!! tugas organ pt (1) edit.doc

45
http://market.bisnis.com/read/20150429/192/428309/rups-berau-coal- terganjal-masalah-hukum RUPS Berau Coal Terganjal Masalah Hukum JIBI Rabu, 29/04/2015 16:43 WIB Bisnis.com, JAKARTA – Rencana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Berau Coal Energy (BCE) yang sedianya akan dilaksanakan pada 30 April 2015 harus dibatalkan karena terganjal masalah hukum. Hal tersebut disampaikan oleh Muhamad Lukman Hakim, Ketua Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan PT Berau Coal melalui keterangan resminya, Rabu (29/4/2015). Dia menegaskan permintaan Keith John Downham kepada otoritas Bursa Efek Indonesia untuk melaksanakan RUPS PT Berau Coal Energy (BCE) tidak bisa dilaksanakan dan harus dibatalkan. Keith John Downham (KJD) dan koleganya Paul Jeremy Martin Fenby (JMF), jelasnya, bermasalah dengan pihak imigrasi dan ketenagakerjaan karena tidak memiliki izin kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

Upload: rekyan-pandansari

Post on 06-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

http://market.bisnis.com/read/20150429/192/428309/rups-berau-coal-terganjal-masalah-hukum

RUPS Berau Coal Terganjal Masalah Hukum JIBI  Rabu, 29/04/2015 16:43 WIB

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Berau Coal

Energy (BCE) yang sedianya akan dilaksanakan pada 30 April 2015 harus dibatalkan karena

terganjal masalah hukum.

Hal tersebut disampaikan oleh Muhamad Lukman Hakim, Ketua Serikat Pekerja Kimia,

Energi dan Pertambangan PT Berau Coal melalui keterangan resminya, Rabu (29/4/2015).

Dia menegaskan permintaan Keith John Downham  kepada otoritas Bursa Efek Indonesia

untuk melaksanakan RUPS PT Berau Coal Energy (BCE) tidak bisa dilaksanakan dan harus

dibatalkan. 

Keith John Downham (KJD) dan koleganya Paul Jeremy Martin Fenby (JMF), jelasnya,

bermasalah dengan pihak imigrasi dan ketenagakerjaan karena tidak memiliki izin kerja

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, imbuhnya, rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) dan izin

mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) keduanya, masih berdasarkan sponsor dari tempat

kerja mereka sebelumnya, yakni PT Mutiara Tanjung Lestari (MTL).

“Dengan status hukum keduanya, maka permintaan untuk melakukan RUPS pun ilegal dan

tidak bisa dilaksanakan,” katanya, Rabu (29/4/2015).

Page 2: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

Menurut Lukman, keduanya terbukti telah melanggar pasal 185, Undang-Undang nomor 13

tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Keduanya mengaku sebagai direksi BCE, sedangkan

RPTKA dan IMTA masih atas nama PT MTL. Dalam hal ini, KJD dan JMF bisa dikenakan

sanksi, pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama empat tahun dan/atau denda

paling sedikit Rp100 juta dan paling banyak Rp400 juta.

Selain soal RPTKA dan IMTA, KJD dan JMF juga dinilai telah melanggar ketentuan izin

tinggal terbatas yang dikeluarkan Dirjen Keimigrasian karena tidak ditujukan bekerja pada

PT Berau Coal. Keduanya jelas melanggar Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian, yaitu menyalahgunakan atau melakukan kegiatan tidak sesuai dengan maksud

dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya berdasarkan ketentuan Pasal 122

Undang-Undang ini.

“Bisa dipenjara lima tahun dan denda Rp500 juta,” kata Lukman.

Bukti lain yang disampaikan Serikat Pekerja Berau Coal, bahwa PT MTL sudah

mengeluarkan surat pencabutan IMTA untuk KJD dan JMF. Surat yang ditujukan kepada

Ditjen Binapenta dengan nomor No. 019/MTL/BOD-STP/IV/2015, tanggal 27 April 2015 itu

menyebutkan bahwa pencabutan IMTA dilakukan kepada keduanya, karena sudah tidak lagi

bekerja pada PT MTL. Surat pencabutan itu berdasarkan surat Pemutusan Hubungan kerja

yang diberikan kepada keduanya pada 17 April 2015.

“Secara legal formal, administratif keduanya menyalahi ketentuan perundang-undangan di

negeri ini. Statusnya ya, ‘pendatang haram’ saat ini.”

Page 3: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

TUGAS TENTANG ORGAN PERSEROAN TERBATAS

RUPS BERAU COAL TERGANJAL MASALAH HUKUM

Untuk memenuhi PersyaratanTugas Hukum Perusahaan

DOSEN PEMBIMBING:

Imam Ismanu, SH. MSDR. Reka Dewantara, SH. MH

REKYAN PANDANSARI

NIM. 125010100111002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 4: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

I. Latar Belakang

Banyaknya orang asing yang berkunjung ke Indonesia setiap tahun jumlahnya

cenderung meningkat. Wisatawan mancanegara yang datang tercatat pada tahun 2009

sebanyak 547,2 ribu sedangkan pada tahun 2010 bertambah sebanyak 594,7 ribu orang.

Dari jumlah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai daya tarik yang

tergolong cukup tinggi terhadap orang asing. Kedatangan orang asing ke Indonesia

dipengaruhi oleh faktor alam dan kebudayaan. Begitu banyaknya kekayaan alam dan

kebudayaan Indonesia sudah menyebar hingga manca negara.

Orang asing yang ada di Indonesia jumlahnya memang tidak banyak dan sifatnya

hanya sementara karena bukan merupakan penduduk Indonesia. Selama berada di

Indonesia orang basing dapat melakukan perbuatan-perbuatan perdata atau memiliki hak-

hak perdata yang dilindungi oleh undang-undang. Hak-hak perdata yang dimili oleh

orang asing antara lain, membeli tanah yang berstatus hak pakai untuk membangun

tempat tinggal. Selain itu orang asing dapat bekerja di Indonesia, kemudian orang asing

dapat pula mendirikan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas di Indonesia.

Selama berada di Indonesia orang asing dapat melakukan kegiatan bisnis yang

dipandang dapat menguntungkan dirinya. Peraturan perundang-undangan di Indonesia

juga tidak menutup kemungkinan orang asing untuk berbisnis. Sesuai dengan undang-

undang no. 40 tahun 2007 orang asing dapat mendirikan perseroan terbatas yang

berbadan hukum Indonesia. Orang asing dapat menanamkan modalnya ke dalam suatu

perusahaan dengan cara membeli saham langsung atau melalui bursa efek.1

Pada dasarnya orang asing yang berada di Indonesia memiliki kebebasan untuk

menginvestasikan modalnya. Ia dapat mendirikan perusahan di Indonesia sepanjang tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan

1 Gatot Supramono, 2012, Hukum Orang Asing di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hal : 12

Page 5: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

yang berlaku di bidang investasi adalah UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan, UU

No.1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing, UU No.25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal dan UU No.8 Tahun 1985 Tentang Pasar Modal.

II. Rumusan Masalah

Bagaimana keabsahan RUPS yang diminta oleh direksi yang berkewarganegaraan

asing ?

III. Pembahasan

Pengertian Orang Asing

Orang asing adalah orang yang bukan warga negara Indonesia dan sedang berada di

Indonesia. Pengertian orang asing termasuk pula badan hukum yang didirikan

berdasarkan hukum asing.2 Sehubungan dengan pengertian itu, pasal 7 UU No.12

Tahun 2006 menyebutkan setiap orang yang bukan Warga Negara Indonesia

diperlakukan sebagai orang asing.3

Orang asing dapat mendirikan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) di

Indonesia. Di dalam UU no.40 tahun 2007 tidak terdapat larangan untuk orang asing

mendirikan PT. Penanaman modal asing harus dalam bentuk perusahaan terbatas (PT)

berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah negara RI dan

memperoleh izin prinsip dari BKPM (badan koordinasi penanaman modal) sesuai

dengan pasal (pasal 11 dan pasal 34 peraturan kepala BKPM no.12 tahun 2009.

Pada prinsipnya PT didirikan minimal dua orang yang merupakan sebuah

perjanjiannya. Para pendiri PT dapat sesama orang asing atau bekerja sama dengan

2 ibid, hal : 153 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

Page 6: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

orang Indonesia. Masing-masing pendiri mengambil bagian atas saham yang

merupakan modal awal PT.

Pendirian PT dilakukan pendirinya dengan menghadap ke notaris, karena akta

pendirian PT harus dalam bentuk akta otentik (pasal 7 ayat 1 UUPT). Sebagai

persekutuan modal PT harus berstatus badan hukum. Untuk mendapatkan status badan

hukum, maka akta pendirian PT diperlukan pengesahan dari pemerintah Indonesia.

Hal ini sesuai dengan teori Brinz bahwa badan hukum itu semata-mata buatan negara.

Permohonan pengesahan badan hukum tersebut, para pendiri PT dapat memilih untuk

mengajukan sendiri permohonan kepada Menteri Hukum dan Hanm atau melalui

notaris berdasarkan pemberian kuasa pasal 9 ayat 3 UUPT. Apabila semua

persyaratan administratif telah dipenuhi, Menteri Hukum dan Ham memberikan

pengesahan badan hukum PT dengan surat keputusan dan melakukan pendaftaran ke

dalam daftra perseroan. Selain itu, melakukan pengumuman pendirian PT dalam

berita negara RI agar masyarakat umum mengetahuinya. PT yang didirikan

berdasarkan UUPT berstatus sebagai badan hukum Indonesia.4

Semua bidang usaha yang ada di Indonesia pada prinsipnya harus dapat dikerjakan

oleh bangsa Indonesia. Perusahaan-perusahaan dalam negeri diharapkan menjadi tuan

rumah dalam mengelola kekayaan alam di negeri sendriri. Adapun perusahaan asing

yang beroperasi di Indonesia hanya bersifat melengkapi saja

Masuknya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan

sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat

dilaksanakan sepenuhya oleh pihak swasta nasional, baik karena alasan teknologi,

manajemen maupun alasan permodalan. Modal asing juga diharapkan secara langsung

maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau

kehidupan dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan

4 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 9 ayat 3

Page 7: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

pemasaran Internasional melalui jaringan yang mereka miliki. Selanjutnya modal

asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi

Indonesia.

Pada bidang-bidang tertentu pemerintah telah menutup total kesempatan akan

masuknya modal asing yaitu bidang-bidang yang penting bagi negara dan menguasai

hajt hidup orang banyak sebagaimana ditetapkan pasal 6 ayat 1 UU no.11 tahun 1970

jo UU no.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing sebagai berikut :

1. Pelabuhan-pelabuhan

2. Produksi,transmisi, dan distribusi tenaga listrik untuk umum

3. Telekomunikasi

4. Pelayaran

5. Penerbangan

6. Air minum

7. Kereta api umum

8. Pembangkitan tenaga atom

9. Mass media

Selain itu bidang-bidang yang menduduki peranan penting dalam pertahanan negara,

antara lain produksi senjata, mesin, alat-alat peledak, dan peralatan perang dilanag

sama sekali bagi modal asing. Hal ini disebabkan akan membahayakan kepentingan

negara jika modal asing menguasai bidang ini karena dapat menggangu kekuatan

pertahanan dan kedaulatan negara Indonesia.

Hak dan Kewajiban Investor Asing:5

1. Mendapatkan Perlakuan Yang Sama

Di dalam UU penanaman modal tidak membedakan hak dan kewajiban antara

pemodal yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Oleh karena itu

5Opcit, hal : 41

Page 8: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

orang/ badan hukum asing yang menanamkan modal di Indonesia hak dan

kewajibannya sama dengan orang/badan hukum Indonesia.

Setiap orang yang menanamkan modalnya di Indonesia mempunyai hak,

kewajiban dan tanggung jawab yang diatur secara khusus dalam UU no.25 tahun

2007, guna memberikan kepastian hukum, mempertegas kewajiban penanaman

modal terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat, memberikan

penghormatan atas tradisi budaya masyarakat dan melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan.6 Pengaturan tanggung jawab penanaman modal diperlukan

untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung

jawab lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban tenaga kerja, serta upaya

mendorong ketaatan investor terhadap peraturan perundang-undangan.

2. Hak-Hak Penanam Modal7

Setiap penanam modal mempunyai hak berdasarkan pasal 14 UU no.25 tahun

20007 untuk mendapat hal-hal sebagai berikut :

a. Kepastisn hak, hukum, dan perlindungan

b. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya

c. Hak pelayanan dan

d. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kewajiban-Kewajiban Penanam Modal

Penanam modal berkewajiban untuk melakukan perbuatan-perbuatan sebagaimana

diatur dalam pasal 15 UU no.25 tahun 2007 sebagi berikut :

a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik

b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan

6 Undang0Undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal 7Ibid, pasal 14

Page 9: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikan

kepada badan koordinasi penanaman modal

d. Menghormati tradisi budaya masyrakat sekitar lokasi kegiatan usaha

penanaman modal dan

e. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan

4. Tanggung Jawab Pemodal8

Adapun mengenai tanggug jawab penanam modal pasal 16 UU no.25 tahun 2007

menyebutkan sebagai berikut :

a. Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam

modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan

usahanya secara sepihak dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

c. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli

dan hal-hal lain yang merugikan negara

d. Menjaga kelestarian lingkungan hidup

e. Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja

f. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan

5. Timbal Balik Pemerintah

Sebagai timbal balik penanaman modal di Indonesia, pemerintah memberikan

sejumlah fasilitas kepada penanam modal baik yang melakukan usahanya atau

yang melakukan penanaman modal baru.

a. Kriteria pemberian fasilitas

8 Ibid, pasal 16

Page 10: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

Meskipun demikian pemerintah tidak begitu saja memberikan fasilitas

kepada investor, namun fasilitas yang diberikan harus memenuhi minimal

salah satu kriteria sebagai berikut :

1. Menyerap banyak tenaga kerja

2. Termasuk skala prioritas tinggi

3. Termasuk pembangunan infrastruktur

4. Melakukan alih teknologi

5. Melakukan industri pionir

6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau

daerah lain yang dianggap perlu

7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup

8. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi

9. Bermitra denga usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi

10. Industri yang mengutamakan barang modal atau mesin atau peralatan

yang diproduksi dalam negeri.

Dengan dapat memenuhi salah satu kriteria atau syarat tersebut setidaknya

penanaman modal telah memberikan suatu kegiatan yang tekag memberikan

dampak positif ke arah yang lebih maju kepada bangsa dan negara Indonesia.

b. Bentuk Fasilitas

Pemberian fasilitas dari pemerintah kepada investor, bentuknya telah

ditetapkan yaitu dapat berupa hal-hal sebagai berikut :

1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasialan neto sampai

tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan

dalam waktu tertentu

Page 11: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal,

mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat

diproduksi di dalam negeri

3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan

penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan

persyaratan tertentu

4. Pembebasan atau penangguhan pajak pertambahan nilai atas impor

barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang

belum dapat di produksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu

5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat

6. Keringanan pajak bumi dan bangunan, khususnya untuk bidang usaha

tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

Jaminan Hukum Pemerintahan

Pemerintah memberikan jaminan hukum terhadap kepastian dan keamanan bagi

semua investor yang berusaha di Indonesia sebagaimana diatur dalam UU no.25 tahun

2007 , yaitu sebagai beriku :

1. Pemerintah memberikan perlakuan yang sama kepada semua penanam modal

yang berasal dari negara manapun yang melakukan kegiatan penanaman modal di

Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali telah

ada perjanjian antara Indonesia dengan negara investor bersangkutan (pasal 6).

2. Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambil alihan

hak kepemilikan penanam modal, kecuali dengan undang-undang. Jika terjadi

tindakan nasionalisasi atau pengambil alihan hak kepemilikan maka pemerintah

akan memberikan kompensasi yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan harga

Page 12: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

pasar. Namun jika diantara dua pihak tidak tercapai kesepakatan mengenai

kompensasi maka akan diselesaikan melalui arbitrase.

3. Penanam modal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang

diinginkan oleh penanam modal sesuai dengan ketetuan peraturan perundang-

undangan. Sedangkan aset yang tidak termasuk aset mili investor merupakan aset

yang ditetapkan dengan undang-undang sebagai aset yang dikuasai negara (pasal

8).

Pengertian Organ Perseroan Terbatas

Suatu Perseroan menurut Pasal 1 angka 2 jo Pasal 1angka 5 Undang-Undang No.40

Tahun 2007 mempunyai 3 (tiga) organ yang terdiri atas :9

1. RUPS

Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ

perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau

dewan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau

anggaran dasar (pasal 1 angka 4 undang-undang no.40 tahun 2007)

2. Direksi

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh

atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud

dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, bik di dalam maupun di luar

pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar (pasal 1 angka 5 undang-

undang no.40 tahun 2007)

3. Dewan Komisaris

9 Yahya harahap, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, hal : 345

Page 13: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan

secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi

nasihat kepada direksi (pasal 1 angka 6 undang-undang no.40 tahun 2007)

Sebagai Organ Perseroan, Direksi mempunyai kedudukan, kewenangan atau

memiliki kapasitas dan kewajiban, sebagai berikut :

1) Direksi Berfungsi Menjalankan Pengurusan Perseroan

2) Direksi Memiliki Kapasitas

Keabsahan Status Hukum Anggota Direksi yang Berkewarganegaraan

Asing dalam Kasus PT Berau Coal.

Pengangkatan Direksi

Pengangkatan Direksi meliputi pokok-pokok yang berkenaan dengan jumlah

Dieksi, syarat pengangkatan, pembagian tugas, metode pemilihan, gaji dan

tunjangan, penggantian dan pemberhentian Direksi.10

1. Jumlah Anggota Direksi

Berapa banyaknya jumlah anggota direksi, digantungkan pada faktor

“Kegiatan Usaha” yang dilakukannya dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Perseroan yang Bersifat Umum, Boleh 1 (satu) Orang

Berdasar pasal 92 ayat (3) Perseroan yang kegiatan usahanya bersifat umum:

Boleh terdiri dari satu orang saja anggota Direksinya, atau

Boleh lebih dari satu orang.

Undang-undang tidak membatasi berapa banyaknya, tetapi minimal satu

orang. Boleh lebih dari satu orang apabila kepentingan perseroan

membolehkan.

10 ibid Hal: 351

Page 14: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

b. Perseroan yang melakukan kegiatan usaha tertentu, minimal 2 orang Pasal

92 ayat (4) menentukan secara imperative jumlah anggota direksi bagi

Perseroan tertentu, minimal atau paling sedikit 2 orang. Kedalamanya

termasuk Perseroan, yang kegiatanya usahanya berkaitan dengan :

1. Menghimpun dan atau mengelola dana masyarakat

2. Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan hutang kepada

masyarakat, atau

3. Perseroan Terbuka

Perseroan yang memiliki kreteria yang disebut diatas “wajib” mempunyai

paling sedikit 2 orang anggota Direksi. Patokan yang menentukan anggota

Direksi minimal 2 orang untuk jenis kegatan yang di sebut diatas, sama dengan

ketentuan yang diatur pada Pasal 79 ayat 1 UUPT 1995.

2. Pembagian Tugas Direksi

Apabila anggota Direksi terdiri atas 2 orang atau lebih, harus dilakukan

pembagian tugas dan wewenang pengurusan Perseroan diantara anggota

Direksi tersebut. Menurut Pasal 92 ayat 5 Pembagian tugas dan wewenang

dimaksud, ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Akan tetapi, apabila

RUPS tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenang Direksi, ditetapkan

berdasarkan keputusan Direksi. 11

Kekusaan untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut dapat

beralih dari RUPS kepada Direksi. Untuk menghindari terjadinya

ketidakpastian fungsi dan wewenang masing – masing anggota direksi. Dan

menurut penjelasan Pasal 92 ayat (6), Direksi sebagai anggota Perseroan yang

melakukan pengurusan perseroan, dianggap memahami dengan jelas

kebutuhan pengurusan Perseroan. Oleh karena itu, apabila RUPS tidak

11 Ibid, hal : 353

Page 15: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

menetapkan pembagian tugas dan wewenang anggota direksi, sudah

sewajarnya Penetapan tersebut dilakukan oleh Direksi sendiri.

3. Yang Dapat diangkat menjadi Anggota Direksi

Pasal 93 mengatur siapa yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi.

Ketentuan ini mengatur persyaratan orang yang dapat diangkat menjadi

anggota Direksi.

a. Syarat Pokok

Syarat Pokoknya boleh dikatakan sangat minim sekali, hanya terdiri atas:

1. Orang Perorangan

2. Cakap Melakukan Perbuatan Hukum.

b. Tidak ada syarat kualifikasi pendidikan

Pasal 93 ayat (1) tidak mengatur secara spesifik kualifikasi pendidikan (no

particular qualification education).

c. tidak disyaratkan nasionalitas dan tempat tinggal

Pasal 93 ayat (1) tidak ada yang mengatur nasionaltas maupun tempat

tinggal anggota direksi. Kalau begitu UU tidak melarang orang asing yang

bertempat tinggal diluar negeri diangkat menjadi anggota direksi. Tidak

diisyaratkan harus bekebangsaan Indonesia juga tidak bertempat tinggal di

wilayah Indonesia.

d. Tidak di syaratkan harus pemegang saham

UU tidak mengisyaratkan anggota direksi harus memegang saham.

Namun hal itu tidak mengurangi kebolehan menetukan dalam anggaran

dasar yang mengharuskan anggota direksi harus memegang saham dalam

perseroan yang bersangkutan.

4. Kewarganegaraan, Domisili, dan Kedudukan Anggota Direksi12

12Adrian Sutedi, 2015, Buku Pintar Perseroan Terbatas, Raih Asa Sukses, Jakarta, hal : 125

Page 16: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

Pendirian perseroan terbatas dilakukan oleh pendiri sekurang-kurangnya dua

orang atau dua pihak yang (masing-masing) wajib mengambil bagian saham

pada saat pendirian. Pendirian tersebut dilakukan di hadapan Notaris dengan

membuat Akta Pendirian yang memuat Anggaran Dasar sebagai suatu

agreement bagi para pendiri yang notabene adalah pemegang saham.

Dalam rangka pendiriran perseroan terbatas, berdasarkan Pasal 8 ayat (1) dan

(2), bahwa Akta Pendirian Perseroan Terbatas yang di dalamnya termuat

Anggaran Dasar dan keterangan lainnya, sekurang-kurangnya memuat (antara

lain) :

a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan

kewarganegaraan pendiri perseroan,atau nama, tempat kedudukan dan

alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai

pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan.

b. Nama lengkap, tempat, dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,

kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama

kali diangkat.

c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian

jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan

disetor.

Dengan demikian, dalam mendirikan Perseroan diperlukan kejelasan mengenai

kewarganegaraan pendiri. Pada dasarnya badan hukum Indonesia yang

berbentuk Perseroan didirikan oleh warga negara Indonesia atau badan hukum

Indonesia. Namun, kepada warga negara asing atau badan hukum asing

diberikan kesempatan untuk mendirikan badan hukum Indonesia yang

Page 17: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

berbentuk Perseroan sepanjang undang-undang yang mengatur bidang usaha

Perseroan tersebut memungkinkan, atau pendirian Perseroan tersebut diatur

dengan undang-undang tersendiri. Dalam hal pendirian adalah badan hukum

asing, nomor dan tanggal pengesahan badan hukum pendiri adalah dokumen

yang sejenis dengan itu, antara lain certificate of incorporation. Dalam hal

pendiri adalah badan hukum negara atau daerah, diperlukan Peraturan

Pemerintah tentang penyertaan dalam Perseroan atau Peraturan Daerah tentang

penyertaan daerah dalam Perseroan (penjelasan Pasal 8 ayat (2) huruf a).

Pemahaman “mengambil bagian saham” dalam pasal 8 ayat (2) huruf c

adalah jumlah saham yang diambil oleh pemegang saham pada saat pendirian

Perseroan. Apabila ada penyetoran yang melebihi nilai nominal sehingga

menimbulkan selisih antara nilai yang sebenarnya dibayar dengan nilai

nominal, selisih tersebut dicatat dalam laporan keuangan sebagai agio. Di

samping itu, susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,

tempat tinggal, dan kewarganegaraan anggota Direksi dan Komisaris yang

pertama kali diangkat. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian

saham (shareholders), rincian jumlah saham dan nominal atau nilai yang

diperjanjiakan dari saham yang telah ditempatkan dan disetor pada saat

pendirian.

Dikaitkan dengan Perseroan Terbatas yang merupakan penanaman

Modal Asing (PMA), Direksi dapat saja beranggotakan seorang yang

berkewarganegaraan asing (WNA), WNA pada Perseroan Terbatas PMA

tersebut dapat menjabat sebagai Direktur ataupun Presiden Direktur dengan

memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan Terbatas PMA terkait.

Selain itu, pengangkatan Direksi ini juga harus memperhatikan ketentuan

Page 18: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

hukum lainnya yang berlaku, termasuk ketentuan dari Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM).13

Dalam Peraturan surat Keputusan BKPM No. 57/SK/2004 tanggal 20

Juli 2004 (SK 57) tidak dinyatakan secara tegas/eksplisit bahwa Direksi harus

bertempat tinggal di wilayah Indonesia. Dalam Pasal 27 ayat (1) jo ayat (6)

Surat Keputusan tersebut, diisyaratkan bahwa Tenaga Kerja Asing yang siap

datang ke Indonesia wajib memiliki Visa Izin Tinggal Terbatas (VITAS) yang

diberikan oleh Kantor Perwakilan Republik Indonesia.

Selanjutnya, perusahaan pengguna mengajukan penerbitan Kartu Izin Tinggal

Terbatas (KITAS) kepada Kantor Imigrasi setempat. Mengingat tempat tinggal

Direksi yang berkewarganegaraan asing, berdasarkan keterangan dalam Surat

Departemen Tenaga Kerja, hal ini telah ditentukan dalam :

1. Surat Direktur Perdata Ditjen AHU Dep. Hukum dan HAM No.C2-

HT01-10.A.1561 tanggal 7 September 2004.

2. Surat Direktur Perdata Ditjen AHU Dep. Hukum dan HAM No.C2-

HT01-10.A.1940 tanggal 14 Oktober 2004.

3. Surat Direktur Perdata Ditjen AHU Dep. Hukum dan HAM No.C2-

HT01-10.A.317 tanggal 28 Februari 2005.

Ketiga surat tersebut untuk selanjutnya disebut sebgai Surat Direktur

Perdata. Menurut surat Departemen Tenaga Kerja, dalam surat Direktur

Perdata tersebut di atas, dijelaskan bahwa anggota Direksi harus bertempat

tinggal di Indonesia. Apabila bertempat tinggal dan mengurus Perseroan

Terbatas dari luar negeri, perbuatan hukumnya (yang dilakukan atas nama

Perseroan Terbatas) tidak mempunyai kekuatan hukum.

13 Ibid, hal : 126

Page 19: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

Dalam prakteknya, kita tidak dapat menutup mata bahwa ada anggota

Direksi suatu perseroan terbatas PMA yang WNA, tetapi ia bertempat tinggal

di luar negeri. Hal ini bisa saja terjadi dalam PT PMA yang merupakan anak

perusahaan dari suatu perusahaan transnasional atau Multinational Company

(MNC). Anggota Direksi yang WNA tersebut mungkin saja menjadi Direktur

di anak perusahaan lain dalam grup MNC tersebut, yang bukan berbadan

hukum Indonesia. Demi efektivitas dan efisiensi, anggota Direksi tersebut bisa

saja tidak bertempat tinggal di Indonesia.

Oleh karena itu, terdapat pandangan-pandangan yang agak berbeda

dengan kebijakan yang telah ditulis dalam surat Direktur Perdata tersebut

diatas. Pandangan ini menyatakan bahwa tidak seluruh anggota Direksi WNA

harus bertempat tinggal di Indonesia. Cukup sebagian saja, asalkan Direksi

dapat menjalankan fungsi manajemen dan fungsi reprensentasi sesuai dengan

anggaran dasar PT PMA yang terkait dengan konsep fiduciary duty.

Dari fungsi manajemen, Direksi bertugas untuk mengatur

kepengurusan day to day bussines dari suatu PT. Untuk fungsi ini, dapat

dilakukan oleh Presiden Direksi atau anggota Direksi lainnya (yang mungkin

bukan WNA), tergantung pengaturan dalam anggaran dasar PT tersebut. Dari

fungsi representasi, biasanya Direksi diwakili oleh Presiden Direktur. Dalam

hal Presiden Direktur tidak hadir, ia dapat diwakili oleh anggota Direksi

lainnya.

Dengan demikian, kendati pun seorang anggota Direksi yang WNA bertempat

tinggal di luar negeri, sepanjang masih ada anggota Direksi lain (baik WNA

maupun WNI) yang bertempat di Indonesia, PT PMA dapat melakukan

tindakan hukum yang mengikat melalui representasi oleh anggota Direksi lain

Page 20: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

yang memang bertempat tinggal di Indonesia. Hal ini sesuai demgan anggaran

dasar Perseroan Terbatas PMA tersebut.

Tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa anggota Direksi haruslah

berkewarganegaraan Indonesia. Orang asing sebagai tenaga kerja asing (TKA)

akan menjadi seorang anggota Direksi di suatu Perseroan tempat ia akan

menjadi anggota Direksi. Dipersyaratkan perseroannya harus membuat

Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Rencana ini merupakan

proses penggunaan expatriat untuk kemudian memiliki Izin Menggunakan

Tenaga Kerja Asing (IMTA) adalah suatu hal lain yang terpisah. Hal ini pun

masih sering menjadi silang pendapat di antara instansi dan institusi terkait

satu dengan yang lain.

KEABSAHAN RUPS YANG D IMINTA O LEH D IREKSI YANG

B ERKEWARGANEGARAAN A SING .

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dimaksud dapat dilihat dalam Pasal 1

angka 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang

menyatakankan:

“Rapat Pemegang Umum Saham yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan undang-undang ini dan/ atau anggaran dasar.”

1. Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mempunyai segala wewenang yang

tidak diberikan kepada Direksi atau komisaris dalam batas yang ditentukan dalam

Page 21: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

undang-undang perseroan dan anggaran dasar. Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan

perseroan dari Direksi dan/atau komisaris. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

diadakan ditempat kedudukan perseroan atau tepat perseroan melakukan kegiatan

usahanya, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar, tempat tersebut harus terletak

di wilayah Negara Republik Indonesia.14

Setiap pemegang saham mempunyai hak untuk menghadiri Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). Undang-Undang Perseroan pada masa modern mengatur

ketentuan yang mengatur ketentuan yang menegaskan hak tersebut. Begitu juga

dengan Anggaran Dasar (AD) Perseroan, mengatur ketentuan Perseroan harus

mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) paling tidak satu kali satu

tahun. Pada dasarnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pemegang

saham melakukan kontrol atas jalannya kepengurusan Perseroan yang

dilakukanDireksi.15 Di dalam perseroan, jabatan pemegang saham bukanlah

pemegang kedaulatan tertinggi namun acapkali digunakan untuk mempengaruhi

kebijakan perseroan. Sehingga di dalam perseroan seharusnya peegang saham tidak

mempunyai kekuasaan sama sekali (di luar forum), namun para pemegang saham baru

mempunyai kekuasaan atas Peseroan Terbatas (PT), apabila mereka dalam suatu

ruangan pertemuan atau forum yang dinamakan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).16

Batas-batas dan ruang lingkup kewenangan yang dapat dilakukan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam suatu Perseroan Terbatas (PT), antara lain

sebagai berikut:

14 Frans Satrio Wicaksono, hal : 4.15 M. Yahya Harahap, hal. 305, yang dikutip dari James D. Cox, Thomas Lee Hazen, Hedge O’ Neal,

Corporations, Alpen Law & Business, 1977, hal. 306.16 Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, (Jakarta : Pustaka Yustisia, 2009), hal. 91.

Page 22: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tidak dapat mengambil keputusan yang

bertentangan dengan hukum yag berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasarnya

(meskipun anggaran dasar dapat diubah oleh Pemegang Umum Saham (RUPS)

asal memenuhi syarat untuk itu).

b. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tidak boleh mengambil keputusan yang

bertentangan dengan kepentingan yang dilindungi oleh hukum, yaitu kepentingan

stakeholders, seperti pemegang saham minoritas, karyawan, kreditor, masyarakat

sekitar dan lain sebagainya.

c. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tidak boleh mengambil keputusan yang

merupakan kewenangan Direksi dan Dewan Komisaris, sejauh kedua organ

perusahaan tersebut tidak menyalahgunakan kewenangannya.17

2. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki beberapa kewenangan,

antara lain sebagai berikut:

a. Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas tentang perubahan anggaran dasar yang ditetapkan oleh Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

b. Pasal 38 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

tentang pembelian kembali saham atau pengalihannya hanya boleh dilakukan

berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kecuali

ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

c. Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas tentang penambahan modal perseroan dilakukan dengan persetujuan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

17 Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, (Bandung : CV Utomo, 2005), hal. 126-127.

Page 23: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

d. Pasal 44 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

tentang pengurangan modal perseroan.

e. Pasal 64 Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

tentang memberikan persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan

keuangan atau perhitungan keuangan

f. Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas tentang persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan

keuangan serta laporan tugas pengawasan dewan komisaris dilakukan oleh

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

g. Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas tentang penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan

untuk cadangan diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

h. Pasal 105 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

tentang penetapan mengenai penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan.

i. Pasal 123 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

tentang penetapan pembubaran perseroan.

3. Bentuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Menurut Pasal 78 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas menyebutkan:

1. RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya.

2. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)

bulan setelah tahun buku berakhir.

3. Dalam RUPS tahunan, harus diajukan semua dokumen dari laporan tahunan

Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2).

Page 24: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

4. RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk

kepentingan Perseroan.

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan (annual general meeting)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan bertujuan memberikan

penilaian dan pengambilan keputusan atas laporan Direksi mengenai kegiatan

Perseroan Terbatas dan hasil-hasilnya pada tahun yang lalu dan rencana kegiatan

tahun berikutnya. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan wajib

diadakan dalam jangka waktu paling lambat enam bulan setelah tahun buku

berakhir. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan harus diajukan

semua dokumen dari laporan tahunan perseroan.

b. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) lainnya (RUPS luar biasa/extraordinary

general meeting)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa bertujuan untuk

membahas dan mengambil keputusan atas masalah-masalah yang timbul

mendadak dan memerlukan penanganan segera maka akan menghambat

operasionalisasi Perseroan Terbatas. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

lainnya ini dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan

perseroan.

Pasal 75 UUPT berbunyi:

(1) RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau

dewan komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini

dan/atau anggaran dasar.

(2) Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang

berkaitan dengan perseroan dari direksi dan/atau dewan kpmisaris sepanjang

Page 25: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan

kepentingan perseroan, antara lain, hak pemegang saham untuk melihat

daftar pemegang saham, daftar khusus mengenai saham anggota direksi dan

dewan komisaris serta keluarganya.

(3) RUPS dalam mata acara lain-lain tidakberhak mengambil keputusan,

kecuali semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS dan

menyetujui penambahan mata acara rapat.

(4) Keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan harus disetujui dengan

suara bulat.

Pasal 76 ayat (1) sampai ayat (3) UUPT berbunyi:

(1) RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan

melakukan kegiatan usahanya yang utama sebagaimana ditentukan dalam

anggaran dasar.

(2) RUPS Perseroan Terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan bursa

dimana saham Perseroan dicatatkan.

(3) Tempat RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus

terletak di wilayah negara Republik Indonesia.

Pasal 77 ayat (1) UUPT berbunyi:

(1) Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76,

RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi,

atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta

RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi

dalam rapat.

Pasal 81

Page 26: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

(1) Direksi melakukan pemanggilan kepada pemegang saham sebelum

menyelenggarakan RUPS.

(2) Dalam hal tertentu, pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat dilakukan oleh Dewan Komisaris atau pemegang saham

berdasarkan penetapan ketua pengadilan negeri.

Penyelenggaraan RUPS di dalam perseroan terbuka diadakan atas permintaan

dari direksi baik yang WNI maupun WNA. Dengan syarat bahwa direksi yang meminta

diadakannya RUPS berstatus hukum sah sesuai dengan syarat yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan sehingga memiliki kewenangan tersebut.

Bila kita analisa dalam kasus “RUPS PT.BERAU COAL TERGANJAL MASALAH

HUKUM” pada dasarnya kasus ini bermula pada anggota direksi WNA yang meminta

diadakannya RUPS masih dipertanyakan keabsahan status hukumnya sebagai direksi.

Hal tersebut dikarenakan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Ijin

Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) kedua anggota direksi pada PT tersebut

masih sponsor dari perusahaan sebelumnya, yakni PT.Mutiara Tanjung Lestari.

Padahal RPTKA dan IMTA dari PT. Mutiara Tanjung Lestari sudah ada permintaan

pencabutan.

Maka, sesuai dengan ketentuan yang ada pada pasal 42 ayat (1) Undang-Undang

Ketenagakerjaan Indonesia seharusnya sebelum mengangkat kedua direksi WNA

tersebut, PT. Berau Coal wajib mengurus RPTKA keduanya, hal tersebut juga demi

mendapatkan IMTA. Barulah keduanya dapat diangkat menjadi anggota direksi melalui

RUPS yang diselenggarakan oleh PT. Berau Coal. Sehingga, status Hukum mereka

juga tidak akan menjadi masalah dikemudian hari, seperti saat ini.

Page 27: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

Untuk bisa mendapatkan IMTA, perusahaan harus terlebih dahulu membuat

Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (“RPTKA”) sebagaimana diatur Pasal 3

Permenakertrans 02/2008. Tata cara pengesahan RPTKA selanjutnya diatur dalam

Pasal 5 ayat (1) dan (2) Permenakertrans 01/2008:

(1) Untuk mendapatkan pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(1), pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan secara tertulis yang

dilengkapi alasan penggunaan TKA dengan melampirkan:

a. formulir RPTKA yang sudah dilengkapi;

b. surat ijin usaha dari instansi yang berwenang;

c. akte pendirian sebagai badan hukum yang sudah disahkan oleh pejabat yang

berwenang;

d. keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah setempat;

e. bagan struktur organisasi perusahaan;

f. surat penunjukan TKI sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan;

g. copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku berdasarkan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di

perusahaan; dan

h. rekomendasi jabatan yang akan diduduki oleh TKA dari instansi tertentu apabila

diperlukan.

(2) Formulir RPTKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat:

a. identitas pemberi kerja TKA;

b. jabatan dan/atau kedudukan TKA dalam struktur bagan organisasi perusahaan

yang bersangkutan;

c. besarnya upah TKA yang akan dibayarkan;

d. jumlah TKA;

Page 28: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

e. uraian jabatan dan persyaratan jabatan TKA;

f. lokasi kerja;

g. jangka waktu penggunaan TKA;

h. penunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping TKA

yang dipekerjakan; dan

i. rencana program pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Indonesia.

Karena status hukum keduanya yang dapat dikatakan tidak sah sebagai anggota

direksi disebabkan kedua direksi WNA tersebut tidak memenuhi syarat yang ada, maka

dari itu mereka juga tidak memiliki hak untuk meminta diadakannya RUPS. Sehingga

permintaan tersebut tidak sah, bukan ilegal seperti yang ada pada artikel. Karena tidak

sah maka tentu tidak dapat dilaksanakan.

Page 29: !! TUGAS ORGAN PT (1) edit.doc

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Yahya harahap, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta,

Adrian Sutedi, 2015, Buku Pintar Perseroan Terbatas, Raih Asa Sukses, Jakarta,

James D. Cox, Thomas Lee Hazen, Hedge O’ Neal, 1977, Corporations, Alpen Law & Business.

Handri Raharjo, 2009, Hukum Perusahaan, Pustaka Yustisia, Jakarta

Munir Fuady, 2005, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, Bandung : CV Utomo, Bandung.

Gatot Supramono, 2012, Hukum Orang Asing di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta

Frans Satrio Wicaksono, Hukum perusahaan Indonesia

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal