repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › chapter...

39
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum Merkuri (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri (Hg) akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri (Hg) memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59 g/mol, titik beku - 39 o C, dan titik didih 356,6 o C. Kelimpahan merkuri (Hg) di bumi menempati urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Merkuri jarang didapatkan dalam bentuk bebas di alam, tetapi berupa bijih cinnabar (HgS). Untuk mendapatkan Hg dari cinnabar, dilakukan pemanasan bijih cinnabar di udara sehingga menghasilkan logam Hg (Widowati, 2008). Menurut Lubis (2002) yang mengutip dari Carl Zekk (1994) dan Joseph La Dou (1990), produksi air raksa diperoleh terutama dari bijih cinnabar (86,2% air raksa). Salah satu cara melalui pemanasan bijih dengan suhu 800 o C dengan menggunakan O 2 (udara), sulfur yang dikombinasi dengan gas O 2 , melepaskan merkuri sebagai uap air yang mudah terkonsentrasi. Cinnabar juga dapat dipanaskan dengan kapur dan belerang bercampur kalsium akan melepaskan uap logam merkuri. Bijih merkuri juga ditemukan pada batu dan bercampur dengan bijih lain seperti tembaga, emas, timah, seng, dan perak. Dalam keseharian, pemakaian bahan merkuri telah berkembang sangat luas. Merkuri digunakan dalam bermacam-macam perindustrian, untuk peralatan-peralatan Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Merkuri

2.1.1 Pengertian Umum

Merkuri (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta

mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri (Hg) akan memadat pada tekanan 7.640

Atm. Merkuri (Hg) memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59 g/mol, titik beku -

39o C, dan titik didih 356,6

oC.

Kelimpahan merkuri (Hg) di bumi menempati urutan ke-67 di antara elemen

lainnya pada kerak bumi. Merkuri jarang didapatkan dalam bentuk bebas di alam,

tetapi berupa bijih cinnabar (HgS). Untuk mendapatkan Hg dari cinnabar, dilakukan

pemanasan bijih cinnabar di udara sehingga menghasilkan logam Hg (Widowati,

2008).

Menurut Lubis (2002) yang mengutip dari Carl Zekk (1994) dan Joseph La

Dou (1990), produksi air raksa diperoleh terutama dari bijih cinnabar (86,2% air

raksa). Salah satu cara melalui pemanasan bijih dengan suhu 800oC dengan

menggunakan O2 (udara), sulfur yang dikombinasi dengan gas O2, melepaskan

merkuri sebagai uap air yang mudah terkonsentrasi. Cinnabar juga dapat dipanaskan

dengan kapur dan belerang bercampur kalsium akan melepaskan uap logam merkuri.

Bijih merkuri juga ditemukan pada batu dan bercampur dengan bijih lain seperti

tembaga, emas, timah, seng, dan perak.

Dalam keseharian, pemakaian bahan merkuri telah berkembang sangat luas.

Merkuri digunakan dalam bermacam-macam perindustrian, untuk peralatan-peralatan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

9

elektris, digunakan untuk alat-alat ukur, dalam dunia pertanian, bahan kosmetika dan

keperluan lainnya. Demikian luasnya pemakaian merkuri, mengakibatkan semakin

mudah pula organisme mengalami keracunan merkuri (Palar, 2008).

Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil. Beberapa catatan

diketahui bahwa kadar merkuri dalam jaringan sebesar 0,1 – 1 ppm sudah dapat

menyebabkan gangguan fungsi tubuh sedangkan menurut IPCS (International

Programme on Chemical Safety) paparan merkuri pada tubuh manusia mencapai 200

s/d 500 (Wurdiyanto, 2007).

Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:

1. Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air

raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan

sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk

produksi klorin dari sodium klorida.

2. Merkuri anorganik: dalam bentuk Hg++

(Mercuric) dan Hg+(Mercurous)

Misalnya:

a. Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg inorganik yang sangat

toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan

b. Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder dan

laksansia (calomel)

c. Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

10

3. Merkuri organik : terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain :

a. Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil

rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan.

Misalnya memakan ikan yang tercemar zat tsb. dapat menyebabkan

gangguan neurologis dan kongenital.

b. Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai

antiseptik dan fungisida.

2.1.2 Sumber Merkuri

2.1.2.1 Terdapat di Alam

Sebagai hasil tambang, merkuri dijumpai dalam bentuk mineral HgS yang

disebut sinabar (cinnabar). Terdapat sebagai batuan dan lapisan batuan yang

terhampar di Spanyol, Itali, dan bagian Amerika, serta banyak di distribusikan

sebagai batuan, abu, dan larutan.

2.1.2.2 Hasil Aktifitas Manusia

Menurut Widowati (2008) yang mengutip dari Herman (2006), sumber merkuri

dari hasil aktifitas manusia antara lain pembuangan tailing pengolahan emas

tradisional yang diolah secara amalgamasi, dimana merkuri mengalami perlakuan

tertentu berupa putaran, tumbukan, atau gesekan, sehingga sebagian merkuri akan

membentuk amalgam dengan logam-logam (Au, Ag, Pt) dan sebagian hilang dalam

proses.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

11

2.1.3 Toksikologi Merkuri di Lingkungan

Secara alamiah, pencemaran oleh merkuri ke lingkungan umumnya berasal

dari kegiatan gunung api, rembesan air tanah yang melewati daerah deposit merkuri

dan lain-lain. Namun demikian, meski sangat banyak sumber keberadaan merkuri di

alam, dan masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan tertentu secara alamiah, tidaklah

menimbulkan efek-efek merugikan bagi lingkungan karena masih dapat ditolerir oleh

alam. Merkuri menjadi bahan pencemar sejak manusia mengenal industri, kemudian

menggali sumber daya alam dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk

kebutuhannya (Palar, 2008).

Penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran

lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara. Merkuri

yang terbuang ke sungai, pantai atau badan air di sekitar industri-industri tersebut

dapat mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk ganggang dan

tumbuhan air. Ikan-ikan dan hewan air tersebut kemudian dikonsumsi manusia

sehingga manusia terpapar merkuri di dalam tubuhnya. FDA (Food and Drug

Administration) menetapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah 0,005

ppm untuk makanan, sedangkan WHO (World Health Organization) menetapkan

batasan maksimum untuk air, yaitu 0,001 ppm (Kristanto, 2002).

2.1.4 Kegunaan Merkuri Dalam Kehidupan

Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, dimana

produksi klorin (Cl2) dan kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam NaCl.

Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah tinggi

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

12

setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel

elektrolisis (Kristanto,2002).

Pada peralatan listrik, merkuri ditemukan pada lampu listrik. Sementara itu, di

laboratorium logam merkuri digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh adalah

termometer. Dalam pekerjaan laboratorium, banyak pekerja yang mengalami

keracunan merkuri secara kronis. Hal itu terjadi karena uap dari tumpahan merkuri

yang tidak terlihat, sedikit demi sedikit terhirup oleh para pekerja.

Dalam bidang pertanian, senyawa merkuri banyak digunakan sebagai

fungisida, dimana hal ini menjadi penyebab yang cukup penting dalam peristiwa

keracunan merkuri pada organisme hidup. Karena penyemprotan yang dilakukan

secara terbuka dan luas, maka banyak organisme hidup lainnya yang terkena senyawa

racun tersebut. Sehingga dari penyemprotan fungisida tersebut tidak hanya

membunuh jamur melainkan juga organisme hidup lainnya.

Pada industri pulp dan kertas banyak digunakan senyawa FMA (fenil merkuri

asetat). Pemakaian dari senyawa FMA bertujuan untuk mencegah pembentukan kapur

pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Hal ini menjadi sangat

berbahaya, karena kertas seringkali digunakan sebagai alat pembungkus makanan

(Palar, 2008).

2.1.5 Kinetika Merkuri

Merkuri merupakan elemen dari kerak bumi. Manusia tidak dapat membuat

atau memusnahkan merkuri. Merkuri murni adalah logam cair, kadang-kadang

disebut sebagai raksa yang mudah menguap. Secara tradisional telah digunakan untuk

membuat produk seperti termometer dan beberapa bola lampu. Sumber utama

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

13

merkuri (Hg) di atmosfer adalah penguapan Hg dari tanah dan air, disamping itu

pembakaran fosil terutama batu bara. Kadar Hg diudara naik dapat disebabkan oleh

pembuangan sampah padat seperti termometer Hg, baterai, pemakaian cat yang

mengandung Hg, anti jamur dan pestisida serta pembakaran limbah minyak. Sumber

utama pada air dari buangan industri (terutama industri tambang emas) dan proses

pelapukan batuan karena pengaruh iklim. Merkuri dari udara yang masuk kedalam air

atau tanah dapat melarut ke dalam air. Setelah tersimpan, mikroorganisme tertentu

dapat mengubahnya menjadi metil merkuri, bentuk yang sangat beracun yang

terdapat pada ikan, kerang, dan hewan yang makan ikan. Kerang dan ikan adalah

sumber utama metil merkuri eksposur ke manusia. Metil merkuri terbentuk lebih

banyak pada beberapa jenis ikan dan kerang daripada yang lain. Tingkat metil

merkuri di kerang dan ikan tergantung pada apa yang mereka makan, berapa lama

mereka hidup dan berapa tinggi mereka dalam rantai makanan (Anonimous, 2011).

Manusia dapat terpajan uap Hg bila bernafas dalam lingkungan yang

terkontaminasi oleh uap Hg, menelan atau makan makanan atau minum air yang

terkontaminasi oleh Hg, dan melalui kulit yang kontak dengan Hg yang terdapat

dalam krim pemutih kulit. Jadi pajanan dapat melalui udara, air, makanan dan kontak

dengan kulit. Ketika manusia menelan Hg dalam jumlah kecil <0,01% dari Hg

tersebut akan masuk ke dalam tubuh melalui pencernaan dan tidak menimbulkan

sakit. Bila jumlah lebih besar tertelan oleh seseorang sangat kecil yang akan terserap

oleh tubuh. Ketika terhirup uap Hg, 80% Hg masuk ke dalam aliran darah secara

langsung melalui paru-paru, kemudian dengan cepat akan menyebar ke bagian-bagian

lain termasuk otak dan ginjal.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

14

Biomarker dapat digunakan untuk memperkirakan pajanan (jumlah yang

diabsorpsi atau dosis internal), efek-efek bahan kimia dan kerentanan pada individu,

dan dapat diaplikasikan apakah dari makanan, lingkungan, atau tempat kerja.

Biomarker pajanan yang umum digunakan adalah pemeriksaan kadar Hg dalam

darah, urine, dan rambut. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan kadar Hg adalah

Atomic Absorpion Spectrophotometer (AAS) untuk memeriksa total merkuri dalam

makanan, darah, urine, rambut dan jaringan (Inswiasri, 2008).

Kriteria World Heath Organization (WHO) tahun 1990 menyatakan bahwa

kadar normal Hg dalam darah berkisar antara 5 µg/l – 10 µg/l, dalam rambut berkisar

antara 1 mg/kg – 2 mg/kg, sedangkan dalam urine rata-rata 4 µg/l.

2.1.6 Sifat Merkuri

Sifat-sifat kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan

untuk keperluan kimia dan industri. Beberapa sifat tersebut di antaranya adalah:

1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar

(25oC) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain, yaitu -39

oC.

2. Masih berwujud cair pada suhu 396oC. Pada temperatur 396

oC ini telah terjadi

pemuaian secara menyeluruh.

3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan

logam lain.

4. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan terhadap

basa.

5. Mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

15

6. Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik

dibanding semua logam lain.

7. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang

disebut dengan amalgam.

8. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk

hidup (Kristanto, 2002).

2.1.7 Senyawa Merkuri Anorganik

Logam merkuri termasuk ke dalam kelompok merkuri anorganik. Dalam

bentuk logamnya, merkuri berbentuk cair, dan sangat mudah menguap. Uap merkuri

dapat menyebabkan efek samping yang sangat merugikan bagi kesehatan. Diantara

sesama senyawa merkuri anorganik, uap logam merkuri (Hg) merupakan yang paling

berbahaya. Ini disebabkan karena sebagai uap, merkuri tidak terlihat dan dengan

sangat mudah akan terhisap seiring kegiatan pernafasan yang dilakukan. Pada saat

terpapar oleh logam merkuri, sekitar 80% dari logam merkuri akan terserap oleh

alveoli paru-paru dan jalur-jalur pernafasan untuk kemudian ditransfer ke dalam

darah (Palar, 2008).

Dalam darah akan mengalami proses oksidasi, yang dilakukan oleh enzim

hidrogenperoksida katalase sehingga berubah menjadi ion Hg2+. Ion merkuri ini

selanjutnya dibawa ke seluruh tubuh bersama dengan peredaran darah.

Hgo E.Hidrogenperoksida katalase Hg2+

Pada hewan percobaan seperti kelinci, tikus dan kera, 1% dari jumlah yang

diserap ini akan terakumulasi di otak. Jumlah merkuri yang menumpuk tersebut, 10

kali lebih besar bila dibandingkan dengan senyawa merkuri lain yang masuk atau

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

16

dimasukkan ke dalam tubuh dengan dosis yang sama. Selain penumpukan merkuri

terjadi pada otak, logam ini juga terserap dan menumpuk pada ginjal dan hati. Namun

demikian penumpukan yang terjadi pada organ ginjal dan hati masih dapat

dikeluarkan bersama urin dan sebagian akan menumpuk pada empedu. Selain

menumpuk pada organ tubuh tersebut, merkuri juga mampu menembus membran

plasenta (Palar, 2008).

Toksisitas akut dari merkuri anorganik meliputi gejala muntah, kehilangan

kesadaran, sakit abdominal, diare disertai darah dalam feses, albuminuria, anuria,

uraemia, ulserasi, dan stomatitis. Sementara toksisitas kronis dari merkuri anorganik

meliputi gejala gangguan sistem saraf, antara lain tremor, terasa pahit di mulut, gigi

tidak kuat dan rontok, anemia, dan gejala lain berupa kerusakan ginjal, serta

kerusakan mukosa usus (Widowati, 2008).

2.1.8 Senyawa Merkuri Organik

Senyawa-senyawa merkuri organik telah lama akrab dengan kehidupan

manusia. Yang paling terkenal diantaranya adalah senyawa alkil-merkuri. Beberapa

senyawa alkil-merkuri yang banyak digunakan, terutama di kawasan negara-negara

sedang berkembang adalah metil merkuri khlorida (CH2HgCl) dan etil khlorida

(C2H5HgCl). Senyawa-senyawa tersebut digunakan sebagai pestisida dalam bidang

pertanian.

Sekitar 80% dari peristiwa keracunan merkuri bersumber dari senyawa-

senyawa alkil-merkuri. Keracunan yang bersumber dari senyawa ini adalah melalui

pernafasan. Peristiwa keracunan melalui jalur pernafasan tersebut disebabkan karena

senyawa-senyawa alkil-merkuri sangat mudah menguap. Uap merkuri yang masuk

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

17

bersama jalur pernafasan akan mengisi ruang-ruang dari paru-paru dan berikatan

dengan darah (Palar, 2008).

Dalam penyebaran senyawa merkuri organik dalam organ tubuh, biasanya

berbeda-beda, tergantung pada jenis organnya. Metil merkuri pada umumnya

terakumulasi pada sistem jaringan saraf pusat. Akumulasi paling tinggi ditemukan

pada bagian cortex dan cerebellum, yaitu bagian dari otak. Lebih lanjut, hanya sekitar

10% dari merkuri tersebut yang ditemukan dalam sel otak. Pada proses metabolisme,

sebagian dari alkil-merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri anorganik. Seperti

halnya senyawa merkuri anorganik lainnya, senyawa merkuri anorganik yang berasal

dari senyawa alkil-merkuri tersebut akan terakumulasi pada organ hati dan ginjal.

Waktu paruh dari senyawa alkil-merkuri dalam tubuh adalah 70 hari.

Selanjutnya senyawa alkil-merkuri tersebut dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai

hasil samping metabolisme. Akan tetapi, jumlah yang dikeluarkan sangat kecil jika

dibandingkan dengan jumlah uap atau senyawa alkil-merkuri yang masuk ke dalam

tubuh. Diperkirakan jumlah alkil-merkuri yang dikeluarkan sebagai hasil samping

metabolisme tubuh hanyalah 1%, sedangkan sisanya 99% terakumulasi dalam

berbagai organ dalam tubuh (Palar, 2008).

Gejala toksisitas merkuri organik meliputi kerusakan sistem saraf pusat berupa

anoreksia, ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata yang bias mengakibatkan

kebutaan, gangguan pendengaran, koma, dan kematian (Widowati, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

18

2.1.9 Mekanisme Kerja Merkuri Dalam Tubuh

Merkuri membentuk berbagai senyawa anorganik (seperti oksida, klorida, dan

nitrat) dan organic (alkil dan aril).Logam merkuri dan uap merkuri termasuk kedalam

merkuri anorganik (Palar, 2004). Adapun mekanisme kerja merkuri dalam tubuh

adalah sebagai berikut :

1. Absorbsi

Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru-paru dalam bentuk uap

atau debu. Sekitar 80% uap merkuri yang terinhalasi akan diabsorbsi. Absorbsi

merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya dalam jumlah kecil yang dapat

di abaikan, sedangkan senyawa merkuri larut air mudah diabsorbsi. Beberapa

senyawa merkuri organik dan anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.

2. Biotransformasi

Unsur merkuri yang diabsorbsi dengan cepat dioksidasi menjadi ion Hg2+,

yang memiliki afinitas berikatan dengan substrat-substrat yang kaya gugus tersebut.

Merkuri ditemukan dalam ginjal (terikat pada metalotionen) dan hati. Merkuri dapat

melewati darah, otak, dan plesenta. Metal merkuri mempunyai afinitas yang kuat

terhadap otak. Sekitar 90% merkuri darah terdapat dalam eritrosit. Metabolisme

senyawa alkil merkuri serupa dengan metabolisme merkuri logam atau senyawa

anorganiknya. Senyawa fenil dan metoksietil merkuri di metabolisme dengan lambat.

3. Ekskresi

Sementara unsur merkuri dan senyawa anorganiknya di eliminasi lebih banyak

melalui kemih daripada feses, senyawa merkuri anorganik terutama diekskresi

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

19

melalui feses sampai 90%. Waktu paruh biologis merkuri anorganik mendekati 6

minggu.

2.1.10 Toksisitas Merkuri Dalam Tubuh

Pengaruh toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi

merkuri, rute masuknya kedalam tubuh dan lamanya ekspose. Intoksikasi keracunan

merkuri dapat terjadi secara lokal maupun sistemik melalui panghirupan lewat mulut

dan hidung, atau lewat penyerapan via kulit (Darmono, 2001)

Unsur merkuri yang ada pada krim pemutih akan diserap kulit, kemudian akan

di alirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan mengendap di dalam

ginjal yang dapat mengakibatkan gagal ginjal. Walau tidak seburuk efek apabila

tertelan, merkuri yang diserap oleh kulit akan menimbulkan efek yang buruk bagi

tubuh. Meskipun hanya dioleskan di permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk

ke dalam darah, lalu memasuki sistem saraf tubuh (Dipi, 2007).

Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim pemutih kulit

muncul sebagai gangguan sistem syaraf, seperti tremor (gemetar), insomnia (tidak

bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal),

gangguan emosi, depresi, dan sebagainya. Produk kosmetik khususnya krim pemutih

wajah yang digunakan akan menyebabkan iritasi parah pada kulit yang terpapar,

yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit menjadi mengkilap

secara tidak normal (Dipi, 2007).

1. Pada Syaraf : Logam merkuri dan metal merkuri dengan mudah memasuki

susunan saraf dan menambah efek racun. Senyawa merkuri mempengaruhi

sistem Hem. Sistem Hem merupakan sistem yang mengandung zat penting

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

20

bagi haemoglobin dan sitokrom. Pada tingkat pemakaian yang tinggi,

senyawa-senyawa ini dapat menambah ensefalopati yang mengakibatkan

gangguan fungsi kejiwaan pada anak-anak kecil, seperti gangguan kesadaran

dan kelakuan.

2. Pada Ginjal : Sebagai organ ekskresi utama dalam tubuh, ginjal menjadi organ

sasaran keracunan logam merkuri. Merkuri memengaruhi sel tubulus

proksimal ginjal, sehingga menyebabkan ekskresi protein molekul kecil, asam

amino, dan glukosa bersama urin. Merkuri terkumpul dalam lisosom sel

tubulus proksimal ginjal serta mengahambat enzim proteolitik dalam lisosom

dan menyebabkan cidera pada sel.

3. Pada Pernapasan : Sistem pernapasan merupakan organ sasaran utama bagi

sebagian besar logam, salah satunya logam merkuri. Banyaknya logam

merkuri yang terpajan menyebabkan iritasi dan radang saluran pernapasan.

2.1.11 Efek Merkuri Terhadap Manusia Dan Lingkungan

Sebagian besar merkuri di alam ini di hasilkan oleh sisa industri dalam jumlah

kira-kira 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas dimana 3000

jenis penggunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan

obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan

insektisida untuk pertanian (Christian et, al., 1970 dalam Zul Alfian, 2006).

Semua komponen merkuri baik dalam bentuk metal dan bentuk alkil yang

masuk ke dalam tubuh manusia secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan

permanen pada otak, hati, dan ginjal (Roger et, al., 1984 dalam Zul Alfian, 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

21

Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses pretisipati

protein menghambat aktifitas enzin dan bertindak sebagai bahan yang korosif.

Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, karboksil, amida, amina dan fosforil,

dimana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Efek

toksisitas merkuri pada manusia tergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan

masuknya kedalam tubuh dan lamanya berkembang (Zul Alfian, 2006).

2.1.11.1 Efek Merkuri Pada Manusia

2.1.11.1.1 Keracunan akut

Keracunan akut oleh merkuri bisa terjadi pada konsentrasi merkuri (Hg) uap

sebesar 0,5-1,2 mg/m3. Penelitian terhadap kelinci dengan uap merkuri (Hg) 28,8

mg/m3

mengakibatkan kerusakan yang parah pada berbagai organ ginjal, hati, otak,

jantung, paru-paru, dan usus besar. Keracunan akut karena terhirupnya uap merkuri

(Hg) berkonsentrasi tinggi menimpa pekerja dalam industri pengolahan logam

merkuri serta penambangan emas (Widowati,2008).

Keracunan akut yang ditimbulkan oleh logam merkuri dapat diketahui dengan

mengamati gejala-gejala berupa iritasi gastrointestinal berupa mual, muntah, sakit

perut dan diare. Keracunan Phenyl mercury (merkuri aromatis) menimbulkan gejala-

gejala gastrointestinal, malaise dan mialgia. Keracunan metil merkuri menyebabkan

efek pada gastrointestinal yang lebih ringan tetapi menimbulkan toksisitas neurologis

yang berat berupa rasa sakit pada bibir, lidah dan pergerakan (kaki dan

tangan),halusinasi, iritabilitas, gangguan tidur, sulit bicara, kemunduran cara berpikir,

reflek tendon yang abnormal, dan pendengaran rusak( Rianto,2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

22

Keracunan akut yang ditimbulkan oleh logam merkuri dapat diketahui dengan

mengamati gejala-gejala berupa :

a. Gejala reaksi yang timbul pada alat pencernaan seperti :

- Dalam rongga mulut timbul kelainan-kelainan seperti pembengkakan

gusi yang terasa sakit, gigi mudah rapuh, koropos dan mudah terlepas.

- Sembelit dan muntah-muntah

- Perasaan mual-mual pada lambung

b. Gejala reaksi yang timbul pada jaringan saraf seperti :

- Tremor

- Sukar konsentrasi dalam berpikir

- Gugup

- Gangguan kejiwaan dan sering lelah

c. Gejala reaksi yang timbul pada kulit seperti :

- Pada kulit yang tidak ditutupi seperti muka, lengan, kaki menjadi peka

terhadap sinar matahari

- Menimbulkan gelembung-gelembung yang mudah pecah

- Mudah terjadi infeksi pada kulit

d. Pengeluaran air seni terus menerus dapat menimbulkan gangguan terhadap

fungsi faal ginjal.

2.1.11.1.2 Keracunan Kronis

Keracunan kronis adalah keracunan yang terjadi secara perlahan dan

berlangsung dalam selang waktu yang panjang.Penderita keracunan kronis biasanya

tidak menyadari bahwa dirinya telah menumpuk sejumlah racun dalam tubuh mereka,

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

23

sehingga pada batas daya tahan yang dimiliki tubuh, racun yang telah mengendap

dalam selang waktu yang panjang tersebut bekerja. Pengobatan akan menjadi sangat

sulit untuk dilakukan.

Keracunan kronis yang disebabkan oleh merkuri, peristiwa masuknya sama

dengan keracunan akut, yaitu melalui jalur pernafasan dan makanan. Akan tetapi pada

keracunan kronis, jumlah merkuri yang masuk sangat sedikit sehingga tidak

memperlihatkan pengaruh pada tubuh. Namun demikian masuknya merkuri ini

berlangsung secara terus-menerus. Sehingga lama kelamaan, jumlah merkuri yang

masuk dan mengendap dalam tubuh menjadi sangat besar dan melebihi batas toleransi

yang dimiliki tubuh sehingga gejala keracunan mulai terlihat (Palar, 2008).

Pada peristiwa keracunan kronis oleh merkuri, ada dua organ tubuh yang

paling sering mengalami gangguan, yaitu gangguan pada sistem pencernaan dan

sistem saraf. Radang gusi (gingivitis) merupakan gangguan paling umum yang terjadi

pada sistem pencernaan. Gangguan terhadap sistem saraf dapat terjadi dengan atau

tanpa diikuti oleh gangguan pada lambung dan usus.Ada dua bentuk gejala umum

yang dapat dilihat bila korban mengalami gangguan pada sistem saraf sebagai akibat

keracunan kronis merkuri, yaitu tremor (gemetar) ringan dan parkinsonisme yang

juga disertai dengan tremor pada fungsi otot sadar.

Tanda-tanda seseorang penderita keracunan kronis merkuri dapat dilihat pada

organ mata.Biasanya pada lensa mata penderita terdapat warna abu-abu sampai gelap,

atau abu-abu kemerahan, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop mata. Di

samping itu, gejala keracunan kronis merkuri yang lainnya adalah terjadinya anemia

ringan pada darah.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

24

2.1.12 Identitas Merkuri (Hg)

No. CAS : 7487-94-7 (Mercury Chloride); 1600-27-7 (Mercury Acetate);

1344-48-5 (Mercury Sulfide); 21908-53-2 (Mercury Oxide)

(EPA, 2007)

No atom : 80 (SPU, 2007)

Nama kimia : Hg/Hydrargyrum (SPU,2007)

Sinonim : Raksa, mercury chloride, mercury acetate, mercury sulfide,

mercury oxide, mercury bichloride, corrosive sublimate,

mercury(II)chloride, mercury perchloride, mercurous(I)

chloride (EPA, 2007)

2.1.13 Sifat Fisikokimia Merkuri (Hg)

Pemerian : Cairan berat mengkilat, putih keperakan (DepKes, 1979)

Titik lebur : 234.32 K (Horas, 1985)

Titik didih : 629.88 K (Horas, 1985)

Berat jenis : 13.55 (Horas, 1985)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, etanol dan asam khlorida, larut

Sempurnadalam asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat

(DepKes, 1979)

Jenis :

1) Uap merkuri (unsur merkuri), mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar

larut dalam air. Paparan kronis uap merkuri ialah akibat kontaminasi yang

tidak disengaja dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk, misalnya dalam

laboraturium.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

25

2) Merkuri anorganik lebih reaktif yang dapat membentuk dengan ligan organik

3) Merkuri organik, mengandung merkuri dengan satu ikatan kovalen dengan

atom karbon, contoh : metil merkuri. Dianggap lebih berbahaya dan dapat

larut dalam lapisan lemak yang menyelimuti korda syaraf (Zulalfian, 2006)

2.1.14 Metode Analisis Merkuri

A. AAS (Atomic Absoption Spectrophotometry)

Teknik AAS ini berdasarkan pada penguraian molekul menjadi atom

(atomisasi) dengan energy dari api atau arus listrik (Harmita, 2006)

Dalam mendeteksi merkuri digunakan AAS yang khusus, dilengkapi dengan

perekam respon cepat dan dapat mengukur radiasi yang diserap oleh uap

merkuri pada garis resonansi merkuri pada panjang gelombang 253,6 nm.

Berikut merupakan prosedur menurut farmakope Indonesia edisi IV :

Pasang alat erasi dan labu perangkap dalam keadaan kosong, dank ran pada

posisi langsung ke labu perangkap. Hubungkan alat dengan sel penyerap dan

atur laju aliran udara atau nitrogen sehingga diperoleh penyerapan dan

reprodusibilitas maksimum tanpa busa berlebih dalam larutan uji. Usahakan

pembacaan larutan garis dasar yang lurus pada 253,6 nm sesuai petunjuk

penggunaan alat. Perlakukan larutan baku dan larutan uji dengan cara yang

sama sebagai berikut : Hilangkan kelebihan permanganat dengan tambahan

tetes demi tetes larutan hidroksilamina hidroklorida sampai larutan tidak

berwarna. Segera masukkan larutan kedalam bejana aerasi, bilas dan encerkan

dengan air hingga 100 ml. tambahkan 2 ml larutan timah II khlorida, dan

segera hubungkan kembali bejana dengan alat aerasi, putar kran dari posisi

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

26

langsung ke labu perangkap ke posisi aerasi dan teruskan aerasi sampai

puncak serapan telah terlampaui dan pena pencatat kembali ke garis dasar.

Lepaskan bejana aerasi dari alat dan cuci alat setelah digunakan. Setelah

dikoreksi dengan blanko pereaksi, serapan larutan uji tidak boleh lebih dari

larutan baku (DepKes, 1995).

B. Spektrofotometer UV-Vis

Sampel yang sering di analisis dengan UV-Vis adalah senyawa organic.

Dimana senyawa organik dapat memberikan serapan adalah senyawa yang

mempunyai gugus kromoform dan auksokrom. Gugus kromofor adalah gugus

fungsional tidak jenuh yang dapat memberikan serapan pada daerah UV atau

cahaya tampak. Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap, seperti

alkena, benzene dan lain-lain. Sedangkan auksokrom adalah gugus yang

mempunyai elektron nonbonding dan tidak mengabsorbsi radiasi yang lamda

diatas 200 nm, akan tetapi mengabsorbsi sinar UV jauh.

Metode analisis kuantitatif yang menggunakan spektrofotometer pada daerah

tampak/visible (380-780 nm) sering disebut dengan kalometri. Kalometri

dapat didefinisikan sebagai metode analisis kuantitatif suatu zat berdasarkan

intensitas warna yang timbul dari konsentrasi yang berbeda. Pada kalometri

yang ditentukan adalah serapan cahaya oleh larutan yang berwarna.Panjang

gelombang dalam suatu sistem berwarna spesifik (Harmita, 2006).

C. Titrasi Ditizon

Untuk menentukan kadar merkuri dengan titrasi ditizon, pertama-tama

dilakukan dengan pembuatan pereaksi, lalu dibuat larutan hidroksilamina

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

27

hidroklorida, larutan baku raksa, lerutan pengekstrasi ditizon dan pembakuan

titran ditizon. Setelah itu buat larutan uji dengan menimbang 2 g, lalu

masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml bersumbat kaca, tambahkan 20

ml campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume yang

sama, hubungkan dengan pendingin yang sesuai, refluks campuran selama 1

jam, dinginkan, encerkan hati-hati dengan air dan didihkan sampai asam

nitritnya habis. Dinginkan larutan, encerkan hati-hati dengan air, pindahkan

ke dalam labu 200 ml, encerkan hingga tanda batas, campur kemudian saring.

Masukkan 50 ml larutan uji ke dalam corong pisah 250 ml, ekstraksi beberapa

kali dengan sedikit kloroform pekat, sampai ekstrak kloroform terakhir tidak

berwarna. Buang ekstrak kloroform dan tambahkan 50 ml asam sulfat 1 N

pada larutan yang tertinggal, ditambah 90 ml air, 1 ml asam asetat glacial dan

10 ml larutan hidroksilamina hidroklorida pekat (1 dalam 5). Hitung jumlah

merkuri (DepKes, 1995).

D. Kompleksometri (Day dan Underwood, 2002)

Untuk menentukan merkuri dapat menggunakan metode kompleksometri

dengan cara, pertama ion Hg2+ ditentukan dengan cara titrasi kembali, larutan

uji direaksikan dengan larutan natrium EDTA berlebih dan kelebihannya

dititrasi dengan larutan seng khlorida dan larutan seng sulfat. Sehingga ion

merkuri yang bervalensi dua yang ada merupakan atom pusat khelat melalui

penambahan suatu bahan terselubung didesak dari kompleks. Dengan

penambahan kalium iodide akan terjadi kompleks tetraiodida merkurat(II)

yang stabil.Pada titrasi pertama dan kedua secara teoritis harus digunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

28

jumlah larutan EDTA yang sama atau jumlahnya harus ditentukan.

Perhitungan ditentukan dari larutan garam seng yang digunakan pada titrasi

kedua.Pada penentuan raksa (II) khlorida sebagai reduktor ditambahkan

kalium iodida.Sedangkan untuk penentuan raksa dalam salep presipitatum

ditambahkan natrium tiosulfat sebagai bahan penyelubung.

2.2 Mercury Analyzer

2.2.1 Definisi

Mercury analyzer merupakan alat untuk menganalisa merkuri yang cepat,

mempunyai sensitivitas yang tinggi, dapat menentukan jumlah merkuri pada sampel

yang padat, cair, gas dengan operasi yang mudah. Merupakan metode otomatis

dimana sampel disuntikkan ke dalam aliran kontinu cairan pembawa yang

mencampur dengan larutan lain yang terus mengalir sebelum mencapai detector.

Flow injection analysis salah satunya adalah FIMS (Flow Injection Mercury

Spectrometer) (Yusnizam, 2008).

2.2.2 Prinsip Kerja

Sampel dipanaskan untuk mengubah senyawa merkuri dalam bentuk atomnya

atau dinamakan proses atomisasi, kemudian atom tersebut akan ditangkap oleh

amalgam sehingga yang tinggal hanya uap merkuri. Analisa pada instrument

dilakukan pada panjang gelombang 253.7 nm. Gas merkuri yang dihasilkan akan

dilewatkan pada cell tube yang ditembakkan sinar/cahaya dari lampu merkuri.

Besarnya konsentrasi yang dihasilkan yang terkandung dalam sampel dan sebanding

dengan nilai absorban yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

29

2.3 Kulit

2.3.1 Definisi Kulit

Kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia dan merupakan garis

pertahanan utama dari serangan infeksi yang berasal dari luar. Kulit juga merupakan

organ yang paling terlihat dari tubuh (Davies, 1998).

2.3.2 Struktur Kulit

Secara garis besar kulit tersusun atas 3 lapisan :

a. Lapisan Epidermis

Lapisan epidermis merupakan bagian terluar kulit. Tersusun dari jaringan

epitel bertingkat yang mengalami keratinasi. Berdasarkan ketebalan epidermis, dapat

dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Turunan epidermis meliputi rambut, kuku,

kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Lapisan epidermis terdiri dari stratum

korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basal.

b. Lapisan Dermis

Lapisan dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membrane

dasar atau lamina yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari

mesoderm, terletak dibawah lapisan epidermis dan jauh lebih tebal dari lapisan

epidermis. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-

elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar, lapisan dermis dibagi menjadi

dua bagian yaitu pars papilar dan pars reticular. Pada lapisan ini terdapat sel-sel

syaraf dan pembuluh darah.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

30

c. Lapisan Subkutis dan Hipodermis

Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara

longgar pada organ-organ dibawahnya, yang memungkinkan kulit dibagian atas

bergeser. Lapisan ini mengandung sel-sel lemak (Sloane, 2003).

2.3.3 Jenis Kulit

Kulit digolongkan menjadi 4 jenis yang pokok yaitu : kulit normal,

berminyak, kering dan campuran.

a. Kulit normal

Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar lemak

memproduksi minyak tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan

pada pori-pori kulit. Tanda-tanda kulit normal antara lain : kulit lembut, segar, halus,

bercahaya, sehat, pori-pori tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit

normal biasanya dijumpai pada anak-anak sampai menjelang remaja.

b. Kulit berminyak

Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang berlebihan.

Ciri-ciri kulit berminyak adalah kulit kelihatan basah dan mengkilat, pori-pori jelas

terlihat, sering terdapat jerawat atau acne, kulit terlihat pudar dan kusam.Kulit

berminyak umumnya terdapat pada anak remaja dan dewasa.

c. Kulit kering

Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-orang yang telah

lanjut usianya. Penyebabnya adalah ketidakseimbangan sekresi sebum. Ciri-ciri kulit

kering antara lain : bagian tengah muka normal, disekitar pipi dan dahi kering, tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

31

lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat menjadi tua

karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.

d. Campuran

Jenis kulit campuran yakni, bagian tengah muka (sekitar hidung, dagu, dahi)

kadang-kadang berminyak atau normal. Sedangkan bagian lain normal atau kering.

Dapat terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering padausia 35 tahun ke atas (Tresna,

2010).

2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Kulit

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan jenis kulit,

antara lain sebagai berikut :

1. Usia

Usia dapat mempengaruhi perubahan jenis kulit seseorang. Suatu contoh,

seseorang yang pada masa anak-anak mempunyai jenis kulit normal setelah remaja

kulitnya menjadi berminyak. Demikian pula pada masa muda mempunyai jenis kulit

berminyak setelah tua kulitnya menjadi kering.

2. Makanan dan minuman

Perubahan jenis kulit dapat disebabkan jenis makanan yang dikonsumsi.

Misalnya makanan berlemak, panas, pedas atau minuman es dapat mengubah kulit

dari normal menjadi berminyak. Sebaliknya, makan masam, minuman keras atau

beralkohol dapat mengubah kulit normal menjadi kering.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

32

3. Iklim

Iklim dapat menyebabkan perubahan jenis kulit. Pada iklim panas kulit, bisa

berubah menjadi berminyak. Sedangkan pada iklim dingin kulit bisa berubah menjadi

kering (Tresna, 2010).

2.3.5 Mikrobiologi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi oleh zat-zat yang

terdapat dilingkungan hidup kita, termasuk jasad renik (mikroba) yang tumbuh dan

hidup di alam dunia ini.Oleh sebab itu setelah manusia di lahirkan kulitnya segera

terkontaminasi oleh berbagai jasad renik. Banyak jasad renik yang hidup dan tinggal

di permukaan kulit manusia karena suasana hidup yang cocok, baik suhu,

kelembapan, atau keasaman (pH), atau makanan yang dibutuhkan jasad renik berasal

dari sel keratin yang lepas (berisi protein), lemak di permukaan kulit yang diprosuksi

oleh kelenjar palit kulit (berisi lipid-lipid) atau air, garam, dan gula yang berasal dari

kelenjar kerinagt ekrin atau apokrin (Wasitaatmadja, 1997).

2.3.6 Mekanisme Pertahanan Kulit

Mekanisme pertahan tubuh untuk melindungi kulit terhadap jasad renik

ternyata bermacam-macam caranya. Mekanisme itupun bersifat umum karena tidak

dapat memisahkan apakah jasad renik tersebut pathogen atau tidak.

I. Keasaman Kulit

Permukaan kulit mempunyai keasaman (pH) tertentu yang berkisar antara 4,5-

6,0 yang di bentuk oleh asam lemak permukaan kulit (skin surface lipid) yang berasal

dari sebum, keringat, sel tanduk yang lepas, dan kotoran yang melekat pada kulit.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

33

Keasaman serendah itu tentu tidak cukup untuk mempertahankan diri dari seluruh

jasad renik.

II. Pengelupasan (Deskuamasi) Kulit

Mekanisme yang terjadi dalam pergantian sel kulit secara terus-menerus dari

sel basal ke sel tanduk yang kemudian terlepas (keratinisasi) tidak saja berguna untuk

memperbaharui sel-sel yang aus dan tua tetapi juga sekaligus untuk melepas jasad

renik yang menempel di tempat itu. Berbeda dengan mekanisme kimiawi diatas,

mekanisme fisik ini sangat bergantung pada kecepatan proses keratinisasi yang terjadi

apakah seimbang dengan kecepatan tumbuh dan mobilisasi jasad renik.

III. Kekeringan Sel Keratin

Konsentrasi air di dalam sel keratin yang relative rendah (< 15%) sangat tidak

nyaman untuk pertumbuhan jamur dan berbagai bakteri (Wasitaatmadja, 1997).

2.4 Kosmetik

2.4.1 Defenisi Kosmetik

Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,

pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga

untuk kesehatan. Menurut Tranggono sambil mengutip Jellinek dkk (1970)

perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran

pada abad ke-20 (Djajadisastra, 2005).

Sejak tahun 1938, di Amerika Serikat dibuat Akta tentang definisi kosmetika

yang kemudian menjadi acuan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220/

Menkes/Per/X/76 tanggal 6 September 1976 yang menyatakan bahwa “Kosmetika

adalah bahan atau campuran bahan untuk di gosokkan, dilekatkan, dituangkan,

Universitas Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

34

dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan kedalam, dipergunakan pada badan

atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,

menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat”.

Defenisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai

untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit (Wasitaatmadja, 1997).

Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk

digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin

bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,

mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki

bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu

penyakit (Retno, 2011).

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti ketrampilan

menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas

Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan

dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,

kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama

untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau

badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008).

Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “kosmetologi”, yaitu ilmu yang

berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek, dan efek

samping kosmetika. Dalam kosmetologi berperan berbagai ilmu terkait yaitu : teknik

kimia, farmakologi, farmasi, biokimia, mikrobiologi, ahli kecantikan, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

35

dermatologi. Dalam disiplin ilmu darmatologi yang menangani khusus peranan

kosmetika disebut “dermatologi kosmetik” (cosmetic dermatology)

(Wasitaatmadja,1997).

Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis

kosmetik tertentu, bukan hanya obat. Selama kosmetik tersebut tidak mengandung

bahan berbahaya yang secara farmakologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan

kosmetik jenis ini menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri. Contoh:

preparat antiketombe, antiperspirant, deodoran, preparat untuk mempengaruhi warna

kulit (untuk memutihkan atau mencoklatkan kulit), preparat antijerawat, preparat

pengeriting rambut dan lain-lain.

2.4.2 Penggolongan Kosmetik

Dewasa ini terdapat ribuan kosmetika di pasar bebas. Kosmetika tersebut

adalah produk pabrik kosmetika di dalam dan luar negeri yang jumlahnya telah

mencapai angka ribuan. Data terakhir menunjukkan lebih dari 300 pabrik kosmetika

terdaftar secara resmi di Indonesia dan di perkirakan adasejumlah dua kali lipat

pabrik kosmetika yang tidak terdaftar secara resmi yang berupa usaha rumahan atau

klinik kecantikan.

Kosmetik dapat digolongkan berdasarkan kegunaan bagi kulit :

1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetic)

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), misalnya : sabun , susu

pembersih wajah, dan penyegar kulit (freshner)

b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (mouisturizer),misalnya :mouisturizer

cream dan night cream.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

36

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya : sunscreen cream dan sunscreen

foundation, sun block cream/lotion

d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya :

scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai

pengampelas (abrasiver)

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini berfungsi untuk merias atau menutup cacat pada kulit sehingga

menghasilkan penampilan yang lebih menarik. Dalam kosmetik riasan peran

zat pewarna dan pewangi sangat besar.

3. Kosmetik pewangi/parfum

Termasuk dalam golongan ini : a) Deodoran dan antiperspirant; b) After sahve

lotion; dan c) Parfum dan eau de toilette.

Dengan penggolongan yang sangat sederhana ini, setiap jenis kosmetika akan

dapat dikenal kegunaannya dan akan menjadi bahan acuan bagi konsumen di dalam

bidang kosmetologi. Penggolongan ini juga dapat menampung setiap jenis sediaan

kosmetika (bedak, cairan, krim, pasta, semprotan, dan lainnya) dan setiap tempat

pemakaian kosmetika (kulit, mata, kuku, rambut, seluruh badan, alat kelamin, dan

lainnya (Iswari, 2007).

2.4.3 Bahan dan Komposisi Kosmetik

2.4.3.1 Bahan Kosmetika

Pada umumnya kosmetika terdiri dari berbagai macam bahan, yang

mempunyai tugas tertentu didalam campuran tersebut. Karena tidak memperoleh

Universitas Sumatera Utara

Page 30: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

37

penggolongan yang jelas, maka pembagian isi kosmetika berdasarkan fungsi dari

masing-masing bahan kosmetika tersebut.

1. Bahan Dasar

Bahan dasar sebagai pelarut atau merupakan tempat dasar bahan lain

sehingga umumnya menempati volume yang jauh lebih besar dari bahan lainnya.

Bahan dasar kosmetika terdiri dari : a) Air atau campurannya dengan bahan dasar

lain seperti alkohol, aseton, minyak, bedak; b) Alkohol atau campurannya dengan

air, atau minyak; c) Vaselin atau campurannya dengan lanolin, gliserin atau talk;

d) Minyak atau garam minyak dengan campurannya dengan air, atau alkohol; dan

e)Talkum atau campurannya dengan air, minyak atau vaselin.

2. Bahan Aktif

Merupakan bahan kosmetika terpenting dan mempunyai daya kerja

diunggulkan dalam kosmetika tersebut sehingga memberikan nama daya kerjanya

pada seluruh campuran bahan tersebut. Konsentrasi bahan aktif kosmetika pada

umumnya kecil, namun dapat pula tinggi apabila bahan aktif kosmetika tersebut

berperan sebagai bahan dasarnya.

3. Bahan yang Menstabilkan Campuran

Bahan-bahan yang menstabilkan campuran sehingga kosmetika tersebut dapat

lebih lama bertahan baik warna, bau dan bentuk fisik. Bahan-bahan tersebut

adalah : a) Emulgator yaitu bahan yang memungkinkan tercampurnya semua

bahan-bahan secara merata; b) Pengawet yaitu bahan yang dapat mengawetkan

kosmetika dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama,

misalnya asam benzoat; c) Pelekat yaitu bahan yang dapat melekatkan kosmetika

Universitas Sumatera Utara

Page 31: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

38

ke kulit, terutama kosmetika yang tidak lenket ke kulit semacam bedak, misalnya

seng, magnesium stearat (Wasitaatmadja, 1997).

2.4.3.2 Komposisi Kosmetika

Kosmetika dapat berisi hanya satu bahan yang menjadi bahan dasar sekaligus

bahan aktif sebagai komponen rangkap tanpa stabilizer atau tambahan bau atau warna

sehingga menjadi kosmetika yang paling sederhana, misalnya : bedak tabur…talcum

venetum 50g. Pada pembuatan kosmetika, pencampuran bahan-bahan tersebut harus

memenuhi kaidah pembuatan kosmetik ditinjau dari berbagai segi teknologi

pembuatan kosmetika termasuk farmakologi, biokimia, farmasi, kimia teknik dan

lainnya. Berlawanan dengan hal ini kosmetika juga dapat dibuat dari seluruh unsur isi

kosmetika tersebut, yaitu bahan dasar, bahan aktif, stabilisator, pewangi dan pewarna,

bahkan dari setiap unsur tersebut tidak hanya terdiri atas saran bahan melainkan lebih

dari satu macam bahan, sehingga secara keseluruhan kosmetika tersebut diramu

sampai lebih dari 20 macam bahan. Aerosol foam tabir surya, sebgai bahan dasar :

Air 70%................................................ sebagai bahan dasar

Lanolin 10%.........................................sebagai bahan dasar

Asam stearat 10%................................. sebagai bahan dasar

Propilen glikol 5%................................sebagai bahan dasar

Lauril sulfat TEA 2%............................ sebagai emulgator

PABA atau lainnya 1-5%...................... sebagai bahan aktif

Benzofenon 1%..................................... sebagai bahan aktif

Metal paraben 0,2%............................. sebagai pengawet

Parfum 0,1%........................................ sebagai pewangi

Universitas Sumatera Utara

Page 32: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

39

Klorofluorokarbon 100%..................... sebagai propelan

2.4.4 Efek Samping Kosmetik

2.4.4.1 Efek Samping Pada Kulit

Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetika yang dikenakan

pada kulit, khususnya kulit wajah dapat berupa :

a) Dermatitis kontak alergik atau iritan, akibat kontak kulit dengan bahan

kosmetika yang bersifat alergik atau iritan, misalnya : Merkuri dan

Hidrokuinon pada pemutih kulit. Seperti gambar dibawah ini :

Sumber : Atlas Berwarna Edisi 2 “Saripati Penyakit Kulit”

Gambar 2.1 Dermatitis kontak alergik karena bedak (kosmetika)

b) Akne kosmetika, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat

aknegenik, misalnya lanolin pada bedak padat atau masker penipis (peeling

mask). Secara klinis tampak komedo tertutup atau papul didaerah muka.

Seperti gambar dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 33: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

40

Sumber : Atlas Berwarna Edisi 2 “Saripati Penyakit Kulit”

Gambar 2.2 Akne kosmetika. Tampak papula-papula akibat sifat komedogenik

pembersih muka

c) Fotosensitivitas, akibat adanya zat yang bersifat fototoksik atau fotoalergik

dalam kosmetika, misalnya klormerkaptodikarboksimid dalam sampo

antiketombe.

d) Pigmented cosmetic dermatitis, merupakan kelainan mirip melanosis Riehl

yang kadang-kadang terasa gatal, timbul akibat pewarna jenis batubara.

e) Bentuk reaksi kulit lain dapat terjadi meskipun sangat jarang atau bahkan baru

di perkirakan akan terjadi, misalnyadermatitis folikular akibat unsure nikel,

kobalt dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

41

Tabel 2.1 Bahan Kosmetika yang Sering Menimbulkan Efek Samping

1 Hair color+bleach Hair color+bleach

2 Face care Face care

3 Eye make up Feminine hygiene

4 Deodorant&antiaperspirant Eye make up

5 Face make up Kosmetika

6 Hair conditioner Sabun

Belanda (F.I.S) Inggris (B.C.A)

1 Eye make up Face care Deodorant

2 Antiperspirant Eye make up Eye make up

3 Krim wajah Hand&body lotion Sabun

4 Parfum Sampo Face care

5 After shave Deodorant&antiperspirant Parfum

6 Cat rambut Face make up After shave

Sumber : Buku Penuntun Ilmu Kosmetik (Wasitaatmadja, 1997)

Laporan FDA

Swedia (R.S)

Amerika

Laporan Rumah Sakit

2.5 Defenisi Krim

Krim merupakan sediaan berbentuk setengah padat yang mengandung satu

atau lebih bahan kosmetik terlarut dan terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai,

berupa emulsi kental yang mengandung tidak kurang 60% air ditujukan untuk

pemakaian luar (Anief, 2000).

2.5.1 Penggolongan Krim

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-

asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan

lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu:

1. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak misalnya cold cream. Cold cream

adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa

dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan

bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

42

Contoh krim A/M (Yahendri, 2012 dan Katsure et al, 2008)

R/ Cerea alba 5

Cetacei 10

Olei orivarum 60

Aquadest add 100

R/ Liquid parafin 60

White bess wax 20

Borax 0,1

Parfum ad

Aquadest add 19 ml

2. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air misalnya vanishing cream.

Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream

sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film pada

kulit.

Contoh krim M/A (Anief, 2000)

R/ Acedi stearinici 15

Cerea albi 2

Vaselini albi 8

Thrietanolamine 1,5

Propylene glycoli 8

Aquadest add 65,5

Krim tipe A/M biasanya menggunakan surfaktan seperti, sabun polivalen,

span, adeps lannae, dan cera. Sedangkan untuk krim tipe M/A biasanya menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

43

sabun monovalen seperti, trietanolamin stearat, Na stearat, kalium stearat, ammonium

stearat, tween, natrium lauril sulfat, kuning telur, CMC, emulgidum, pectinum dan

gelatin (Anief, 2000).

Kualitas dasar krim, yaitu:

1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari

inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam

kamar.

2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi

lunak dan homogen.

3. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai

dan dihilangkan dari kulit.

4. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat

atau cair pada penggunaan (Anief, 1994)

2.5.2 Krim Pemutih (Bleaching Cream)

Krim pemutih dimaksudkan untuk tujuan memutihkan kulit dan terkadang

digunakan pula untuk memutihkan daerah yang terkena sinar matahari, ataupun

sebagai perawatan dari bintik-bintik hitam diwajah (Howard, 1977).

Menurut definisi medis, krim pemutih dapat menghambat pembentukan

melanin sehingga kulit akan tampak lebih cerah, bersih dan segar. Krim pemutih ini

umumnya menggunakan bahan aktif yang dapat mengurangi melanin. Seseorang

yang berkulit gelap memiliki melanin yang lebih banyak dibandingkan dengan

seseorang yang memiliki kulit kuning kecoklatan. Melanin ini berfungsi membuat

kulit menjadi berwarna coklat. Jadi jika dalam proses ini ada yang dihambat,

Universitas Sumatera Utara

Page 37: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

44

misalnya enzim atau mineralnya maka melanin tidak akan terbentuk. Atas dasar

inilah berbagai bahan aktif pemutih bekerja mengurangi sel melanosit yang

memproduksi melanin (Wisesa, 2004).

Bahan aktif pemutih yang digunakan antara lain vitamin B3, sari daun murbei,

provitamin B3, dan sari bengkoang. Adapun bahan alami dan aman bagi kulit wajah

yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pemutih yang alami seperti : kafein,

coenzyme Q10, dan vitamin C. Tetapi saat ini banyak dijumpai kosmetika yang

menggunakan merkuri sebagai bahan aktif pemutih, karena merkuri dapat membuat

warna kulit lebih cepat putih dibandingkan dengan bahan aktif pemutih alami. Waktu

yang dibutuhkan dalam proses ini mencapai 2-4 minggu, tergantung dari zat yang

dipakai. Yang pasti jika kulit sudah putih pemakai harus terus menerus menggunakan

krim tersebut, sabab kalau penggunaannya dihentikan maka kulit akan kembali

seperti semula (Wisesa, 2004).

Produk krim pemutih tertentu aman dipakai selama pemakaiannya tepat dan

benar. Namun penggunaan krim pemutih yang mengandung merkuri sangat

berbahaya karena bisa merusak kulit, membuat kulit terbakar, hitam bahkan bisa

berkembang menjadi kanker kulit. Bila digunakan terus menerus merkuri akan

terakumulasi dalam tubuh mengikuti aliran darah hingga menumpuk diorgan tubuh

manusia, akibatnya secara perlahan-lahan keracunan merkuri bisa mengakibatkan

kerusakan permanen pada otak, sistem syaraf, paru-paru, usus, ginjal, dan bahkan

kematian (Wiyana, 2001).

2.5.3 Bahan-bahan Penyusun Krim

Formula dasar krim, antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 38: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

45

1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.

Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum,

minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan

sebagainya.

2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.

Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH,

KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na

lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan

sebagainya).

Secara umum bahan-bahan penyusun krim, antara lain : Zat berkhasiat,

Minyak, Air, Pengemulsi dan bahan pengemulsi. Bahan pengemulsi yang digunakan

dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat

/dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu

domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol, trietanolamin stearat, polisorbat, PEG.

Sedangkan bahan-bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain : Zat pengawet,

untuk meningkatkan stabilitas sediaan. Bahan pengawet sering digunakan umumnya

metil paraben (nipagin) 0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Sedangkan

pendapar untuk mempertahankan pH sediaan pelembab dan antioksidan untuk

mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh

(Wasitaatmadja, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Page 39: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53904 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merkuri 2.1.1 Pengertian Umum2.1.3 Toksikologi Merkuri

46

2.6 Kerangka Konsep

Krim Malam Dari

Klinik Kecantikan

Krim Malam yang

Di Jual Bebas :

- Import

- Lokal

Keberadaan Logam

Berat Merkuri pada

Krim Malam (BPOM

No.Hk.03.1.23.07.11.6

662/2011 tentang

syarat pencemaran

logam berat)

Karakteristik

Krim Malam

Universitas Sumatera Utara