pneumonia fix edit.doc

34
LAPORAN PENDAHULUAN “PNEUMONIA” Dosen Pengampu: Subandiyo, S.pd. S Kep Ns Disusun Oleh: 1. Bientar Tirta PY P17420213088 2. Ika Septiani P17420213099 3. Kiki Agustiana P17420213103 2C KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

Upload: kiki-agustiiana

Post on 16-Jan-2016

289 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pneumonia fix edit.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

“PNEUMONIA”

Dosen Pengampu: Subandiyo, S.pd. S Kep Ns

Disusun Oleh:

1. Bientar Tirta PY P17420213088

2. Ika Septiani P17420213099

3. Kiki Agustiana P17420213103

2C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2014

Page 2: pneumonia fix edit.doc

A. PENGERTIAN

Pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru (Engram

Barbara, 1999: 60)

Pneumonia adalah penyakit infeksi saluran pernapasan bawah,

yang melibatkan parenkim paru-paru, termasuk alveoli dan struktur

pendukungnya (Charlene J Reeves, 1999: 59)

Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat

konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveolioleh eksudat.

Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami

konsolidasi dan darah yang dialirkan ke sekitar alveoli yang tidak

berfungsi. Hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan paru-

paru yang sakit. ( Irman Soematri, 2008. Hal.67)

Pneumonia adalah suatu proses inflamasi pada paru akibat adanya

agen infeksius sehingga dapat mengganggu jalannya saluran napas.

B. ETIOLOGI

Disebabkan oleh virus pathogen yang masuk kedalam tubuh

melalui aspirasi, inhalasi, atau penyebaran sirkulasi. Pneumonia terutama

disebabkan oleh bakteri. Pneumonia inhalasi disebarkan melalui droplet

batuk dan bersin. Agen penyebabnya biasanya adalah virus. Pneumonia

bias disebabkan oleh penyebaran hematogenous dalam diri pasien yang

mengidap septisema. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh agen bacterial

atau agen bakerial atau agen fungal. Pasien yang berusia lanjut dan sakit

kronis, pasien dengan terapi steroid jangka panjang: pasien yang mengidap

Page 3: pneumonia fix edit.doc

AIDS, kekurangan gizi, atau masalah penyalahgunaan alcohol dan obat-

obatan terlarang dan pasien penderita immonusupressi, mereka itu lebih

rentan terhadap penyakit pneumonia.

Pneumonia Bakterial Diantara semua jenis pneumonia, kejadian

pneumonia bakteri hanya kurang dari setengahnya dan biasanya diderita

oleh kalanganorang tua. Namun demikian, 80% pasien pneumonia yang

diopname dirumah sakit memiliki infeksi bakteri, dan kerap kali diiringi

dengan perkembangan penyakit yang semakin parah dan usia yang

semakin menua. Organisme gram-positif yang menyebabkan pneumonia

bakteri adalah streptococcus pneumonia, S. aureus, dan streptococcus

pyogenes. Insidensi penyakit pneumonia ini paling tinggi terjadi di musim

dingin, dan biasanyamerupakan akibat lanjut dari infeksi saluran

pernapasan atas. Pneumonia mikoplasma menyerang berbagai kalangan

usia dan penyebaran melalui transmisi droplet. Haemophilus influenza

merupakan organisme gram-negatif yang paling umum. Penyebaran

penyakit ini dipercepat melalui transmisi doplet dan biasanya menimpa

pasien yang sebelumnya pernah mengidap penyakit pernapasan seperti

PPOM. Klepsiella pneumonia dan P. Aeruginosa biasanya didapat dari

aspirasi secret oral melalui udara atau organ pernapasan. Upaya

penanggulangannya, atau setidaknya upaya mengurangi tingginya korban

pengidap pneumonia, serta penghematan biaya rumah sakit dan perawatan

adalah dengan mengusahakan pengbatan infeksi sejak dini, memberikan

terapi antibiotk dirumah dan membawa pasien ke unit perawatan sub akut.

Page 4: pneumonia fix edit.doc

Strategi ini digunsksn untuk menangani pasien pengidap pneumonia

bakteri yang tidak menderita gangguan pernapasan.

Pneumonia virus Pneumonia virus yang merupakan tipe

pneumonia paling umum ini disebabkan oleh virus influenza yang

menyebar melalui transmisi doplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal

sebagai penyebab utama pneumonia virus. Bagi pasien penderita

immonusupressi (gangguan sisitem imun), maka penyakit ini

menyebabkan rata-rata kematian yang tinggi. Asien dengan pneumonia

virus harus diberi pengobatan secara simptomatis. Ada kemungkinan

pasien memiliki pneumonia bacterial sekunder, dan harus dimonitor secara

menyeluruh terkait dengan infeksi pernapasan yang dideritanya.

Pneumonia Fungal infeksi yang disebabkan jamur seperti

histoplasmosis, menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung

spora, dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.

Infeksi Histoplasma terkadang hilang dengan dengan sendirinya sehingga

tidak memerlukan perawatan. Namun jika membutuhkan perawatan,

pasien akan diberi agen antifungal(amphotericin B) secara intravena.

Untuk kalangan wanita hamil, histoplasma harus dicegah karena jamur

bias merusak fetus yang sedang tumbuh berkembang. Coccidiomikosis

umumnya lebih dikenal dengan demam lembah, juga menyebar melalui

spora yang dihirup berasal dari tanah yang terkontaminasi. Penyakit ini

pernah menjadi wabah menular di Amerika Serikat bagian tenggara dan

Page 5: pneumonia fix edit.doc

sebagian Argentina. Untuk ancaman penyakit menular ini , alternative

perawatannya bias berupa pemberian amphotericin B melalui intravena.

Pneumocytis Carinii Pneumonia (PCP). Organisme penyebabnya

yang telah dididentifikasi, yakni protozoa dan jamur. Penyakit ini

menjangkiti pasien yang menderita immunosupresi, seperti pengidap

AIDS. Studi morphologi baru-baru ini mengenai organisme diatas,

menunjukan bahwa penyakit ini lebih disebabkan oleh jamur. PCP

merupakan salah satu penyakit infeksi dengan penyebarannya mendunia

dan menjadi salah satu yang paling dikuatirkan dikalangan pasien

penderita AIDS. Infeksi pada pasien normal biasanya asimtomatic apabila

terjadi dengan agen yang menguntungkan. Penanganan profilaksis untuk

penyakit Pneumocytis carinii pneumonia bagi pasien yang mengidap virus

HIV, telah bias menurunkan insidensi dari penyakit pneumonia ini.

C. PATHOFISIOLOGI

Pneumonia terjadi karena inflamasi pada paru-paru yang

disebabkan demam, menggigil, nyeri dada mengakibatkan paru-paru

melakukan pertahanan terhadap invansi dari microba. Kemudian sel darah

merah dan putih menuju tempat infeksi paru-paru dengan pemeriksaan

darah lengkap. Mengakumulasikan cairan di paru-paru meningkat

sehingga timbul edema paru, kebocoran kapiler pada paru-paru. Dari

edema paru muncul masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Edema

paru mengakibatkan organisme masuk ke dalam rongga terjadi empysema,

mengakibatkan organisme masuk ke aliran darah mengakibatkan

Page 6: pneumonia fix edit.doc

hipertermia dan terjadi sepsis, penekanan alveoli meningkat dan tidak bisa

mengembang dengan baik akibat sesak nafas serta penurunan tekanan O2

pada arteri mengakibatkan udara yang tersimpan didalam alveoli menurun,

bisa juga mengakibatkan gangguan pertukaran gas. Kemudian dilakukan

tes LAB AGD menghasilkan hipoksemia karena kurang pengetahuan dan

berujung pada kematian, bisa dipengaruhi cepat lelah saat aktivitas timbul

masalah intoleransi aktivitas.

D. MANIFESTASI KLINIK

1. Menggigil mendadak, demam yang meningkat dengan cepat dan

berkeringat sangat banyak

2. Nyeri dada seperti ditusuk yang diperburuk dengan pernapasan dan

batuk

3. Sakit parah dengan takipnea (25-45 per menit) dan dyspnea

4. Nadi cepat dan bersambungan

5. Bradikardia relative ketika demam menunjukan infeksi virus, infeksi

Mycoplasma, atau spesies Leguonella

6. Sputum purulent, kemerahan, bersemu darah, kental, atau hijau relative

terhadap preparat etiologis

7. Tanda-tanda lain; demam, krakles, dan tanda-tada konsolidasi lobar

Page 7: pneumonia fix edit.doc

E. PENGKAJIAN

1. Wawancara

a. Identitas Klien

Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya, yang

meliputi: nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,

tanggal pengkajian.

b. Keluhan Utama

Sering menjadi alasaan klein untuk meminta pertolongan kesehatan

adalah Sesak  napas, batuk berdahak, demam, sakit kepala, ny dan

kelemahan

c. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)

Penderita pneumonia menampakkan gejala nyeri, sesak napas, batuk

dengan dahak yang kental dan sulit dikeluarkan, badan lemah, ujung jari

terasa dingin.

d. Riwayat Kesehatan Terdahulu (RKD)

Penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum masuk rumah sakit,

kemungkinan pasien pernah menderita penyakit sebelumnya

seperti : asthma, alergi terhadap makanan, debu, TB dan riwayat

merokok.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Riwayat adanya penyakit pneumonia pada anggota keluarga yang

lain seperti : TB, Asthma, ISPA dan lain-lain.

Page 8: pneumonia fix edit.doc

f. Data Dasar pengkajian pasien

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia

Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat adanya /GJK kronis

Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat

3. Makanan/cairan

Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes

mellitus

Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk,

penampilan kakeksia (malnutrisi), hiperaktif bunyi usus.

4. Neurosensori

Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)

Tanda : perubahan mental (bingung, somnolen)

5. Nyeri/kenyamanan

Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk),

imralgia, artralgia, nyeri dada substernal (influenza). 

Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit

untuk membatasi gerakan).

6. Pernafasan

Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas),

dispnea, Takipnue, dispnenia progresif, pernapasan dangkal,

penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.

Page 9: pneumonia fix edit.doc

Tanda :

Sputum: merah muda, berkarat atau purulen.

Perkusi: pekak datar area yang konsolidasi.

Premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan

konsolidasi

Gesekan friksi pleural.

Bunyi nafas menurun tidak ada lagi area yang terlibat,

atau napas bronkial.

Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku.

7. Keamanan

Gejala : riwayat gangguan sistem imun, misal SLE,AIDS,

penggunaan steroid, kemoterapi, institusionalitasi, ketidak

mampuan umum, demam. Tanda : berkeringat, menggigil

berulang, gemetar, kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola,

atau varisela.

8. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol

kronis Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lama - lama

dirawat 6 – 8 hari Rencana pemulangan: bantuan dengan

perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah. Oksigen mungkin

diperlukan, bila ada kondisi pencetus.

2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pada format pengkajian system

pernapasan (Apendiks A) dan pemeriksaan umum (pada Apendiks F)

mungkin menunjukan kombinasi sebagai berikut, tergantung dari agen

penyebab dan mekanisme invasi paru:

Page 10: pneumonia fix edit.doc

Demam tinggi dan menggigil (awitan mungkin tiba-tiba atau

berbahaya)

Nyeri dada pleuritik

Takipnea dan takikardi

Rales

Pada awalnya batuk tidak produktif tapi selanjutnya akan

berkembang menjadi batuk produktif dengan mucus purulent

kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, kecoklatan atau

kemerahan dan seringkali berbau busuk

Dispnea

Kelemahan dan malaise

Kulit berwarna keabu-abuan atau sianosis

Keringat hilang timbul sesuai penurunan dan peningkatan

demam

Periode sakit kepala selama 24-48 jam, myalgia, malaise,

diikuti dengan demam, disosiasi nadi dan suhu (nadi ralatis

lambat pada demam tinggi. Normalnya nadi meningkat jika

suhu meningkat). Hal tersebut merupakan tanda klasik pada

pasien dengan pneumonia Legionella, pneumonia viral, dan

pneumonia mikoplasma.

3. Pemeriksaan Penunjang

JDL menunjukan peningkatan sel darah putih, pada pneumonia

karena pnemkokus, legionella, klebsiella, stafilokokus dan

Page 11: pneumonia fix edit.doc

Hemophylus influenza dan akan normal pada pasien dengan

pneumonia viral dan pneumonia mikoplasma

Sinar X menunjukan konsolidasi lobar pada pasien dengan

pneumonia pnemokokus, legionella, klebsiella, stafilokokus

dan Hemophylus influenza. Pada pneumonia mikoplasma

pneumonia viral dan pneumonia stafilokokus akan terlihat

infiltrate kemerahan.

Kultur sputum menunjukan adanya bakteri tapi pada

pneumonia viral negative

Kultur darah akan positif jika pneumonia didapat dari

penularan hematogen (Staphylococcus aureus)

Pewarnaan gram positif jika infeksi disebabkan oleh bakteri

gram negative atau gram positif

Agglutinin dingin dan fiksasi komplemen dilakukan untuk

pemeriksaan viral

Analisa gas darah arteri menunjukan hipoksemi ( kurang

dari 80 mmHg) dan kemungkinan hipokapnia ( kurang

dari 35 mmHg).

Pemerikasaan fungsi paru-paru menunjukan penurunan

kapasitas vital kuat (KVK)

Bronskopi

F. PATHWAY

Page 12: pneumonia fix edit.doc

Terlampir

PNEUMONIA

Akumulasi cairan-cairan tersebut di dalam paru – paru meningkat

Demam Mengigil Nyeri dada

Sel darah putih, sel darah merah, bergerak pada tempat terjadinya infeksi pada paru -paru

Penekanan pada alveoli meningkat

Edema paru, kebocoran kapiler pada paru-paru dan terdapat eksudat

Alveoli tidak dapat mengembang dengan baik

Inflamasi pada paru-paru

Paru-paru melakukan sistem pertahankan terhadap invasi dari mikroba

Tes lab : AGD Udara yang di simpan dalam alveoli menurun

Hipoxemia

KEMATIAN

Cepat lelah saat beraktivitas

Organisme masuk ke dalam aliran darah

Penurunan tekanan O2 pada arteri

Sesak nafas

Organisme masuk kedalam rongga pleura

Empyema

- Sesak nafas- Pada pf terjadi:1. Perkusi redup2. Terdengar ronchi

TES LAB: pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah

MK: bersihkan jalan nafas tidak efektif

MK: Gangguan pertukaran gas

MK: Intoleransi aktivitas MK: Kurang Pengetahuan

Sepsis

MK: Hipertermi

Page 13: pneumonia fix edit.doc

G. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Problem

1

2

DS : Klien mengungkapkan

Dispnea

DO : - Batuk tidak efektif

- Perubahan irama dan

frekuensi pernafasan

(24x/menit)

- Sputum berlebih

- Gelisah

DS: - Klien mengungkapkan

sakit kepala pada saat

bangun tidur

- Klien mengatakan

penglihatan terganggu

DO : - Gelisah

- Ketidaknormalan

frekuensi (24x/menit),

irama,

- Hipoksia

- Hipoksemia

- AGD abnormal (73

mmHg)

Peningkatan

produksi sputum

Hipoventilasi

Bersihan jalan napas

tidak efektif

Gangguan

pertukaran gas

Page 14: pneumonia fix edit.doc

3

4

5

DS : - Klien mengungkapkan

ketidaknyamanan atau

dyspnea saat aktivitas

- Klien melaporkan

keletihan atau

kelemahan secara

verbal

DO : - tekanan darah tidak

Normal (130/90mmHg)

sebagai respon

terhadap aktivitas

- Muka pucat

DS: -

DO: - kulit merah

- Suhu meningkat 390C

- Takikardia

(112x/menit)

- Takipnea (24x/menit)

- Kulit hangat

DS: - klien mengatakan

kurang memahami tentang apa

yang dialami

Kelemahan

Penyakit

Kurang informasi

Intoleransi aktivitas

Hipertermia

Kurang Pengetahuan

Page 15: pneumonia fix edit.doc

DO: pasien tidak bisa

menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh perawat

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

4. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

5. Kurang pengetahuan kurang informasi

I. INTERVENSI

1. DX 1

NOC : Status pernapasan : ventilasi

Tujuan : Bersihan jalan napas kembali efektif

Kriteria hasil :

Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih

Tidak ada dispneu

Secret dapat keluar

Page 16: pneumonia fix edit.doc

NIC : Pengelolaan Jalan napas

a. Kaji frekuensi atau kedalaman pernapasan dengan gerakan dada

Rasional : Manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi

derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.

b. Auskultasi area paru,catat area penurunan udara

Rasional : Penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi

dengan cairan

c. Bantu pasien melakukan latihan napas dalam dan melakukan

batuk

Efektif

Rasional :napas dalam dan batuk efektif dapat menstabilkan

saluran pernapasan sehingga napas menjadi normal

d. Berikan posisi semi flowler dan pertahankan posisi anak

Rasional : Posisi tegak lurus memungkinkan ekspansi paru lebih

penuh dengan cara menurunkan tekanan abdomen pada diafragma

e. Lakukan penghisapan lender sesuai indikasi

Rasional : agar saluran pernapasan tidak terjadi sumbatan

f. Kaji vital sign dan status respirasi

Page 17: pneumonia fix edit.doc

Rasional : untuk memantau kemajuan kemajuan keadaan dan

kesehatan pasien

g. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat bronkodilator serta

mukolitik ekspektoran

Rasional : Ekspektoran membantu mengencerkan sekresi sehingga

secret dapat keluar pada saat batuk

2.DX II

NOC : status pernapasan : pertukaran gas

Tujuan : pertukaran gas kembali normal

Kriteria hasil :

Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

Tidak ada gejala distress pernapasan

GDA dalam rentang normal

Ph = 7,35-7,45

PaO2 = 80-100

Pa CO2 = 35-15 mmHg

HCO3 = 22-26 mEq/liter

NIC : Terapi oksigen

Page 18: pneumonia fix edit.doc

a. Observasi warna kulit dan kelembaban mukosa yang merupakan

tanda sianosis

Rasional : Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh

terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun telinga,

membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia

sistemik.

b. Awasi suhu badan

Rasional : Memantau perkembangan keadaan pasien

c. Pertahankan istirahat tidur

Rasional : Istirahat tidur akan memulihkan keadaan pasien

d. Ajarkann relaksasi

Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat pasien lebih rileks

e. Monitor GDA

Rasional : memantau keadaan GDA apakah dalam batas norma atau

tidak

f. Kolaborasi pemberian oksigen

Rasional : Mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan

dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi

pernapasan.

Page 19: pneumonia fix edit.doc

3. DX III

NOC : Penghematan energy

Tujuan : Dapat melakukan aktivitas secara mandiri

Kriteria Hasil :

Melaporkan peningkatan toleransi terhdap aktivitas

TTV dalam rentang normal

Tekanan darah = 120/80 mmHg

Nadi = 80-100x/menit

Suhu normal = 36-37 derajat celcius

Pernapasan =16-18x/menit

NIC : Pengelolaan Energi

a. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas

Rasional: Menetapkan dan kemampuan dan kebutuhan pasien

untuk memudahkan tindakan yang tepat.

b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung

Rasional: Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan serta

meningkatkan istirahat

c. Bantu pasien memilih posisi nyaman dengan posisi kepala

lebih tinggi

Rasional: Dengan posisi kepala lebih tingg pasien akan lebih

nyaman dalam istirahat dan tidur

d. Jelaskan pentingnya istirahat dan perlunya keseimbangan

antara istirahat dan aktivitas

Page 20: pneumonia fix edit.doc

Rasional: Istirahat atau tirah baring dipertahankan untuk

menurunkan kebutuhan metabolic dan menghemat energy

untuk penyembuhan.

4. DX IV

NOC : Thermolegulation

Tujuan : Diharapkan termoregulasi pada pasien stabil dan dalam

batas normal.

Kriteria hasil:

Suhu tubuh rentang normal

Nadi dan RR rentang normal

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pucat

NIC : Fever threatment

a. Memonitor suhu

Rasional: memantau apabila pasien mengalami perubahan

suhu badan sewaktu

b. Beri air minum yang cukup

Rasional: melancarkan sirkulasi dalam tubuh

c. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR

Rasional: memantau keadaan pasien

d. Libatkan keluarga untuk memberikan kompres air hangat

Rasional: kompres air hangat akan menurunkan suhu tubuh

pasien.

Page 21: pneumonia fix edit.doc

5. DX V

NOC : Pengetahuan

Tujuan : Menunjukan peningkatan pengetahuan.

Kriteria Hasil

Paham tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program

pengobatan

Mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara

benar

Mampu menjelaskan kembali yang dijelaskan perawat

NIC : Pendidikan Kesehatan

Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

proses penyakit yang spesifik

Rasional: mengetahui seberapa jauh pengetahuan pasien

tentang penyakit tersebut

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi dan fisiologi

Rasional: Pasien mengetahui patofisiologi dari penyakit yang

dialaminya

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit

Rasioanl: Pasien dapat mengantisipasi apabila penyakitnya

kambuh kembali

Page 22: pneumonia fix edit.doc

J. EVALUASI YANG DIHARAPKAN

1. Pasien mampu mempertahankan pola pernafasan efektif seperti yang

ditunjukkan dengan dispenia menurun, batuk berkurang, frekuensi,

irama dan kedalaman pernafasan normal

2. Pasien mampu mempertahankan pertukaran gas yang adekuat yang

dittunjukkan oleh warna kulit normal, status mental normal, gas – gas

darah dalam batasan yang dapat diterima.

3. Pasien mampu menunjukkan peningkatan toleran aktifitas.

4. Termoregulasi pada pasien stabil dan dalam batas normal

5. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya menjadi bertambah

K. KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi menyertai pneumonia adalah abses

paru, efusi pleural, empisema, gaga napas, pericarditis, meningitis,

atelectasis. Pada pasien lanjut usia risiko terjadinya komplikasi tinggi

sebab struktur system pulmonal telah berubah karena proses penuaan

(complain jaringan paru menurun, kemampuan batuk efektif menurun dan

kemampuan ekspansi paru menurun sebagai akibat dari klasifikasi kartigo

vertebra (tulang rawan pada vertebra).

Page 23: pneumonia fix edit.doc

DAFTAR PUSTAKA

http://runizone.blogspot.com/2013/11/makalah-respirasi-

pneumonia.html diakses tanggal 30 Agustus 2014 pukul 14.00

Baughman Diane .C dan Hackley Joann C. 2000. Keperawatan

Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Engram Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Reeves Charlene J. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

Salemba Medika

Soematri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan

Keperawaan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:

Salemba Medika