abstrak -...

113
1 ANALISIS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RS. IMC BINTARO TANGERANG SELATAN Muhammad Mudzakkir [email protected] Agus Kurniawan Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien di RS.IMC Bintaro Tangerang Selatan. Metode dan pengambilan data menggunakan teknik wawancara, kuesioner dan observasi. Penelitian ini melibatkan 50 responden yang merupakan pasien rawat jalan di RS.IMC Bintaro Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien (Y). Hal ini dapat terlihat dari korelasi pelayanan terhadap kepuasan sebesar r 0,764 yang berarti sekitar 76,4%. Dari hasil r hitung sebesar 0,764 sedangkan r tabel sebesar 0,279. Ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang kuat dan positif antara variabel X1 terhadap variabel Y maka dapat disimpulkan bahwa dengan nilai signifikansi 5% variabel pelayanan X1 berpengaruh terhadap variabel Y. Pada kolom Coefficients diperoleh nilai =-1,725, B1 = 0,148 sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah Y= -1,725+0,148 dan t hitung sebesar 3,096 sedangkan nilai t tabel 1,677. Sehingga dapat dilihat bahwa dari t hitung sebesar 3,096> dan t tabel sebesar 1,677. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Kata Kunci : Pelayanan, Kepuasan Pasien, Rumah Sakit Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan serta pasien yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan RS.IMC Bintaro selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Penilaian kinerja rumah sakit dapat diukur dari kualitas layanan, tingkat kinerja yang tinggi dianggap dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pasien. Kualitas pelayanan merupakan alat ukur yang digunakan untuk penilaian kinerja rumah sakit, oleh karena itu rumah sakit dikatakan mempunyai kinerja yang baik apabila rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang berkualitas (Nurcaya, 2008). Berdasarkan jurnal penelitian terdahulu dengan tema yang sama antara lain : 1. Jurnal Dwi Kartikasari dkk, ( Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan dan Kepercayaan di Rumah Sakit Bunda Kangan Surabaya ) a. Tidak menggunakan uji validitas b. Variabel kepercayaan terhadap kepuasan tidak signifikan yaitu sebesar 0,090. c. Menggunakan analisis Struktur Equation Modeling (SEM),

Upload: vuongduong

Post on 07-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

ANALISIS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RS. IMC

BINTARO TANGERANG SELATAN

Muhammad Mudzakkir

[email protected]

Agus Kurniawan

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien di RS.IMC Bintaro Tangerang

Selatan.

Metode dan pengambilan data menggunakan teknik wawancara,

kuesioner dan observasi. Penelitian ini melibatkan 50 responden yang merupakan

pasien rawat jalan di RS.IMC Bintaro Tangerang Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan (X1) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien (Y). Hal ini dapat terlihat dari

korelasi pelayanan terhadap kepuasan sebesar r 0,764 yang berarti sekitar 76,4%.

Dari hasil r hitung sebesar 0,764 sedangkan r tabel sebesar 0,279. Ini

menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang kuat dan positif antara variabel X1

terhadap variabel Y maka dapat disimpulkan bahwa dengan nilai signifikansi 5%

variabel pelayanan X1 berpengaruh terhadap variabel Y. Pada kolom Coefficients

diperoleh nilai =-1,725, B1 = 0,148 sehingga persamaan regresi yang diperoleh

adalah Y= -1,725+0,148 dan t hitung sebesar 3,096 sedangkan nilai t tabel 1,677.

Sehingga dapat dilihat bahwa dari t hitung sebesar 3,096> dan t tabel sebesar

1,677. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan berpengaruh

terhadap kepuasan pasien.

Kata Kunci : Pelayanan, Kepuasan Pasien, Rumah Sakit

Latar Belakang Masalah

Semakin ketatnya persaingan

serta pasien yang semakin selektif dan

berpengetahuan mengharuskan

RS.IMC Bintaro selaku salah satu

penyedia jasa pelayanan kesehatan

untuk selalu mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanannya.

Penilaian kinerja rumah sakit

dapat diukur dari kualitas layanan,

tingkat kinerja yang tinggi dianggap

dapat meningkatkan kepuasan dan

kepercayaan pasien. Kualitas pelayanan

merupakan alat ukur yang digunakan

untuk penilaian kinerja rumah sakit,

oleh karena itu rumah sakit dikatakan

mempunyai kinerja yang baik apabila

rumah sakit dapat memberikan

pelayanan yang berkualitas (Nurcaya,

2008).

Berdasarkan jurnal penelitian

terdahulu dengan tema yang sama

antara lain :

1. Jurnal Dwi Kartikasari dkk, (

Pengaruh Kualitas Layanan terhadap

Kepuasan dan Kepercayaan di

Rumah Sakit Bunda Kangan

Surabaya )

a. Tidak menggunakan uji validitas

b. Variabel kepercayaan terhadap

kepuasan tidak signifikan yaitu

sebesar 0,090.

c. Menggunakan analisis Struktur

Equation Modeling (SEM),

2

dimana model ini untuk

mengukur pertanyaan penelitian

yang bersifat regresi atau

dimensional serta

mengidentifikasi dimensi-

dimensi non struktur dan

mengukur derajat hubungan

faktor yang dapat

diidentifikasinya dimensinya.

d. Variabel X1 terhadap Y1 dan Y2

2. Tesis Grestiyaning Harcahyani, (

Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan

Pasien yang dimoderasi oleh

variabel Nilai )

a. Bentuk penelitian analisa

pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan pasien tidak

mengikut sertakan image

building yang sudah tercermin di

benak konsumen untuk nilai

kepuasannya atau indikator.

b. Image building belum menjadi

referensi sedangkan penulis

menggunakan image building

untuk menilai harapan konsumen

atas kepuasan yang diharapkan.

c. Penelitian penulis berdasarkan

pelayanan dan image building

terhadap kepuasan secara umum,

sedangkan tesis Grestiyaning

terfokus pada pasien rawat jalan.

d. Metode yang digunakan adalah

menggunakan surves sedangkan

penulis menggunakan metode

kuesioner.

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Jasa Pelayanan

Menurut Kotler dalam

Lupiyoadi (2014) “Jasa adalah

setiap tindakan atau kegiatan yang

dapat ditawarkan oleh satu pihak

kepada pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan perpindahan

kepemilikan apapun. Produksi jasa

mungkin berkaitan dengan produk

fisik atau tidak.” Menurut Kotler

dan Armstrong (2012) menerangkan

empat karakteristik jasa yaitu, a.

Tidak berwujud (intangibility)

Jasa bersifat abstak dan tidak

berwujud. Tidak seperti halnya

produk fisik, jasa tidak dapat

dilihat, dirasa, diraba, didengar,

dicium sebelum jasa itu dibeli.

Untuk mengurangi ketidak pastian

tersebut, maka para calon pembeli

akan mencari tanda atau bukti dari

mutu jasa. Konsumen mencari bukti

kualitas pelayanan jasa berdasarkan

enam hal yaitu, Tempat (place),

Orang (people), Peralatan

(equipment), Komunikasi material

(communication material), Simbol

(symbol), Harga (price) b.Bervariasi

(variability) c. Tidak dapat

dipisahkan (inseparability), Tidak

dapat disimpan (pershability)

Ada Pendekatan yang

dikemukakan oleh Karl Albrcht

yang mendasarkan pendekatan pada

dua konsep pelayanan berkualitas,

yaitu service triangle dan total

quality service diterjemahkan

sebagai layanan mutu terpadu dalam

Budi W.Soetjipto.

Layanan merupakan kegiatan

yang ditawarkan oleh penyedia jasa

kepada konsumen, bisa berupa

benda dan objek lainnya, hal ini

ditulis oleh Lovelock dan Wirtz

(2011) yang menyatakan Layanan

adalah kegiatan ekonomi yang

ditawarkan oleh salah satu pihak

kepada pihak lain.

3

2. Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Lewis dan Booms

yang dikutip oleh Tjiptono (2011)

kualitas jasa sebagai ukuran

seberapa bagus tingkatlayanan yang

diberikan mampu sesuai dengan

ekspetasi konsumen. Berdasarkan

definisi ini, kualitas layanan

ditentukan oleh kemampuan

perusahaan memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen sesuai

dengan ekspetasi konsumen.

Menurut Goetsch dan Davis

yang dikutip oleh Tjiptono (2012),

kualitas dapat diartikan sebagai

“kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, jasa, sumber daya

manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi

harapan”.Berdasarkan definisi ini,

kualitas adalah hubunganantara

produk dan pelayanan atau jasa yang

diberikan kepada konsumen dapat

memenuhi harapan dan kepuasan

konsumen.

Tjiptono dan Sunyoto (2012)

mengatakan bahwa kualitas

merupakan: “sebuah kondisi

dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.”

Menurut Wyckof dalam

Lovelock yang dikutip oleh Fandy

Tjiptono, kualitas pelayanan

merupakan tingkat keunggulan

(excellence) yang diharapkan dan

pengendalian atas keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan.

Dari beberapa definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa

kualitas adalah unsur yang saling

berhubungan mengenai mutu yang

dapat mempengaruhi kinerja dalam

memenuhi harapan pelanggan.

Kualitas tidak hanya menekankan

pada hasil akhir, yaitu produk dan

jasa tetapi menyangkut kualitas

manusia, kualitas proses, dan

kualitas lingkungan. Dalam

menghasilkan suatu produk dan jasa

yang berkualitas melalui manusia

dan proses yang berkualitas.

Menurut Tjiptono

(2014) mengidentifikasikan lima

gap (kesenjangan) kualitas

pelayanan jasa yang diperlukan

dalam pelayanan jasa, kelima gap

tersebut adalah :

a) Kesenjangan antara harapan

konsumen dan persepsi

manajemen.

b) Kesenjangan antara persepsi

manajemen terhadap pelanggan

dan spesifikasi kualitas pelayanan

jasa.

c) Kesenjangan antara spesifikasi

mutu jasa dan penyampaian jasa.

d) Kesenjangan antara penyampaian

jasa dan komunikasi eksternal.

e) Kesenjangan antara jasa yang

diharapkan dan jasa yang

diharapkan.

Dalam perkembangan

selanjutnya menurut Parasuraman,

Zeithaml, dan Berry yang dikutip

oleh Tjiptono (2011) terdapat lima

dimensi kualitas jasa. Penjelasan

kelima dimensi untuk menilai

kualitas pelayanan tersebut yaitu

Tangibles (bukti fisik), Reliability,

Responsiveness (daya tanggap),

Assurence (jaminan), Emphaty

(empati).

Menurut Gronroos dalam

buku Tjiptono (2014) kualitas suatu

jasa yang dipersepsikan pelanggan

terdiri dari 2, yaitu Technical

quality, dan Technical quality dapat

dijabarkan lagi menjadi tiga tipe

(Zeithaml) yaitu, Search quality,

4

dapat dievaluasi sebelum dibeli,

Experience quality, hanya bisa

dievaluasi setelah dikonsumsi,

Credence quality, sukar dievaluasi

pelanggan sekalipun telah

mengkonsumsi jasa., Functional

quality, berkaitan dengan kualitas

cara penyampaian jasa,

Menurut Wyckof dalam

Tjiptono (2005) berpendapat bahwa

Kualitas jasa merupakan tingkat

keunggulan (exellence) yang

diharapkan dalam pengendalian atas

keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan pelanggan.

Dengan kata lain, terdapat dua

faktor utama yang mempengaruhi

kualitas jasa yakni, jasa yang

diharapkan (expected service) dan

jasa yang dipersepsikan (perceived

service).

faktor yang perlu

dipertimbangkan dan upaya dalam

meningkatkan kualitas jasa tersebut

juga berdampak luas terhadap

budaya organisasi secara

keseluruhan. Faktor-faktor yang

perlu mendapat perhatian yaitu

(Tjiptono, 2000) antara lain,

Mengidentifikasi determinan utama

kualitas jasa. Mengelola harapan

pelanggan. Mengelola bukti kualitas

jasa yang bertujuan untuk

memperkuat persepsi pelanggan

selama dan sesudah jasa diberikan.

Mendidik konsumen tentang jasa

(membantu pelanggan dalam

memahami suatu jasa).

Mengembangkan budaya kualitas.

Menciptakan Automating Quality.

Menindaklanjuti jasa dalam

membantu memisahkan aspek-aspek

jasa yang perlu ditingkatkan. Dan

Mengembangkan Sistem Informasi

Kualitas Jasa.

3. Pengertian Kepuasan

Kepuasan (Satisfaction)

adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah

membandingkan kinerja (hasil)

produk yang dipikirkan terhadap

kinerja (atau hasil) yang diharapkan.

Jika kinerja berada di bawah

harapan maka pelanggan tidak puas.

Jika kinerja memenuhi harapan

maka pelanggan puas. Jika kinerja

melebihi harapan maka pelanggan

amat puas atau senang (Kotler

2006).

Menurut Lovelock dan Wirtz

(2011) “Kepuasan adalah suatu

sikap yang diputuskan berdasarkan

pengalaman yang didapatkan.

Kepuasan merupakan penilaian

mengenai ciri atau keistimewaan

produk atau jasa, atau produk itu

sendiri, yang menyediakan tingkat

kesenangan konsumen berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan

konsumsi konsumen. Kepuasan

konsumen dapat diciptakan melalui

kualitas, pelayanan dan nilai.

4. Kepuasan Pasien

Pengertian kepuasan pasien

menurut Kotler adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi

atau kesannya terhadap kinerja

atau hasil sebuah produk dan

harapan-harapannya (Nursalam,

2011).

Kepuasan pasien adalah

keluaran (outcome) layanan

kesehatan. Dengan demikian

kepuasan pasien merupakan salah

satu tujuan dari peningkatan mutu

layanan kesehatan. Kepuasan

pasien adalah suatu tingkat

perasaan pasien yang timbul

5

sebagai akibat dari kinerja layanan

kesehatan yang diperolehnya

setelah pasien membandingkannya

dengan apa yang diharapkannya.

5. Rumus dan Cara Mengukur

Kepuasan Pasien

Kepuasan pengguna jasa

pelayanan kesehatan dapat

disimpulkan sebagai selisih kinerja

institusi pelayanan kesehatan

dengan harapan pasien

(Muninjaya, 2013). Dari

penjelasan ini, kepuasan pelanggan

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Satisfaction = f

(performance-expectation)

Dari rumus ini

dihasilkan tiga kemungkinan:

a. Performance < Expectation.

Jika kinerja pelayanan

kesehatan lebih jelek daripada

b. Performance = Expectation.

Jika kinerja pelayanan

kesehatan sama dengan harapan

para penggunanya,

c. Performance > Expectation.

Bila kinerja layanan kesehatan

lebih tinggi dari apa yang

diharapkan pengguna,

Lebih lanjut menurut

Kotler dalam Nursalam (2011) ada

beberapa cara mengukur kepuasan

pelanggan atau pasien, antara lain

dengan cara Sistem keluhan dan

saran. Survei kepuasan pelanggan.

Ghost shopping. Lost costumer

analysis..

6. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut Sangadji dan

Sopiah (2013) adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien antara lain:

a. Karakteristik pasien. Faktor

penentu tingkat pasien atau

konsumen oleh karakteristik

dari pasien tersebut yang

merupakan ciri-ciri seseorang

atau kekhasan seseorang yang

membedakan orang yang satu

dengan orang yang lain.

Karakteristik tersebut berupa

nama, umur, jenis kelamin, latar

belakang pendidikan, suku

bangsa, agama, pekerjaan dan

lain-lain.

b. Sarana fisik. Berupa bukti fisik

yang dapat dilihat yang meliputi

gedung, perlengkapan, seragam

pegawai dan sarana komunikasi.

c. Jaminan. Pengetahuan,

kemampuan, kesopanan, dan

sifat dapat dipercaya yang

dimiliki perawat.

d. Kepedulian. Kemudahan dalam

membangun komunikasi baik

antara pegawai dengan klien,

perhatian pribadi, dan dapat

memahami kebutuhan

pelanggan.

e. Kehandalan. Kemampuan

dalam memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan cepat,

tepat, akurat, dan memuaskan.

Semakin baik kualitas

pelayanannya, akan semakin tinggi

pula kepuasan pelanggan terhadap

perusahaan tersebut. Tingginya

kualitas pelayanan juga tidak lepas

dari dukungan internal perusahaan,

terutama dukungan dari sumber

daya manusianya

6

Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu

yang dijadikan sebagai dasar acuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Grestiyaning Harcahyani (2010)

dengan judul : Analisis Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pasien Yang

Dimoderasi oleh Variabel Nilai

(Studi pada pasien instalasi rawat

jalan RSUD Kota Yogyakarta).

Tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis

Pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan pasien pada

Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota

Yogyakarta dan menganalisis

Variabel nilai yang memoderasi

pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan pasien pada

Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota

Yogyakarta.

Penelitian dilakukan dalam

bentuk survey, dimana metode

pengambilan data menggunakan

teknik wawancara, dan kuesioner.

Penelitian ini melibatkan 100

responden yang merupakan pasien

rawat jalan RSUD Kota Yogyakarta.

Hasil analisis data

menunjukkan bahwa, Kualitas

layanan (X1) mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kepuasan pasien

(Y). Hal ini dapat terlihat dari

probabilitasnya (0.000) yang lebih

kecil dibandingkan taraf

signifikansinya (0,05). Hal ini juga

didukung dengan analisis deskriptif

kualitas layanan yang meliputi

aspek realibility, responsivness,

asurance, emphaty dan tangibles

menyatakan bahwa mayoritas

penilaian pasien terhadap kualitas

layanan mempunyai kecenderungan

nilai yang tinggi. Berarti pasien

menilai baik terhadap pelayanan

yang ada, dengan demikian hipotesis

satu yang menyatakan kualitas

layanan mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kepuasan pasien

terbukti.

2. Dwi Kartikasari, dkk (2014) dengan

judul : Pengaruh Kualitas

Layanan Terhadap Kepuasan dan

Kepercayaan di Rumah Sakit

Bunda Kandangan Surabaya.

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh kualitas

layanan terhadap kepuasan dan

kepercayaan. Teknik pengumpulan

data menggunakan kuesioner.

Kuesioner dibagikan kepada pasien

rawat inap RSBK. Jumlah sampel

dalam penelitian ini 121 orang. Data

dianalisa menggunakan Structural

Equation Modelling (SEM)

menggunakan software SPSS

AMOS.

Penelitian ini merupakan

penelitian cross sectional dengan

pendekatan kausalitas untuk

mengetahui pengaruh kualitas

layanan terhadap kepuasan dan

kepercayaan. Penelitian dilakukan di

Instalasi Rawat Inap RSBK.

Pengambilan data menggunakan

kuesioner yang dibagikan kepada

pasien rawat inap selama bulan Mei

2014. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pasien rawat inap

RSBK, pengambilan sampel

menggunakan non probability

sampling dengan metode purposive

sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kualitas

layanan mempengaruhi kepercayaan

pasien baik secara langsung maupun

7

tidak langsung. Kualitas layanan

mempengaruhi kepercayaan secara

tidak langsung melalui kepuasan

sebagai variabel interviening.

Kualitas layanan mempengaruhi

kepuasan secara langsung. Pengaruh

langsung kualitas layanan terhadap

kepercayaan mempunyai nilai lebih

besar dibandingkan kualitas layanan

terhadap kepuasan.

3. Nugi Mohammad Nugraha, dkk

(2017) dengan judul : Analisis

Pengaruh Citra dan Kualitas

Layanan Terhadap Kepuasan

Pasien serta Implikasinya Pada

Komunikasi Pemasaran di Rumah

Bersalin Fatimah Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan di

latarbelakangi bahwa komunikasi

pemasaran di Rumah Bersalin

Fatimah Kota Bandung belum

optimal. Belum optimalnya

komunikasi pemasaran di Rumah

Bersalin Fatimah Kota Bandung

tersebut, diduga karena kepuasan

pasien yang masih rendah, dan

rendahnya kepuasan pasien diduga

disebabkan oleh Citra dan Kualitas

Layanan yang masih rendah.

Tujuan melakukan penelitian ini

untuk menguji pengaruh kualitas

layanan terhadap kepuasan

pelanggan dalam meningkatkan

minat mereferensikan (word of

mouth).

Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif analisis. Metode

deskriptif adalah suatu metode

dalam meneliti status kelompok

manusia suatu obyek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta serta

hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Metoda deskriptif analisis

digunakan untuk menguji hipotesis

atau menjawab pertanyaan

penelitian. Variabel dalam

penelitian ini ditetapkan variabel

sebagai berikut:

a. Citra berfungsi sebagai variabel

bebas (Independent variable)

yang kemudian diberi notasi X1 .

b. Kualitas Layanan berfungsi

sebagai variabel bebas

(Independent variable) yang

kemudian diberi notasi X2 .

c. Kepuasan Pasien berfungsi

sebagai variabel perantara

(Intervening variable) yang

kemudian diberi notasi Y.

d. Komunikasi Pemasaran berfungsi

sebagai variabel terikat

(Dependen variabel) yang

kemudian diberi notasi Z.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa citra berada

pada kategori cukup baik, kualitas

layanan berada pada kategori cukup

baik, kepuasan pasien berada pada

kategori cukup baik, dan

komunikasi pemasaran berada pada

kategori cukup baik. Pengaruh

secara simultan citra, kualitas

layanan terhadap kepuasan

pasienRumah Bersalin Fatimah Kota

Bandung, adalah sebesar 59,9

sisanya sebesar 40,1 % ditentukan

oleh variabel lain. Pengaruh

kepuasan pasien terhadap

komunikasi pemasaran di Rumah

Bersalin Fatimah Kota Bandung

adalah sebesar 71,2 % dan sisanya

sebesar 28,8 % ditentukan oleh

variabel lain.

8

Model Analisis

Gambar 1 Model Analisis pelayanan terhadap kepuasan pasien

Dalam mencapai tujuan

yang berorientasi pada kepuasan

pasien, pelayanan pegawai sangat

penting karena akan menentukan

persepsi pasien terhadap pelayanan

yang diberikan. Menurut

Parasuraman (2008), Kualitas

layanan terdiri dari reliability

(keandalan), responsiveness (daya

tangkap), assurance (kepastian),

emphaty (empati) dan tangibles

(bukti fisik) akan membentuk pola

pikir pasien terhadap kepuasan.

Populasi dan Teknik Pengambilan

Sampel

Dalam penelitian ini populasi

yang dimaksudkan adalah pasien yang

datang berobat ke RS.IMC Bintaro

Tangerang Selatan dalam 1(satu) hari

yaitu berjumlah + 335 orang.

Berdasarkan jumlah populasi

penelitian di atas, selanjutnya penulis

menetapkan sampel sebagai responden

dalam penelitian ini. sebesar 15% yaitu

50,25 dibulatkan menjadi 50 orang,

dengan teknik simple random

sampling, dengan teknik analisa data

yang digunakan adalah Uji Validitas,

Uji Reliabilitas, Analisis Regresi,

Korelasi, Uji F, dan Uji t

Deskripsi Operasional Variabel dan

Indikator Variabel

Variabel dalam

penelitian ini ditetapkan variabel

sebagai berikut:

1. Pelayanan berfungsi sebagai

variabel bebas (Independent

variable) yang kemudian diberi

notasi X1.

2. Kepuasan Pasien berfungsi sebagai

variabel perantara (Intervening

variable) yang kemudian diberi

notasi Y.

Untuk dapat menganalisa

data ini, maka diperlukan skala

pengukuran variabel. Dalam penelitian

ini menggunakan skala Likert dengan

kelas interval dengan jumlah kelas = 5,

sehingga intervalnya dapat dilihat

sebagai berikut :

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

=𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =5 − 1

5= 0,8

Pelayanan

Kepuasan Pasien

Kepuasan Pasien X, Y

X, Y

9

Adapun yang menjadi

indikator variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Indikator Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item

Pelayanan menurut Parasuraman

yang dikutip oleh Tjiptono 2011 :

Merupakan aktivitas yang

diberikan kepada kosumen dan

pada dasarnya tidak berwujud,

disediakan sebagai solusi atau

masalah konsumen.

Responsiveness Likert 2Sikap tanggap

pegawai

Assurence Likert3, 5, 8 dan

9

TangiblesMemberikan

informasiLikert 4 dan 7

kemampuan

memberikan

pelayanan

Reliability Likert 1

EmpathyKomunikasi dan

keramahanLikert 6 dan 10

Kesopanan, Rasa

nyaman &

pengetahuan

Pembahasan

1. Deskripsi Karakteristik

Responden

Responden dalam penelitian

ini terdiri dari 50 orang yaitu pasien

Instalasi Rawat Jalan RS. IMC

Bintaro Tangerang Selatan.

Responden pasien dalam penelitian

ini dapat dikategorikan dalam

beberapa karakteristik responden,

yaitu berdasarkan usia, jenis

kelamin, dan pendidikan responden.

1.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi Responden

berdasarkan jenis kelamin

sebagai berikut:

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-laki 24 48

Wanita 26 52

Total 50 100 Sumber : Data primer yang telah diolah penulis

Berdasarkan tabel di atas

dapat diidentifikasi bahwa dari

total 50 responden dalam

penelitian ini, jumlah responden

pria adalah 24 responden atau

48%, sedangkan jumlah

responden wanita adalah 26

responden atau 52%. Komposisi

tersebut menunjukkan bahwa

responden dalam penelitian ini

didominasi oleh wanita.

1.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia

10

Komposisi Responden

berdasarkan usia secara

terperinci sebagai berikut:

Tabel 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tingkat Usia Jumlah Presentase

20-30 25 50

31-40 13 26

41-50 7 14

> 50 5 10

Total 50 100 Sumber : Data primer yang telah diolah penulis

Berdasarkan tabel di atas

dapat diidentifikasi bahwa

komposisi usia responden

dalam penelitian ini yaitu

responden yang berusia 20-30

tahun berjumlah 25 orang

(50%), yang berusia 31-40

tahun berjumlah 13 orang

(26%), yang berusia 41-50

tahun berjumlah 7 orang (14%),

yang berusia > 50 tahun

berjumlah 5 orang (10%).

Dengan demikian, mayoritas

responden dalam penelitian ini

berusia 20-30 tahun yaitu

sebesar 50%.

1.3 Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan

Komposisi responden

berdasarkan tingkat pendidikan

adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

SLTP 5 10

SLTA 12 24

D3/Akademi 13 26

Sarjana (S1) 20 40

Total 50 100 Sumber : Data primer yang telah diolah penulis

Berdasarkan Tabel di

atas menunjukkan bahwa

responden yang berpendidikan

Sarjana (S1) yaitu sebanyak 20

orang (40%) yang

berpendidikan SLTP yaitu

sebanyak 5 orang (10%), yang

berpendidikan SLTA yaitu

sebanyak 12 orang (24%), dan

yang berpendidikan

D3/Akademi sebanyak 13 orang

(26%). Jadi dengan demikian,

mayoritas responden dalam

penelitian ini memilki tingkat

pendidikan Sarjana (S1).

11

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel kualitas

pelayanan meliputi indikator

faktor reliability, responsivnees,

assurance, emphaty dan

tangibles yang terdiri dari

beberapa pernyataan. Setiap

pernyataan masing-masing

terdiri dari lima alternatif

jawaban yaitu jawaban sangat

baik, baik, cukup baik, kurang

baik, dan sangat tidak baik.

Berikut dijelaskan untuk

hasil jawaban responden pada

variabel pelayanan :

Tabel 5

Penilaian Responden terhadap Variabel Pelayanan

Interval Penilaian Jumlah Presentase

1,00 s/d 1,79 Sangat Tidak Baik 0 0,0

1,80 s/d 2,59 Kurang Baik 20 4,0

2,60 s/d 3,39 Cukup Baik 135 27,0

3,40 s/d 4,19 Baik 272 54,4

4,20 s/d 5,00 Sangat Baik 73 14,6

Total 500 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah penulis

Berdasarkan Tabel di

atas dapat diketahui bahwa dari

50 responden yang menjadi

sampel dengan 10 pertanyaan

terhadap variabel pelayanan,

mayoritas responden

menyatakan baik sebesar

54.4%, dan adapula responden

yang menyatakan kurang baik

yaitu sebesar 4%. Dengan

demikian menunjukkan bahwa

penilaian terhadap variabel

pelayanan mempunyai

kecenderungan nilai yang

tinggi. Artinya bahwa

responden RS. IMC Bintaro

Tangerang Selatan, sudah

menilai baik terhadap pelayanan

yang ada.

2.1 Kepuasan Pasien

Tabel 6

Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pasien

Interval Penilaian Jumlah Presentase

1,00 s/d 1,79 Sangat Tidak Baik 0 0,0

1,80 s/d 2,59 Kurang Baik 12 6,0

2,60 s/d 3,39 Cukup Baik 56 28,0

3,40 s/d 4,19 Baik 92 46,0

4,20 s/d 5,00 Sangat Baik 40 20,0

Total 200 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah penulis

12

Berdasarkan Tabel

di atas dapat diketahui

bahwa dari 50 responden

yang menjadi sampel

dengan 4 pertanyaan

terhadap variabel kepuasan

pasien mayoritas responden

menyatakan baik sebesar

46%, dan adapula yang

merasa kurang puas sebesar

6%. Dengan demikian,

artinya bahwa pasien di

RS.IMC Bintaro Tangerang

Selatan sudah merasa puas

atas pelayanan yang

diberikan telah sesuai

dengan yang diharapkan

Analisis Penelitian

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Hipotesis pertama penelitian

menyatakan bahwa Pelayanan dan

Citra Instansi Terhadap Kepuasan

Pasien. Model Regresi Linear

sederhana pengaruh Pelayanan

terhadap variabel Kepuasan Pasien

mempunyai persamaan

Y = a + bX

Hasil analisis Regresi Linier

Berganda SPSS 21 dapat

ditunjukkan seperti pada tabel

berikut:

Tabel 7

Regression

Mean

Std.

Deviation N

kepuasan 15,20 2,603 50

pelayanan 37,96 5,432 50

Descriptive Statistics

Sumber : Data hasil olah spss

Tabel 8

Korelasi

kepuasan pelayanan image

kepuasan 1,000 ,764 ,854

pelayanan ,764 1,000 ,721

kepuasan ,000 ,000

pelayanan ,000 ,000

kepuasan 50 50 50

pelayanan 50 50 50

Sumber : Data hasil olah spss

Correlations

Pearson

Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Dari output di atas diperoleh

nilai korelasi pelayanan terhadap

kepuasan sebesar r 0,764 yang

berarti sekitar 76,4%. Dari hasil r

hitung sebesar 0,764 sedangkan r

tabel sebesar 0,279. Ini

menunjukkan bahwa adanya

pengaruh yang kuat dan positif

antara variabel X terhadap variabel

Y

13

Tabel 9

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,880a ,775 ,765 1,262 ,775 80,766 2 47 ,000 2,238

Sumber : data hasil olah spss

a. Predictors: (Constant), image, pelayanan

b. Dependent Variable: kepuasan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-

Watson

Dari output di atas pada

model Summary diperoleh nilai

koefisien determinasi Rsquared

sebesar 0,880 yang berarti sekitar

8,80%, sedangkan r tabel sebesar

0,289 Ini menunjukkan bahwa

adanya pengaruh yang kuat antara

variabel X terhadap variabel Y.

2. Uji F

Tabel 10

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Regression 257,172 2 128,586 80,766 ,000b

Residual 74,828 47 1,592

Total 332,000 49

Sumber : data hasil olah spss

ANOVAa

Model

1

a. Dependent Variable: kepuasan

b. Predictors: (Constant), image, pelayanan

Dengan taraf

signifikan sebesar α =5%,

diperoleh F- hitung sebesar

80,766 sedangkan F tabel

sebesar 5,89 maka dapat

disimpulkan bahwa dengan

nilai signifikansi 5% variabel

X berpengaruh terhadap

variabel Y.

3. Uji – t

14

Tabel 11 Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Correl

ations

B

Std.

Error Beta

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -1,725 1,36 -1,268 0,211

pelayanan 0,148 0,048 0,309 3,096 0,003 0,764 0,412 0,214 0,48 2,083

image 0,769 0,122 0,63 6,308 0 0,854 0,677 0,437 0,48 2,083

a Dependent Variable: kepuasan

sumber : data hasil olah spss

Collinearity Statistics

Pada kolom Coefficients

diperoleh nilai =-1,725, B1 =

0,148 sehingga persamaan regresi

yang diperoleh adalah Y= -

1,725+0,769 dan untuk uji t

diambil dari kolom t. Dari tabel di

atas didapat nilai t hitung sebesar

3,096 sedangkan nilai t tabel

1,677.sehingga dapat dilihat bahwa

dari t hitung sebesar 3,096> dan t

tabel sebesar 1,677.

Pada dasarnya normalitas

sebuah data dapat dikenali atau

dapat dideteksi dengan persebaran

data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik histogram dari residual.

Dikatakan berdistribusi normal

jika data penyebaran disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya

dan dikatakan tidak normal jika

sebaliknya.

Gambar 2

Grafik Histogram

15

Gambar 3

Grfik P-Plot

Dari gambar di atas

dapat dilihat bahwa garis

histogram memberikan

distribusi yang melengkung

kekanan yang artinya data

distribusi normal, selanjutnya

gambar p- plot terlihat titik-titik

mengikuti dan mendekati garis

diagonalnya, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model

regresi memenuhi asumsi

normalitas.

Gambar 4

Sumber : data hasil olah spss

Dari gambar Scatterplot

dapat terlihat bahwa titik-titik

menyebar disekitar diagonal,

artinya pelayanan, berbanding

lurus dengan kepuasan pasien di

RS.IMC Bintaro.

16

4. Uji Validitas

Tabel 12

Reliability

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 50 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 50 100,0

Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : data hasil olah spss

Tabel 13

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,915 10

Sumber : data hasil olah spss Dari angket yang disebar

sebanyak 50 sampel, atau n =

50 dengan nilai signifikan 5%

maka Df = n-2 sehingga didapat

nilai r tabel pada n = 48 yaitu

0,289 sedangkan r hitung

sebesar 0,915 untuk variabel X

atau bisa dikatakan r X 0,915 >

r tabel 0,289 maka 10

pertanyaan dalam kuesioner

adalah valid.

5. Uji reliabilitas

Seperti tampak pada

tabel Reliability Statistics hasil

oleh data dengan spss didapat hasil

crondbach’h alfa variabel X

sebesar 0,915 artinya bahwa

kuesioner tersebut reliable

(Sugiono, 2011)

Tabel 14

Correlations Correlations

x1 x2 x3 x4 Total

x1

Pearson Correlation 1 ,690** ,629** ,349* ,857**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,013 ,000

N 50 50 50 50 50

x2 Pearson Correlation ,690** 1 ,380** ,534** ,795** Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50

x3 Pearson Correlation ,629** ,380** 1 ,406** ,795**

Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,003 ,000

N 50 50 50 50 50

x4 Pearson Correlation ,349* ,534** ,406** 1 ,706** Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,003 ,000

N 50 50 50 50 50

Total

Pearson Correlation ,857** ,795** ,795** ,706** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 N 50 50 50 50 50

Sumber: data hasil olah spss

17

Interpretasi Data

Dari interprestasi data

hasil survei penulis mendapatkan

informasi dari bagian HRD bahwa

rata-rata pasien yang berkunjung

untuk berobat di RS. IMC kurang

lebih 335 orang. Kemudian pada

saat studi lapangan disebarkan 50

angket kuesioner, maka data dapat

ditabulasikan seperti tampak pada

tabel sebagai berikut :

Hasil penelitian ini

menunjukkan adanya pengaruh

signifikan antara kualitas layanan

terhadap kepuasan pasien. Jika

kualitas yang dirasakan sama atau

melebihi kualitas layanan yang

diharapkan, maka layanan

dikatakan berkualitas dan

memuaskan, hal tersebut juga

dibuktikan dengan hasil analisis

data, diperoleh nilai korelasi

pelayanan terhadap kepuasan

sebesar r 0,764 yang berarti sekitar

76,4%. Dari hasil r hitung sebesar

0,764 sedangkan r tabel sebesar

0,279. Ini menunjukkan bahwa

adanya pengaruh yang kuat dan

positif antara variabel X terhadap

variabel Y, selebihnya dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak dibahas

oleh penulis.

Dari output di atas pada

model Summary diperoleh nilai

koefisien determinasi Rsquared

sebesar 0,880 yang berarti sekitar

8,80%, sedangkan r tabel sebesar

0,289 Ini menunjukkan bahwa

adanya pengaruh yang kuat antara

variabel X1 dan X2 terhadap

variabel Y.

Dengan taraf signifikan

sebesar α =5%, diperoleh F- hitung

sebesar 80,766 sedangkan F tabel

sebesar 5,89 maka dapat

disimpulkan bahwa dengan nilai

signifikansi 5% variabel X

berpengaruh terhadap variabel Y.

Pada kolom Coefficients

diperoleh nilai =-1,725, B1 =

0,148 dan B2 = 0,769 sehingga

persamaan regresi yang diperoleh

adalah Y= -1,725+0,769 dan

untuk uji t diambil dari kolom t,

diperoleh nilai t hitung sebesar

3,096 sedangkan nilai t tabel

1,677.sehingga dapat dilihat bahwa

dari t hitung sebesar 3,096> dan t

tabel sebesar 1,677.

Hasil pengujian pada

analisis data menunjukkan bahwa

kualitas pelayanan mempunyai

pengaruh langsung positif dan

signifikan terhadap kepuasan

pasien. Proses terciptanya

kepuasan pasien terhadap kualitas

pelayanan didasarkan pada

pengalaman mereka dengan

instansi tersebut. Pengalaman

merupakan dasar terciptanya

keyakinan pelanggan terhadap

kemampuan perusahaan untuk

memenuhi harapannya.

Pengalaman inilah yang akan

mempengaruhi evaluasi konsumen

dalam konsumsi, penggunaan

secara langsung dan tidak

langsung.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, maka diperoleh hasil-

hasil sebagai berikut :

1. Variabel pelayanan (X)

mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kepuasan pasien (Y). Hal

ini dapat terlihat dari korelasi

pelayanan terhadap kepuasan

sebesar r 0,764 yang berarti sekitar

76,4%. Dari hasil r hitung sebesar

0,764 sedangkan r tabel sebesar

0,279. Ini menunjukkan bahwa

18

adanya pengaruh yang kuat dan

positif antara variabel X terhadap

variabel Y. Hal ini didukung

dengan analisis deskriptif kualitas

layanan yang meliputi aspek

realibility, responsiveness,

asurance, emphaty dan tangibles.

2. Dengan taraf signifikan sebesar α

=5%, diperoleh F- hitung sebesar

80,766 sedangkan F tabel sebesar

5,89 maka dapat disimpulkan

bahwa dengan nilai signifikansi

5% variabel pelayanan X,

berpengaruh terhadap variabel Y.

Pada kolom Coefficients diperoleh

nilai =-1,725, B1 = 0,148 sehingga

persamaan regresi yang diperoleh

adalah Y= -1,725+0,148 dan t

hitung sebesar 3,096 sedangkan

nilai t tabel 1,677. Sehingga dapat

dilihat bahwa dari t hitung sebesar

3,096> dan t tabel sebesar 1,677

dengan demikian, menyatakan

bahwa mayoritas penilaian pasien

terhadap pelayanan mempunyai

kecenderungan nilai yang tinggi.

Berarti pasien menilai baik

terhadap pelayanan, sehingga

pasien merasa puas.

19

Daftar Pustaka Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, Prenhallindo,

Jakarta: Teguh, Hendra & Molan, Benyamin

Muninjaya, Gde AA. (2013). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Sangadji, EM & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen. Pendekatan Praktis Disertai

Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi

Soeparmanto, Sri Astuti. (2006). Program Akselerasi Peningkatan Gizi Masyarakat.

Depkes (http//depkes.go.id)

Sugiyono, Prof. Dr. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

…………………… (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi

(mixed Methods). Bandung: Cv.Alfabeta

Supriyanto, S & Ernawaty. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta:

CV. Andi

Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa. Jakarta: Gramedia Cawang

Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius. (2004). Service Quality and Satisfaction.

Yogyakarta Andi Offset

Sumber Lainnya:

Harcahyani, Grestiyaning, SE. (2010). Tesis, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Pasien yang Dimoderasi Oleh Variabel Nilai. Yogyakarta

Kartikasari, Dwi & Dewanto, Aryo & Rochman, Fatchur. (2014). Pengaruh Kualitas

Layanan Terhadap Kepuasan dan Kepercayaan di Rumah Sakit Bunda Kandangan

Surabaya. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 12 No.3. Terindeks dalam Google

Shcolar.

Nugraha, Nugi Muhammad, dkk. (2017). Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri.

Pascasarjana Institut Teknologi Nasional. Malang

20

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN UPAH TERHADAP KEPUASAN

KARYAWAN PT. MARGA MANDALASAKTI

GERBANG TOL SERANG BARAT

SUHARNO

[email protected]

Totok Haris Sukadarman

[email protected]

Hery Pradipto

ABSTRAK

Peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada karyawan bagian

marketing PT. Marga Mandalasakti yang berjumlah 56 orang, akan lebih baik jika sampel yang

diambil meliputi seluruh karyawan PT. Marga Mandalasakti, sehingga hasil penelitian lebih

representatif. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sehingga informasi

penelitian yang di peroleh perlu interpretasi yang tepat dengan menambahkan metode

wawancara sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih lengkap.

Kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini dibuktikan

dengan koefisien beta (ß) 0,289 (**p<0.01; p=0,001) dan kontribusi pengaruh upah terhadap

kepuasan kerja karyawan sebesar (ΔR2) 0,161. Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap

kepuasan kerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan hasil koefisien beta (ß) 0,343 (**p<0.01;

p=0,000) dan kontribusi pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar

(ΔR2) 0,173.

Upah dan motivasi kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja

karyawan. Hal ini dibuktikan untuk upah dengan koefisien beta (ß) 0,191 (**p<0.01; p=0,000)

dan untuk motivasi kerja dengan koefisien beta (ß) 0,258 (**p<0.01; p=0,026). Kontribusi

pengaruh upah dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar (ΔR2) 0,195.

Kata Kunci : Pengaruh Motivasi Kerja Dan Upah, Kepuasan Karyawan iv

Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan aset

terpenting dalam sebuah organisasi bisnis

atau sebuah perusahaan, karena perannya

sebagai subyek pelaksana kebijakan dan

kegiatan operasional perusahaan. Sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti

modal, metode dan mesin tidak bisa

memberikan hasil yang optimal apabila tidak

didukung oleh sumber daya manusia yang

mempunyai kinerja yang optimal.

Dalam hal ini pemimpin juga dituntut

untuk memiliki kebijakan yang bertujuan

untuk memberikan kepuasan kerja pada

setiap karyawan. Motivasi dan semangat

kerja pada diri setiap karyawan sangat

memberikan dampak yang positif atau negatif

pada hasil pekerjaan karyawan, sehingga

apabila seorang karyawan memiliki semangat

yang baik maka juga akan memberikan hasil

dan kontribusi yang baik bagi perusahaan

begitu juga sebaliknya.

Perusahaan ini memiliki karyawan

yang sebagian masih berusia muda dan

dituntut untuk memiliki kreativitas yang

tinggi. PT. Marga Mandalasakti memiliki 158

karyawan, kurang lebih ada 131 karyawan

yang usianya masih berkisar antara 20-30

21

tahun. Strategi menggunakan anak-anak

muda ini terbukti ampuh sehingga dapat

membawa nama PT. Marga Mandalasakti

menjadi perusahaan yang diperhitungkan dan

diandalkan di negeri ini. Akan tetapi hal ini

tidak akan dapat berjalan dengan baik jika

pimpinan perusahaan tidak memiliki sistem

yang dapat mengayomi dan memotivasi para

karyawannya yang berusia masih muda.

Pemberian Upah kepada karyawan dan

motivasi kerja karyawan memengaruhi

kepuasan kerja setiap individu karyawan dan

berpengaruh pada tingkat kesuksesan sebuah

perusahaan, karena memberikan pengaruh

yang sangat besar pada pengelolaan sumber

daya manusia dalam sebuah organisasi

khususnya dalam menumbuhkan kepuasan

kerja para karyawan.

Tinjauan Pustaka

1. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Beberapa pengertian Kepuasan Kerja,

yaitu :

1) Siagian (2008) kepuasan kerja

merupakan suatu cara pandang

seseorang baik yang bersifat positif

maupun yang bersifat negatif

tentang pekerjaannya.

2) Suwanto dan Donni (2011)

Kepuasan kerja adalah cara individu

merasakan pekerjaan yang

dihasilkan dari sikap individu

tersebut terhadap berbagai aspek

yang dihasilkan dari sikap individu

tersebut terhadap berbagai aspek

yang terkandung dalam pekerjaan.

3) Tiffin dalam As’ad (1991) kepuasan

kerja berhubungan erat sikap dari

karyawannya terhadap pekerjaannya

sendiri, situasi kerja, kerjasama

antara pimpinan dengan sesame

karyawan.

4) T.Toni Handoko (2000) keadaan

emosional yang menyenangkan dan

tidak menyenangkan dengan para

karyawan memandang pekerjaan

mereka.

Berdasarkan definisi dari

beberapa pakar tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa kepuasan kerja

adalah perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya, yang ditunjukkan

dengan sikap timbal balik karyawan

kepada perusahaan.

b. Faktor Kepuasan Kerja

Menurut Gilmer dalam As’ad

(1991), faktor kepuasan kerja antara

lain Kesempatan untuk maju,

Keamanan kerja, Gaji yang adil,

Perusahaan dan manajemen

memberikan situasi dan kondisi kerja

yang stabil, Pengawasan (Supervisi),

Kondisi kerja, Aspek sosial dalam

pekerjaan, Komunikasi, Fasilitas

penunjang dalam meningkatkan

kesejahteraan karyawan.

c. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Rivai (2011) indikator

dari kepuasan kerja terdiri dari isi

pekerjaan menarik dan memberikan

kesempatan belajar serta mendapat

kepercayaan tanggung jawab atas

pekerjaan tersebut, Supervisi pimpinan

kepada bawahan, sehingga karyawan

akan merasa bahwa dirinya menjadi

bagian yang penting dari organisasi,

Organisasi dan manajemen yang baik

mampu memberikan situasi dan

kondisi kerja yang stabil, Kesempatan

untuk maju untuk memperoleh

pengalaman dan peningkatan

kemampuan selama bekerja, Gaji dan

keuntungan dalam bidang finansial

yang mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya, diberikan secara adil

didasarkan pada tingkat ketrampilan,

tuntutan pekerjaan, serta standar gaji

untuk pekerjaan tertentu, Rekan kerja

yang saling mendukung dan saling

memperhatikan antar rekan kerja,

Kondisi kerja yang mendukung dan

22

memadai sesuai dengan sifat tugas

yang harus diselesaikannya.

2. Upah /Kompensasi

a. Pengertian Upah/Kompensasi

Beberapa definisi mengenai upah

antara lain:

1) Menurut Werther and Davis dalam

Kadarisman (2012)

upah/kompensasi adalah apa yang

karyawan terima sebagai balasan

dari pekerjaan yang diberikannya.

2) Samsudin (2006) Upah /kompensasi

mengandung arti yang lebih luas

daripada upah atau gaji. Upah atau

gaji lebih menekankan pada balas

jasa yang bersifat finansial,

sedangkan kompensasi mencakup

balas jasa finansial maupun non-

finansial.

3) Cahyani (2005) manajemen

kompensasi adalah proses

pengembangan dan penerapan

strategi, kebijakan, serta sistem

kompensasi organisasi untuk

mencapai sasrannya dengan

mendapatkan dan mempertahankan

orang yang diperlukan dan dengan

meningkatkan motivasi serta

komitmen mereka. b. Indikator-indikator kompensasi

Menurut Samsudin (2006) terdapat dua

indikator untuk mengukur variabel

kompensasi, yaitu:

1) Kompensasi bersifat materiil, yang

terdiri dari:

a) Gaji

Gaji adalah balas jasa dalam

bentuk uang yang diterima

karyawan sebagai konsekuensi

dari statusnya sebagai seorang

pegawai yang memberikan

kontribusi dalam mencapai

tujuan perusahaan. Gaji

umumnya berlaku untuk tarif

bayaran mingguan, bulanan, atau

tahunan (terlepas dari lamanya

jam kerja).

b) Insentif

Mathis dan Jacson (2006)

menyebutkan bahwa insentif

adalah penghasilan tidak tetap

karyawan berdasarkan pada

kinerja individu, tim, atau

organisasional. Tujuan utama

dari pemberian insentif adalah

untuk mendorong produktivitas

karyawan dan efektivitas biaya.

c) Bonus

Mathis dan Jacson (2006) bonus

adalah kompensasi tambahan

yang tidak menjadi bagian dari

gaji pokok, yang di terima oleh

karyawan. Bonus dapat berupa

uang tunai atau bentuk lainnya,

misalnya perjalanan wisata.

2) Kompensasi non materiil, yang

terdiri dari:

a) Pelatihan dan pengembangan

Program pelatihan dan

pengembangan merupakan

kegiatan yang dirancang untuk

meningkatkan pengetahuan,

kemampuan, sikap, dan kinerja

individu, kelompok, maupun

seluruh organisasi. Program ini

mengajarkan keahlian baru,

memperbaiki keahlian yang ada,

dan memengaruhi sikap

karyawan.

b) Pujian

Pujian merupakan salah satu

bentuk penghargaan non materiil.

Pujian biasanya diberikan oleh

atasan kepada karyawan yang

memiliki prestasi kerja sehingga

23

dapat menambah semangat

bekerja karyawan tersebut.

c) Cuti

Perusahaan memberikan hari

libur kepada karyawan karena

alasan-alasan tertentu.

Sedangkan indikator kompensasi

menurut Schermerhorn (1996)

dengan menggunakan sistem

kompensasi

3. Motivasi Kerja

Hotgets dan Luthans dalam Susanto

(2006) menyatakan bahwa motivasi

merupakan proses psikologis melalui

keinginan yang belum terpuaskan, yang

diarahkan dan didorong ke pencapaian

tujuan atau insentif. Proses dasar motivasi

dimulai dengan adanya suatu kebutuhan

(needs). Kebutuhan tercipta ketika ada

ketidakseimbangan secara fisiologis dan

secara psikologis. Kemudian kebutuhan

tersebut didorong dan diarahkan (drives)

untuk mengurangi kekurangan akan

kebutuhan. Dorongan fisiologis dan

psikologis merupakan kegiatan yang

berorioentasi dan menyediakan tenaga

untuk mendapatkan insentif. Akhir dari

proses motivasi adalah insentif yang

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang

akan mengurangi kekurangan akan

kebutuhan dan mengurangi dorogan.

Insentif akan memulihkan keseimbangan

fisiologis dan psikologis dan mengurangi

atau menghentikan dorongan.

Teori motivasi berprestasi atau yang

disebut teori kebutuhan McClelland

(1987) bahwa ada tiga indikator

kebutuhan dalam memotivasi karyawan,

yaitu:

a. Kebutuhan Untuk berprestasi (need for

achievement). Adanya dorongan atau

gairah untuk melakukan sesuatu yang

lebih baik dan efisien dari sebelumnya.

b. Kebutuhan Untuk berkuasa (need for

power). Adanya keinginan yang kuat

untuk mengendalikan orang lain, untuk

memengaruhi orang lain dan untuk

memiliki dampak terhadap orang lain. c. Kebutuhan untuk

berafiliasi/berhubungan secara social

(need for affiliation) Kebutuhan untuk

berusaha mendapatkan persahabatan,

mereka lebih ingin disukai dan di

terima orang lain, lebih menyukai

situasi kooperatif dan berusaha

menghindari konflik.

Menurut Maslow dalam Waluyo

(2013) teori tata tingkat kebutuhan dari

Maslow mungkin merupakan teori

motivasi kerja yang paling luas dikenal.

Maslow berpendapat bahwa kondisi

manusia berada dalam kondisi mengejar

yang bersinambungan. Jika satu

kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan

tersebut diganti oleh kebutuhan lain.

Maslow menekankan bahwa makin tinggi

tingkat kebutuhan, makin tidak penting

untuk mempertahankan hidup dan makin

lama pemenuhan dapat ditunda. Teori

tentang tingkat kebutuhan menurut

Maslow adalah:

a. Kebutuhan fisiologis

b. Kebutuhan rasa aman

c. Kebutuhan sosial

d. Kebutuhan harga diri

e. Kebutuhan aktualisasi diri.

Aldefer dalam Waluyo (2013)

mengatakan bahwa kebutuhan di

kelompokkan dalam tiga kelompok atau yang

biasa dikenal dengan teori ERG (Existence,

Relatedness, and Growth Needs) yaitu:

a. Kebutuhan eksisitensi

b. Kebutuhan hubungan

c. Kebutuhan pertumbuhan

Dari beberapa teori tersebut, teori yang

diungkapkan oleh McClelland sangat relevan

jika diimplementasikan pada kasus di PT.

24

Marga Mandalasakti. Teori yang

diungkapkan oleh McClelland mencakup

teori motivasi kebutuhan khususnya yang

timbul dari dalam diri setiap individu

karyawan yang dapat dijadikan solusi dalam

memcahkan masalah pada PT. Marga

Mandalasakti.

Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian yang

berhubungan dengan kompensasi dan

motivasi keja terhadap kepuasan kerja

menunjukkan hasil yang beraneka ragam

sebagai berikut:

1. Brahmasari dan Suprayetno (2009) yang

berjudul Pengaruh Motivasi Kerja,

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta

Dampaknya pada Kinerja Perusahaan

(Studi kasus pada PT. Pei Hai

International Wiratama Indonesia),

memiliki kesimpulan bahwa motivasi

kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya

bahwa motivasi kerja memang sangat

diperlukan oleh seorang karyawan untuk

dapat mencapai suatu kepuasan kerja yang

tinggi meskipun menurut sifatnya

kepuasan kerja itu sendiri besarannya

sangat relatif atau berbeda antara satu

orang dengan orang lainnya. 2. Putri (2014) dengan judul Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan

Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan Pada PT. Marga

Mandalasakti, memiliki kesimpulan

bahwa Hasil pembahasan tersebut

menghasilkan data bahwa kompensasi

memiliki pengaruh signifikan secara

simultan terhadap kepuasan kerja pegawai

pada PT. Marga Mandalasakti dengan

kontribusi sebesar 19,8 persen.

3. Kristianto, Abdi dan Nugroho (2013) di

PT. Kapasari di Surabaya, memiliki

kesimpulan bahwa motivasi kerja

memiliki pengaruh signifikan pada

kepuasan kerja. Sehingga hal ini akan

sangat berpengaruh terhadap kontribusi

karyawan terhadap perusahaan.

Kerangka Berpikir

1. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan

kerja karyawan. Kompensasi kepada

karyawan sangat memengaruhi motivasi

kerja dan memberikan kepuasan kerja

tersendiri bagi karyawan, apabila seorang

karyawan mendapatkan kompensasi yang

pantas atas apa yang sudah dikerjakan

pada perusahaan makan tentunya seorang

karyawan juga akan mendapatkan

kepuasan kerja yang baik, hal ini juga

dikuatkan oleh teori milik Hasibuan dalam

Kadarisman (2012) bahwa tujuan

pemberian kompensasi (balas jasa) adalah

sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja,

pengadaan efektif, motivasi, stabilitas

karyawan, disiplin serta pengaruh serikat

buruh dan pemerintahan.

2. Pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan

kerja karyawan. Motivasi kerja akan

sangat berpengaruh terhadap kepuasan

kerja karyawan. Apabila seorang

karyawan yang setiap hari bekerja

disebuah perusahaan dan memiliki

motivasi kerja yang baik tentunya akan

memberikan dampak positif pada loyalitas

dan produktifitas karyawan dan tentunya

karyawan tersebut akan memiliki

kepuasan kerja yang baik pula karena

motivasi kerja sendiri memiliki dampak

positif terhadap kepuasan kerja, hal ini di

perkuat juga oleh teori dari Mc. Gregor

dalam As’ad (1991) menyatakan bahwa

seseorang bekerja karena bekerja itu

merupakan kondisi bawaan seperti

bermain atau beristirahat untuk aktif dan

mengerjakan sesuatu. Jadi dorongan

seseorang atau motivasi untuk melakukan

sebuah pekerjaan bertujuan untuk

mendapatkan sebuah kepuasan.

25

3. Upah atau kompensasi dan motivasi kerja

berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan. Karyawan yang mendapatkan

kompensasi yang pantas dari perusahaan

baik kompensasi materi maupun

kompensasi non materi dan memiliki

motivasi kerja yang tinggi tentunya akan

mendapatkan kepuasan kerja yang baik

pula. Hal ini tentunya akan berdampak

pada hasil pekerjaan para karyawan dan

memengaruhi produktifitas karyawan dan

perusahaan. Sehingga kompensasi dan

motivasi kerja memiliki pengaruh positif

terhadap kepuasan kerja karyawan itu

sendiri dan berdampak pada perusahaan.

Berdasarkan pada faktor-faktor yang

memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja

dan komitmen karyawan, maka paradigma

penelitian ini ditunjukkan oleh gambar

berikut:

Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian asosiatif kausal karena penelitian

ini bertujuan untuk menguji pengaruh

kompensasi dan motivasi kerja terhadap

kepuasan kerja karyawan di PT. Marga

Mandalasakti.Teknik yang digunakan

dalam pengambilan datanya yaitu

menggunakan kuisioner yang berupa

sejumlah pertanyan yang diberikan kepada

responden untuk diisi sesuai keadaan yang

sebenarnya.

Definisi Operasional dan Pengukuran

Variabel

1. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini peneliti

menetapkan kepuasan kerja karyawan

(Y) sebagai variabel terikat atau

dependen. Kepuasan Kerja (Y) dalam

penelitian ini meliputi sikap puas

karyawan yang ditunjukkan dengan rasa

senang terhadap pekerjaan, sikap loyal

dan komitmen terhadap perusahaan,

serta bentuk sikap yang merupakan

timbal balik dari karyawan kepada

perusahaan. Indikator kepuasan kerja

dalam penelitian ini mengacu pada

Rivai (2011)

2. Variabel Independen

Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel independen adalah:

Kompensasi (X1)

Kompensasi merupakan salah satu

elemen penting untuk meningkatkan

kepuasan kerja karyawan agar para

karyawan memberikan usaha terbaiknya

terhadap kemajuan perusahaan baik

secara materiil maupun non materiil.

Kompensasi dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan indikator yang

mengacu pada Samsudin (2006)

Motivasi Kerja (X2)

Apabila setiap karyawan meiliki

motivasi kerja yang baik maka tentunya

juga akan mendapatkan kepuasan kerja

yang baik pula, salah satu cara untuk

meningkatkan motivasi kerja karyawan

adalah dengan memenuhi

kebutuhannya. Teori motivasi

berprestasi atau yang biasa disebut teori

kebutuhan McClelland, yaitu bahwa

setiap orang memiliki tiga jenis

kebutuhan yaitu need for achievement,

need for power dan need for affiliation.

Motivasi kerja dalam penelitian ini

diukur dengan mengacu pada indikator

yang dikemukakan oleh McClelland

(1987)

Populasi dan Sampel

1. Populasi

26

Menurut Sugiyono (2005),

“Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/ subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam

penelitian ini adalah karyawan PT.

Marga Mandalasakti yang berjumlah

158 orang. Yang terdiri atas karyawan

bagian operational berjumlah 72 orang,

HRMGA (human resource management

and general affair) 30 orang, marketing

56 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini yaitu purposive

sampling. Purposive sampling adalah

suatu tipe pengambilan sampel dengan

memerhatikan pertimbangan yang

dibuat oleh peneliti (Hadi, 1991).

Pengambilan sampel tersebut hanya

dilakukan pada karyawan PT. Marga

Mandalasakti yang bekerja di bagian

marketing, jadi sampel dalam penelitian

ini adalah karyawan PT. Marga

Mandalasakti yang bekerja di bagian

marketing yang berjumlah 56 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah Kuesioner, Kuesioner

dipilih sebagai metode pengumpulan data

dalam penelitian ini. Kuesioner adalah

daftar pertanyaan tertulis yang telah

dirumuskan sebelumnya, dan kuesioner

inilah yang akan dijawab oleh responden.

Kuesioner dipilih karena merupakan suatu

mekanisme pengumpulan data yang efisien

untuk mengetahui dengan tepat apa yang

diperlukan dan bagaimana mengukur

variabel penelitian. Skala yang digunakan

dalam penelitian ini adalah skala Likert

yang dimodifikasi dengan menghilangkan

jawaban yang di tengah yaitu ragu-ragu,

menjadi skala 1 sampai 4 (Hadi, 1991).

Daftar pertanyaan dalam angket ini

mencakup permasalahan yang berkaitan

dengan kompensasi, motivasi kerja dan

kepuasan kerja karyawan pada PT. Marga

Mandalasakti. Dalam hal ini responden

hanya menjawab dengan cara memberi

tanda tertentu pada alternatif jawaban yang

disediakan.

Instrumen Penelitian

1. Kisi-Kisi InstrumenPenelitian

Dalam penelitian skala ini, skala

pengukuran yang digunakan adalah skala

Likert, yaitu skala yang digunakan untuk

mengukur pendapat orang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial, penulisan

analisis kuantitatif menggunakan

pertanyaan dan skor dengan 56 responden

karena menggunakan metode purposif

sampling sehingga hanya tim marketing

yang menjadi sample pada penelitian ini.

Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk

mengetahui apakah instrumen yang disusun

berpengaruh pada besar tidaknya dan

sangat menentukan bermutu tidaknya hal

penelitian. Baik buruknya instrumen

penelitian ditunjukkan oleh tingkat

27

kesalahan (validity) dan keandalan

(reability).

a) Uji Validitas

Dalam penelitian ini untuk mengukur

validitas dilakukan dengan Uji

Confimatory Factor Analysis (CFA), yakni

digunakan untuk menguji apakah suatu

konstruk mempunyai unidimensionalitas

atau apakah indikator-indikator yang

digunakan dapat mengkonfirmasikan

sebuah konstruk atau variabel (Ghozali,

2011). Penguji mengajukan butir-butir

pertanyaan kuesioner yang nantinya

diberikan pada responden. Factor loading

adalah korelasi item-item pertanyaan

dengan konstruk yang diukurnya. Butir-

butir pertanyaan yang mempunyai factor

loading yang valid yaitu = 0,50

menunjukkan bahwa indikator yang

dimaksud valid dan berarti bahwa indikator

tersebut signifikan dalam mengukur suatu

konstruk. Untuk menguji apakah terdapat

korelasi antar variabel digunakan Uji

Bartlett Test of Spericity. Jika hasilnya

signifikan = 0,5 berarti matrik korelasi

memiliki korelasi signifikan dengan

sejumlah variabel. Uji validitas penelitian

ini meliputi convergent validity dan

divergent validity (Champbell dan Fiske,

1959). Uji validitas ini dapat dilihat dengan

hasil faktor loading sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Loading Factor Rotated

Component Matrix (a)

Berdasarkan tabel tersebut diketahui

bahwa terdapat 1 item pertanyaan dengan

nilai faktor loading < 0,5 yaitu pada item

Kepuasan Kerja 7. Dengan demikian 1 item

pertanyaan tersebut merupakan item gugur.

Jumlah awal item pertanyaan adalah 26

dengan 1 item pertanyaan gugur, sehingga

pertanyaan menjadi 25 item.Tahap

selanjutnya meliputi convergent validity

dan divergent validity.

1. Convergent Validity

Convergent validity digunakan

untuk menguji nilai loading item

pertanyaan untuk masing-masing

konstruk. Convergent validity diukur

berdasarkan nilai faktor loading dan

Average Variance Extracted (AVE).

Nilai convergent validity diterima jika

nilai AVE diatas 0,5 (Fornell & Larcker,

1981). Nilai AVE ditunjukkan pada

tabel berikut: Tabel 3.

Mean, Standard Deviation (SD), AVE,

Cronbach`s value and Correlations)

28

*Korelasi signifikan pada level 0.05.

**Korelasi signifikan pada level 0.01.

Nilai Cronbach’s Alpha pada angka

bercetak tebal.

Sumber: Data diolah tahun 2015

2. Divergent Validity

Divergent validity diukur berdasarkan

correlation matrix dan discriminant

validity. Jika korelasi atau hubungan

antara variabel tidak sama

dengan 1 (≠1) maka variabel

tersebut berbeda. Discriminant validity

meliputi nilai korelasi dan reliabilitas

diantara dua konstruk yang digunakan

untuk menguji konstruk manakah yang

saling tumpang tindih. Nilai discriminant

validity harus kurang dari 0,85 (Campell

dan Fiske, 1959). Nilai diskriminan

ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.

Average Variance Extracted, Square

Correlation dan Dicsriminant Validity

Sumber : Data diolah tahun 2015

Nilai AVE ditunjukkan pada angka

bercetak

tebal Discriminant validity ditunjukkan

pada

sisi kiri AVE

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu

angka indeks yang menunjukkan

konsistensi suatu alat pengukur

didalam mengukur gejala yang sama

(Cronbach, 1991). Kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Pengukuran reliabilitas

menggunakan uji statistik Cronbach

Alpha dimana satu variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha> 0,60 (Cronbach,

1991). Kategorisasi angka skala

reliabilitas adalah sebagai berikut:

1) Antara 0,800 – 1,000 = Sangat

Tinggi

2) Antara 0,600 – 0,799 = Tinggi

3) Antara 0,400 – 0,599 = Sedang

4) Antara 0,200 – 0,399 = Rendah

5) Antara 0,000 – 0,199 = Sangat

Rendah

Hasil uji reliabilitas kuesioner disajikan

pada tabel berikut ini: Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas

Teknik Analisis Data

1. Tekhnik analisis deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif. Penelitian

deskriptif berusaha memberikan gambaran

dengan sistematis dan cermat fakta-fakta

aktual dan sifat populasi tertentu.

Penelitian hanya menjelaskan,

memaparkan, dan menggambarkan secara

objektif data yang diperoleh. Analisis

deskriptif dilakukan terhadap data yang

sudah terkumpul untuk memperoleh

jawaban dari masalah. Langkah-langkah

analisis data dalam metode deskriptif

adalah sebagai berikut:

a. Mean (M)

Mean merupakan teknik

penjelasan kelompok yang didasarkan

atas nilai rata-rata dari kelompok

tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat

dengan menjumlahkan data seluruh

individu dalam kelompok itu,

29

kemudian dibagi dengan jumlah

individu yang ada pada kelompok

tersebut (Sugiyono, 2012). Hal ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Me = mean (rata-rata)

Σ = Epsilon (baca jumlah)

x = nilai x ke i sampai ke n

n = jumlah individu (Sugiyono, 2012)

b. Median (Me)

Median adalah salah satu teknik

penjelasan kelompok yang didasarkan

atas nilai tengah dari kelompok data

yang telah disusun urutannya dari yang

terkecil sampai yang terbesar atau

sebaliknya dari yang terbesar sampai

yang terkecil (Sugiyono, 2012).

d. Modus (Mo)

Modus merupakan teknik

penjelasan kelompok yang didasarkan

atas nilai yang sedang populer (yang

sedang menjadi mode) atau nilai yang

sering munculdalam kelompok tersebut

(Sugiyono, 2012).

2. Tekhnik analisis deskriptif

Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011) uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel terikat dan

variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

untuk masing-masing variabel.

Data penelitian dikatakan menyebar

normal atau memenuhi uji normalitas

apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed)

variabel residual berada di atas 0,05

atau 5%, sebaliknya jika nilai

Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual

berada di bawah 0,05 atau 5%, maka

data tersebut tidak berdistribusi normal

atau data tidak memenuhi uji

normalitas. b. Uji Linieritas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah

spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Apakah fungsi

yang digunakan dalam suatu studi

empiris sebaiknya linear, kuadrat, atau

kubik (Ghozali, 2011). Uji yang dapat

dilakukan salah satunya uji yang

dikembangkan oleh Ramsey tahun

1969. Uji ini bertujuan untuk

menghasilkan F-hitung, dengan

bantuan Program SPSS. Dari hasil

perhitungan F hitung, kemudian

dibandingkan dengan F tabel. Apabila

F hitung < pada F tabel maka

hubungannya linear. Sedangkan jika F

hitung > F tabel maka hubungannya

tidak linear.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi ditemukan adanya

korelasi antara variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen. Untuk mendeteksi

adanya multikolonieritas dengan

menganalisis matriks korelasi variabel-

variabel independen. Jika antar variabel

independen terdapat nilai korelasi yang

cukup tinggi (umumnya diatas 0,95),

maka hal ini merupakan indikator

adanya multikolinieritas. Mengamati

nilai tolerance dan variance inflation

factor (VIF). Tolerance mengukur,

variabilitas independen yang dipilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Nilai cut-off yang

umum dipakai adalah nilai tolerance =

0.10 atau sama dengan VIF = 10. Bila

hasil regresi memiliki nilai VIF tidak

lebih dari 10, maka dapat disimpulkan

30

tidak ada multikoliniaritas dalam

model regresi (Ghozali, 2011).

Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang

jelas dan dapat dipercaya antara variabel

independen (kompensasi dan motivasi kerja)

terhadap variabel dependen (kepuasan kerja).

Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi

berganda. Dalam analisis regresi,

dikembangkan sebuah persamaan regresi

yaitu suatu formula yang mencari nilai

variabel dependen dari nilai variabel

independen yang diketahui. Analisis regresi

digunakan untuk tujuan peramalan, di mana

dalam model tersebut ada sebuah variabel

dependen dan independen. Regresi berganda

digunakan jika terdapat satu variabel

dependen dan dua atau lebih variabel

independen.

Dalam penelitian ini terdapat satu

variabel dependen yaitu kepuasan kerja, dua

variabel independen yaitu kompensasi dan

motivasi kerja, dan variable kontrol yang

diambil dari data karakteristik responden

yang meliputi jenis kelamin, usia,

pendidikan, dan lama bekerja. Pengujian

pengaruh kepuasan kerja dengan

menggunakan model regresi berganda.

Persamaan statistik yang digunakan untuk

membantu menentukan variabel kontrol yang

mendukung pengaruh kompensasi dan

motivasi kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan adalah sebagai berikut

Untuk mengetahui apakah variabel

independen berpengaruh atau tidak terhadap

variabel dependen maka dapat dilihat dari

taraf signifikansinya dengan standar

signifikansi 5%. Sementara itu, untuk melihat

regresi yang dihasilkan berpengaruh positif

atau negative melalui koefisien beta (ß).

Apabila koefisien beta memiliki tanda minus

(-) berarti pengaruh yang dihasilkan adalah

negatif, sebaliknya apabila koefisien beta

tidak memiliki tanda minus (-), maka arah

pengaruh yang dihasilkan adalah positif (+)

(Ghozali, 2011).

Uji Delta Koefisien Determinasi (ΔR2)

Delta koefisien determinasi (ΔR2)

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variabel-variabel

dependen. Penggunaan delta koefisien

determinasi menghasilkan nilai yang relatif

kecil daripada nilai koefisien determinasi

(R2). Nilai delta koefisien determinasi (ΔR2)

disebabkan adanya varians error yang

semakin besar. Varians error

menggambarkan variasi data secara langsung.

Semakin besar variasi data penelitian akan

berdampak pada semakin besar varians error.

Varians error muncul ketika rancangan

kuesioner yang tidak reliabel, teknik

wawancara/pengumpulan data semuanya

mempunyai kontribusi pada variasi data yang

dihasilkan. Dengan demikian semakin besar

nilai delta koefisien determinasi (ΔR2) yang

kecil, maka variabel independen mampu

31

memprediksi variasi variabel dependen

(Suryana, 2009). Hasil Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dengan cara

menyebar kuesioner di PT. Marga

Mandalasakti. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 56 responden. Adapun hasil

penelitian yang diperoleh dari lapangan

disajikan sebagai berikut.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian

ini meliputi: analisis karakterisitik

karyawan PT. Marga Mandalasakti

analisis statisitik deskriptif yang terdiri

dari: nilai maksimal, minimal, mean, dan

standar deviasi, serta kategorisasi jawaban

karyawan PT. Marga Mandalasakti.

Adapun pembahasan mengenai masing-

masing analisis deskriptif disajikan

sebagai berikut.

a. Karakteristik Karyawan PT. Marga

Mandalasakti

Karakteristik karyawan PT.

Marga Mandalasakti yang diamati

dalam penelitian ini meliputi: jenis

kelamin, usia, lama bekerja,

pendidikan. Deskripsi karakteristik

karyawan PT. Marga Mandalasakti

disajikan sebagai berikut:

1) Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik karyawan

PT. Marga

Mandalasaktiberdasarkan jenis

kelamin disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 6.

Karakteristik Karyawan PT. Marga

Mandalasakti

Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa

karyawan PT. Marga Mandalasakti

yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 20 orang (35,7%) dan

karyawan PT. Marga Mandalasakti

yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 36 orang (64,3%). Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas yang

menjadi karyawan PT. Marga

Mandalasakti berjenis kelamin

perempuan (64,3%).

2) Usia

Deskripsi karakteristik karyawan

PT. Marga Mandalasakti

berdasarkan usia disajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 7.

Karakteristik Karyawan PT. Marga

Mandalasakti Berdasarkan Usia usia frekwensi prosentase %

< 20 18 32,1

20 - 25 23 41,1

25 - 30 15 26,8

Jumlah 56 100,0

sumber data: data primer 2015

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa

karyawan PT. Marga Mandalasakti

berusia kurang dari 20 tahun

sebanyak 18 orang (32,1%), 56

karyawan PT. Marga Mandalasakti

berusia 20-25 tahun sebanyak 23

orang (41,1%), karyawan PT. Marga

Mandalasakti berusia 25-30 tahun

sebanyak 15orang (26,8%). Hal ini

32

menunjukkan bahwa mayoritas yang

menjadi karyawan PT. Marga

Mandalasakti berusia 20-25 tahun

(41,1%), karena karyawan dengan

usia 20-25 tahun termasuk dalam

usia produktif dan cekatan dalam

bekerja, sehingga dapat kinerjanya

dapat dicapai dengan maksimal.

3) Lama Bekerja

Deskripsi karakteristik karyawan

PT. Marga Mandalasakti

berdasarkan lama bekerja disajikan

pada tabel berikut ini: Tabel 8.

Karakteristik Karyawan PT. Marga

Mandalasakti Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber: Data Primer 2015

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa

karyawan PT. Marga Mandalasakti

yang telah bekerja kurang dari 1

tahun sebanyak 6 orang (10,7%),

karyawan PT. Marga Mandalasakti

yang telah bekerja antara 1-2 tahun

sebanyak 19 orang (33,9%),

karyawan PT. Marga Mandalasakti

yang telah bekerja antara 2-3 tahun

sebanyak 16 orang (28,6%),

karyawan PT. Marga Mandalasakti

yang telah bekerja 3-5 tahun

sebanyak 7 orang (12,5%) dan

karyawan PT. Marga Mandalasakti

yang telah bekerja >5 tahun

sebanyak 8 orang (14,3%). Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas

karyawan PT. Marga Mandalasakti

telah bekerja antara 1-2 tahun

(33,9%), karena karyawan mendapat

tunjangan kesehatan dan fasilitas

perusahaan yang membuat para

karyawan bertahan bekerja di PT.

Marga Mandalasakti.

4) Pendidikan Terakhir

Deskripsi karakteristik karyawan

PT. Marga Mandalasakti

berdasarkan pendidikan terakhir

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 9.

Karakteristik Karyawan PT. Marga

Mandalasakti Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

Sumber: Data Primer 2015

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa

karyawan PT. Marga Mandalasakti

berpendidikan SMA sebanyak 32

orang (57,1%) dan karyawan PT.

Marga Mandalasakti berpendidikan

Diploma sebanyak 14 orang

(25,0%), karyawan PT. Marga

Mandalasakti berpendidikan Sarjana

sebanyak 10 orang (17,9%). Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas yang

menjadi karyawan PT. Marga

Mandalasakti berpendidikan SMA

(57,1%), karena karyawan dengan

tingkat pendidikan SMA sudah

dibekali pengetahuan tentang

pelayanan konsumen yang dapat

menunjang kinerja karyawan.

b. Deskripsi Kategori Variabel

Deskripsi kategori variabel

menggambarkan tanggapan karyawan

PT. Marga Mandalasakti mengenai

pengaruh kompensasi dan motivasi

kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. Marga Mandalasakti.

Data hasil penelitian kemudian

dikategorikan ke dalam tiga kelompok

yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil

kategorisasi tersebut disajikan berikut

ini:

1) Kompensasi

Penentuan kecenderungan variabel

kompensasi, setelah nilai minimum

(Xmin) dan nilai maksimum

33

(Xmak) diketahui, maka selanjutnya

mencari nilai rata-rata ideal (Mi)

dengan Rumus Mi = ½ (Xmak +

Xmin), mencari standar deviasi

ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6

(Xmak-Xmin). Berdasarkan acuan

norma di atas, mean ideal variable

kompensasi adalah 12,5. Standar

deviasi ideal adalah 2,5. Dari

perhitungan di atas dapat

dikategorikan dalam 3 kelas sebagai

berikut:

Tinggi = X= M + SD

Sedang = M- SD = X < M + SD

Rendah = X < M- SD

Kategorisasi untuk variabel

kompensasi disajikan pada tabel

berikut ini. Tabel 10. Kategorisasi Variabel

Kompensasi

Sumber: Data Primer 2015

Tabel 10 di atas menunjukkan

bahwa karyawan yang memberikan

penilaian terhadap kompensasi PT.

Marga Mandalasakti masuk dalam

kategori tinggi yaitu sebanyak 17

orang (30,4%), karyawan yang

memberikan penilaian terhadap

kompensasi PT. Marga

Mandalasakti masuk dalam kategori

sedang yaitu sebanyak 31 orang

(55,4%), dan karyawan yang

memberikan penilaian terhadap

kompensasi PT. Marga

Mandalasakti masuk dalam kategori

rendah yaitu sebanyak 8 orang

(14,3%).

2) Motivasi kerja

Hasil analisis deskriptif pada

variabel motivasi kerja diperoleh

nilai minimum sebesar 14; nilai

maksimum sebesar 38; mean

sebesar 26,89; dan standar deviasi

sebesar 6,22. Selanjutnya variabel

motivasi kerja dikategorikan dengan

menggunakan skor rerata (M) dan

simpangan baku (SD). Jumlah butir

pertanyaan untuk variabel motivasi

kerja terdiri dari 10 pertanyaan yang

masing-masing mempunyai skor 1,

2, 3 dan 4. Penentuan kecenderung-

an variabel motivasi kerja, setelah

nilai minimum (Xmin) dan nilai

maksimum (Xmak) diketahui, maka

selanjutnya mencari nilai rata-rata

ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½

(Xmak + Xmin), mencari standar

deviasi ideal (SDi) dengan rumus

SDi = 1/6 (Xmak-Xmin).

Berdasarkan acuan norma di atas,

mean ideal variabel motivasi kerja

adalah 25,0 Standar deviasi ideal

adalah 5,0. Dari perhitungan di atas

dapat dikategorikan dalam 3 kelas

sebagai berikut:

Tinggi = X= M + SD

Sedang = M- SD = X < M + SD

Rendah = X < M- SD

Kategorisasi untuk variabel motivasi

kerja disajikan pada tabel berikut

ini.

Sumber: Data Primer 2015

Tabel 11 di atas menunjukkan

bahwa karyawan yang menilai

bahwa motivasi kerja dari

perusahaan masuk dalam kategori

tinggi sebanyak 18 orang (32,1%),

karyawan yang menilai bahwa

motivasi kerja masuk dalam

kategori sedang sebanyak 28 orang

(50,0%), dan karyawan yang

menilai bahwa kompensasi dari

perusahaan masuk dalam kategori

rendah sebanyak 10 orang (17,9%).

34

3) Kepuasan Kerja

Hasil analisis deskriptif pada

variabel kepuasan kerja diperoleh

nilai minimum sebesar 15; nilai

maksimum sebesar 37; mean

sebesar 26,48; dan standar deviasi

sebesar 5,68. Selanjutnya variabel

kepuasan kerja dikategorikan

dengan menggunakan skor rerata

(M) dan simpangan baku (SD).

Jumlah butir pertanyaan untuk

variabel kepuasan kerja terdiri dari

10 pertanyaan yang masing-masing

mempunyai skor 1, 2, 3 dan 4.

Penentuan kecenderungan variabel

kepuasan kerja, setelah nilai

minimum (Xmin) dan nilai

maksimum (Xmak) diketahui, maka

selanjutnya mencari nilai rata-rata

ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½

(Xmak + Xmin), mencari standar

deviasi ideal (SDi) dengan rumus

SDi = 1/6 (X mak - X min).

Berdasarkan acuan norma di atas,

mean ideal variabel kepuasan kerja

adalah 25,0. Standar deviasi ideal

adalah 5,0. Dari perhitungan di atas

dapat dikategorikan dalam 3 kelas

sebagai berikut:

Tinggi = X= M + SD

Sedang = M- SD = X < M + SD

Rendah = X < M- SD

Kategorisasi untuk variabel

kepuasan kerja disajikan pada tabel

berikut ini.

Sumber: Data Primer 2015

Tabel 12 di atas menunjukkan

bahwa karyawan yang menilai

kepuasan kerjanya dalam kategori

tinggi sebanyak 17 orang (30,4%),

karyawan yang menilai kepuasan

kerjanya dalam kategori sedang

sebanyak 27 orang (48,2%), dan

karyawan yang menilai kinerjanya

dalam kategori rendah sebanyak 12

orang (21,4%).

2. Uji Prasyarat Analisis

Pengujian prasyarat analisis dilakukan

sebelum melakukan analisis regresi

linier berganda. Prasyarat yang

digunakan dalam penelitian ini

meliputi uji normalitas, uji linieritas,

uji multikolinieritas dan uji

heteroskedastisitas yang dilakukan

menggunakan bantuan komputer

program SPSS 20.00 for Windows.

Hasil uji prasyarat analisis disajikan

berikut ini.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah

pengujian tentang kenormalan

distribusi data (Santosa dan Ashari,

2005). Dalam penelitian ini,

menggunakan Uji Kolmogrov-

smirnov dengan hasil sebagai

berikut:

Sumber: Data Primer 2015

Hasil uji normalitas menunjukkan

bahwa semua variabel

penelitianmempunyai nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05

pada (sig>0,05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa data penelitian

berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Tujuan uji linieritas adalah

untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat

linier atau tidak (Ghozali, 2011).

Kriteria pengujian linieritas adalah

jika nilai signifikasi lebih besar dari

0,05, maka hubungan antara

35

variabel bebas dan variabel terikat

adalah linier. Hasil rangkuman uji

linieritas disajikan berikut ini:

Sumber: Data primer 2015

Hasil uji linieritas pada tabel di atas

dapat diketahui bahwa semua

variabel memiliki nilai signifikansi

yang lebih besar dari 0,05 (P>0,05),

hal ini menunjukkan bahwa semua

variabel penelitian adalah linier.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas

dilakukan untuk mengetahui

besarnya interkolerasi antar variabel

bebas dalam penelitian ini. Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan

terdapat masalah multikolinieritas

(Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolinieritas dapat

dilihat pada nilai tolerance dan VIF.

Apabila nilai toleransi di atas 0,1

dan nilai VIF di bawah 10 maka

tidak terjadi multikolinieritas. Hasil

uji multikolinieritas untuk model

regresi pada penelitian ini disajikan

pada tabel di bawah ini:

Sumber: Data Primer 2015 Dari

tabel di atas terlihat bahwa semua

variabel mempunyai nilai toleransi

di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah

10, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi pada penelitian

ini tidak terjadi multikolinieritas.

3. Pengujian Regresi

Pengujian regresi dilakukan untuk

menguji hipotesis yang diajukan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini terkait variabel kompensasi dan

motivasi kerja terhadap kepuasan kerja.

Analisis regresi berganda dipilih untuk

menganalisis pengajuan hipotesis dalam

penelitian ini. Berikut ini hasil analisis

regresi berganda yang dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 20.00 for

Windows. Tabel 16.

Rangkuman Hasil Analisis Regresi

Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap

Kepuasan Kerja

a. Uji Regresi

Ringkasan hasil analisis regresi dengan

menggunakan progam SPSS 20.00 for

Windows dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan

ringkasan analisis 50 regresi diketahui

Kontribusi pengaruh kompensasi

terhadap kepuasan kerja karyawan

sebesar (ΔR2) 0,161

Kontribusi pengaruh motivasi

kerjaterhadap kepuasan kerja karyawan

sebesar (ΔR2) 0,173 Kontribusi

pengaruh kompensasi dan motivasi

kerja terhadap kepuasan kerja sebesar

(ΔR2) 0,195, maka hipotesis ketiga

diterima.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kompensasi dan motivasi kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Marga

Mandalasakti.

1. Pengaruh Kompensasi terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan PT. Marga

Mandalasakti

36

Pemberian kompensasi di luar gaji pada

setiap karyawan PT. Marga Mandalasakti

berupa pemberian bonus rutin setiap 6

bulan pada bagian operasional, pemberian

bonus rutin setiap 3 bulan pada bagian

marketing dan pemberian bonus pada

setiap gerai yang berhasil mencapai target

penjualan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Kompensasi berpengaruh terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan PT. Marga

Mandalasakti. Hal ini dibuktikan ß, 289

(**p<0.05; p=0,001). Kontribusi pengaruh

kompensasi 51 terhadap kepuasan kerja

sebesar (ΔR2) 0,161; maka hipotesis

pertama diterima. Secara garis besar

kompensasi sendiri dibagi menjadi dua

yaitu kompensasi materi dan kompensasi

non materi. Kompensasi terbukti

berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja karyawan dengan kontribusi sebesar

19,8 persen, dapat disimpulkan bahwa

variabel kompensasi yang paling

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. 2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan PT. Marga

Mandalasakti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel motivasi kerja berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hal ini dibuktikan ß, 343

(**p<0.05;p=0,000). Kontribusi pengaruh

motivasi kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan sebesar (ΔR2) 0,173

3. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi

Kerja terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan PT. Marga Mandalasakti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel kompensasi dan motivasi kerja

secara bersama-sama berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil statistik uji

regresi diperoleh nilai kompensasi ß, 191

(**p<0.05; p=0,000) dan motivasi kerja ß,

258 (*p<0.05; p=0,026) berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

Kontribusi pengaruh kompensasi dan

motivasi kerja terhadap kepuasan kerja

sebesar (ΔR2) 0,195,

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1. Upah berpengaruh positif terhadap

kepuasan kerja karyawan. Hal ini

dibuktikan dengan koefisien beta (ß)

0,289 (**p<0.01; p=0,001) dan kontribusi

pengaruh kompensasi terhadap kepuasan

kerja karyawan sebesar (ΔR2) 0,161.

2. Motivasi kerja berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil koefisien beta (ß)

0,343 (**p<0.01; p=0,000) dan kontribusi

pengaruh motivasi kerja terhadap

kepuasan kerja karyawan sebesar (ΔR2)

0,173.

3. Upah dan motivasi kerja mempunyai

pengaruh positif terhadap kepuasan kerja

karyawan. Hal ini dibuktikan untuk

kompensasi dengan koefisien beta (ß)

0,191 (**p<0.01; p=0,000) dan untuk

motivasi kerja dengan koefisien beta (ß)

0,258 (**p<0.01; p=0,026). Kontribusi

pengaruh kompensasi dan motivasi kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar

(ΔR2) 0,195.

37

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, I komang et al . 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan

pertama.Yogyakarta. Graha Ilmu.

As’ad, Moh. 1991. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia PSIKOLOGI INDUSTRI, Cetakan

Pertama. Yogyakarta. Liberty.

As’ad, Moh. 1995. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia PSIKOLOGI INDUSTRI, Cetakan

Pertama. Yogyakarta. Liberty.

Brahmasari, Ida Ayu dan Suprayetno, Agus. 2009. Pengaruh Motivasi Kerja,

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai

International Wiratama Indonesia). Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus

Surabaya

Cahyani, Ati, 2005, strategi dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT

Indeks Kelompok Gramedia

Champbell, Donald T., dan Fiske, Donald W. (1959). Convergent and Discriminant

Validation by The Multitraid-Multimethod Matrix. Nortwestern University and

Chichago University, 56(2), 81-105.

Cronbach, L.J., 1991. Methodological study-a personal retrospective, in Brennan, Robert,

L., 2001, an essay on the history and future of reliability from the perspective of

replications. Journal of Educational Measurement, 38.

Fornell, C., & Lacker, D., F. 1981. Evaluating structural equation models with

unobservable variables and measurement error. Journal of Marketing Research, 18, 39-50.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, S. 1991. “Analisis Butir Untuk Instrumen”. Yogyakarta: Andi Offset.

http://www.dagadu.co.id di akses pada 21 Maret 2014

http://www.nakertrans.jogjaprov.go.id/contentdetil.php?kat=brta&id=MTI5&fle=Y29udGV

udC5waHA=&lback=a2F0PWJydGEmbGJhY2s9JnBhZ2U9Mg= di akses pada 21

November 2014

John R, Schermerhorn, Jr. 1996 “MANAJEMEN”. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Kadarisman, M. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Depok: Rajagrafindo Persada.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Kristianto, Ria Imelda, Ruth Dwi Setiawati Tedja Abdi dan Agustinus Nugroho.

2013. Analisis pengaruh motivasi kerja, pengembangan karir dan

kepemimpinan terhadap kepuasan kerja di PT kapasari di surabaya. Jurnal Universitas

Kristen Petra, Surabaya, Indonesia

Mahesa, deewar. 2010. analisis pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan dengan lama kerja sebagai variabel moderating (studi pada PT. coca

cola amatil indonesia (central java) ). Skripsi : Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro Semarang.

Mathis, R. L., & John H. J. 2006. Human Resource Management. Organizational Behavior.

Tenth Edition.

Thomson South-Western. Terjemahan Angelica D. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Mc. Clelland, D.C 1987. The Achieving Society. New York: The Free Press

38

Muljani , Ninuk 2002. Kompensasi Sebagai Motivator Untuk Meningkatkan Kinerja

Karyawan, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002:

108 - 122

Notoatmodjo, S. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan

Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurmiyati, Eni. 2011. Hubungan Pemberian Reward dan Punishment dengan Kinerja

Karyawan pada BPRS Harta Insan Karimah. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Putri, A.A Mega Rosa Arini. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi,

dan Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Dunia

Garmen Internasional di Denpasar. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

(Unud), Bali, Indonesia

Robbins, Stepen, P Judge, Thimoty. 2007. “Perilaku Organisasi”. Edisi 12 Jakarta:

Salemba 4.

Robbins, Stephen P 2008. The TRUTH about managing People, cetakan Pertama. Jakarta.

Erlangga.

Robbins, Stephen P. Mary Coulter, 2009. Manajemen., Jakarta. Erlangga.

Rivai, Veithzal. et al. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta.

PT Raja Grafindo Persada.

Rivai, Veithzal & Sagala, Ella Juvani. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam

Organisasi. Cetakan Pertama. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Rr. Retno Wulansari K, Siti Haerani, dan Ria Mardiana. 2012. Pengaruh Budaya

Organisasi dan Penghargaan terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan

Kerja di PT Pelindo IV Makassar.

Samsudin, sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit CV Pustaka

Setia. Cetakan ke-1

Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan

SPSS. Andi, Yogyakarta.

Sari, elviera. 2009. Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.

Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr 2009, hlm.

18-24.

Subyantoro, arief 2009 Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik

Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja

(Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman),

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, VOL.11, NO. 1, Maret 2009: 1119

Simamora, H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 3. Cetakan Kedua..

Yogyakarta. STIE YKPN.

Suryana. 2009. Statistika Terapan. www.statistikaterapan.wordpres.com.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. “Metode Penelitian Administrasi”. Bandung: CV. ALFABETA

Susanto. A.B. et al. 2006. Strategi organisasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Amara Books.

Suwanto dan Priansa, Donni Juni. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan

Bisnis. Cetakan pertama. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Suharni, Sri K. dan Riadi A. 2012. “Pengaruh Sistem Penghargaan terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Bagian Pemasaran PT Multi Auto Intrawahana

Pekanbaru”. Jurnal Ilmu Manajemen. Hlm. 1-8. San, O. T., et al. 2012. The Reward

Strategy and Performance Measurement (Evidence from Malaysian Insurance

Companies). International

Journal of Business, Humanities and Technology 2 (1). Hlm. 211-223.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

39

Siagian, P Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kelima Belas.

Bandung. Penerbit Bumi Aksara.

Waluyo, Minto. 2013. Psikologi Industri. Cetakan pertama. Jakarta. Penerbit Akademia

Permata.

Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Cetakan Pertama. Jakarta.

Raja Grafindo Persada.

40

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI,

PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP

KUALITAS AUDIT YANG DIMODERASI KECERDASAN

EMOSIONAL

Dendi Afrizal

[email protected]

Neneng Mulyaningsih

[email protected]

Auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga

dengan adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan

sehingga harus menjaga kualitas auditnya. Dalam menjawab tantangan dalam pekerjaan yang semakin

besar, maka yang dibutuhkan tidak hanya lagi kemampuan intelektual, tetapi juga diperlukan kemampuan

emosional.

Sumber data yang digunakan adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor di

Kantor Akuntan Publik. Penarikan sampel menggunakan Nonprobability Sampling. Teknik pengambilan

sampel menggunakan snowballing sampling. Nilai signifikansi secara simultan sebesar 0,000. Nilai

signifikansi tersebut lebih kecil daripada 0,05. Nilai signifikansi independensi sebesar 0,080 lebih besar

dari 0,05. Nilai signifikansi kompetensi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai signifikansi

profesionalisme sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05. Nilai signifikansi pengalaman kerja sebesar 0,409

jauh lebih besar dari 0,05. Variabel kecerdasan emosional memperkuat seluruh variabel independen.

Hal ini berarti bahwa independensi, kompetensi, profesionalisme dan pengalaman kerja berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Profesionalisme berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. H6

diterima, bahwa variabel kecerdasan emosional memoderasi pengaruh independensi, kompetensi,

profesionalisme dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit.

Kata Kunci : Auditor, Intelektual, Emosional

41

1. PENDAHULUAN

Akuntan publik mendapat

kepercayaan dari klien dan pihak-pihak lain

untuk membuktikan kewajaran laporan

keuangan yang disajikan oleh klien.

Laporan keuangan yang telah dibuat perlu

diaudit oleh auditor eksternal karena

laporan keuangan kemungkinan

mengandung kesalahan baik yang disengaja

maupun yang tidak disengaja. Besarnya

kepercayaan pengguna laporan keuangan

pada akuntan publik ini mengharuskan

akuntan publik memperhatikan

profesionalismenya yang akan

mempengaruhi kualitas auditnya.

Akuntan publik atau auditor dalam

tugasnya mengaudit perusahaan klien

memiliki posisi yang strategis sebagai pihak

ketiga dalam lingkungan perusahaan klien

yakni ketika akuntan publik mengemban

tugas dan tanggung jawab dari manajemen

(Agen) untuk mengaudit laporan keuangan

perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini

manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat

selalu baik dimata pihak eksternal

perusahaan terutama pemilik (prinsipal).

Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal)

menginginkan supaya auditor melaporkan

dengan sejujurnya keadaan yang ada pada

perusahaan yang telah dibiayainya. Dari

uraian tersebut terlihat adanya suatu

kepentingan yang berbeda antara

manajemen dan pemakai laporan keuangan.

Auditor dalam tugasnya mengaudit

perusahaan klien memiliki posisi yang

strategis sebagai pihak ketiga dengan

adanya suatu kepentingan yang berbeda

antara manajemen dan pemakai laporan

keuangan sehingga harus menjaga kualitas

auditnya. Dalam menjawab tantangan

dalam pekerjaan yang semakin besar, maka

yang dibutuhkan tidak hanya lagi

kemampuan intelektual, tetapi juga

diperlukan kemampuan emosional. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisa pengaruh

independensi, kompetensi,

profesionalisme dan pengalaman

kerja terhadap kualitas audit.

2. Untuk menganalisa pengaruh

independensi terhadap kualitas

audit.

3. Untuk menganalisa pengaruh

kompetensi terhadap kualitas

audit.

4. Untuk menganalisa pengaruh

profesionalisme terhadap

kualitas audit.

5. Untuk menganalisa pengaruh

pengalaman auditor terhadap

kualitas audit.

6. Untuk menganalisa kecerdasan

emosional sebagai moderasi

pengaruh independensi,

kompetensi, profesionalisme dan

pengalaman kerja terhadap

kualitas audit.

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Audit

Kualitas audit menurut Arens, Elder,

& M. (2011) adalah sebagai berikut:

“Audit quality means how tell an

audit detects an report material

misstatement in financial statement.

The detection aspect is a reflection of

auditor competence, while reporting

is a reflection of ethic or auditor

integrity, particulary independence”.

Berdasarkan Standar Profesi Akuntan

Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan

oleh seorang auditor dapat dikatakan

berkualitas jika memenuhi ketentuan atau

standar auditing yang berlaku umum

(generally accepted auditing standards =

GAAS) dan standar pengendalian mutu.

Standar auditing tersebut menjadi acuan

auditor dalam memenuhi tanggung jawab

profesionalnya dalam melaksanakan audit

atas laporan keuangan (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2011).

Menurut Budiman (2010) kualitas

audit yang dihasilkan dinilai dari seberapa

banyak auditor memberikan respon yang

benar dari setiap pekerjaan audit yang

diselesaikan. Kualitas audit juga bisa dilihat

dari kualitas keputusan yang diambil.

Menurut Hasibuan (2010) kualitas audit

merupakan suatu hasil kerja auditor dalam

mengevaluasi tentang kewajaran pada

laporan keuangan klien dan melaporkanya.

Audit dapat dikatakan sebagai suatu

proses yang digunakan untuk mengurangi

ketidakselarasan informasi yang terdapat

42

diantara manajer dan para pemegang saham

dengan menggunakan pihak ketiga untuk

memberikan pengesahan terhadap laporan

keuangan. Kualitas audit didefinisikan

sebagai probabilitas dimana seorang auditor

menemukan dan melaporkan tentang

adanya suatu pelanggaran dalam sistem

akutansi kliennya (De Angelo, 1981 dalam

Putri, 2013).

Menurut Arens et al. (2011:71) ada

lima prinsip yang harus dipatuhi akuntan

publik yaitu : Integritas, Objektivitas,

Kompetensi profesional dan kecermatan,

Kerahasiaan, dan Perilaku professional.

Selain itu akuntan publik juga harus

berpedoman pada Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan

oleh Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI). Standar auditing terdiri dari standar

umum, standar pekerjaan lapangan dan

standar pelaporan (SA Seksi 150 dalam

SPAP, 2011).

Auditor harus memiliki kualitas audit

yang memadai sehingga dapat mengurangi

ketidakselarasan yang terjadi antara

manajemen dengan pemegang saham

karena pengguna laporan terutama

pemegang saham akan mengambil

keputusan berdasarkan pada laporan yang

telah diaudit oleh auditor.

B. Independensi

Independensi menurut Mulyadi

(2011) adalah sikap mental yang bebas dari

pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak

lain, tidak tergantung pada orang lain.

Independensi menurut Arens, Radal, Mark,

& Amir (2011), berarti cara pandang yang

tidak memihak di dalam pelaksanaan

pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan

penyusunan laporan audit.

Dalam Standar Profesi Akuntan

Publik (2011, 360.1) dijelaskan bahwa:

“Selama melakukan audit atas laporan

keuangan, perlu bagi auditor untuk

membangun hubungan kerja yang bersifat

konstruktif dengan manajemen untuk

mewujudkan audit yang efektif dan efisien.

Tujuan ini dapat dicapai dengan mengganti

prinsip prinsip etika profesi tertentu yang

ditetapkan oleh ikatan akuntansi Indonesia.

Prinsip-prinsip ini terdapat pada kode etik

ikatan akuntansi indonesia yang

dikeluarkan oleh ikatan akutansi indonesia.

Prinsip-prinsip yang memberikan panduan

tentang tanggung jawab profesional auditor

adalah:

a. Independensi

b. Integritas

c. Objektifitas

d. Kemahiran dan kecermatan

profesional

e. Kerahasiaan

f. Prilaku profesional dan

standar teknis

Seorang auditor harus bebas secara

kenyataan maupun dalam penampilan, dari

kepentingan apapun dalam pelaksanaan

perikatan profesional nya, yang dapat

dipandang serta ketidak cocokan terhadap

prinsip-prinsip etika.”

Hasil penelitian oleh Tjun Tjun et al

(2012) Independensi dapat diproksikan

menjadi empat indikator, yaitu :

1. Lama Hubungan dengan Klien

(Audit Tenure)

2. Tekanan dari Klien

3. Telaah dari Rekan Auditor (Peer

Review)

4. Jasa Non Audit.

C. Kompetensi

Menurut Reni (2010) menunjukkan

bahwa indikator kompetensi untuk auditor

terdiri atas :

1) Komponen pengetahuan,

merupakan komponen yang

penting dalam suatu kompetensi.

Komponen ini meliputi

pengetahuan terhadap fakta-

fakta dan prosedur-prosedur.

2) Memiliki kompetensi lain

seperti kemampuan

berkomunikasi, kreatifitas, kerja

sama dengan orang lain.

3) Keahlian yang menyangkut

objek pemeriksaan

Mengamati objek dan

membandingkan dengan standar

yang berlaku, kemudian menarik

kesimpulan dari hasil

perbandingan tersebut

merupakan inti pekerjaan

pemeriksaan.

43

4) Keahlian yang menyangkut

teknik atau cara melakukan

pemeriksaan

Seorang auditor harus memiliki

kemampuan teknik atau cara

melakukan pemeriksaan yang

memungkinkan seorang auditor

memperoleh informasi yang

maksimal (kualitas dan

kuantitas) tentang objek yang

diperiksa dalam waktu yang

terbatas.

5) Keahlian dalam menyampaikan

hasil pemeriksaan Segala

temuan, informasi dan data yang

diperoleh dalam melaksanakan

pemeriksaan harus

disampaiakan seluruhnya

kepada kepala pemerintahan dan

pihak yang diperiksa. Untuk

dapat menyampaikan hasil audit

kepada kedua pihak tersebut

diperlukan keahlian dan

kemahiran berbahasa secara

baik, benar, efisien, teliti, dan

cermat melalui laporan hasil

pemeriksaan (LHP).

D. Profesionalisme

Indikator profesionalisme menurut

Hall Richard dalam Rizsqi (2014) terdapat

5 indikator yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Hubungan sesama profesi yang

berarti menggunakan ikatan profesi

sebagai acuan, termasuk organisasi

formal dan kelompok-kelompok

kolega sebagai sumber ide utama

pekerjaan. Melalui ikatan profesi

ini para profesional membangun

kesadaran profesinya

2. Kewajiban sosial yaitu suatu

pandangan tentang pentingnya

peran profesi serta manfaat yang

diperoleh baik oleh masyarakat

ataupun oleh profesional karena

adanya pekerjaan tersebut.

3. Keyakinan terhadap profesi yang

melibatkan kepercayaan bahwa

yang berwenang untuk menilai

pekerjaan profesional adalah rekan

sesama profesi dan bukan pihak

luar yang tidak mempunyai

kompetensi dalam bidang ilmu dan

pekerjaan mereka

4. Pengabdian pada profesi yang

mencerminkan dedikasi para

profesional untuk karyanya melalui

penggunaan pengetahuan dan

kecakapan yang dimiliki. Sikap ini

bisa disimpulkan sebagai suatu

penyerahan diri secara total

terhadap pekerjaan.

5. Kemandirian yang menganggap

bahwa seorang profesional harus

mampu membuat keputusan sendiri

tanpa tekanan dari pihak yang lain,

yaitu mereka yang bukan anggota

profesinya atau dari organisasinya

mempekerjakan

E. Pengalaman Kerja

Indikator pengalaman auditor

eksternal menurut Ismiyati (2012) adalah

sebagai berikut:

1. Lamanya waktu pengalaman di

bidang audit

Semakin banyak pengalaman

kerja, semakin objektif auditor

melakukan pemeriksaan dan

semakin tinggi tingkat

kompetensi yang dimiliki

auditor, maka semakin

meningkat atau semakin baik

kualitas hasil pemeriksaan yang

dilakukannya.

2. Banyaknya penugasan audit

Secara teknis, semakin banyak

tugas yang dia kerjakan, akan

semakin mengasah keahliannya

dalam mendeteksi suatu hal

yang memerlukan treatment atau

perlakuan khusus yang banyak

dijumpai dalam pekerjaannya

dan sangat bervariasi

karakteristiknya. Jadi dapat

dikatakan bahwa seseorang jika

melakukan pekerjaan yang sama

secara terus menerus, maka akan

menjadi lebih cepat dan lebih

baik dalam menyelesaikannya.

Hal ini dikarenakan dia telah

benar-benar memahami teknik

atau cara menyelesaikannya,

serta telah banyak mengalami

berbagai hambatan-hambatan

44

atau kesalahan-kesalahan dalam

pekerjaannya tersebut, sehingga

dapat lebih cermat dan berhati-

hati menyelesaikannya.

3. Jenis perusahaan yang pernah

diaudit

Semakin banyak dan bervariasi

jenis perusahaan yang diaudit

oleh auditor maka akan

membuat pengalaman auditor

bertambah.

F. Kecerdasan Emosional

Seorang auditor yang memiliki EQ

yang baik mampu mengendalikan dirinya

sendiri, seperti berhati hati dalam

mengambil suatu keputusan untuk opini

auditnya, jika opini audit sesuai dengan

kode etik maka kualitas auditnya tidak

diragukan lagi. Secara khusus auditor

membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam

lingkungan kerjanya auditor akan

berinteraksi dengan orang banyak baik di

dalam maupun di luar lingkungan kerja. EQ

berperan penting dalam membentuk moral

disiplin auditor. Dengan demikian apabila

seorang auditor mampu menstabilkan

emosinya, terlihat semakin baik Kecerdasan

Emosional maka kualitas audit yang

ditampilkan juga akan semakin baik,

penggunaan maupun pengendalian emosi

yang tepat dan efektif akan dapat mencapai

tujuan dalam meraih keberhasilan kerja.

Menurut Goleman (2000: 58) alat

ukur yang digunakan untuk mengukur

variabel kecerdasan emosional berisi lima

indikator, yaitu:

1) Pengenalan Diri

Pengenalan diri berisi tentang

bagaimana orang menilai dirinya

sendiri.

2) Pengendalian Diri

Pengendalian diri meliputi sikap

hati-hati dan cerdas dalam

mengelola emosi sebagai

landasan dalam mengenal diri

sendiri atas emosi.

3) Motivasi

Motivasi meliputi sikap yang

menjadi pendorong timbulnya

suatu perilaku.

4) Empati

Empati meliputi kemampuan

perasaan seseorang untuk

menempatkan diri ke dalam

alam perasaan orang lain

sehingga bisa memahami

pikiran, perasaan, dan

perilakunya.

5) Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial meliputi

kemampuan menangani emosi

ketika berhubungan dengan

orang lain.

G. Hipotesis

Dari hubungan antar variabel yang

telah dijelaskan sebelumnya, maka dari

hasil itulah dapat ditentukan

hipotesisnya antara lain:

1. H1 = Independensi,

kompetensi, profesionalisme dan

pengalaman kerja berpengaruh

signifikan positif terhadap

kualitas audit

2. H2 = Independensi

berpengaruh signifikan positif

terhadap kualitas audit

3. H3 = Kompetensi

berpengaruh signifikan positif

terhadap kualitas audit

4. H4 = Profesionalisme

berpengaruh signifikan positif

terhadap kualitas audit

5. H5 = Pengalaman kerja

berpengaruh signifikan positif

terhadap kualitas audit

6. H6 = Kecerdasan emosional

memoderasi pengaruh

independensi, kompetensi,

profesionalisme dan pengalaman

kerja terhadap kualitas audit

3. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini termasuk dalam

penelitian kuantitatif yang bersifat

kausalitas. Adapun jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas

jawaban yang diberikan oleh responden

45

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada

dalam kuesioner.

Adapun sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer

yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumber atau tempat dimana penelitian

dilakukan secara langsung. Data primer

dalam penelitian ini diperoleh melalui

kuesioner yang dibagikan kepada

responden.

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada

Direktori Ikatan Akuntan Publik Indonesia

2017.Penarikan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik Nonprobability

Sampling. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik

snowballing sampling. Teknik snowballing

sampling adalah suatu metode untuk

mengidentifikasi, memilih dan mengambil

sampel dalam suatu jaringan atau rantai

hubungan yang menerus

B. Teknik Analisa Data

1) Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang

menunjukkan sejauh mana instrument

pengukur mampu mengukur apa yang ingin

diukur (Purbayu, 2005: 247). Uji validitas

ditujukan untuk mengukur seberapa nyata

suatu pengujian atau instrument.

Pengukuran dikatakan valid jika mengukur

tujuannya dengan nyata atau benar.

Pengujian validitas data dalam penelitian

ini dilakukan secara statistik yaitu

menghitung korelasi antara masing-masing

pertanyaan dengan skor total dengan

menggunakan metode Product Moment

Pearson Correlation. Data dinyatakan valid

jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari

Corrected Item-Total Correlation > dari r-

tabel pada signifikansi 0.05 (5%).

2) Uji Realibilitas

Realibilitas adalah ukuran yang

menunjukkan konsistensi dari alat ukur

dalam mengukur gejala yang sama di lain

kesempatan (Purbayu, 2005: 251).

Realibilitas suatu variabel yang dibentuk

dari daftar pertanyaan dikatakan baik jika

memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari

0,60.

3) Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil/nilai yang

tidak bias atau estimator linear tidak bias

yang terbaik (Best Linear Unbiased

Estimator/ BLUE), maka model regresi

harus memenuhi beberapa asumsi yang

disebut dengan asumsi klasik. Asumsi

klasik tersebut, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan

independen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak

(Ghozali 2005:110). Model

regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau

mendekati normal. Uji normalitas

data dalam penelitian ini

menggunakan aplikasi statistik

komputer untuk pengujian

terhadap data sampel tiap

variabel. Untuk mendeteksi

normalitas data melalui output

grafik kurva normal p-p plot.

Suatu variabel dikatakan normal

jika gambar distribusi dengan

titik-titik data yang menyebar di

sekitar garis diagonal, dan

penyebaran titik-titik data searah

mengikuti garis diagonal

(Nugroho, 2005: 24 dalam Jimmy,

2007). Selain menggunakan grafik

p-plot, pengujian normalitas data

juga dilakukan dengan

menggunakan kurva histogram.

Normalitas data bila dilihat

dengan cara kurva histogram

dapat ditentukan berdasarkan

gambar kurva, yaitu bila bentuk

kurva memiliki kemiringan yang

cenderung seimbang baik pada

sisi kiri maupun sisi kanan dan

kurva berbentuk lonceng yang

hampir sempurna.

b. Multikolinearitas

Uji ini dimaksudkan untuk

mendeteksi gejala korelasi antara

variabel bebas yang satu dengan

variabel bebas yang lain. Asumsi

multikolinearitas menyatakan

bahwa variabel independen harus

terbebas dari gejala

46

multikolinearitas. Gejala

multikolinearitas adalah gejala

korelasi antarvariabel independen.

Gejala ini ditunjukkan dengan

korelasi yang signifikan

antarvariabel independen. Apabila

terjadi gejala multikolinearitas,

salah satu langkah untuk

memperbaiki model adalah

dengan menghilangkan variabel

dari model regresi, sehingga bisa

dipilih model yang paling baik

(Purbayu, 2005: 238). Uji

Multikolinieritas dapat dilakukan

dengan 2 cara yaitu dengan

melihat VIF (Variance Inflation

Factors) dan nilai tolerance. Jika

VIF < 10 dan nilai tolerance >

0,10 maka tidak terjadi gejala

Multikolinieritas (Ghozali,

2005:92).

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamataan ke

pengamatan yang lain tetap, atau

disebut homoskedastisitas

(Ghozali, 2005 :105). Model

regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas, tidak

heteroskedastisitas (Ghozali, 2005

:105). Asumsi heterokedastisitas

adalah asumsi dalam regresi

dimana varians dari residual tidak

sama untuk suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Dalam regresi,

salah satu asumsi yang harus

dipenuhi adalah bahwa varians

dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang

lain tidak sama antar satu varians

dari residual. Gejala varians yang

tidak sama ini disebut gejala

heterokedastisitas, sedangkan

adanya gejala residual yang sama

dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain disebur

dengan homokedastisitas, salah

satu uji untuk menguji

heterokedastisitas ini adalah

dengan melihat penyebaran dari

varians residual (Purbayu, 2005:

242).

4) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini

akan diuji dengan menggunakan analisis

regresi linear yaitu analisis yang digunakan

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

independensi, kompetensi, profesionalisme,

dan pengalaman kerja sebagai variabel

independen terhadap kualitas audit sebagai

variabel dependen.

Untuk menguji hipotesis mengenai

independensi, kompetensi, profesionalisme,

dan pengalaman kerja secara simultan dan

parsial berpengaruh signifikan positif

terhadap kualitas audit, digunakan

pengujian hipotesis secara simultan dengan

uji F dan secara parsial dengan uji t.

a. Uji Koefisien Adjusted R Square

Uji koefisien adjusted R Square

dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan

variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen.

b. Uji Simultan (uji F)

Uji F ini digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya

pengaruh secara bersama-sama

(simultan) variable-variabel

independen (bebas) terhadap

variable dependen (terikat).

Pembuktian dilakukan dengan

cara membandingkan nilai F

hitung dengan F tabel pada

tingkat kepercayaan 95% dan

derajat kebebasan (degree of

freedom) df = (n-k-1) dimana n

adalah jumlah responden dan k

adalah jumlah variabel.

Kriteria pengujian yang

digunakan adalah :

Jika Fhitung> Ftabel (n-k-1) maka

Ho ditolak

Arti secara statistik data yang

digunakan membuktikan bahwa

semua variabel independen (X1,

X2, X3, X4) berpengaruh

terhadap nilai variabel (Y)

Jika Fhitung< Ftabel (n-k-1) maka

Ho diterima

Arti secara statistik data yang

digunakan membuktikan bahwa

47

semua variabel independen (X1,

X2, X3, X4) tidak berpengaruh

terhadap nilai variabel (Y).

Selain itu uji F dapat pula dilihat

dari besarnya probabilitas value (p

value) dibandingkan dengan 0,05

(Taraf signifikansi α = 5%).

Adapun Kriteria pengujian yang

digunakan adalah :

Jika p value < 0,05 maka Ho

ditolak

Jika p value > 0,05 maka Ho

diterima

Dengan tingkat signifikansi dalam

penelitian ini menggunakan alpha

5% atau 0,05 maka hasil uji F

dapat dihitung dengan bantuan

program statistik pada tabel

ANOVA. Selanjutnya untuk

mengetahui seberapa besar

prosentase sumbangan dari

variabel independen X1, X2, X3,

X4 secara bersama-sama terhadap

kualitas audit sebagai variabel

dependen dapat dilihat dari

besarnya koefisien determinasi

(r2). Dimana r2 menjelaskan

seberapa besar variabel

independen yang digunakan

dalam penelitian ini mampu

menjelaskan variabel dependen.

c. Uji Parsial (uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui

pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Uji t dilakukan dengan

membandingkan antara t hitung

dengan t tabel. Untuk menentukan

nilai t tabel ditentukan dengan

tingkat signifikasi 5% dengan

derajat kebebasan df = (n-k-1)

dimana n adalah jumlah

responden dan k adalah jumlah

variabel.

Kriteria pengujian yang

digunakan adalah :

Jika t hitung > t tabel (n-k-1)

maka Ho ditolak

Jika t hitung < t tabel (n-k-1)

maka Ho diterima

Selain itu uji t tersebut dapat pula

dilihat dari besarnya probabilitas

value (p value) dibandingkan

dengan 0,05 (Taraf signifikansi α

= 5%). Adapun Kriteria pengujian

yang digunakan adalah Jika p

value < 0,05 maka Ho ditolak Jika

p value > 0,05 maka Ho diterima

Untuk mengetahui seberapa besar

prosentase sumbangan dari

variabel independen X1, X2, X3,

X4 secara parsial terhadap

kualitas audit sebagai variabel

dependen dapat dilihat dari

besarnya koefisien determinasi

(r2). Dimana r2 menjelaskan

seberapa besar variabel

independen yang digunakan

dalam penelitian ini mampu

menjelaskan variabel dependen.

d. Moderated Regression Analysis

(MRA)

Hubungan antara variabel-

variabel independen dengan

variabel-variabel dependen

kemungkinan dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain, salah satu

diantaranya adalah variabel

moderating. Variabel moderating

ini dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan antara

variabel independen dan variabel

dependen. Sifat atau arah

hubungan antara variabel-variabel

independen dengan variabel-

variabel dependen dapat positif

atau negatif tergantung pada pada

variabel moderating. Ada

beberapa uji untuk untuk menguji

pengaruh variabel moderating ini,

diantaranya adalah Moderated

Regression Analysis (MRA).

Moderated Regression Analysis

(MRA) merupakan aplikasi

khusus regresi berganda linear

dimana dalam persamaan

regresinya mengandung unsur

interaksi (perkalian dua atau lebih

variabel independen) dengan

rumus persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X1X2

+ e

4. PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4.18 dapat

diketahui bahwa nilai statistik F adalah

48

sebesar 21,887 lebih besar daripada F tabel

(N1=5, N2=74) yaitu sebesar 2,34.

Sedangkan nilai signifikansinya adalah

sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut

lebih kecil daripada 0,05. Hal ini berarti

bahwa independensi, kompetensi,

profesionalisme, dan pengalaman kerja

berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit.

Berdasarkan tabel 4.19 dapat

diketahui bahwa signifikansi independensi

adalah sebesar 0,080. Nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti

bahwa independensi tidak berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

Sementara itu koefisien regresinya sebesar

0,099. Jika dilihat dari pola nya, nilai

koefisien yang bertanda positif tersebut

menunjukkan bahwa semakin tinggi

independensi maka semakin tinggi pula

kualitas audit yang dihasilkan.

Berdasarkan tabel 4.19 dapat

diketahui bahwa signifikansi kompetensi

adalah sebesar 0,000. Nilai signifikansi

tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti

bahwa kompetensi berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit. Sementara itu

koefisien regresinya sebesar 0,301. Jika

dilihat dari polanya, nilai koefisien yang

bertanda positif tersebut menunjukkan

bahwa semakin tinggi kompetensi maka

semakin tinggi pula kualitas audit yang

dihasilkan.

Berdasarkan tabel 4.19 dapat

diketahui bahwa signifikansi

profesionalisme adalah sebesar 0,009. Nilai

signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.

Hal ini berarti bahwa profesionalisme

berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit. Sementara koefisien regresinya

sebesar 0,156. Jika dilihat dari polanya,

nilai koefisien yang bertanda positif

tersebut menunjukkan bahwa semakin

tinggi profesionalisme maka semakin tinggi

pula kualitas audit yang dihasilkan.

Berdasarkan tabel 4.19 dapat

diketahui bahwa signifikansi pengalaman

kerja adalah sebesar 0,409. Nilai

signifikansi tersebut jauh lebih besar dari

0,05. Hal ini berarti bahwa pengalaman

kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Sementara itu koefisien

regresinya sebesar 0,051. Jika dilihat dari

polanya, nilai koefisien yang bertanda

positif tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi pengalaman kerja maka

semakin tinggi pula kualitas audit yang

dihasilkan.

Berdasarkan hasil Moderated

Regression Analysis (MRA) yang

digunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh variabel moderasi

apakah memperkuat atau memperlemah

variabel independen terhadap variabel

dependen dapat diketahui bahwa variabel

kecerdasan emosional memperkuat seluruh

variabel independen. Hal ini berarti

menerima H6 sehingga dapat dikatakan

bahwa variabel kecerdasan emosional

memoderasi pengaruh independensi,

kompetensi, profesionalisme dan

pengalaman kerja terhadap kualitas audit.

5. KESIMPULAN

1. Independensi, kompetensi,

profesionalisme dan pengalaman

kerja berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit;

2. Independensi tidak berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit;

3. Kompetensi berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit;

4. Profesionalisme berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit;

5. Pengalaman Kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit;

6. Kecerdasan emosional memoderasi

pengaruh independensi,

kompetensi, profesionalisme dan

pengalaman kerja terhadap kualitas

audit.

49

DAFTAR PUSTAKA

Adityasih, Tia (2010). Analisis Pengaruh Pendidikan Profesi Pengalaman Auditor, Jumlah Klien

(Audit capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit. Tesis pada

Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia.

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi

Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Profesional Akuntan Publik. Per-

1 Januari 2001. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik.

Salemba Empat. Jakarta.

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.

Edisi 4. Buku 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Agusti, R., & Pertiwi, N. P. (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme

Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se Sumatera).

Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 3 September 2013.

Agustian, Ary Ginanjar. (2006). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

(ESQ). Jakarta: PT Arga Tilanta.

Alfiyah Ariani Dwiyanti dan Zaenal Fanani. 2014. Analisis Pengaruh Kompetensi Dan

Independensi Terhadap Kualitas Audit. Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014.

Amaliah, Reni. 2010. Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, Integritas dan Kompetensi Auditor

Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor.skripsi.Universitas Negeri Padang.

Arens, A. A., Radal, J. E., Mark, S. B., & Amir, A. J. (2011). Jasa Audit dan Assurance, Edisi

Tiga Belas, Jilid Satu. New Jersey: Pearson Education.

Arens, A., Elder, R., & M., B. (2011). Auditing and Assurance Services. New York: Pearson.

Arens, A.A., S.B Mark, R.J. Elder, dan A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance,

PendekatanTerpadu.Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Arens, A.Alvin, Elder, J.Randal, Beasley, S.Mark. 2008. Auditing and AssuranceService an

Integrated Approach. 12th Edition, Upper Sadel River, New Jersey, Pearson Education

International.

Arens, Alvin A, Rendal J. Elder dan Mrk S. Beasley, (2012), Jasa Audit dan Assurance :

Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), Buku 1, Alih Bahasa: Amir Abadi Jusup,

Salemba Empat, Jakarta

Al. Tridonanto dan Beranda Agency. (2010). Melejitkan Kecerdasan Emosional (EQ) buah hati.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Budiman, M. A. (2010). Pengaruh Audit Judgment, Independensi dan Komitmen Profesional

Auditor Terhadap Kualitas Audit.

Christiawan, Y. J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil

Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan 4(2): 79-92.

50

Fietoria dan Elisabeth Stefany Manalu (2016) Pengaruh Profesionalisme, Independensi,

Kompetensi, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Di Kantor Akuntan Publik

Bandung. Dalam Journal of Accounting and Business Studies : Vol. 1, No. 1, September

2016

Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang : BP

Undip

Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Hartono, J. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.

Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, H. (2010). Pengaruh Lingkungan Kerja, Independensi, dan Pengalaman Auditor

Terhadap Kualitas Audit.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI),Standar Akuntansi Keuangan 2008, Buku satu, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Ismiyati. 2012. Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Auditor terhadap kualitas Audit (Studi

empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan Bekasi). Jurnal Kajian pendidikan dan

Akuntansi Indonesia. Vol 1, No. 1.

Komang Ayu dan Lely Aryani (2015). Pengaruh Independensi Auditor dan Kompetensi Auditor

pada Skeptisisme profesional Auditor dan Implikasinya Terhadap kualitas Audit. E-Jurnal

Akuntansi Universita Udayana. 10.1 (2015) : 229-243

Liana Lie, 2009. Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating

terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen. Jurnal

Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, No.2, Juli 2009 : 90-97 ISSN : 0854-9524.

Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank Semarang

Lilis, A. (2010). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap

Kualitas Audit. Majalah Ekonomi Tahun XX, No 3 Desember 2010.

Mahardika, M. H., Herawati, N. T., & Putra, I. A. (2015). Pengaruh Profesionalisme,

Pengalaman Kerja Keahlian Audit, Independensi dan Etika Pemeriksa Terhadap Kualitas

Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Bandung).

Malem Ukur Tarigan dan Primsa Bangun Susanti (2013).”Pengaruh Kompetensi, Etika dan Fee

Audit terhadap Kualitas Audit”.Jurnal Akuntansi

Messier, W.F., S.M. Glover, dan D.F. Prawitt. 2011. Auditing and Assurance Service: a

systematic approach. Eight Edition. Salemba Empat. Jakarta. Terjemahan Prianthinah dan

Wedari. 2014. Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Sistematis. Edisi Delepan. Buku 1.

Salemba Empat. Jakarta.

Muhammad Fadjar Arif Fauzan. 2016. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,

Dan Tekanan Klien Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik

di Yogyakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

51

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2008. Sistem akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 2011. Auditing. Yogyakarta: Salemba Empat.

Mulyadi.2013. Auditing Buku 1 Edisi 6.. Jakarta : Salemba Empat

Masran, Jimmy. 2007. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Neuman, W. L. (2003). Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approaches.

Fifth Edition. Boston: Pearson Education. Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005.

Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andi: Yogyakarta.

Puspitasari, Rizsqi (2014) Pengaruh Profesionalisme, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman

Auditor Terhadap Audit Judgement (Survei Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik).

Skripsi : Universitas Widyatama

Putri, S.W. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman Terhadap Kualitas Audit

(Studi Pada Auditor Di KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta). Skripsi. Universitas

Muhammadiyah. Surakarta.

Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa (2014) Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat

Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas Audit

Kantor Akuntan Publik Di Bali. Dalam E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2

(2014): 444-461 ISSN: 2302-8556

Rahayu, Siti Kurnia dan suhayati Ely. 2010. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan

Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha I

Rumengan, I. E., & Rahayu, S. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Pengalaman

Kerja Terhadap Kualitas Audit (Survei Terhadap Auditor KAP di Bandung.

Samsi, N. 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi Dan Kompetensi Terhadap Kualitas

Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasian. Jurnal Ilmu Dan Riset

Akuntansi 1(2): 207-226.

Sholawatun Ningsih, Septarina Prita Dania Sofianti. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi

dan Jenis Kelamin Auditor Terhadap Kualitas Audit dengan Kecerdasan Emosional

Sebagai Variabel Moderasi: Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Malang.

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015

Siti Kurnia, Rahayu dan Suhayati Ely, 2010. Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman

Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

St. Nur Irawati (2011) Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas

Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Makassar. Skripsi Universitas Hasanudin Makasar

Suraida, Ida. 2005. Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit, dan Resiko Audit

Terhadap Skeptisme Profesional Auditor. Jurnal Akuntansi Bandung.

52

Titin Rahayu dan Bambang Suryono (2016) Pengaruh Independensi Auditor, Etika Auditor,

Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit. Dalam Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585

Tjun, Law Tjun, Elyzabet Indrawati Marpaung dan Santi Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi

dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol 4 no 1 (Mei).

Tuanakotta, T. (2013). Audit Kontemporer.

Tunggal, Amin Widjaja, (2013), Pokok-pokok Auditing dan Jasa Asuransi, Harvind, Jakarta.

Wahyudi, Hendro dan Aida Ainul Mardiyah, “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap

Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”. SNA IX Padang, 2006.

Wibowo. (2009). Faktor-Faktor Determinan Kualitas Audit: Suatu Studi dengan Pendekatan

Earnings Surprise Benchmark. Seminar Nasional Akuntansi 12 Palembang.

Winda Kurnia, Khomsiyah dan Sofie (2014).”Pengaruh Kompetensi, Independensi, Tekanan

Waktu dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”.Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi

Wooten, T.G. 2003. It is Impossible to Know The Number of Poor-Quality Audits that simply

go undetected and unpublicized. The CPA Journal. Januari. p. 48-51.

Yendrawati, Reni, “Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan

Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”. Dalam Jurnal

Fenomena : Vol. 6 No.1, 2008.

Yenny, Yenny And Ramdan, Zulfitry (2012) Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,

Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Yang

Dihasilkan Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) "The Big Four". Undergraduate

Thesis, Binus

Sumber lain :

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.25/PMK.01/2014

Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor.17/PMK.01/2008) tentang Jasa Akuntan Publik.

https://iia-indonesia.org/?p=3470 diakses pada tanggal 5 Februari 2018 Pukul 13.25 WIB

http://iapi.or.id/ diakses pada tanggal 2 Februari 2018 Pukul 11.03 WIB

53

Strategi Penghimpunan Dana Dan Pemasaran Pembiayaan Untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah Pada Bank BNI Syariah KCP Serang

Ahmad Hakiki

[email protected] Yayan Alfian Nugraha

[email protected]

ABSTRAK

Di era globalisasi, sebuah lembaga keuangan dalam hal ini perbankan harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi baik di dalam bank maupun di luar bank itu sendiri. Salah satu faktor terjadinya perubahan suatu bank adalah adanya persaingan. Dinamika kompetisi perbankan sekarang ini semakin tinggi, mengakibatkan suatu keuntungan kompetitif (competitive advantage) yang dimiliki oleh suatu bank makin tidak berkelanjutan (sustainable). Seiring dengan berkembangnya suatu bisnis yang membuat persaingan menjadi ketat. Oleh karena itu, setiap bank tentunya memiliki strategi masing-masing dalam menghadapi persaingan, Permasalahannya adalah tepatkah strategi itu dipergunakan oleh bank tersebut. Karena apabila strategi yang diterapkan oleh bank kurang tepat, maka strategi tersebut bisa mengakibatkan sebuah kerugian bagi bank tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui strategi apakah yang digunakan oleh bank untuk meningkatkan jumlah nasabah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata- kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran yang dilakukan selama ini telah berjalan sesuai dengan tujuan dan target dari Bank BNI Syariah, hanya saja dalam pelaksanaannya perlu terus dilakukan pendekatan kepada para nasabah sehingga mereka menjadi nasabah yang loyal kepada bank.

Kata Kunci : Strategi, Pemasaran, Produk Dana dan Pembiayaan

Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia perekonomian

yang terus berubah seiring berjalannya

waktu, tidak dapat dipungkiri adanya

persaingan bisnis antar perusahaan

untuk dapat terus bertahan dalam

kondisi perekonomian yang semakin

kompetitif. Hal inilah yang menjadi

acuan suatu perusahaan untuk terus

berusaha melakukan inovasi-inovasi

terhadap suatu produk dan jasa yang

menjadi pendukung utama keberhasilan

perusahaan untuk mampu bersaing.

Pada era globalisasi sekarang ini,

sebuah lembaga keuangan dalam hal

ini perbankan harus mampu mengikuti

perubahan yang terjadi baik di dalam

bank maupun di luar bank itusendiri.

Salah satu factor terjadinya perubahan

suatu bank adalah adanya

persaingan.Dinamika kompetisi

perbankan sekarang ini semakin tinggi,

mengakibatkan suatu keuntungan

kompetitif (competitive advantage)

yang dimiliki oleh suatu bank makin

tidak berkelanjutan

(sustainable).Dengan demikian, sebuah

54

bank harus melakukan berbagai upaya

pembaharuan yang tidak kenal henti

untuk dapat menjadi pemain utama

pada segmennya. Sehingga, dapat

menjadi preferensi utama pelanggan

(customer) yang berujung pada

kepuasan dan bahkan loyalitas.

Kemunculan bank-bank dan

lembaga keuangan Islam sebagai

organisasi baru, relative menimbulkan

tantangan baru terutama mengenalkan

produk-produk yang ada dalam

lembaga keuangan Islam seperti

Perbankan Syariah Indonesia.

Penyajian informasi dan

mempromosikan produk yang ada di

bank. Inilah salah satu tantangan yang

dihadapi oleh perbankan Islam untuk

mengajak masyarakat menabung di

bank tersebut. Bagi dunia perbankan

yang merupakan badan usaha yang

berorientasi profit, kegiatan pemasaran

sudah merupakan suatu kebutuhan

utama dan sudah merupakan suatu

keharusan untuk dijalankan. Tanpa

kegiatan pemasaran jangan diharapkan

kebutuhan dan keinginan pelanggannya

akan terpenuhi. Karena itu, bagi dunia

usaha apalagi seperti usaha perbankan

perlu mengemas kegiatan

pemasarannya secara terpadu dan terus

menerus melakukan riset.1

Strategi pemasaran mempunyai

peranan penting untuk keberhasilan

usaha perusahaan umumnya dan bidang

pemasaran khususnya. Strategi

pemasaran harus dapat memberi

gambaran yang jelas dan terarah

tentang apa yang akan dilakukan

perusahaan dalam menggunakan setiap

kesempatan atau peluang pada

beberapa pasar sasaran.

1Kasmir, “Pemasaran Bank”,

(Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

2010), hal 52

Banyak bank yang berlomba-

lomba membuat strategi pemasaran

untuk menarik pelanggannya. Hal

tersebut juga terjadi pada industry

perbankan syariah. Demikian juga

halnya Bank BNI Syari’ah KCP Serang

terus melakukan kegiatan pemasaran

secara terpadu. Terutama sekali melalui

pengembangan produk dan beragam

kegiatan promosi guna memacu

pertumbuhan permintaan terhadap

produknya.

Selain itu penentuan strategi

penghimpunan dana oleh bank akan

mempermudah bank dalam

mewujudkan pencapaian rencana

penghimpunan dana. Strategi

penghimpunan dana bank merupakan

suatu urutan langkah kegiatan bank dan

merupakan petunjuk bagi bank dalam

melangkah untu kmencapai rencana

penghimpunan dana.

Strategi penghimpunan dana

yang ditetapkan oleh bank merupakan

gambaran dari pelaksanaan rencana

kegiatan atau program kerja bank

dalam penghimpunan dana untuk

mencapai target jumlah, jenis dan

status dana bank. Program kerja bank

dalam penghimpunan dana merupakan

penentuan target dana yang ingin

dihimpun oleh bank sehingga dengan

target tersebut dapat diukur apakah

bank dapat mencapai rencana kerja

atau tidak.

Dalam target dana yang

dihimpun oleh bank termuat juga

penentuan tentang tingkat bunga yang

menguntungkan bagi bank atas dana

yang ingin dihimpun. Oleh karena itu,

strategi penghimpunan dana yang

ditetapkan oleh bank akan menentukan

apakah dengan jumlah dana tertentu

bank menguntungkan atau tidak,

55

termasuk apakah bank dapat memenuhi

likuiditas dan solvabilitasnya.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di

atas, maka dapat disusun rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Strategi penghimpunan

dana dan pemasaran pembiayaan

pada Bank BNI Syari’ah Kantor

Cabang Pembantu (KCP) Serang ?

2. Apafaktor pendukung dan

penghambat yang dihadapi Bank

BNI Syari’ah KCP Serang dalam

menjalankan strategi

penghimpunan dan pemasaran

pembiayaan?

3. Bagaimana dampak strategi

marketing yang dilakukan oleh

Bank BNI Syari’ah KCP Serang

terhadap peningkatan jumlah

nasabah ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan

masalah di atas, maka dapat

ditetapkan tujuan dari penelitian ini

adalah

1. Untuk mengetahui strategi

apakah yang digunakan oleh

bank dalam memasarkan

penghimpunan dana dan

pemasaran pembiayaan.

2. Untuk mengetahui faktor

pendukung dan penghambat

yang dihadapi oleh bank BNI

Syariah Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Serang

dalam menjalankan strategi

penghimpunan dana dan

pemasaran pembiayaan.

2I Wayan Sudirman “Manajemen

Perbankan, Menuju Bankir Konvensional

yang profesional”, (Fajar Interpratama

Mandiri, Jakarta, 2013), hal 82

3. Untuk mengetahui dampak

strategi marketing yang

dilakukan oleh Bank BNI

Syari’ah KCP Serang

terhadap peningkatan jumlah

nasabah

MetodologiPenelitian

1. DesainPenelitian

Jenis penelitian ini

merupakan penelitian deskriptitf

kualitatif yaitu penelitian tentang

data yang dikumpulkan dan

dinyatakan dalam bentuk kata-

kata dan gambar, kata-kata disusun

dalam kalimat. Penelitian kualitatif

ditujukan untuk memahami

fenomena-fenomenasosial dari

sudut perspektif partisipan.

Partisipan adalah orang-orang

yang diajak berwawancara,

diobservasi, diminta memberikan

data, pendapat, pemikiran,

persepsinya. Penelitian kualitatif

dilakukan pada kondisi alamiah

dan bersifat penemuan.3

Penelitian kualitatif dapat

didesain untuk memberikan

sumbangannya terhadap teori,

praktis, kebijakan, masalah-

masalah sosial dan

tindakan.4Metode penelitian

kualitatif sering disebut metode

penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada

kondisi yang alamiah (natural

setting), disebut juga sebagai

metode etnographi, karena pada

awalnya metode ini lebih banyak

digunakan untuk penelitian bidang

3Juliansyah Noor, “Metodologi

Penelitian” (Kencana Prenada Media Group :

Jakarta, 2011), hal 34 4Djam’an Satori, Aan Komariah,

“Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Alfabeta :

Bandung, 2013), hal 22

56

antropologi budaya, disebut

metode kualitatif, karena data yang

terkumpul analisisnya lebih

bersifat kualitatif.5

Dalam penelitian kualitatif,

yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu

sendiri. Oleh karena itu peneliti

sebagai isntrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti

kualitatif siap melakukan

penelitian yang selanjutnya terjun

ke lapangan.6 Selain itu peneliti

juga harus memiliki bekal teori

dan wawasan yang luas jadi bisa

bertanya, menganalisis, dan

mengkonstruksi objek yang diteliti

menjadi lebih jelas. Penelitian ini

lebih menekankan pada makna dan

terikat nilai.7

2. Jenis Data

Berdasarkan sumbernya,

jenis data dibagi menjadi dua yaitu

data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari sumbernya

dan dicatat untuk pertama kali.

Data sekunder adalah data hasil

pengumpulan orang lain dengan

maksud tersendiri dan mempunyai

kategorisasi atau klasifikasi

menurut keperluan mereka.

Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan jenis data

primer dan sekunder. Peneliti

menggunakan data primer karena

data yang diperoleh langsung dari

5Sugiyono, “ Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Alfabeta :

Bandung, 2014), hal 8 6Lexy J. Moleong, “Metodologi

Penelitian Kualitatif”, ( PT. Remaja

Rosdakarya : Bandung, 2013), hal 222 7Juliansyah Noor, “Metodologi

Penelitian” (Kencana Prenada Media Group :

Jakarta, 2011), hal 34

sumbernya dan dicatat langsung

oleh peneliti, Dalam hal ini data

yang diambil langsung dari BNI

Syari’ah Kantor Cabang Pembantu

Serang. Dan data sekunder peneliti

memperoleh data dari bebrapa

buku seperti : Pemasaran Bank,

Manajamenen Pemasaran, Dasar-

dasar perbankan dan beberapa

sumber buku yang lainnya.

a. TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan

data merupakan langkah yang

paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik

pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan

mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang

ditetapkan.

Data (datum) artinya

sesuatu yang diketahui.

Sekarang diartikan sebagai

informasi yang diterimanya

tentang suatu kenyataan atau

fenomena empiris, wujudnya

dapat merupakan seperangkat

ukuran atau berupa ungkapan

kata-kata.8Dalam penelitian

ini, teknik pengumpulan data

yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

1) Wawancara

Mendalam/Indepth

Interview

Wawancara

adalah percakapan

dengan maksud tertentu.

Percakapan itu

8Juliansyah Noor, “Metodologi

Penelitian” (Kencana Prenada Media Group :

Jakarta, 2011), hal 137

57

dilakukan oleh dua

pihak, yaitu

pewawancara

(interviewer) yang

mengajukan pertanyaan

dan terwawancara

(interviewee) yang

memberikan jawaban

atas pertanyaan itu.9

Dalam rangka

pengumpulan data,

peneliti melakukan

wawancara terstruktur

maupun tidak terstruktur

untuk mendapatkan

keterangan-keterangan

atau pendirian secara

lisan dari seorang

informan yang terlibat

langsung dalam

pelaksanaan pemasaran

di Bank BNI Syariah

Kantor Cabang

Pembantu (KCP)

Serang.

Metode

wawancara digunakan

untuk mengumpulkan

data primer yaitu

memperoleh data atau

informasi mengenai

strategi marketing yang

digunakan dari informan

secara langsung untuk

proses pengolahan

selanjutnya.

2) Studi Kepustakaan

Studi pustaka

yaitu mengumpulkan

data dengan cara

mencari data serta

informasi berdasarkan

penelaan literatur atau

referensi, baik yang

9Lexy J. Moleong, Opcit, hal, 186

bersumber dari buku-

buku dan dokumen-

dokumen, laporan-

laporan, jurnal-jurnal,

kliping, majalah,

makalah-makalah yang

pernah diseminarkan.

Artikel-artikel dari

berbagai sumber,

termasuk internet

maupun catatan-catatan

penting yang berkaitan

dengan objek penelitian.

Studi kepustakaan

dilakukan sebagai acuan

untuk pengumpulan data

sekunder

3) Observasi Lapangan

Observasi adalah

pengamatan terhadap

satu kesamaan

pemahaman bahwa

observasi adalah

pengamatan terhadap

suatu objek yang diteliti

baik secara langsung

maupun tidak langsung

untuk memperoleh data

yang harus dikumpulkan

dalam penelitian.

Secaralangsung adalah

terjun kelapangan

terlibat seluruh panca

indra. Secara tidak

langsung adalah

pengamatan yang

dibantu melalui media

visual/audiovisual.10

Observasi

digunakan dalam teknik

kualitatif karena suatu

objek hanya dapat

diungkap datanya

10Djam’an Satori, Aan Komariah,

“Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Alfabeta :

Bandung, 2013), hal 105

58

apabila peneliti

menyaksikannya

langsung. Dalam hal ini

Penulis melakukan

pengamatan langsung

keobjek penelitianya itu pada Bank BNI Syariah

Kantor Cabang Pembantu

(KCP) Serang untuk

melihat, mewancarai,

mencatat secara

sistimatik terhadap

unsur-unsur, gejala-

gejala dan tingkah laku

actual pada objek yang

diteliti untuk

mengetahui kondisi

yang sebenarnya

mengenai strategi

marketing yang

digunakan serta

pengaruhnya terhadap

kinerja bank.

4) Metode Dokumentasi

Adalah mencari

data tentang hal-hal

yang berkaitan dengan

pembahasan dalam

penelitian ini, yang

berupaarsip-arsip,

brosur, website, dan

pedoman umum

kegiatan operasional

marketing BankBNI

Syari’ah Kantor Cabang

Pembantu Serang.

b. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan

penelitian di Bank BNI Syariah

kantor Cabang Pembantu dari

tanggal 05 September sampai

dengan 5 Oktober 2017. Adapun

lokasi dalam penelitian ini adalah

Bank BNI Syari’ah Kantor

Cabang Pembantu Serang yang

beralamat di Jl. Jend. Ahmad Yani

N0. 34 Kelurahan Cipare

Kecamatan : Serang Kota Serang

No. Telpon : 0254 – 222808.

c. Landasan Teori

1) Pengertian Bank Syariah

Definisi atau batasan

mengenai bank pada dasarnya

tidak berbeda satu sama lain,

kalaupun ada perbedaan hanya

akan tampak pada tugas dan

jenis usaha bank tersebut.

Bank adalah suatu badan yang

bertujuan untuk memuaskan

kebutuhan kredit, baik dengan

alat-alat pembayarannya

sendiri atau dengan uang yang

diperolehnya dari orang lain,

manapun dengan jalan

memperedarkan alat-alat

penukar dan tempat uang

giral.11

Undang-Undang No 21

tahun 2008 tentang Perbankan

Syari’ah Pasal 1 menyebutkan

bahwa “ Perbankan Syari’ah

adalah segala sesuatu yang

menyangkut bank syari’ah dan

unit usaha syari’ah, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan

usahanya.Dalam bank syariah,

akad yang dilakukan

memiliki konsekuensi

duniawi dan ukrhrawi karena

akad yang dilakukan

berdasarkan hukum Islam.

Setiap akad dalam perbankan

syariah, baik dalam hal

barang, pelaku transaksi,

maupun ketentuan lainnya,

11Thamrin Abdullah, Francis Tanri,

“Bank dan Lembaga Keuangan”, (PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2012), hal 2.

59

harus memenuhi ketentuan

akad seperti rukun dan

syarat.12

2) Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal

dari dua kata Yunani Kuno

yaitu Strate artinya pasukan,

agos artinya memimpin. Jadi

strategi didefinisikan sebagai

seni dan ilmu memimpin

pasukan militer.13Strategi

adalah alat untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan

jangka panjang, program

tindak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya. Dengan

demikian salah satu focus

strategi adalah memutuskan

apakah bisnis tersebut harus

ada atau tidak ada.

Strategi adalah alat

yang sangat penting untuk

mencapai keunggulan

bersaing.14 Strategi sebagai

kekuatan motivasi untuk

stakeholders, seperti

stakeholders, debtholders,

manajer, karyawan,

konsumen, komunitas,

pemerintah, dan sebagainya,

yang baik secara langsung

maupun tidak langsung

menerima keuntungan atau

biaya yang ditimbulkan oleh

12Muhammad Syafii Antonio,”Bank

Syariah dari Teori Ke Praktik”, (Gema Insani

: Jakarta, 2011), hal 29 13Juliansyah Noor, “Manajemen

Strategis”, (LPPM STIE La Tansa Mashiro,

Lebak, 2012), hal 4 14Rangkuti, F, “Analisis SWOT

Teknik Membedah Kasus Bisnis”,. (PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta), 2008

semua tindakan yang

dilakukan oleh perusahaan.

Strategi ialah suatu

rencana yang fundamental

untuk mencapai tujuan.

Kenneth R. Andrews

menyatakan bahwa strategi

adalah pola keputusan dalam

perusahaan yang menentukan

dan mengungkapkan sasaran,

maksud atau tujuan yang

menghasilkan kebijaksanaan

utama dan merencanakan

untuk pencapaian tujuan serta

merinci jangkauan bisnis yang

akan dikejar oleh

perusahaan.15

3. Definisi Nasabah

Nasabah menurut

Undang-undang No. 10

Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-

undang No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan dikatakan

bahwa nasabah terdiri dari dua

pengertian yaitu :

1. Nasabah Penyimpan

adalah nasabah yang

menempatkan dananya di

bank dalam bentuk

simpanan berdasarkan

perjanjian bank dengan

nasabah yang

bersangkutan.

2. Nasabah Debitur adalah

nasabah yang

memperoleh fasilitas

kredit atau pembiayaan

berdasarkan prinsip

syariah atau yang

dipersamakan dengan itu

berdasarkan perjanjian

15 Buchari Alma, “ Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (Alfabeta :

bandung, 2016), hal 199

60

bank dengan nasabah

yang bersangkutan.16

Sementara itu

Undang-undang NO. 24

Tahun 2004 tentang Lembaga

Penjamin Simpanan mengenal

pengertian nasabah

sebagaimana dijelaskan dalam

Undang-Undang No. 10

Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-

Undang No. 7 Tahun 1992

tentang perbankan, yaitu :

1. Nasabah Penyimpan,

yaitu nasabah yang

menempatkan dananya di

bank dalam bentuk

simpanan berdasarkan

perjanjian bank dengan

nasabah yang

bersangkutan

2. Nasabah Debitur adalah

nasabah yang

memperoleh fasilitas

kredit atau pembiayaan

berdasarkan prinsip

syariah atau yang

dipersamakan dengan itu

berdasarkan perjanjian

bank dengan nasabah

yang bersangkutan.

Dalam praktek

perbankan dikenal ada tiga

macam nasabah yaitu :

1. Nasabah Deposan yaitu

nasabah yang menyimpan

dananya pada suatu bank

2. Nasabah yang

memanfaatkan fasilitas

kredit perbankan

3. Nasabah yang melakukan

transaksi dengan pihak

lain melalui bank.17

16Undang-undang No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan

Nasabah memiliki tiga

arti. Nasabah adalah sebuah

homonim karena artinya

memiliki ejaan dan pelafalan

yang sama tetapi maknanya

berbeda. Nasabah memiliki

arti dalam kelas nomina atau

kata benda sehingga nasabah

dapat menyatakan nama dari

seseorang, tempat, atau semua

benda dan segala yang

dibendakan.18

Dalam kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI)

nasabah didefinisikan sebagai

orang yang biasa berhubungan

dengan atau menjadi

pelanggan bank (dalam hal

keuangan), dapat juga

diartikan sebagai orang yang

menjadi tanggungan asuransi,

perbandingan pertalian.19

d. Strategi Pemasaran

Penghimpunan dana Dan

Pembiayaan

1. Strategi Pemasaran

Penghimpunan Dana

Bank Syariah adalah

lembaga keuangan yang

berfungsi memperlancar

mekanisme ekonomi di sektor

riil, melalui aktivitas investasi

atau jual beli, serta

memberikan pelayanan jasa

simpanan/perbankan bagi para

17Yusuf Shofie, “Perlindungan

Konsumen dan Instrumen-instrumen

Hukumnya”, (Citra Aditya Bakti : Bandung,

2003), hal 40-41 18Apaarti.com 19Departemen Pendidikan

Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI)”, Balai Pustaka : Jakarta, 2013) hal

775

61

nasabah. Dana dalam bank

syariah dapat dihimpun

melalui giro, deposito dan

tabungan. Masing-masing

produk perbankan ini diikuti

dengan akad-akad tertentu.20

Bank BNI Syariah

KCP Serang adalah salah satu

lembaga keuangan yang

bergerak dibidang keuangan

dengan menerapkan prinsip

syariah. Produk-produk yang

dihadirkannya juga selalu

mendapat respon yang positif

dari kalangan masyarakat.

Untuk produk penghimpunan

dana bank BNI Syariah KCP

Serang memiliki produk

unggulan yaitu tabungan IB

Hasanah dan IB Baitullah.

Menurut penulis salah

satu dari produk

penghimpunan dana Bank

BNI Syariah KCP Serang

memiliki keunggulan

dibandingkan dengan produk-

produk penghimpunan dana

yang ditawarkan oleh Bank

Syariah yang lainya yaitu IB

Hasanah dengan akad

wadi’ah. Produk simpanan ini

sama sekali tidak ada biaya

administrasi yang dipungut

oleh pihak bank. Artinya,

nasabah akan merasa nyaman

karena uang yang

disimpannya akan tetap utuh

tanpa adanya potongan biaya

administrasi atau biaya

pengelolaan seperti bank yang

lainnya.

20 Sri Indah Nikensari, “Perbankan

Syariah Prinsip, Sejarah & Aplikasinya”,

Pustaka Rizki Putra : semarang, 2013 ) hal 103-

105

Dalam hal ini yang

menjadi fokus penelitian dari

penulis adalah bagaimana

strategi yang digunakan oleh

pihak bank BNI Syariah KCP

Serang dalam memasarkan

produknya sehingga akan

meningkatkan jumlah

nasabahnya, karena bank

merupakan salah satu bisnis

berbasis kepercayaan,

sehingga kepercayaan nasabah

kepada bank harus dijunjung

tinggi oleh bank.

Saat ini para pemasar

harus pandai menciptakan

nilai bagi pelanggan dan

mengatur hubungan dengan

pelanggan. Mereka harus

menarik pelanggan sasaran

dengan proposisi nilai yang

kuat. Lalu mereka harus

mempertahankan dan

menumbuhkan pelanggan

dengan menyajikan nilai yang

unggul bagi pelanggan dan

secara efektif mengatur tatap

muka perusahaan-pelanggan.21

Strategi pemasaran

produk tabungan yang

dilakukan oleh bank BNI

Syariah KCP Serang yaitu

sebagai berikut :22

1) Dengan melakukan

canvasing ke sekolah,

Instansi, Rumah Sakit,

Retail dan lain-lain.

21 Philip Kotler, Gary Armstrong,

“Prinsip-Prinsip Pemasaran”, (Erlangga :

Jakarta, 2008), hal 1

22 Hasil wawancara Penulis dengan

Ibu Dinih pada Hari selasa tanggal 14

November 2017 bertempat di Kantor Bank BNI

Syariah KCP Serang Jam 13.00 WIB.

62

Pemasaran yang

dilakukan oleh pihak

Bank BNI Syariah KCP

Serang dengan cara

mengunjungi ke Instansi

Pemerintah, Rumah Sakit

dan Lembaga Pendidikan,

kunjungan dilakukan

karena ini merupakan

suatu hal yang baik bagi

pihak bank karena dengan

ini pemasukan pihak bank

akan berlangsung terus

menerus.

Selain itu, menurut

pengamatan Penulis cara

ini juga akan

mengenalkan secara

langsung kepada

masyarakat bahwa ada

produk tabungan yang

menggunakan akad

syariah.

2) Melakukan maping

wilayah, dan maping

lumbung dana pihak

ketiga (DPK).

Selanjutnya, dengan

melakukan pemetaan

(maping) wilayah akan

dapat diketahui pangsa

pasar dari Bank BNI

Syariah itu sendiri.

Sehingga pihak bank akan

dengan mudah

memasarkan produk dan

merawat nasabah

sehingga akan tumbuh

nasabah yang loyal

terhadap bank.

Selain itu menurut

penulis bank sebaiknya

memanfaatkan

“marketing concept”

untuk mengetahui

berbagai kebutuhan dan

keinginan konsumen, dan

mengkomunikasikannya

kepada konsumen tentang

bagaimana bank

memenuhi kebutuhan dan

keinginan tersebut.

Dengan cara marketing

seperti ini bank akan

mengetahui apa yang

dinginkan dan dibutuhkan

oleh nasabah.

e. Straetgi Pemasaran Pembiayaan Sejak awal Berdirinya Bank

BNI Syariah KCP Serang,

telahdipersiapkan untuk mencapai

suatu perkembangan dengan

mengacu pada mutu pelayanan. Hal

ini dapat dilihat pada peningkatan

strategi pemasaran produk yang ada

di Bank BNI Syariah KCP Serang.

Untuk dapat mempertahankan

kelangsungan hidup suatu usaha

dibutuhkan suatu strategi pemasaran

yag sesuai, untuk itu banyak bank

atau lembaga keuangan baik

konvensional maupun syariah yang

menerapkan strategi pemasaran

untuk mencari laba sebagai tujuan

yang hendak dicapai, demikian pula

penetapan strategi pemasaran

olehBank BNI Syariah KCP Serang.

Salah satu komponen yang

mendukung bidang pemasaran

yaitu bagaimana strategi

pemasaran yang digunakan oleh

suatu lembaga keuangan atau

badan usaha. Strategi pemasaran

yang diambil perusahaan dalam

memasarkan produknya akan

sangat mempengaruhi hasil yang

diperoleh.

Biasanya tidak realistis

apabila perusahaan mencoba

melayani semua pelanggan

sekarang maupun calon pelanggan

dalam suatu pasar karena

63

pelanggan begitu banyak

jumlahnya. Terlalu tersebar

dimana-mana dan terlalu beragam

kebutuhannya, perilaku belinya

dan pola konsumennya. Begitu

suatu perusahaan memutuskan

segmen pasar mana yang akan

dibidik, langkah berikutnya adalah

menetapkan arah strategis secara

keseluruhan.23

Salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk mempengaruhi

tanggapan konsumen akan produk

yang dihasilkan bank adalah

melalui promosi yang gencar hal

ini diharapkan produk bank

tersebut dapat diterima oleh semua

kalangan masyarakat.

Strategi pemasaran yang

cocok harus disusun berdasarkan

pandangan yang taktis, artinya

strategi yang disusun bukan

berdasar pada lingkungan yang

bersih, jauh dari kebisingan, hanya

buah fikiran para eksekutif yang

sesungguhnya.Strategi pemasaran

dalam sebuah perusahaan

merupakan hal yang penting.

Karena keberhasilan ataupun

kegagalan suatu strategi pemasaran

akan sangat berpengaruh dalam

memperoleh nasabah. Dalam hal

ini strategi yang juga dilakukan

oleh Bank BNI Syariah Kantor

Cabang Pembantu (KCP) Serang

antara lain sebagai berikut :

1) Dalam Bentuk Ghatering

atau Sponsorship

Dalam hal ini pihak

BNI Syariah KCP Serang

sebagai sponsor dalam

berbagai kegiatan yang

dilakukan yang dinilai

23 Christopher Lovelock, Lauren K.

Wright, “Manajemen Pemasaran Jasa”, (PT.

Indeks : Jakarta, 2007), hal 165-167

bermanfaat baik bagi

BNIBNI Syariah KCP Serang

maupun bagi pihak

penyelenggara, serta kegiatan

yang menunjang untuk

memasarkan produk yang ada

yang dilakukan baik itu di

Kota Serang maupun diluar

Kota Serang, baik perusahaan,

sekolah maupun perguruan

tinggi yang ada. Diharapkan

dengan hal tersebut maka akan

dapat dijadikan sarana

promosi yang efektif untuk

menarik minat calon nasabah

maupun debitur.

2) Menggunakan Model

Personal Selling

Dilakukan dengan

mengoptimalkan tenaga

pemasaran untuk melakukan

promosi (memperkenalkan)

produk yang ada dan

menawarkan produk yang

dimiliki oleh pihak BNI

Syariah kepada nasabah, baik

perorangan maupun instansi

pemerintahan ataupun swasta

yang diutamakan pada

pengumpulan data. Selain itu,

tenaga pemasaran juga

bertugas dalam melakukan

kunjungan kepada calon

nasabah yang ingin

menggunakan produk dalam

hal pembiayaan, dan juga

memberi pemaparan kepada

calon nasabah yang berminat

kepada produk yang

ditawarkan.

Selanjutnya bagian

pemasaran juga bertugas

menjelaskan mengenai produk

yang ada dan memberikan

pengertian yang benar serta

menjelaskan ketentuan-

64

ketentuan yang harus

dilakukan dalam melakukan

akad, menggunakan produk

yang ditawarkan oleh pihak

BNI Syariah. Kemudian yang

tidak kalah penting adalah

memberikan pemahaman yang

mendalam mengenai

kelebihan atau manfaat produk

yang dimiliki jika dibanding

dengan pihak bank yang

lainnya.

3) Menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak

Dalam melakukan

kegiatan promosi, BNI

Syariah juga bekerjasama

dengan pihak yang berada

dalam wilayah Propinsi

Banten. Dengan melakukan

kerjasama tersebut diharapkan

mampu memberikan manfaat

baik kepada pihak BNI

Syariah maupun pihak

rekanan. Kerjasama tersebut

dilakukan dengan professional

sehingga akan memudahkan

BNI Syariah untuk

memperoleh nasabah.

Beberapa rekanan yang

melakukan kerjasama dengan

pihak BNI Syariah antara lain

Developer atau pengembang

perumahan, Perguruan Tinggi,

Rumah Sakit dan Perusahaan

Retail yang ada di Propinsi

Banten.

4) Menerapkan Marketting

Public Relation (MPR)

Merupakan program

perusahaan yang dilakukan

untukmempromosikan

sekaligus sebagai suatu upaya

pertanggungjawaban

perusahaan terhadap nasabah

maupun lingkungan dimana

BNI Syariah tersebut berdiri.

Jadi hal ini tidak hanya

sebagai sarana promosi

perusahaan tetapi juga sebagai

bentuk kepedulian sosial

perusahaan terhadap

masyarakat dan lingkungan.

Beberapa hal yang telah

dilakukan diantaranya adalah

santunan anak yatim/Piatu dan

membantu korban bencana

alam.

5) Pengoptimalan Customer

Service

Untuk memperoleh

keberhasilan dalam hal jasa

perbankansangat dipengaruhi

oleh keunggulan produk

tersebut dan jugapromosi yang

dilakukan. Tetapi dalam

pelaksanaanya,

keunggulandan promosi

tersebut harus didukung oleh

sikap pegawai.

Pegawaidiharuskan

mempunyai sikap yang baik

terhadap nasabah

sertamempunyai pengetahuan

yang cukup, sehingga dapat

memberipenjelasan yang

mencukupi kepada nasabah

yang akan dipadudengan

sistem pelayanan yang ada.

Pelayanan yang

memuaskannasabah akan

menjadi promosi yang efektif

bagi bank karenanasabah

tersebut dapat menyampaikan

kepada keluarga,

kerabat,teman, dan orang lain

(worm of mouth) mengenai

pelayanan unggulsuatu bank,

dan diharapkan citra bank

tersebut akan

semakinmeningkat.

65

Pada dasarnya setiap

interaksi dengan pelanggan

adalah sebuah bentuk dari

layanan pelanggan. Bentuk

interaksi tersebut bermacam-

macam, bisa lewat telepon,

surat, email, atau tatap muka

langsung. Semua bentuk

kontak dengan pelanggan ini

memikul tanggung jawab yang

sama terhadap persepsi

konsumen mengenai suatu

bisnis dan tingkat kepuasan

keseluruhan yang mereka

rasakan ketika berhubungan

dengan bisnis itu.24

Dalam BNI Syariah

KCP Serang terdapat standart

pelayanan yangharus

dilakukan oleh CS (Customer

Service) terhadap

nasabah.Dalam melakukan

kegiatan keseharian juga harus

berdasarkanbudaya

perusahaan yang mencakup :

1) Profesionalisme:

memiliki kompetensi

handal dan komitmen

memberikan hasil yang

terbaik.

2) Integritas : merupakan

komitmen untuk selalu

konsisten antara pikiran

dan perkataan yang

dilandasi oleh kata hati

dan kepercayaan pada

prisip-prinsip kebenaran

yang hakiki. Orientasi

pelanggan:

mengutamakan

kepentingan pelanggan

24Ivone Wood, “Layanan Pelanggan

Cara Praktis, Murah dan

InspiratifMemuaskan Pelanggan Anda”, (

Graha Ilmu : Yogyakarta :2009), hal 5

dengan dilandasi sikap

menghargai dan hubungan

kemitraan yang strategis.

3) Perbaikan tiada henti :

mancari peluang dan

solusi untuk

meningkatkan pelayanan

dan kinerja yang

melampaui harapan

pelanggan.

f. Dampak Strategi Pemasaran

Terhadap Peningkatan Jumlah

Nasabah

Kegiatan pemasaran

merupakan sebuah deskripsi

kegiatan yang akan dikerjakan oleh

pihak bank dalam hal ini adalah

Bank BNI Syariah Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Serang untuk

mencapai sasaran pemasaran, yaitu

untuk memenangkan dan

memperluas penguasaan market

share, meningkatkan penjualan

profit sebagai ukuran dalam

mencapaisasaran.

Oleh karena itu, setiap

kegiatan pemasaran yang

dilakukan, tentunya akan ada

pengaruh terhadap pihak pemasar

yang melakukan pemasaran.

Dalam hal ini bank BNI Syariah

KCP Serang pun dalam melakukan

pemasaranya terdapat pengaruh

terhadap Bank itu sendiri seperti :

1. Peningkatan protofolio Dana

Pihak Ketiga (DPK)

2. Peningkatan jumlah nasabah

simpanan terhadap bank

Selain itu, menurut penulis

kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh Bank BNI Syariah

bukan hanya keuntungan materi

semata, akan tetapi harus

berdampak terhadap hubungan

yang baik terhadap nasabahnya.

66

hubungan yang baik dengan

siapapun akan mendatangkan

keharmonisan, kemudahan dalam

mencari rezeki, bisa mengatasi

seberat apapun persoalan yang

dihadapi. Seorang marekting harus

mampu memperoleh dan

mempertahankan nasabahnya.

Dan dibawah ini

merupakan perkembangan nasabah

simpanan dan pembiayaan yang

terdapat diBNI Syari’ah Kantor

Cabang Pembantu (KCP) Serang.25

No Produk2016

(%)

2017

(%)

1 Simpanan 27% 32%

2 Pembiayaan 25% 30%

Dengan melihat

perkembangan dari tahun ke tahun

yang mengalami peningkatan,

masyarakat puas terhadap produk

dan pelayanan yang ditawarkan

oleh Bank BNI Syariah Kantor

Cabang Pembantu (KCP) Serang.

Dengan persyaratan yang mudah

dan tanpa adanya biaya bulanan

dari tabungan ini menjadikan

masyrakat atau nasabah nyaman

dalam menyimpan uangnya di

bank tersebut.

Tidak hanya mendapat bagi

hasil yang cukup tinggi tetapi para

nasabah yang mempunyai saldo

tinggi juga mendapatkan hadiah

atau cinderamata dari pihak bank.

Melihat hasil tersebut berarti

kepercayaan nasabah terhadap

Bank BNI Syariah Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Serang terus

25 Hasil wawancara dengan Bapak

Toton selaku Kepala Cabang Pembantu Bank

BNI Syariah

meningkat. Hal ini dibuktikan

dengan adanya peningkatan jumlah

nasabah setiap tahunnya.

Begitu pula dengan produk

pembiayaannya, Bank BNI Syariah

KCP Serang mengalami

peningkatan setiap tahunnya.

Dengan strategi yang digunakan

selama ini membawa dampak

terhadap peningkatan jumlah

nasabah setiap tahunnya.

g. Faktor Pendukung dan

Penghambat dalam menjalankan

strategi penghimpunan dan

pemasaran pembiayaan

1. Faktor Pendukung

Strategi yang diterapkan Bank

BNI Syariah selama ini

terbilang cukup efektif karena

didukung oleh beberapa faktor

:

1) Lokasi yang sangat

strategis

Bank BNI Syariah yang

berlokasi di jalan propinsi

dapat diaksesdengan

mudah dan ditempuh

menggunakan berbagai

saranatransportasi, baik

kendaraan umum maupun

kendaraan pribadi.

Lokasinya yang tepat di

pusat perkotaan dan

diakses oleh segala jenis

transportasi menjadikan

niali plus bagi BNI

Syariah dalam

memasarkan produknya.

2) Sumber Daya Manusia

Yang Handal

Bank BNI Syariah KCP

Serang walawpun secara

struktur organisasi

terbilang cukup ramping,

akan tetapi mereka

67

mempunya sumber daya

manusia yang unggul dan

handal.

3) Produk Unggulan

Secara garis besar produk

Bank BNI Syariah tidak

jauh berbeda dengan

produk bank syariah yang

lainya, akan tetapi bank

BNI Syariah memeliki

produk unggulan salah

satunya adalah produk

simpanan dengan akad

wadi’ah. Produk ini tidak

memungut biaya apapun

dari nasabah sehingga

nasabah akan mersa

nyaman dan aman

menyimpan uangnya di

Bank BNI Syariah karena

tidak dipotong biaya

apapun seperti biaya

administrasi bulanan.

2. Faktor Penghambat

Setiap menjalankan

kegiatan usaha pasti akan

ditemui berbagai macam

faktor pendukung dan

penghambat. Strategi atau

langkah-langkah yang telah

disusun rapih tidak dapat

berjalan sesuai dengan

rencana yang diharapkan.

Begitu pula halnya dalam

menjalankan pemasaran,

walawpun sudah

direncanakan dengan baik,

terkadang terdapat juga

beberapa kendala yang

dihadapi.

Hal ini juga yang

dialami oleh pihak Bank BNI

Syariah KCP Serang, dalam

memasarkan produknya baik

simpanan maupun

pembiayaan terdapat

beberapa kendala. Adapun

kendala dalam pemasaran

sebagai berikut :

3. Kompetitor atau pesaing

yang agresif

Banyaknya bank-

bank syariah yang lahir atau

bermunculan menjadikan

persaingan dalam pangsa

syariah semakin ketat,

mereka menghadirkan

produk-produk yang

memiliki keunggulan

masing-masing. Tentunya

dengan kehadiran bank

syariah yang baru akan

menjadikan kompetitor bagi

Bank BNI Syariah itu

sendiri.

4. Sumber Daya yang

terbatas

Diakui oleh pihak

Bank BNI Syariah KCP

Serang memang mereka

sudah memiliki beberapa

pemasar akan tetapi dirasa

kurang mencukupi dari target

yang diharapkan. Kurangya

sumber daya manusia

pemasaran yang kompeten

ini disebabkan karena tenaga

pemasar bukan berasal dari

latar belakang pemasaran.

Pada saat perekrutan

pegawai khususnya tenaga

pemasaran kadanglatar

belakang pemasaran tidak

dijadikan sebagai tolak ukur

dan acuanuntuk dijadikan

sebagai tenaga pemasar,

akan tetapi lebih pada

pengalaman kerja, serta

kemampuan lain yang

dianggap mampu dijadikan

sebagai tenaga pemasar.

68

Sehingga prinsip-prinsip

pemasaran yang dilakukan

hanya berdasar pengalaman

tanpa studi empiris, dan

dalam perjalanan

pekerjaannya banyak

mengalami hambatan yang

tidak diduga sebelumnya.26

5. Kurangnya pemahaman

konsumen mengenai sistem

perbankan

Syariah.

Menurut BNI

Syariah Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Serang

kurangnya pemahaman

konsumen tentang sistem

perbankan syariah sering

dialami oleh beberapa orang

marketing ketika mereka

melakukan marketing,

26Hasil wawancara dengan Bapak

Toton selaku Kepala Cabang Pembantu Bank

BNI Syariah

kurangnya pemahaman ini

didasarkan pada beberapa hal

diantaranya masih ada

masyarakat yang berfikir

bahwa bank syariah dengan

bank konvensional tidak jauh

berbeda dan yang kedua

masih banyak masyarakat

yang menyimpan uang

mereka dibawah banta,

karena merasa lebih aman

dan praktis.

70

DAFTAR PUSTAKA Ade Arthesa, Edia Handiman.2013. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta. PT

Indeks. Ali Hasan. 2010.“Marketing Bank Syariah”, Jakarta : Ghalia Indonesia : Jakarta Buchari Alma. 2016. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” Bandung : Alfabeta Christoper H.Lovelock, Lauren K. Wright. 2007. “Manajemen Pemasaran Jasa”, PT. Indeks :

Jakarta David W. Cravens. “ Pemasaran Strategis”, Jakarta : Erlangga Djam’an Satori, Aan Komariah. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : ALfabeta Fandi Tjiptono, Gregorius. 2016. “ Service Quality dan Satisfaction”, Andi : Yogyakarta Hermawan Darmawi. 2012. “Manajemen Perbankan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara Hery Sutanto, Khaerul Umam. 2013. “Manajemen Perbankan Syariah” Pustaka Setia :

Bandung Ivonne Wood. 2009. “Layanan Pelanggan Cara Praktis, Murah dan Inspiratif Memuaskan

Pelanggan Anda”, Graha Ilmu : Yogyakarta Irfan Fahmi. 2014. “ Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi”, Bandung : Alfabeta Ismail. 2013. “ Perbankan Syari’ah”, PT Fajar Interpratama Mandiri : Jakarta Iswardono. 2008. “Uang dan Bank”, Yogyakarta : BPFE UGM I Wayan Sudirman. 2013. “Manajemen Perbankan”, Jakarta : PT Fajar Interpratama

Mandiri. John A. Pearce, Richard B. Robinson. 2016. “ Manajemen Strategis”, Jakarta : Salemba

Empat Juliansyah Noor. 2012. “Manajemen Strategis”, Lebak. LPPM STIE La Tansa Mashiro. ______________.2010. “Metodologi Penelitian Skripsi. Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah”,

Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Departemen Pendidikan Nasional,. 2013. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”, Jakarta

: Balai Pustaka Kasmir. 2010. “Manajemen Perbankan”. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. ______. 2013. “Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada ______. 2013. “ Pemasaran Bank”, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Khaerul Umam. 2013. “Manajemen Perbankan Syariah”, Bandung : Pustaka Setia, Lexy J. Moleong. 2013. “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya Marian Burk Wood. 2009. ”Buku Panduan Perencanaan Pemasaran”, Jakarta : PT Indeks Malayu S.P. Hasibuan. 2011. “Dasar-dasar Perbankan”, Jakarta : PT. Bumi AKsara Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber

tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Muhammad Syafi’i Antonio. 2011. “ Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik’, Jakarta : Gema Insani

_______________________.1999. “Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan”, Jakarta : Tazkia Institue

Philip Kotler, Gary Armstrong. 2010. “Prinsip-prinsip Pemasaran”, Jakarta : Erlangga Philip Kotler, Kevin Lane Keller. 2010. “ Manajemen Pemasaran”, Jakarta : Erlangga Sentot Imam Wahjono. 2010. “Manajemen Pemasaran Bank”, Yogyakarta : Graha Ilmu Sri Indah Nikensari. 2012. “Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah & Aplikasinya”, Semarang :

PT. Pustaka Rizki Putra.

71

Sugiyono, 2009. “Metode Penelitian Administrasi”, Rineka Cipta, Jakarta. ________. 2014. “ Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”, Bandung : Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. “Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung: Remaja

Rosda Karya Suwarsono Muhammad. 2008. “Manajemen Strategik”, Yogyakarta : Unit Penerbit dan

Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Thamrin Abdullah, Francis Tantri. 2012. “Bank dan Lembaga Keuangan”, Jakarta : PT.

Rajagrafindo Persada. Warkum Sumitro. 2004. “Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga terkait”,

Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada. Yusuf Shofie. 2003. “Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya”,

Bandung : Citra Aditya Bakti. Zainul Arifin. 2000. “Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan

Prospek”, Jakarta : Alvabet

Sumber Internet : http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx http://www.bnisyariah.tripod.com/profil.html www.ekonomi.manajemen Peraturan Perundang-Undangan Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Undang-undang NO. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

72

“Pengaruh Motivasi dan Kemampuan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.

Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang”

Ketut Sumardana [email protected]

Satibi [email protected]

ABSTRAKSI

Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh motivasi dan kemampuan terhadap kinerja karyawan denganSampel penelitian ini adalah karyawan PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang, sejumlah 33 orang. Structural Equation Modeling (SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak SPSS, digunakanuntuk menganalisis data. Tipe responden dibagi 2 yaitu: karyawan dan pimpinan seperti Supervisor

Hasil analisis menunjukkan bahwa Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, Kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variable Motivasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan secara parsial dalam standardized regression weight sebesar 3.122 kemudian variabel kemampuan sebesar 2.996. Hal tersebut mengindikasikan bahwa motivasi yang diberikan dari manajemen PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang merupakan indikasi yang paling mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Kata Kunci: Motivasi, Kemampuan, dan Kinerja Karyawan

Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia

memegang peranan yang sangat

penting dalam mewujudkan organisasi

yang ideal, dan perlu mendapat

perhatian dan pengkajian yang lebih

dalam. Karena bagaimanapun juga

manusialah yang akhirnya menentukan

dan memprediksikan keberhasilan atau

kegagalan suatu kebijaksanaan, strategi,

maupun langkah-langkah kegiatan yang

akan dilaksanakan dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Kinerja

anggota perusahaan menjadi hal

penting bagi sebuah perusahaan dalam

menciptakan kelangsungan hidup

sebuah perusahaan apapun bentuk

usaha atau organisasinya.

Kinerja merupakan gambaran

tingkat keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

organisasi dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi organisasi. Dalam

menentukan kinerja karyawan,

perusahaan harusnya memiliki

beberapa komponen yang menjadi alat

ukur kinerja, antara lain: kualitas

pekerjaan, kejujuran karyawan,

inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama,

keandalan, pengetahuan tentang

pekerjaan, tanggung jawab dan

pemanfaatan waktu kerja.

73

Menurut Mangkunegara (2005 : 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi adalah :

1. Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi 2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge danskill).

2. Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi seharusnya terbentuk dari awal (by plan), bukan karena keterpaksaan atau kebetulan (byaccident).

Motivasi setiap individu sudah

barang tentu berbeda dengan individu

yang lain. Adapun untuk melihat

keberhasilan kinerja karyawan antara

lain dapat dengan membandingkan data

tingkat keluar masuk karyawan (labour

turn over) dari tahun ke tahun.

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah apa yang dihadapi PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serangsebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh motivasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?

2. Seberapa besar pengaruh kemampuan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?

3. Seberapa besar pengaruh motivasi dan kemampuan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?

4. Dari kedua variabel bebas (motivasi dan kemampuan), manakah yang paling berpengaruh

dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang?

Tinjauan Pustaka 1. Motivasi.

Motivasi berasal dari kata dalam Bahasa Inggris motive, yaitu segala sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku tertentu atau paling tidak berkeinginan untuk bersikap tertentu.Motivasi adalah pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan. Hasibuan (2000)

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapai situasi kerja di perusahaan (situation).Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. (Mangkunegara, 2005)

Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (2004) dalam Ardana, dkk (2009) mengatakan motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individutertentu.

2. Teori Motivasi

Secara umum terdapat

beberapa teori terkenal yang

74

mencoba menjelaskan motivasi

dari perspektif kebutuhan yaitu:

1. Teori Hierarki kebutuhan dari AbrahamMaslow

2. ERG dari ClaytonAlderfer 3. Teori Tiga Kebutuhan dari

Atkinson danMcClelland.

4. Teori Dua Faktor dariHerzberg Berikut ini gambar yang

menunjukkan konsep motif dan

motivasi:

Gambar 1 Konsep Motif dan Motivasi

(Hasibuan 2008)

Keterangan:

1. Perangsang berbentuk materiil atau nonmaterial yang tercipta oleh internal (keinginan) maupun eksternal yang dilakukan olehmanajer.

2. Rangsangan yang mencipatkan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku seseorang(individu).

3. Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja seseorang(individu).

4. Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasansesorang.

5. Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang selanjutnya dan seterusnya, jadi merupakansiklus.

2.1 Jenis-JenisMotivasi

Ada dua jenis

motivasi, yaitu motivasi

positif dan motivasi

negatif.(Hasibuan, 2010).

Dalam prakteknya, kedua

motivasi di atas sering

digunakan oleh suatu

perusahaan.penggunaannya

harus tepat dan seimbang

supaya dapat meningkatkan

semangat kerja karyawan,

akan tetapi manajer harus

konsisten dan adil dalam

menerapkannya.

2.2 Faktor-Faktor yang

MempengaruhiMotivasi

Ardana dkk (2009) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain, Karakteristik individu , Faktor-faktor pekerjaan, Faktor lingkunganpekerjaan, Faktor dalam pekerjaan

Motivasi sebagai

Pemenuhan kebutuhan

Perangsang materiil &

non materiil oleh internal

& eksternal

Rangsangan keinginan & perilaku individu manusia

Dan kemauan bekerja

75

proses psikologis dalam diri

seseorang akan dipengaruhi

oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi

tersebut dibedakan atas:

(Hasibuan, 2003)

a. Faktor Ekstern (yang berasal dari luar diri karyawan)

b. Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri karyawan)

2.3 Tujuan

PemberianMotivasi

Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Hasibuan (2006) antara lain adalah: a. Mendorong gairah dan

semangat kerja karyawan

b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan organisasi

e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan

f. Mengefektifkan pengadaan karyawan

g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan

i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan

karyawan j. Mempertinggi rasa

tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya

k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.4 MetodeMotivasi

Menurut Hasibuan (2003) ada dua metode motivasi yaitu metode langsung (DirectMotivation) dan motivasi tidak langsung (IndirectMotivation)

2.5 ProsesMotivasi

Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang mengarahkan perilaku. Adapun proses motivasi antara lain adanya Tujuan, Mengetahui kepentingan, Komunikasi Efektif, Integrasi Tujuan, Fasilitas, dan TeamWork

Manajemen harus membentuk team work yang terkoordinasi dengan baik agar dapat mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan,2008)

3. Kemampuan

Kemampuan merujuk ke

kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas

dalam pekerjaan tertentu

(Robbins, 2006).

Kemampuan adalah faktor

penting dalam meningkatkan

76

produktifitas kerja, kemampuan

berhubungan dengan pengetahuan

(knowledge) dan keterampilan

(skill) yang dimiliki oleh

seseorang.Semakin tinggi

kemampuan seorang karyawan

dalam bekerja maka semakin

tinggi pula kinerjanya.

Selanjutnya menurut

Winardi (2004) sebuah

kemampuan (Ability) merupakan

sebuah sifat (yang melekat pada

manusia atau yang dipelajari)

yang memungkinkan seseorang

melaksanakan suatu tindakan atau

pekerjaan mental atau fisikal.

Robbins dalam Ardana,

dkk (2009) menyatakan

kemampuan adalah suatu

kapasitas yang dimiliki seorang

individu untuk mengerjakan

berbagai tugas suatu pekerjaan.

3.1. Jenis-JenisKemampuan

Ada dua jenis kemampuan,

yaitu:

1. Kemampuan intelektual Kemampuan yang

diperlukan untuk

melakukan atau

menjalankan kegiatan

mental. Robbins (2001)

dalam Ardana, dkk

(2009) mencatat 7 (tujuh)

dimensi yang membentuk

kemampuan intelektual

yakni, Kecerdasan

numeric, Pemahaman

verbal, Kecepatan

perceptual, Penalaran

induktif, Penalaran

deduktif, Visualisasi

ruang, Ingatan.

2. Kemampuan fisik Kemampuan fisik

merupakan kemampuan

untuk melakukan tugas-

tugas yang menuntut

daya stamina, kecekatan

dan keterampilan.

Adapun kemampuan fisik

meliputi, Kekuatan

dinamis, Keluwesan

ekstensi, Koordinasi

tubuh, Keseimbangan

tubuh, Stamina,

(Sigit:2003).

Seluruh

kemampuan seorang

individu pada hakikatnya

tersusun dari tiga faktor,

yaitu kemampuan

intelektual, kemampuan

fisik, dan kemampuan

spiritual.(Rivai, 2010)

3.2 Faktor yang

Mempengaruhi Kemampuan

Adapun faktor yang

mempengaruhi

kemampuan tenaga kerja

antara lain yaitu

Pendidikan dan Pelatihan

serta Gizi danKesehatan

(Nitisemito, 2005)

4. Kinerja

Kinerja berasal dari

pengertian performance, diartikan

sebagai hasil keja atau prestasi

kenerja. Kinerja mempunyai

makna yang luas, bukan hanya

hasil kerja, tetapi termasuk

bagaimana proses pekerjaan

berlangsung (implementasi dari

rencana yang telah disusun) untuk

mencapai suatu tujuan organisasi.

Kinerja adalah tentang melakukan

pekerjaan dan hasil yang dicapai

dari pekerjaan tersebut. Kinerja

adalah tentang apa yang

dikerjakan dan bagaimana cara

mengerjakannya. Menurut

Armstrong dan Baron, yang

dikutip oleh Wibowo dalam buku

manajemen kinerja, kinerja

77

merupakan hasil pekerjaan yang

mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis

organisasi, kepuasan konsumen,

dan memberikan kontribusi

ekonomi. (Wibowo, 2012)

Salah satu pengertian

yang menyatukan kinerja dan

prestasi kerja dikemukakan oleh

Mangkunegara (2005) yakni :

“Kinerja karyawan (prestasi

kerja) adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikankepadanya”.

Jadi dapat disimpulkan

bahwa kinerja adalah hasil kerja

baik secara kualitas maupun

kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya dalam

waktu tertentu.

4.1 PenilaianKinerja

Evaluasi atau

penilaian prestasi

karyawan yang

dikemukakan Leon C.

Menggison dalam

Mangkunegara (2005)

adalah sebagai

berikut:”Penilaian prestasi

kerja (performance

appraisal) adalah suatu

proses yang digunakan

pimpinanuntuk

menentukan apakah

seorang karyawan

melakukan pekerjaannya

sesuai dengantugas dan

tanggung jawabnya”

Selanjutnya

Andrew E. Sikula yang di

kutip Mangkunegara

(2005) mengemukakan

bahwa “Penilaian

karyawan merupakan

evaluasi yang sistemis dari

pekerjaan karyawan dan

potensi yang dapat

dikembangkan. Penilaian

dalam proses penafsiran

atau penentuan nilai,

kualitas atau status dari

beberapa obyek orang

ataupun sesuatu (barang)”.

Sulistiyani dan

Rosidah (2009)

mengungkapkan bahwa

manfaat dari penilaian

kinerja bagi organisasi

adalah:

1. Penyesuaian-penyesuaiankompensasi

2. Perbaikankinerja 3. Kebutuhan latihan

danpengembangan 4. Pengambilan

keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenagakerja

5. Untuk kepentingan penelitiankekaryawanan

6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desainkaryawan.

Informasi penilaian

kinerja tersebut oleh

pimpinan dapat dipakai

untuk mengelola kinerja

karyawannya, dan

mengungkapkan

kelemahan kinerja

karyawan sehingga

manajer dapat menentukan

tujuan maupun peringkat

target yang harus

78

diperbaiki.Tersedianya

informasi mengenai

kinerja karyawan, sangat

membantu pimpinan

dalam mengambil langkah

perbaikan program-

program untuk karyawan

yang telah dibuat, maupun

program-program

organisasi secara

menyeluruh.

4.2 Tujuan dan Manfaat

Program Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja

menurut Ahmad S. Ruky

dalam Mangkunegara

(2005) adalah Suatu

bentuk usaha kegiatan atau

program yang diprakarsai

dan dilaksanakan oleh

pimpinan organisasi atau

perusahaan untuk

mengarahkan dan

mengendalikan prestasi

karyawan.

Robert Bacal

dalam

Mangkunegara(2005)

mendefinisikan bahwa :

“Manajemen kinerja

adalah suatu proses

komunikasi yang terus

menerus, dilakukan dalam

kerangka kerja sama

antara seseorang karyawan

dan atasannya langsung,

yang melibatkan

penetapan pengharapan

dan pengertian tentang

fungsi kerja karyawan

yang paling dasar,

bagaimana pekerjaan

karyawan memberikan

konstribusi pada sasaran

organisasi, makna dalam

arti konkrit untuk

melakukan pekerjaan

dengan baik, bagaimana

prestasi kerja akan diukur,

rintangan yang

mengganggu kinerja dan

cara untuk meminimalkan

atau melenyapkan ”.

Manajemen kinerja

merupakan proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan dan

pengendalian terhadap

pencapaian kinerja dan

dikomunikasiakan secara

terus menerus oleh

pimpinan kepada

karyawan, antara

karyawan dengan

atasannya langsung.

(Mangkunegara, 2005)

Bagi Pimpinan dan

Manajer, tujuan

pelaksanaan manajemen

kinerja adalah:

a. Mengurangi keterlibatan dalam semua hal.

b. Menghemat waktu, karena para karyawan dapat mengambil berbagai keputusan sendiri dengan memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang benar.

c. Adanya kesatuan pendapat dan mengurangi kesalahpahaman diantara karyawan tentang siapa yang mengerjakan dan siapa yang bertanggung jawab.

79

d. Mengurangi frekuensi situasi dimana atasan tidak memiliki informasi pada saat dibutuhkan.

e. Karyawan mampu memperbaiki kesalahannya dan mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya kesalahan ataupun inefisiensi.

Adapun bagi para

karyawan, tujuan

pelaksanaan manajemen

kinerjaadalah:

a. Membantu para karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan mengapa hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan kewenangan dalam mengambilkeputusan.

b. Memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan keahlian dan kemampuanbaru.

c. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan sumber daya yangmemadai.

d. Karyawan memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan dan tanggung jawab kerja mereka. (Mangkunegara2005)

Tinggi rendahnya kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menentukan didalam kinerja karyawan yaitu Keterampilan atau pengalaman, Pendidikan, dan Umur (Hasibuan, 2005)

PenelitianTerdahulu

Penelitian yang dilakukan

oleh Dessy Astarina, Universitas

Riau 2011 dengan judul “Pengaruh

Kepemimpinan dan Motivasi

terhadap Kinerja Karyawan pada

Koperasi di Kecamatan Rengat

Kabupaten Indragiri Hulu”.Dari

hasil penelitian, berdasarkan hasil uji

F, kepemimpinan dan motivasi

secara bersama–sama berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan

pada Koperasi di kecamatan Rengat

Kabupaten Indragiri

Hulu.Berdasarkan hasil uji t, secara

parsial Kepemimpinan dan Motivasi

secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan

pada Koperasi di Kecamatan Rengat

kabupaten Indragiri Hulu. Besarnya

pengaruh kepemimpinan dan

Motivasi mempengaruhi kinerja

karyawansebesar 42.7 % sedangkan

sisanya faktor lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan

oleh Kiki Amelia, Universitas Riau

2011 dengan judul “Pengaruh

Pengembangan Karir, Kemampuan

dan Komunikasi terhadap Kinerja

Karyawan pada Hotel Grand Zuri

Pekanbaru”.Berdasarkan hasil

penelitian menunujukkan bahwa

pengembangan karir, kemampuan

dan komunikasi secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.Dari ketiga variabel

tersebut dapat dilihat ada pengaruh

80

yang signifikan antara

pengembangan karir, kemampuan

dan komunikasi terhadap kinerja dan

faktor yang paling dominan

mempengaruhi kinerjaadalah

pengembangan karir. Nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar

0,768atausebesar 76,8%, sedangkan

sisanya 23,2% lagi dapat

diterangkan oleh variabel lain yang

tidak diteliti pada penelitian ini

Penelitian yang dilakukan

Syilviana, Universitas Riau 2012

dengan judul “Pengaruh

Kemampuan Kerja dan Kepuasan

Kerja terhadap Kinerja Karyawan

PT. Adhi karya (Persero) Tbk

Pekanbaru.Hasilnya variabel

kemampuan kerja dan kepuasan

kerja secara parsial berpengaruh

positif terhadap variabel kinerja

karyawan PT. Adhi Karya (Persero)

Tbk Pekanbaru.Variabel yang paling

dominan mempengaruhi kinerja

adalah kepuasan kerja karena dengan

pemberian kesempatan promosi,

pemberian insentif yang sesuai

dengan pekerjaan karyawan dan

perusahaan yang memiliki dedikasi

tinggi di masyarakat dapat memicu

semangat karyawan untuk

mendapatkan kinerja yang baik.

Kerangka Berpikir

Kinerja merupakan hasil hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang

karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Oleh karena itu, supaya kinerja

karyawan itu bisa meningkat maka

perusahaan juga harus

memperhatikan tentang motivasi

seperti apa yang dibutuhkan oleh

karyawan serta kemampuan apa yang

harus dipelajari atau ditingkatkan

oleh karyawan. Karena motivasi dan

kemampuan mempengaruhi kinerja

karyawan.

Motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) karyawan dalam

menghadapai situasi kerja di

perusahaan (situation).Motivasi

merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan.sikap

mental karyawan yang pro dan

positif terhadap situasi kerja itulah

yang memperkuat motivasi kerjanya

untuk mencapai kinerja maksimal.

Kemampuan adalah

kesanggupan dan kecakapan

seseorang untuk beraktifitas di dalam

suatu organisasi atau perusahaan

untuk menjalankan tugas yang

diberikan kepadanya.

Berpijak pada pemikiran di

atas maka dapat digambarkan sebuah

kerangka penelitian sebagai berikut:

Gambar 2

Kerangka Penelitian

Motivas

i

(X1) Kinerja

(Y

) Kemampuan

(X2)

81

Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

pada PT. Cheil Jedang Superfeed

Cikande Serang yang beralamat di

jalan Jalan Lanud Gorda, Desa

Julang, Kec. Cikande, Kab.

Serang, Banten Cikande Serang.

Dan yang menjadi objek penelitian

yaitu pimpinan dan seluruh

karyawan dari Bag.ProduksiPT.

Cheil Jedang Superfeed Cikande

Serang.Waktu penelitian yang

penulis lakukan yaitu pada bulan

April 2017 sampai bulan

Nopember 2017.

2. Populasi dan sampel

Mengingat populasi

Bag.Produksidi PT. Cheil Jedang

Superfeed Cikande Serang

jumlahnya diatas 100 yaitu 33

orang (18%), maka yang dijadikan

responden dalam penelitian ini

adalah pimpinan dan seluruh

karyawan Bag. Produksipada PT.

Cheil Jedang Superfeed Cikande

Serang

a. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

Variabel terikat (Y) adalah

Kinerjakaryawan sedangkan

Variabel bebas (X) adalah

Motivasi (X1) dan

Kemampuan (X2)

3. Teknik Pengumpulan Data.

Untuk mengumpulkan data

informasi yang diperlukan dalam

penelitian ini, teknik yang

digunakan penulis anatara lain

Wawancara (Interview), Kuesioner

4. Analisis Data

Dalam menganalisis data,

penulis menggunakan analisa data

deskriptif kuantitatif,

yaitu suatu cara

menjelaskan hasil

penelitian yang ada

denganmenggunakan

rumus matematis dan

menghubungkannya

dengan teori-teori yang

ada, kemudian ditarik

kesimpulan.

Untuk

mempengaruhi

besarnya pengaruh dari

faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja

karyawan

Bag.Produksipada PT. Cheil

Jedang Superfeed digunakan

rumus regresi linear berganda

sebagai berikut:

Variabel Indikator Skala

a. Kedisiplinan karyawan dalam menyelesaikan tugas

dan menaati peraturan yangada

b. Penyelesaian tugas sesuai target

c.   Kemampuan dalam menciptakan hal-halbaru

d.  Kemampuan bekerjasama

e.   Ketelitian dalam bekerja. Likert

(Mangkunegara, 2005:19)

a.   Physicalneeds

b.    Safety and securityneeds

c.     Social/belongingnessneeds Likert

d.         Esteemneeds

e.         Self-actualizationneeds

Maslow dalam

Mangkuenegara (2005: 64)

a.  Memahami dan menguasai fungsi teknis

dalambertugas.

b.   Meningkatkan pendidikan dan pelatihan

c.   Mampu berinteraksi serta mengelola informasi

mengenai masalah danpemecahannya.

d.  Penyelesaian tugas dengan cepat dan tepat dan

berkoordinasi dengan karyawanlain.

e.   Menjunjung tinggi asas kepuasan serta

kenyamanan kerja. (Rivai, 2003:225-228)

Kinerja (Y) adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. (Mangkunegara, 2005:9)

Motivasi (X1) terbentuk dari sikap (attitude )

karyawan dalam menghadapai situasi kerja di

perusahaan (situation ). (Mangkunegara,

2005:61)

Kemampuan (X2) merujuk ke kapasitas

individu untuk mengerjakan berbagai tugas

dalam pekerjaan tertentu (Robbins, 2006:52).

Tabel 1

Defenisi Operasinal Variabel Penelitian

82

Pengukuran variabel-

variabel yang terdapat dalam

model analisis penelitian ini

bersumber dari jawaban atas

pertanyaan yang terdapat dalam

angket (kuisioner).Karena semua

jawaban tersebut bersifat kualitatif

sehingga dalam analisa sifat

kualitatif tersebut diberi nilai agar

menjadi data kuantitatif.Penentuan

nilai jawaban untuk setiap

pertanyaan digunakan metode

Skala Likert. Pembobotan sekala 5

setiap pertanyaannya

Agar dapat mengambil

kesimpulan dan sejauh mana

pengaruh variabel independen

terhadap dependen, maka terlebih

dahulu penulis akan menggunakan

metode deskriptif kuantitatif

dengan menggunakan beberapa

uji-uji antara lain:

1. Uji Kualitas Data

Untuk menentukan batas-

batas kebenaran ketepatan alat

ukur (kuisioner) suatu indikator

variabel penelitian dapat dilakukan

sebagaiberikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk

mengetahui apabila ada

pertanyaan-pertanyaan pada

kuisioner yang harus dibuang

atau diganti karena dianggap

tidak relevan.(Ghozali, 2006)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan

dalam sebuah penelitian

dengan maksud untuk

mengetahui seberapa besar

tingkat keabsahan sehingga

dapat menghasilkan data yang

benar-benar sesuai dengan

kenyataan dan dapat

digunakan berkali-kali pada

waktu yang berbeda,

pengujian ini menggunakan

metode alpha.(Ghozali, 2006)

c. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan

dengan mengamati histogram

atas nilai residual dan grafik

normal probability plot.

Deteksi dengan menilai

penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dan grafik

2. Uji Asumsi Klasik

Agar model persamaan

tersebut dapat diterima secara

ekonometrik, maka harus

memenuhi asumsi klasik, yaitu

bebas dari autokorelasi,

heteroskedastisitas dan

multikolinearitas.

a. Pengujian autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk

menujukkan ada tidaknya gejala

korelasi serial yaitu kondisi

yang terdapat ketika residu

tidak independen satu sama lain.

Secara sederhana, gejala ada

atau tidaknya autokorelasi dapat

dilihat dengan tes statistik

Durbin-Watson.(Ghozali, 2006)

b. Pengujian Heteroskedastisitas

Tujuannya adalah untuk

menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians

dari residual dari 1 pengamatan

ke pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola pada

grafik dimana sumbu Y adalah

Y yang telah diprediksikan dan

sumbu X adalah residual (Y

prediksi- Y sesungguhnya),

(Ghozali, 2006).

83

c. Pengujian Multikolinearitas

Uji ini dilakukan untuk

menunjukkan ada tidaknya

korelasi yang besar diantara

variabel bebas.Untuk

mendeteksi ada tidaknya gejala

multikolinearitas didapat

dengan uji Collinearitas

Statistik.Menurut Ghozali

(2006) dalam melakukan uji

multikolinearitas harus

diketahui terlebih dahulu

Variance Inflaftion Factor

(VIF).

Selanjutnya untuk memudahkan

dalam analisis data pada

pembahasan penelitian ini maka

dalam pengolahan dari data

analisis digunakan paket

program komputer yaitu SPSS

(Statistical Package for Social

Science) Versi 16.0.

d. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2)

adalah sebuah koefisien yang

menunjukkan persentase

pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel

dependen. Persentase tersebut

menunjukkan seberapa besar

variabel independen dapat

menjelaskan variabel

dependennya. Semakin besar

koefisien determinasinya,

semakin baik variabel dependen

dalam menjelaskan variabel

independennya.

e. Uji t

Untuk menunjukkan apakah

masing-masing variabel

berpengaruh terhadap variabel

tak bebas. Uji F

PEMBAHASAN

Deskripsi Penelitian

Karakteristik Responden

Untuk mengetahui adanya

pengaruh motivasi dan kemampuan

terhadap kinerja karyawan pada PT.

Cheil Jedang Superfeed Cikande

Serang, penulis mengumpulkan data

dengan memberikan kuisioner kepada

pimpinan dan seluruh karyawan pada

Bag.ProduksiPT. Cheil Jedang

Superfeed Cikande Serang yang

berjumlah 33 orang.

Berikut ini akan dijabarkan

karakteristik reponden berdasarkan

umur, jenis kelamin dan tingkat

pendidikannya.

No Umur n %

1 20-29 tahun 24 72,73

2 30-39 tahun 7 21,21

3 40-49 tahun 2 6,06

Total 33 100

Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel 2

Responden Berdasarkan Umur

Dari tabel dapat diketahui

bahwa dari 33 responden ternyata yang

berumur 20-29 tahun sebanyak 24

orang (72,73 %), berumur antara 30-39

tahun sebanyak7 orang (21,21%), dan

berumur antara 40-49 tahun sebanyak 2

orang (6,06%). Hal ini menunjukkan

bahwa responden yang berumur 20-29

tahun merupakan jumlah responden

yang paling banyak, sedangkan

responden yang berumur 40-49

merupakan jumlah responden yang

paling sedikit.

No Jenis Kelamin N %

1 Laki-laki 20 60,6

2 Perempuan 13 39,4

Total 33 100

Tabel 3

Sumber : Data Primer yang diolah

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel dapat diketahui

bahwa dari 33 orang responden

ternyata yang berjenis kelamin laki-laki

84

sebanyak 20 orang (60,60%) dan

responden yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 13 orang

(39,40%).

No Pendidikan n %

1 SLTA/Sederajat 1 3,03

2 D1 23 69,7

3 D2 0 0

4 D3 4 12,12

5 S1 5 15,15

6 S2 0 0

Total 33 100

Sumber : Data Primer yang diolah

Tabel 4

Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari tabel dapat diketahui

bahwa dari 33 reponden yang

mempunyai latarbelakang pendidikan

SLTA/Sederajat hanya 1 orang

(3,03%), dari D1 sebanyak 23 orang

(69,7%), dari D3 sebanyak 4 orang

(12,12%) dan dari S1 sebanyak 5 orang

(15,15%). Hal ini menunjukkan bahwa

responden dengan tingkat pendidikan

D1 merupakan responden yang paling

banyak yaitu sebanyak23 orang

(69,7%) dan responden dengan tingkat

pendidikan SLTA/Sederajat merupakan

responden yang paling sedikit yaitu

hanya 1 orang (3,03%).

1. Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari

motivasi dan kemapuan sebagai

variabel bebas dan kinerja

karyawan sebagai variabel

terikat.

1.1 Motivasi

Motivasi diartikan

sebagai alat pembangkit,

penguat dan penggerak

seseorang karyawan yang

diarahkan untuk mencapai

tujuan dan hasil. Berikut ini

adalah distribusi tanggapan

responden terhadap

pernyataan yang diajukan

mengenai motivasi pada

Bag.Produksi PT. Cheil

Jedang Superfeed Cikande

Serang.

85

SS S KS TS STS

15 18 0 0 0 33

45,50% 54,50% 0 0 0,00% 100%

15 18 0 0 0 33

2

45,50% 54,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

3

48,5& 51,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

16 17 0 0 0 33

4

48,50% 51,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

14 19 0 0 0 33

5 42,40% 57,60% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

12 21 0 0 0 33

6

36,40% 63,60% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

11 22 0 0 0 33

7 33,3 66,7 0,00% 0,00% 0,00% 100%

11 22 0 0 0 33

8 33,3 66,7 0,00% 0,00% 0,00% 100%

15 18 0 0 0 33

9 45,50% 54,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

16 17 0 0 0 33

10 48,50% 51,50% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

Jumlah 141 189 0 0 0 330

Rata-rata 14,1 18,9 0 5 0 33

Persentase 42,74% 57,26% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

Sumber : Data Olahan, 2017

Jumlah

bonus dan insentif yang saudara terima

selama ini sudah memenuhi kebutuhan

saudara sehari-hari

0 0

No Motivasi Tanggapan

Saudara merasa bangga dan senang karena

keberhasilan saudara dalam bekerja

Saudara merasa senang/puas diberi

kesempatan mengembangkandiri

Distribusi tanggapan responden tentang motivasi (Mangkunegara)

pada Bag. ProduksiPT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang.

Tabel 5

Menurut perusahaan upah yang saudara

terima selama ini sudah memenuhi

kebutuhan saudara sehari-hari

1

33

Perusahaan tempat saudara bekerja saat ini

akan mengasuransikan seluruh

karyawannya

Sesama karyawan harus saling tolong

menolong apabila ada yang mengalami

kesulitan dalampekerjaanSeharusnya atasan saudara mengunjungi

karyawan apabila ada karyawan yang

mengalami musibah

Perusahaan memberikan promosi bagi

karyawan yang berprestasi

Perusahaan memberikan hukuman

(punishment ) bagi karyawan yang malas

bekerja

Perusahaan tempat saudara bekerja saat ini

akan memberikan dana pensiun atau

pesangon apabila saudara sudah tak lagi

bekerja

16 17 0

1.2. Kemampuan

Kemampuan

merujuk ke kapasitas

individu untuk mengerjakan

berbagai tugas dalam

pekerjaan tertentu

(Robbins,

2006:52).Kemampuan

adalah faktor penting dalam

meningkatkan produktifitas

kerja, kemampuan

berhubungan dengan

pengetahuan (knowledge)

dan keterampilan (skill)

yang dimiliki

olehseseorang. Berikut ini

adalah distribusi tanggapan

responden untuk setiap

pernyataan yang diajukan

mengenai kemampuan pada

Bag.Produksi PT. Cheil

Jedang Superfeed Cikande

Serang.

86

SS S KS TS STS

20 13 0 0 0 33

1 60,60% 39,40% 0 0 0,00% 100%

2

60,60% 39,40% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

23 10 0 0 0 33

3 69,70% 30,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

23 10 0 0 0 33

4

69,70% 30,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

22 11 0 0 0 33

5 66,70% 33,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

6

69,70% 30,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

19 14 0 0 0 33

7 57,60% 42,40% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

20 13 0 0 0 33

8 60,6 39,4 0,00% 0,00% 0,00% 100%

20 13 0 0 0 33

9

60,60% 39,40% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

22 11 0 0 0 33

10 66,70% 33,30% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

Jumlah 212 118 0 0 0 330

Rata-rata 21,2 11,8 0 5 0 33

Persentase 64,25% 35,75% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

Sumber : Data Olahan, 2017

Tabel 6

Distribusi tanggapan responden tentang kemampuan (Rivai)

pada Bag. ProduksiPT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Seran

No Kemampuan Tanggapan Jumlah

Perusahaan akan meletakkan

saudara pada pekerjaan yang

sesuai dengan keahlian saudara

Saudara dituntut selalu

melakukan yang terbaik dalam

tanggungjawab pekerjaan

0 33

Perusahaan mengharuskan

saudara selalu meningkatkan

pendidikan dan pelatihan

Sebaiknya saudara selalu

meningkatkan pengetahuan yang

ada hubungannya dengan skill

laboran

Perusahaan menginginkan

saudara mempunyai kemampuan

dalamberinteraksi

Sebaiknya saudara mempunyai

kemampuan dalam mengelola

informasi mengenai masalah

yang terjadi dan mencari cara

pemecahannya

23 10 0 0

Perusahaan mengharuskan

saudara mampu menguasai

teknis yang ada dalam

perusahaan dalam

melaksanakantugas

20 13 0 0

0 33

Perusahaan menuntut saudara

mampu menyelesaikan tugas

dengan cepat dan tepat

Sebaiknya saudara mampu

berkoordinasi dengan karyawan

lain dalam bekerja

Dalam bekerja, seharusnya

saudara selalu menjunjung tinggi

asas kepuasan user

1.3 KinerjaKaryawan

Kinerja adalah suatu

keadaan yang menunjukkan

kemampuan seseorang

karyawan dalam

menjalankan tugas sesuai

dengan standar yang

ditetapkan oleh organisasi

kepada karyawan sesuai

dengan job description-

nya.(Siagian, 2006).

Berikut ini adalah

distribusi tanggapan

responden untuk setiap

tanggapan yang diajukan

mengenai kinerja pada

Bag.ProduksiPT. Cheil

Jedang Superfeed Cikande

Serang. Dengan mengetahui

distribusi tanggapan

tersebut, maka akan dapat

diperoleh hasil mengenai

tanggapan responden

terhadap hal yang diteliti.

87

SS S KS

20 13 0

60,60% 39,40% 0

20 13 0

60,60% 39,40% 0,00%

22 11 0

66,70% 33,30% 0,00%

21 12 0

63,60% 36,40% 0,00%

Sebaiknya saudara memiliki kemampuan dalam menciptakan

hal-hal baru dalam mensukseskan pekerjaan saudara

21 12 0

63,60% 36,40% 0,00%

23 10 0

69,70% 30,30% 0,00%

20 13 0

60,60% 39,40% 0,00%

21 12 0

63,60% 36,40% 0,00%

21 12 0

63,60% 36,40% 0,00%

21 12 0

63,60% 36,40% 0,00%

Jumlah 210 120 0

Rata-rata 21 12 0

Persentase 64,16% 36,38% 0,00%

Sumber : Data Olahan, 2017

Saudara dituntut untuk selalu teliti dalam menyelesaikan

pekerjaan

Saudara diminta selalu mengevaluasi hasil pekerjaan saudara

Tabel 7

Sebagai seorang karyawan saudara harus menyelesaikan tugas

yang diberikan sesuai dengan target yang ditetapkan

4 Saudara selalu bisa mencapai target yang telah ditetapkan

No Kinerja Tanggapan

10

9

8

7

6

Distribusi tanggapan responden tentang Kinerja (Mangkunegara) karyawan

pada Bag. Produksi PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang

Saudara harus selalu meningkatkan kemampuan dalam

menciptakan hal-hal baru untuk menunjang pekerjaan saudara

Saudara memiliki kemampuan bekerjasama dengan karyawan

lain dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Saudara memiliki kemampuan bekerjasama dengan karyawan

lain dalam mengerjakan tugas yang diberikan

5

3

2

1 Sebagai seorang karyawan saudara selalu diminta untuk

disiplin dalam menyelesaikan tugas

Saudara selalu dituntut menaati peraturan-peraturan yang

ditetapkanperusahaan

Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

No. Butir

pernyataan

r hitung r tabel Kritik Pengujian Keterang

an

1 0,773 0,344 r hitung > r tabel Valid

2 0,773 0,344 r hitung > r tabel Valid

3 0,764 0,344 r hitung > r tabel Valid

4 0,764 0,344 r hitung > r tabel Valid

5 0,748 0,344 r hitung > r tabel Valid

6 0,728 0,344 r hitung > r tabel Valid

7 0,754 0,344 r hitung > r tabel Valid

8 0,754 0,344 r hitung > r tabel Valid

9 0,679 0,344 r hitung > r tabel Valid

10 0,707 0,344 r hitung > r tabel Valid

Sumber : Data Hasil Penelitian

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Motivasi

Tabel 8

No. Butir

pernyataan

r hitung r tabel Kritik

Pengujian

keterangan

1 0,607 0,344 r hitung > r tabel Valid

2 0,607 0,344 r hitung > r tabel Valid

3 0,707 0,344 r hitung > r tabel Valid

4 0,659 0,344 r hitung > r tabel Valid

5 0,644 0,344 r hitung > r tabel Valid

6 0,707 0,344 r hitung > r tabel Valid

7 0,561 0,344 r hitung > r tabel Valid

8 0,518 0,344 r hitung > r tabel Valid

9 0,584 0,344 r hitung > r tabel Valid

10 0,598 0,344 r hitung > r tabel Valid

Sumber : Data Hasil Penelitian

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Kemampuan

Tabel 9

No. Butir

pernyataan

r hitung r tabel Kritik

Pengujian

keterangan

1 0,633 0,344 r hitung > r tabel

Valid

2 0,633 0,344 r hitung > r tabel

Valid

3 0,673 0,344 r hitung > r tabel

Valid

4 0,705 0,344 r hitung > r tabel

Valid

5 0,749 0,344 r hitung > r tabel

Valid

6 0,668 0,344 r hitung > r tabel

Valid

7 0,633 0,344 r hitung > r tabel

Valid

8 0,619 0,344 r hitung > r tabel

Valid

9 0,705 0,344 r hitung > r tabel

Valid

10 0,661 0,344 r hitung > r tabel

Valid

Sumber : Data Hasil Penelitian

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Kinerja Karyawan

Tabel 10

Dari tabel di atas dapat

diketahui besarnya koefisien

korelasi seluruh butir pernyatan

Motivasi, Kemampuan dan

Kinerja Karyawan.Dari

penghitungan tersebut

seluruhnya mempunyai r hitung

88

> r tabel (0,344) maka dapat

disimpulkan bahwa seluruh

butir pernyataan Motivasi,

Kemampuan dan Kinerja

Karyawan yang ada pada

instrumen penelitian tersebut

layak digunakan sebagai

instrumen untuk mengukur data

penelitian.

2. Uji Reliabilitas Data

Adapaun hasil uji

reliabilitas dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Variabel Nilai

Cronbach

Alpha

Cut of

Value

Keterangan

Motivasi 0,936 0,6 Reliabel

Kemampuan 0,885 0,6 Reliabel

Kinerja

Karyawan

0,908 0,6 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Hasil Uji Reliabilitas Variabel penelitian

Tabel 11

Berdasarkan tabel

tersebut dapat dilihat, koefisien

alpha untuk variabel motivasi

(X1) sebesar 0,936 (>0,6).

Variabel kemampuan (X2)

sebesar 0,885 (>0,6), dan

variabel kinerja karyawan

sebesar 0,908 (>0,6). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa

semua instrument penelitian

reliable karena nilai cronbach

alpha lebih besar dari nilai

koefisien alpha 0,6.memiliki

koefisien alpha

3. Uji AsumsiKlasik

3.1 Uji Normalitas Data

Deteksi normalitas dilihat

dengan menggunakan

grafik normal P-P Plot

ofRegression Standardized

Residual.Pada gambar

terlihat titik menyebar

disekitar garis diagonal,

serta penyebarannya

mengikuti arah garis

diagonal. Maka model

regresi memenuhi asumsi

normalitas seperti terlihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 3

Grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual

Sumber :Data Olahan, 2017

Berdasarkan gambar

normal P-P Plot diatas,

dapat dilihat bahwa data

berada disekitar garis

diagonal, jadi dapat

disimpulkan bahwa data

penelitian normal dan

layak untuk diuji.

89

3.2 Uji Multikolinearitas

Hasil uji

multikolinearitas

disimpulkan seperti pada

tabel berikut ini:

Tolerance VIF

1 (Constant)

MOTIVASI .737 1.357

KEMAMPUAN .737 1.357

Tabel 12

Coefficientsa

Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Model

Collinearity Statistics

Sumber: Data Primer yang diolah 2017

Hasil Uji Multikolinearitas

Pada tabel diatas

menunjukkan nilai

tolerance untuk variabel

motivasi adalah sebesar

0,737 dengan VIF sebesar

1,357.Dan nilai tolerance

untuk variabel

kemampuan 0,737

dengan VIF sebesar

1,357. Nilai semua

variabel menunjukkan

bahwa VIF < 5 yang

menyatakan terbebas dari

asumsi multikolinearitas,

dan dari nilai tolerance

terlihat bahwa semua

variabel > 0,1 yang

menyatakan bebas dari

asumsi multikolinearitas.

Kedua nilai dari VIF dan

nilai tolerance terbebas

dari asumsi

multikolinearitas maka

regresi dapat dilanjutkan.

3.3 Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi

Autokorelasi dapat

dilakukan dengan melihat

angka Durbin Watson.

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .749a .561 .532 .24664 1.607

a.  Predictors: (Constant), KEMAMPUAN,MOTIVASI

b.  Dependent Variable: KINERJAKARYAWAN

Sumber : Data Olahan, 2017

Model Summaryb

Tabel 13

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .749a .561 .532 .24664 1.607

a.           Predictors: (Constant), KEMAMPUAN,MOTIVASI

b.          Dependent Variable: KINERJAKARYAWAN

Sumber : Data Olahan, 2017

Tabel 14

Model Summaryb

Hasil Uji Autokorelasi

Pada tabel diatas,

terlihat bahwa angka Durbin

Watson diantara -2 sampai+2

yaitu sebesar 1,607 yang

berarti terdapat autokorelasi

negatif antar variabel

independen. Dan dapat

disimpulkan bahwa regresi ini

baik karena tidak terjadi

autokorelasi.

3.4 Uji Heteroskedastisitas

90

Gambar 4

Diagram Scatterplot Kinerja Karyawan

Sumber :Data Olahan, 2017

Berdasarkan grafik di

atas, terlihat bahwa titik-titik

tidak membentuk pola

tertentu dan menyebar pada

sumbu Y. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa model

regresi dalam penelitian ini

tidak terdapat

heteroskedastisitas.

Analisis Penelitian

Tabel berikut ini akan

memperlihatkan hasil dari

perhitungan untuk analisis regresi.

Beta t Sig

Konstanta 0,596

Motivasi (X1) 0,397 3,122 0

Kemampuan (X2) 0,448 2,996 0,01

0,561

19,162

0

Sumber : Data olahan, 2017

Hasil Uji Regresi berganda

Tabel 15

Variabel

Independen

Kinerja Karyawan

R square F Hitung F

Sign

R= 0,749

Berdasarkan tabel di atas,

maka diperoleh persamaan regresi

yang dihasilkan adalah:Y = 0,596 +

0,397X1 + 0,448X2

Arti angka-angka dalam persamaan

regresi diatas:

1. Nilai konstanta (a) sebesar 0,596. Artinya adalah apabila Motivasi dan Kemampuan diasumsikan nol (0), maka Kinerja Karyawan bernilai0,596.

2. Nilai koefisien regresi variabel Motivasi sebesar 0,397. Artinya adalah bahwa setiap peningkatan Motivasi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,397 dengan asumsi variabel laintetap.

3. Nilai koefisien regresi variabel Kemampuan sebesar 0,448. Artinya adalah bahwa setiap peningkatan Kemampuan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,448 dengan asumsi variabel lain tetap. Berdasarkan uji signifikansi

simultan (F test), uji koefisien

determinasi (R2), uji signifikansi

parameter individual (t test).

Untuk menguji hipotesis

penelitian digunakan analisis

91

regresi berganda dengan bantuan

software SPSS (Statiscal Product

and Service Solution) versi16.0.

1. Uji Simultan (Uji F)

Diketahui F hitung

sebesar 19,162 dengan

signifikansi 0,000. F tabel

dapat dilihat pada tabel

F tabel = 30 ; 2 (F dengan

df1 = 2 dan df2 = 30 pada

level of significance 5 %)

didapat F tabel =3,316

Dari hasil dapat

diperoleh F hitung 9,162 > F

tabel 3,316 dan Pvalue 0,000

< α 0,05 yang berarti F

hitung > F tabel. Hal ini

berarti variabel independen

secara bersama-sama

mempunyai hubungan

dengan variabel dependen.

2. Uji t

Setelah diketahui

adanya pengaruh variabel-

variabel independen

terhadap variabel dependen

secara bersama-sama,

selanjutnya perlu diketahui

apakah semua variabel

independen secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian dengan

menggunakan uji t dapat

dilihat pada tabel

dibawahini:

Variabel Beta T hitung T tabel Sign

Motivasi (X1) 0,397 3,112 2,042 0,004

Kemampuan

(X2)

0,448 2,996 2,042 0.005

Sumber: Data olahan SPSS versi 16

Tabel 16

Hasil Analisis Regresi Uji Parsial

Besarnya t hitung

dapat dilihat dari tabel diatas

dan t tabel sebesar 2,042.

Dari tabel diatas, diperoleh

hasil pengujian parsial

variabel bebas sebagai

berikut:

1. Motivasi. Diketahui t hitung (3,112) > t tabel (2,042) dan Sig. (0,004) < 0,05. Artinya variabel

Motivasi berpengaruh

signifikan terhadap

Kinerja Karyawan.

2. Kemampuan. Diketahui t hitung (2,996) > t tabel (2,042) dan Sig. (0,005) < 0,05. Artinya variabel Kemampuan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

3. Diketahui bahwa Motivasi berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan.

4. Diketahui variabel

motivasi dan

kemampuan

berpengaruh terhadap

kinerja karyawan

Dimana F hitung 9,162

> F tabel 3,316 dan P

value 0,000 < α0,05

yang berarti F hitung >

Ftabel

3. Koefisen Determinasi

Berdasarkan

perhitungan nilai R sebesar

0,749, berarti hubungan

keeratan secara bersama-

sama antara variabel

dependen dan variabel

independen cukup kuat

karena R > 0,5. Nilai R2

(koefisien determinasi)

sebesar 0,561 artinya 56,1%

kinerja karyawan

dipengaruhi oleh faktor

motivasi dan kemampuan,

92

sedangkan sisanya 43,9%

dipengaruhi oleh sebab-

sebab yang lain yang tidak

diteliti pada penelitian ini.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang

telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji t (parsial), variabel motivasi (X1) nilai thitung > t tabel 3,112 > 2,042 dan sig. 0,004 < 0,05. Variabel kemampuan (X2) nilai t hitung > t tabel 2,996 > 2,042 dan sig. 0,005 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.

2. Berdasarkan perhitungan uji koefisien korelasi ganda diketahui nilai R sebesar 0,749. Artinya bahwa korelasi ganda antara varibel independen (motivasi dan kemampuan) dengan variabel dependen (kinerja karyawan) memliki hubungan yang kuat.

Koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,561 artinya adalah

bahwa sumbangan pengaruh

variabel independen (motivasi

dan kemampuan) terhadap

variabel dependen (kinerja

karyawan) adalah sebesar 56,1%,

sedangkan sisanya sebesar 43,9

% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini.

3. Variabel X1 (motivasi) dan variabel X2 (kemampuan) secara bersama-sama atau

simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bagian Produksi PT. Cheil Jedang Superfeed Cikande Serang. Hal ini dapat dilihat dari hasil F hitung > F

tabel (19,162 > 3,316) dan

tingkat si. 0,000 < 0,05. Jadi tidak hanya motivasi dan

kemampuan saja yang

mempengaruhi kinerja karyawan

pada Bagian Produksi PT. Cheil

Jedang Superfeed Cikande Serang,

karena motivasi dan kemampuan

hanya memberi pengaruh sebesar

56,1 % dan sisanya 43,9 %

dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian

ini.

93

DAFTAR PUSTAKA

Adler, Nancy J, (1992), International Dimension of Organizational Behavior, Wadswot Publishing Co. Belmont, California

Applebaum, H Steven, Heather Ayre and Barbara T Shapiro, (2001), “Career Management in Information Technology: A Case Study,” Career Development International 7/3, 142-158

Armstrong, Michael, 1993, Hand Book of Personnel Management Practice, Kopan Page Ltd, London

Augusty Ferdinand, (2000), “ Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Stratejik “, Research Paper Series, No.1,p.1-55

Augusty Ferdinand, (2000),“Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen : Aplikasi Model-model rumit dalam Penelitian untu ktesis S-2 dan disertasi S-3”, Badan Penerbitan SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

Blau, B.A and Boal, B.K, 1987, “Conceptualizing How Job Involvement and Organizational Commitment Affect Turnover and Absenteism,” Academy of Management Review, 12, 288-302

Brower, Michael J., 1995, “Empowering Teams: what, why, and how”, Empowerment in Organizations”, MCB University Press, Vol.2, p.13-25

Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, “The Influence of Motivation to Attend, Ability to Atend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviours,” Journal of Managerial Issues, Summer, 2002, p:181-197

Chalagalla, Goutam N and Tasadaduq A Shervani (1996), “Learning and Leadership of Salespeople: The Role of Supervisors, Journal of Marketing Research, Vol XXXV, May, 267-274

Cianni, Mary, dan Donna Wnuck, (1997), “ Individual Growth and Team Enhancement: Moving Toward a New Model of Career Development,” Academy of Management Excecutive, Vol 11, No.1, 1997

Cooke, Ernest, F, 1999, “Control and Motivation in Sales Management Through The Compensation,” Journal of Marketing Theory and Practice, 1999

Cooper, D.R and Emory, C.W, (1995), Bussiness Research Methods, Fifth Edition, USA: Richard D. Irwin, Inc.

Dessler, Gary, 1986, Manajemen Personalia: Teknik dan Konsep Modern, Terjemahan, EdisiKetiga, Penerbit Erlangga, Provinsi Banten

Emil Salim, 1996. Aspek Sikap Mental dalam MSDM, Ghalia Indonesia, Jakarta

E. Mulyasa, 2004, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

94

Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi), Badan Penerbit SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI.

Gibson, James L et al, 1988, Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Keempat, Terjemahan, Erlangga, Provinsi Banten

Glen, Paul, 2003, “Job Satisfaction is Highly Overrated?,” Computerworld, Vol.37, November, 2003, p:42

Guildford, J.P. (1956). Fundamental Statistic in Psychology and Education. (p.145). New York: McGraw Hill.

Gujarati, Damodar N, 1995, Basic Econometrics. Singapore: McGraw Hill, Inc.

Handoko, H, (1998), “Implementasi TQM di perguruanTinggi,” Makalah disajikan pada seminar akademik dalam rangka dies Nataliske XXXI AKS TARAKANITA Yogyakarta padatanggal 28 Maret.

Hasibuan, S. P. Malayu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

HM. Hadari Nawawi, dan HM. Martini Nawawi, 1990, Administrasi Personel: Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, CetakanPertama, C.V, Haji Mas Agung, ProvinsiBanten

Kohli, Ajay K, Tasadaduq A Shervani and Goutam N Chalagalla (1998), “Learning and Performance Orientation of Salespeople: The Role of Supervisors, Journal of Marketing Research, Vol XXXV, May, 267-274

Kotler, Philip, 1996, Manajemen Pemasaran, Penerbit Erlangga

Luthan, F, 1992, Organizational Behavior, Seventh Edition, Mc-Graw-Hill, New York

Mangkunegara AA, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, PT Rafika Aditama, Bandung

Moekijat.(1984). Kamus Manajemen Alumni : Bandung. McNeese-Smith, Donna, 1996, “Increasing Employee Productivity, Job

Satisfaction, and Organizational Commitment,” Hospital & Health Services Administration, Vol. 41, No. 2, p. 160 – 175

Porter, Michael E, 1993, Keunggulan Bersaing, Penerbit Erlangga

Ravianto, J., 1985, Produktivitas dan Manajemen, Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas, Jakarta.

Richard Hutagaol, 2002, Analisis Pengaruh Budaya Perusahaan Dan Sikap Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Sumber Daya Manusia, Tesis UNDIP Yang Tidak Dipublikasikan

Rivai, 2003, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, PT. Raja GrafindoPersada Jakarta

Robbins, Stephen P, 1996, Organizational Behaviour Concept, Controversiest, Applications, Prentice Hall.Inc, Englewoods Cliffs

Shoemaker, Mary E, 1999, “Leadership Practice in Sales Managers Associated with the Self-Efficiacy, Role Clarity and Job Satisfaction of Indovidual

95

Industrial Salespeople, Journal of Personal Selling and Sales Management, Vol.XIX, Number 4 (Fall, 1999).

Singgih, Santoso, 1999, SPSS ( Statistical Product and Service Solutions). Penerbit PT. Elex Media Komputindo- Kelompok Gramedia Provinsi Banten.

Stumpf, Stephen A and Nancy M Hanrahan (1983), “Designing Organizational Carreer Management Practices to Fit Strategic Management Objectives,” Improving, 326-347

Wibowo, 2012, Manajemen Kinerja, Raja Press, Jakarta

96

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN PADA PT. GLOBALINDO AGRO LESTARI DI

PANDEGLANG

Yulia Eva Arista

[email protected]

Muhammad Mudzakkir

[email protected]

Anik Sri Mujiati

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Rasio Likuiditas pada PT.

Globalindo Agro Lestari (2) Kinerja Perusahaan pada PT. Globalindo Agro

Lestari (3) Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Kinerja Perusahaan pada PT.

Globalindo Agro Lestari.

Penelitian dilakukan di PT. Globalindo Agro Lestari Kecamatan Sobang,

42281, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif merupakan

metode yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan angka. Data yang

digunakan adalah Neraca PT. Gobalindo Agro Lestari tahun 2012 – 2014 dan

Laporan Laba Rugi PT. Globalindo Agro Lestari tahun 2012 –2014. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observai, wawancara dan

dokumentasi. Teknik analisi data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan

Uji Validitas Data, Uji Realibilitas, Analisis Korelasi, Regresi Linear Sederhana,

Analisis Koefisien Determinasi dan Uji t.

hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa : Uji validitas data

diperoleh korelasi antar butir dengan skor total 43,86% maka dinyatakan “valid”

item instrumen tersebut. Hasil pengujian reliabilitas data diperoleh nilai

reliabilitasnya sebesar 0,60975949. Berdasarkan tabel kriteria reabilitas tes nilai

reliabilitas tergolong tinggi (0,60 < r₁₁ ≤ 0,80). Nilai koefisien korelasi -0,00055

maka tingkat hubungannya sangat rendah. Hasil regresi linear sederhana. Jadi,

jika Rasio Likuiditas mencapai 15, maka akan diprediksikan akan terdapat

218,96% Kinerja Perusahaan yang berpengaruh. Nilai Koefisien Determinasi (R²)

sebesar 0,03119396 jika dilihat dari tabel Koefisien Determinasi (R²) nilai

0,03119396 berada di korelasi keeratan sangat lemah (0,00 - 0,20). thitung

(0,646983787) < ttabel (2,1604) maka X tidak berpengaruh terhadap Y.

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Kinerja Perusahaan

Latar Belakang

Agribisnis adalah bisnis berbasis

usaha pertanian atau bidang lain yang

mendukungnya, baik di sektor hulu

maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan

"hilir" mengacu pada pandangan pokok

bahwa agribisnis bekerja pada rantai

sektor pangan (food supply chain).

Agribisnis mempelajari strategi

memperoleh keuntungan dengan

97

mengelola aspek budidaya,

pascapanen, proses pengolahan, hingga

tahap pemasaran.

Pada umumnya suatu perusahaan

mempunyai sasaran tertentu yang ingin

dicapai, yaitu mencapai laba atau

keuntungan. Maka diperlukan

kerjasama yang teratur dan terintegrasi

antara fungsi-fungsi yang terdapat

dalam perusahaan. Salah satu aspek

yang perlu diperhatikan bagi

perusahaan adalah bagaimana

mengelolah kebijaksanaan keuntungan

dengan baik terhadap kinerja

perusahaan.

Dalam menjaga kelangsungan

hidup suatu perusahaan berarti

mempertimbangkan aspek likuiditas

dan tercapainya kinerja perusahaan

yang baik merupakan hal penting.

Adapun likuiditas perusahaan

menyangkut kemampuan perusahaan

melunasi kewajiban jangka pendeknya

pada saat jatuh tempo dan kinerja

perusahaan merupakan hasil

keputusan-keputusan manajemen untuk

mencapai suatu tujuan secara efektif

dan efisien.

Salah satu rasio keuangan yang

paling sering dipergunakan adalah rasio

likuiditas. Laporan mengenai

kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibanya (likuiditas)

agar mengetahui keadaan laporan

keuangan pada perusahaan. Tabel rasio

likuiditas pada PT. Globalindo Agro

Lestari di Pandeglang menunjukan

bahwa:

Keterangan 2014 2013 2012

Rasio Lancar (Current ratio) 136,64% 113,64% 112,46%

Rasio Sangat Lancar (quick ratio atau test ratio) 123,38% 102,24% 100,90%

Rasio Kas (Cash ratio) 52,85% 31,59% 19,38%

Rasio Perputaran Kas 1668,26% 3446,42% 4887,95%

Inventory to net working capital 36,20% 83,61% 92,76%

Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)

Tabel 1

Hasil pengukuran rasio likuiditas

Gambar 1

Grafik hasil pengukuran rasio likuiditas.

Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)

0

10

20

30

40

50Rasio Lancar (Currentratio)

Rasio Sangat Lancar(quick ratio atau testratio)Rasio Kas (Cash ratio)

Rasio Perputaran Kas

98

Landasan Teori

1. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan

alat analisis keuangan perusahaan

untuk menilai kinerja suatu

perusahaan berdasarkan

perbandingan data keuangan yang

terdapat pada pos laporan

keuangan (neraca, laporan

laba/rugi, laporan aliran kas).

Rasio menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan

(mathematical relationship) antara

suatu jumlah tertentu dengan

jumlah yang lain.

Fahmi (2011) Rasio dapat

dipahami sebagai hasil yang

diperoleh antara satu jumlah

dengan jumlah yang lainnya. Atau

secara sederhana rasio (ratio)

disebut sebagai perbandingan

jumlah, dari satu jumlah dengan

jumlah lainnya itulah dilihat

perbandingannya dengan harapan

nantinya akan ditemukan jawaban

yang selanjutnya itu dijadikan

bahan kajian untuk dianalisis dan

diputuskan.

Ditegaskan lagi oleh Surjanto

(2010) Rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-

angka yang ada dalam laporan

keuangan dengan cara membagi

satu angka dengan angka lain.

Hasil rasio keuangan ini digunakan

untuk menilai kinerja manajemen

dalam suatu periode apakah

mencapai target seperti yang telah

ditetapkan.

Rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-

angka yang ada dalam laporan

keuangan dengan cara membagi

satu angka dengan angka lainnya.

Perbandingan dapat dilakukan

antara satu komponen dengan

komponen dalam satu laporan

keuangan atau antarkomponen

yang ada diantara laporan

keuangan. Kemudian angka yang

diperbandingkan dapat berupa

angka-angka dalam satu periode

maupun beberapa periode. Kasmir

(2012).

Fahmi (2011) Adapun

manfaat yang bias diambil dengan

dipergunakannya rasio keuangan,

yaitu:

a. Analisis rasio keuangan sangat

bermanfaat untuk dijadikan

sebagai alat menilai kinerja

dan prestasi perusahaan;

b. Analisis rasio keuangan sangat

bermanfaat bagi pihak

manajemen sebagai rujukan

untuk membuat perencanaan;

c. Analisis rasio keuangan dapat

dijadikan sebagai alat untuk

mengevaluasi kondisi suatu

perusahaan dari perspektif

keuangan;

d. Analisis rasio keuangan juga

bermanfaat bagi para kreditor

dapat digunakan untuk

memperkirakan potensi risiko

yang akan dihadapi dikaitkan

dengan adanya jaminan

kelangsungan pembayaran

bunga dan pengembalian

pokok pinjaman;

e. Analisis rasio keuangan dapat

dijadikan sebagai penilaian

bagi pihak stakeholder

organiasasi.

2. Rasio Likuiditas

99

Fahmi (2011) Rasio

likuiditas (liquidity ratio) adalah

kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kewajiban jangka

pendeknya secara tepat waktu.

Contoh membayar listrik, telepon,

air PDAM, gaji karyawan, gaji

teknisi, gaji lembur, tegihan

telepon, dan sebagainya. Karena

itu rasio likuiditas sering disebut

dengan short term liquidity. Rasio

likuiditas secara umum ada dua,

yaitu current ratio dan quick ratio

(acit test ratio).

Sartono (2010) Rasio

likuiditas, yang menunjukan

kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansial

yang berjangka pendek tepat pada

waktunya. Surjanto (2010) Tujuan

dan manfaat rasio likuiditas.

a. Untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar

kewajiban atau utang yang

segera jatuh tempo pada saat

ditagih.

b. Untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek

dengan aktiva lancar secara

keseluruhan.

c. Untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek

dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan sediaan

atau piutang.

d. Untuk mengukur atau

membandingkan antara jumlah

sediaan yang ada dengan

modal kerja perusahaan.

e. Utuk mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia

untuk membayar hutang.

f. Sebagai alat perencanaan

kedepan terutama yang

berkaitan dengan perencanaan

kas dan utang.

g. Menjadi alat pemicu

bagi pihak manajemen untuk

memperbaiki kinerjanya.

h. Sebagai alat bagi pihak luar

terutama yang berkepentingan

terhadap perusahaan dalam

menilai kemampuan

perusahaan agar dapat

meningkatkan saling percaya.

a. Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio

likuiditas yang dapat

digunakan perusahaan untuk

mengukur kemampuan

menurut Kasmir (2012), yaitu:

a. Rasio Lancar (current ratio)

Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat

digunakan sebagai berikut:

Current Ratio=Aktiva Lancar (current assets)

Utang Lancar (current liabilities)

b. Rasio Sangat Lancar (quick ratio atau test ratio)

Rumus untuk mencari rasio sangat lancar (quick ratio) sebagai

berikut:

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =current assets − inventory

current liabilities

Atau

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =kas + bank + efek + piutang

current liabilities

100

c. RasioKas (cash ratio)

Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan

sebagai berikut:

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =cash or cash equivalent

current liabilities

Atau

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =kas + bank

current liabilities

d. Rasio perputaran kas

Rumus yang digunakan:

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 =penjualan bersih

modal kerja bersih

e. Inventory to net working capital

Rumus untuk mencari Inventory to net working capital adalah

sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑜 𝑁𝑊𝐶 =inventory

current assets − current liabilities

3. Kinerja Perusahaan

Menurut Fahmi (2011)

mengemukakan bahwa : Kinerja

Keuangan adalah suatu analisis

yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan

telah melaksanakan dengan

menggunakan secara baik dan

benar.

Kinerja juga didefinisikan

sebagai keberhasilan personel

dalam mewujudkan sasaran

strategik di empat perspektif:

keuangan, customer, proses, serta

pembelajaran dan pertumbuhan

(Mulyadi, 2007).

Hasil rasio keuangan ini

digunakan untuk menilai kinerja

manajemen dalam suatu periode

apakah mencapai target seperti

yang telah ditetapkan. Kemudian

juga dapat dinilai kemampuan

manajemen dalam memberdayakan

sumber daya perusahaan secara

efektif. Dari kinerja yang

dihasilkan ini juga dapat dijadikan

sebagai evaluasi hal-hal yang perlu

dilakukan kedepan agar kinerja

manajemen dapat ditingkatkan

atau dipertahankan sesuai dengan

target perusahaan. Atau kebijakan

yang harus diambil oleh pemilik

perusahaan untuk melakukan

perubahan terhadap orang-orang

yang duduk dalam manajemen

kedepan. Kasmir (2012).

Sistem pengukura kinerja

hanyalah suatu mekanisme yang

memperbaiki kemungkinan bahwa

organisasi tersebut akan

mengimplementasikan strateginya

dengan baik.

1. Definisi Kinerja

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1995), yaitu:

Sesuatu yang dicapai/prestasi

yang

diperlihatkan/kemampuan

kerja. Berdasarkan Webster

New Word Dictionary (1996),

kinerja adalah: Performance is

the act performing/something

done orperformed.

101

Dari dua definisi tersebut

dapat diambil kesimpulan

bahwapengertian kinerja

adalah suatu kemampuan atau

prestasi yang dicapai dalam

melaksanakan suatu tindakan

tertentu.

2. Pengukuran Kinerja

Menurut Halim (2009) Sistem

pengukuran kinerja memiliki

sasaran implementasi strategi.

Dalam menetapkan sistem

pengukuran kinerja,

manajemen puncak memilih

seragkaian ukuran-ukuran

yang menunjukkan strategi

perusahaan. Penilaian kinerja

menurut Mulyadi (2007)

adalah penentuan secara

periodik efektifitas

operasional suatu organisasi,

bagianorganisasi dan

personelnya berdasarkan

sasaran, standar dan kinerja

yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Kerangka Pemikiran

Rasio keuangan adalah rasio

yang mengetahui posisi keuangan dan

untuk mengetahui hubungan dari

neraca dan laporan laba rugi dalam

laporan keuangan, laporan keuangan

dapat dimanfaatkan untuk mengetahui

kinerja keuangan perusahaan. Kinerja

keuangan perusahaan mencerminkan

kemampuan pengelolaan keuangan

perusahaan dalam menjalankan

aktivitas usahanya untuk mengetahui

kinerja suatu perusahaan maka perlu

menganalisis laporan keuangan.

Fahmi (2011) Rasio likuiditas

digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Dengan mengadakan

analisis pada suatu laporan keuangan

pada suatu perusahaan, akan diperoleh

informasi sehubungan dengan kinerja

keuangan perusahaan tersebut serta

akan mendapatkan informasi untuk

kreditur maupun investor yang akan

menanamkan modal di perusahaan,

khususnya dalam hal ini PT.

Globalindo Agro Lestari (PT. GAL).

Gambar 2

Kerangka pemikiran

Sumber : data diolah penulis

Metode Deskriptif

Deskripsi ialah penggunaan kata-

kata untuk merekreasikan sebuah

pengalaman, yang membuat pendengar

atau pembaca dapat merasakan

Kinerja Perushaan Indikator Kinerja Perusahaan

1. Terbayarnya hutang

jangka pendek

2. Terbayarnya hutang

jangka menengah

(hutang antar

perusahaan)

Fahmi (2011:59)

Rasio Likuiditas

Indikator Rasio Likuiditas

1. Rasio lancar

2. Rasio sangat lancar

3. Rasio kas

4. Rasio perputaran kas

5. Inventory to net working

capital

Kasmir (2012:134)

102

pengalaman tersebut. Santana K

(2010).

Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa, kejadian yang terjadi pada

saat sekarang. Penelitian deskriptif

memusatkan perhatian kepada

pemecahan masalah-masalah actual

sebagaimana adanya pada saat

penelitian dilaksanakan dalam

pendidikan. Peneliti berusaha memotret

peristiwa dan kejadian yang menjadi

pusat perhatiannya, kemudian

menggambarkan atau melukiskannya

sebagaimana adanya, sehingga

pemanfaatan temuan penelitian ini

berlaku pada saat itu pula yang belum

tentu relevan bila digunakan untuk

waktu yang lama. Variabel yang

diteiliti bisa tunggal, atau lebih dari

satu variabel, bahkan dapat juga

mendeskripsikan hubungan beberapa

variabel.

Jenis Data

1. Data Primer

Mengadakan penelitian dan

pengumpulan data-data secara

langsung ke perusahaan, dan

penulis mengadakan interview

langsung dengan para karyawan

khususnya bagian keuangan pada

PT. Globalindo Agro lestari, guna

mendapatkan informasi-informasi

yang berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas.

2. Data Skunder

Penelitian yang dilakukan dengan

cara membahas dan mempelajari

literactur-literactur dari buku-buku

wajib, catatan kuliah dan lain-lain

yang berhubungan dengan masalah

yang akan dibahas.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laporan

keuangan PT. Globalindo Agro

Lestari.

2. Sampel

Adapun yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah data-

data keuangan yang berupa neraca

dan laporan laba rugi PT.

Globalindo Agro Lestari tahun

2012, 2013 dan 2014.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang

sesuai dengan perumusan masalah yang

telah dikemukakan didepan dalam

penelitian ini, maka digunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian

(Margono, 2010 : 158). Yakni

melakukan pengamatan lapangan

secara langsung dimana objek

penelitian dilakukan guna

mendapatkan informasi.

b. Wawancara

Wawancara atau teknik

komunikasi adalah cara

mengumpulkan data melalui

kontak atau hubungan pribadi

antara pengumpul data dengan

sumber data (Margono, 2010 :

165). Yakni melakukan wawancara

dengan karyawan yang

mempunyai kompetensi dalam

bidangnya khususnya bidang

keuangan.

c. Dokumentasi:

Cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-

arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau

103

hukum-hukum, dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah

penelitian disebut teknik

dokumenter atau studi dokumenter

(dokumentasi) (Margono, 2010 :

181). Yaitu mengumpulkan data

dari perusahaan yang bersifat

dokumen berupa laporan

keuangan.

Variabel dan Definisi Operasional

Berdasarkan hal-hal yang telah

dijelaskan sebelumnya, maka pada

bagian ini akan dikemukakan definisi

operasional yang menjelaskan variable-

variabel yang berhubungan dengan

perusahaan yang akan diteliti.

Laporan Keuangan merupakan

ringkasan dari suatu proses pencatatan

dan transaksi-transaksi keuangan PT.

Globalindo Agro Lestari yang terjadi

selama tahun buku tertentu. Sedangkan

Kinerja keuangan menunjukkan

keadaan yang menggambarkan

perubahan-perubahan yang terjadi pada

laporan keuangan PT. Globalindo Agro

Lestari. Laporan keuangan yang

digunakan dalam mengukur kinerja

keuangan PT. Globalindo Agro Lestari

yaitu laporan neraca dan laporan Laba

Rugi.

Laporan Neraca ini merupakan

laporan keuangan yang menunjukkan

keadaan posisi aktiva, kewajiban

(hutang) suatu PT. Globalindo Agro

Lestari yang merupakan laporan

sistematis mengenai aktiva suatu

perusahaan. Sedang laporan laba rugi

merupakan laporan keuangan yang

menunjukkan hasil usaha atau

pendapatan PT. Globalindo Agro

Lestari dan biaya-biaya selama suatu

periode tertentu.

Rasio Likuiditas merupakan

kemampuan PT. Globalindo Agro

Lestari untuk membayar atau

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendek yang segera harus dipenuhi.

Indikator variabel yang digunakan

dalam rasio Likuiditas ini yaitu Current

Ration, Acid quick ratio, Cash Ratio,

rasio perputaran kas, dan inventory to

net working capital.

Current Ratio merupakan rasio

yang membandingkan antara aktiva

lancar yang dimiliki PT. Globalindo

Agro Lestari dengan hutang jangka

pendek. Sedangkan Quick Ratio, rasio

menunjukkan kemampuan aktiva yang

paling likuid mampu menutupi hutang

lancar. Cash Ratio merupakan rasio

yang membandingkan antara kas dan

aktiva lancar yang bisa segera menjadi

uang kas dengan hutang lancar.

Dalam setiap menganalisa rasio

terhadap Laporan keuangan, PT.

Globalindo Agro Lestari sehingga

penulis menggunakan perbandingan

sebagai berikut :

1. Perbandingan antara rasio

sekarang dengan rasio historis dari

PT. Globalindo Agro Lestari,

sehingga penulis menggunakan

angka-angka yang terdapat pada

Laporan keuangan perusahaan

yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014.

2. Di samping hal tersebut di atas

penulis dalam mengadakan analisis

rasio berpatokan pada rasio

keuangan yang digunakan oleh

peusahaan tersebut yaitu rasio

Likuiditas, serta kriteria yang

terdapat pada literatur.

Teknis Analisis Data

Teknik analisis data akan diolah

dan dianalisis dengan menggunakan

metode sebagai berikut :

1. Uji validitas data

Validitas adalah pengukuran

yang menunjukan tingkat

ketepatan (kesahihan) ukuran suatu

104

instrumen terhadap konsep yang

diteliti. Suatu instrumen adalah

tepat untuk digunakan sebagai

ukuran suatu konsep jika memiliki

tingkat validitas yang tinggi.

Sebaliknya, validitas rendah

mencerminkan bahwa instrumen

kurang tepat untuk diterapkan.

(Suharso 2009 ).

Uji validitas adalah menguji

alat ukur yang dibuat peneliti

berdasarkan teori yang telah dipilih

dengan data (jawaban responden)

hasil uji coba. Pengujian validitas

tiap butir digunakan analisis item

yaitu mengkorelasikan skor tiap

butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir

dengan rumus korelsi produk

moment.

Selanjutnya dalam

memberikan interpretasi terhadap

koefisien korelasi, jika korelasi

antara butir dengan skor total = 0,3

(minimum), maka dinyatakan

“valid” item instrumen tersebut,

tetapi bila kurang dari 0,3 berarti

“tidak valid” (Sugiyono 2007).

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas digunakan

untuk kehandalan alat ukur yang

dibuat oleh peneliti. Uji reliabilitas

dilakukan menurut masing-masing

variabel. Pengujian reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini

dilakukan dengan “internal

consistency” dengan teknik belah

dua (split half) yang dianalisis

dengan rumus Spearman Brown.

Untuk keperluan itu maka butir-

butir instrumen dibelah menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok

instrumen ganjil dan kelompok

genap. Kemudian skor data tiap

kelompok tersebut dikorelasikan,

kemudian koefisien korelasi

tersebut dimasukkan dalam rumus

Spearman Brown (Sugiono, 2007) Adapun kriteria realibilitas tes adalah

sebagai berikut:

Koefisien Korelasi Klasifikasi

r 11≽0,20 Sangat rendah

0,20≺r11≼0,40 Rendah

0,40≺r11≼0,60 Sedang

0,60≺r11≼0,80 Tinggi

0,80≺r11≼1.00 Sangat tinggi

(Suherman, 2001)

Tabel 2

Kriteria Realibilitas Tes

3. Analisis Korelasi

Analisa korelasi merupakan

kekuatan untuk mengukur

kekuatan antar variabel (Sugiyono,

2007:212). Korelasi merupakan

istilah yang digunakan untuk

mengukur kekuatan atau besarnya

pengaruh hubungan antar variabel.

Jenis korelasi yang digunakan

adalah korelasi product moment,

yaitu digunakan untuk mencari

hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan antar dua

variabel atau lebih sama (Sugiono,

2007).

Menurut sugiyono (2007)

Penentuan kuat lemahnya

koefisien, digunakan batasan-

batasan penafsiran sebagai berikut:

Interval Koefisien

Tingkat

Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Sumber : Sugiono, 2007

Tabel 3

Pedoman untuk memberikan Interprestasi

Koefisien Korelasi

4. Regresi Linear Sederhana

105

Setelah ditentukan

pengukuran korelasi antar

variabel dengan

menggunakan koefisien

korelasi pearson product

moment seperti diatas,

kemudian dilanjutkan

dengan prediksi tentang

variabel dipenden terhadap

variabel independen secara

individual dengan

menggunakan analisis

regresi sederhana

Dampak dari

penggunaan analisis regresi

dapat digunakan untuk

memutuskan apakah naik

dan menurunnya nilai dalam

variabel terikat (Y) dapat

dilakukan melalui menaik

dan menurunnya nilai

variabel bebas (X)

(Sugiyono, 2007).

5. Analisis Koefisien

Determinasi

Untuk mengetahui

besarnya presentase variabel

independen terhadap variabel

dependen, dihitung besarnya

Koefisien determinasi (R2).

a. Besarnya R square (R2)

berkisar antara 0 – 1.

Semakin kecil besarnya

R square (R2) maka

hubungan variabel

independen dan

dependen semakin

lemah.

b. Semakin besar besarnya

R square (r2) maka

hubungan variabel

independen dan

dependen semakin kuat.

Menurut Sujianto (2009)

Sifat korelasi akan

menentukan arah dari

korelasi. Nilai korelasi

dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

Koefisien

Korelasi

Klasifikasi

0,00 - 0,20 Sangat lemah

0,21 - 0,40 Lemah

0,41 - 0,70 Kuat

0,71 - 0,90 Sangat kuat

0,91 - 0,99 Kuat sekali

1 Sempurna

Tabel 4

Kriteria Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi

(R2) pada intinya bertujuan

untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai

(R2) yang kecil berarti

kemampuan variabel

independen dalam

menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu

berarti variabel independen

memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali,

2011).

6. Uji t

Dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya

pengaruh variabel bebas

secara parsial terhadap

variabel terikat. Untuk menguji variabel

yang berpengaruh antara rasio

likuiditas (X), terhadap kinerja perusahaan (Y) secara

individual (parsial) maka

digunakan uji t. Hipotesis

106

yang diuji dengan taraf nyata

α = 5% adalah:

Untuk mengetahui

hubungan kedua variabel,

yaitu Variabel X (rasio

likuiditas) dengan variabel Y

(kinerja perusahaan) maka

digunakan rumus t-hitung

(Sugiyono, 2007:214) :

Setelah nilai t-hitung

diketahui, kemudian

dibandingkan dengan nilai t-

tabel, dengan derajat

kebebasan (df) = n – 2,

sehingga pada akhirnya

dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

Pembahasan

Rasio Likuiditas

Untuk menganalisis tingkat

likuiditas PT Globalindo Agro Lestari

selama dua tahun terakhir (tahun 2012,

2013 dan 2014) penulis menggunakan

rasio lancar, rasio sangat lancar, rasio

kas, rasio perputaran kas, dan

inventory to net working capital

Tabel 5

Aktiva lancar, Utang lancar, Persediaan, Kas dan setara kas, Penjualan

bersih dan Modal kerja bersih

Keterangan 2014 2013 2012

Aktiva Lancar

420.316.388.535

363.881.019.917

219.818.034.145

Utang Lancar

307.608.669.233

320.197.405.822

195.455.567.772

Persediaan

40.795.755.774

36.523.703.417

22.598.712.855

Kas dan setara kas

162.584.129.984

101.142.256.234

37.871.639.602

Penjualan bersih

1.880.262.901.697

1.505.519.937.691

1.190.825.893.340

Modal kerja bersih

112.707.719.302

43.683.614.095

24.362.466.373

Sumber: Olah data PT. Globalindo Agro Lestari

a. Rasio Lancar (current ratio)

1) Rasio lancar merupakan rasio

untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek atau

utang yang segera jatuh tempo

pada saat ditagih secara

keseluruhan.

2) Rumus untuk mencari rasio

lancar atau current ratio dapat

digunakan sebagai berikut:

Current Ratio =𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x100%

b. Rasio Sangat Lancar (quick ratio

atau test ratio)

1) Merupakan rasio yang

menunjukan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi

atau membayar kewajibannya

atau utang lancar (utang

jangka pendek) dengan aktiva

lancar tanpa memperhitungkan

nilai sediaan (inventory).

107

2) Rumus untuk mencari rasio

sangat lancar (quick ratio)

sebagai berikut:

Quick Ratio =𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 X 100%

c. Rasio Kas (cash ratio)

1) Rasio kas merupakan

rasio untuk mengukur

seberapa besar uang

yang benar-benar siap

untuk digunakan

untuk membayar

uatangnya.

2) Rumus untuk mencari

rasio kas atau cash

ratio dapat digunakan

sebagai berikut:

Cash Ratio =𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑟 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 X 100%

d. Rasio perputaran kas

1) Mengukur tingkat

kecukupan modal

kerja perusahaan

yang dibutuhkan

untuk membayar

tagihan dan

membiayai penjualan.

2) Rumus yang

digunakan:

Rasio Perputaran Kas =𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎX 100%

e. Inventory to net working

capital

1) Rasio yang digunakan

untuk membandingkan

antara jumlah sediaan

yang ada dengan modal

kerja perusahaan.

2) Rumus untuk mencari

Inventory to net working

capital adalah sebagai

berikut:

Inventory to NWC =𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠× 100%

Keterangan 2014 2013 2012

Rasio Lancar (Current ratio) 136,64% 113,64% 112,46%

Rasio Sangat Lancar (quick ratio

atau test ratio) 123,38% 102,24% 100,90%

Rasio Kas (Cash ratio) 52,85% 31,59% 19,38%

Rasio Perputaran Kas 1668,26% 3446,42% 4887,95%

Inventory to net working capital 36,20% 83,61% 92,76%

Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)

Tabel 6

Hasil pengukuran rasio likuiditas

.

108

Gambar 3

Grafik hasil pengukuran rasio likuiditas

Sumber: PT. Globalindo Agro Lestari (Data diolah)

Pengujian Persyaratan Statistik

a. Uji validitas data

Validitas adalah

pengukuran yang

menunjukan tingkat

ketepatan (kesahihan) ukuran

suatu instrumen terhadap

konsep yang diteliti (Suharso

2009 : 108).

Suharso (2009 :108)

Validitas eksternal adalah uji

validitas yang dilakukan

dengan mengkorelasikan

instrumenyang didesain

terhadap data empiris yang

terjadi di lapangan. Dengan

sekelompok subjek yang

sama, di dalam organisasi

tersebut dilakukan

pengamatan terhadap kinerja

perusahaan yang

bersangkutan dengan

menggunakan metode

pengumpulan data

dokumentasi. Hasil dari dua

metode pengumpulan data

tersebut, satu sisi dinamakan

sebagai varabel X dan sisi

yang lain sebagai variabel Y.

Uji validitas adalah

menguji alat ukur yang

dibuat peneliti berdasarkan

teori yang telah dipilih

dengan data (jawaban

responden) hasil uji coba.

Pengujian validitas tiap butir

digunakan analisis item yaitu

mengkorelasikan skor tiap

butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor

butir dengan rumus korelsi

produk moment.

𝒓b =∑𝒙𝒚

√(∑𝒙𝟐) (∑𝒚𝟐)

𝒓b =∑𝟐𝟑𝟒𝟕𝟖, 𝟑𝟑%𝒙𝒚

√(𝟑𝟖𝟔𝟓𝟒𝟏, 𝟒𝟗% ) (𝟕𝟒𝟏𝟐, 𝟐𝟓%)

𝒓b = 𝟒𝟑, 𝟖𝟔%

Selanjutnya dalam

memberikan interpretasi

terhadap koefisien korelasi,

jika korelasi antara butir

dengan skor total = 0,3

(minimum), maka

05

101520253035404550 Rasio Lancar (Current ratio)

Rasio Sangat Lancar (quickratio atau test ratio)

Rasio Kas (Cash ratio)

Rasio Perputaran Kas

Inventory to net workingcapital

109

dinyatakan “valid” item

instrumen tersebut, tetapi

bila kurang dari 0,3 berarti

“tidak valid” (Sugiyono

2007:152).

Jadi, korelasi antar butir

dengan skor total 43,86%

maka dinyatakan “valid”

item instrumen tersebut.

b. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas

digunakan untuk kehandalan

alat ukur yang dibuat oleh

peneliti. Uji reliabilitas

dilakukan menurut masing-

masing variabel. Pengujian

reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini dilakukan

dengan “internal

consistency” dengan teknik

belah dua (split half) yang

dianalisis dengan rumus

Spearman Brown. Untuk

keperluan itu maka butir-

butir instrumen dibelah

menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok instrumen ganjil

dan kelompok genap.

Kemudian skor data tiap

kelompok tersebut

dikorelasikan, kemudian

koefisien korelasi tersebut

dimasukkan dalam rumus

Spearman Brown (Sugiono,

2007:153) sebagai berikut :

𝒓i =𝟐𝒓b

𝟏 + 𝒓b

𝒓i =𝟐(𝟒𝟑, 𝟖𝟔%

𝟏 + 𝟒𝟑, 𝟖𝟔

𝒓i =𝟎, 𝟖𝟕𝟕𝟐

𝟏, 𝟒𝟑𝟖𝟔

𝒓i = 𝟎, 𝟔𝟎𝟗𝟕𝟓𝟗𝟒𝟗

Hasil pengujian

reliabilitas data diperoleh

nilai reliabilitasnya sebesar

0,60975949. Berdasarkan

tabel kriteria reabilitas tes

nilai reliabilitas tergolong

tinggi (0,60 < r₁₁ ≤ 0,80).

Artinya data valid karena

berada diatas 0,050 dan

tingkat reliabelnya tinggi.

c. Analisis Korelasi

Analisa korelasi

merupakan kekuatan untuk

mengukur kekuatan antar

variabel (Sugiyono, 2007).

Korelasi merupakan istilah

yang digunakan untuk

mengukur kekuatan atau

besarnya pengaruh hubungan

antar variabel. Jenis korelasi

yang digunakan adalah

korelasi product moment,

yaitu digunakan untuk

mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis

hubungan antar dua variabel

atau lebih sama (Sugiono,

2007:212).

Uji korelasi dengan

menggunakan rumus product

moment person berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑦

{𝑁 ∑ 𝑥2

− (∑ 𝑥)2}{𝑁 ∑ 𝑌2

− (∑ 𝑦)2}

𝑟𝑥𝑦 =−12948,20%

236849,084

𝑟𝑥𝑦 = −0,00055

Menurut sugiyono (2007)

Penentuan kuat lemahnya

koefisien, digunakan

batasan-batasan

penafsiran,karena nilai

110

koefisien korelasi -0,00055

maka tingkat hubungannya

sangat rendah. Jadi, semakin

tidak baik validitas eksternal

instrumen yang didesain

tersebut.

d. Regresi Linear Sederhana

Setelah ditentukan

pengukuran korelasi antar

variabel dengan

menggunakan koefisien

korelasi pearson product

moment seperti diatas,

kemudian dilanjutkan

dengan prediksi tentang

variabel dipenden terhadap

variabel independen secara

individual dengan

menggunakan analisis

regresi sederhana. Regresi

sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional

ataupun kausal satu variabel

independen dengan satu

variabel dependen. Dimana

analisis ini digunakan bila

ingin mengetahui bagaimana

variabel terikat (Y) dapat

diprediksikan melalui

variabel bebas (X).

Dampak dari

penggunaan analisis regresi

dapat digunakan untuk

memutuskan apakah naik

dan menurunnya nilai dalam

variabel terikat (Y) dapat

dilakukan melalui menaik

dan menurunnya nilai

variabel bebas (X)

(Sugiyono, 2008 : 237).

Berikut ini rumus untuk

menggunakan regresi linear

sederhana:

Y = a + bX

Selain itu untuk mencari

harga a dan b digunakan

rumus seperti di bawah ini :

𝑎 =(𝑌)(𝑋2) − (𝑋)(𝑋𝑌)

𝑛 (𝑋2) − (𝑋)2

𝑏 =𝑛 (𝑋𝑌) − (𝑋)(𝑌)

𝑛(𝑋2) − (𝑥)2

𝑎 =(3316,80%)(386541,49%) − (11008,28%)(23478,33%)

15 (386541,49%) − (1211822,8%)

𝑎 =10236262,35%

4586299,41%

𝑎 = 223,19%

𝑏 =15 (23478,33%) − (11008,28%)(3316,80%)

15(386541,49) − (1211822,8%)

𝑏 =− 12948,20%

4586299,41

𝑏 = 0,28%

Masukan rumus Y = a + bX

Lakukan Prediksi atau Peramalan terhadap Variabel Faktor Pengaruh

atau Variabel Terhadap. Prediksikan Hasil Kinerja Perusahaan jika

Rasio Likuiditas itu adalah (Variabel X), contohnya : 15

111

Y = 223,19% + 0,28% (15)

Y = 218,96%

Jadi, jika Rasio Likuiditas mencapai 15, maka akan diprediksikan akan

terdapat 218,96% Kinerja Perusahaan yang berpengaruh.

e. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar

kecilnya kontribusi dari variabel X (Rasio Likuiditas) terhadap variabel

Y (Kinerja Perusahaan) maka digunakan rumus sebagai berikut :

KD = r2 X 100%

KD = 0,03119396 X 100%

KD = 0,03119396

Diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,03119396

jika dilihat dari tabel Koefisien Determinasi (R²) nilai 0,03119396

berada di korelasi keereatan sangat lemah (0,00 - 0,20) artinya ada

hubungan positif namun sangat lemah.

2. Uji t

Untuk Uji t ada penyusunannya adalah :

Var 1 2 3 4 5 6 7 8

X 136,65% 123,38% 52,85% 1668,26% 36,20% 113,64% 102,24% 31,59%

9 10 11 12 13 14 15 Ʃ

3446,42% 83,61% 112,46% 100,90% 19,38% 4887,95% 92,76% 11008,28%

Var 1 2 3 4 5 6 7 8

Y 252,76% 252,76% 252,76% 252,76% 252,76% 210,80% 210,80% 210,80%

9 10 11 12 13 14 15 Ʃ

210,80% 210,80% 199,79% 199,79% 199,79% 199,79% 199,79% 3316,80%

Tabel 7

Data 15 Sampel Rasio Likuiditas (X) dan Kinerja Perusahaan (Y)

ƩX²ᵢ = 386541,49% ƩY²ᵢ = 7412,25% ƩXᵢYᵢ = 23478,33%

X adalah dalam persentase rasio

likuiditas dan Y adalah kinerja

perusahaan dalam persentase. Dapat

disimpulkan, bahwa ada hubungan

secara linier atas basis data X dan Y?

Tes statistik : 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = √𝑛−2

1−𝑟2

𝑟 , tes

statistik adalah distribusi t student

degrees of freedom (df) = n-2 = 13.

Derajat signifikansi (α) adalah 5%.

112

3. Interpretasi Hasil Penelitian

Karena tes dua sisi maka α = 0,025

sehingga ttabel = 2,1604 {t0,025;13}

r2 =𝑆𝑆𝑅

𝑆𝑆𝑇

𝑆𝑆𝑅 = 𝑏2 [∑ 𝑥𝑖2 −

(∑ 𝑥𝑖) 2

𝑁]

𝑆𝑆𝑇 = ∑ 𝑌 −(∑ 𝑌𝑖) 2

𝑛

𝑏 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − ∑ 𝑋𝑖 ∑ 𝑌𝑖

n ∑ Xi2 − (∑ Xx) 2

𝑏 =15(23478,33%) − (1108,28% ∗ 3316,80%)

15(386541,49%) − (11008,28% ∗ 11008,28%)

b = -0,28%

b2 = 0,00080%

SSR = 0,00080% x (386541,49% - (11008,28% x 11008,28%) : 15)

SSR = 0,02437054

SST = 7412,25% - (3316,80% x 3316,80%) : 15

SST = 0,781258292

r2 =𝑆𝑆𝑅

𝑆𝑆𝑇

r2 =0,02437054

0,781258292

𝑟2 = 0,031194

𝑟 = 0,17662

thitung = 𝑟√ 𝑛 − 21 − 𝑟²

hasil perhitungan tes statistik :

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,17662√15 − 2

1 − 0,031194

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,17662√13

0,968806

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,17662 ∗ 3,6634

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,66983787

𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,1604

113

Karena t hitung < t table,

artinya ada hubungan antara

Rasio Likuiditas dengan Kinerja

Perusahaan.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan

pembahasan hasil penelitian yang telah

dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian persyaratan

statistik dengan uji validitas data

diperoleh korelasi antar butir

dengan skor total 43,86% maka

dinyatakan “valid” item instrumen

tersebut.

2. Berdasarkan pengujian persyaratan

statistik dengan hasil pengujian

reliabilitas data diperoleh nilai

reliabilitasnya sebesar 0,60975949.

Berdasarkan tabel kriteria

reabilitas tes nilai reliabilitas

tergolong tinggi (0,60 < r₁₁ ≤

0,80). Artinya data valid karena

berada diatas 0,050 dan tingkat

reliabelnya tinggi.

3. Berdasarkan pengujian persyaratan

statistik dengan hasil nilai

koefisien korelasi -0,00055 maka

tingkat hubungannya sangat

rendah. Jadi, semakin tidak baik

validitas eksternal instrumen yang

didesain tersebut.

4. Berdasarkan pengujian persyaratan

statistik dengan hasil regresi linear

sederhana. Jadi, jika Rasio

Likuiditas mencapai 15, maka

akan diprediksikan akan terdapat

218,96% Kinerja Perusahaan yang

berpengaruh.

5. Berdasarkan pengujian persyaratan

statistik dengan hasil diperoleh

nilai Koefisien Determinasi (R²)

sebesar 0,03119396 jika dilihat

dari tabel Koefisien Determinasi

(R²) nilai 0,03119396 berada di

korelasi keereatan sangat lemah

(0,00 - 0,20) artinya ada hubungan

positif namun sangat lemah.

6. Berdasarkan hasil pengujian

dengan hasil keputusan statistik :

karena thitung (0,646983787) < ttabel

(2,1604) maka X tidak

berpengaruh terhadap Y secara

linier ; ρ < 0,010

114

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kasmir, Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Alfabeta.

Dr. Kasmir, Jakfar. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Fahmi, Ilham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, Ilham. 2010. Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabeta.

Gozali, Imam.2009. ekonomertika teori,kosep dan amplikasi. Semarang : badan

penerbit universitas diponogoro.

Keown Arthur. J., John D. Martin, J. William Petty, David F. Scott, JR. 2011.

Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, Jilid 1.

Jakarta: Indeks.

Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Jakarta:

Indeks.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyaningsih, Neneng. 2012. Modul Akuntansi Biaya, Serang:

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi edisi 4.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Santana, K. Septiawan. 2010. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif,

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Sudaryono. 2011. Statistik Deskriptif Gampang Mengerjakan Mudah

Menerapkannya dalam Analisis Data. Tangerang: Dinas Pendidikan

Provinsi Banten.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung :

Alfabeta.

Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis : Pendekatan

Filosofi dan Praktis. Jakarta : PT Indeks

Suherman,Erman. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika.

Jakarta:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 1 Februari 2014|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

http://dinnielvera.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses pada 17 Agustus 2015 pukul 14.02 WIB.

http://pengertiandefinisi-arti.blogspot.com/2012/03/pengertian-definisi-

agribisnis.html diakses pada 1 Agustus 2015 pukul 10:38 WIB.