larutan penyangga yang bersifat asam, larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam yaitu pH7.Larutan buffer sederhana dapat dibuat dengan menambahkan asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COONa) dalam jumlah yang sama ke dalam air. Konsentrasi kesetimbangan baik asam maupun basa konjugat (dari CH3COONa) diasumsikan sama dengan konsentrasi awalnya. Ini karena (1) CH3COOH adalah asam lemah dari hidrolisis ion CH3COO- sangat kecil dan (2) keberadaan ion CH3COO- menekan ionisasi CH3COOH dan keberadaan CH3COOH menekan hidrolisis ion CH3COO-.Larutan yang mengandung kedua zat ini mampu menetralkan asam atau basa yang ditambahkan.Natrium asetat, suatu elektrolit kuat, terionisasi sempurna dalam air. Dalam buffer asam misalnya molekul HA dan ion A- ada bersama. Bila asam ditambahkan, maka sebagian besar kelebihan proses diambil oleh basa. Bila basa ditambahkan, maka sebagian besar ion hidroksida bereaksi dengan asam yang tak teroksidasi.Pada percobaan yang kami lakukan, NaOH yang ada di dalam buret dimasukkan ke dalam 10 ml larutan asam fospat. Tiap penambahan 0,1 ml NaOH diamati perubahan pHnya dengan menggunakan pH Meter, namun terlebih dahulu diukur pH awalnya. Pada percobaan, pH awal dari asam fosfat adalah 6, 18. Kemudian berdasarkan table pengamatan, pada penambahan 1 tetes (0,1 ml) larutan natrium hidroksida pHnya menjadi 6, 20, penambahan 10 tetes(1 ml) pHnya 10,72. Hal tersebut juga dapat diamati melalui grafik.Dari percobaan yang dilakukan, perubahan pH yang terjadi secara umum mengalami perubahan yang meningkat, dimana perubahan pH ini akhirnya menjadi stabil dan konstan seperti yang ditunjukkan pada kurva. Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa larutan buffer atau larutan penyangga merupakan larutan yang mampu mempertahankan nilai pH-nya meskipun ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kandungan larutan buffer itu sendiri, yakni adanya asam lemah dengan basa konjugasinya, atau basa lemah dengan asam konjugasinya yang dapat saling mempertahankan nilai pH. Misalnya, pada larutan buffer asetat yang digunakan dalam praktikum ini. Jika ditambahkan sejumlah senyawa yang bersifat asam maka akan mengakibatkan penambahan jumlah ion H+, namun ion H+ dinetralkan oleh CH3COO- membentuk CH3COOH, sedangkan ketika ditambahkan dengan senyawa yang bersifat basa akan mengkibatkan penambahan ion OH-. Namun, ion OH- tersebut juga kemudian dinetralkan oleh CH3COOH dan menghasilkan H2O. Sehingga dalam mekanisme larutan buffer penambahan sedikit asam maupun sedikit basa tidak mengakibatkan perubahan pH secara signifikan.Berhubungan dengan larutan buffer, dikenal pula istilah kapasitas buffer. Kapasitas buffer merupakan sebuah nilai yang dijadikan sebagai ukuran kemampuan suatu larutan buffer tersebut untuk mempertahankan pH-nya baik saat ditambahkan senyawa yang bersifat asam maupun yang bersifat basa. Secara teori, semakin tinggi kapasitas suatu larutan buffer, maka semakin rendah nilai perubahan pH, artinya peluang berubahnya nilai pH tertentu pada lartan buffer tersebut lebih rendah.Kapasitas suatu larutan buffer dapat diperoleh melalui peritungan matematis, yaitu dengan menggunakan persamaan , di mana B merupakan jumlah penambahan reagen (g.Eq/L) yang menyebabkan perubahan pH dan pH merupakan perubahan pH akibat penambahan reagensia tersebut. Nilai kuantitatif kapasitas suatu larutan buffer juga dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan matematis, sebagaimana telah diuraikan dalam perhitungan data hasil pengamatan di atas.Selanjutnya, dalam percobaan ini hendak diketahui pengaruh kapasitas buffer terhadap perubahan pH dengan cara menitrsasi larutan buffer dengan larutan NaOH. Dalam proses titrasi digunakan indikator fenolftalein. Penggunaan indikator untuk membantu menandai titik akhir titrasi, yaitu dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna larutan oleh indikator fenolftalein dipengaruhi oleh adanya pembentukan senyawa kompleks. Misalnya pada larutan buffer fosfat yang digunakan, saat ditambahkan larutan NaOH, maka larutan buffer asetat akan bereaksi dengan larutan NaOH. Saat larutan buffer telah habis bereaksi dengan larutan NaOH, maka larutan NaOH tersebut yang akan bereaksi dengan indikator fenolfttalein dan membentuk senyawa kompleks yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi warna ungu dan menjadi tanda telah tercapainya titik akhir titrasi.

G. KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : Larutan buffer dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah atau basah lemah dengan perbandingan tertentu. Penetapan pH dapat dilakukan dengan metode titrasi dan pengukuran nilainya dengan menggunakan pH meter. Penentuan kapasitas buffer dapat dengan menggunakan persamaan :, dimana DAFTAR PUSTAKA

Kurnia K., Enny H. A., Dany Hilmanto. 2010., Perbandingan Metode Fencl-Stewart yang Disederhanakan dan Figge-Stewart dengan Metode Henderson-Hasselbalch untuk Diagnosis Asidosis Metabolik, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 60(11).

Martin, A.,Swarbick, J., Cammarata, A, 1999, Farmasi Fisik, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sasongko, D.A., T. H. Suprayogi., S.M. Sayuthi. 2012., Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Kaporit(CaHOCl) untuk Dipping Puting Susu Kambing Perah terhadap Total Bakteri dan pH Susu, Animal Agriculture Journal, Vol.1(2), Hal.93-99.

Sulistyaningrum S. K., Hanny N., Evita H. E.,2012, Penggunaan Asam Salisilat dalam Dermatologi, J Indon Med Assoc, Vol.62(7), Hal. 277 284.

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK IPERCOBAAN VBUFFER DAN KAPASITAS BUFFER

OLEH :NAMA : ISMAR WULANNIM: O1A114017KELAS: AKELOMPOK: V (LIMA)ASISTEN: HASRIYANI

JURUSAN FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI2015