aaaaa laporan sukamerindu edit.doc

71
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang cukup bermakna yang ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu serta meningkatnya angka harapan hidup, namun dengan terjadinya krisis ekonomi yang berdampak luas telah mempengaruhi perbaikan hasil pembangunan kesehatan dan gizi, semakin besarnya proporsi keluarga miskin yang rawan terhadap masalah- masalah kesehatan. Angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB),dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (millennium Development Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga- perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka 1

Upload: fannykinasih

Post on 28-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang cukup bermakna yang ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu serta meningkatnya angka harapan hidup, namun dengan terjadinya krisis ekonomi yang berdampak luas telah mempengaruhi perbaikan hasil pembangunan kesehatan dan gizi, semakin besarnya proporsi keluarga miskin yang rawan terhadap masalah-masalah kesehatan.Angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB),dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (millennium Development Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015.Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001). Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11.2 Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah telah banyak menetapkan strategi maupun kebijakan berupa program peningkatan kesehatan termasuk penigkatan asuhan antenatal care yang telah lebih dikenal dengan ANC yang merupakan perawatan yang diberikan kepada ibu selama hamil dan merupakan salah satu pilar dalam upaya safe motherhood.Setiap ibu hamil seharusnya mendapat perawatan kehamilannya secara baik, dengan cara memeriksakan kehamilannya, tetapi pada kenyataanya masih banyak ibu hamil belum mengerti yang lebih dalam tentang pemeriksaan kehamilan (ANC). Untuk membantu pemerintah dalam mencapai penurunan AKI (angka kematian ibu) di Indonesia, maka pemerintah mempunyai target cakupan pelayanan Antenatal (K1) 95% dan cakupan pelayanan Antenatal (K4) 90%. Menurut Depkes RI (2005), kondisi derajat kesehatan di Indonesia ini masih memprihatinkan antara lain ditandai dengan tingginya AKI (Angka Kematian Ibu) yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup dan mati bayi baru lahir 35 per 1000 (SDKI 2002 / 2003) dimana beberapa faktor yang melatarbelakangi resiko kematian adalah kurangnya partisipasi ibu yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung.

Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah dengan memberikan pelayanan Antenatal Care yang bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat, dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.Berdasarkan laporan Puskesmas Kelurahan Sukameridu tahun 2011 menunjukkan bahwa meskipun targetnya telah tercapai namun masih ditemukannya angka kematian bayi sebanyak 4 orang yang menempati urutan pertama dari sekian banyak kasus di klinik KIA. Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut, Puskesmas Sukamerindu telah melakukan kegiatan promosi kesehatan (promkes) baik di dalam maupun luar gedung.1.2 PERNYATAAN MASALAHDari beberapa keterangan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul tingkat pengetahuan, perilaku ibu hamil dan dukungan suami terhadap antenatal care (ANC) di wilayah kerja puskesmas Sukamerindu.

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mempelajari pengaruh tingkat pengetahuan, perilaku ibu hamil dan dukungan suami terhadap antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan, perilaku ibu hamil dan dukungan suami terhadap antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu terhadap ANC.

2. Melengkapi tugas lapangan puskesmas dalam modul kedokteran komunitas, mahasiswa semester VI PSPD UNIB mengenai :a. Evaluasi Program Antenatal Care di Puskesmas Sukamerindu tahun 2012b. Diagnosis Komunitas, terkait program Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu. c. Mendapatkan informasi tambahan mengenai masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Sukamerindu

1.4 MANFAAT

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

1. Peneliti dapat mengetahui masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat.

2. Peneliti mampu melakukan evaluasi program dan diagnosis komunitas pada komunitas terkait.

1.4.2 Manfaat Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan Primer (Puskesmas)

Puskesmas dapat mengevaluasi program Antenatal Care tahun 2012.

1.4.3 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai bentuk pengabdian Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu dalam memajukan kesehatan masyarakat. 1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat mengembangkan program promosi kesehatan dan intervensi pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku dan dukungan suami terkait pentingnya ANC bagi ibu hamil sehingga kesadaran untuk melakukan pemeriksaan menjadi lebih baik.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ini domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).2.1.2 Tingkat Pengetahuan1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau si ibu tentang apa yang telah dipelajari antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehesion) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Seseorang atau ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menjelaskan, menyimpulkan, tentang materi yang dipelajari. Misalnya menjelaskan mengapa harus periksa hamil trismester I, II dan III.3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Misalnya si ibu mampu memecahkan masalah atau problem yang terjadi pada kehamilannya tersebut mengalami kelainan / tidak. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau bisa diartikan sebagai kemampuan si ibu untuk membedakan bahwa kehamilan yang dialami normal atau ada kelainan, misal mual muntah yang biasa merupakan hal yang wajar pada sebagian ibu hamil.5. Sintetis (Syntetis) Sintetis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun rencana, merencanakan, dan menyelesaikan antara teori atau materi yang telah ada. Contoh seperti : dalam teori tanda-tanda hamil muda adalah mual, muntah, dan pusing sedang dalam kenyataan kebanyakan ibu hamil muda mengeluh mual, muntah, dan pusing. 6. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri. Misalnya, si ibu dapat membandingkan antara ibu hamil yang diperiksa rutin pada kehamilan, dengan ibu hamil yang tidak mau diperiksa saat hamil.2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Usia

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih percaya dari orang yang belum cukup tinggi kedawasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.2. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita cita tertentu. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga pengetahuan seseorang akan pola terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang terhadap nilai nilai baru yang diperkenalkan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

3. Pekerjaan

Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang.

4. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang paling dominan karena lingkungan manusia mengadakan interaksi dalam proses kehidupannya baik dalam lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya, kelompok, maupun masyarakat yang erat kaitannya dengan kebiasaan, norma adat istiadat yang berlaku di masyarakat.2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu :

a. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara tradisional atau kuno dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Yang termasuk cara ini adalah :

1. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara paling tradisional yang digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Metode ini digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.

2. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Cara kekuasaan atau otoritas adalah pengetahuan yang diperoleh otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, agama mauppun ahli ilmu pengetahuan diterima tanpa diuji, dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.

3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperolah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. 4. Melalui Jalan Pemikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusiapun ikut berkembang, dari sisi manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. b. Cara Modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah atau lebih populer disebut metodelogi penelitian.

2.1.5 Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tingkatan diatas.

2.1.6 Karakteristik Pengetahuan

Kurang

: 39

Kurang Baik : 40 55

Cukup Baik : 56 75

Baik

: 76

2.2 PERILAKU

Skinner dalam Notoatmodjo (2007), seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-OR atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons.a. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus tertentu). Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulus atau reinforcer, karen memperkuat respons.Dilhat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :

a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Green dalam Notoatmodjo (2007), mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yaitu: a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan dan sebagainya.c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.2.3 DUKUNGAN SUAMI

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian kunjungan KI dan K4, keberhasilan upaya kesehatan ibu dan anak khususnya pemeriksaan kehamilan selain tergantung kepada petugas kesehatan, ada dukungan suami yang ikut serta dalam mengingatkan pemeriksaan kehamilan. Wanita hamil selama masa kehamilannya mengalami perubahan fisik dan juga psikologis. Penelitian Werner (2001) menyebutkan bahwa perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada wanita hamil meningkatkandependency need /kebutuhan. Penelitian tersebut juga menunjukan kebutuhan akan perhatian yang lebih besar, keinginan memastikan bahwa bantuan yang dibutuhkan telah tersedia dan keinginan akan keterlibatan teman dan keluarga. Hal ini diperkuat dengan penelitian Marks & Kumar (2001) yang menunjukan bahwa kecemasan yang dialami oleh wanita hamil lebih banyak terdapat pada mereka yang kurang mendapat dukungan sosial.Faktor yang dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada wanita hamil adalah adanya dukungan suami yang didapat dari suami, keluarga atau saudara lainnya, orang tua, dan mertua. Dukungan suami yang didapatkan calon ibu akan menimbulkan perasaan tenang, sikap positif terhadap diri sendiri dan kehamilannya, maka diharapkan ibu dapat menjaga kehamilannya dengan baik sampai saat persalinan. Menurut BKKBN, partisipasi suami dalam asuhan kebidanan dapat ditunjukkan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri, mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemi, menentukan tempat bersalin (fasilitas kesehatan) bersama istri, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal menyangkut kesehatan selama kehamilan dan menyiapkan biaya persalinan. Dengan adanya dukungan suami diharapkan wanita hamil dapat mempertahankan kondisi kesehatan psikologisnya dan lebih mudah menerima perubahan fisik serta mengontrol gejolak emosi yang timbul.Dukungan suami yang tinggi disebabkan adanya dukungan emosional, dukungan insrumental, dukungan informasional, dan penilaian yang baik yang diberikan dari keluarga kepada ibu hamil, yang mampu menumbuhkan terjalinnya hubungan yang baik antara keluarga dan ibu hamil dan mencegah kecemasan yang timbul akibat perubahan fisik yang mempengaruhi kondisi psikologisnya. Penelitian yang dilakukan Retnowati (2007) menyebutkan bahwa sebanyak 61,9% ibu hamil mendapat dukungan dari suami mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pemeriksaan ANC, penelitian ANC serupa dilakukan oleh Nurul Hidayati (2008) menunjukkan bahwa partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan suami terhadap asuhan kehamilan.Pada kasus psikologis atau kelainan jiwa yang berat perlu dorongan dan dukungan dari orang terdekat dalam keluarga. Pengaruh faktor psikologis atau kelainan jiwa terhadap kehamilan adalah ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan yang membahayakan terhadap kehamilan.2.4 KONSEP DASAR KEHAMILAN Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.Kehamilan dibagi dalam triwulan yaitu : a. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan.

b. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan.

c. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna, dan pada payudara.

Perubahan yang terdapat pada wanita hamil adalah :

a. Uterus.

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. b. Serviks Uteri.

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. c. Vagina dan Vulva.

Vagina dan vulva akibat estrogen mengalami perubahan pula, adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, dan agak kebiru-biruan.

d. Ovarium.

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravicitatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira 16 minggu.

e. Mamma.

Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan putih berwarna jernih, disebut kolostrum. Sedangkan kalau sudah partus kolostrum akan berubah warnanya agak kuning.

f. Sirkulasi Darah.

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.

g. Sistem Respirasi.

Seorang wanita hamil pada kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas dikarenakan usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

h. Traktus Digestivus.

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea), akibat dari kadar hormon estrogen yang meningkat.

i. Traktus Urinarius.

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga sering timbul kencing.

j. Kulit.

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu : pigmentasi disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat.

k. Metabolisme dalam Kehamilan

Pada wanita hamil basal metabolik rate (BMR) meninggi, sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya. BMR akan meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir.8

2.5 KONSEP DASAR ANTENATAL CARE

2.5.1 Pengertian ANC (Antenatal Care)

Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal.Ante Natal Care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi kehamilannya. Bidan memberi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya (Depkes RI, 2007).Menurut WHO, Ante Natal Care untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan.2.5.2 Tujuan Antenatal Care Antenatal Care bertujuan memfasilitasi hasil yang sehat dan positif, bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan (Depkes RI, 2001). Tujuan antenatal care adalah: 1. memantau kemampuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi. 3. mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. 6. mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal.2.5.3 Standar Pelayanan Standar pelayanan kehamilan yang bertujuan memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan umum dan tumbuh kembang janin, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, deteksi risiko tinggi (anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual), memberikan pendidikan kesehatan serta mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin (Depkes RI, 2002).Terdapat 6 (enam) standart dalam standart pelayanan antenatal care yang terdiri dari :

1. Standart 1 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan motivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. 2. Standart 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4X pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantuan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mencatat data yang tepat setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan, maka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

2. Standart 3 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan dan bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

3. Standart 4 : Pengelolaan Anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Standart 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenai tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. 5. Standar 6 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarga pada trimester III. Untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, bila terjadi keadaan gawat darurat (Depkes, 2001).

2.5.4 Pelayanan Antenatal Care Pelayanan ANC adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional ibu selama kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2001). Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdiri dari tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedik yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum (Depkes RI, 1995).Pelayanan ANC merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya yang mencakup banyak hal meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik baik umum dan khusus. pemeriksaan psikologis, pemerikasaan laboratorium atas intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan secara operasionalnya dikenal dengan standart 10T untuk pelayanan Antenatal Care (ANC) menurut Depkes RI 2010, yang terdiri atas : 1. Timbang BB dan ukur TBBerat badan ibu selama kehamilan haruslah bertambah. Pertambahan berat badan ibu selama hamil merupakan salah satu indikator penilaian status gizi, indikator tumbuh kembang janin. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata 0,3-0,5 kg per minggu. Dalam KMS ibu hamil selama trimester I kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg (350-400gr/mg). Sementara trimester II dan III, sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu pertumbuhan janin, plasenta serta penambahan jumlah cairan amnion berlangsung sangat cepat selama trimester III.

2. Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah diperiksa dan dicatt setiap kunjungan. Bila lebih tinggi dari sebelumnya, perlu diteliti dan harus diberitahukan apa yang harus dilakukan oleh penderita. Tekanan darah ibu hamil yang normal tidak boleh lebih dan 30 mmHg systole dan 15 mmHg diastole. Bila lebih dan itu, hati-hati adanya preeklamsi untuk kehamilan lebih dari 20 minggu.3. Nilai status gizi burukApabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, bayi baru lahir mudah terinfeksi.4. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas symsis dan disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur pada kehamilan >12 minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan > 24 minggu dianjurkan mengukur dengan pita meter. Tinggi fundus uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan sebaliknya mungkin terdapat gemeli, hidramnion atau molahidatidosa (Depkes, 2007). Pengukuran tinggi fundus uteri adalah merupakan pemeriksaan palpasi abdomen, pada pemeriksaan palpasi ini ada cara menurut Leopold (yang sering) I, II, III, IV dan atau cara Kenebel, Budin dan Ahfeld. Biasanya bila dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan cara Leopold I diteruskan dengan Leopold II, III, dan IV sekaligus perabaan gerakan janin dan pemeriksaan auskultasi untuk mendengarkan denyut jantung janin. Tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai besarnya tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, atau penilaian terhadap janin yang tumbuh terlalu besar sehingga tinggi fundus uteri yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda (Depkes, 2007).Menurut Spiegelberd dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis, maka diperoleh :

22 28 minggu : 24 25 cm di atas simfisis.

28 minggu : 26,7 cm di atas simfisis.

30 minggu : 29,5 30 cm di atas simfisis.

32 minggu : 29,5 30 cm di atas simfisis.

34 minggu : 31 cm di atas simfisis.

36 minggu : 32 cm di atas simfisis.

38 minggu : 33 cm di atas simfisis.

40 minggu : 37,7 cm di atas simfisis.

Pengukuran tinggi fundus uteri, kemudian hasil pengukuran dimasukkan dalam perhitungan dengan menggunakan rumus:

Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri 13) x 155 gram: untuk

kepala janin yang masih floating. Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri 12) x 155 gram: untuk

kepala janin yang sudah memasuki pintu atas panggul. Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri 11) x 155 gram: untuk

kepala janin yang sudah melewati atas panggul.10 5. Tentukan presentasi janin dan hitung DJJDenyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanita tidak sedang bersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin, seperti bunyi detik jam dibawah bantal.a. Cara menghitung denyut jantung janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal selama satu menit.

b. Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ

1. Dari adanya denyut jantung janin: tanda pasti kehamilan, anak hidup

2. Dari tempat denyut jantung janin terdengar : presentasi janin, posisi janin (kedudukan punggung), sikap janin, adanya janin kembar

3. Dari sifat denyut jantung janin: keadaan janin6. Skrining status imunisasi TTTujuan pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) adalah untuk melindungi ibu dan bayi dan infeksi tetanus neonatorum. Pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan variabel 4 minggu kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapat TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali saja (TT ulang). Bila ibu pernah mendapatkan suntikan TT 2 kali, diberikan suntikan ulang/boster 1 kali pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes, 2007).

Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi TTAntigenInterval (selang waktu minimal)Lama perlindunganPerlindungan

TT 1Pada kunjungan antenatal pertama--

TT 24 minggu setelah TT 13 tahun80

TT 31-6 bulan setelah TT 25 tahun95

TT 41 tahun setelah TT 310 tahun95

TT 51 tahun setelah TT 425 tahun / seumur hidup99

Keterangan :Apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum.

7. Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilanTujuan pemberian tablet zat besi adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil volume darah ibu mengalami pengenceran hingga kira-kira 25%, sedangkan pada masa nifas terjadi banyak pendaharan sehingga membutuhkan Fe yang lebih banyak. Kebijakan program KIA di Indonesia saat ini menetapkan, pemberian tablet Fe (320 mg sulfas ferosis dan 0,5 mg asam folat) untuk semua ibu hamil sebanyak l x 1 tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama hamil yaitu 1000 mg. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil diberikan tablet zat besi (Fe) dan dilakukan pemantauan Hb 1 kali dalam bulan. 8. Test Labolatorium (rutin dan khusus)

Menurut Depkes RI 2002, tes laboratorum hanya dilakukan atas indikasi/diagnosa.

9. Tatalaksana Kasus10. Temu wicaraKebanyakan ibu tampak sehat-sehat saja sampai waktu persalinan dan melahirkan. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal, namun ada sekitar 10-15% dari mereka khususnya di Indonesia yang perlu dirujuk ke tempat pertolongan khusus seperti transfuse darah, tindakan-tindakan khusus (ekstraksi vakum, seksio secarea dan tindakan bedah obstetric). Karena itu seringkali ada suatu masalah yang muncul saat persalinan, seringkali sulit melakukan upaya rujukan dengan cepat. Penundaan dalam membuat keputusan dan pengiriman si ibu ke tempat rujukan akan menyebabkan tertundanya ibu mendapatkan penatalaksanaan yang diharapkan. Penundaan ini akan mempertinggi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2009).2.5.5 Cara pelayanan antenatal

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI 2009 yang terdiri dari:a.Kunjungan Pertama1)Catat identitas ibu hamil2)Catat kehamilan sekarang3)Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu4)Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan5)Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium6)Pemeriksaan obstetric7)Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)8)Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.9)Penyuluhan/konseling.2.5.6 Jadwal Kunjungan ANC

a. Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standart yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung kefasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik di posyandu, pondok bersalin di desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standart dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil.

b. Kunjungan Baru Hamil / K1

Kunjungan baru hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.

c. Kunjungan Ulang

Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standart selama satu periode kehamilan. d. K4

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart yang ditetapkan (Depkes RI, 2001).Menurut buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, saifudin tahun 2002 hal 91 jadwal kunjungan Antenata Care adalah :

1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28). 3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36 dan sesudah minggu ke 36). Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, sehubungan dengan hal-hal diatas, petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik dengan langkah-langkah seperti berikut :

1. Sapa Ibu (dan keluarganya) dan membuatnya merasa nyaman

2. Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan oleh ibu.

3. Melakukan pemeriksaan fisik. 4. Melakukan pemeriksaan laboratorium 5. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai apakah kehamilannya normal :

a. Tekanan darah dibawah 140/90 mmhg

b. Edema hanya pada ekstrimitas c. Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia kehamilan d. Denyut jantung janin 120 sampai 160 denyut permenit e. Gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan.

6. Membantu ibu dan keluarganya, untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat.

a. Bekerja sama dengan ibu keluarganya serta msyarakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran termasuk mengidentifikasi penolongan dan tempat bersalin, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.

b. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi termasuk :

1. mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut.

2. mempersiapkan donor darah

3. mengadakan persiapan finansial

4. mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada ditempat.

7. Memberikan Konseling

a. Gizi : Penigkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari, mengkonsumsi makanan mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang).

b. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda bahaya berikutnya, seperti :

1. Perdarahan pervaginam

2. Sakit kepala lebih dari biasa 3. Gangguan penglihatan 4. Pembengkakan pada wajah atau tangan 5. Nyeri abdomen (epigastrik) 6. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.

c. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.

d. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan. e. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting susu rata atau masuk ke dalam. Dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit. 8. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke-20

9. Memberikan imunisasi tetanus 0,5 cc, jika sebelumnya telah mendapatkan 10. Menjadwalkan kunjungan berikutnya. 11. Mendokumentasikan kunjungan tersebut.

2.5.7 Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan rumus Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.

contoh:

Jika HPHT anda adalah 16 nov 2008, maka:16 -11 - 08+ - +7 3 123 - 8 - 09 (ini tanggal HPL)

2.5.8 Penambahan Berat Badan Pada Ibu Hamil

Depkes RI (2006), menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan omnii. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain lemak tubuh yang meningkat.Tabel 2. Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Prepregnancy weight status BMI*Recommended weight gain

Underweight, 5 tahun sebanyak 676 orang. Jumlah ini sudah termasuk penderita yang berasal dari luar wilayah.c. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Program IPSA berujuan untuk menurunkan angka kematian dan angka kematian dan angka kesakitan Pneumonia. Selama tahun 2011 ditemukan penderita Pneumonia sebanyak 7 oranjg bayi dan 29 balita. Untuk angka penderita Infeksi 598 orang bayi dan 2.243 balita. d. TB ParuSelama tahun 2022 ditemukan penderita Tb Paru sebanyak 60 orang BTA (+) 23 orang dan BTA (-) Rontgen (+) 2 orang, TB Paru Anak 14 orang serta TB Kelenjar sebanyak 3 orang.

e. Demam Berdarah (DHF)

Pada tahun 2011 ditemukan suspect DHF sebanyak 2 kasus di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu.6) Pengobatan

Jumlah kunjungan pasien selama tahun 2011 sebanyak 42.656 kunjungan, terdiri dari 10.758 kunjungan 4 pasien Askes, 21.962 kunjungan pasien gratis (masyarakat umum), 5.426 kunjungan pasien Jamkesmas, 603 kunjungan pasien Gakin/ Jamkeskot dan 3.907 kunjungan Luar Gedung (Posyandu/Posbindu).Bagi pasien yang memerlukan tindak lanjut dirujuk ke RSUD dan RSJ Pusat Bengkulu. Adapun jumlah penderita dirujuk selama tahun 2011 adalah meliputi pasien Askes Gakin/ Jamkesmas sebanyak 438 orang.Jumlah kunjungan di Klinik Umum Puskesmas Sukamerindu selama tahun 2011 sebanyak 12.305 orang pasien. Dengan kasus enyakit baru sebanyak 12.305 orang pasien. Dengan kasus penyakit baru sebanyak 6573 orang dan kasus penyakit lama/ ulangan sebanyak 5732 orang.Puskesmas Sukamerindu selama tahun 2011 melayani tindakan gawat darurat sebanyak 123 orang serta pemeriksaan calon haji sebanyak 156 orang.2. Program PengembanganSelain melaksanakan keenam program unggulan. Puskesmas Sukamerindu juga melaksanakan program peleksanaan pengembangan yaitu:1) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Pelayanan Perkesmas ditujukan untuk memberikan bantuan, bimbinganm penyuluhan, pengawasan dan perlindungan kepada individu, keluarga,kelompok khusus serta masyarakat.

Bantuan yang diberikan untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi akibat ketidaktahuan, ketidakmauan, ataupun ketidakmampuan dengan menggunakan proses keperawatan.

Selama tahun 2011 jumlah keluarga Rawan ada sebanyak 314 KK, sedangkan yang dibina sebnyak 140 KK. Dengan kasus pembinaan maternal resti sebnyak 150 orang, bayi resti sebanyak 5 orang, balita resti 32 orang, usila resti sebanyak 74 orang dan penyakit kronis sebanyak 102 orang dan DO Tb tidak ditemukan.

2) Kesehatan Gigi dan Mulut

Selama tahun 2011 kasus penyakit gigi yang terbanyak adalah penyakit pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 1113 kasus, kemudian Gingifitis dan penyakit periodeltal sebanyak 256 kasus, dan penyakit rongga mulut kelenjar ludah dan lain sebanyak 318 dan Caries Gigi sebanyak 58 kasus. Total kunjungan selama tahun 2011 yaitu sebanyak 1579 kunjungan.

3) Kesehatan Usia Lanjut

Kelompok Usila yang ada sebanyak 7 (tujuh) kelompok Usila, yaitu kelompok Usila Cinta Kasih Sukamerindu, kelompok Usila Kemuning Sukamerindu, kelompok Usila Permataan Rindu Sukamerindu, kelompok Usila Harapan Maju Surabaya, kelompok Usila Kasih abadi Tanjung Jaya, kelompok Usila Kembang Tanjung Agung, serta kelompok Usila Cinta Damai Semarang.

Kegiatan kelompok Usila yang telah dilaksanakan berupa senam bersama, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, penyuluhan kesehatan setiap bulan, penyegaran rohani (pengajian) setiap bulan serta rekreasi bersama setiap tiga bulan sekali. Jumlah Usila yang dilayani selama tahun 2011 sebanyak 1.445 orang.

4) Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

Klinik PKPR Puskesmas Sukamerindu melayani pasien usia remaja (13-19 tahun) yang mempunyai keluahan/ masalah kesehatan termasuk memberikan penyuluhan masalah kesehatan reproduksi bagi para remaja, Penyakit Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/AIDS, Remaja dan permasalahannya serta Dampak Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif). Kegiatan rutin adalah penyuluhan kesehatan di SLTPN 10, SLTPN 7, SMPIT dan SMAIT Hidayatullah serta SMK pelayaran.

3. Program PenunjangSebagai program penunjang Puskesmas Sukamerindu dilengkapi dengan Laboratorium sederhana dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan tahun 2011 adalah pemeriksaan DDR (malaria) sebanyak 2.155 specimen, BTA sebanyak 452 orang sedangkan yang positif 45 orang, pemeriksaan urin sebanyak 106 specimen, HB orang sebanyak 167 orang, golongan darah sebanyak 250 orang serta tes kehamilan sebanyak 50 orang.

a. Hasil Kegiatan di Luar Kegiatan Pokok

1) PPM PosyanduPosyandu yang ada sebanyak 14 Posyandu, yaitu :

a) Posyandu kembang Intan : Kelurahan Pasar Bengkulu

b) Posyandu Mawar

: Kelurahan Sukamerindu

c) Posyandu Seroja

: Kelurahan Sukamerindu

d) Posyandu Kemuning

: Kelurahan Sukamerindu

e) Posyandu Anggrek

: Kelurahan Sukamerindu

f) Posyandu Semoga Jaya: Kelurahan Tanjung Jaya

g) Posyandu Tiara Dika

: Kelurahan Tanjung Agung

h) Posyandu Nusa Indah

: Kelurahan Semarang

i) Posayandu Anggrek Jingga: Kelurahan Semarang

j) Posyandu Sedap Malam: Kelurahan Surabaya

k) Posyandu Teratai

: Kelurahan Surabaya

l) Posyandu Delima

: Kelurahan Surabaya

m) Posyandu kenangan

: Kelurahan Surabaya

n) Posyandu Flamboyan

: Kelurahan Kampung Kelawi

Dalam rangka revitalisasi posyandu, telah dilaksanakan pembinaan kader posyandu atau pelatihan kader posyandu setiap 3 bulan sekali dan pertemuan rutin kader posyandu pada tanggal 4 setiap bulan. Jumlah kader sebanyak 108 orang dan jumlah kader aktif sebanyak 86 orang.

2) Dana SehatDana sehat yang ada sebanyak 3 kelompok dana sehat, yaitu :

a. Posyandu Kenangan Kelurahan Surabayab. Posyandu Delima Kelurahan Surabaya

c. Kelompok Usila Cinta Kasih kelurahan SUkamerindu

3) POKPOK yang ada selama tahun 2011 hanya ada 2 (dua), yaitu POK di Posyandu Kemuning Kelurahan Sukamerindu dan Posyandu Kenangan kelurahan Surabaya, sedangkan POK di Kelurahan lainnya belum terbentuk.

4.1.4 SUMBER DAYA KESEHATAN YANG ADA Dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, Puskesmas Sukamerindu di dukung oleh 42 (empat puluh dua) tenaga yang terdiri dari 3 orang dokter umum 2 orang (saat ini sedang mengikuti pendidikan dokter spesialis), 1 orang dokter gigi, 6 orang sarjana kesehatan masyarakat, 1 orang apoteker, 12 orang perawat, 11 orang bidan, 1 orang perawat gigi, 3 orang S.Kep, 1 orang analis kesehatan, 1 orang sanitarian dan 2 orang tenaga lainnya.

4.1.5 SARANA PELAYANAN KESEHATAN YANG ADAUntuk fasilitas kesehatan, belum terdapat rumah sakit yang berlokasi di Kelurahan Sukamerindu. Akan tetapi, terdapat 1 Rumah Sakit yang terletak jauh dari Kelurahan Sukamerindu. Posyandu berjumlah 14 , Pustu berjumlah 6 , Puskesmas Induk sebanyak 1.Jenis pembayaran yang diterima di Puskesmas Kelurahan Sukamerindu adalah Umum (sesuai retribusi Pemda DKI), Gratis (untuk masyarakat umum), Askes, Jamkesmas, dan Gakin/Jamkeskot. BAB VANALISIS5.1. Analisis Data Skunder

Tabel. Cakupan Frekuensi Kunjungan Ibu Hamil Tahun 2011

No.KelurahanSasaran BumilK1K4

Abs%Abs%

1Sukamerindu24724398,38248100,4

2Tanjung Agung2932110,332110,3

3Tanjung Jaya3839102,640105,2

4Semarang5657101,757101,7

5Surabaya19019010018496,84

6Kp. Kelawi615793,445691,80

7Ps. Bengkulu5661108,9260107,14

Jumlah677679100,2677100

Berdasarkan kunjungan ibu hamil tahun 2011 dan program mengenai kesehatan ibu dan anak di UPTD Puskesmas Sukamerindu, kami tidak menemukan masalah yang berarti mengenai pencapaian target kunjungan dari ibu hamil. Terlihat bahwa nilai absolute pada data tersebut sudah mencapai target sasaran yang ada bahkan ada beberapa yang sudah melebihi. Sehingga target untuk pencapaian kunjungan ibu hamil pada K1 dan K4 sudah tercapai. Akan tetapi kami melihat masih ditemukannya angka kematian bayi walaupun secara umum, pelaksanaan program KIA sudah mencapai target yang telah ditentukan. Penjabaran petugas kesehatan Puskesmas Sukamerindu mengenai kematian bayi, dihubungkan dengan warga pendatang yang tidak menetap di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu, akan tetapi hanya menggunakan pelayanan di Puskesmas Sukamerindu saja. Sehingga beberapa tidak dapat dipantau kehamilannya dari awal.Tabel 5. Rekap Laporan Kegiatan PWS KIANama

KelurahanJml

PenDudukSasaRanK1K4

Bln LaluBln IniKumulatifBln LaluBln IniKumulatif

Abs%Abs%

Sukamerindu7.000145201511881,3182011680

Tj. Jaya1.227255122288342080

Tj. Agung970201168011680

Semarang1.78837413389,18523286,4

Surabaya5.62311617121087,9315109682,75

Kp. Kelawi2.72656683969,67103867,85

Ps. Bengkulu1.63234653088,23643088,23

Jumlah20.966434594336082,94545134880,18

Berdasarkan data kunjungan ibu hamil tahun 2012 di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu dari bulan Januari hingga September didapatkan bahwa untuk K1 sudah mencapai 82,94% dan untuk K4 sudah mencapai 80,18%. Jika rata-rata persen perbulan target yang harus dicapai K1 adalah 97%, maka persentase perbulan harus bertambah 14,06%. Untuk K4, target yang harus dicapai sebesar 90% hingga akhir Desember adalah 9,82%. Dan diharapkan dalam tiga bulan kedepannya persentase target dapat tercapai.5.2. Analisis Data Primer

Grafik 1. Pengetahuan, Perilaku Ibu Hamil dan Dukungan Suami terhadap ANC

Dari hasil survei lapangan, kami mendapatkan 7 dari responden yang kami temui memiliki pengetahuan yang baik mengenai ANC, sedangkan sisanya 3 pengetahuan yang cukup baik. Dari responden yang kami temui untuk pengetahuan yang kurang baik dan tidak baik tidak kami temui. Oleh sebab itu kami menyimpulkan, hasil dari temuan kuisioner tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden, memang dalam tingkatan yang baik.Dari kriteria perilaku, responden yang berperilaku baik memiliki jumlah 3 responden lebih rendah dari umlah responden tingkat pengetahuan. Sedangkan untuk dukungan keluarga jumlah responden sebanyak 5 responden yang kami temui memiliki dukungan keluarga yang baik.Dari uraian diatas terlihat bahwa, jumlah responden dari tingkat perilaku menunjukkan jumlah paling rendah dibandingkan dengan dua kriteria lainya. Dari wawancara yang sudah kami lakukan, memang didapatkan bahwa responden yaitu ibu hamil di RT 16, Sentiong , Sukamerindu memang sudah mengetahui secara baik tujuan dan fungsi dari ANC, akan tetapi beberapa responden yang kami temui, memiliki perilaku yang kurang baik. Ada beberapa dari responden yang tidak mematuhi aturan minum tablet penambah darah padahal dirinya rutin untuk memeriksakan kandungannya ke pelayanan kesehatan.BAB VI KESIMPULAN & SARAN6.1 KESIMPULAN6.1.1 Prioritas masalah kesehatan masyarakatDari hasil analisis data primer (kuisoner) didapatkan perilaku ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan (ANC) masih kurang.6.1.2 Pengetahuan kesehatan masyarakatPerilaku ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu terhadap pengetahuan kesehatan tergolong baik dilihat dari data primer (kuesioner) yang disebarkan kepada tiap-tiap responden. 6.1.3 Kaitan di antara keduanya Tingkat pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu dalam kategori baik, bila dibandingkan dengan perilaku ibu hamil mengenai ANC. Sebagai contoh, berdasarkan hasil pengamatan ibu hamil cenderung malas mengkonsumsi zat besi untuk pemenuhan nutrisi janin. 6.1.4 Langkah perbaikan masalah kesehatan Memberikan edukasi kepada ibu-ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu mengenai fungsi ANC dengan cara penyuluhan.6.2 SARANPihak Puskesmas melalui program Promosi Kesehatan diharapkan mampu menginformasikan dan mensosialisasikan program Antenatal Care yang memiliki fungsi dan peran yang sangat esensial guna meningkatkan kesehatan dan menurunkan angka Kematian Ibu dan Bayi.Kegiatan Promosi yang dapat dilakukan:a. Penyiapan Kader kesehatan di tiap Rukun Warga yang bertugas untuk menginformasikan dan mengedukasi ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilan agar tidak terjadi bayi yang lahir dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), angka kematian ibu dan bayi, dll. b. Pihak Puskesmas dapat secara berkala melakukan pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil di daerah pemukiman warga c. Berdasarkan observasi dan pengamatan yang kami lakukan, pelayanan mengenai ANC di KIA Puskesmas Sukamerindu sudah baik di buktikan dengan hasil data skunder tahun 2011 dan 2012 yang dapat memenuhi target tanpa ada kendala yang berarti. Akan tetapi Puskesmas harus memperhatikan pasien dalam hal ini ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Sukamerindu, bahwa masih terdapat ibu hamil yang mempunyai perilaku yang kurang baik saat kehamilan. Kami menganggap akan sia-sia jika pelayanan yang diberikan sudah baik, dengan kunjungan para ibu hamil mencapai target. Akan tetapi setelah ibu hamil tersebut kembali pada aktivitas rutin mereka tidak menunjukkan perilaku yang baik ditunjukkan dari hasil kuisioner data primer kami.

d. Kami menyarankan kepada Puskesmas untuk melakukan pemantuan dan edukasi yang bersifat personal kepada ibu hamil untuk memantau perilakunya.

e. Dapat dilakukan dengan penyuluhan mengenai cara hidup sehat yang baik dan benar saat hamil, tidak lagi mengenai pentingnya ANC karena kami menganggap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukamerindu telah mengetahui pentingnya ANC dibuktikan dengan data primer.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Sukamerindu Tahun 2011.

2. Anonim. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: 2010.3. Prawihardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.4. Prawirohardjo, S. 2002.Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 5. Notoatmodjo,Soekidjo 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.6. Nursalam dan Siti Pariani. 2001, Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan CV. Sagung Seto: Jakarta.7. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik). Rieneka Cipta: Jakarta. 8. Prawirohardjo, Sarwono. 2006.Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.9. Wiknjosastro, H. 2006.Ilmu Kandungan. Yayasan BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.10. Prawihardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.11. Brown JE. Nutrition through the Life Cycle 3rd ed., 2005 & 4th ed., 2008.12. Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

13. Saifuddin., 2002. Buku Acuan : Asuhan Persalinan Normal. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.14. Dukungan suami http://www.saptabakti.ac.id/jo/index.php/jurnal/123. Diunduh 6 Oktober 2012.LAMPIRAN 1A. TINGKAT PENGETAHUAN 1. Menurut ibu, sebaiknya berapa kali memeriksakan kehamilannya?

a. >= 4 kali

b. < 4 kali

2. Kepada siapa sebaiknya memeriksakan kehamilannya?

a. Tenaga kesehatan (bidan, dokter, perawat)

b. Dukun atau yang lain

3. Siapa yang sebaiknya menolong persalinan?

c. Tenaga kesehatan (bidan, dokter, perawat)

d. Dukun atau yang lain

4. Apakah manfaat menimbang berat badan pada saat hamil?

a. Untuk mengetahui berat badan sesuai usia kehamilan

b. Tidak tahu

5. Apakah manfaat mengukur tekanan darah pada saat hamil?

a. Untuk mengetahui tekanan darah normal/tidak normal

b. Tidak tau

6. Apakah manfaat mengukur tinggi perut pada saat hamil?

a. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan janin/bayi

b. Tidak tahu

7. Apakah manfaat pemberian imunisasi tetanus (TT) lengkap pada saat hamil?

a. Untuk mencegah kejang-kejang pada bayi

b. Tidak tahu8. Apakah manfaat pemberian tablet penambah darah pada saat hamil?

a. Mencegah kurang darah (anemia)

b. Tidak tahu

a. Sebutkan tanda-tanda bahaya pada kehamilan!

b. Tahu (dapat menyebabkan 3 tanda bahaya pada kehamilan)

c. Tidak tahu (menyebabkan < 3 bahaya pada kehamilan)

Tanda Bahaya

9. Bagaimanakah porsi makanan bagi ibu hamil jika dibandingkan dengan tidak sedang hamil?

a. Sama dengan sebelum hamil

b. Lebih banyak dibandingkan sebelum hamil B. PERILAKU 1. Apakah ibu memiliki buku kesehatan ibu dan anak (KIA)?a. Punya

b. Tidak punya2. Apakah setiap melakukan pemeriksaan kehamilan selalu membawa buku tersebut?a. Iya b. Kadang-kadang/tidak pernah3. Kemanakah ibu memeriksakan diri selama hamil?

a. Tenaga kesehatan (bidan, dokter atau perawat)

b. Dukun atau tenaga non kesehatan

a. Berapa kali telah memeriksakan diri selama kehamilan?

b. < 4 kali / 4 kali tidak standar

c. 4 standar

Apabila melaksanakan pemeriksaan ke tenaga kesehatan (no. 3) maka tanyakan pertanyaan sebagai berikut:4. Ketika ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan/dokter, apakah dilakukan penimbangan berat badan?

a. Ya

5. Tidak

6. Ketika ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan/dokter, apakah dilakukan pemeriksaan tinggi badan?

a. Ya

b. tidak

7. Ketika ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan/dokter, apakah dilakukan pemeriksaan tekanan darah?

a. Ya

b. Tidak

8. Ketika ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan/dokter, apakah dilakukan pemeriksaan tinggi perut?

a. Ya

b. Tidak

9. Ketika ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan/dokter, apakah dilakukan pemberian imunisasi tetanus TT lengkap?

a. Ya

10. Tidak

11. Ketika ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan/dokter, apakah diberikan tablet penambah darah?

a. Ya

b. Tidak

12. Jika ya, berapa banyak jumlah tablet yang diberikan? Dan untuk berapa hari?

a. 90 tablet/90 hari

b. Tidak tahu

13. Apakah selama kehamilan ibu minum tablet penambah darah?

a. Ya

b. Tidak

14. Apakah selama hamil ibu makan lebih banyak dari biasanya?

a. Ya

b. Tidak

C. DUKUNGAN SUAMI/KELUARGA 1. Apakah suami/keluarga mengingatkan ibu untuk minum tablet penambah darah?a. Ya

b. Tidak

2. Apakah suami/keluarga mengingatkan ibu untuk imunisasi tetanus (TT)?a. Ya

b. Tidak 3. Siapa yang mengantar ibu memeriksakan diri ke tenaga kesehatan selama hamil?a. Suami/keluarga/bukan keluarga (ada yang mengantar)

b. Sendiri 4. Apakah suami ibu menyebabkan dana untuk persiapan persalinan?a. Ya

b. Tidak

5. Apakah suami menyiapkan calon donor darah untuk persiapan persalinan?a. Ya

b. Tidak

6. Apakah suami menyiapkan kendaraan untuk mengantar saat persalinan?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah ada larangan bagi ibu selama hamil untuk keluar rumah untuk memeriksakan kehamilan?

a. Ya

b. Tidak

44

_1413196105.xlsChart1

7300

3322

532Dukungan Keluarga (suami)

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak baik

Sheet1

Pengetahuan Bumil thdp ANCPerilaku ibu saat hamilDukungan Keluarga (suami)

Baik735

Cukup Baik333

Kurang Baik022

Tidak baik02