repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · bab ii tinjauan pustaka...

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (enpowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalah sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmojo, 2007). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran anggota keluarga atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan masyarakat. (Albar, 2003) 2.1.1 Tujuan, Manfaat dan Sasaran PHBS Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 7 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support)

dan pemberdayaan masyarakat (enpowerment) sebagai suatu upaya untuk

membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalah sendiri, dalam tatanan

rumah tangga, agar dapat menerapkan cara cara hidup sehat dalam rangka

menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmojo, 2007).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kegiatan

kesehatan masyarakat. (Albar, 2003)

2.1.1 Tujuan, Manfaat dan Sasaran PHBS

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,

kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta

meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha,

dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

7

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

Sasaran PHBS meliputi tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan

, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum dan tatanan institusi

kesehatan (Albar, 2003).

Menurut Albar, manfaat PHBS disekolah antara lain :

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru

dan masyarakat lingkungan sekolah terlindung dari berbagai gangguan

dan ancaman penyakit

2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak

pada prestasi belajar peserta didik.

3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua (masyarakat)

4. Meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan.

5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

Dari kelima sasaran PHBS tersebut dalam penelitian ini ditekankan pada

tatanan institusi pendidikan dimana institusi pendidikan adalah sarana yang

diselenggarakan oleh pemerintahan/swasta atau perorangan yang digunakan untuk

kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di institusi pendidikan

merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering

menyerang anak usia sekolah, yang ternyata umumnya berkaitan dengan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat. PHBS disekolah merupakan sekumpulan perilaku yang

dipraktekkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sehat (Depkes, 2007).

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi PHBS

Penerapan PHBS terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Lawrence

Green dalam Notoatmojo (2007) membedakan adanya dua determinan masalah

kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non

behavioral). Green menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor

utama :

1. Faktor pemudah (predisposing factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku

hidup bersih dan sehat sehingga faktor ini menjadi pemicu atau anteseden

terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat

tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial

ekonomi, seperti pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai yang dimiliki seseorang

yang tidak merokok.

2. Faktor pemungkin (enambling factor)

Faktor ini merupakan pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu

motivasi atau tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anaknya seperti air bersih, tempat

pembuangan sampah, ketersediaan jamban, dan makanan yang bergizi. Fasilitas

ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup

bersih dan sehat.

3. Faktor penguat ( reinforcing factor)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

Faktor ini merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan

perilaku pengasuh anak-anak atau orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya

atau dipanuti oleh anak-anak seperti pengasuh anak-anak memberikan

keteladanan dengan melakukan mencuci tangan sebelum makan, atau selalu

meminum air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan menjadi penguat untuk

perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak.

Terdapat hal hal yang dapat mempengaruhi PHBS, sebagian terletak di

dalam diri individu itu sendiri, yang disebut faktor internal dan sebagian terletak

di luar dirinya yang disebut faktor eksternal (Dachroni, 2002).

1. Faktor Internal

Faktor internal seperti keturunan. Seseorang berprilaku

tertentu karena memang sudah demikian diturunkan dari orang tuanya.

Sifat – sifat yang dimiliki adalah sifat sifat yang diperoleh dari orang

tua atau neneknya dan lain sebagainya. Faktor internal lainnya adalah

motif. Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif

tertentu. Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya

kebutuhan yang oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan

biologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan rohani.

2. Faktor Eksternal

Faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi seseorang

untuk berbuat sesuatu yang disebabkan karena adanya suatu dorongan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

atau unsur-unsur tertentu. Faktor eksternal juga merupakan faktor

yang terdapat diluar diri individu.

2.1.3 Indikator PHBS

Menurut Depkes RI (2011) menetapkan indikator yang ditetapkan pada

program PHBS berdasarkan area/wilayah, ada tiga bagian yaitu sebagai berikut :

1. Indikator Nasional

Ditetapkan 3 indikator, yaitu :

- Persentase penduduk tidak merokok

- Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-

buahan

- Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/ oalahraga

2. Indikator Lokal Spesifik

Indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik masing-masing

daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah. Dengan demikian ada

16 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku sehat.

3. Indikator PHBS di setiap tatanan

Indikator sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan

di 5 (lima) tatanan, yaitu :

- Indikator tatanan rumah tangga

- Indikator tatanan tempat kerja

- Indikator tatanan tempat umum

- Indikator tatanan sarana kesehatan

- Indikator tatanan sekolah

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

2.2 PHBS di lingkungan Sekolah

PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru,

danmasyarakat lingkungan sekolah agara tahu, mau dan mampu mempraktekkan

PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah adalah

lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dengan segala aktifitasnya

direncanakan dengansengaja disusun yang disenut kurikulum (Ahmadi, 2003).

PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan

kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi

pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/ sekolah meliputi (Depkes,

2008) :

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

d. Olahraga yang teratur dan terukur

e. Memberantas jentik nyamuk

f. Tidak merokok di sekolah

g. Memimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

h. Membuang sampah pada tempatnya

2.2.1 Sasaran PHBS di Tatanan Sekolah

Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan dalam lima

tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

umum, institusi pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di

tatanan sekolah adalah seluruh warga tatanan sekolah yang terbagi dalam :

a. Sasaran primer

Sasaran utama dalam tatanan sekolah yang akan dirubah perilakunya atau

murid dan guru yang bermasalah (individu/ kelompok dalam institusi

pendidikan yang bermasalah)

b. Sasaran sekunder

Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang

bermasalah misalnya, kepala sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan

lintas sektor terkait

c. Sasaran tersier

Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam mendukung

pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di

isntitusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas,

Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

Menurut Tarigan (2004) yang dikutip Rahmawati (2015), sasaran PHBS

pada usia sekolah (6-10 tahun) yang kurang baik akan menimbulkan berbagai

penyakit seperti diare, sakit gigi, sakit kulit dan cacingan. Dengan demikian untuk

mengurangi prevalensi dampak buruk tersebut maka perlu diterapkan sasaran

PHBS dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kebersihan Kulit

Memelihara kebersihan kulit, harus memperhatikan kebiasaan berikut ini :

a. Mandi dua kali sehari

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

b. Mandi pakai sabun

c. Menjaga kebersihan pakaian

d. Menjaga kebersihana lingkungan

2. Kebersihan rambut

Menurut Potter dan Perri (2005) untuk selalu memelihara rambut dan kulit

kepala dan kesan cantik serta tidak berbau apek, perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Memerhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang

kurangnya dua kali seminggu

b. Mencuci rambut dengan shampo/ bahan pencuci rambut lain

c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri

3. Kebersihan gigi

Menurut Irianto (2007), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga

kebersihan gigi adalah sebagai berikut :

a. Menggosok gigi secara benar dan teratur dan dianjurkan setiap habis

makan

b. Memakai sikat gigi sendiri

c. Menghindari makanan yang merusak gigi

d. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi

e. Memeriksakan gigi secara rutin

4. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Menurut Potter dan Perri (2005), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

memelihara kebersihan tangan, kaki, dan kuku yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

a. Mencuci tangan sebelum makan

b. Memotong kuku secara teratur

c. Kebersihan lingkungan

5. Kebiasaan olahraga

Olahraga yang teratur mencakup kualitas gerakan dan kuantitas dalam arti

dan frekuensi yang digunakan untuk berolahraga. Dengan demikian akan

menentukan status kesehatan seseorang khusunya anak-anak pada masa

pertumbuhan (Notoatmojo, 2007).

6. Kebiasaan Tidur yang cukup

Tidur yang cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesheatan fisik,

tetapi juga untuk kesehatan mental. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

teknologi, mengacu orang untuk meningkatkan kehidupannya di bidang sosial dan

ekonomi, yang akhirnya mendorong orang bersangkutan untuk bekerja keras

tanpa menghiraukan beban fisik dan mentalnya. Istirahat yang cukup adalah

kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kesehatannya (Notoatmojo,

2010).

Tubuh yang cukup diperlukan oleh tubuh kita untuk memulihkan tenaga.

Dengan tidur yang cukup, kemampuan dan keterampilan akan meningkat sebab

susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat. Tidur yang sehat

merupakan kebutuhan yang pentin gyang dibutuhkan setiap hari. Tidur yang sehat

apabila lingkungan tempat tidur udaranya bersih, suasana tenang dan cahaya

lampu remang-remang (tidak silau), serta kondisi tubuh yang nyaman seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

tungkai diletakkan agak tinggi agar memperlancar peredaran darah pada anggota

gerak bawah (Irianto, 2007).

7. Gizi dan menu seimbang

Keadaan gizi setiap individu adalah faktor yang sangat penting sebab zat gizi

zat kehidupan yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia

sepanjang hayatnya. Gizi seimbang merupakan makanan yang beraneka ragam

yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dans erat sesuai

dengan proporsi yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan serta pola makan

yang teratur yaitu tiga kali sehari pada pagi, siang, dan malam hari (Tarigan,

2004).

2.2.2 Fasilitas Penunjang PHBS

Salah satu faktor penting yang berpengaruh pada praktek PHBS adalah

fasilitas sanitasi yang tercermin dari akses masyarakat terhadap air bersih dan

sanitasi dasar. Pada tahun 2002, persentasi rumah yang memiliki yang mempunyai

akses terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 50% dan akses

rumah tangga terhadap sanitasi dasar baru mencapai 63,5% (RPJPK, 2005 yang

dikutip Adisasmito W., 2008).

Fasilitas PHBS merupakan sarana yang dipergunakan sebagai pendukung

perilaku hidup bersih dan sehat. Fasilitas yang harus tersedia sebagai faktor

pendukung untuk PHBS pada murid sekolah adalah sebagai berikut (Depkes,2012

:

1. Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

Penyediaan tempat cuci tangan di sekolah minimal satu tempat cuci tangan

untuk dua kelas yang dilengkapi dengan :

- Tersedianya air bersih yang mengalir

- Tersedianya sabun cair/ batang

- Tersedianya tisu / lap tangan

2. Kantin Sekolah

Pengelolaan kantin dan makanan sehat harus memperhatikan beberapa aspek

yang mengacu pada Keputusan Kementrian Kesehatan Nomor 1429/ Menkes/ SK/

XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah

yaitu :

- Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau

tertutup

- Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan

baik dan tidak kadaluarsa

- Tempat penyimpanan makanan harus bersih dan memenuhi persyaratan

kesehatan

- Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir atau

dalam 2 wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun

- Peralatan yang sudah bersih harus disimpan di tempat yang bebas

pencemaran

- Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan

jajanan harus sesuai dengan peruntukannya

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

- Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk

sekali pakai

- Penyaji makanan di sekolah harus selalu menjaga kebersihan dengan

selalu mencuci tangan sebelum memasak dan dari toilet

3. Jamban

Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi

syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup) dan terjaga

kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air

minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah

disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, terpisah antara laki-laki

dan perempuan.

4. Sarana atau tempat olahraga

Tersedianya tempat berolahraga dan bermain bagi murid sekolah. Harus

dalam keadaan bersih, tidak becek dan tidak membahayakan murid.

5. Pengendalian jentik nyamuk

- Kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti yang diamati melalui indeks

container di dalam lingkungan sekolah harus nol.

- Tersedianya poster tentang 3 M (menguras, menutup dan mengubur)

6. Peraturan dilarang merokok

- Tersedianya atau adanya ketentuan dilarang merokok berupa poster dan

peraturan tertulis.

7. Alat penimbang berat dan pengukur tinggi badan

- Tersedianya alat penimbang berat dan pengukur tinggi badan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

8. Tempat sampah

- Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan

tutup

- Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh

ruangan untuk memudahkan pengangkutan atau pemusnahan sampah

- Peletakan tempat pembuangan/ pengumpulan sampah sementara dengan

ruang kelas berjarak minimal 10 m.

2.2.3 Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah sangat diperlukan

seiring dengan banyaknya penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah

yang umumnya berhubungan dengan PHBS. Indikator PHBS di sekolah akan

memberikan indikasi keberhasilan atau pencapaian kegiatan PHBS di sekolah.

Indikator yang dikembangkan meliputi indikator yang terkait dengan perilaku

siswa di sekolah dan indikator yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan

prasarana kesehatan di lingkungan sekolah sebagai bentuk dukungan kebijakan.

Agar indikator PHBS memenuhi persyaratan tersebut, perlu dilakukan kajian

dengan pemilihan responden atau informan masyarakat sekolah terutama siswa

sekolah. Dengan diketahuinya perkembangan pelaksanaan PHBS di sekolah maka

dapat dilakukan upaya promosi kesehatan lebih lanjut sehingga dapat

meningkatkan jumlah sekolah sehat di Indonesia (Ismoyowati, 2007).

Beberapa indikator PHBS di sekolah dasar (Depkes, 2011), meliputi :

1. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun ketika berada di sekolah

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

2. Menggunakan jamban jika buang air kecil dan buang air besar ketika di

sekolah

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Mengikuti kegiatan olahraga

5. Jajan di kantin sekolah

6. Memberantas jentik nyamuk

7. Mengukur berat badan dan tinggi badan setiap bulan

8. Tidak merokok di sekolah

2.2.3.1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun

Menurut WHO (2005) dalam Depkes RI (2006), ada 2 teknik dalam

melakukan cuci tangan yaitu : (1) mencuci tangan dengan menggunakan sabun

dan air, (2) mencuci tangan dengan menggunakan larutan berbahan dasar alkohol.

Langkah-langkah mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air

yang mengalir yaitu:

1. Basuh tangan dengan air

2. Tuangkan sabun secukupnya

3. Ratakan dengan kedua telapak tangan

4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan

dan sebaliknya

5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari

6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

lakukan sebaliknya

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

8. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak

tangan kiri dan sebaliknya

9. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan

lakukan sebaliknya

10. Bilas kedua tangan dengan air

11. Keringkan dengan handuk sekali pakai sampai benar-benar kering

12. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran

13. Kedua tangan telah aman

Pada langkah nomor 3 sampai dengan nomor 9 merupakan langkah cuci

tangan dengan menggunakan sabun sedangkan langkah nomor 2 sampai nomor 8

merupakan langkah cuci tangan dengan menggunakan berbahan dasar alkohol

yang dikenal sebagai 7 langkah hygiene tangan dan menjadi dasar pedoman

prosedur tetap mencuci tangan rumah sakit di Indonesia.

Menurut Depkes RI (2008), seluruh anggota masyarakat (siswa, guru, staf

sekolah) harus mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air kecil/besar,

sesudah beraktifitas atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air

bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman

yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran

juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan sehingga tangan menjadi bersih

dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit diare,

demam tifoid, kecacingan, penyakit kulit, ISPA, dan flu burung.

Menurut penelitian Quintero (2009) , terdapat sekitar 33,6 % siswa SD dan

SMP yang mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir dan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

hanya sekitar 7% saja siswa yang rutin setiap harinya yang mencuci tangan

dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir. Kurang nya fasilitas disekolah

terkait dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir menyebabkan

penerapan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir masih tergolong

rendah. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa perilaku siswa yang

melakukan cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir menurunkan prevalensi

penyakit pencernaan sebesar 0,8% dan menunurunkan absensi siswa karena sakit

sebesar 0,7 kali.

Menurut penelitian Wati (2011), terdapat sekitar 33 orang siswa (70,2%)

memiliki pengetahuan yang baik dalam melakukan cuci tangan sebelum diberi

penyuluhan dan meningkat menjadi 44 orang siswa (93,6%) setalah diberi

penyuluhan.

Menurut penelitian Salasa (2013) membuktikan bahwa metode diskusi

menunjukkan metode penyuluhan yang paling efektif digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar tentang PHBS. Hal ini

diketahui perbedaan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden sesudah

intervensi baik dengan metode ceramah maupun metode diskusi dimana rerata

nilai pengetahuan dan sikap responden dengan metode diskusi yaitu 22,47 dan

14,00 lebih besar nilainya dibandingkan dengan rerata nilai pengetahuan dan

sikap responden dengan metode ceramah yaitu 21,74 dan 13,47.

2.2.3.2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Menurut Evayanti (2012), sekolah sebaiknya menyediakan warung

sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

sehingga membuat tubuh siswa yang mengkonsumsi makanan/jajanan tersebut

menjadi sehat dan kuat sehingga angka ketidakhadiran siswa menjadi menurun

dan proses belajar berjalan dengan baik.

Menurut penelitian yang di lakukan Hermina, (2000) bahwa frekuensi

konsumsi makanan jajanan di sekolah selama seminggu terakhir tampak bahwa

sebagian siswa (50%) mengkonsumsi makanan jajanan yang kurang beragam

jenis zat gizinya. Mereka umumnya membeli jenis makanan jajanan yang

kandungan zat gizinya hanya satu atau dua jenis sumber zat gizi, yakni hanya

mengandung karbohidrat dan lemak saja sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Hidayat (2005) tentang makanan jajanan di SDN 1 Pamijen Sukaraja,

menunjukkan bahwa sebagian besar makanan jajanan yang dijual belum

memenuhi nilai gizi yang diharapkan. Makanan yang dianggap sebagai makanan

berat, seperti: bubur nasi dan bubur sum-sum, berat perporsi hanya 20-40 gram,

dengan nilai energi 32-59 kkal, dan protein 0.3-0.98, sedangkan makanan semi

basah seperti: cilok, mendoan, bakwan, timus goreng, dan sosis goreng, berat per

porsi hanya 5-30 gram, dengan nilai energi 0-95 kkal, dan protein 0- 3.2 gram.

Menurut penelitian Kristianto (2009), menunjukkan bahwa pada

makanan jajanan pada anak sekolah dasar yang dijual dilingkungan sekolah

maupun diluar lingkungan sekolah tidak memenuhi syarat syarat keamanan

karena penggunaan bahan berbahaya yang dilarang seperti formalin (71,4%),

boraks (23,5%), dan rhodamin B (18,5%).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

2.2.3.3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang

memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup)

dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari

sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak

mencemari tanah di sekitarnya, mudah dibersihakan dan aman digunakan.

Penggunaan jamban yang bersih dan sehat setiap buang air besar dan

buang air kecil dapat menjaga lingkungan sekolah disekitar sekolah menjadi

bersih , sehat serta tidak berbau. Penggunaan jamban yang bersih dan sehat dapat

juga mencegah terjadinya pencemaran air yang ada dilingkungan sekolah serta

juga dapat menghindari adanya lalat dan serangga yang dapat menimbulkan

berbagai penyakit seperti penyakit diare, demam tifoid, serta kecacingan

(Evayanti, 2012).

2.2.3.4. Olahraga yang teratur dan terukur

Olahraga yang teratur dan terukur dapat memelihara kesehatan fisik dan

mental pada diri siswa serta dapat meningkatkan kebugaran tubuh siswa sehingga

siswa tidak mudah jatuh sakit. Olahraga yang teratur dan terukur dapat dilakukan

dilingkungan sekolah yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat yang

berada dilingkungan sekolah seperti karyawan sekolah, komite, penjaga kantin,

serta satpam (Evayanti, 2012).

2.2.3.5. Memberantas jentik nyamuk

Menurut Evayanti (2012), kegiatan ini dilakukan untuk memberantas

penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

berdarah. Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan

gerakan 3 M (menguras, menutup dan mengubur) tempat-tempat penampungan air

(bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum dan lain-lain) minimal

seminggu sekali. Hasil yang di dapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini

kemudia di sosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

2.2.3.6. Tidak merokok di sekolah

Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya

merokok. Di sekolah murid dapat merokok dikarenakan mencontoh dari teman,

guru maupun masyarakat di sekitar sekolah. Banyak anak-anak menganggap

bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok di lingkungan

sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok mengandung zat berbahaya yang

dapat membahayakan kesehatan murid sekolah.

Menurut Proverawati (2012), dalam satu batang rokok yang dihisap

akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan

carbon monoksida (C0). Nikotin dapat menyebabkan ketagihan dan merusak

jantung serta aliran darah. Tar dapat menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan

kanker sedangkan gas CO dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan darah

membawa oksigen yang akan membuat sel-sel dalam tubuh akan mati.

Menurut Riset Dasar Kesehatan (2007), sebagian besar perokok mulai

merokok ketika mereka masih anak-anak atau remaja yaitu pada usia 10-14 tahun

sebesar 13,6% dan angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2010 yaitu

sebesar 27,7%. Menurut penelitian Rahmadi (2013), sekitar 32,3% siswa pernah

merokok dan umumnya mereka mempunyai pengetahuan yang kurang tentang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

efek negatif dari rokok terhadap kesehatan. Kebiasaan meokok pada siswa

tersebut dipengaruhi oleh orang tua, teman sebaya, kepribadian, dan media

inforrmasi yang mengiklankan rokok.

2.2.3.7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

Kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pada

siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengamati tingkat pertumbuhan pada siswa.

Hasil pengukuran dan penimbangan berat badan pada siswa tersebut dibandingkan

dengan standar berat badan dan tinggi badan yang telah ditetapkan sehingga guru

mengetahui pertumbuhan siswanya normal atau tidak normal (Evayanti, 2012).

2.2.3.8. Membuang sampah pada tempatnya

Menurut Evayanti (2012), siswa dan masyarakat sekolah wajib

membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan. Siswa diharapkan

tahu dalam memilih jenis sampah seperti sampah organik maupun sampah non

organik. Sampah yang berserakan dilingkungan sekolah dapat menimbulkalkan

penyakit dan tidak indah dipandang oleh mata.

2.2.4 Masalah Kesehatan yang Dapat Dikurangi dengan PHBS di Sekolah

Masalah kesehatan pada anak usia sekolah yangdapat dicegah dan

dikurangi dengan melaksanakan PHBS di sekolah antara lain diare, karies gigi,

gizi buruk, penyakit kulit dan kecacingan. Masalah terbanyak yang ditemui pada

anak usia sekolah akibat memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tidak

baik adalah diare, karies gigi serta kecacingan (Masita, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

Jika sebahagian murid SD memahami PHBS bukan tidak mungkin dapat

menekan tingginya angka kesakitan seperti, penyakit diare, DBD dan penyakit

ISPA yang kerap kali datang pada musim panca roba (Eurika Indonesia, 2004).

2.3 Pendidikan Kesehatan

2.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia yaitu indraa penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu :

1. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang tahu dapat diukur dari kemampuan orang

tersebut menyebutkannya, menguraikan dan mendefinisikan.

2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham

terhadap suatu atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, terhadap objek yang dipelajari.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

3. Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan

materi yang telah dipelajari pada kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini

dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formalisasi dari formulasi-formulasi

yang telah ada.

6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

2.3.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Sikap mempunyai

beberapa karakteristik yaitu selalu ada objeknya, biasanya bersifat evaluatif,

relatif mantap, dapat dirubah. Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang

masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap mempunyai

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

tiga komponen pokok yaitu kepercayaan, kehidupan emosional serta

kecendrungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama membentuk

sikap yang utuh. Dalam penetuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berfikir,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap terdiri dari berbagai

tingkatan, yakni :

1. Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon, diartikan bahwa subjek memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikator dari sikap.

3. Menghargai, diartikan bahwa subjek memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikator dari sikap.

4. Menghargai, diartikan bahwa subjek mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu

masalah.

5. Bertanggung jawab, diartikan bahwa subjek bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

Sikap dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Sikap negatif, sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak

menyetujui terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada

2. Sikap positif, sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma

yang berlaku dimana individu itu berada

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung,

melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak

langsung dilakukan dengan pertanyaan hipotesis, kemudia dinyatakan sebagai

responden (Ahmadi, 2003).

Tindakan adalah gerakkan atau perbuatan dari tubuh setelah mendapat

rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh suatu lingkungan.

Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh

bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara

biologis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan, namun tidak pula

dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis

(Notoatmodjo, 2007). Tindakan terdiri dari beberapa tindakan yaitu :

1. Persepsi, mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

2. Respon terpimpin, melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar

3. Mekanisme, bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis sesudah kebiasaan

4. Adaptasi, suatu tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 55934... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2016-02-05 · rumah tangga terhadap sanitasi

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Fasilitas

1. Cuci Tangan Pakai sabun

2. Kantin Sekolah

3. Jamban

4. Tempat olahraga

5. Pengendalian jentik nyamuk

6. peraturan tertulis tentang

larangan merokok

7. Alat penimbang berat dan

pengukur tinggi badan

8. Tempat sampah

Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat pada sekolah yang

mempunyai dan tidak

mempunyai UKS

1. Pengetahuan

2. Sikap

Universitas Sumatera Utara