repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68428 › chapter...

51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit, dengan peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif hingga sangat subjektif, maka metodologi pun sebenarnya merupakan suatu rentang, dari yang sangat kuantitatif (objektif) hingga yang sangat kualitatif (subjektif) (Mulyana, 2003: 145-146). Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma post-positivis sebagai cara pandang dalam meneliti media yang bersangkutan. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini bersifat subyektif dan tidak dapat digeneralisasikan. 3.2 Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Rubrik Selebritas di Harian Waspada dan Medan Bisnis. 3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan informan yang memiliki informasi yang berhubungan dengan peneliti untuk melakukan proses penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah wartawan, editor, dan penanggung jawab Rubrik Selebritas di Harian Waspada dan Medan Bisnis. Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan

untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain,

metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik

penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis

yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif

teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang

memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang

rumit, dengan peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang

merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif hingga sangat subjektif,

maka metodologi pun sebenarnya merupakan suatu rentang, dari yang

sangat kuantitatif (objektif) hingga yang sangat kualitatif (subjektif)

(Mulyana, 2003: 145-146).

Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma post-positivis sebagai

cara pandang dalam meneliti media yang bersangkutan. Dengan

menggunakan metode kualitatif, penelitian ini bersifat subyektif dan tidak

dapat digeneralisasikan.

3.2 Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Rubrik Selebritas

di Harian Waspada dan Medan Bisnis.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan informan yang memiliki informasi

yang berhubungan dengan peneliti untuk melakukan proses penelitian.

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah wartawan,

editor, dan penanggung jawab Rubrik Selebritas di Harian Waspada dan

Medan Bisnis.

Universitas Sumatera Utara

3.4 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian

informasi yang terdapat dalam rubrik selebritas di 3 harian lokal tersebut.

Unit tersebut akan dianalisis dengan menggunakan teori hierarki pengaruh

konten media massa milik Shoemaker dan Reese dengan 5 faktor

hierarkinya.

3.5 Kerangka Analisis

Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data

dalam arti frekuensi, akan tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari

data yang tampak di permukaan. Dengan demikian, maka analisis

kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk

menjelaskan fakta tersebut (Bungin, 2008: 309).

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang hanya

memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian dengan menggunakan

analisis deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak

menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode deskriptif mencari teori,

bukan menguji teori. Dalam analisis ini, peneliti hanya sebagai pengamat

(Rakhmat, 2004: 25).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data memuat langkah-langkah membuat batasan

penelitian, pengumpulan informasi melalui wawancara, dokumen yang

tersedia serta gambar-gambar yang berkaitan (Bungin, 2008: 304).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:

1. Wawancara (In Depth Interview)

Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data dengan

cara pertukaran verbal tatap muka yang dilakukan oleh seorang

pewawancara terhadap respondennya atau informan. Peneliti

berupaya untuk memperoleh informasi atau ungkapan-ungkapan

pendapat serta keyakinan dari subjek peneliti (Birowo, 2004: 118).

Universitas Sumatera Utara

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan bentuk pengumpulan data yang

berasal dari buku-buku, jurnal, literatur, atau tulisan ilmiah yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3. Studi Dokumen

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data pemberitaan

selebritas di dua harian lokal di Kota Medan.

4. Observasi Partisipatif

Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa

yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka

(Sugiyono, 2016: 227).

3.7 Keabsahan Data

Untuk menjamin keabsahan data yang digunakan teknik kriteria

derajat kepercayaan. Derajat kepercayaan yang direncanakan untuk

digunakan dalam penelitian ini adalah 2 cara dari 10 cara yang

dikembangkan Moleong (2005), yaitu (1) ketekunan pengamat dan (2)

triangulasi.

1. Ketekunan Pengamat

Ketekunan pengamat berarti mencari secara konsisten

interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses

analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha dan

membatasi berbagai pengaruh. Ketekunan pengamat dilakukan

dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara teliti,

rinci dan terus menerus selama proses penelitian. Kegiatan ini

dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif,

dan ikut berpartisipasi pada kegiatan redaksional sehingga

terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti subjek

berdusta atau berpura-pura (Moleong, 2005: 329).

Universitas Sumatera Utara

2. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2005:

330).

Teknik triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini

adalah (1) pengecekan pada sumber bacaan, literatur yang

sudah ada, atau teori yang digunakan, (2) pengamat di luar

peneliti yang pada penelitian ini adalah dosen pembimbing

peneliti, dan (3) menggabungkan hasil observasi dan hasil

wawancara terhadap hasil data yaitu dari analisis teori

Shoemaker dan Reese.

3.8 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis model hierarki faktor-faktor

yang mempengaruhi isi media Shoemaker dan Reese untuk menganalisis

unsur prominence pada rubrik selebritas di 3 harian lokal Kota Medan.

Model ini didasarkan kepada 5 faktor antara lain (1) Ideologi, (2)

Ekstramedia, (3) Organisasional, (4) Rutinitas Media, dan (5) Faktor

Individual (pekerja media). Masing-masing faktor juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor lainnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 5 informan yang bekerja di surat kabar

lokal Kota Medan. Tiga informan berasal dari surat kabar Medan Bisnis dan dua

informan berasal dari surat kabar WASPADA. Penelitian ini dibatasi hanya 5

informan saja karena informan untuk penelitian ini dikhususkan untuk yang

terlibat langsung dalam pengadaan Rubrik Selebritas yang ada di masing-masing

surat kabar. Selain itu data yang diperoleh sudah cukup jenuh yang artinya

penambahan informasi tidak akan memberi informasi baru dan berarti bagi

penelitian ini.

Para informan yang terpilih adalah individu-individu yang sesuai dengan

teknik penarikan sample yaitu purposive sampling yang dimana memiliki kriteria

yang telah ditetapkan peneliti yaitu informan merupakan penanggungjawab atau

redaktur untuk Rubrik Selebritas atau sejenisnya di masing-masing surat kabar

dan wartawan yang pernah melakukan peliputan langsung untuk mengisi Rubrik

Selebritas tersebut.

Peneliti memilih surat kabar Medan Bisnis dan WASPADA sebagai

tempat penelitian karena keduanya adalah surat kabar yang cukup besar dan

terkenal di Sumatera Utara khususnya Kota Medan. Keduanya merupakan surat

kabar asli dari Kota Medan. Medan Bisnis memiliki karakteristik unik sebagai

surat kabar yang menyediakan informasi tentang bisnis di Sumatera Utara dan

WASPADA merupakan salah satu surat kabar tertua yang ada di Sumatera Utara

khususnya Kota Medan. Selain itu, keduanya memiliki Rubrik Selebritas yang

hadir setiap harinya.

Universitas Sumatera Utara

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1.1 Harian WASPADA

Dikutip dari http://waspadadaily.indonetwork.co.id/, Harian Waspada

adalah sebuah harian yang terbit di Medan sejak 11 Januari 1947. Harian ini

didirikan Mohammad Said dan Ani Idrus. Beralamat di Jl. Letjen Suprapto No.1,

A U R, Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 20151, Harian Waspada

menjadi salah satu harian andalan masyarakat Kota Medan, terbukti dengan

jumlah oplah yang cukup besar yaitu kurang lebih sebanyak 60.000 yang disebar

di seluruh Sumatera Utara, Aceh dan Jakarta. Menjadi harian yang cukup tua

untuk saat ini, Harian Waspada dianggap ‘dewasa’ dalam mewartakan berita

mengenai tanah Sumatera Utara. Keragaman rubriknya menunjukkan kematangan

Harian Waspada sebagai harian khas Sumatera Utara khususnya Kota Medan.

Rubrik-rubrik yang ada di Harian Waspada adalah:

a. Berita Utama

Berisikan pemberitan besar yang penting seperti Pilkada, korupsi dan

lain-lain.

b. Teknologi

Memberitakan tentang keadaan teknologi terkini.

c. Medan Metropolitan

Khusus membahas peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Medan.

d. Sport

Pemberitaan mengenai olahraga.

e. Travel

Pemberitaan mengenai daerah-daerah yang layak untuk dikunjungi

karena keunikannya.

f. Keluarga

Softnews mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keluarga.

g. Fotografi

Kumpulan foto-foto.

Universitas Sumatera Utara

h. Sumatera Utara

Pemberitaan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Sumatera Utara.

i. Aceh

Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di Aceh.

j. Rumah

Berisi informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan rumah seperti

desain interior, tipe-tipe rumah dan harga rumah.

k. Kilas Balik

Membahas mengenai sejarah secara lengkap dan mendalam.

l. Cemerlang

Berisi Kumpulan Cerpen

m. Otomotif

Memberitakan perkembangan otomotif saat ini

n. Rileks

Berisi games-games ringan seperti TTS.

o. Kesehatan

Informasi yang membahas tentang kesehatan.

p. Kuliner

Informasi tentang makanan atau tempat makan yang patut dicoba dan

dikunjungi.

q. Agenda/ Hiburan

Informasi mengenai selebriti.

r. Luar Negeri

Pemberitaan mengenai peristiwa di luar negeri.

s. Ekonomi – Bisnis

Membahas permasalahan ekonomi dan isu-isu ekonomi yang sedang

berkembang.

t. Nusantara

Pemberitaan mengenai peristiwa-peristiwa di seluruh Indonesia.

u. Opini

Memuat opini yang masuk dari para penulis opini.

v. Kreasi

Universitas Sumatera Utara

Pemberitaan mengenai siswa-siswa sekolah yang ada di Sumatera Utara.

Keseluruhan rubrik yang telah dipaparkan merupakan rubrik yang ada di

Harian Waspada baik saat weekdays maupun weekend. Keberagaman dan

kelengkapan rubrik pada Harian Waspada membuktikan Harian Waspada

merupakan salah satu media massa yang dapat diandalkan oleh masyarakat Kota

Medan.

4.1.1.2 Medan Bisnis

Dikutip dari http://www.medanbisnisdaily.com/tentang_kami/, Harian

Medan Bisnis terbit untuk pertama kalinya di Kota Medan pada tanggal 15 Januari

2001 sebagai sebuah mingguan. Enam bulan kemudian sesuai rencana Medan

Bisnis ditingkatkan menjadi sebuah harian. Medan Bisnis berlokasi di Kompleks

Medan Bisnis Center Blok. A Nomor 5-6, Jalan S. Parman, Medan Petisah, Kota

Medan, Sumatera Utara, 20112.

Komposisi pemberitaan Harian Medan Bisnis adalah 50% berita ekonomi

dan 50% berita umum. Kebijakan ini diambil dengan tujuan agar di samping

berita-berita ekonomi yang menjadi menu utama Medan Bisnis, para pembaca

juga bisa menikmati berita-berita umum mulai dari bidang politik, kriminal,

hukum, sampai human interest.

Berbasis di Medan, sekitar 50% dari tiras harian ini berjumlah 20.000

eksemplar berada di Medan dan sekitarnya. Sedangkan sisanya beredar di daerah-

daerah tingkat dua di Sumatera Utara, di samping juga didistribusikan ke Aceh

dan Jakarta.

Rubrik-rubrik di Medan Bisnis sangat beragam. Sesuai dengan penjelasan

di atas, menu utama Medan Bisnis adalah pemberitaan yang berkaitan dengan

ekonomi seperti Industri dan Perdagangan, Agribisnis, Aceh Bisnis, Tapanuli

Bisnis, Otomotif, Ekonomi, Keuangan dan Bursa, Interaktif Bisnis dan berita

ringan Showbiz (pemberitaan selebriti).

Selain khusus ekonomi, Medan Bisnis juga menyediakan Berita Umum

yang meliputi rubrik Politik, Hukum, Metropolitan, Internasioan, Daerah,

Universitas Sumatera Utara

Olahraga, dan Nasioanl. Di akhir minggu, terdapat rubrik tambahan seperti Spirit,

Peristiwa, Spektrum, Travel, Figur, Graha, Kesehatan dan Keluarga, Karya Belia,

Art & Culture, Citarasa, Fashion, dan Jendela.

4.1.2 Proses Penelitian

Peneliti memulai penelitian pada April 2017. Setelah memberikan surat

permohonan penelitian ke bagian Pendidikan FISIP USU, peneliti menyusun draft

pertanyaan wawancara yang akan peneliti tanyakan kepada informan. Peneliti

membagi dua daftar pertanyaan, yang pertama untuk redaktur rubrik selebritas

atau penanggungjawab rubrik selebritas dan yang kedua diperuntukkan untuk

wartawan yang melakukan peliputan langsung di lapangan. Setelah itu, peneliti

melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing perihal draft daftar pertanyaan

untuk informan. Setelah mendapatkan persetujuan dengan dosen pembimbing dan

mendapatkan sedikit koreksi, peneliti langsung mem-follow up surat izin

penelitian ke bagian Pendidikan. Pada tanggal 17 April 2017 surat keluar, peneliti

secara langsung mendatangi kantor WASPADA dan Medan Bisnis untuk

memberikan surat izin melakukan penelitian. Peneliti memberikan surat tersebut

ke bagian front office di masing-masing kantor berita. Setelah surat diantar,

peneliti diminta menunggu oleh pihak WASPADA dan Medan Bisnis karena surat

tersebut harus diserahkan ke bagian redaksi. Peneliti juga diminta untuk

meninggalkan nomor kontak agar bisa dihubungi. Tak lupa, peneliti juga meminta

nomor kontak yang bisa dihubungi untuk mem-follow up izin penelitian. Peneliti

menunggu cukup lama mengenai kepastian izin penelitian tersebut. Peneliti

kemudian berinisiatif untuk menghubungi langsung pihak WASPADA dan Medan

Bisnis untuk mengetahui kepastian izin penelitian. Dalam proses perizinan

peneliti menjelaskan sedikit mengenai skripsi yang peneliti kerjakan dan peneliti

meminta agar dapat mewawancarai redaktur rubrik selebritas atau

penanggungjawab rubrik selebritas. Selain itu, peneliti juga meminta agar bisa

mewawancarai wartawan yang bertugas di rubrik tersebut.

Medan Bisnis memberikan kepastian terlebih dahulu dan meminta peneliti

untuk datang ke kantor Medan Bisnis pada tanggal 27 April 2017 pukul 13.00

WIB. Saat itu peneliti berhubungan langsung dengan Sekretaris Redaksi Medan

Universitas Sumatera Utara

Bisnis yang membantu peneliti untuk bertemu dengan informan yang peneliti

perlukan. Pukul 13.20 WIB peneliti dipersilahkan naik ke lantai dua dan bertemu

dengan Pak Bambang Sulaksono selaku redaktur senior yang merangkap sebagai

redaktur penanggungjawab Rubrik Showbiz di ruang rapat Medan Bisnis. Pak

Bambang juga didampingi oleh Mas Dewantoro selaku wartawan lapangan yang

bertugas meliput langsung untuk mengisi Rubrik Showbiz. Setelah melakukan

wawancara terhadap Pak Bambang selaku informan pertama, peneliti langsung

mendapatkan informan kedua yaitu Mas Dewan. Saat mewawancarai Pak

Bambang, peneliti lebih memberatkan untuk mengorek informasi tentang

pengadaan Rubrik Showbiz di Medan Bisnis serta latar belakang mengapa rubrik

tersebut tersedia setiap harinya. Namun, saat mewawancarai Mas Dewan, peneliti

lebih memfokuskan tentang bagaimana wartawan di Medan Bisnis meliput

tentang pemberitaan selebritas yang datang ke Kota Medan. Tidak terdapat

masalah yang berarti dalam pengambilan data pertama dari informan pertama dan

informan kedua. Setelah mewawancarai Mas Dewan, peneliti diarahkan untuk

mewawancarai Bang Diurnanta Qelanaputra, yang menjabat sebagai

penanggungjawab rubrik mingguan yang juga sering melakukan peliputan

selebritas secara langsung. Peneliti mendapatkan kontak Bang Diur dan

setelahnya peneliti mencoba untuk membuat janji dengan Bang Diur. Agak sulit

membuat janji dengan Bang Diur dikarenakan kepadatan jadwal beliau dalam

melakukan peliputan di lapangan dan mengurus rubrik mingguan. Membutuhkan

waktu dua minggu untuk mendapatkan kepastian bersedianya beliau menjadi

informan peneliti yang selanjutnya. Selain itu peneliti juga sedikit lupa untuk

terus mem-follow up Bang Diur dikarenakan keasyikan membuat draft wawancara

dari informan sebelumnya. Pada tanggal 24 Mei 2017, peneliti akhirnya bertemu

dengan Bang Diur untuk melakukan wawancara dan mengambil data yang

dibutuhkan oleh peneliti. Bila saat dengan Pak Bambang peneliti lebih

memfokuskan kepada pengadaan berita selebritas dan Mas Dewan lebih

difokuskan mengenai peliputan di lapangan, Bang Diur merupakan kombinasi

keduanya. Ia merupakan redaktur halaman mingguan yang juga sering melakukan

peliputan selebritas secara langsung di Kota Medan maupun di luar Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Setelah selesai dengan Medan Bisnis, peneliti langsung melakukan

penelitian di Harian WASPADA. Sama seperti halnya Medan Bisnis, peneliti

dibantu oleh sekretaris redaksi dalam membuat janji dengan informan yang

bersangkutan. Pada tanggal 3 Mei 2017, peneliti bertemu dengan informan

selanjutnya dari Harian WASPADA. T. Junaidi atau yang lebih akrab disapa Bang

Jun merupakan redaktur halaman hiburan dan penanggungjawab halaman hiburan.

Tak hanya itu, Bang Jun juga merangkap sebagai wartawan yang melakukan

peliputan selebritas secara langsung di lapangan. Sama halnya seperti Bang Diur,

dalam mengambil data dari Bang Jun, peneliti harus memberikan semua

pertanyaan yang peneliti susun karena Bang Jun merangkap semua jabatan di

rubrik hiburan di Harian WASPADA. Sedikitnya sumberdaya manusia yang ada

di rubrik selebritas di Harian WASPADA membuat peneliti sedikit bingung.

Terdapat beberapa pertanyaan yang tidak terjawab oleh Bang Jun yang kemudian

diarahkan oleh Bang Jun untuk bertanya kepada Bapak Drs. Sofyan Harahap yang

merupakan mantan Pimpinan Redaksi Harian WASPADA. Bapak Sofyan

kemudian dijadikan informan pendukung untuk menjawab beberapa butir

pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh Bang Jun. Pak Sofyan termasuk

informan yang sulit ditemui karena kesibukannya yang lumayan padat. Akhirnya

peneliti dapat menemuinya seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

4.1.3 Deskripsi Profil Informan

4.1.3.1 Informan Pertama

Bambang Sulaksono merupakan infoman pertama dalam penelitian ini.

Beliau adalah pendiri Medan Bisnis bersama rekan sesama wartawannya Bapak

Efendi Setiawan. Setelah sebelumnya pernah bekerja di media nasional yaitu

Suara Karya di Jakarta, membuat Pak Bambang memiliki ilmu yang cukup

tentang bagaimana mendirikan sebuah media.

Bersama Pak Setiawan, Pak Bambang merintis Medan Bisnis dari nol

hingga sekarang. Karirnya di Medan Bisnis cukup menantang, selain sebagai

salah satu pendiri, Pak Bambang juga pernah menjadi Wakil Pemimpin Redaksi

mendampingi Pak Setiawan. Di tahun 2008, jabatannya naik menjadi Pemimpin

Universitas Sumatera Utara

Redaksi hingga tahun 2012. Sampai sekarang, beliau menjabat sebagai Redaktur

Senior yang membina para redaktur setiap rubrik yang ada di Medan Bisnis.

4.1.3.2 Informan Kedua

Dewantoro atau Mas Dewan merupakan informan kedua dalam penelitian

ini. Mas Dewan merupakan wartawan Medan Bisnis yang mengisi Rubrik

Showbiz. Bekerja di Medan Bisnis sejak 2011, Mas Dewan telah mencicipi

beberapa rubrik yang ada di Medan Bisnis sebagai wartawan. Dari tahun 2011-

2013 dipercaya menjadi wartawan di Rubrik Agribisnis, kemudian dari tahun

2014-2016 dipindah ke Rubrik Hukum dan 2016 – sekarang sedang menggeluti

Rubrik Showbiz. Saat ini beliau sedang menyusun skripsi di Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam di Universitas Tjut Nyak Dien. Selain menggeluti Rubrik

Showbiz, Mas Dewan juga mengisi Rubrik Lingkungan, Pariwisata dan Budaya.

4.1.3.3 Informan Ketiga

Diurnanta Qelanaputra merupakan informan ketiga dalam penelitian ini.

Bang Diur, sapaan akrabnya, sudah menjadi salah satu wartawan senior di Medan

dalam bidang entertainment. Hobi travelling dan musiknya membawanya menjadi

jurnalis handal di kedua bidang tersebut. Memulai karirnya di Medan Bisnis pada

tahun 2002, Bang Diur sudah mencicipi beberapa rubrik yang ada di Medan

Bisnis. Saat ini ia bertugas sebagai wartawan entertainment dan dipercaya di Desk

Travel. Selain itu, beliau juga merangkap sebagai Redaktur Pelaksana

Kompartemen yang membawahi edisi Minggu di Medan Bisnis. Pernah

mengenyam pendidikan di Prodi Pariwisata USU, STIKP Jurusan Humas (tidak

selesai) dan Fakultas Teknik Arsitektur UMA (tidak selesai). Ia merupakan

wartawan entertainment kelas kakap, terbukti telah melakukan banyak peliputan

internasional di beberapa negara. Beberapa liputan terbesarnya adalah meliput

konser grup musik Muse di Istora Senayan pada tahun 2007 dan diundang pada

konser musik rock musim panas tahunan Summersonic 2013 di Tokyo, Jepang

dengan line up antara lain Linkin Park, Metallica, John Legend, Muse, Cindy

Lauper dan lain sebagainya. Beliau juga pernah meraih penghargaan jurnalistik

antara lain sebagai nominator Lomba Tulis HUT Pemprovsu 2016 dan Juara Satu

Universitas Sumatera Utara

Lomba Tulis Musik se-Sumatera GG Mild 2013. Selain itu, beliau sering

dipercaya sebagai juri di beberapa ajang pencarian bakat lokal maupun nasional

seperti Indonesia Idol babak pra audisi di Medan, Pemilihan Puteri Indonesia

Sumut 2003, D’Academy II 2016 di Hermes Palace, The Voice 2016 di Medan,

The Voice Kids 2017 di Medan, Zeqita Karo Idol 2016, Go Talent 2017, Djarum

Rock Festival se-Sumut 2003, Festival Band Yamaha, Honda Beat Festival di

Medan dan lain sebagainya. Selain menjadi wartawan beliau juga memiliki

beberapa kegiatan lainnya yang masih berkaitan dengan musik, dunia jurnalistik

dan relasi dengan event organizer.

4.1.3.4 Informan Keempat

T. Junaidi atau yang sering disapa Bang Jun merupakan informan keempat

dalam penelitian ini. Bang Jun merupakan redaktur halaman hiburan di Harian

WASPADA. Sudah melalang buana di dunia jurnalis, Bang Jun memulai karirnya

sebagai seorang wartawan di Harian WASPADA pada tahun 1978. Hingga saat

ini Bang Jun sudah mencicipi semua bangku redaktur kecuali redaktur halaman

utama dan redaktur olahraga. Pertama sekali Bang Jun merupakan wartawan

umum di Harian WASPADA, kemudian diangkat menjadi asisten redaktur

ekonomi hingga pada akhirnya menjabat sebagai redaktur halaman ekonomi.

Menjadi redaktur di halaman hiburan merupakan posisi terakhirnya yang sampai

saat ini masih ia duduki, setelah sebelumnya sudah merasakan menjadi wartawan

dan redaktur ekonomi, rubrik pemerintahan, rubrik hiburan, rubrik kampus,

hingga rubrik musik dan masih banyak lagi. Rubrik hiburan merupakan rubrik

terlama yang Bang Jun tanggungjawabi. Selain itu, di rubrik hiburan ini, selain

menjadi redaktur, Bang Jun sekaligus merangkap sebagai wartawannya. Hal ini

dikarenakan kurangnya sumber daya manusia untuk rubrik hiburan.

4.1.3.5 Informan Kelima

Drs. Sofyan Harahap merupakan informan kelima dalam penelitian ini.

Beliau melengkapi informan sebelumnya dalam memberikan informasi mengenai

Harian WASPADA. Pak Sofyan merupakan salah satu wartawan senior yang

sudah lama bergabung dengan Harian WASPADA. Beliau masuk WASPADA

Universitas Sumatera Utara

sejak masih belia, tahun 1978. Sebelumnya, ia merupakan guru SMP, namun ia

merasa pekerjaan sebagai guru kurang menantang. Beliau akhirnya memilih untuk

bekerja di media cetak khususnya koran. Merintis karir di WASPADA, beliau

sudah mencicipi berbagai macam jenis jabatan yang ada di meja redaksi Harian

WASPADA. Diawali sebagai seorang layouter, kemudian beralih menjadi

wartawan, naik jabatan menjadi redaktur di hampir semua rubrik yang ada di

Harian WASPADA. Setelah itu beliau naik jabatan menjadi redaktur pelaksana,

redaktur eksekutif, wakil pemimpin redaksi, hingga saat ini ia menjabat sebagai

wakil penanggung jawab Harian WASPADA. Selain kesibukannya di

WASPADA, beliau aktif di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai Ketua

Dewan Kehormatan. Selain itu, ia juga mengajar sebagai dosen matakuliah di

Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4.1.4 Unsur Prominence dalam Pemberitaan Selebritas di Harian Medan

Bisnis dan Pengadaan Rubrik Showbiz di Harian Medan Bisnis.

Penelitian yang dilakukan di Harian Medan Bisnis dilakukan dengan cara

mewawancarai tiga informan. Dua informan menanggungjawabi Rubrik Showbiz

dan satu informan menangungjawabi Rubrik Mingguan namun sering melakukan

peliputan langsung untuk berita selebritas yang kemudian diisi di halaman

entertain di rubrik mingguan. Ketiganya menjelaskan bagaimana unsur

prominence atau ketokohan menjadi unsur penting dalam pengadaan Rubrik

Showbiz dan bagaimana proses pengadaan Rubrik Showbiz di Harian Medan

Bisnis setiap harinya.

Informan Pertama menjelaskan mengenai latar belakang berdirinya Medan

Bisnis dan latar belakang pemberitaan Medan Bisnis secara keseluruhan sebelum

menjelaskan bagaimana pengadaan rubrik showbiz setiap harinya di Harian

Medan Bisnis. Saat menjelaskan mengenai latar belakang berdirinya Medan

Bisnis, beliau mengatakan bahwa Medan Bisnis pada awalnya merupakan koran

mingguan selama enam bulan. Setelah setengah tahun berjalan dan melihat respon

masyarakat, Medan Bisnis akhirnya memutuskan menjadi koran harian. Beliau

menjelaskan bahwa sejak pertama sekali terbit, Medan Bisnis telah membawa

misi sebagai koran berbasis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan para pendiri

Universitas Sumatera Utara

Medan Bisnis melihat sudah banyak koran di Medan yang menyajikan berita

umum. Medan Bisnis melihat peluang yang lain yaitu dari sisi ekonomi. Namun,

Medan Bisnis tetap memikirkan mengenai pasar pembaca mereka. Apabila

dikhususkan hanya sebagai koran ekonomi (bisnis), maka pasar pembaca mereka

akan terbatas di pebisnis saja tanpa dapat merangkul masyarakat dengan latar

belakang yang berbeda. Dengan begitu Medan Bisnis tetap menyajikan berita-

berita umum di luar dari berita ekonomi seperti berita politik, olahraga,

lingkungan hingga rubrik selebritas (showbiz).

“Sejak pertama kali terbit, Medan Bisnis membawa misi sebagai koran berbasis ekonomi. Namun, Medan Bisnis tetap memperhatikan pasar. Bila mengkhususkan hanya sebagai koran ekonomi (bisnis), pasarnya sangat terbatas. Sehingga tetap ada pula disajikan berita umum-nya seperti politik, lingkungan dan lain sebagainya. Di Medan sangat banyak koran yang menyajikan berita secara umum. Inilah alasan Medan Bisnis ingin menyajikan nuansa ekonomi lebih kental ketimbang koran lainnya karena kompetitornya lebih sedikit. Jadi kita tidak mengalami kendala di masalah pasar. Ini menjadi keuntungan sendiri bagi Medan Bisnis. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan yang diraih oleh Medan Bisnis saat muncul di Kota Medan. Kami muncul sebagai koran kekinian, yang modern. Jadi saat itu warga Medan cukup kaget dengan kehadiran Medan Bisnis. Karena berbeda dari yang lainnya. Hal ini juga membuat koran lainnya ikut membuat perubahan karena jika tidak mereka akan tertinggal.”

Beliau juga menjelaskan latar belakang mengapa Rubrik Showbiz ada di

Harian Medan Bisnis. Tak hanya itu, rubrik ini merupakan rubrik yang selalu

hadir setiap hari menyapa pembaca setia Medan Bisnis. Menurut Pak Bambang,

hiburan telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Dimulai dari masyarakat

kalangan bawah, menengah hingga kalangan atas. Tanpa adanya hiburan,

pembaca dari Medan Bisnis akan jenuh karena hanya membaca berita-berita

serius seperti berita perekonomian yang mendominasi pemberitaan sebanyak 60%

dan berita umum lainnya seperti politik, kriminal, dan lain sebagainya.

“Kalau masyarakat hanya dicekoki dengan berita-berita yang serius, tentu akan menyebabkan mereka jenuh. Begitu juga dengan media. Seperti contohnya televisi. Mereka tidak hanya menyajikan berita-berita serius saja, tapi juga diselingi oleh berita-berita yang menghibur namun mendidik dan berkualitas. Medan Bisnis juga begitu. Berita-berita hiburan sekarang sudah memiliki nilai jual, punya segmen pembacanya sendiri. Tetapi semuanya tergantung kita, mau menyajikan hiburan yang

Universitas Sumatera Utara

bagaimana, yang seperti apa. Nah, kalau di Medan Bisnis, kita sesuaikan dengan pembaca kita, yaitu kalangan menengah ke atas.”

Informan Pertama juga menjelaskan bagaimana pengadaan Rubrik

Showbiz di Harian Medan Bisnis. Hal tersebut ditanyakan oleh peneliti mengingat

di Medan sangat jarang artis ibukota yang datang. Pak Bambang juga menjelaskan

bahwa pemberitaan seleb di Rubrik Showbiz tidak mematok persentase untuk

seleb nasional atau internasional dan selalu ada proses penyuntingan apabila berita

diambil dari media lain.

“Dengan keterbukaan jaringan informasi, sekarang sudah sangat banyak semacam saduran-saduran berita yang punya potensi berita sangat bagus sekali terutama untuk berita luar negeri. Seperti Amerika dan Inggris, di sana sudah ada media-media online-nya, media-media hiburannya. Sekarang sudah banyak saduran dan berita terjemahan yang sudah sangat bagus sekali. Tinggal Medan Bisnis saja yang bagaimana nantinya memilih. Akan ada penyuntingan juga, kadang menggabung dua berita. Tetap ada proses penyuntingan. Karena kalau kita sadur sendiri, waktunya akan habis, sementara bagian penerjemah harus bekerja juga untuk halaman luar negeri. Jadi memang sudah ada media yang sadurannya bagus sekali...”

“...Tidak ada patokan. Kita lihat kalau nilai jual bagus dan cocok

untuk pembaca kalangan Medan Bisnis, itu yang kita serap, yang kita

ambil.”

Pak Bambang juga menjelaskan mengenai kriteria berita seperti apa yang

layak dijadikan berita di Harian Medan Bisnis. Ia mengatakan bahwa pembaca

Medan Bisnis mayoritas berasal dari kalangan akademis dan kalangan orang

berpendidikan. Medan Bisnis menyesuaikan latar belakang pembaca dengan

berita-berita yang dihadirkan di Rubrik Showbiz. Berita-berita tentang isu-isu

murahan tidak cocok untuk pembaca Medan Bisnis. Paling tidak, tutur beliau,

berita di Rubrik Showbiz dapat dipertanggungjawabkan dan tetap memiliki nilai

jual.

Informan Pertama menyebutkan bahwa talent-talent lokal Kota Medan

bisa masuk sebagai berita di Medan Bisnis. Namun tetap mengingat unsur

prominence atau ketokohan karena hal tersebut sangat penting sebagai nilai berita

Universitas Sumatera Utara

dalam pemberitaan di rubrik ini. Medan Bisnis tetap selektif agar sesuai dengan

keinginan pembaca.

“Kondisi di Medan dengan di Jawa, khususnya Jakarta, kan berbeda. Kalau di Jakarta kan gudangnya hiburan. Bisa jadi sumber berita yang bagus, yang langsung dijual. Karena di sini (Medan), kita harus selektif. Karena susah mencari grup-grup band atau penyanyi atau artis yang layak naik ke Medan Bisnis. Kadang masalah kreatifitas orang Medan juga, belum begitu banyak. Audiensnya belum terlalu banyak. Kalau musik dari Jawa, datang ke sini (Medan), baru banyak yang lihat. Tapi kalau musik lokal, memang ada peminatnya tapi tidak antusias sekali...”

“.... Medan Bisnis sering juga meliput talent lokal. Mas Dewan ini yang sering meliput talent lokal di sini. Tapi kita juga selektif. Kalau ada tapi pas-pasan, untuk apa ditulis. Kalau hanya sekedar nampil saja tapi gak berkarya, juga kita gak mau ambil. Artinya kita lihat dari segmen pembaca. Jangan sampai pembaca Medan Bisnis komplain. Makanya tetap ada standarisasinya.”

Informan Pertama menyebutkan bahwa berita di Medan Bisnis tidak

semuanya berasal dari liputan langsung oleh wartawan Medan Bisnis. Ada pula

diambil dari media lain untuk memenuhi kebutuhan Rubrik Showbiz yang terbit

setiap hari. Beliau menyebutkan bahwa terdapat beberapa media yang biasanya

menjadi sumber Medan Bisnis dalam mencari dan mengambil berita seperti CNN,

Billboard, AsiaShowbiz dan NME. Informan pertama sengaja menggunakan

media-media besar sebagai sumber penyedia berita Showbiz di Medan Bisnis

karena media tersebut dapat dipercaya dari segi isi berita hingga keakuratan berita

tersebut. Beliau mengaku bahwa Medan Bisnis tidak bekerjasama dengan kantor

berita dalam penyediaan berita untuk Rubrik Showbiz.

Informan Kedua menjelaskan bagaimana keadaan peliputan selebriti

secara langsung untuk mengisi Rubrik Showbiz di Harian Medan Bisnis. Namun

sebelumnya, ia memberikan pandangan mengenai Rubrik Showbiz yang ada di

Harian Medan Bisnis.

“Medan di sini bukan diartikan Kota Medan, tetapi sebuah wilayah (medan). Medan Bisnis itu bagaimana wilayah tersebut dinilai dari segi bisnisnya. Sebenarnya visi misi itu bagaimana seluruh aktivitas di sini dilihat dari sudut pandang bisnis. Begitu halnya dengan Showbiz. Showbiz itukan show & exhibition / show & bisnis. Artinya bisa dari pameran dan bisnis. Tentunya seperti yang dibilang tadi, tidak semua

Universitas Sumatera Utara

artis dapat diberitakan di Medan Bisnis, tergantung nilai beritanya, scoop-nya seperti apa. Berarti yang bisa diliput di Showbiz ini memang terbatas karena dari sisi segmen yang diambil dari menengah ke atas, jadi band-band di bawah yang namanya baru 1 – 2 tahun kurang diangkat. Kecuali kalau band tersebut sudah sangat berpengaruh dan punya ciri khas sendiri misal baru muncul sekali atau setahun saja, tapi sudah naik namanya, baru dia akan muncul beritanya...”

“...Sebenarnya akan menjadi pasar, kalau misalnya segmen hiburan atau selebritas itu digarap secara total. Itu akan menjadi lubang bisnis tersendiri, kan. Seluruh komunitas-komunitas musisi hanya akan mengambil referensi dari Medan Bisnis, tidak dari media lain. Karena Medan Bisnis memberitakan seluruh komunitas mereka. Itu sudah kita lakukan, tapi ternyata ada perbedaan. Misalnya, kita melihat bahwa band itu bagus, tetapi di tingkat redaktur ternyata tidak dianggap bagus. Jadi gak akan naik. Padahal sebenarnya diskusi dulunya itu kita pengen mengangkat seluruh band, profil band dan seniman lokal di Medan Bisnis. Jadi istilahnya itu bahkan bisa 30%-70% perbandingannya. Nasional atau internasional 30% dan lokal 70%. Dengan begitu Medan Bisnis akan menjadi referensi. Kalau itu bisa dilakukan maka Medan Bisnis akan menjadi referensi musisi yang ada di Medan.”

Informan Kedua menyatakan bahwa unsur ketokohan dalam peliputan

untuk Medan Bisnis tetap diperhatikan. Selain unsur ketokohan, unsur keunikan

juga menjadi salah satu daya tarik khususnya untuk talent lokal Kota Medan.

“Kayak dulu ada band PARGOCI namanya. Band itu mencoba menggabungkan aliran hardcore dengan musik batak. Nah, mereka menggabungkan itu maka mereka bisa naik ke Medan Bisnis. Karena mereka memiliki keunikan itu maka bisa naik. Dan ada juga beberapa band yang lain. Tapi sekarang sudah jarang. Kalau kita perhatikan pemberitaan sekarang nyaris tidak ada band-band lokal. Tapi karena nilau beritanya itu, mereka (Pargoci) udah menjalankan tur smpai ke Thailand, makanya mereka bisa dinaikkan. Pargoci udah naik ke Medan Bisnis sekitar 3 kali, bahkan 4 kali udah naik.”

Informan Kedua memaparkan bahwa peliputan selebriti secara langsung di

Kota Medan tidak sesering di Ibukota. Beliau menjelaskan bahwa selebriti datang

ke Kota Medan bila ada keperluan roadshow atau diundang untuk mengisi event-

event tertentu.

“Kalau misalnya yang aktor-aktor film atau sinetron misalnya, itu tergantung bulannya. Kadang-kadang sebulan ini gak ada, bulan depan bisa sampai 3 atau 4 artis yang datang. Kadang-kadang gak ada sama sekali. Jadi gak nentu datangnya. Kayak kemaren ada Surya Motorland. Ada artis yang ikutan touring itu si Bucek. Pembawa acaranya si Jhody

Universitas Sumatera Utara

Bejo. Juga ada pemain film I’m Hope si Agni dengan Wulan Guritno juga pernah diliput.”

Meskipun begitu, ada pula event-event yang mengundang selebriti namun

tidak mengundang wartawan untuk melakukan peliputan. Sehingga hal tersebut

membuat wartawan urung mengejar selebriti yang bersangkutan.

“... Karena mereka mau eksklusif. Apalagi artis-artis luar negeri, mereka susah untuk dijumpai. Panitia itu gak mau dimunculkan di media. Karena menurut mereka, tanpa adanya media, acara mereka tetap sukses. Dan mungkin ada perjanjian juga dengan panitia bahwa mereka tidak mau ada media. Perhatiin aja itu di Kesawan banyak baliho atau spanduk acara di Entrance, ngundang artis luar negeri kaya Kingston. Tapi media tidak diundang untuk peliputan.”

Informan Kedua menyatakan bahwa wartawan tidak memiliki tanggung

jawab penuh dalam mengisi Rubrik Showbiz secara lengkap. Hal tersebut

merupakan tanggung jawab dari redaktur Rubrik Showbiz yang dipegang oleh

informan pertama (Pak Bambang).

“Kalau kami, untuk reporter, rata-rata tidak dibebani untuk

mengurusi mengenai jumlah berita. Kita hanya dibebani 3 berita per hari.

Kadang terpenuhi kadang tidak. Jadi ketika kekurangan berita, itu urusan

redaktur. Kurang atau lebih gak peduli. Urusan redaktur.”

Dalam penjelasannya, Informan Kedua menjelaskan bahwa dalam sekali

peliputan seleb secara langsung, beliau akan mengambil beberapa angle berita

sehingga satu acara bisa menghasilkan beberapa berita. Beragam angle berita bisa

dijadikan stok berita di Medan Bisnis apabila memang diperlukan.

“Minimal 4. Dulu minimal 4. Sekarang cukup 2 aja. Kenapa? Karena gak naik. Jadi di sini gak naik, ku share ke kawan-kawan malah naik. Misal tentang acara yang Tompi ikuti waktu itu. Dia diajak diskusi soal kanker, soal kesehatan. Kontekstual dengan acara yang dihadirinya. Di luar itu paling kita tanya soal album atau kegiatan selama ini. Terus tanya soal industri musik sekarang ini. Kan ini jadi berita lagi. Tapi masalahnya itu tadi, jarang naik. Jadi ngapain nulis banyak-banyak. Cukup dua aja. Padahal dulu minimal empat...”

“...Tetap ada stok berita, namun tidak naik. Kita pun gak mau repot-repot untuk ini juga kan. Kan kita lihat berita Showbiz ini masih dianggap berita umum dan belum berpotensi mendatangkan pembaca. Hanya sekedar hiburan. Lihat saja, berita nasional-lokal itu berapa

Universitas Sumatera Utara

banyak perbandingannya? Dalam seminggu paling banyak berita nasional/internasional. Perhatikan aja dalam seminggu itu.”

Ia juga menjelaskan bahwa pekerjaan sebagai wartawan mewajibkan

dirinya memiliki banyak link dengan sesama wartawan khususnya sesama

wartawan selebritas. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja wartawan khususnya

berita terbaru mengenai selebriti atau pemusik yang datang ke Medan.

“Kan kita sesama wartawan ada grup. Pos di Showbiz ini kan memang jarang. Kalau liputan itu paling sama-sama dengan senior yang lain dari media lain. Kalau disini yang paling sering liputan Showbiz aku dengan Bang Diur. Memang sangat sedikit di Showbiz ini. Gak terlalu banyak. Tapi dengan kawan-kawan yang lain ini kan, dia bisa membuat berita Showbiz juga kan. Misal kalau kita punya berita, kita bisa share ke mereka, gitu juga kalau mereka punya berita, bisa share ke kita. Saling bantu. Kalau ketinggalan info sering juga dibantu dengan wartawan lain. Dibagi, di-share. Bisa share rilis, bisa share berita udah jadi. Kalau trik- trik kita ini kan paling lead-nya diganti. Bawahnya sama semua.”

Selain dengan sesama wartawan, Informan Kedua juga memiliki link

dengan beberapa manajemen artis-artis yang ada di Indonesia. Dengan adanya link

dengan manajemen, hal ini membantu Informan Kedua dalam mendapatkan berita

seleb melalui rilis.

“Ada link juga, ke manajemennya biasanya. Tapi gini, aku gak pernah ambil berita dari media lain. Berita yang dari aku itu selalu karyaku dan rilis. Jadi kita gak ambil berita dari Tribun atau Reuters sekalipun. Itu gak pernah, itu gak boleh. Itu kalau dari saya, dari reporter. Beda kalau dari redaktur. Mereka punya wewenang sendiri. Jadi kalau dari manajemennya, bolak-baliklah mereka kirim rilis. Ini udah tiga bulan ini mereka belum ada ngirim berita. Biasanya manajemen dari artis-artis ini rutin, setiap sebulan itu paling enggak ada tiga artis yang mereka kirim rilisnya. Itu yang dari Jakarta...”

Hal ini bertujuan agar artis-artis dari manajemen tersebut juga dikenal di

daerah, tidak hanya di ibukota saja.

“...Itu biasanya yang artis easy pop, model-model gitulah yang mereka share itu. Rata-rata sudah menjadi “raja kafe”. Artinya boleh album mereka baru dua, tapi ketika liat personil-personilnya itu sudah ke sana ke mari. Mereka emang penyanyi-penyanyi kafe. Mereka (manajemen) share ke e-mail, biasanya band itu langsung kita cari di YouTube. Memang bener, sudah bagus. Audiens mereka sudah banyak.”

Universitas Sumatera Utara

Informan Ketiga menjelaskan mengenai rubrik Medan Bisnis edisi Minggu

karena ia merupakan redaktur pelaksana di edisi Minggu. Ada beberapa tambahan

rubrik yang hadir setiap hari Minggu.

“Sekarang saya menjadi penanggungjawab di edisi Minggu. Bedanya kalau edisi Minggu lebih banyak tentang lifestyle. Entertain di situ, urusan kuliner di situ, travel di situ, fashion dan entrepreneur. Pokoknya beberapa rubrik tambahan ada di edisi Minggu tapi dengan tema besar lifestyle. Tapi aku juga tetap di entertain. Berita-berita musik, film, seleb terkadang.”

Beliau juga menjelaskan bahwa pengadaan berita entertain di edisi

Minggu merupakan hasil peliputan langsung atau mengambil dari berita lain. Hal

ini tidak berbeda jauh dengan yang dijelaskan Informan Pertama dan Informan

Kedua.

“Untuk liputan seleb saya selalu liputan langsung. Tapi ada juga

mengambil dari media lain. Kalau ambil dari media lain kita langganan di

Detik.com dan kantor berita Antara.”

Informan Ketiga memaparkan bahwa peliputan selebriti secara langsung

tidak bisa ditentukan intensitasnya karena tergantung dengan undangan event atau

yang beriklan di Medan Bisnis.

“Kalau itu tergantung iklan. Kalau ramai, ya ramai juga kan, Tapi

kalau dikit ya dikit juga. Bulan ini aku inget kemaren event X3, bulan lalu

Ari Lasso, terus ada acara musik juga di Medan Fair...”

“... Tergantung event yang ada. Mau diekspos apa tidak. Kalau

artis nasional biasanya diundang, kalau artis lokal kita yang jemput bola.

Misalnya ada band bagus atau artis bagus, berprestasi dan menarik

sebagai berita ya kita ambil.”

Informan Ketiga menjelaskan bahwa tidak sembarang selebriti yang bisa

masuk ke Medan Bisnis. Jika dulu Medan Bisnis lebih mengutamakan kuantitas,

sekarang Medan Bisnis lebih mengutamakan kualitas terutama untuk talent lokal

Kota Medan. Beliau memiliki kriteria tersendiri mengenai talent lokal seperti apa

yang layak untuk diliput.

Universitas Sumatera Utara

“... Berkarya sesuatu yang berbeda, yang unik atau kolosal. Tapi kalau biasa-biasa aja ya enggak. Kalau sekarang aku batasin, kalau dulu enggak ada batasan. Kalau dulu pokoknya aku ke studio-studio kalau ada band, karena dulu ngejar kuantitas kan, aku liput. Kalau sekarang aku pikir gak begitu perlu. Karena dengan begitu mereka jadi mudah besar kepala. Belum layak dibesarkan, tapi malah kita besarkan di media.”

Beliau menjelaskan dengan menjaga news value dari berita selebriti lokal

maupun nasional maka berita yang dihasilkan Medan Bisnis akan berkualitas. Ia

menjelaskan pentingnya news value dalam mencari berita mengenai selebriti.

Selain itu, tidak semua selebriti nasional bisa masuk menjadi berita di Medan

Bisnis.

“Sangat penting. News value-nya tetap kita pikirkan. Apakah ini

berdampak untuk pembaca atau hanya untuk mereka saja. Kayak kemaren

waktu di PRSU kan banyak band lokal, tapi gak layak. Tapi ada beberapa

band lama, mereka main lagi, menurutku itu layak...”

“... Kalau soal seleb yang layak, tentu saja yang menengah ke atas, yang berkelas. Mau di harian atau mingguan. Agak menghindari gosip karena gak cocok dengan pasar kita. Jadi lebih selektif lah. Kita harus melihat artis sesuai dari mata pembaca kita. Pembaca kita kan mid-up. Kecuali berita-berita penting seperti ada yang meninggal kita naikkan. Tapi kalau gosip-gosip gitu gak kita masukin.”

Jarangnya kedatangan selebriti ke Kota Medan, membuat Informan Ketiga

mengambil beberapa angle berita dalam sekali peliputan secara langsung. Hal ini

membuat Informan Ketiga dapat menghasilkan beberapa berita dalam sekali

peliputan saja.

“... Bisa ambil beberapa angle. Seperti kemaren dengan Vicky Shu, itukan presscon. Dia kan cerita secara umum tentang show nanti malam. Tapi aku tanya, bagaimana kostumnya, bagaimana dia merawat wajah dan tubuhnya, gitu. Jadi gak mau aku terima bulat-bulat apa yang dia sampaikan secara umum di presscon saja. Karena nanti isinya bakalan sama dengan media lain. Kadang juga, seperti kemarin dengan Anjasmara, di belakang panggung aku tanyain kan kenapa dia beralih ke yoga. Padahal waktu itu event-nya kan cuman acara yoga dan dia instrukturnya. Selalu biasanya sehabis presscon aku itu ada doorstop. Kalau dulu sih aku rajin nyari ke kamar hotel tempat mereka menginap. Belakang panggung juga biasa. Atau ketemu waktu lagi makan. Ya aku singgahin, minta waktu untuk wawancara.”

Universitas Sumatera Utara

Informan Ketiga mengatakan bahwa selain melakukan peliputan langsung,

Medan Bisnis juga mengambil dari media lainnya. Ia menjelaskan bahwa tetap

ada proses pengeditan dan riset sebelum memilih berita.

“Aku edit. Aku kan juga ambil dari luar. Ku translate sendiri, gitu. Misal dari Channel Asia, Billboard dan lain-lain. Jadi gak kulepas mentah-mentah gitu. Kadang aku tambahin datanya. Lokal juga gitu. Kalau presscon kan terbatas datanya, tapi aku lengkapi dengan referensi. Perjalanan karir seperti apa, dan lain-lainnya itu aku penuhi. Walaupun tidak bisa penuh karena itu kan halamannya terbatas. Riset tetap perlu.”

Beliau menjelaskan dengan mengambil berita dari media luar, tingkat

keakuratan mengenai berita tersebut dapat dipercaya. Hal tersebut dikarenakan

media yang digunakan oleh Informan Ketiga dalam mengambil berita merupakan

media-media besar yang namanya sudah dipercaya oleh publik.

“... Aku lebih suka media luar. Seperti Billboard kan sudah teruji.

Terus dari Australia juga ada. Kita memang dibatasi untuk media mana

yang bisa kita ambil beritanya. Kita langganan dululah istilahnya. Ya

itulah tadi Detik.com, ANTARA, Billboard kalo yang untuk media

luarnya. Jadi bener-bener yang kompeten.”

Menurut Informan Ketiga, link antar sesama wartawan atau manajemen

selebriti sangat penting. Hal tersebut membantu dalam proses peliputan dan

mendapatkan berita selebriti. Seperti pengiriman rilis berita.

“Link sesama wartawan ada. Sangat membantu. Malah aku yang sering bagiin link. Aku yang koordinir teman-teman wartawan semua kalau misalnya ada undangan peliputan. Ke manajemen juga aku punya, kayak Vierzha. Waktu itu aku malah diundang ke Jakarta untuk video klip. Hampir rata-rata ada semua. Sama UNGU juga begitu. Beberapa manajemen kirim rilis ke aku. Termasuk juga indie label, mereka juga sering ngirim ke aku. Tapi kita liat juga, kalau gak perlu ya gak kita naikkan. Kalau gak begitu terkenal ya gak kita muat, gak selalu.”

Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Unsur Prominence dalam Pemberitaan Selebritas di Harian

WASPADA dan Pengadaan Rubrik Hiburan/Agenda di Harian

WASPADA.

Informan Keempat menjelaskan pentingnya pemberitaan selebriti bagi

media massa khususnya koran. Pada Harian WASPADA rubrik ini dinamai

dengan Rubrik Hiburan atau Rubrik Agneda.

“Kalau menurut aku, halaman seleb/ hiburan itu ibarat hotel dengan kolam renang. Kalau hotel gak ada kolam renang, ya gak enak kan? Jadi rubrik ini ibarat etalase. Jadi kalau koran tanpa ada halaman artis itu kan tegang. Udah habis baca berita politik dan kriminal itu kalau gak dibarengi halaman hiburan kan tegang, gak ada pencairnya. Dan sasarannya memang anak muda. Kita kan pembacanya ada yang suka olahraga, politik, ekonomi dan sebagainya. Kan banyak juga yang suka hiburan. Emang harus ada untuk halaman hiburan tersebut.

Beliau juga menjelaskan bahwa pengadaan Rubrik Agenda tidak serta

merta hanya dari liputan di lapangan. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan setiap

hari terbit, di ambil pula dari media lain. Beliau mengatakan bila berita diambil

dari media lain, proses pengeditan dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan

kemauan dari WASPADA.

“Ada yang aku liputan langsung, ada yang kita ambil dari kantor berita. Biasa ngambil di Antara, terus ambil dari internet dari situs yang lain juga. Seperti k-pop di K-Pop Star untuk yang Korea, terus ada yang Bollywood juga. Kalau pas buka (internet), ada dan cocok langsung diambil. Kadang mentah-mentah diambil, kadang-kadang kalau perlu diperbaiki ya diperbaiki. Tergantung kita. Kadang kalau judul gak suka kita perbaiki. Sesuai dengan keinginan kita.”

Informan Keempat menjelaskan Harian WASPADA tidak memiliki

kriteria selebriti yang layak untuk naik ke Harian WASPADA. Namun, tetap ada

selektifitas dari isi berita yang akan terbit. Harian WASPADA tidak akan

menaikkan berita yang belum tentu kebenarannya, seperti gosip.

“Gak ada. Artis mana aja masuk. Artis Korea, artis India, artis Indonesia, artis-artis terkenal lah. Kadang malah yang naik dalam sehari internasional semua. Kalau berita yang mengarah ke gosip, kami gak berani menaikkannya. Gak ada konfirmasinya. Kita kan lihat juga berita yang kita ambil darimana, portal berita mana saja. Kita cari yang bisa dipertanggungjawabkan seperti Okezone.com, itu kan meyakinkan. Tapi

Universitas Sumatera Utara

kalau soal profil seorang artis kan gak masalah, gak ragu untuk menaikkan. Kita lihat juga dari isi beritanya. Kalau gosip gak jelas, takutnya malah fitnah, kan gak berani. Jadi yang aku ambil itu berita- berita yang positif ajalah, seperti tentang profil artis, kegiatan mereka, album baru mereka atau film baru. Yang kayak gitu sih aku ambilnya. Tapi kalau berita tudingan dia selingkuh dan lain sebagainya yang belum jelas, kita gak berani. Kita kan gak ketemu langsung sama orangnya, hanya ngutip dari media lain. Bisa benar bisa enggak. Entah hoax pula nanti.

Bagi Informan Keempat, melakukan peliputan langsung juga memiliki

tantangan tersendiri, apalagi meliput selebriti yang sudah memiliki nama di Tanah

Air.

“...Sekarang karena adanya internet, EO yang ngundang artis, jarang mengundang wartawan. Mereka cukup pasang billboard aja, gak ada temu pers. Sekarang temu pers itu sudah sangat jarang. Itu cukup mempersulit kami. Kadang-kadang kalau ada event, kami gak diundang, kalau kami gak diundang ya kami gak datang. Sebenarnya hampir sama dengan media-media lain, karena artis yang masuk ke Medan itu jarang kali ngundang-ngundang media. Ada pun kadang sulit mendatangi mereka itu, kadang gak mau. Jadi kalau saya sendiri kalo gak dapat event-event gitu artisnya, saya cari band-band lokal. Band-band Medan. Kucarilah band-band Medan untuk kubuat profilnya. Tapi kalau ada artis ibukota yang ketemu, ya langsung aja kuwawancarai untuk berita seleb ini.”

Ia menyatakan karena jarangnya intensitas peliputan langsung di lapangan,

Informan Keempat mensiasatinya dengan mengambil beberapa angle berita dalam

sekali peliputan. Dengan begitu ia dapat men-stok berita mengenai selebriti

tersebut untuk edisi berikutnya.

“Kalau aku biasanya kayak gitu kalau nonton konser musik. Yang secara live. Tentang konser itu yang aku buat. Tapi kalau ada kesempatan untuk mewawancarai si pengisi acaranya penyanyi atau band-nya, ya aku wawancarai. Kadang-kadang kalau kita diundang itu kan sebelum konser ada temu pers, itu kan ketemu artisnya. Itu bisa kubuat dua berita. Kita wawancarai mereka, habis itu baru tentang event-nya. Sebenarnya banyak yang bisa diambil. Kalau band, satu grup itu kan banyak anggotanya, bisa diambil per personilnya untuk buat profinya kalau mau. Banyak angle yang bisa diambil. Bakal ada stok berita kok. Kan berita yang kita liput hari itu gak langsung dimuat semua. Karena kan satu halaman itu ada untuk internasionalnya lagi.”

Informan Keempat mengatakan bahwa link sesama wartawan sangat

berguna terutama dalam hal peliputan selebriti secara langsung. Hal tersebut

Universitas Sumatera Utara

dikarenakan seringnya menggunakan sistem koordinator apabila ada event

organizer yang ingin mengundang wartawan ke acara mereka.

“Kami ada grup malah khusus wartawan seleb. Misal ada event organizer, mereka butuh 5 wartawan dari 5 media hiburan, aku sebagai koordinatornya. Mereka menghubungi aku minta tolong dicarikan 5 media tersebut. Ya udah, tinggal kuajak aja kawan-kawan aku. Itu dia. Tapi kalau gak kayak gitu, mereka (EO) mengirim undangan kemari, tinggal sebar kalau mau disebar. Kadang nitip-nitip rilis ke kita.”

Beliau juga menjelaskan bahwa tidak hanya link sesama wartawan saja

yang penting, namun link dengan manajemen selebriti atau musik juga berguna

dalam mendapatkan berita melalui rilis.

“Kalau soal rilis kadang ada kadang ada juga yang enggak. Tapi aku selalu bilang sama manajernya, kalau kalian punya rilis, kirim saja karena gak setiap saat mereka kirim, kadang kirim kadang enggak. Bisa jadi bahan berita. Tapi aku punya link ke label. Musika Studio. Kalau Noah kan Musika lebelnya, nah CorComm-nya Musika itu kenal sama aku. Jadi kalau artis-artis musika itu mau promo album atau ada lagu- lagu baru ke Medan, mereka kontak aku. Kayak kemarin D’Masive, mau promo album barunya. Mereka langsung kontak aku. Ada link memang. Termasuk TV. CorComm ANTV kenal, MNC TV dan yang lainnya itu ada link juga. Misal mereka ada audisi, The Voice Kids kemaren di Hermes, mereka ngundang kita.

Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa peliputan selebriti secara

langsung tergantung dengan event organizer yang mengundang media. Intensitas

peliputan langsung juga tidak dapat dipastikan seberapa sering. Selain itu,

tergantung dengan kemauan selebriti yang bersangkutan apakah mau

diwawancarai atau tidak. Selain itu, WASPADA tidak menutup kemungkinan

untuk melakukan peliputan talent-talent lokal Kota Medan.

“Kalau soal liputan seleb, kapan ada seleb, langsung aja diwawancarai. Kadang ada yang gak mau memang, tapi banyak juga yang mau, ramah gitu sama wartawan. Kadang kalau datang secara khusus sih mereka gak mau. Kapan ada acara yang dia jadi bintang tamunya, tembak langsung aja. Kayak kemaren di Polonia acara Gudang Garam Motorland itu, ada Bucek. Langsung aja saya wawancarai. Selain itu, banyak juga event-event yang ada sejak Januari 2017 yang saya datangi. Event Djarum itu banyak kali. Event Bold Experience itu. Ambil dari personil- personil band yang ngisi acara tersebut. Sebulan sekali lah minimal. Seperti kemarin ada Ari Lasso, Judika. Di PRSU banyak juga artisnya. Aku juga liputan band-band lokal, aku masukkan profil mereka yang

Universitas Sumatera Utara

sudah banyak berkarya. Akhirnya nama mereka naik juga. Kayak LINI MASA, kan band dari anak USU juga kan? Itu aku naikkan profil mereka. Jadi gak ninggalin band-band lokal. Tetap ada porsinya tersendiri, yang penting band tersebut punya karya yang bagus.

Informan Kelima memaparkan mengenai latar belakang Harian

WASPADA yang sebelumnya tidak bisa dijelaskan oleh Informan Keempat

karena menurut Informan Keempat, beliau tidak punya kapasitas untuk

menjelaskan latar belakang Harian WASPADA. Dalam hal ini Informan Kelima

merupakan informan pendukung.

“WASPADA merupakan koran tertua kedua di Indonesia. Yang nomor satu adalah Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta. Yogyakarta itu ya Kedaulatan Rakyat berdiri tahun 1945 beberapa bulan setelah kemerdekaan, sedangkan WASPADA 11 Januari 1947. Pimpinan WASPADA sebelumnya sudah punya koran. Namanya Pewarta Deli. Lalu, Pewarta Deli dianggap bertentangan juga dengan pemerintahan Belanda saat itu. Mengalami kesulitan hidup, ditekan oleh penjajah dan akhirnya tutup. Pak Muhammad Said bersama istrinya Ani Idrus mendirikan WASPADA sebagai pengganti Pewarta Deli. Lalu kenapa dikasih nama WASPADA? Yang pertama, supaya masyarakat, pribumi yang pro dengan pejuang supaya bersatu dan waspada terhadap trik, strategi pecah belah yang diadakan oleh Belanda. Yang kedua, Pak Said merasakan bahwa pemerintah pusat tidak konsekuen. Dulu ada nama pemimpinnya Syafrudin, menteri. Dulu ia memperluas zona kontak senjata di pelabuhan Belawan. Misalnya dari 5 kilometer menjadi 25 kilometer. Jadi mempermudahlah pasukan dari Belanda datang, senjata dari Belanda datang dan sumber daya alam kita mudah juga diangkat melalui pelabuhan Belawan. Sehingga dia mengingatkan kepada pemerintah pusat agar tetap waspada dan jangan mau berkompromi dengan Belanda. Memperluas zona kontak senjata itu merugikan para pejuang. Itulah kenapa Pak Said membuat nama WASPADA.”

Informan Kelima juga menjelaskan bagaimana latar belakang pemberitaan

yang ada di Harian WASPADA. Hal ini tidak berubah dari sejak pertama kali

terbit hingga sekarang.

“Pada masa orde lama, WASPADA itu 5 kali dibredel oleh Belanda. Mayoritas karena pemberitaan WASPADA pro kepada pejuang, kemudian pemerintah Belanda itu marah, karena pemberitaannya itu selalu mendiskreditkan Belanda. Jadi, beberapa kali tentara Belanda itu datang ke kantor, bahkan memartil mesin cetak sampai kita tidak bisa berproduksi. Diperbaiki baru bisa terbit, dimartil lagi, diperbaiki lagi, begitu seterusnya sampai lima kali. Karena ya tadi pemberitaannya betul- betul sangat nasionalis, nasionalisnya itu tinggi sekali. Jadi tidak ada

Universitas Sumatera Utara

kompromi dengan pemeritahan Belanda. Untuk sekarang, pemberitaan di WASPADA nasionalis, koran politik, tapi juga islami. Kalau keberpihakannya dengan masyarakat itu kental-lah. Sesuai dengan fungsi pers tadi. Betul-betul dijalankan misi yaitu berjuang bersama masyarakat kecil, yang tertindas. Sejak dulu hingga sekarang.”

Informan Kelima mengatakan bahwa lingkup pemberitaan WASPADA

sudah sampai ke Ibukota selain daerah Sumatera Utara dan Aceh. Selain itu,

Harian WASPADA juga memiliki sedikit perbedaan di terbitannya antara

weekdays, weekend dan Hari Jum’at.

“Semua kabupaten kota ada, di Sumut dan di Aceh. Kemudian sampai juga di Jakarta. Di Jakarta kita punya perwakilan dan kita juga punya wartawan. Jadi hanya tiga itu saja. Sumut, Aceh dan Jakarta. Secara umum pemberitaan di WASPADA sama saja. Tapi kalau di hari Minggu lebih soft, lebih ringan, lebih banyak softnews dan lebih santai. Kalau harian lebih kental hardnews dan hari Jum’at lebih religius. Secara umum tetap berita sehari-hari, tetapi kontennya di halaman dalamnya sedikit berbeda di hari Jum’at dan weekend. Tapi kalau di halaman utama tetap hardnews. Hanya konten dalamnya saja yang berbeda di hari-hari tertentu...”

“... Perlu diketahui kalau setiap rubrik yang ada di Harian

WASPADA merupakan hasil survey. Apabila masyarakat menyukai rubrik

tersebut berarti hasil survey-nya tinggi, rubrik tersebut akan

dipertahankan. Apabila hasil survey rendah, maka rubrik tersebut akan

ditutup.”

4.1.6 Hasil Observasi Partisipatif Peneliti di Harian Medan Bisnis.

4.1.6.1 Peliputan Langsung

Peneliti melakukan observasi partisipatif dengan wartawan Rubrik

Showbiz di Harian Medan Bisnis, Mas Dewantoro. Peneliti melakukan dua kali

observasi partisipatif, namun hanya satu peliputan yang masuk dalam kriteria

peneliti. Hal tersebut dikarenakan satu peliputan lainnya membahas mengenai

sensor film yang kemudian masuk ke Rubrik Metropolitan. Liputan yang kedua

merupakan peliputan di Kafe Potret pada tanggal 15 Juni 2017. Saat itu Kafe

Potret akan mengadakan buka bersama dengan komunitas Model Medan.

Universitas Sumatera Utara

Sebelum acara dimulai, Mas Dewantoro mewawancarai founder dari

Model Medan Fachrul Razi dan salah seorang model yang tergabung dalam

komunitas Model Medan, Vitha Chika Nasution. Dalam proses wawancara, Mas

Dewantoro tidak membedakan antara wawancara dengan Fachrul Razi dan Vitha

Chika. Ia mewawancarai keduanya secara bersamaan tanpa menggunakan

pedoman wawancara karena Mas Dewan membawa suasana wawancara seperti

mengobrol biasa. Pertanyaan demi pertanyaan dilancarkan oleh Mas Dewan dan

Fachrul Razi lebih sering mengambil andil dalam menjawab pertanyaan tersebut.

Gambar 4. 1 Proses Wawancara dengan salah satu anggota Komunitas Model Medan, Vitha Chika Nasution oleh wartawan Harian Medan Bisnis, Dewantoro di Kafe Potret

Hasil dari peliputan pada tanggal 16 Juni 2017 naik ke Medan Bisnis

online pada tanggal 19 Juni 2017 dengan judul “Model Medan, Berawal dari

Iseng Repost Foto” dan pada tanggal 21 Juni 2017 dengan judul “Awalnya Hanya

Diajak, Chika Kini Terjun Profesional”. Berita pada tanggal 19 Juni 2017 lebih

menekankan pada Komunitas Model Medan dengan Fachrul Razi sebagai

narasumbernya. Sedangkan berita pada tanggal 21 Juni 2017 lebih menekankan

profil Vitha Chika Nasution sebagai salah satu anggota Model Medan yang sudah

cukup lama bergabung.

Namun, di tanggal yang sama, peneliti tidak menemukan kedua berita

tersebut pada rubrik Showbiz di Harian Medan Bisnis. Pada rubrik Showbiz di

Universitas Sumatera Utara

tanggal 19 Juni dan 21 Juni 2017, berita mengenai selebriti yang di angkat adalah

berita-berita selebriti internasional dan nasional. Berita selebriti tersebut diambil

dari media lain.

4.1.6.2 Dari Media Lain

Peneliti menyambangi Kantor Harian Medan Bisnis pada tanggal 11 Juli

2017 setelah sebelumnya informan pertama, Bapak Bambang, dua kali

membatalkan janji temu. Kali ini peneliti ingin melihat langsung bagaimana

proses pengambilan berita dari media lain yang dilakukan oleh redaktur rubrik

Showbiz. Janji temu pukul 14.00 WIB namun Pak Bambang telat hadir

dikarenakan sedang makan siang di luar. Mulai pada pukul 14. 40 WIB, ternyata

peneliti tidak dibawa langsung untuk melihat proses pengeditan. Pak Bambang

hanya menjelaskan secara lisan pemilihan berita-berita mengenai selebriti di

Medan Bisnis dilakukan.

“Pemilihan berita-berita hiburan apa yang paling tepat untuk

Medan Bisnis. Kan begitu maksud Dek Rizka, kan? Kalau soal pengeditan

saya rasa semua media sama sih prosesnya. Jadi di sini saya jelaskan saja

bagaimana berita tersebut dipilih dan diterbitkan di Medan Bisnis...”

“...Media yang saya ambil beritanya adalah media-media besar yang sudah terjamin isi beritanya. Tidak terlalu ribet lah. Kalau saya sih tidak mau ambil dari media-media yang kurang berkompeten seperti Kapanlagi.com. Saya lebih senang ambil di Reuters atau CNN. Lebih terjamin karena nama mereka sudah dipercaya publik. Kalau soal berita seperti apa, tentu lihat dari pembaca kita. Pembaca kita menengah ke atas jadi tentu aja berita-berita mengenai selebriti harus bagus dan bukan berita kacangan.”

Proses wawancara tidak berlangsung terlalu lama karena segala hal yang

disebutkan oleh informan pertama sudah pernah beliau jelaskan pada pertemuan

sebelumnya yaitu pada saat sesi wawancara terhadap informan pertama.

Universitas Sumatera Utara

4.1.7 Hasil Observasi Partisipatif Peneliti di Harian WASPADA.

4.1.7.1 Peliputan Langsung

Peneliti melakukan observasi partisipatif dengan wartawan Harian

WASPADA yang juga merupakan redaktur dari Rubrik Agenda yang merupakan

halaman yang memuat berita-berita mengenai selebriti, Bang Junaidi. Peneliti

mengikuti liputan yang dilakukan oleh Bang Junaidi yaitu peliputan press

conference rilis film Jailangkung di Ringroad Citywalks pada hari Rabu, 21 Juni

2017.

Pada liputan ini, Bang Junaidi berkumpul dengan beberapa wartawan dari

media lain seperti Harian Analisa, Sindo, Antara Medan dan Tribun. Para

wartawan ini memenuhi undangan dari Screenplay Films yang merupakan

production house dari film Jailangkung ini. Undangan tersebut dikoordinatori oleh

wartawan dari Harian Analisa.

Press conference dimulai pada pukul 15.45 WIB, terlambat dari yang

sudah dijadwalkan yaitu pukul 15.00 WIB. Press conference diadakan di private

area di Killiney Kopitiam. Press conference dihadiri oleh empat pemain utama

yaitu Amanda Rawles yang berperan sebagai Bella, Hannah Al-Rashid yang

berperan sebagai Angel, Jefri Nichol yang berperan sebagai Rama dan Augie

Fantinus yang berperan sebagai Kapten Wardana. Press conference berjalan

dengan tenang dan santai. Wartawan dipersilahkan memberikan pertanyaan

seputar film Jailangkung serta pengalaman saat proses syuting berlangsung. Bang

Junaidi merupakan salah satu wartawan yang bertanya mengenai proses syuting

film Jailangkung ini. Ia menanyakan apakah ada kejadian-kejadian misterius

selama proses syuting berlangsung mengingat sudah banyak kejadian misterius

yang terjadi selama proses syuting film horor.

Keempat narasumber menjawab pertanyaan-pertanyaan dari wartawan

dengan jelas dan lugas. Meskipun tampak sangat lelah dikarenakan jadwal padat

dan sedang dalam kondisi berpuasa, Hannah Al-Rashid dan Amanda Rawles tetap

menanggapi pertanyaan wartawan dengan wajah ceria.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4. 2 Press conference film Jailangkung pada Kamis 22 Juni 2017 di Killiney Kopitiam Ringroad Citywalks.

Gambar 4. 3 Wartawan WASPADA, Junaidi, sedang melakukan wawancara doorstop dengan salah satu pemain utama film Jailangkung, Hanna Al-Rashid.

Hasil liputan press conference film Jailangkung naik dua hari kemudian

yaitu pada Jum’at, 23 Juni 2017. Dengan judul yang unik, “Film Jailangkung

Gentayangan”, Bang Junaidi memaparkan hasil liputan secara komplit dan jelas.

Universitas Sumatera Utara

Bang Junaidi bahkan mengupas tagline dari film Jailangkung yaitu “... Datang

Gendong, Pulang Bopong...”, yang ternyata merupakan mantra asli dari

permainan jelangkung. Pemaparan yang disuguhkan oleh Bang Junaidi dapat

memuaskan para pecinta film horor dan tentu saja menjadi daya tarik bagi

pembaca WASPADA untuk menonton film besutan Rizal Mantovani ini.

4.1.7.2 Dari Media Lain

Bang Junaidi selain menjadi wartawan untuk rubrik Agenda, beliau juga

merupakan redaktur rubrik tersebut. Peneliti membuat janji dengan Bang Junaidi

untuk melihat langsung proses pemilihan berita yang diambil dari media lain dan

pengeditan yang dilakukan oleh Bang Junaidi.

Peneliti membuat janji temu pada tanggal 20 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

Peneliti mendatangi kantor berita WASPADA dan langsung dipersilahkan

memasuki ruang kerja redaktur yang ada di Harian WASPADA. Pada saat peneliti

datang, Bang Junaidi sudah mulai bekerja menyiapkan berita yang akan naik

keesokan harinya yaitu pada hari Rabu, 21 Juni 2017.

Bang Junaidi nampak sedang membuka beberapa portal berita online yang

memberitakan mengenai selebriti seperti Detikhot, Kapanlagi.com, Antara,

Okezon.com dan lain-lain. Bang Junaidi sudah memilih beberapa berita yang akan

diambil dan segera mengedit berita tersebut. Ia mengganti judul dan lead berita

yang asli agar berita yang dinaikkan WASPADA tampak berbeda dengan berita

dari portal aslinya.

“Kalau gak kita edit, berita kita akan sama dengan berita di

koran-koran lainnya yang ada di Kota Medan. Kan bisa saja mereka

mengambil berita tentang ini juga, jadi harus ada yang kita ubah.

Biasanya aku ubah lead dan judul,” ujar Bang Junaidi.

Namun, tetap di akhir setiap berita dicantumkan inisial dari portal asalnya.

Misalnya Okezone.com disingkat menjadi Okz, Antara menjadi Ant. Bang Junaidi

mempersiapkan lima berita yang diambil dari portal berita lain. Terdapat satu

berita yang berasal dari rilis acara yang diadakan oleh Sari Murni di Ramadhan

Universitas Sumatera Utara

Fair. Rilis tersebut ditulis ulang oleh Bang Junaidi yang kemudian menjadi berita

keenam yang mengisi rubrik Agenda edisi 21 Juni 2017. Total ada enam berita

yang akan naik untuk koran edisi 21 Juni 2017. Berita-berita tersebut berjudul

Umi Pipik Kenakan Cadar: Siap Meninggalkan dan Ditinggalkan yang diambil

dari Okezone.com, Album Terbaru Jay-Z 4:44 Dirilis Akhir Juni yang diambil

dari Antara, Jay Subiyakto Jadi Sutradara yang diambil dari Antara, Song Joong-

ki Tepis Rumor Pacaran Dengan Song Hye-gyo yang diambil dari Antara, Di

Mata Keluarga Jupe Diakui Banyak Kelebihan yang diambil dari Okezone.com

dan berita yang berasal dari rilis yaitu Sari Murni Gelar Lomba Karaoke Jingle

dan Tabuh Bedug.

Tak hanya berita, Bang Junaidi juga melengkapinya dengan foto-foto yang

ia ambil dari google. Namun, saat peneliti melihat koran edisi 21 Juni 2017,

beberapa foto yang diambil dari google tidak mencantumkan sumber.

Dalam penjelasannya, beliau mengatakan bahwa mencari berita dari media

lain tidak selalu mudah. Beliau harus mengikuti tren yang sedang booming pada

saat itu sehingga berita-berita tersebut selain memiliki nilai ketokohan tapi juga

memiliki nilai kebaruan. Ia juga mengatakan bahwa tidak semua berita yang ia

naikkan berasal dari media lain. Ia membuka peluang bagi beberapa temannya

untuk mengirim berita mengenai selebriti yang kemudian akan dipilah untuk

dinaikkan ke WASPADA. Tentu saja kontributor tersebut mendapat upah menulis

sesuai dengan jumlah tulisan yang sudah naik cetak.

Tabel 4.1 Kesimpulan Hasil Penelitian Harian Medan Bisnis

No. Bahasan Informan Pertama Informan

Kedua

Informan

Ketiga

1 Nama

Lengkap

Bambang Sulaksono Dewantoro Diurnanta

Qelanaputra

2 Pendidikan

Terakhir

SMA SMA (Sedang

menyelesaikan

S-1 di

Universitas

D3 Prodi

Pariwisata

USU

Universitas Sumatera Utara

Tjut Nyak

Dien)

3 Bergabung

dengan

Medan Bisnis

2001 (salah satu pendiri

Medan Bisnis)

2011 2002

4 Jabatan di

Medan Bisnis

Redaktur Senior Wartawan

Rubrik

Showbiz,

Pariwisata,

Budaya dan

Lingkungan

Redaktur

Pelaksana

Edisi

Mingguan,

Wartawan

Entertainment

dan Travel

Unsur Prominence dalam Pemberitaan Selebritas di Harian Medan Bisnis

dan Pengadaan Rubrik Showbiz di Harian Medan Bisnis.

5 Rubrik

Showbiz di

Medan Bisnis

Rubrik Showbiz untuk

menghibur pembaca

Medan Bisnis. Tak

mungkin pembaca

hanya disuguhi dan

mengonsumsi berita-

berita berat saja.

Diperlukan juga berita-

berita yang menghibur

namun tetap berkualitas.

Berita hiburan punya

nilai jual dan punya

segmen pembacanya

sendiri.

Rubrik

Showbiz

sebenarnya

bisa dijadikan

ladang bisnis

tersendiri.

Selain sebagai

hiburan, bisa

juga menjadi

referensi

musisi Kota

Medan.

Namun

terdapat

perbedaan

pendapat di

meja redaktur

sehingga

-

Universitas Sumatera Utara

belum dapat

terlaksana.

6 Unsur

prominence

dalam

pemberitaan

di Medan

Bisnis

Prominence dari

selebriti yang dinaikkan

juga diperhatikan. Artis

nasional dan

internasional sudah

pasti diterima oleh

pembaca. Namun, talent

juga harus diperhatikan.

Talent lokal juga harus

dinaikkan namanya.

Tetapi selektifitas tetap

ada. Susahnya

menaikkan talent lokal

adalah daya kreatifitas

belum beragam dan

audiensnya masih

sedikit. Kalau pas-

pasan tidak bisa

dinaikkan. Jangan

sampai pembaca

kecewa.

Prominence

perlu karena

itu menjadi

standar berita

selebriti di

Showbiz.

Kalau tidak

terkenal, tidak

ada pembaca.

Kecuali ada

keunikan

seperti band

lokal yaitu

Pargoci.

Mereka

memadukan

aliran musik

hardcore

dengan musik

batak. Karena

keunikan

itulah mereka

kami liput dan

penikmat

musik mereka

juga sudah

banyak.

Mereka

dikenal karena

keunikannya

Unsur

prominence

sangat

penting

supaya

pembaca

tidak kecewa.

Dengan

adanya unsur

prominence,

kualitas berita

terjaga. Selain

unsur

ketokohan,

karya-karya

unik dan

kolosal juga

punya nilai

jual apabila

dinaikkan

beritanya.

Medan Bisnis

tidak

melupakan

talent lokal

asalkan

mereka

memiliki

kualitas agar

layak diliput.

Universitas Sumatera Utara

tersebut. Tidak

terkenal

namun unik

tentu bisa

dinaikkan.

News value

tetap

dipikirkan.

Apakah

berdampak

pada pembaca

atau hanya

untuk mereka

saja.

7. Pengadaan

berita

selebriti di

Rubrik

Showbiz.

Tidak hanya liputan

langsung tetapi juga

mengambil berita dari

media lain seperti CNN,

AsiaShowbiz,

Billboard, Detik.com,

Reuters, dan lain-lain.

Akan ada pengeditan

sesuai kebutuhan

pembaca Medan Bisnis.

Isi berita diperhatikan

agar jangan ada berita

murahan karena akan

mengecewakan

pembaca Medan Bisnis

yang berasal dari

kalangan menengah ke

atas.

Pengadaan

berita untuk

Rubrik

Showbiz

hanya

bertanggung

jawab di

peliputan saja.

Selebihnya

menjadi

urusan

redaktur untuk

memenuhi

kebutuhan

Rubrik

Showbiz

dalam satu kali

terbit. Tapi

-

Universitas Sumatera Utara

dalam satu kali

peliputan

dapat

menghasilkan

dua berita

sehingga dapat

di stok. Hal ini

dapat

membantu

pengadaan

berita untuk

edisi

selanjutnya.

8. Peliputan di

lapangan.

- Khusus

selebriti

terkenal,

peliputan

tergantung

dari undangan

liputan yang

datang. Hal

tersebut

dikarenakan

ada pula event

organizer

yang

menghadirkan

artis namun

tidak ingin

diliput karena

menurut

mereka tanpa

Peliputan

secara

langsung

tergantung

dari undangan

event

organizer

yang

membuat

acara

tersebut.

Tergantung

iklan yang

masuk juga.

Selain itu bisa

juga

mendapat

undangan

langsung dari

Universitas Sumatera Utara

media acara

mereka sudah

pasti akan

sukses

dikarenakan

artisnya yang

sudah dikenal

banyak orang

dan media

publikasi yang

semakin

beragam.

Kalau

memaksa

untuk meliput,

tidak akan

diladeni oleh

pihak event

organizer dan

tentu saja tidak

akan digubris

oleh si artis.

manajemen

karena ada

link dengan

manajemen

artis seperti

Vierzha dan

Ungu. Selain

itu mereka

juga sering

mengirim rilis

yang nantinya

bila layak

akan

dinaikkan ke

Medan

Bisnis.

9. Proses

editing.

Proses pengeditan tidak

jauh beda dengan media

lain. Yang penting

sesuai dengan pembaca

dan berita yang dipilih

up to date.

- Pengeditan

dilakukan

seperlunya,

baik dari

media lain

atau dari hasil

peliputan

sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Kesimpulan Hasil Penelitian Harian WASPADA

No. Bahasan Informan Keempat Informan Kelima

1 Nama Lengkap T. Junaidi Drs. Sofyan Harahap

2 Pendidikan

Terakhir

- FKIP

3 Bergabung dengan

Harian WASPADA

1978 1978

4 Jabatan di Harian

WASPADA

Redaktur Rubrik Agenda Wakil

Penanggungjawab

Redaksi Harian

WASPADA

Unsur Prominence dalam Pemberitaan Selebritas di Harian WASPADA dan

Pengadaan Rubrik Showbiz di Harian WASPADA.

5 Rubrik Agenda di

WASPADA.

Rubrik Agenda di

WASPADA ibarat hotel

dan kolam renang. Rubrik

Agenda sebagai etalase

dari Harian WASPADA.

Rubrik Agenda berfungsi

sebagai pencair setelah

membaca berita-berita

lainnya yang cukup berat

di rubrik-rubrik

sebelumnya. Initinya

adalah sebagai penghibur.

Rubrik Agenda itu

sebagai salah satu bukti

kalau WASPADA

melaksanakan salah

satu fungsi pers yaitu

sebagai hiburan bagi

pembacanya. Setiap

rubrik yang ada di

WASPADA

berdasarkan hasil

survey masyarakat.

Rubrik Agenda salah

satu rubrik yang

mempunyai hasil

survey yang cukup

tinggi. Berarti rubrik

Agenda dibutuhkan

oleh pembaca

Universitas Sumatera Utara

WASPADA.

6 Unsur prominence

dalam pemberitaan

selebriti.

Sangat penting ada unsur

prominence di setiap berita

selebriti di Harian

WASPADA. Tapi tidak

menutup kemungkinan

untuk menaikkan talent

lokal asalkan memiliki

kualitas. Contohnya

seperti LINI MASA, salah

satu band lokal. Anak

USU juga.

-

7 Pengadaan berita

selebriti di Rubrik

Agenda.

Selain peliputan langsung,

berita selebriti diambil dari

media. WASPADA

mencari berita yang isi

beritanya akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Isi berita harus

diperhatikan agar tidak

mengandung hoax. Selain

itu bisa juga berasal dari

rilis yang dikasih oleh

manajemen artis.

-

8 Peliputan di

lapangan.

Peliputan tergantung

dengan undangan dari

event organizer atau

undangan press

conference. Kalau ada

acara yang mengundang

artis, namun tidak

mengundang wartawan

-

Universitas Sumatera Utara

susah untuk meliputnya.

Mereka memang tidak

menyediakan tempat untuk

wartawan karena mereka

tidak butuh wartawan dan

media untuk

mempublikasikan acara

mereka.

9 Proses editing. Pengeditan dilakukan

kebanyakan apabila

mengambil dari media

lain. Bila dari rilis, akan

dilakukan re-write. Bila

ambil dari media lain

biasanya yang diganti

adalah judul dan lead

berita agar tidak sama

dengan media lain yang

ada di Kota Medan apabila

mengambil berita dari

portal berita yang sama.

-

4.2 Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang unsur prominence dalam pemberitaan

selebritas di Harian Medan Bisnis dan Harian WASPADA serta pengadaan berita

untuk rubrik selebritas tersebut yang selalu naik setiap harinya. Unsur prominence

dan tahapan pengadaan berita pada rubrik selebritas akan dibahas sedemikian rupa

dan dikaitkan dengan beberapa teori mengenai media massa khusunya surat kabar,

berita, nilai berita dan kelayakan berita serta teori Shoemaker dan Reese yang

berhubungan dengan penelitian ini untuk dijadikan indikator dalam pembahasan

ini.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini melibatkan tiga informan dari Harian Medan Bisnis dan dua

informan dari Harian WASPADA. Para informan merupakan individu yang

bekerja di balik meja redaksi terkhusus di rubrik selebritas dan pekerja lapangan

yang mengumpulkan berita untuk mengisi rubrik selebritas tersebut. Para

informan dimintai penjelasan dan informasi mendalam terkait tujuan penelitian

yang sudah tertuang dalam bab satu penelitian ini. Tujuan tersebut adalah untuk

mengetahui seberapa penting rubrik selebritas bagi surat kabar lokal, pengaruh

unsur prominence dalam pemberitaan selebritas dan bagaimana cara pengadaan

berita selebritas di surat kabar lokal.

Dalam bukunya, Onong Uchjana menyimpulkan fungsi-fungsi komunikasi

massa menjadi 4 hal, yaitu menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to

educate), menghibur (to entertain) dan untuk memengaruhi (to influence)

(Effendy, 2009: 31). Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan salah satu dari 4

fungsi yang disampaikan oleh Onong, yaitu to entertain atau menghibur. Media

massa tentu harus dapat menghibur audiens yang mengonsumsi media tersebut.

Hal ini juga disampaikan secara lugas oleh informan pertama, informan keempat

dan informan kelima. Keduanya menyatakan bahwa media massa tanpa adanya

hiburan adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Audiens, dalam hal ini

pembaca Harian Medan Bisnis dan WASPADA, membutuhkan berita ringan

berupa berita hiburan namun tetap informatif. Berita hiburan bisa berisi berbagai

macam, namun di Harian Medan Bisnis dan WASPADA, keduanya lebih

dominan dalam memberitakan perihal selebriti tanah air maupun internasional.

Namun, tak jarang keduanya memberitakan perihal film baru atau kegiatan-

kegiatan yang bersifat menghibur yang terjadi di Kota Medan.

Pengadaan berita selebriti di Harian Medan Bisnis dan WASPADA tentu

tidak lepas dari kegiatan jurnalisme. Menurut MacDougal (1972) dalam

Kusumaningrat menyebutkan bahwa journalisme adalah kegiatan menghimpun

berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa (Kusumaningrat, 2014: 15).

Dalam penelitian ini, kedua media melakukan kegiatan jurnalisme sesuai dengan

pendapat MacDougal. Dalam pengadaan berita di rubrik hiburan, kedua media

menghimpun berita dengan berbagai cara. Menghimpun berita tidaklah mudah.

Universitas Sumatera Utara

Wartawan harus memiliki sumber berita yang bagus agar beritanya menjadi bagus

pula. Harian Medan Bisnis dan WASPADA memahami bahwa mencari sumber

berita tidak bisa dilakukan dengan satu cara saja. Keduanya bekerja mencari

sumber berita sesuai dengan petunjuk yang dikemukakan Eugene J. Webb dan

Jerry R. Salancik dalam Ishwara (2015) yaitu (1) observasi langsung dan tidak

langsung dari situasi berita, (2) proses wawancara, (3) pencarian atau penelitian

bahan-bahan melalui dokumen publik dan (4) partisipasi dalam peristiwa.

Keduanya juga melaporkan peristiwa yang berhubungan dengan selebriti yang

dipilih untuk mengisi rubrik tersebut. Namun, dalam pencarian fakta khususnya

untuk rubrik hiburan, kedua media dominan masih menggunakan fakta dari media

lain. Hal ini terjadi karena keterbatasan kedua media dalam melakukan peliputan

secara langsung. Peliputan langsung hanya dapat terjadi apabila selebriti hadir ke

Kota Medan dan mengundang media lokal. Selain itu, hanya talent-talent lokal

yang dapat diliput secara langsung oleh Harian WASPADA dan Harian Medan

Bisnis.

Harian Medan Bisnis dan WASPADA tentunya memiliki tingkat

selektifitas berita yang sesuai dengan standar mereka. Berdasarkan hasil

wawancara dan pengamatan peneliti, kedua media tidak asal memilih berita

selebriti yang akan naik cetak. Keduanya masih berpegang teguh dan

memperhatikan nilai berita (news value) dan layak berita (news worthy). Seperti

yang dijelaskan oleh informan pertama, ketiga dan keempat bahwa nilai berita

sangat penting dalam memutuskan berita mana yang layak naik cetak. Dalam

penelitian ini, peneliti memfokuskan nilai berita prominence atau ketokohan

karena peneliti berfokus pada pemberitaan selebriti. Namun, unsur prominence

tidak serta merta dapat berdiri sendiri. Saat prominence tidak berlaku, yang

biasanya terjadi saat mengangkat talent lokal, terdapat nilai berita lain yang

memastikan bahwa berita tersebut layak naik misalnya unsur proximity

(kedekatan) dan unsur keunikan. Namun, masih ada satu faktor yang dipegang

teguh oleh Harian WASPADA dan Harian Medan Bisnis dalam memilih

pemberitaan tentang selebriti. Keduanya masih menyeleksi apakah berita layak

naik atau tidak. Beberapa berita mungkin sudah memiliki nilai berita, namun

belum tentu layak berita (news worthy). Pemberitaan selebriti sangat riskan

Universitas Sumatera Utara

dengan gosip. Kedua media lebih memilih berita yang netral dan berasal dari

media yang besar karena tingkat keakuratannya lebih terjamin. Hal tersebut

disampaikan informan kepada peneliti saat proses wawancara. Kedua media tetap

menjaga kualitas berita sesuai dengan golongan pembaca mereka yaitu menengah

ke atas. Kedua media menjaga kualitas berita mereka menggunakan saringan news

value dan news worthy.

Kegiatan meja redaksi di sebuah surat kabar lokal sangat berpengaruh

pada faktor-faktor yang ada dalam teori Shoemaker dan Reese. Hal tersebut

terjadi pula pada Harian Medan Bisnis dan Harian WASPADA dalam

menyiapkan berita yang pada penelitian ini terfokus pada rubrik selebritas. Faktor

pertama yaitu adalah faktor individu. Faktor individu menjadi tahap pertama

dalam penentuan isi berita. Individu dalam penelitian ini merupakan informan

yaitu redaktur rubrik selebritas dan wartawan yang bekerja di lapangan. Namun

tidak selalu keputusan yang diambil wartawan selaras dengan kemauan redaktur.

Hal tersebut dipaparkan oleh informan kedua yang ingin sekali lebih banyak

menaikkan talent lokal daripada mengambil berita mengenai selebriti nasional

maupun internasional dari media lain. Namun, di meja redaktur hal tersebut belum

disetujui. Porsi berita lokal untuk mengisi rubrik Showbiz di Medan Bisnis masih

sedikit. Hal ini juga dipengaruhi nilai berita yaitu prominence yang artinya

ketokohan. Semakin terkenal selebriti yang diangkat semakin besar pula nilai jual

dari berita tersebut. Selain itu, informan pertama mengungkapkan bahwa hal

tersebut dilakukan demi menjaga kualitas isi berita sehingga pembaca dari Medan

Bisnis tidak kecewa. Tak jauh berbeda dengan Medan Bisnis, Harian WASPADA

juga berlaku demikian. Harian WASPADA tetap mengambil talent lokal sebagai

beritanya, namun porsi dalam setiap edisinya masih lebih sedikit dibandingkan

dengan berita selebriti nasional maupun internasional.

Faktor kedua adalah rutinitas media. Rutinitas media berarti suatu yang

sudah terpola, terinstitusi, sesuatu bentuk yang diulang-ulang. Sehingga

membentuk suatu rutinitas yang dilakukan oleh pekerja media setiap hari. Medan

Bisnis dan WASPADA memiliki rutinitas yang berbeda dalam menentukan berita

yang menurut mereka layak untuk dinaikkan. Namun, pada rubrik selebritas,

Universitas Sumatera Utara

kedua media ini sepakat bahwa unsur prominence menjadi hal utama dalam

menaikkan berita selebritas. Selain itu news worthy juga diperhatikan karena

kedua media tidak memuat gosip mengenai selebriti yang belum jelas

kebenarannya. Apabila akan menaikkan berita mengenai talent lokal, tentu harus

memiliki nilai tambah seperti keunikan serta memiliki kreatifitas tersendiri yang

membedakan mereka dengan talent-talent lokal lainnya. Harian Medan Bisnis dan

WASPADA juga tidak menutup kemungkinan menaikkan komunitas-komunitas

lokal yang berhubungan dengan hiburan. Keduanya juga memiliki standarisasi

tersendiri dalam hal memilih berita yang akan diambil dari media lain. Dalam

observasi peneliti, Harian WASPADA lebih cenderung mengambil dari media

lokal dan kantor berita yang berbasis di Indonesia sedangkan Harian Medan

Bisnis lebih cenderung mengambil dari kantor berita berbasis internasional.

Faktor ketiga adalah struktur organisasi. Struktur organisasi secara

langsung juga dapat mempengaruhi isi media. Pengelola media, pemilik media

atau pekerja media yang bekerja di meja redaksi bukan satu-satunya penentu dari

isi sebuah media. Namun ada pula dari divisi lain seperti divisi iklan, sirkulasi,

dan lainnya yang secara tidak langsung turut memiliki andil dalam hal

pemberitaan. Khusus di rubrik selebritas, biasanya berita didapat atas kerjasama

dengan pengiklan apabila memang ada yang beriklan. Pada rubrik selebritas,

faktor organisasi diluar dari meja redaksi tidak terlalu memengaruhi isi berita. Hal

tersebut juga terjadi di Harian Medan Bisnis dan WASPADA dimana redaktur

memiliki jabatan yang lebih tinggi ketimbang reporter atau wartawan, sehingga isi

berita ditentukan oleh redaktur. Biasanya, redaktur lebih memahami visi dan misi

media dimana tempat ia bekerja sehingga mampu menyaring berita seperti apa

yang layak naik. Hal ini sangat jelas terlihat di Harian Medan Bisnis karena

terdapat wartawan dan redaktur yang bekerja sesuai dengan tugasnya. Informan

kedua sempat memaparkan bahwa berita mengenai talent-talent lokal masih

belum bisa menguasai rubrik Showbiz karena menurut redaktur mereka kurang

memiliki nilai berita. Namun, hal ini tidak terlalu terlihat di Harian WASPADA

karena wartawan dan redaktur yang bertanggungjawab merupakan orang yang

sama sehingga tidak terlalu banyak kendala yang dihadapi Harian WASPADA

ketika menentukan isi berita.

Universitas Sumatera Utara

Faktor keempat adalah kekuatan ekstra media. Shoemaker menjelaskan

bahwa terdapat beberapa faktor eksternal yang memengaruhi isi media. Faktor-

faktor tersebut antara lain sumber berita, kelompok-kelompok diluar organisasi,

kampanye public relations, pengiklan, pembaca, institusi sosial (bisnis,

pemerintahan dan politik), lingkungan media secara ekonomi, dan teknologi.

Sesuai dengan pernyataan informan ketiga dimana ketika melakukan liputan

terkadang sesuai dengan permintaan iklan yang beriklan di Harian Medan Bisnis.

Selain itu, pembaca memiliki andil yang besar dalam menentukan isi berita.

Sangat jelas disampaikan oleh informan pertama dimana beliau berkata bahawa

berita yang ada di rubrik Showbiz tidak boleh memuat berita sembarang. Hal ini

dikarenakan pembaca Medan Bisnis berasal dari kalangan menengah keatas yang

rata-rata berlatarbelakang pendidikan yang baik dan kalangan pebisnis di

Sumatera Utara. Informan kelima juga menyatakan hal yang hampir sama. Ia

memaparkan bahwa rubrik yang ada di Harian WASPADA merupakan hasil

survey dari masyarakat Kota Medan yang membaca WASPADA. Salah satu

rubrik yang mendapat survey yang tinggi adalah rubrik Agenda yang memuat

berita selebritas. Tentu saja Harian WASPADA akan menjaga kualitas dari berita

tersebut karena tidak mau mengecewakan pembaca setia WASPADA. Hal

tersebut juga dilakukan oleh Harian Medan Bisnis demi memuaskan pembaca

setia mereka.

Faktor kelima adalah faktor ideologi. Faktor ini merupakan faktor terbesar

yang memengarui suatu media. Ideologi menjadi semacam jati diri sebuah

lembaga yang dalam hal ini ada media cetak. Ideologi Medan Bisnis tentu berbeda

dengan ideologi Harian WASPADA. Medan Bisnis pada dasarnya ingin menjadi

koran berbasis ekonomi yang menjadi referensi pebisnis di Kota Medan baik

masyarakat lokal ataupun pendatang. Hal tersebut tentu bisa menjadikan alasan

mengapa rubrik selebritas dinamakan rubrik Showbiz yang merupakan singkatan

dari show & exhibition atau show & business. Medan Bisnis menjadi unik karena

menjadi koran harian yang memberikan berita berbasis ekonomi namun tetap

menyuguhkan berita umum kepada pembaca. Isi berita pada rubrik Showbiz tidak

begitu terpengaruh dengan ideologi Medan Bisnis. Peneliti tidak begitu

memperhatikan adanya pengaruh ideologi yang besar pada pemberitaan di rubrik

Universitas Sumatera Utara

Showbiz. Tak hanya Medan Bisnis, Harian WASPADA khususnya pada rubrik

Agenda tidak terlalu berpengaruh pada ideologi. Peneliti mengamati secara

keseluruhan kedua media memiliki cara kerja yang sama. Berita-berita yang

dinaikkan hanya berbeda dari segi pembagian selebriti nasional atau internasional.

Dalam sehari, Harian Medan Bisnis lebih banyak menyuguhkan selebriti

internasional sedangkan Harian WASPADA masih lebih banyak menaikkan

selebriti-selebriti nasional. Namun keduanya tidak melupakan talent-talent lokal

Kota Medan meskipun belum terlalu banyak variasi dari talent-talent lokal Kota

Medan.

Universitas Sumatera Utara

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Sebagai penutup, berdasarkan hasil penelitian tentang unsur prominence

dalam pemberitaan selebritas di surat kabar lokal dimana peneliti memilih Medan

Bisnis dan Harian WASPADA sebagai objek dari penelitian ini, dapat

dikemukakan bagian-bagian penting yang merupakan kesimpulan dari penelitian

sebagai berikut:

1. Dalam hal pengadaan berita untuk rubrik selebritas, Harian Medan Bisnis

dan WASPADA memiliki beberapa cara antara lain peliputan langsung,

mengambil dari media lain dan melalui rilis yang dikirimkan pihak

manajemen atau event organizer. Peliputan langsung biasanya terjadi

apabila mendapat undangan dari event organizer yang mengundang

beberapa selebriti untuk hadir ke acara mereka. Selain itu, peluncuran film

atau pun undangan untuk peluncuran video klip juga menjadi ladang berita

bagi wartawan di Medan Bisnis dan Harian WASPADA. Talent-talent

lokal Kota Medan juga turut diliput oleh kedua media ini meskipun porsi

pemberitaan mereka belum sebesar porsi pemberitaan selebriti nasional

atau internasional.

2. Unsur prominence menjadi tolak ukur apakah berita selebriti tersebut

dapat dipilih dan naik di Harian Medan Bisnis dan Harian WASPADA.

Selain prominence, ada pula faktor lainnya seperti nilai keunikan dari

selebriti tersebut dan news worthy dari berita tersebut. Faktor-faktor inilah

yang menjadi penyaring kualitas berita selebriti yang ada di Medan Bisnis

dan WASPADA.

3. Rubrik selebritas atau yang lebih dikenal sebagai rubrik hiburan

merupakan rubrik yang harus selalu ada di setiap media massa. Mengingat

bahwa fungsi pers tidak hanya sebatas memberikan informasi dan

pengetahuan serta pendidikan, namun fungsi pers salah satunya adalah

menghibur. Rubrik Showbiz pada Medan Bisnis dan rubrik Agenda pada

Universitas Sumatera Utara

Harian WASPADA menjalankan fungsinya dengan baik. Kedua media

tersebut sepakat bahwa tanpa adanya rubrik hiburan, maka media tersebut

akan berkurang fungsinya yaitu untuk menghibur para pembaca. Hal ini

dibuktikan dengan terbitnya rubrik hiburan setiap hari dikedua surat kabar

tersebut mendampingi berita-berita yang cukup berat yang berasal dari

rubrik lainnya.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai unsur prominence dalam

pemberitaan selebritas di Medan Bisnis dan Harian WASPADA sekaligus

mengamati bagaimana proses pengadaan berita pada rubrik selebritas, peneliti

memiliki saran yang seperlunya yang dapat dijadikan bahan masukan kepada

berbagai pihak sehingga menjadi lebih baik kedepannya. Adapun saran-saran

tersebut adalah:

1. Harian Medan Bisnis dan WASPADA sebaiknya menyantumkan secara

jelas sumber berita apabila mengambil berita dari media lain sehingga

pembaca tahu darimana berita-berita tersebut berasal.

2. Harian WASPADA sebaiknya menambah sumber daya manusia yaitu

wartawan yang bertugas di rubrik Agenda. Dengan begitu, rubrik Agenda

dapat berkembang semakin baik lagi.

3. Harian Medan Bisnis dan WASPADA harus tetap menjaga kualitas dari

berita-berita selebriti yang dinaikkan, hal ini tentu akan menjaga

kepercayaan pembaca setia.

4. Harian Medan Bisnis dan WASPADA sebaiknya memberikan porsi yang

cukup besar bagi talent-talent lokal Kota Medan sehingga mereka semakin

bersemangat dalam berkarya. Tentu saja hal tersebut dilakukan tanpa

mengurangi standar kualitas kedua media.

5. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi yang

menghadirkan pemikiran baru, memperluas wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi peneliti, mahasiswa maupun masyarakat umum

mengenai unsur prominence pada pemberitaan selebritas dan rubrik

selebritas yang ada di surat kabar lokal. Kepada peneliti selanjutnya yang

Universitas Sumatera Utara

tertarik dengan permasalahan yang dilakukan peneliti, direkomendasikan

untuk memperluas dan memperdalam kajian dalam penelitian ini. Kepada

peneliti selanjutnya juga diharapkan mampu memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang lebih dalam saat proses wawancara dan waktu yang lebih

lama saat melakukan observasi secara langsung sehingga hasil yang

didapatkan semakin memuaskan.

Universitas Sumatera Utara