repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · bab i pendahuluanpkk merupakan...

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu perwujudan penyelenggaraan pembangunan harus dimulai dari keluarga. Akan tetapi masalah kemiskinan masih menjadi masalah sosial khususnya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan ini terus menjadi masalah yang relevan dan terus dikaji untuk menemukan solusinya. Menurut Badan Pusat Statistik untuk mengukur kemiskinan yaitu dengan menggunakan konsep pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs approach) dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan, baik bukan makanan yang dapat diukur dari sisi pengeluaran,kesehatan serta pendidikan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia terus bertambah pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen) dan khusunya di Sumatera Utara jumlah penduduk tahun 2015: 13.937.797 jiwa dengan Jumlah Pengangguran Agustus 2015: 429 ribu jiwa; Penduduk Miskin September 2015: 1.508,1 ribu jiwa (10,79%) 1 Kemiskinan juga masih menjadi masalah di Sumatera Utaradengan persentasi di Sumatera Utara yaitu pada tahun 2010( 1447.1 jiwa), tahun 2011 (1421.4 jiwa), tahun 2012 . 1 http://bps.go.id/brs/view/1158( dikases melalui website) Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu perwujudan

penyelenggaraan pembangunan harus dimulai dari keluarga. Akan tetapi masalah kemiskinan

masih menjadi masalah sosial khususnya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Masalah kemiskinan ini terus menjadi masalah yang relevan dan terus dikaji untuk menemukan

solusinya.

Menurut Badan Pusat Statistik untuk mengukur kemiskinan yaitu dengan menggunakan

konsep pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs approach) dengan pendekatan ini, kemiskinan

dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar

makanan, baik bukan makanan yang dapat diukur dari sisi pengeluaran,kesehatan serta

pendidikan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia terus bertambah pada bulan Maret 2015,

jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis

Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta

orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96

persen) dan khusunya di Sumatera Utara jumlah penduduk tahun 2015: 13.937.797 jiwa dengan

Jumlah Pengangguran Agustus 2015: 429 ribu jiwa; Penduduk Miskin September 2015: 1.508,1

ribu jiwa (10,79%)1

Kemiskinan juga masih menjadi masalah di Sumatera Utaradengan persentasi di

Sumatera Utara yaitu pada tahun 2010( 1447.1 jiwa), tahun 2011 (1421.4 jiwa), tahun 2012

.

1http://bps.go.id/brs/view/1158( dikases melalui website)

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

(1400.4 jiwa), tahun 2013(1416.4 jiwa), tahun 2014 (1360.6 jiwa), tahun 2015 (1508.1 jiwa), dan

tahun 2016 sebesar (1455.9 jiwa).2

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota, 2011 – 2014

Kota Medan adalah Ibukota Provinsi Sumatera Utara, sebagai Ibukota Medan juga masih

menghadapi kemiskinan, adapun rincian jumlah penduduk miskin dan persentasenya dari tahun

2011-2014 di Kota Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota, 2011 – 2014

Kabupaten/Kota Jumlah (000 jiwa) Persentase (%)

2011 2012*) 2013 2014 2011 2012*) 2013 2014

Kabupaten

01. N i a s 25,39 24,99 23,28 22.21 19,11 18,67 17,28 16.39

02. Mandailing Natal

49,05 48,39 40,69 39.68 11,98 11,58 9,62 9.28

03. Tapanuli Selatan

30,39 29,91 30,77 29.38 11,40 11,10 11,33 10.74

04. Tapanuli Tengah

50,21 49,61 52,00 49.86 15,96 15,03 15,41 14.47

05. Tapanuli Utara

33,57 33,09 33,75 32.23 11,89 11,55 11,68 11.06

06. Toba Samosir 16,93 16,64 16,96 16.51 9,67 9,43 9,54 9.23

07. Labuhanbatu 42,61 42,08 38,14 37.35 10,15 9,61 8,53 8.20

08. A s a h a n 73,39 72,32 80,54 76.97 10,85 10,52 11,60 10.98

09. Simalungun 84,35 83,09 87,72 86.25 10,21 9,97 10,45 10.20

10. D a i r i 25,87 25,49 24,00 23.35 9,48 9,28 8,68 8.40

11. K a r o 37,22 36,71 36,93 35.36 10,49 9,93 9,79 9.20

12. Deli Serdang 92,33 91,19 91,97 90.92 5,10 4,78 4,71 4.56

13. L a n g k a t 100,80 99,27 104,31 100.63 10,31 10,02 10,44 9.99

14. Nias Selatan 57,80 56,94 56,96 54.46 19,71 19,05 18,83 17.81

15. Humbang Hasundutan

17,50 17,25 17,94 17.14 10,09 9,73 10,00 9.44

16. Pakpak Bharat

5,39 5,32 4,94 4.72 13,16 12,40 11,28 10.55

17. Samosir 18,95 18,48 17,18 16.27 15,67 15,17 14,01 13.20

18. Serdang Bedagai

60,50 59,53 56,55 54.48 10,07 9,89 9,35 8.98

2http://sumut.bps.go.id/frontend/linkTableDinamis/view/id/16 (diakses melalui website)

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

19. Batu Bara 44,34 43,66 46,86 44.72 11,67 11,24 11,92 11.25

20. Padang Lawas Utara

24,04 23,72 25,01 23.86 10,64 9,98 10,28 9.60

21. Padang Lawas

24,04 23,64 21,23 20.34 10,56 9,80 8,59 8.03

22. Labuhanbatu Selatan

41,74 41,21 37,33 35.65 14,86 13,96 12,36 11.54

23. Labuhanbatu Utara

39,34 38,68 39,09 37.30 11,77 11,34 11,34 10.71

24. Nias Utara 39,15 38,51 40,78 38.95 30,44 29,50 30,94 29.28

25. Nias Barat 24,24 23,84 24,88 23.76 29,32 28,57 29,65 28.10

Kota

71. S i b o l g a 11,25 11,13 11,08 10.57 13,18 13,00 12,90 12.26

72. Tanjungbalai 24,24 23,86 24,20 23.17 15,52 14,86 14,85 14.02

73. Pematangsiantar

26,45 26,01 26,61 25.43 11,15 10,79 10,93 10.35

74. Tebing Tinggi

18,27 18,02 17,98 17.20 12,44 11,93 11,74 11.08

75. M e d a n 204,19 201,06 209,69 200.32 9,63 9,33 9,64 9.12

76. B i n j a i 17,41 17,16 17,48 16.72 7,00 6,72 6,75 6.38

77. Padangsidimpuan

19,52 19,24 18,44 17.65 10,08 9,60 9,04 8.52

78. Gunungsitoli 40,97 40,40 41,10 37.20 32,12 30,85 30,94 27.63

Sumber: BPS-Survey Sosial Ekonomi Nasional 2011 – 2014

Berdasarkan data-data di atas banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk

menanggulangi kemiskinan demi pembangunan bangsa salah satunya adalah dengan

mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan Dan Kesehjahteraan Keluarga melalui Gerakan

PKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat khususnya wanita.3

3Peraturan Menteri Dalam Negri no 1 Tahun 2013Tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

Hal ini ditujukan agar masyarakat yang berada

dalam keluarga pra-sejahtera taraf hidupnya akan meningkat setelah dilakukannya pemberdayaan

masyarakat tersebut. Untuk mendukung keputusan yang sudah dikeluarkan oleh Kementrian

Dalam Negeri maka Kementrian Dalam Negeri juga mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Negeri N0 26 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan

Perananan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera( PT-P2WKSS).4

Program Terpadu P2WKSS merupakan salah satu program peningkatan peranan wanita

dalam pembangunan, yang berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan sumber

daya alam dan lingkungan untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan

bahagia dalam rangka pembangunan masyarakat desa/kelurahan, dengan perempuan sebagai

penggeraknya.

Kementrian Dalam

Negeri mengeluarkan peraturan ini dengan tujuan bahwa peningkatan peranan wanita di daerah

perlu dilaksanakan secara terarah, terkoordinasi, terpadu, dan berkesinambungan.

Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera

(P2WKSS), diawali dengan pelaksanaan Crash Program Keluarga Sehat dari tanggal 22

Desember 1978 sampai dengan 21 April 1979, selanjutnya menjadi Program Terpadu P2WKSS

pada tahun 1979. Untuk lebih memantapkan kembali pada tahun 2007, Program Terpadu

P2WKSS telah di revitalisasi sesuai dengan kebutuhan daerah.

5

Program ini sangat penting dilakukan di masyarakat, karena selain untuk

mengembangkan sumber daya manusia dan sumber daya alam di daerah, program ini juga akan

membantu meningkatkan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi sasaran program, dimana

sasaran program Terpadu P2WKSS ini adalah perempuan dengan tingkat kesejahteraan

tergolong rendah dan/atau yang masuk dalam kategori keluarga miskin, keluarga Pra Sejahtera

dan Keluarga Sejahtera Tahap I, dan melihat saat ini permasalahan tentang ketimpangan gender

masih terjadi, dampak ekonomi lokal yang masih relative rendah mengakibatkan perempuan

sulit berkembang, khususnya dalam berbagai sektor pembangunan. Hal tersebut membuat

44Peraturan Menteri Dalam Negri no 26 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Terpadu P2WKSS 5 http//:www.bp3a.baliprov.go.id

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

perempuan mengalami penurunan tingkat kualitas hidup yang diikuti penurunan tingkat

kemampuan potensinya.

Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu Kelurahan dari 6

(enam) Kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan Medan Selayang. Berdasarkan Keputusan

Walikota Medan Nomor 414.4/458.K/2016 tentang Penetapan Kelurahan Percontohan Program

Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera tahun 2015-2016

tanggal 06 April 2016, Kelurahan Sempakata ditetapkan sebagai Kelurahan Percontohan PT-

P2WKSS karena berdasarkan hasil evaluasi daerahnya mendukung dilihat dari kondisi sosial

yang terjadi di masyarakat, Kelurahan Sempakata adalah Kelurahan yang masih menghadapi 3R

yaitu Rawan Ekonomi, Rawan Pendidikan, dan Rawan Kesehatan, serta TP PKK Kelurahan

Sempakata mau bekerja sama dan merupakan TP PK yang maju, kondisi sosial yang terjadi Di

Kelurahan tersebut terlihat dari Tabel berikut ini.

Tabel 1.2 Kondisi Penduduk/Tahapan Keluarga Sejahtera Kelurahan Sempakata

NO Tahapan Keluarga Sejahtera Jumlah KK 1. Pra Sejahtera 5 2. Keluarga Sejahtera I 556 3. Keluarga Sejahtera II 1302 4. Keluarga Sejahtera III 798 5. Keluarga Sejahtera III Plus 20

Jumah 2681 Untuk melanjutkan Keputusan Walikota Medan maka dikeluarkannya Keputusan

Camat Medan Selayang Nomor 411.4/01/I/SK/MS/2016 tanggal 16 januari 2016 tentang

penetapan Kelurahan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat

Sejahtera (PT-P2WKSS) Tahun 2016 dan Keputusan Lurah Sempakata Nomor:

414.4/03/I.SK/SPK/2016 tanggal 16 Januari 2016 tentang Penetapan Susunan Program Terpadu

Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera( PT-P2WKSS) tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan

Sejahtera Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang sudah dilaksanakan mulai dari

tanggal 23 November 2015 yaitu persiapan PT.P2WKSS dilanjutkan dengan pendataan warga

binaan, kemudian pembentukan pengurus PT.P2WKSS dan sampai bulan November 2016 masih

tetap dilakukan pembinaan kepada warga binaan PT.P2WKSS. 6

Dalam pelaksanaan program terpadu P2WKSS di Kelurahan Sempakata Kecamatan

Medan Selayang masih menghadapi beberapa permasalahan, berdasarkan wawancara pada

tanggal 21 November 2016 dengan ketua PT.P2WKSS dan Sekertaris PKK Kelurahan

Sempakatadalam pelaksanaan program P2WKSS tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan

perencanaan waktu kegiatan yang telah ada, dimana pelaksanaan yang seharusnya dilakukan

pelatihan atau pembinaan selama 15 hari namun hanya dilakukan selama 10 hari dan setiap

program atau kegiatan yang dilakukan terlambat atau tidak sesuai dengan jadwal yang sudah

ditetapkan oleh setiap SKPD. Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan PT.P2WKSS

adalah fasilitas yang diberikan oleh SKPD tidak sesuai dengan jumlah warga binaan PT.

P2WKSS misalnya pelatihan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Dalam kinerjanya, Badan Pemberdayaan Masyarakat yang sekarang berganti nama

menjadi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

Kota Medan melakukan koordinasi dalam rangka upaya menyelaraskan program-program yang

ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya dalam upaya peningkatan kualitas

hidup perempuan. Untuk itu dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui program

P2WKSS di Kota Medan ini diharapkan dapat terselenggara dan dapat memberikan ruang

kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri dalam bentuk mobilisasi dan pemanfaatan

seluruh potensi masyarakat dan difasilitasi oleh setiap SKPD terkait.

6 Laporan Lurah dan Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Medan adalah pelatihan jahit menjahit bagi warga binaan PT.P2WKSS dengan jumlah warga

binaan sebanyak 45 orang sementara mesin jahit yang diberikan hanya 5 buah masyarakat yang

mengikuti pelatihan menyatakan pelatihan ini tidak maksimal dikarenakan fasilitas yang kurang.

Keterlambatan setiap program yang dikerjakan mengakibatkan tidak tercapai tujuan sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan artinya pelaksanaan program menuntut keefisienan waktu

pelaksanaan serta keefektifan dalam mencapai hasilnya.

Untuk menilai pelaksanaan program dan dampaknya maka perlu dilakukan evaluasi

terhadap program PT-P2WKSS. Evaluasi diarahkan dan difokuskan untuk mendapatkan

gambaran, keterangan dan jawaban terhadap efektifitas pelaksanaan, dampak program terhadap

kesetaraan dan keadilan gender, peran, akses, kontrol serta manfaat yang dirasakan oleh

perempuan serta penurunan jumlah keluarga miskin. Hasil evaluasi dimanfaatkan untuk

meningkatkan efektifitas, relevansi serta memperbaiki program PT-P2WKSS yang akan

dilakukan di daerah selanjutnya, Apabila program ini berhasil pemerintah Kota Medan

khususnya Kelurahan Sempakata dapat diuntungkan dengan berkurangnya angka kemiskinan

serta meningkatkan partisipasi perempuan daam bekerja dan bermasyarakat. Berdasarkan uraian

tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan

Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan

Sejahtera(PT-P2WKSS) Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota

Medan”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana evaluasi Pelaksanaan Program Terpadu

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera(PT.P2WKSS) Di

Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas agar dapat mengenai sasaran yang

dikehendaki dan dapat pula memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun

tujuan yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian ini adalah :

1) Untuk menggambarkan pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita

menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan

Selayang Kota Medan

2) Untuk mengetahui manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan adanya Program

Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera di

Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan

1.4 Manfaat Penelitian

1) Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan

berpikir dalam menulis karya ilmiah tentang pelaksanaan Program Terpadu

Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera.

2) Secara praktis, sebagai masukan bagi pihak yang terkait khususnya BPPKB dalam

menangani masalah dalam pelaksanaan PT.P2WKSS

3) Secara akademis, sebagai bahan masukan bagi pelengkap maupun referensi maupun

bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian di bidang

yang sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

1.5 Kerangka Teori

Sebagai tolok ukur dan landasan dalam menyoroti dan memecahkan masalah diperlukan

pedoman yang teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang dapat

menggambarkan dari sudut mana masalah itu akan diteliti. Selanjutnya teori merupakan

serangkaian asumsi, konsepsi, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu

fenomena sosial secara sistematis dengan cara hubungan antar konsep. (Singarimbun, 1995:37).

Oleh karena itu penulis akan mengemukakan kerangka teori yang digunakan sebagai

landasan dalam melakukan penelitian ini.

1.5.1 Kebijakan Publik

Menurut Thomas Dye kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk

melakukan atau tidak melakukan ( public policy is whatever governments choose to do or not to

do). Defenisi kebijakan publik menurut Thomas Dye tersebut mengandung makna bahwa (1)

kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta, (2) kebijakan

publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan pemerintah.7

James E. Andersonmendefenisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan

oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Ada beberapa implikasi dari kebijakan publik ini yaitu

(1) kebijakan publik berorientasi pada maksud dan tujuan dan bukan perilaku secara

serampangan, (2) kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah

dan bukan merupakan keputusan sendiri, (3) kebijakan sebenarnya apa yang dilakukan oleh

pemerintah bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah, (4) kebijakan publik bentuknya bersifat

positif atau negative. Secara positif kebijakan mencakup bentuk tindakan pemerintah yang jelas

7Parsons, Wyne. 2008. Public Policy. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

untuk mempengaruhi masalah tertentu.Secara negatif kebijakan pemerintah untuk tidak

melakukan sesuatu.8

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan

banyak maupun variabel yang harus dikaji. Tahap-tahap kebijakan publik sebagai berikut:

Kebijakan publik adalah sejumlah kegiatan yang dilakukan maupun tidak dilakukan

pemerintah untuk memecahkan atau memberikan solusi yang mempengaruhi masyarakat.

9

Sumber: William N.Dunn, 1994:17

Gambar1.1Proses Kebijakan Publik

8 Ibid, hal 24 9Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 9

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Michael Howlet dan M. Rameshmenyatakan bahwa proses kebijakan publik terdiri dari

lima tahapan yaitu:10

1) Penyusunan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu masalah bisa

mendapat perhatian dari pemerintah.

2) Formulasi kebijakan (policy formulation), yakni proses perumusan pilihan-pilihan

kebijakan oleh pemerintah.

3) Pembuatan kebijakan ( decision making), yakni proses ketika pemerintah memilih

untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan sesuatu tindakan.

4) Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk

melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil.

5) Evalusi kebijakan ( policy evaluation), yakni proses untuk memonitor dan menilai

hasil atau kinerja kebijakan.

1.5.2 Implementasi Kebijakan

1.5.2.1 Pengertian Implementasi

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik.

suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang

diinginkan. Menurut Ripley dan Franklin implementasi merupakan apa yang terjadi setelah

undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit),

atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output). 11

10 Ibid, hal 13 11 Winarno, Budi .2014. Kebijakan Pubik.Yogyakarta: Deresan CT X, hal 148

Meter dan Horn (1975) mendefenisikan implementasi kebijakan sebagai tindakan yang

dilakukan oleh pemerintah maupun swasta secara individu maupun kelompok yang dimaksudkan

untuk mencapai tujuan sebagaimana dirumuskan dalam kebijakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

1.5.2.2Model-Model Implementasi

Untuk menjelaskan kegiatan dalam tahapan implementasi para ahli merumuskan

beberapa model yang dapat digunakan demi lancarnya implementasi suatu kebijakan. Model-

model tersebut antara lain:12

a) Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (1975)

Menurut Meter dan Horn ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi,

yakni: (1) standar dan sasaran kebijakan, (2) sumber daya, (3) komunikasi antar organisasi dan

penguatan aktivitas, (4) karakteristik agen pelaksana, dan (5) kondisi sosial, ekonomi dan politik

1. Standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur

sehingga dapat direalisir. Apabila standard dan sasaran kebijakan kabur, maka akan

terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen

implementasi.

2. Sumberdaya. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya

manusia(human resources) maupun sumberdaya non manusia (non human resources).

Dalam berbagai kasus program pemerintah, seperti program Jaringan Pengamanan

Sosial (JPS) untuk kelompok miskin di pedesaan kurang berhasil karena keterbatasan

kualitas aparat pelaksana.

3. Hubungan antar Organisasi. Dalam banyak program, implementasi sebuah program

perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi

dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

4. Karakteristik Agen Pelaksana. Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah

mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi

12Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 99

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu

program.

5. Kondisi Sosial, politik, dan ekonomi. Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi

lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauhmana

kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi

kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak, bagaimana

sifat opini publik yang ada di lingkungan, dan apakah elit politik mendukung

implementasi kebijakan.

6. Disposisi implementor. Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting,

yakni: (a) respons implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi

kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, (b) kognisi, yakni pemahamannya

terhadap kebijakan, dan (c) intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai

yang dimiliki oleh implementor.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Gambar 1.2

Model Implementasi Kebijakan Menurut Van Meter dan Van Horn

b) Teori George C. Edwards III

Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni:

(1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi, dan (4) struktur birokrasi. Keempat variabel

tersebut jugd

1. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa

yang harus dilakukan. Apa menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada

kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila

tujuan dan sasaran sesuatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh

kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

2. Sumberdaya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila

implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan

secara efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia,yakni implementor,

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

dan sumberdaya finansial. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar

efektif.Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja.

3. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti

komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka

dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat

kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat

kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

4. Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.Salah satu dari aspek struktur yang penting dari

setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (standard operating procedures

atau SOP).SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi

yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape,

yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya yang menyebabkan

aktivitas organisasi tidak fleksibel.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Gambar 1.3 Model implementasi menurut George Edward III

c) Teori Merilee S. Grindle (1980)

Keberhasilan implemenatsi menurut Merille S. Grindle (1980) dipengaruhi oleh dua

variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context of

implementation). Variabel isi kebijakan mencakup:

1) Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan

2) Jenis manfaat yang diterima oleh target group

3) Sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan

4) Apakah letak sebuah program sudah tepat

5) Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci

6) Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai

Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup:

1) Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para actor yang

terlibat dalam implementasi kebijakan

2) Karakteristik institusi dan rejim yang berkuasa

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

3) Tingkat kepatuhan dan rsponsivitas kelompok sasaran

Gambar 1.4Model implementasi kebijakan menurut Grindle

d) Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983)

Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983), ada tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni: (1) karakteristik dari masalah (tractability of

the problems), (2) karakteristik kebijakan/undang-undang (ability of statute to structure

implementation), (3) variabel lingkungan (nonstatutory variables affecting implementation).

Karakteristik Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

1) Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. Di satu pihak ada beberapa

masalah sosial secara teknis mudah dipecahkan, seperti kekurangan air minum bagi

penduduk atau harga beras tiba-tiba naik. Di pihak lain terdapat masalah-masalah sosial

yang relatif sulit dipecahkan, seperti kemiskinan, pengangguran, dll. Oleh karena itu, sifat

masalah itu sendiri akan mempengaruhi mudah tidaknya suatu program diimplementasikan.

2) Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Ini berarti bahwa suatu program akan relatif

mudah diimplementasikan apabila kelompok sasarannya adalah homogen. Sebaliknya,

apabila kelompok sasarannya heterogen, maka implementasi program akan relatif lebih

sulit, karena tingkat pemahaman setiap anggota kelompok sasaran terhadap program relative

berbeda.

3) Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi. Sebuah program akan relatif sulit

diimplementasikan apabila sasarannya mencakup semua populasi. Sebaliknya sebuah

program relatif mudah diimplementasikan apabila jumlah kelompok sasarannya tidak terlalu

besar.

4) Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. Sebuah program yang bertujuan memberikan

pengetahuan atau bersifat kognitif akan relatif mudah diimplementasikan daripada program

yang bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat.

Karakteristik Kebijakan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

1) Kejelasan isi kebijakan. Ini berarti semakin jelas dan rinci dari sebuah kebijakan akan

mudah diimplementasikan karena implemntor mudah memahami dan menterjemahkan

dalam tindakan nyata. Sebaliknya, ketidakjelasan isi kebijakan merupakan potensi lahirnya

distorsi dalam impelementasi kebijakan.

2) Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoritis. Kebijakan yang memiliki

dasar teoritis memiliki sifat lebih mantap karena sudah teruji, walaupun untuk beberapa

lingkungan sosial tertentu perlu ada modifikasi.

3) Besarnya alokasi sumberdaya financial terhadap kebijakan tersebut. Sumberdaya keuangan

adalah faktor krusial untuk setiap program sosial. Setiap program juga memerlukan

dukungan staff untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi dan teknis serta

memonitor program, yang semuanya itu memerluka biaya.

4) Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai institusi pelaksana.

Kegagalan program sering disebabkan kurangnya koordinasi vertikal dan horizontal

antarinstansi yang terlibat dalam implemntasi program.

5) Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana.

6) Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan.

7) Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar yang berpartisipasi dalam implementasi

kebijakan.

Lingkungan Kebijakan

1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi. Masyarakat yang sudah

terbuka dan terdidik akan relatif mudah menerima program-program pembaruan dibanding

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

dengan masyarakat yang masih tertutup dan tradisional. Demikian juga kemajuan teknologi

akan membantu dalam proses keberhasilan implementasikan dengan bantuan teknologi

modern.

2) Dukungan publik terhadap sebuah kebijakan. Kebijakan yang memberikan insentif biasanya

mudah mendapatkan dukungan publik.sebaliknya kebijkaan yang bersifat dis-insentif,

seperti kenaikan harga BBM, atau kenaikan pajak akan kurang mendapat dukungan dari

publik.

3) Sikap dari kelompok pemilih (constituency groups). Kelompok pemilih yang ada dalam

masyarakat dapat mempengaruhi implementasi kebijakan melalui berbagai cara antara lain:

(1) kelompok pemilih dapat melakukan intervensi terhadap keputusan yang dibuat badan-

badan pelaksana melalui berbagai komentar dengan maksud untuk mengubah keputusan, (2)

kelompok pemilih dapat memiliki kemampuan untuk mempengaruhi badan –badan

pelaksana secara tidak langsung melalui kritik yang dipublikasikan terhadap kinerja badan-

badan pelaksana, dan membuat pernyataan yang ditujukan kepada badan legislatif.

4) Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementor. Pada akhirnya, komitmen

aparat pelaksana untuk merealisasikan tujuan yang telah tertuang dalam kebijakan adalah

variabel yang paling krusial. Aparat badan pelaksana harus memiliki keterampilan dalam

membuat proritas tujuan dan selanjutnya merealaisasikan prioritas tujuan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Gambar 1.5Model implementasi menurut Sebatier dan Mazmanian

1.5.3 Evaluasi Kebijakan

1.5.3.1 Tujuan Evaluasi

Pentingnya evaluasi menurut Subarsonoyakni:

1) Untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu kebijakan, yakni seberapa jauh suatu kebijakan

mencapai tujuannya.

2) Mengetahui apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal. Dengan melihat tingkat

efektivitasnya, maka dapat disimpulkan apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

3) Memenuhi aspek akuntabilitas publik. Dengan melakukan penilaian kinerja suatu kebijakan,

maka dapat dipahami sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada publik

sebagai pemilik dana dan mengambil manfaat dari kebijakan dan program pemerintah.

4) Menunjukkan padastakeholders manfaat suatu kebijakan. Apabila tidak dilakukan evaluasi

terhadap sebuah kebijakan, para stakeholders,terutama kelompok sasaran tidak mengetahi

secara pasti manfaat dari sebuah kebijakan atau program.

5) Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pada akhirnya, evaluasi kebijakan bermanfaat

untuk memberikan masukan bagi proses pengambilan kebijakan yang akan datang agar

tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebaliknya, dari hasil evaluasi diharapkan dapat

ditetapkan kebijakan yang lebih baik.

1.5.3.2 Pendekatan Evaluasi

Ada tiga jenis pendekatan terhadap evaluasi sebagaimana dijelaskan oleh Dunn yakni:13

1) Evaluasi semu (pseudo evaluation) adalah pendekatan evaluasi yang menggunakan metode

deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil-hasil

kebijakan, tanpa menanyakan manfaat atau nilai dari hasil kebijakan tersebut pada individu,

kelompok, atau masyarakat. Asumsi yang digunakan adalah bahwa ukuran tentang manfaat

atau nilai merupakan sesuatu yang terbukti dengan sendirinya (self evident) atau tidak

controversial.

2) Evaluasi formal adalah (formal evaluation) pendekatan evaluasi yang menggunakan metode

deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil-hasil

kebijakan berdasarkan sasaran program kebijakan yang telah ditetapkan secara formal oleh

13Dunn,Wiliam. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

pembuat kebijakan. Asumsi yang digunakan adalah bahwa sasaran dan target yang

ditetapkan secara formal adalah merupakan ukuran yang tepat untuk melihat manfaat atau

nilai dari program dan kebijakan.

3) Evaluasi proses keputusan teoritis (decision theoretic evaluation) adalah pendekatan

evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat

dipercaya dan valid, mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh

berbagai stakeholders. Dalam hal ini, evaluasi keputusan teoritik berusaha untuk

menentukan sasaran dan tujuan yang tersembunyi dan dinyatakan oleh para stakeholders

Tabel 1.3 Pendekatan Evaluasi

Pendekatan Tujuan Asumsi Metodologi Evaluasi

Semu Menggunakan metode

deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid tentang hasil

kebijakn

Ukuran manfaat atau nilai terbukti dengan sendirinya atau tidak

kontroversial

1. Eksperimentasi sosial 2. Akuntansi sistem

sosial 3. Pemeriksaan sosial 4. Sintesis riset dan

praktik Evaluasi Formal

Menggunakan metode deskriptif untuk

menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil

kebijakan yang secara formal diumumkan

sebagai sasaran program kebijakan

Tujuan dan sasaran dari pengambil kebijakan dan

administrator yang secara resmi diumumkan

merupakan ukuran yang tepat dari

manfaat atau nilai

1. Evaluasi perkembangan

2. Evaluasi eksperimental

3. Evaluasi proses restrospektif

4. Evaluasi hasil retrospektif

Evaluasi Keputusan

Teoritis

Menggunakan metode deskriptif untuk

menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil

kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh

berbagai pelaku kebijakan

Tujuan dan sasaran dari berbagai pelaku yang secara formal diumumkan atau

didiamkan merupakan ukuran

yang tepat dari manfaat atau nilai.

1. Penilaian tentang dapat tidaknya

dievaluasi 2. Analisis untilitas

multivariate

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

1.5.3.3 Metode Evaluasi

Untuk melakukan evaluasi terhadap program yang telah diimplementasikan ada beberapa

metode evaluasi. Menurut Finsterbusch dan Motz (1980: 140-141) menyebut empat metode

evaluasi yang telah diimplementasikan yakni:14

a) Single program after – only evaluasi dilakukan hanya mengidentifikasi kondisi kelompok

sasaran pada saat kebijakan selesai dilakukan.

b) Single program after- before yaitu evaluasi dilakukan dengan membandingkan kondisi

sebelum dan sesudah dari kelompok sasaran tanpa menggunakan kelompok pembanding.

c) Comparative after- only evaluasi kebijakan dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi

kelompok sasaran setelah diimplementasikan dengan kelompok pembanding.

d) Comparative before-after evaluasi kebijakan dilakukan dengan mengidentifikasi

kelompok sasaran dan kelompok pembanding sebelum dan sesudah implementasi

Tabel 1.4 Metode Evaluasi

NO Jenis Evaluasi Pengukuran Kondisi Kelompok sasaran

Kel. Pembanding

Informasi yang diperoleh

Sebelum Sesudah

1. Single program after-only

Tidak Ya Tidak ada Keadaan kelompok sasaran

2. Single program before- after

Ya Ya Tidak ada Perubahan keadaan kelompok sasaran

3. Comparative after- only

Tidak Ya Ada Keadaan kelompok sasaran dan bukan

sasaran 4. Comparative

before- after Ya Ya Ada Efek program terhadap

kelompok sasaran

14Wibawa, Samodra.1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, hal 74

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Sumber: Finsterbusch dan Motz

1.5.3.4 Indikator Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan suatu kebijakan perlu dikembangkan beberapa indikator,

indikator yang dikembangkan oleh Dunn (1994) mencakup lima indikator sebagai berikut:15

NO

Tabel 1.5 Indikator Evaluasi Kebijakan

Kriteria Penjelasan

1 Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai

2 Efesiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai

hasil yang diinginkan?

3 Kecukupan Seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat

memecahkan masalah?

3 Pemerataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan merata

kepada kelompok masyarakat yang berbeda?

4 Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuat preferensi/ nilai

kelompok dan dapat memuaskan mereka?

5 Ketepatan Apakah hasil yang dicapai bermanfaat?

Sumber: Analisis Kebijakan Publik William Dunn

1.5.4 PT-P2WKSS ( Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju

Keluarga Sehat dan Sejahtera)

Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera

(P2WKSS) adalah salah satu program nasional yang diperlombakan untuk meningkatkan

peranan wanita dalam pembangunan yang berupaya untuk mengembangkan sumber daya

manusia dan sumber daya lingkungan untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga

sejahtera dan bahagia dalam rangka pembangunan masyarkat kelurahan dengan perempuan

sebagai penggeraknya.

15 Loc.cit Hal 610

Universitas Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

Tujuan dalam program P2WKSS terbagi atas tujuan umum dan khusus. Tujuan umum

yang ingin dicapai oleh program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat

Sejahtera adalah Meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan dalam rangka

mewujudkan keluarga yang berkualitas.16

a) Meningkatkan status kesehatan perempuan

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam Program Peningkatan Peranan Wanita menuju

Keluarga Sehat Sejahtera ( P2WKSS) adalah :

b) Meningkatkan status pendidikan perempuan

c) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam usaha ekonomi

produktif

d) Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pelestarian sosial budaya dan

lingkungan hidup

e) Meningkatkan peran aktif perempuan dalam pengembangan masyarakat

f) Meningkatkan peran aktif perempuan dalam pemahaman wawasan kebangsaan.

Dasar hukum yang mengatur berjalannya Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita

menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) adalah

• Peraturan Mentri Pemberdayaan Perempuan nomor 2 Tahun 2010 tentang Pedoman

Program Terpadu P2WKSS

• Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan Dan Kesehjahteraan

Keluarga

16

Universitas Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

• Keputusan Walikota Medan Nomor 414.4/458.K/2016 tentang Penetapan Kelurahan

Percontohan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat

Sejahtera tahun 2016-2017 tanggal 06 April 2016

• Keputusan Camat Medan Selayang Nomor 411.4/01/I/SK/MS/2016 tanggal 16 januari

2016 tentang penetapan Kelurahan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita

Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (PT.P2WKSS) Tahun 2016.

• Keputusan Lurah Sempakata Nomor: 414.4/03/I.SK/SPK/2016 tanggal 16 Januari 2016

tentang Penetapan Susunan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju

Keluarga Sehat Sejahtera( PT. P2WKSS) tahun 2016.

1.6 Defenisi Konsep

Kerangka konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial

(Singarimbun,1987:32). Untuk mendapatkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai variabel-

variabel yang akan di teliti dalam defensi konsep yang digunakan dalam pengertian ini adalah:

1. Evaluasi Kebijakan ialah menilai keberhasilan/kegagalan kebijakan berdasarkan indikator-

indikator yang telah ditentukan yaitu: ( Efektivitas, Kecukupan, Pemerataan, Responsivitas,

Ketepatan). Pendekatan evaluasi yang digunakan adalah Evaluasi Formal dengan metode

evaluasi adalah Single Program Before-After.

2. Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera

(P2WKSS) adalah salah satu program peningkatan peranan wanita dalam pembangunan

yang berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan sumber daya lingkungan

untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sejahtera dan bahagia dalam rangka

pembangunan masyarkat kelurahan dengan perempuan sebagai penggeraknya.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB I PENDAHULUANPKK merupakan upaya memandirikan masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan ... Camat Medan Selayang

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan/ memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep serta sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, tehnik

pengumpulan data dan tehnik analisis data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang gambaran umum mengenai objek ataupun lokasi penelitian yang

sehubungan/relevan dengan topik penelitian tersebut.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian di lapangan mengenai evaluasi

pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan

Sejahtera Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang uraian analisis data-data yang akan diperoleh setalah melaksanakan

penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara