abortus 1

13
1.1 BATASAN Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.1 1.2 KLASIFIKASI Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu: § Menurut terjadinya dibedakan atas : 1. Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja. 2. Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi: a. Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan medis, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu. b. Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis. Menurut gambaran klinis, dibedakan atas: - Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervagina, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. - Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri. - Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. - Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.

Upload: albertus-berfan-sletering

Post on 09-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abortus inkomkplit

TRANSCRIPT

Page 1: abortus 1

1.1 BATASAN

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.1

1.2 KLASIFIKASI

Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu:

§ Menurut terjadinya dibedakan atas :

1. Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja.

2. Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.

Abortus ini terbagi lagi menjadi:

a. Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan medis, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu.

b. Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:

- Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervagina, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.

- Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.

- Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

- Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.

- Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.

- Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.

- Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.

- Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium. 1,2,3,4

Page 2: abortus 1

1.3 ETIOLOGI

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya abortus yaitu :

a. Faktor genetik

· Sekitar 5 % abortus terjadi karena faktor genetik.

· Paling sering ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi16

b. Faktor endokrin 8,9

· Faktor endokrin berpotensial menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20 % kasus.

· Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak cukupnya produksi progesteron).

· Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik ovarium merupakan faktor kontribusi pada keguguran.

c. Faktor infeksi

· Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus)

d. Faktor imunologi

· Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang plasenta sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari plasenta tersebut.2,3,4

1.4 PATOGENESIS

Fetus dan plasenta keluar bersamaan pada saat aborsi yang terjadi sebelum minggu ke sepuluh, tetapi terpisah kemudian. Ketika plasenta, seluruh atau sebagian tertinggal didalam uterus, perdarahan terjadi dengan cepat atau kemudian. Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kemailan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal. Hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium menyebabkan banyak terjadi perdarahan. 3

Patogenesis terjadinya infeksi :

Bakteri menyebabkan penyakit berdasarkan 3 mekanisme dasar yaitu:

1. Invasi ke jaringan

Page 3: abortus 1

Kemampuan dari beberapa bakteri tergantung dari luasnya enzim yang bekerja ektraseluler. Contohnya banyak bakteri Gram positif memproduksi hyaluronidase dan kolagenase. Enzim ini meningkatkan difusi melalui jaringan penyambung dengan cara depolimerase asam hyaluronidase. Pada abortus provokatus kriminalis, invasi mikroba sangat dipermudah dengan adanya jelas pada mukosa uterus.

2. Reaksi hipersensitivitas

3. Resistensi mikroba

1.5. GAMBARAN KLINIS

Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas. Perdarahan bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku); sudah ada keluar fetus atau jaringan. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya. 3

1.6. DIAGNOSA

Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :

a. Anamnesa:

- Adanya amenore pada masa reproduksi

- Perdarahan pervagina disertai jaringan hasil konsepsi

- Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis

b. Pemeriksaan Fisis :

- Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan

- Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus, dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.

- Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.

- Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.

c. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit.

Page 4: abortus 1

2. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi. 3,4

1.7. DIAGNOSA BANDING

- Abortus komplit

- Kehamilan ektopik

1.8. PENATALAKSANAAN

1. Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup.

2. Pemberian antibiotika yang cukup tepat

- Suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam

- Suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam

- atau antibiotika spektrum luas lainnya

3. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.

4. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.

Semua pasien abortus disuntik vaksin tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat atau infeksi. Pasien dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari. Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami demam atau nyeri setelah perdarahan atau gejala yang lebih berat.Tujuan perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi. 1,2.3.4

1.9. KOMPLIKASI

1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.

Page 5: abortus 1

3. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.

4. Infeksi

Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas pada desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas. 2,3,4

1.10. PROGNOSA

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya.

- Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.

- Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.

- Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas. 3

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PENDERITA

NAMA : Ny. Yenik

UMUR : 27 tahun

PENDIDIKAN : SMU

NO.REGISTRASI : 179393

Page 6: abortus 1

PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga

AGAMA : Islam

NAMA SUAMI : Tn. Doni

UMUR : 28 tahun

PENDIDIKAN : SMU

PEKERJAAN : Tukang batu

AGAMA : Islam

ALAMAT : jln. Mastrip gang 3 Mojoroto

MRS : Tgl. 18-10-2009

PUKUL : 09.30 WIB

2.2 ANAMNESA

1. Keluhan utama : Perdarahan pervaginam

- Pasien amenore 2 bulan. Tanggal 16-10-2009, jam 11.00 penderita mengeluarkan darah dari jalan lahir sedikit warna merah segar,dan nyeri perut, kemudian periksa ke bidan, mendapat suntikan anti perdarahan, dan pasien pulang.

- Tanggal 17-10-2009, pasien masih mengeluarkan sedikit darah dari jalan lahir,tetapi tidak memeriksakan diri, dan tetap melakukan aktifitas sehari-hari.

- Tanggal 18-10-2009, perdarahan bertambah banyak dan bergumpal-gumpal, pasien pergi ke RS Gambiran,disarankan untuk MRS

2. Riwayat haid :

§ Menarche : 13tahun

§ Pola haid : Teratur

§ Siklus : 28 hari

§ Jumlah : Biasa

§ Lama haid : 7 hari

§ Nyeri : Iya,sebelum haid

§ HPHT : 22-08-2009

Page 7: abortus 1

§ Taksiran persalinan : 29-05-2010

3. Riwayat keputihan :

Tidak ada

4. Riwayat kehamilan/persalinan :

§ Persalinan : -

§ Jumlah anak hidup : -

§ Jumlah anak mati : -

§ Abortus : -

§ Anak terkecil umur : -

§ Pernah operasi : Tidak

§ Imunisasi TT : 1 kali

§ ANC : Tidak rutin (1kali)

5. Riwayat perkawinan :

§ Kawin : Ya

§ Berapa kali : 1 kali

§ Lama perkawinan : 6 bulan

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis GCS : 456

Tensi : 100/70 mmHg Nadi :96 x/menit

Temperatur axiler : 36,4 o C

Berat Badan : 51 Kg

Tinggi Badan : 148 cm

Anemis : - Ikterus : -

Jantung : Normal

Paru : Rh -/- Wh : -/-

Page 8: abortus 1

Abdomen : Supel, BU +

Genetalia : Normal, tampak sedikit perdarahan

Extremitas edema : -/-

Reflek patella : +/+

Riwayat penyakit dahulu : -

Riwayat penyakit keluarga : -

2.4 STATUS KEBIDANAN

§ Pemeriksaan luar :

- Tampak perut normal, tidak ada pembesaran

- Tinggi fundus uteri tidak teraba

§ Pemeriksaan dalam :

- Inspeksi : vulva/vagina terlihat perdarahan pervaginam sedikit

- Vaginal toucher tidak terdapat pembukaan.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

§ Tgl 18/10/2009 :

Hb darah : 11,7 g/dl

HCT : 36,0 %

WBC 13,3 g/dl

§ USG

Dari hasil USG di RS GAMBIRAN oleh dr. Sutoko, Sp.OG pada Tgl : 19/10/2009 jam 10.00, terdapat sisa hasil konsepsi.

2.6 DIAGNOSA KERJA

§ Abortus inkomplit

2.7 PENATALAKSANAAN

Page 9: abortus 1

§ Curetage, yang dilakukan tgl 20/10/2009

Terapi : amoxcillin 3x1

Asam mefenamat 3x1

Metil ergometrin 3x1

Terapi Infus : RL

2.8 OBSERVASI

· 12 jam setelah curetage, suhu badan pasien naik menjadi 38 C.

BAB III

DISKUSI

Dalam laporan kasus ini penderita didiagnosa dengan abortus inkomplit. Diagnosa pada penderita ditegakkan berdasarkan :

· Anamnesa :

- Didapatkan keluhan berupa amenore 2 bulan, perdarahan pervagina, dan nyeri perut.

Þ Pada kasus ini perdarahan pervaginam mulai terjadi pada minggu ke 8, dikatakan abortus apabila terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 22 minggu.

· Inspeksi :

- Dapat dilihat perdarahan pervaginam sedikit.

- Ibu tidak kelihatan lemah

· Palpasi abdomen :

- Tinggi Fundus Uteri tidak teraba

· Pemeriksaan ultrasonografi (USG) :

Tanggal 19/20/2009 jam 10.00 oleh dr. Sutoko, Sp.OG : abortus inkomplit, dengan sisa hasil konsepsi.

· Pemeriksaan dalam (VT) :

Page 10: abortus 1

Inspeksi : vulva/vagina terlihat perdarahan pervaginam sedikit

Vaginal toucher tidak terdapat pembukaan

Þ Dari anamnesa, gejala klinis, dan pemeriksaan yang telah kami lakukan maka kemungkinan penyebab perdarahan pervagina yang lain termasuk abortus komplit dan kehamilan ektopik pada kasus ini dapat disingkirkan.

· Post curetage penderita mengalami kenaikan suhu badan hingga mencapai 38 C, T:100/60, N:100 x/mnt, tidak nyeri perut, tinggi fundus uteri tidak teraba, pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis, pervagina masih mengeluarkan darah sedikit tetapi tidak berbau, tidak terdapat pembukaan servik.

è penderita mengalami infeksi, ini dapat disebabkan faktor infeksi dari flora normal genetalia eksterna dan vagina, biasanya oleh bakteri E.Coli atau Streptococcus.

è Penatalaksanaan:

- perbaikan keadaan umum

- pemberian Antibiotik (terutama antibiotik spektrum luas)

BAB IV

KESIMPULAN

Dari diskusi diatas menurut kami kasus ini yaitu abortus inkomplit, sesuai dengan penatalaksanaan, dimana penanganannya adalah dilakukan curetase setelah anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan USG. Tetapi penderita mengalami komplikasi berupa infeksi. Dengan pemeriksaan, dan penatalaksanaan yang cepat dan tepat, komplikasi dapat cegah penyebarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: abortus 1

1. Abortion. Available at: http://www.en.wikipedia.org. Accessed on January, 21 2006.

2. Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan dalam Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Hal : 209 - 214.

3. Incomplete Abortion. Gugur Kandungan. Available at: http://www.findarticles.com Accessed on January, 21 2006.

4. Abortion-Incomplete. Available at: http://www.medlineplus.com. Accessed on Accessed on January, 21 2006.