repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › chapter...

23
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan pulpa merupakan hal yang paling penting dalam keberhasilan prosedur restoratif. 18 Respon selular dan molekuler terjadi di dalam pulpa sebagai reaksi terhadap karies dan trauma, dan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya inflamasi dan/atau regenerasi pada jaringan dan sel. Pulpa, sama seperti jaringan lain pada tubuh yang terkena injuri, pada awalnya akan meningkatkan pertahanan dengan menyingkirkan infeksi dan memungkinkan penyembuhan luka untuk terjadi. 19 Salah satu bahan medikamen yang mulai banyak digunakan untuk perawatan endodonti adalah biodentin. Biodentin merupakan semen bioaktif baru dengan bahan- bahan mekanis menyerupai dentin yang memiliki banyak kegunaan dengan biokompabilitas tinggi. Namun, harga biodentin tergolong agak mahal dibandingkan bahan medikamen lainnya. 20 Oleh karena itu, diharapkan ekstrak kulit manggis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikembangkan menjadi bahan kaping pulpa dan memiliki efek antiinflamasi dengan harga yang relatif terjangkau. 2.1 Pulpa Pulpa adalah jaringan lunak yang terdiri dari mesenkim yang terletak di tengah gigi. Pulpa dikelilingi oleh dinding yang kaku sehingga tidak mampu berekspansi ketika terkena injuri, dimanan bengkak merupakan salah satu proses inflamasi. Hal ini menyebabkan pulpa rentan terhadap perubahan tekanan dan mempengaruhi ambang sakit. 2,4 Pulpa terdiri dari sel, substansi dasar, serat, cairan interstisial, odontoblas, fibroblas dan komponen seluler lainnya. Pulpa juga merupakan sistem mikrosirkular yang terdiri dari arteriol-arteriol dan venula sebagai komponen vaskular terbesar. 4 Suplai darah yang minimum pada pulpa ini mengurangi kapasitas pulpa dalam memperbaiki injuri yang terjadi. 4 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

34 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan pulpa merupakan hal yang paling penting dalam keberhasilan

prosedur restoratif.18Respon selular dan molekuler terjadi di dalam pulpa sebagai

reaksi terhadap karies dan trauma, dan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya

inflamasi dan/atau regenerasi pada jaringan dan sel. Pulpa, sama seperti jaringan lain

pada tubuh yang terkena injuri, pada awalnya akan meningkatkan pertahanan dengan

menyingkirkan infeksi dan memungkinkan penyembuhan luka untuk terjadi.19

Salah satu bahan medikamen yang mulai banyak digunakan untuk perawatan

endodonti adalah biodentin. Biodentin merupakan semen bioaktif baru dengan bahan-

bahan mekanis menyerupai dentin yang memiliki banyak kegunaan dengan

biokompabilitas tinggi. Namun, harga biodentin tergolong agak mahal dibandingkan

bahan medikamen lainnya.20Oleh karena itu, diharapkan ekstrak kulit manggis yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dikembangkan menjadi bahan kaping pulpa dan

memiliki efek antiinflamasi dengan harga yang relatif terjangkau.

2.1 Pulpa

Pulpa adalah jaringan lunak yang terdiri dari mesenkim yang terletak di

tengah gigi. Pulpa dikelilingi oleh dinding yang kaku sehingga tidak mampu

berekspansi ketika terkena injuri, dimanan bengkak merupakan salah satu proses

inflamasi. Hal ini menyebabkan pulpa rentan terhadap perubahan tekanan dan

mempengaruhi ambang sakit.2,4

Pulpa terdiri dari sel, substansi dasar, serat, cairan interstisial, odontoblas,

fibroblas dan komponen seluler lainnya. Pulpa juga merupakan sistem mikrosirkular

yang terdiri dari arteriol-arteriol dan venula sebagai komponen vaskular

terbesar.4Suplai darah yang minimum pada pulpa ini mengurangi kapasitas pulpa

dalam memperbaiki injuri yang terjadi.4

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

6

Pulpa terbagi ataskoronal (ruang pulpa) dan radikuler (saluran akar). Bagian

lainnya yaitu tanduk pulpa,orifisi kanal, kanal lateral, dan foramen apikal. Anatomi

internal dari komponen pulpa ini diubah oleh pembentukan dentin sekunder atau

sementum.

2.1.1 Fungsi Pulpa

Pulpa memiliki 5 fungsi:4

• Induksi

Pulpa turut serta dalam proses inisiasi dan pembentukan dentin, yang

kemudian akan membentuk enamel.

• Formasi

Odontoblas membentuk dentin dengan 3 cara yaitu mensintesa dan

mensekresi matriks-matriks inorganik, mengantarkan komponen inorganik ke matriks

yang baru terbentuk dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk proeses

mineralisasi matriks.

• Pertahanan

Odontoblas dapat membentuk dentin sebagai respon dari injuri, trauma atau

prosedur restoratif. Selain itu, pulpa mempunyai kemampuan untuk memproses dan

mengidentifikasi substansi asing dan mengaktifkan respon imun terhadapnya.

Gambar 1. Anatomi gigi (kiri) ; Anatomi pulpa (kanan)4

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

7

• Nutrisi

Pulpa menyuplai nutrisi yang penting untuk pembentukan dentin (contohnya,

dentin peritubular) dan hidrasi melalui tubulus dentin.

• Sensasi/ Inervasi

Pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang dimediasikan melalui dentin atau

enamel ke saraf pusat yang lebih tinggi, yang diekspresikan melalui rasa sakit.

2.1.2 Inervasi/Persarafan Pulpa

Rasa sakit merupakan fenomena kompleks yang terjadi akibat potensial yang

ada di gigi dibangkitkan oleh suatu rangsangan yang mengaktifkan sinyalnya ke otak.

Apapun rangsangan yang mengenai pulpa, baik secara termis, kemis ataupun mekanis

akan menghasilkan rasa sakit pada pulpa. Intensitas, lokasi dan kualitas dari rasa sakit

akan berbeda, tergantung pada tipe rangsangannya, serta tipe dari serabut saraf yang

bekerja di dalam prosesnya.Sistem saraf pada pulpa merupakan media yang tepat

dalam memberikan sinyal yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada gigi.21,22

Komponen jaringan saraf pulpa terdiri atas serabut syaraf sensori dan serabut

saraf motorik, dimana serabut saraf sensorik merupakan cabang dari saraf kranial ke

V yang disebut saraf trigeminal. Serabut-serabut saraf tersebut memasuki pulpa

melalui foramen apikal bersama dengan pembuluh darah. Setelah memasuki pulpa,

kumpulan saraf tersebut mengarah ke koronal dan terbagi menjadi cabang-cabang

yang lebih kecil sampai sebuah aksin membentuk jaringan pertahanan di dekat batas

pulpa-dentin, yang disebut pleksus Raschkow. Akson-akson ini juga bisa masuk ke

dalam tubulus dentin dalam bentuk ujung-ujung saraf.4

Serabut-serabut saraf sensorik pada pulpa diklasifikasikan menurut diameter,

kecepatan konduksi dan fungsinya menjadi dua : A fibers yang bermielin dan C fibers

yang tidak bermielin. Keduanya memiliki peranan dalam fungsi pertahanan. Hal yang

perlu diperhatikan bahwa satu serabut saraf telah dilaporkan dapat mensarafi pulpa

pada beberapa gigi sekaligus.4

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

8

Serabut saraf yang memiliki diameter lebih besar diklasifikasikan menjadi A

fibers. 90% dari A fibers merupakan Aδ fibers, dan sisanya Aβ fibers. A fibers

terletak pada batas dentin-pulpa di bagian koronal dan terkonsentrasi di tanduk pulpa.

Aδ fibers lebih cepat dalam mengkonduksi, memiliki ambang rangsang yang rendah

dan bertanggung jawab atas rasa sakit yang tajam, cepat, sesaat dan terlokalisir.

Karakteristik ini menjadikan mereka sebagai serabut saraf pertama yang berekasi dan

mentransimisikan rangsangan sakit meskipun tidak ada kerusakan yang irreversibel.

Serabut A fibers memiliki diameter 2-5µm dengan kecepatan konduksi 6-30m/s.4,21,22

Gambar 2 Gambaran skematis yang menunjukkan lokasi serabut saraf sensorik di dalam pulpa dan dentin. Persentasi tubulus yang dipersarafi di daerah A-D pada tabel di sebelah kiri. Px = Pleksus Raschkow; cfz = cell-free zone; O = Odontoblas; p = predentin.20

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

9

Serabut saraf yang dengan diameter yang lebih kecil diklasifikasikan menjadi

C fibers. C fiberslebih lambat dalam mengkonduksi signal dan bertanggung jawab

atas rasa sakit yang tumpul dan berdenyut. Reseptor sakit menyampaikan pesan ke

otak dengan nilai yang berbeda tergantung ukuran, diameter dan selaput dari saraf

tersebut. C fibers terletak di dalam inti atau bagian sentral dari pulpadan teraktivasi

oleh rangsangan panas(termis). Diameter C fibers berkisar antara 0,4-1µm dan

kecepatan konduksinya 0,5-2m/s.4,21,22

2.1.3 Sel Pulpa

Sebagai bagian dari pertahanan gigi melawan bakteri, sel-sel dalam pulpa

akan melepaskan mediator-mediator molekuler seperti sitokin dan kemokin, yang

mengarahkan sel-sel inflamasi dan sel-sel imun ke daerah infeksi dan injuri.Setelah

itu, sel-sel ini akan mengeliminasi bakteri dan menyingkirkan debris dari jaringan

host yang dihasilkan. Sumber dari mediator molekular dari respon imun tergantung

pada tingkatan infeksi karena di tingkatan yang relatif awal dari inflamasi sel yang

akan terlibat adalah sel odontoblas, kemudian dilanjutkan oleh fibroblas, sel-sel

Gambar 3 Serabut-serabut saraf pada pulpa. Warna merah : A delta fibers, warna kuning : C fibers4

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

10

endotelilal dan sel imun jaringan yang akan mendeteksi dan memberikan respon

terhadap bakteri.4

2.1.3.1 Sel Odontoblas

Odontoblas merupakan sel yang paling khas pada pulpa. Odontoblas

membentuk suatu lapisan di perifer dan mensintesa matriks, yang kemudian

termineralisasi dan menjadi dentin. Di bagian koronal dari ruang pulpa terdapat

banyak sekali odontoblas dan berukuran relatif besar dan berbentuk kolom.

Jumlahnya sebanyak 45.000-65.000/mm2 di area tersebut. Di bagian servikal dan

bagian tengah dari akar jumlahnya semakin sedikit dan berbentuk pipih (squamous).

Dalam masa hidupnya, yang dimana hampir sama dengan periode vitalitas pulpa,

odontoblas melalui fase fungsional, transisional dan istirahat, yang ditandai dengan

ukuran sel dan ekspresi organel yang berbeda.19

Odontoblas yang terletak di perifer pulpa merupakan sel pertama yang

menghadapi invasi bakteri. Odontoblas juga merupakan sel yang paling aktif dalam

pembentukan awal dentin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sel odontoblas

merupakan sel immunokompeten yang mampu mendalangi respon imun.Odontoblas

utamanya mensintesa kolagen tipe I dan proteoglikan. Selain itu, odontoblas juga

mensekresi sialoprotein, alkalin fosfatase, fosfoforin. 19,23

2.1.3.2 Sel Fibroblas

Fibroblas merupakan tipe sel yang paling umum dan paling banyak terdapat di

dalam pulpa. Sel ini cenderung berkonsentrasi pada daerah kaya sel, terutama pada

bagian koronal. Fibroblas pada pulpa tidak pernah bertumbuh dan tetap berada dalam

keadaan yang tidak berubah, berbeda dengan fibroblas pada jaringan ikat lainnya.24

Fibroblas mensintesa kolagen tipe I dan III, membentuk substansi dasar, serta

bertanggung jawab dalam memproduksi dan mensekresi komponen ekstraselular

matriks lainnya seperti proteoglikan dan fibronektin.Matriks protein yang dihasilkan

terlibat dalam proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan epitel. Fibroblas

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

11

yang distimulasi oleh sitokin-sitokin inflamasi dan produk-produk bakteri berperan

pada degradasi jaringan ikat selama inflamasi pulpa.25

2.1.3.3 Sel-sel Mesenkim yang Tidak Berdiferensiasi

Sel-sel mesenkim ini terdistribusi di daerah kaya sel dan zona sentral pulpa

dan sering menempati area perivaskuler. Sel-sel ini memiliki bentuk stelata dengan

rasio nukleus-sitoplasma yang tinggi. Namun, sel-sel ini sulit dibandingkan dengan

sel fibroblas di bawah mikroskop. Setelah menerima rangsangan, sel-sel ini akan

berdiferensiasi dan berubah menjadi fibroblas atau odontoblas. Jumlah sel-sel ini

akan menurun pada sel pula dewasa, bersamaan dengan menurunnya kemampuan

regenerasi jaringan pulpa.25

2.1.3.4 Sel Dendritik

Pulpa dilengkapi dengan komponen seluler yang penting untuk pengenalan

awal dan pemrosesan antigen, oleh sebab itu pulpa memiliki reaksi untuk memicu

reaksi pertahanan tubuh. Sel imun utama pada sel pulpa normal adalah sel , makrofag

dan sel dentritik.

Sel dendritik pulpa merupakan sel-sel immunokompeten pulpa yang berfungsi

sebagai sel penyaji antigen(Antigen presenting cell/APC). Sel-sel dendritik banyak

dijumpai di daerah perivaskuler, tersusun dengan aksis longitunalnya paralel dengan

sel-sel endotel. Selain itu, sel-sel dendritikmempunyai kapasitas yang kuat untuk

memberikan sinyal yang menyebabkan proliferasi sel-sel T dibandingkan terhadap sel

makrofag. 25,26

2.1.4 Sel Inflamasi Pulpa

2.1.4.1 Leukosit Polimorfonuklear/Neutrofil

Leukosit merupakan sel utama yang tampak pada abses mikro dan efektif

dalam menghancurkan serta memfagositosis bakteri dan sel-sel mati.Bentuk yang

paling umum dari leukosit adalah neutrofil, meskipun neutrofil tidak tampak pada

pulpa yang sehat. Neutrofilmemiliki diameter 10-12µm di dalam hapusan darah

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

12

dilihatsecara histologi. Neutrofil bisa diidentifikasi melalui inti selnyayang

multilobus.Ciri khas yang dimiliki neutrofil adalah kemampuannya untuk berpindah

tempat, dimana sel terbanyak yang pertama kali masuk ke daerah injuri adalah

neutrofil. Ketika sampai di daerah injuri, neutrofil akan mengenali substansi-

substansi asing dan memfagositosis bakteri. 4,27

2.1.4.2 Makrofag

Sel ini berasal dari sel mesenkim yang tidak berdiferensiasi atau monosit.

Monosit merupakan sel kedua yang akan masuk ke dalam daerah injuri setelah

neutrofil. Sel berbentuk oval besar atau gelendong yang terlibat dalam proses

eliminasi sel-sel yang mati, debris, bakteri, benda asing,dll. Penyembuhan luka secara

normal tergantung pada keikutsertaan makrofag dalam respon imun, makrofag akan

menjadi sel yang utama setelah sel neutrofil mati.Makrofag memiliki diameter sekitar

20µm dan memiliki inti sel yang berbentuk seperti ginjal. Sitoplasmanya terlihat

seperti tentakel dari sel pseudopia atau seperti kail. 4,27,28

Gambar 4 Sel Neutrofil (panah hitam)22

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

13

2.1.4.3 Limfosit

Dalam pulpa normal, umumnya ditemukan T-limfosit namun B-limfosit

sangat jarang. Sel-sel ini muncul pada lokasi injuri setelah invasi neutrofil. Kehadiran

dari T-limfosit dan B-limfosit menandakan adanya iritasi yang persisten, karena sel-

sel tersebut diasosiasikan dengan injuri dan dihasilkan oleh respon imun. T-Limfosit

memegang peranan penting dalam regulasi imun dan respon inflamasi melalui

sekresi sitokin antiinflamasi seperti InterLeukin 10. 27

Gambar 5 Sel Makrofag dan Neutrofil (panah hitam)23

Gambar 6 Sel Limfosit (panah hitam)22

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

14

2.1.4.4 Sel Mast

Sel mast berdiameter 6-12µm dan memiliki inti sel yang bulat. Sitoplasmanya

dipenuhi oleh granul-granul yang basofilik dan metakromatik. Sel mast terdistribusi

secara merata di jaringan ikat dan jarang ditemukan pada jaringan pulpa normal.

Granul dari sel mast mengandung heparin dan histamin yang merupakan mediator

inflamasi. Ketika terstimulasi, sel mast akan berdegranulasi melepaskan histamin

yang mengakibatkan vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah

kemudian membebaskan cairan dan leukosit.23,28

2.1.4.5 Sel Plasma

Sel plasma merupakan sel yang bebas, dengan diameter 10-20µm dan

berbentuk bulat atau poligonal. Inti sel plasma berbentuk bulat dan terletak agak ke

tepi sehingga sitoplasmanya tampak lebih luas. Sitoplasmanya bersifat basofilik dan

tidak memiliki granul. Sel tipe ini umumnya muncul setelah invasi neutrofil ke

daerah injuri berlangsung. Sel plasma tidak terlihat pada jaringan pulpa yang sehat,

namun sel ini diasosiasikan dengan injuri dan respon imun dalam menghancurkan,

merusak, atau menetralisasikan substansi-substansi asing. Kehadiran sel plasma

mengindikasikan adanya iritasi yang persisten. Sel plasma merupakan diferensiasi

dari sel limfosit B setelah berkontak dengan suatu antigen.23,28

Gambar 7. Sel Mast dan Fibroblas23

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

15

2.2 Inflamasi Pulpa

Sama seperti bagian tubuh yang lain, inflamasi juga bisa terjadi pada pulpa.

Inflamasi pulpa tidak terjadi hanya saat bakteri yang terdapat pada gigi yang rusak

mencapai pulpa. Bakteri mungkin saja telah mencapai pulpa lebih cepat dan memulai

proses inflamasi lebih dulu. Inflamasi yang terjadi bisa berupa akut atau kronis,

karena sama seperti jaringan lainnya, pulpa akan bereaksi terhadap bahan iritan

dengan respon imun. Derajat inflamasi akan mempengaruhi intensitas dan keparahan

dari kerusakan jaringan. 2

Proses inflamasi akan dimulai saat jaringan mengalami kerusakan jaringan

dan berlangsung selama 3-5 hari. Inflamasi memiliki 2 fase yaitu fase vaskular dan

fase selular. Fase selular ditandai awal dengan adanya vasokonstriksi pembuluh yang

terkena injuri. Vasokonstriksi memperlambat aliran darah ke jaringan injuri,

membentuk koagulasi darah. Dalam hitungan menit, histamin, prostaglandin E1 dan

E2, bersama dengan sel darah putih, akan menyebabkan vasodilatasi serta membuka

ruang kecil di antara sel endotelial sehingga plasma darah lolos dan leukosit

bermigrasi ke jaringan interstisial. 29

Gejala utama dari inflamasi yaitu kemerahan, bengkak, rasa panas, sakitdan

hilangnya fungsi–rubor et tumour cum calore et dolore etfunctio laesa-. Rasa panas

dan kemerahan disebabkan oleh vasodilatasi; bengkak disebabkan oleh transudat

Gambar 8. Sel Plasma23

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

16

cairan; dan rasa sakit dan kehilangan fungsi disebabkan oleh histamin, kinin, dan

prostaglandin yang dilepaskan oleh leukosit, juga disertai dengan tekanan dari

udema.29

Stimulus awal inflamasi memicu pelepasan mediator kimia dari plasma atau

jaringan ikat. Mediator terlarut tersebut akan bekerja sama atau secara berurutan

memperkuat respon awal inflamasi dan mempengaruhi perubahannya dengan

mengatur respon vaskular dan selular. Mediator kimiawi yang penting dalam proses

inflamasi antara lain:

a. Histamin

Histamin secara luas telah dikenal sebagai mediator kimiawi pada radang

akut. Histamin mengakibatkan dilatasi vaskuler, peningkatan permeabilitas kapiler,

kontraksi otot nonvaskular dan menstimulasi reseptor yang berperan dalam rasa sakit.

b. Sitokin

Sitokinin, termasuk di dalamnya interleukin(IL) 1-10, tumor necrosis factor ∝

(TNF-∝), dan interferon 𝛾𝛾 (INF- 𝛾𝛾) diproduksi secara dominan oleh makrofag dan

limfosit. Peranan sitokin di dalam inflamasi sangat kompleks. Polipeptida ini akan

mengatur aktivitas dan fungsi sel lainnya untuk mengkordinasi dan mengontrol

proses inflamasi.

c. Metabolisme asam arakidonat

Asam arakidonat merupakan prekusor dari sejumlah besar mediator inflamasi.

Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan, maka enzim

fosfolipase diaktivasi untuk mengubah fosfolipid tersebut menjadi asam arakidonat,

kemudian sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase dan seterusnya menjadi

prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan. Bagian lain dari asam arakidonat diubah

oleh enzim lipooksigenase menjadi leukotrien.

Enzim pertama dalam jalur pembentukan prostaglandin adalah prostaglandin

G/H sintetase, atau yang dikenal dengan nama siklooksigenase (COX). Enzim ini

mengubah asam arakidonat (AA) menjadi Prostaglandin G2 (PGG2) dan

Prostaglandin H2 (PGH2) , yang akan diubah menjadi tromboksan A2 (TXA2) dan

bentuk prostaglandin lainnya. Prostaglandin yang paling berperan dalam suatu proses

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

17

inflamasi adalah PGE2, PGD2, dan PGI2 (prostasiklin). PGE2 dan PGI2

menyebabkan peningkatan vasodilatasi dan permeabilitas vaskular. PGE2 juga

terlibat dalam hiperalgesia dan demam.

d. Bradikinin

Bradikinin merupakan mediator yang penting dalam proses inflamasi.

Bradikinin bekerja dengan meningkatkan permeabilitas dan vasodilatasivaskular,

serta mengaktivasi fosfolipase A2 untuk melepaskan asam arakidonat. Selain itu,

bradikinin juga berperan sebagai mediator utama dari rasa sakit yang merupakan

tanda kardinal dari inflamasi akut.

e. Nitrik Oksida (NO)

Nitrik oksida dihasilkan oleh proses inflamasi dan akan mengirimkan signal

penting antar sel dalam proses fisiologis dan patofisiologis inflamasi. Nitrik oksida

mengaktifkan bentuk konstitutif dan induksi siklooksigenase (COX-1 dan COX-2),

yang menentukan tingkatan enzim untuk sintesis PGE2 selama proses inflamasi.

Sebagian kecil dari nitrik oksida berperan dalam vasodilatasi dan antiaggregasi

trombosit.

Pada saat terjadi injuri, pulpa akan terpapar dan akan terjadi inflamasi pulpa

dengan tahap-tahap: (1) homeostasis dan pembentukan gumpalan darah; (2) respons

inflamasi; (3) proliferasi sel dan/atau perekrutan sel-sel; dan (4) remodeling jaringan.

Proses penyembuhan pada jaringan ikat selalu ditandai dengan karakteristik adanya

keempat tahap di atas. Kegagalan untuk menghilangkan proses inflamasi dapat

menyebabkan proses inflamasi kronis, dan seterusnya nekrosis pulpa.26,30

2.3 Pulpitis Reversibel

Pulpitis reversibel adalah kondisi inflamasi ringan sampai sedang pada pulpa

yang diakibatkan oleh rangsangan berbahaya dimana pulpa masih sanggup untuk

kembali ke keadaan normal setelah rangsangan dihilangkan. Ketidaknyamanan terjadi

saat rangsangan seperti dingin atau manis diaplikasikan dan akan hilang beberapa saat

setelah rangsangan disingkirkan.2 Pulpitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

seperti bakteri, bahan kimia, karies, fraktur, abses, poket periodontal, trauma ,

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

18

kuretase, kesalahan secara iatrogenik. Jika pulpitis reversibel tidak segera dirawat

maka pulpa akan berubah menjadi nekrotik.4

Secara mikroskopis, akan tampak pembuluh darah yang

berdilatasi,pengeluaran cairan udema, kekacauan dari lapisan odontoblas,

terbentuknya dentin reparatif dan adanya sel-sel inflamasi akut dan kronis. Gigi yang

mengalami pulpitis reversibel akan bereaksi secara normal terhadap perkusi, palpasi,

dan jaringan periapikal terlihat normal pada pemeriksaan radiografi.18

2.4 Kaping Pulpa

Terapi pulpa konservatif bertujuan untuk mempertahankan vitalitas dan

kesehatan jaringan pulpa, oleh sebab itu jaringan pulpa yang terpapar karena terkena

trauma harus segera dirawat agar tidak terjadi peradangan yang jika tidak dirawat

dapat mengakibatkan kematian pada pulpa. Salah satu cara untuk mempertahankan

vitalitas pulpa yaitu dengan prosedur kaping pulpa. Kaping pulpa terbagi menjadi dua

yaitu kaping pulpa indirek dan kaping pulpa direk. Kaping pulpa indirek dilakukan

pada kasus restorasi lesi karies yang dalam, dimana bahan kaping pulpa diletakkan di

atas selapis tipis dentin yang tersisa. Kaping pulpa direk didefinisikan sebagai

perawatan pada pulpa vital yang terpapar dengan meletakkan bahan kaping pulpa

langsung di atas pulpa yang mengalamai cedera untuk memfasilitasi pembentukan

dentin reparatif dan menjaga vitalitas pulpa. Indikasi kaping pulpa direk yaitu apabila

pulpa terpapar karena cedera mekanis atau disebabkan oleh karies yang masih

sedikit.31

2.5 Bahan Kaping Pulpa

2.5.1 Biodentin

Biodentinmerupakan suatu bahan pengganti dentin yang bersifat bioaktif yang

diperkenalkan oleh Septodont(2009). Komposisi bubuk biodentin yang paling utama

yaitu kalsium trisilikat dan kalsium disilikat berperan untuk meregulasi reaksi setting.

Komponen lainnya yaitu kalsium oksida dan kalsium karbonat sebagai filler, besi

oksida sebagai shading dan zirkonium dioksida sebagai radio-opacifier. Cairan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

19

untuk diaduk bersama biodentin terdiri dari polimer yang larut dalam air dan kalsium

kloridauntuk mempercepat reaksi setting. Biodentin mengundang banyak perhatian

beberapa tahun terakhir dan telah dianjurkan untuk digunakan dalam aplikasi klinis.

seperti perforasi akar, apeksifikasi, resopsi,retrograde filling, prosedur kaping pulpa,

dan pengganti dentin.32,33,34

Biodentin memiliki setting time yang cepat (12 menit), biokompabilitas

tinggi, kekuatan kompresif tinggi, kemampuan sealing baik, dan mudah untuk

digunakan, serta keserbagunaannya dalam prosedur perbaikan dan restoratif dalam

endodonti tanpa meninggalkan stain pada gigi yang dirawat. Selain itu, biodentin bisa

menstimulasi regenerasi jaringan dan memiliki respon yang baik terhadap pulpa.20

Zanini et al (2012) menyatakan biodentin bersifat bioaktif karena

menginduksi diferensiasi sel-sel mirip odontoblas serta meningkatkan proliferasi sel

dan biomineralisasi pulpa. Biodentin menjaga vitalitas pulpa tanpa menimbulkan

reaksi radang dan mempercepat proses penyembuhan pulpa. Biodentin bekerja

dengan menginduksi mineralisasi setelah diaplikasikan. Mineralisasi terjadi dalam

bentuk osteodentin dengan meningkatkan sekresi Transforming Growth Factor Beta 1

(TGF-β1) dari sel pulpa, serta menstimulasi odontoblas dan sel diferensiasi yang akan

membentuk dentin reactionary dan dentin tersier. 33,35

Penelitian yang dilakukan oleh Golberg (2009) terhadap gigi molar maksilla

tikus yang dipreparasi dengan kavitas bentuk setengah lingkaran(kelas V) kemudian

diisi dengan Biodentin dan Fuji IX GIC menunjukkan bahwa setelah 8 hari, inflamasi

pulpa moderat di sepertiga mesial ruang pulpa. Inflamasi hilang setelah 15 hari.

Selanjutnya peneltian yang dilakukan oleh Shayegan (2012) untuk melihat respon sel

inflamasi dan pembentukan jaringan keras pada gigi hewan coba yang telah di

kaping pulpa dengan biodentin menghasilan jaringan pulpa yang normal tampa

adanya tanda inflamasi. Dalam sebuah studi klinis dan histologis, Nowicka et al

(2013) melihat respon dari pulpa gigi manusia yang dilapisi dengan biodentin.

Mereka menemukan mayoritas dari spesimen membentuk jembatan dentin yang

komplit tanpa adanyarespon inflamasi pulpa.20,34

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

20

2.5.2 Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)

Kalsium hidroksida dikenal telah menjadi “gold standart” dalam perawatan

kaping pulpa selama beberapa dekade terakhir. Kalsium hidroksida mempunyai

kemampuan antibakteri yang baik sehingga dapat menimisasai atau mengeliminasi

penetrasi bakteri dan iritasi pada jaringan pulpa. Mekanisme ini belum sepenuhnya

dimengerti, namun penelitian menyatakan bahwa karena pH kalsium hidroksida yang

tinggi sehingga mengiritasi pulpa, yang mana merangsang terjadinya perbaikan

melalui protein yaitu Bone Morphogenic Protein (BMP) dan Transforming Growth

Factor-Beta One (TGF-β1). Keduanya menunjukkan kemampuan dalam menstimulasi

perbaikan pada pulpa dan remineralisasi dentin. Kekurangan kalsium hidroksida yaitu

tidak memiliki sifat adesif, kemampuan sealing yang kurang baik, dapat larut di

bawah restorasi dan mengakibatkan terjadinya tunnel defects.36

2.5.3 Mineral Trioxide Aggregate (MTA)

MTA merupakan biomaterial yang awalnya disarankan sebagai bahan pengisi

saluran akar pada gigi yang telah dirawat endodontik. Komponen utamanya adalah

trikalsium silikat, aluminat trikalsium, oksida dan oksida trikalsium silikat. Beberapa

keunggulan dari MTA adalah kemampuan penyegelan yang tinggi, biokompatibilitas

terhadap jaringan, tidak menimbulkan inflamasi, kemampuannya untuk membentuk

dentinal bridge dan sementum serta regenerasi ligament periodontal. Disamping itu

MTA juga memiliki sifat antibakteri dan lebih radiopak dari dentin schingga

mempermudah membedakannya dalam radiografi. Karena sifat-sifatnya ini MTA

digunakan sebagai bahan perawatan dalam bidang endodontik yaitu: sebagai

perawatan perforasi saluran akar, pulpotomi, apeksifikasi akar dan pulpa kaping

direk. Namun, MTA memiliki beberapa kekurangan, seperti setting time yang lama,

sangat mudah larut, dan memiliki potensi diskolorisasi pada gigi.36

2.6Buah manggis sebagai bahan alternatif

Dalam dekade belakangan ini di tengah banyaknya jenis obat modern di

pasaran dan munculnya berbagai jenis obat modern yang baru, terdapat

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

21

kecenderungan global untuk kembali ke alam (back to nature). Sampai saat ini, telah

banyak pemanfaatan tanaman global untuk menanggulangi beberapa penyakit seperti

diare, disentri, eksim dan penyakit kulit lainnya. Salah satu tanaman Indonesia yang

bisa dimanfaatkan untuk tujuan tersebut adalah buah manggis.37,38

Manggis merupakan pohon buah yang berasal dari daerah Asia Tenggara

meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmnar. Di Indonesia, tanaman

manggis mudah dijumpai dari Sabang hingga Merauke. Tanaman yang namanya

diambil dari nama penjelajah Perancis, Laurent Garcin ini memiliki banyak sebutan

lokal, diantaranya manggoita (Nanggroe Aceh Darussalam), manggu (Jawa Barat),

manggus (Lampung), manggusto ( Sulawesi Utara), manggista (Sumatera Barat) dan

manggustan (Maluku).39

Baik di habitat alami maupun yang dibudidayakan, pohon manggis dapat

mencapai tinggi 25m dengan diameter batang mencapai 45cm. Manggis dapat

tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-600dpl. Suhu udara rata-rata 20-300C, pH

tanah berkisar 5-7. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan manggis berkisar

1.500-3.000 mm/tahun yang merata sepanjang tahun.39

Gambar 9. Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

22

Menurut Tjitrosoepomo(1994), kedudukan taksonomi dari manggis yaitu :40

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Guttiferanales

Famili : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L

Secara umum, orang hanya mengkonsumsi buah dari manggis saja dan

cenderung membuang kulit buah manggis tersebut. Bagian tanaman yang secara

tradisional sering dipakai dalam pengobatan tradisional adalah kulit buah. Kulit buah

manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas

farmakologi misalnya antiinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung,

antibakteri, antijamur bahkan untuk pengobatan atau terapi penyakit HIV. Beberapa

senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan bertanggungjawab

atas aktivitas farmakologi adalah golongan xanthone, yang merupakan substansi

kimia alami yang tergolong polyphenolic.Di dalam senyawa xanton terdapat suatu

komponen penting untuk penyembuhan luka yaitu gamma-mangostin. Kandungan

gamma- mangostin dalam kulit buah manggis berperan dalam memicu pembentukan

kolagen yang berperan penting dalam aksi pemeliharaan struktur dan penyembuhan

luka. Disamping itu juga terdapat senyawa lainnya dalam kulit manggis yang

memiliki aktivitas antiinflamasi, seperti flavonoid, vitamin B1, B2, C, saponin, dan

tanin yang ternyata juga dapat mempercepat penyembuhan luka.38,41

2.6.1 Xanthone

Xanthone tidak ditemukan pada buah-buahan lain, oleh karena itu manggis

dijuluki Queens of fruits. Senyawa Xanthone yang telah teridentifikasi, diantaranya

adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on dan

1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on. Keduanya lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

23

dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-mangostin, dan merupakan

komponen bioaktif utama yang ditemukan di buah manggis. Aktivitas biologis dari

α-mangostin telah dikonfirmasi memiliki aktivitas antibakteri terhadap Helicobacter

pylori, aktivitas antiinflamasi dengan menghambat kerusakan oksidatif oleh Low-

Density-Lipoprotein(LDL) pada manusia (Iikubo et al., 2002), aktivitas antibakteri

terhadap methicillin-ressistant Staphylococcus aureus (Iinuma et al.,1996) dan

aktivitas antioksidan yang lemah (Chairungsrilerd et al.,1996). Derivat xanthone

lainnya, γ-mangostin juga dilaporkan memiliki efek farmakologi, seperti menghambat

Cdk-activating kinase(Cak) pada hewan, Ca2+-dependent protein kinases(CPDK)

pada tumbuhan (Jinsart et al., 1992). Selain itu, α- dan γ-mangostin mampu

menghambat infeksi human immunodeficiency virus(HIV) dan topoisomerases I dan

II.42,43

Gambar 10. Struktur kimiawi Alfa-mangostin dan Beta-mangostin11

2.6.2 Aktivitas Antiinflamasi Kulit Manggis

Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi dari kulit buah manggis sampai

sudah banyak dilakukansecara in vitro danin vivo. Dari hasil penelitian Nakatani et

al., diduga bahwa senyawa yang mempunyai aktivitas antiinflamasi adalah γ-

mangostin. Nakatani et al(2002) melakukan penelitian aktivitas antiinflamasi in vitro

dari gamma mangostin terhadap sintesa PGE2 dan siklooksigenase (COX) dalam sel

glioma tikus C6. Kedua senyawa dan enzim tersebut merupakan mediator terpenting

dalam terjadinya reaksi inflamasi. Selanjutnya Nakatani et al. (2004) mengkaji

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

24

pengaruh gamma-mangostin terhadap ekspresi gen COX-2 pada sel glioma tikus C6.

Resume dari hasil penelitian tersebut yaitu : gamma mangostin secara langsung

menghambat aktivitas enzim Ikappa B Kinase, untuk kemudian mencegah proses

transkripsi gen COX-2 (gen target NF-kappaB), menurunkan produksi PGE2 dalam

proses inflamasi. Temuan tersebut juga didukung hasil peneltian in vivo, γ-mangostin

mampu menghadapi inflamasi udema yang diinduksi karagenen pada tikus.38,41

Penelitian selanjutnya oleh Chen et al.(2008) menunjukkan bahwa α-

mangostin dan γ-mangostin mampu menghambat produksi nitrik oksida dan

PGE2dari sel RAW 264,7 yang distimulasi lipopolisakaridasecara signifikan. Efek

antiinflamasi dari α- mangostin dan γ-mangostin dievaluasi dengan menggunakan

udema pada kaki tikus yang diinduksi dengan karagenen. Dari penelitian tersebut

didapatkan hasil bahwa α-mangostin menghambat udema pada tikus pada jam ketiga

setelah perlakuan terhadap sampel. Kedua penelitian secara in vivo yang dilakukan

oleh Nakatani et al., dan Chen et al. menyatakan bahwa α-mangostin dan γ-

mangostin memiliki efek antiinflamasi.44

Pada penelitian yang dilakukan Agni (2013) menyatakan bahwa xanton yang

terdapat dalam kulit manggis mampu menghambat jalur lipooksigenase, serta senyawa

lain seperti tanin dancatechin (golongan flavonoid) juga memilikiaktivitas

antiinflamasi karena tanin dan catechindapat menghambat pengeluaran prostaglandin

pada jalur asam arakhidonat yang merupakan mediatorperadangan penting.

Terhambatnya pelepasan asamarakhidonat dari sel inflamasi akan

menyebabkankurang tersedianya substrat arakhidonat bagi jalursiklooksigenase dan

lipooksigenase yang padaakhirnya akan menekan jumlah prostaglandin,prostaksiklin,

endoperoksidase, dan leukotrin.Penekanan jumlah tersebut mengurangi

terjadinyavasodilatasi pembuluh darah dan aliran darah lokal, yang akan berpengaruh

pada migrasi sel–sel radang.45

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

25

2.7 Kelinci (Oryctolagus cuniculus) sebagai Hewan Coba

Penggunaan hewan coba sebelum dilakukan uji coba klinis ke manusia telah

berkontribusi banyak dalam memahami berbagai variasi proses fisiologis dan

patofisiologis yang akan terjadi dalam diri manusia. Penggunaan hewan coba didalam

penelitian eksperimental haruslah memenuhi prinsip ilmiah, etis dan legal. Hewan

percobaan telah banyak digunakan dalam studi eksperimental di berbagai bidang

kesehatan dan kedokteran gigi, karena penelitian langsung terhadap manusia tidak

boleh dilakukan dengan alasan praktis dan etis.46

Penelitian eksperimental ini menggunakan kelinci (Oryctogalus cuniculus)

sebagai hewan coba. Hewan coba ini memenuhi standar internasional dalam

penelitian di bidang kedokteran gigi, dan kelinci merupakan hewan yang jinak, tidak

agresif, mudah didapatkan serta biayanya relatif terjangkau dibandingkan hewan

besar lainnya. Keberadaan kelinci dalam pengembangan filogenetik spesiesnya

membuat kelinci cocok untuk inferensi apa yang diharapkan pada manusia. Selain itu,

densitas tulang kelinci mirip dengan manusia. Penelitian yang dilakukan oleh

Davidovic et al (2015) menggunakan gigi insisivus sentral kelinci untuk melihat

pengaruh bahan lining terhadap inflamasi pulpa. Aljandan et al (2012) juga

Gambar 11. Kelinci (Oryctolagus cuniculus)

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

26

melakukan penelitian pada gigi insisivus kelinci untuk melihat efektivitas

penggunaan bahan kaping pulpa dalam respon penyembuhan pulpa. Di samping itu,

Mao et al(2012) juga menggunakan gigi kelinci untuk melihat reaksi inflamasi pada

pulpa. 47,48,49

Mulut kelinci panjang, dengan pembukaan sempit. Insisivus dan gigi yang

berada di pipi (cheek teeth) dipisahkan oleh daerah edentulus yang disebut diastema.

Terdapat 2 pasang gigi insisivus maksila pada kelinci, yaitu 2 gigi insisivus labial

yang lebih besar dan 2 gigi palatal yang lebih kecil ( peg teeth).Formula gigi kelinci

dewasa yaitu : insisivus 2/1, kaninus 0/0, premolar 3/2, molar 3/3 dengan total 28

gigi.50

Gambar 13. Struktur insisivus gigi kelinci pandangan lateral36

Gambar 14. Struktur cheek teeth kelinci pandangan lateral36

Gambar 12. Struktur anatomis gigi kelinci36

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 64020 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idinflamasi dan/atau regenerasi pada

27

2.8 Kerangka Teori

BAB 3

Pulpa Normal

Persarafan Pulpa

A β fibers

A δ fibers

C fibers

Sel Pulpa

Sel Odontoblas

Sel Fibroblas

Sel-sel Mesenkim yang Tidak Berdiferensiasi

Sel Dendritik

Injuri

Inflamasi Pulpa

Buah Manggis

Inflamasi Akut

(Hari 1- 3)

Inflamasi Sedang

(Hari 5 – 7)

Penyembuhan

(Hari 7)

Sel PMN (Neutrofil)

Sel Makrofag

Sel Limfosit

Sel Plasma

Sel Fibroblas

Xanthone

Alfa Mangostin

Sel inflamasi pulpa↓ (?)

Bahan Kaping Pulpa

Biodentin

Tanin

Catechin

Gamma Mangostin

Universitas Sumatera Utara