82830268-ems-case-3
TRANSCRIPT
Kelenjar Paratiroid
Embriologi
Sebagian besar perkembangan dari kepala dan leher dibentuk oleh lengkung pharyngeal
atau brachial.
Lengkung-lengkung faring ini ada pada minggu ke-4 dan ke-5 dari perkembangan dan
berkontribusi terhadap karakteristik di penampakan external dari embryo.
Lengkung-lengkung ini dipisahkan oleh celah-celah dalam yang merupakan jaringan
mesenkim.
Kantung-kantung pharyngeal tampak sepanjang dinding lateral dari pharyngeal gut,
bagian cranial dari foregut.
Kantung-kantung ini berpenetrasi ke mesenkim sekitar, tapi tidak membuat hubungan
langsung dengan external clefts.
Embryo manusia memiliki 5 pasang pharyngeal pouches.
Kantung Faring ke-3
Dalam minggu ke-5, epitel sayap dorsal kantung ke-3 berdiferensiasi menjadi glandula
parathyroidea inferior.
Sedangkan sayap ventralnya membentuk thymus.
Kedua primordium kelenjar ini terputus hubungannya dengan dinding faring dan thymus
kemudian bermigrasi kearah kaudal dan medial, sambil menarik glandula parathyroidea
bersamanya.
Jaringan parathyroid pada kantung ke-3 pada akhirnya terletak di permukaan dorsal
kelenjar thyroid dan memebentuk glandula parathyroidea inferior.
Kantung Faring ke-4
Epitel sayap dorsal kantung ini membentuk glandula parathyroid superior
Ketika kelenjar parathyroid tidak berhubungan dengan dinding faring, kelenjar ini
menempelkan diri ke kelenjar thyroid yang bermigrasi ke kaudal dan akhirnya, terletak
pada permukaan dorsal kelenjar ini sebagai kelenjar parathyroid super
Anatomi
Kelenjar paratiroid biasanya terletak di bagian luar kapsul tiroid pada bagian tengah
permukaan posterior dari masing-masing lobus kelenjar tiroid.
Superior parathyroid glands, biasanya terletak 1cm diatas point of enry of the inferior
thyroid arteries ke kelenjar tiroid.
Inferior parathyroid glands, biasanya terletak 1cm inferior terhadap arterial entry point.
Kebanyakan orang mempunyai 4 kelenjar paratiroid
Kira-kira 5% orang mempunyai lebih; beberapa henya mempunyai 2 kelenjar paratiroid.
Superior parathyroid glands posisinya lebih konstan daripada inferior parathyroid
glands, biasanya pada batas inferior dari cricoid cartilage.
Inferior parathyroid glands biasanya dekat inferior pole dari kelenjar tiroid, tapi mereka
terletak pada posisi yang bervariasi. Pada 1-5% orang, inferior parathyroid glands terletak di
superior mediastinum.
Arteri pada kelenjar paratiroid : inferior thyroid artery, karena dia yang menyuplai
bagian posterior dari kelenjar tiroid, dimana paratiroid berada. Disuplai juga oleh cabang dari
superior thyroid arteries; thyroid ima arteries; atau laryngeal, tracheal, dan esophageal artery.
Parathyroid vein mengalir ke thyroid plexus of veins dari kelenjar tiroid dan trachea.
Lymphatic vessel dari paratiroid mengalir dari kelenjar tiroid ke deep cervical nodes dan
paratracheal lymph nodes.
saraf yang menyuplai kelenjar paratiroid sangat banyak; itu adalah berasal dari tiroid
cabang dari cervical sympathetic ganglia.
Histologi
a. Terdapat dalam simpai jaringan ikat yang memisahkannya dengan kelenjar tiroid.
b. Septa halus yang menjalar ke dalam dari kapsula membawa pembuluh darah dan sedikit
serat saraf ke dalam kelenjar.
c. Jaringan ikat simpai dan septa mengandung sel lemak yang jumlahnya bertambah seiring
dengan bertambahnya usia.
d. Memiliki 4 lobus yang masing – masing 2 lobus di kiri dan 2 lobus lagi di bagian kanan.
e. Terdapat 2 macam jenis sel :
1. sel principal / chiff cell : sel yang berukuran kecil dan asidofilik. Serta dapat
menghasilkan / mensekresikan PTH (paratthormon) yang dalam bentuk aktifnya
adalah polypeptide.
2. sel oxifil : sel yang berkuran 2x lebih besar dibandingkan dengan sel principal / cheff
cell dan asidofilik. Banyak sekali mitokondria di sitoplasmanya. Namun apabila
dilihat dari fungsinya masih belum jelas.
Parathyroid Glands
L : Lymphocytes
P : Parathyroid gland
S : The septa
T : Thyroid gland
Kuehnel, Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy © 2003 Thieme
Ket:
1 Oxyphilic cell
2 Main light cell
3 Connective tissue
Stain: azan; magnification: × 400
Kuehnel, Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy © 2003 Thieme
Ket:
1 Oxyphilic cell
2 Main light cell
3 Connective tissue
Stain: azan; magnification: × 400
Parathyroid Hormone (PTH)
Sekresi PTH diatur ketat ole kada Ca2+ darah. Untuk itu agar sensitive terhadap kadar
Ca2+ darah dan untuk meregulasi PTH sekresi , Parathyroid sel memiliki high level expresion
dari extracelullar calcium sensing sensing receptor (CaR)
CaR merupakan G protein couple reseptor yang merupakan seven trans membran
spanning domains. CaR memiliki distribusi yang luas yaitu di otak,kulit,usus halus, C cell dan
lain-lain
Regulasi sekresi PTH
Dalam regulasi kadar PTH darah tidak mempengaruhi sintesis PTH namun
mempengaruhi Release dar PTH. Bila kadar Ca2+ darah tinggi maka degradasi PTH
meningkat. Namun bila Ca2+ darah menurun maka degradasi PTH diturunkan sehingga
hormon yang dilepaskan ke darah meningkat.
Konsentrasi Ca2+ darah turun
Aktivasi CaR
Aktivasi G protein coupled reseptor
Aktivasi enzyme phospolipase C Aktivasi Phopolipase A2
PIP2 terhidrolisasi
Diacyl Glycerol(DAG) IP3 Berikatan dengan RE
Pelepasan Ca2+ dari RE ke cytoplasma
Activasi Protein kinase menstimulasi pelepasaaArachidonic acid
Aktivasi leukotrine
Stimulasi Degradasi PTH
PTH release turun
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi sekresi PTH
1. Plasma phospate
Meningkatnya plasma phospate menyebabkan tingginya Ca2+ yang terikat sehingga
tidak memberikan efek. Oleh karena itu saat plasma phospate meningkat maka sekresi
PTH ditingkatkan.
2. Magnesium level
Keseimbangan magnesium sangat berkaitan erat dengan kalsium. Fungsi magnesium
pada parathyroid gland adalah sebagai intraselullar signal stimulus ion, yang berfungsi
dalam proses eksositosis dari hormon PTH. Jika kadar magnesium kurang maka akan
mengganggu proses eksositosi. Namun peran magnesium lebih kecil dibandingkan
regulasi oleh calsium.
3. Vitamin D
Fungsi dari active vitamine D adalah untuk absorbsi dari calsium di usus. Bila kadar
vitamin D active meningkat maka calsium darah akan meningkat dan akan mengurangi
dari sekresi PTH.
4. Cathecolamine
Cathecolamine akan berikatan dengan beta adregenik reseptor pada C cell yang
menstimulasi sekresi PTH.
Sintesis PTH
PTH merupakan 84 asam amino peptide. Gennya berlokasi pada chromosome
11.Gen ini mengkode prekursor PTH yang disebut preprohormon. Preprohormon terdiri
dari: PTH mature+29 asam amino, 29 asam amino tesebut terdiri dari 23 asam amino
sebagai signal sequence+6 prohormone sequence.
Transkripsi terjadi di dalam inti
Menghasilkan mRNA untuk mensintesi preprohormone
Lalu ke ribosom mengalami translasi,
Terbentuk preprohormone
Dengan bantuan 23 signal sequence asam amino,
Preprohormone masuk kedal reticulum Endoplasma
signal peptidase di RE memecah 23 signal sequence
Dari PTH mature dan prohormone
Mature PTH dan prohormone yang tersisa
Pergi ke Golgi Complex
Di Golgi,Prohormone dipecah dari PTH mature
oleh enzyme furin.
PTH mature dibungkus kedalam sekretory vesicle
Siap untuk di eksitosis
Mechanisme of Action PTH
Pth memiliki dua jenis reseptor yaitu:
1. PTH-1 dapat diaktivasi olet PTH dan PTHrP
2. PTH-2 hanya dapat diaktivasi oleh PTH
PTHrP
Struktur PTHrp berbeda dengan PTH, hanya memiliki 13 asam amino. Dan berasal dari
gen yang berbeda
PTHrp benyak diproduksi di jaringan fetal dan adult
Memiliki efek yang sama dengan PTH ditulang dan ginjal
Dibutuhkan untuk pertumbuhan normal sebagai pengatur proliferasi dan mineralisasi
chondrocyte dan sebagai pengatur calcium placental transport.
PTHrp dapat disintesis oleh tumor tertentu
PTH-1 reseptor terdapat di kidnay dan bone.dan merupakan seven transmembran
spanning domain. PTH dan PTHrP memiliki afinitas yang sama terhadap pengikatan di PTH-
1.
PTH berikatan pada bagian Large extraselullar domain pada reseptor PTH
Aktivasi G protein
Gs Gq
Activasi adenyl cyclase aktivasi phospolipase c
Hidrolisasi PIP2 merubah ATP CAMP
DAG(diacyl Glicerol) IP3
Berikatan dengan RE
Ca2+ dari RE keluar ke cytoplasma
Activasi protein kinase c aktivasi protein kinase A
Phosporilasi protein
Transkripsi protein
Menyebabkan perubahan di dalam selPhysiological efect dari PTH
Target organ yang utama PTH adalah Tulang, ginjal dan intestine
1. Tulang
PTH meningkatkan reabsorpsi Ca2+ dari tulang dengan cara meningkan produksi
osteoclast yang mature.
PTH berikatan dengan PTH -1di osteoblast
Menstimulasi ekspresi reseptor activator of nuclear factor kB ligand(RANKL)
Di cell surface
RANKL berikatan dengan RANK , yang merupakan
Cell surface protein pada osteoclast percusor.
Pengikatan RANK ke RANKL menyebabkan
Teraktivasinya transkripsi dan differensisasi dari osteoclast perkursor
Mature osteoclast
Pengikatan PTH menyebabkan penurunan dari Osteoprotegerin yang merupakan
protein yang disekresikan oleh osteoblast yang berfungsi untuk regulasi, yaitu dengan
cara menghambat pengikatan RANK dengan RANKL
2. Pada ginjal
PTH meningkatkan reabsorbsi Ca2+ dari dista tubul dengan cara meningkatkan Ca2+
channel pada apical membran tubulus distalis, sehingga banyak Ca2+ yang
terreabsorpsi.
PTH juga meningkatkan eksresi dari phospat di ginjal. PTH juga meningkatkan
aktivasi 1a –hydroxylase,enzyme yang mengaktifkan vitamin D
3. Pada intestinal mukosa
Akibat meningkatnya vitamin D menyebabkan peningkatan absorpsi Ca 2+ pada
intestinal.
Metabolisme dan clearence PTH
PTH yang disekresikan oleh gland memiliki waktu paruh 2-4 menit. PTH biasanya
dimetabolisme pada hati dan ginjal pada asam amino nomor 33-34 dan 36-37 untuk
memproduksi asam amino terminal fragment dan carboxyl terminal fragment. Kemudian
dieksresikan kedalam urine di ginjal.
MAGNESIUM
♣ Pada orang dewasa, sekitar 54% total magnesium di tubuh adalah bagian dari matrix tulang
sebagai garam magnesium.
♣ Sisanya, 46% sebagai ion magnesium (Mg2+) di cairan intraceccular (45%) dan cairan extracellular
(1%)
♣ Fungsinya : Mg2+ adalah cofactor untuk enzim tertentu yang dibutuhkan untuk metabolisme
karbohidrat dan protein dan untuk pompa Natrium-Kalium. Mg2+ penting untuk aktivitas
neuromuscular normal. Sekresi PTH bergantung pada Mg2+.
♣ Konsentrasi Mg2+ dalam plasma rendah, hanya 1,3-2,1 mEq/L
♣ Ginjal meningkatkan ekskresi Mg2+ di urin dalam merespon hypercalcemia, hypermagnesemia,
peningkatan dalam cairan extracellular, penurunan PTH, dan acidosis.
♣ Kondisi sebaliknya menurunkan renal excretion of Mg2+.
CALCIUM
☼ Kalsium adalah mineral yang paling banyak di dalam tubuh
☼ Sekitar 98% kalsium pada orang dewasa berlokasi di skeleton dan gigi, dimana dia
dikombinasikan dengan fosfat untuk membentuk crystal lattice dari garam mineral.
☼ Di dalam plasma kalsium mempunyai 3 bentuk:
o Ion kalsium (Ca2+) : 50%
o Protein bound Ca : 40%
o Membentuk ikatan kompleks dengan fosfat dan sitrat : 10%
☼ Fungsi :
Extracellular : excitation-contraction coupling di jantung dan otot lain, synaptic
transmission dan fungsi lainnya di nervous system, platelet aggregation, coagulation, dan
sekresi hormone dan regulator lainnya dengan cara exocytosis.
Intracellular : regulasi pembelahan sel, kontraksi otot, motilitas sel, membrane
trafficking, dan sekresi.
☼ Homeostasis kalsium
o Penurunan jumlah Ca2+ menstimulasi chief cell paratiroid, menyebabkan peningkatan
pelepasan parathyroid hormone (PTH)
o PTH berikatan pada reseptor di osteoclast dan menstimulasi produksi factor yang mengambil
dan mengaktifkan osteoclast untuk meningkatkan resorpsi tulang dan melepaskan kalsium
ke sirkulasi.
o Di ginjal, PTH meningkatkan reabsorpsi Ca2+ dan ekskresi Pi di urin.
o PTH juga menstimulasi hydroxylation 25-hydroxyvitamin D3 untuk membentuk
viamin D yang aktif (calcitriol)
o Vitamin D meningkatkan absorpsi dietary Ca2+ di usus dan rebsorpsi Ca2+ yang telah di filtrasi
di renal.
o Di tulang, vitamin D meningkatkan jumlah osteoclast dan menstimulasi resorpsi tulang, yang
menyebabkan peningkatan pelepasan Ca2+ ke sirkulasi.
o Peningkatan ion Ca2+ bebas akan menurunkan pelepasan PTH dari kelenjar paratiroid,
menurunkan aktivasi vitamin D di ginjal, dan menstimulasi sel parafolikular dari kelenjar
tiroid untuk melepaskan hormone kalsitonin.
o Kalsitonin efeknya berlawanan dengan PTH. Kalsitonin menginhibit aktivitas osteoclast,
menurunkan resorpsi tulang dan meningkatkan ekskresi Ca2+ di renal; menyebabkan
penurunak Ca2+.
o PTH, kalsitriol dan kalsitonin bekerja bersama-sama untuk mempertahankan kadar Ca2+
dalam plasma dalam batas normal.
Ca2+
Chief cell
release of PTH (↑)
PTH berikatan dengan reseptor reabsorpsi Ca2+ menstimulasi hyndoxilation
& menstimulasi factor yg meng- di urin (↑) 25-hyndoxivitamin D3
Ambil & aktivasi osteoclast
Vitamin D aktif (calcitriol)
Bone resorption & melepaskan
Ca2+ ke sirkulasi (↑)
Intestinal absorption (↑) renal reabsorption (↑) jumlah osteoclast
& stimulasi bone
Resorption (↑)
Release Ca2+ ke
Sirkulasi (↑)
Ca2+
PTH (↓), aktivasi vitamin D & stimulasi sel parafolikular (↓)
Calsitonin
Inhibit osteoclast activity, bone resorption (↓) & renal Ca2+ excretion (↑)
Fungsi kalsium, dan hubungannya dengan kontraksi pada hipokalsemia.
Kalsium dalam darah memiliki banyak fungsi yang cukup vital. Karena itu kadar kalsium dalam
darah selalu dijaga agar tetap berada pada batasan normal. Fungsi kalsium sendiri diantaranya :
- sebagai transmisi sinaptic
- agreagasi platelet
- koagulasi
- sekresi hormon dan regulator dengan eksositosis
- kontraksi otot
- second messenger
- struktur tulang dan gigi
Pada keadaan hipokalsemia, maka akan terjadi pemindahan kalsium dari intrasel ke extrasel
untuk mencapai keseimbangan kembali. Pengeluaran 1 kalsium, akan diimbangi dengan masuknya 3
natriumklorida. Akibatnya membran sel mengalami hipereksitabilitas, dan mempermudah terjadinya
aksi potensial dengan memperkecil jarak treeshold. Sehingga neuron akan terdepolarisasi dan
terjadilah aksi potensial secara spontan. Keadaan ini selanjutnya akan menyebabkan kontraksi
spasm, twitches, maupun tetani.
Etiologi Tetani.
- Hipokalsemia.
- Defisiensi vitamin D
- Hipomagnesemia.
Pada keadaan hipomagnesemia akan mengurangi sekresi hormon paratiroid yang dipicu oleh
magnesium. Kurangnya hormon paratiroid ini akan mengurangi reabsorpsi kalsium di ginjal dan
resorpsi kalsium di tulang, sehingga kadar kalsium darah akan turun. Begitu juga pada kekurangan
vitamin D yang fungsinya seperti hormon paratiroid.
HORMON KALSITONIN
Hormon kalsitonin (CT) berfungsi untuk menurunkan kadar Ca²+ dan HPO² dalam darah
dengan menghambat resorpsi tulang oleh osteoclast dan dengan mempercepat pengambilan
kalsium dan fosfat ke matrix tulang.
SINTESIS
Kalsitonin merupakan sel neuroendokrin yang berasal dari ultimobranchial body yang bersatu
dengan lobus posterior tiroid membentuk sel C.
Gen CT (CALC-1) pada manusia berada pada lengan pendek dari kromosom 11, mengandung 6
exon dan melalui sambungan exon tersebut mengkode 2 produk peptide yang berbeda.
Sambungan 4 exon pertama membentuk mRNA pengkode CT, dan terbentuk di sel C tiroid.
Sambungan 3 exon pertama dengan exon ke 5 dan 6 membentuk mRNA pengkode calcitonin
gene-related peptide (CGRP), terbentuk jaringan neural (CNS).
MEKANISME AKSI DI SEL TARGET
Kalsitonin mengurangi konsentrasi kalsium paling sedikit dengan 2 cara;
1. Berlangsung dengan cepat,caranya pengurangan kerja absorsi osteoklast dan mungkin
efek osteolitik dari membran osteotik di seluruh tulang,sehingga menggeser
keseimbangan pengendapan kalsium sesuai dengan cepatnya pertukaran garam garam
kalsium tulang .
2. Berlangsung panjang, penurunan pembentukan osteoklast yang baru,juga akibat
resorpsi osteklastik mengarah secara sekunder kepada aktivitas osteoblastik, jumlah
osteoklast ditekan diikuti oleh jumlah penekanan osteoblast.oleh karena itu dalam
jangka waktu panjang, hasil akhirnya pengurangan aktivitas osteoklastik dan osteoblastik
besar akibatnya tidak ada proses pemanjangan ion kalsium yang bermakna artinya,efek
terhadap kalsium plasma bersifat sementara, paling lama bertahan beberapa jam
sampai beberapa hari.
EFEK
Pada tulang, calcitonin berperan langsung ke osteoclast untuk menghambat resorpsi
tulang. Calcitonin secara langsung dan cepat menghambat motilitas osteoclast,
mencegah diferensiasi osteoclast, menghilangkan ruffled border osteoclast,
menghambat aktifitas sekretori osteoclast dan dalam waktu lama, dapat menurunkan
jumlah osteoclast dalam tulang.
Pada ginjal, calcitonin meningkatkan ekskresi Ca²+ di urine, dan menghambat reabsorpsi
kalsium di tubulus.
Hubungan Calcitonin dengan PTH dan efeknya;
Calcitonin menurunkan kadar Ca2+ dalam darah dengan cara :
☼ menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas (sel pemecah matrix tulang)
☼ mempercepat uptake Ca2+ ke dalam matrix tulang ekstraselular
☼ meningkatkan ekskresi Ca2+ ke urine
PTH meningkatkan kadar Ca2+ dalam darah dengan cara :
meningkatkan aktivitas osteoklas dalam resorpsi tulang
meningkatkan reabsorpsi Ca2+ pada ginjal
meningkatkan ekskresi phosphate ke urine
menstimulasi pembentukan calcitriol yang berfungsi meningkatkan absorpsi Ca2+ pada
usus
Jadi, calcitonin dan PTH memiliki aksi yang berlawanan, sehingga keduanya disebut memiliki efek antagonis
Hipercalcemi
Definisi
Hypercalcemia yaitu kelebihan kalsium dalam darah, dimana manifestasinya berupa
kelelahan kelemahan otot, depresi, anoreksia, nausea dan konstipasi.
Clinical Features
Hipercalcemia ditandai dengan berbagai sign and symptom :
Mechanism
Hipercalcemia dapat terjadi karena mekanisme :
(1) Peningkatan resorpsi tulang
(2) Peningkatan absorpsi kalsium pada gastrointestinal
(3) Penurunan eksresi kalsium dari ginjal
Mekanisme pertahanan tubuh melawan hipercalcemia :
Ginjal memegang peranan penting dalam proses adaptasi hipercalcemia, yaitu
dengan eliminasi calcium. Eliminasi kalsium ini merupakan efek yang ditimbulkan
dari kombinasi filtered load calcium dan supresi PTH.
Hipercalcemia dapat merusak glomerular filtration, menurunkan konsentrasi urin
dan cenderung membuat dehidrasi.
Jalur alternative eliminasi kalsium adalah dengan cara deposisi calcium sebagai
calcium phosphate atau garam lainnya di tulang atau jaringan lunak (soft tissue)
Disorders causing Hypercalcemia (etiology)
1. Primary Hyperparathyroidism
Disebabkan oleh sekresi PTH yang berlebih.
Angka kejadiannya 42 : 100.000
Prevalensinya 4 : 1.000 wanita diatas 60 tahun
Etiologinya :
Single parathyroid adenoma (80%)
Primary hyperplasia of parathyroid (15%)
Parathyroid carcinoma (1-2%)
Pathogenesis :
Parathyroid adenoma
25% sporadic adenoma disebabkan oleh delesi kromosom yang
melibatkan chromosome 11q12-13 yang berakibat hilangnya gen
suppressor tumor, MENIN.
40% parathyroid adenoma disebabkan oleh hilangnya allelic
chromosome 1p (1p32pter)
4% disebabkan oleh inverse kromosom 11 yang berakibat timbulnya
rearrangement. Rearrangement ini menimbulkan overekspresi PRAD 1
oncogene. Hal ini menimbulkan proliferasi yang abnormal dan produksi
PTH yang berlebihan.
Parathyroid hyperplasia
Terjadi karena hilangnya 1 alel dari gen MENIN sehingga terjadi mutasi
pada gen tersebut, yang disebut MEN-1
Parathyroid hyperplasia juga dapat terjadi karena activation mutation
dari gen RET, disebut MEN-2
Dapat juga disebabkan familial isolated hyperparathyroidism yang
dikarenakan mutasi germline gen MENIN
Parathyroid carcinoma
Parathyroid carcinoma ini memperlihatkan hilangnya retinoblastoma
suppressor gen, Rb dan regulator cell cycle lainnya (misalnya hilangnya
suppressor tumor suppressor gen p53)
2. Malignancy-Associated Hypercalcemia
Penyebab hiperkalsemia kedua.
Insidensinya 15 : 100.000 per tahun
Sangat jarang terjadi dan pasien yang bertahan sangat sedikit.
3. Sarcoidosis and Other Granulomatous Disorders
Sarcoidosis adalah retikulosis granulomatosa sistemik yang kronik progresif tanpa
sebab yang jelas, ditandai dengan tuberkel keras.
Ini terjadi karena peningkatan level 1,25 (OH)2D → peningkatan absorpsi kalsium
di Intestine dan metabolism vitamin D yang abnormal
Jaringan lymphoid dan pulmonary macrophage memiliki aktifitas 25 (OH)D 1-
hydroxylase yang tidak dimiliki orang normal. 1-hydroxylase ini tidak
mengekspresikan 24-hydroxylase yang bertanggung jawab atas katabolisme dan
clearance ginjal.
Adapun granulomatous disease lain yang berhubungan dengan metabolism
vitamin D yang abnormal, antara lain :
Tuberculosis
Berylliosis
Disseminated coccidiomycosis
Histoplasmosis
Leprosy
Pulmonary eosinophilic granulomatosis
4. Endocrinopathies
Ditandai dengan suppresi PTH dan serum phosphor diatas normal serta kadar
serum alkaline phosphatase dan urinary hydroxyl proline yang meningkat
Thyrotoxicosis
Hipercalcemia ditemukan pada 10% pasien thyrotoxycosis.
Hal ini terjadi karena hormon thyroid memiliki efek meningkatkan bone
resorpsi yang menyebabkan tingginya status turnover yang menyebabkan
mild osteoporosis.
Hipercalcemia akan semakin parah seiring dengan keparahan
thyrotoxicosis
Adrenal Insufficiency
Hypercalcemia dapat merupakan ciri dari acute adrenal crisis dan respon
cepat dari terapi glukortikoid
5. Endocrine Tumors
Hypercalcemia pada pasien pheochromocytoma biasanya merupakan manifestasi
sindrom MEN-2A.
40% tumor mensekresi VIP (VIPomas) yang mungkin mengaktifkan PTH/PTHrP
reseptor.
6. Thiazide Diuretics
Administrasi thiazide dan diuretic seperti chlorthalidone, metolazone dan
indapamide dapat meningkatkan kadar serum calcium
7. Vitamin D dan Vitamin A
Hypervitaminosis D
Hypercalcemia dapat terjadi pada pasien yang menkonsumsi vitamin D dalam
dosis besar baik untuk terapi maupun secara tidak sengaja
Hypervitaminosis D menyebabkan regulasi vitamin D meningkat yang
meningkatkan kadar kalsium dan kadar PTH.
Adapun sign and symptom dari intoxication vitamin D : lemah, lethargy, sakit
kepala, nausea, polyuria serta hypercalcemia hypercaciuria.
Hypervitaminosis A
Vitamin A dapat menstimulus resorpsi tulang, namun mekanismenya tidak
jelas, hal ini yang menyebabkan hiperkalsemia
Konsumsi vitamin A yang berlebihan menyebabkan peningkatan resorpsi
tulang, yang dapat menimbulkan osteoporosis dan fraktur, hypercalsemia,
hyperostosis, hepatospleenomegaly dengan hypertrophy sel lemak.
8. Milk-Alkali Syndrome
Konsumsi kalsium dalam jumlah besar diikuti dengan absorbable alkali dapat
menyebabkan hypercalcemia dengan alkalosis, kerusakan renal dan
nephrocalcinocis (pengendapan kalsium fosfat dalam tubulus ginjal akibat
insuffisiensi ginjal).
Pathogenesisnya belum dapat dimengerti.
9. Miscellaneous Conditions
Immobilization
Pasien yang tidak dapat bergerak dapat mengalami resorpsi tulang karena
tingginya turnover tulang namun tidak digunakan
Acute Renal Failure
Hal ini terjadi karena kerusakan pada ginjal dan ginjal tidak dapat
mensekresikan kalsium, dengan baik.
Hipocalcemia
Hipocalcemia adalah kondisi yang dikarakterisasikan dengan kurangnya calcium pada
Extracelullar Fluid dalam jumlah yang besar.
Chronic hypocalcemia dapat diakibatkan :
o Kegagalan sekresi PTH
o Kegagalan responsive PTH
o Defisiensi vitamin D
o Resistensi vitamin D
Hypocalcemia acute paling sering terjadi akibat konsekuensi dari respon adaptive yang
berlebihan seperti pada rhabdomyolysis (putusnya serat otot lurik), dimana phosphate
yang putus mengisi ECF dan phosphate akan mengikat calcium, sehingga calcium
fungsional dalam darah berkurang.
Clinical Features
Sebagian besar sign and symptom hypocalsemia terjadi akibat peningkatan exitability
neuromuscular, seperti : tetany, paresthesia (perasaan kesemutan), seizure (kejang) dan
organic brain syndrome atau karena deposisi kalsium di jaringan lunak (soft tissue),
seperti : katarak, kalsifikasi basal ganglia.
a. Manifestasi Neuromuskular
Perubahan kadar ion calcium dalam ECF menyebabkan efek fisiologis yang
ekstrim. Normalnya, homeostasis calcium dijaga dalam rentang yang sangat
ketat, sehingga jika terdapat sedikit perubahan, maka efeknya akan sangat
ekstrim.
Salah satu manifestasi neuromuscular hypocalcemia adalah tetany. Tetany
adalah keadaan terjadinya kontraksi tonik dari otot secara spontan. Biasanya
terjadi jika kadar kalsium dalam darah < 9 mg/dl. Tetany akan dijelaskan
kemudian secara terperinci.
Tetany kadang disertai dengan adanya tingling paraesthesia (baal, kesemutan,
kebas) di jari dan sekitar mulut, tapi yang paling klasik adalah carpopedal spasm.
Carpopedal spasm ini adalah adduksi ibu jari yang diikuti dengan fleksi sendi
metacarpophalangeal, ekstensi sendi interphalangeal dan fleksi pergelangan
tangan yang menimbulkan postur main d’accoucher. Hal ini menimbulkan rasa
sakit.
Efek paling berbahaya dari tetany adalah laryngospasm, yang menimbulkan
kesulitan dalam bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Tetany dapat
terlihat dengan electromyography (EMG).
Bila kadar kalsium hanya turun sedikit (7-9 mg/dL) maka akan terjadi latent
tetany, yang dapat ditest dengan chvostek’s sign dan Trousseau’s sign
Hipokalsemia merupakan predisposisi terhadap timbulnya kejang local maupun
umum
Adapun efek terhadap Central Nerve System :
Pseudotumor cerebri
Papilledema (edema optic disc)
Kebingungan
Kelelahan
Organic brain syndrome
Kalsifikasi basal ganglia
Retardasi mental (pada 20% anak dengan chronic hypocalcemia)
Manifestasi lain Hipokalsemia
(1) Cardiac effects
Penundaan repolarisasi dengan perpanjangan interval QT. Dapat terjadi kerusakan
excitation-contraction coupling dan gagal jantung.
(2) Ophthalmologic effects
Dapat menyebabkan subscapsular cataract. Keparahan bergantung pada durasi dan
level hypocalsemia.
(3) Dermatologic effects
Kulit seringkali kering dan rapuh
Causes of Hypocalcemia
1. Hypoparathyroidism
Dapat disebabkan oleh surgical, autoimmune, familial atau idiopathic
Ciri hypoparathyroid : hypocalcemia, hyperphosphatemia dan kadar PTH yang
rendah atau tidak ada sama sekali.
Surgical Hypoparathyroidism
Penyebab paling sering dari hypoparathyroidism adalah operasi di leher,
dengan pemindahan atau destruksi kelenjar parathyroid. Operasi tersebut
antara lain : operasi kanker, total thyroidectomy dan parathyroidectomy.
Tetany muncul setelah 1-2 hari operasi, pada 50% pasien pulih kembali
karena devitalized parathyroid remnant telah menerima supply darah lagi
dan mensekresi PTH lagi. Pada beberapa pasien, hypocalcemia baru timbul
beberapa tahun setelah operasi.
Idiopathic Hypoparathyroidism
Polyglandular Syndrome
Berhubungan dengan chronic mucocutaneus candidiasis dan primary
adrenal insufficiency. Syndrome ini dikenal dengan Autoimmune
Polyendocrine Syndrome type I (PAS I). Disebabkan oleh mutasi pada
autoimmune regulator (AIRE) yang merupakan faktor transkripsi yang
terlibat dalam fungsi endokrin dan imunitas.
Syndrome ini biasanya muncul pada anak-anak (5-9 tahun), disusul
beberapa tahun kemusian dengan onset candidiasis, disusuk beberapa
tahun kemudian dengan hypoparathyroidism lalu adrenal insufficiency.
Isolated Hypoparathyroidism
Adanya circulating parathyroid antibodies (autoimmune disease) pada
isolated atrophy parathyroid gland
Autoantibody parathyroid ini melawan CaR (calcium sensing receptor)
diparathyroid, antibody yang berikatan ke reseptor menyebabkan PTH
tidak disekresi.
Familial Hypoparathyroidism
Jarang terjadi
Kelainan ini ditransmisikan secara autosomal dominant atau autosomal
rescessive.
Pada autosomal recessive, terjadi mutasi pada gen PTH.
Pada autosomal dominant, terjadi aktifasi mutasi pada CaR gen yang
memediasi supresi sekresi PTH.
Neonatal Hypoparathyroidism
Merupakan bagian dari DiGeorge Syndome (dysmorphia, cardiac defect,
immune deficiency, hypoparathyroid) karena microdelesi pada kromosom
22q11.2
HDR syndrome (hypoparathyroid, sensorineural deafness, renal anomalies)
karena kehilangan copy of GATA 3 transcription factor.
Magnesium Depletion (Kehilangan Megnesium)
Dapat menyebabkan hypoparathyroid karena magnesium dibutuhkan
untuk stimulus coupling pada proses sejresi PTH
2. Pseudohypoparathyroidism (PHP)
Merupakan heritable disorder dari ketidakresponan sel target terhadap hormon
parathyroid.
Manifestasinya : hypocalcemia, hyperphosphate tetapi kadar PTH meningkat
dan pasien tidak responsive terhadap PTH
Terdapat 2 type pseudohypoparathyroidism berdasarkan asal prental mutant
allel :
(a) PHP type 1A
Resistensi multihormonal disertai dengan Albright’s hereditary
osteodystrophy (AHO), suatu kelainan somatic fenotip.
Kehilangan fungsi satu alel yang mengkode gen pengaktifkan G protein
α subunit (Gsα) atau GNASI membuat resistensi yang melibatkan 3
hormon :
PTH : memperlihatkan manisfestasi klinis hypocalcemia,
hypophosphatemia dan PTH meningkat
TSH : biasanya ringan
LH/FSH : dimanifetasikan dengan hypergonadotropik
hypogonadisme pada wanita
Albright Syndrome memiliki karakter : defect skeletal dan
pertumbuhan. Seperti : pendek, obesitas, tulang metacarpal atau
metacarpal pendek serta mental deficit.
(b) PHP type 1B
Resistensi terhadap PTH, namun tidak disertai somatic phenotype.
Kadar G protein α subunit (Gsα) atau GNASI normal, namun terdapat
mutasi.
Resistensi hormon yang terjadi hanya pada PTH
Manifestasi klinis : hypocalcemia, hyperphosphate dan secondary
hyperparathyroidism.
3. Defisiensi vitamin D
Terjadi karena tidak cukup terpapar matahari, nutrisi yang tidak cukup atau
malabsorbsi.
Konsumsi obat-obatan yang dapat mengaktifkan katabolisme vitamin D seperti
phenytoin dan Phenobarbital dapat memperparah defisiensi vitamin D
4. Vitamin D-Dependent Rickets (VDDR) Type I
Disebut juga pseudovitamin D deficiency
Merupakan autosomal recessive disease yang jarang terjadi. Mutasi terjadi pada
gen 25(OH)D 1-hydroxylase.
Pasien tidak merespon vitamin D pada dosis rendah, tetapi merespon dalam
dosis pharmacologic atau calsitriol dalam dosis fisiologis.
5. Vitamin D-Dependent Rickets (VDDR) Type II
Disebut juga hereditary 1,25 (OH)2 D3 resistance ricket
Disebabkan inaktifasi mutasi pada gen VDR. Lokasi mutasi menentukan
keparahan penyakit.
Selain menunjukkan defisiensi vitamin D, pasien juga menunjukkan alopecia
(kebotakan)
6. Hypocalcemic Disorder lainnya
Hypoalbuminemia dapat menyebabkan low total serum calcium. Hal ini
dikarenakan penurunan bound fraction dari calcium, namun free calcium tetap
normal.
VITAMIN D
Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang dapat disintesis dari plant-derived precursors
(prekursor yang diturunkan dari tumbuhan) atau melalui cahaya matahari dari cholesterol-
derivated precursors (prekursor yang diturunkan dari kolesterol) yang ditemukan pada kulit.
Vitamin D yang aktif merupakan produk hasil 2 tahapan hidroksilasi (yang terjadi pada hati dan
ginjal) dari prekursornya, yaitu cholecalciferol (vitamin D3) dari kulit dan ergocalciferol (vitamin
D2) dari makanan.
Cholecalciferol diproduksi dalam kulit oleh radiasi sinar UV dari 7-dehydro-cholesterol, yaitu
sebuah inert precursors (prekursor yang tidak berdaya/tidak aktif).
Previtamin D3 diisomerasi menjadi vitamin D3 dan ditransport dalam sirkulasi dengan berikatan
pada vitamin D-binding protein.
Vitamin D3 dan vitamin D2 ditransport ke liver, di sana akan mengalami tahap pertama
pengaktifannya. Terjadi hidroksilasi pada rantai 25 (C-25) menjadi 25-hydroxycholecalciferol
[25(OH)D3], disebut sebagai prehormone yang merupakan bentuk utama dari vitamin D yang
bersirkulasi.
Tahap kedua adalah aktivasi prehormone yang terjadi di ginjal dengan hidroksilasi pada rantai 1
(C-1) menjadi vitamin D yang aktif, yaitu calcitriol atau 1,25-dihydroxycholecalciferol
[1,25(OH)2D3], oleh enzim 1α-hydroxylase. Enzim tersebut aktivitasnya distimulasi oleh PTH.
Produksi vitamin D yang aktif di bawah pengaruh level Ca2+ dalam darah. Level Ca2+ yang tinggi
dalam darah akan menghambat hidroksilasi pada rantai 1, dan malah menghidroksilasi rantai 24,
sehingga menghasilkan vitamin D yang tidak aktif, yaitu 24,25-dihydroxycholecalciferol
[24,25(OH)2D3].
Vitamin D yang aktif ini akan meningkatkan kadar Ca2+ dalam darah dengan cara meningkatkan
absorpsi Ca2+ pada usus, meningkatkan resorpsi tulang, dan meningkatkan reabsorpsi Ca2+ pada
ginjal. Nantinya, vitamin ini akan menekan aktivitas 1α-hydroxylase, sehingga menurunkan
sintesisnya sendiri dan meningkatkan sintesis 24,25(OH)2D3. Vitamin ini juga akan menekan
pelepasan PTH.
Vitamin D meningkatkan kadar kalsium darah melalui tiga mekanisme;
Ginjal
o Meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus proximal dan distal.
o Meningkatkan reabsorpsi fosfat di tubulus proximal.
o Menghambat aktivitas 1a-hydroxylase.
Tulang
Secara langsung menstimulasi aktivitas osteoblas untuk meningkatkan massa dan
kasifikasi tulang. Kelainan dari reabsorpsi atau aktivitas vitamin D dapat menyebabkan
kelemahan tulang (rickets pada anak-anak atau osteomalacia pada orang dewasa). Jika hal
ini berkenaan dengan penyakit ginjal, maka disebut renal osteodystrophy.
Usus
Aksi utama vitamin D adalah menstimulasi absorpsi aktif kalsium dan fosfat di dalam
duodenum dan jejunum. Mekanisme tepatnya belum jelas, tetapi vitamin D meningkatkan
sintesis calcium-binding protein di dalam sel intestinal. Kerjanya di dalam usus mengambil
waktu yang lama untuk menghasilkan efek, jadi tidak benar-benar meningkatkan kadar
kalsium.
Hubungan Vitamin D dengan Fungsi Hati dan Ginjal
Senyawa vitamin D
- Beberapa senyawa yang asalnya dari sterol termasuk dalam kelompok vitamin D.
- Dari kelompok ini, yang paling penting adalah vitamin D3 yaitu kolekalsiferol.
- Sebagian besar bahan ini dibentuk di dalam kulit sebagai akibat dari radiasi sinar ultraviolet
matahari pada 7- Dehidrokolesterol.
- Akibatnya, pemaparan terhadap sinar matahari yang cukup akan mencegah timbulnya defisiensi
vitamin D.
- Senyawa vitamin D tambahan yang terdapat pada makanan identik dengan kolekalsiferol yang
dibentuk pada kulit.
Peranan vitamin D dalam absorpsi kalsium dan fosfat
- Vitamin D mempunyai efek yang kuat dalam meningkatkan absorpsi ca2+ dari saluran
pencernaan.
- Vitamin D ini juga mempunyai efek yang penting terhadap deposisi tulang dan reabsorpsi
tulang.
- Vitamin D sendiri sebenarnya bukan merupakan bahan aktif yang dapat meimbulkan efek
melainkan harus diubah melalui serangkaian reaksi didalam hati dan ginjal menjadi bahan aktif
yaitu 1,25-dihidroksikolekalsiferol yang juga disebut 1,25-(OH)2-D3.
Pengaktifan vitamin D3
Kolekalsiferol (vitamin D3)
Hati
penghambat
25-Hidroksikolekalsiferol
Ginjal
aktivasi
Hormon paratiroid
1,25-Dihidroksikolekalsiferol
epitel usus
Protein ATPase yang fosfatase
pengikat dirangsang alkali
kalsium kalsium
penghambat
Absorpsi kalsium dari usus
Konsentrasi ion ca2+ plasma
Keterangan :
o Konversi kolekalsiferol menjadi 25-Hidroksikolekalsiferol di dalam hati dan
pengaturan umpan balik
♣ Tahap pertama dari pengaktifan kolekalsiferol adalah mengubah kolekalsiferol
menjadi 25-hidroksikalsiferol.
♣ Proses ini terjadi didalam hati
♣ Proses ini sangat terbatas sebab 25-hidroksikolekalsiferol mempunyai efek
penghambat umpan balik terhadap konversi reaksi.
♣ Efek umpan balik ini sangat penting karena 2 alasan berikut
1. Mekanisme umpan balik dengan sangat tepat mengatur konsentrasi 25-
hidroksikolekalsiferol di dalam plasma. Vitamin D3 yang masuk dapat berubah beberapa
kali, tetapi konsentrasi 25hidroksikolekalsiferol tetap dalam persentase nilai rata-rata
normal. Tingkat pengaturan umpan balik yang tinggi ini dapat mencegah kerja yang
berlebihan dari vitamin D apabila jumlah vitamin D yang ada terlalu banyak
2. Pengaturan pengubah vitamin D menjadi 25-hidroksikolekalsiferol dapat menghemat
vitamin D yang disimpan dalam hati untuk kebutuhan selanjutnya, sebab sekali fitamin ini
diubah maka 25-hidroksikalsiferol berda di dalam tubuh hanya selama beberapa
minggu,sedangkan vitamin D dapat disimpan di dalam hsti selama beberapa bulan
lamanya
o Pembentukan 1,25 Dihidroksikolekalsiferol dalam Ginjal dan pengaturan oleh
hormon paratiroid
Pengubahan 25-hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25-Dihidroksikolekalsiferol di dalam
tubulus proksimal ginjal.
Bahan yang terakhir merupakan bentuk vitamin D yang paling aktif,oleh karena itu
bila tidak ada ginjal maka vitamin D kehilangan semua efektivitasnya.
Pengubahan 25-hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25-dihidroksikolekalsiferol
membutuhkan hormone parathyroid.
Bila hormone parathyroid tidak ada, maka hampir tidak ada sama sekali 1,25-
dihidroksikolekalsiferol yang terbentuk.
OLeh karena itu, hormone parathyroid ini mempunyai pengaruh yang penting dalam
menentukan efek fungsional dari vitamin D didalam tubuh.
o Efek konsentrasi ion kalsium terhadap pengaturan pembentukan 1,25-
dihidroksikolekalsiferol
Konsentrasi 1,25-dihidroksikolekalsiferol plasma dipengaruhi secara terbalik oleh
konsentrasi kalsium plasma.
Ada 2 alasan yaitu :
1. Ion ca2+ sendiri mempunyai efek yang kecil dalam mencegah pengubahan 25-
hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25-dihidroksikolekalsiferol.
2. Bila konsentrasi ion ca2+ dalam plasma meningkat diatas ³-10 mg/dl maka kecepatan sekresi
hormone parathyroid sangat tertekan.
- Bila konsentrasi kalsium dalam plasma sangat tinggi maka
pembentukan1,25dihidroksikolekalsiferol sangat tertekan
- Kurangnya 1,25-dihidroksikolekalsiferol ini selanjutnya mengurangi absorbsi
kalsium dari usus, tulang, dan tubulus ginjal.Sehingga menyebabkan kembalinya
konsentrasi ion kalsium ke nilai normal lagi.
o Efek hormonal dari 1,25-Dihidroksikolekalsiferol pada epitel usus dalam
meningkatkan absorbsi kalsium
☻ 1,25-Dihidroksikolekalsiferol sendiri dapat berfungsi sebagai suatu jenis hormone yang dapat
meningkatkan absorbsi kalsium dalam usus
☻ Caranya meningkatkan pembentukan suatu protein pengikat kalsium pada sel epitel
usus,protein ini berfungsi pada brush border sel epitel usus untuk mengangkut kalsium
kedalam sitoplasma sel dan kalsium ini selanjutnya bergerak melewati membrane basolateral
dengan cara difusi pasif.
☻ Protein ini tetap ada didalam sel selama beberapa minggu sesudah 1,25-
dihidroksikolekalsiferol dikeluarkan dari tubuh,sehingga menimbulkan pemanjangan
efek absorbsi kalsium.
Jadi hubungan vitamin D dengan fungsi ginjal dan hati yaitu ginjal dan hati merupakan tempat
pembentukan vitamin D yang tidak aktif menjadi vitamin D yang lebih aktif.
Refleks
Mekanisme Refleks
Refleks merupakan cara kedua yang dilakukan oleh spinal cord untuk melakukan
homeostasis melalui hubungan dengan beberapa pusat refleks. Refleks itu sendiri cepat, automatis,
tidak terprediksi aksinya terjadi sebagai respon stimulasi particular. Refleks terbagi menjadi :
Refleks spinal : refleks yang dihasilkan oleh spinal cord gray matter, seperti patelar refleks.
Cranial refleks : refleks yang dihasilkan oleh brain stem , seperti pergerakan bola mata
Somatic refleks yaitu kontraktilitas dari otot-otot skeletal
Autonomic refleks, terjadi pada otot jantung, kelenjar, otot polos, urination, menjalankan
fungsi-fungsi seperti pada denyut jantung, pencernaan, dan defecasi.
Saraf mengantarkan impulsenya masuk dan keluar ke sistem saraf pusat mengikuti jalan
yang spesific. Jalan ini diikuti oleh impuls saraf menghasilkan sebuah refleks yang disebut sebagai
circuit refleks (reflexs arc), yaitu:
1. Sensory receptor merespon stimulus dengan memproduksi reseptor potensial
2. Sensory neuron menerima impuls dari sensory receptor dan menyampaikannya ke interneuron
3. Intergrating center/inter neuron 1/lebih region di dalam CNS yang meneruskan impuls dari
sensory neuron ke motor neuron
4. Motor neuron axon mengkonduksi impuls dari inter neuron ke efektor
5. Effector otot atau kelenjar yang merespon motor nerve impuls
MEKANISME UMUM KONTRAKSI OTOT
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Membuka Ca2+ canal yang pertama.
2. Di setiap ujung, saraf mensekresikan substansi Neurotransmitter (Asetyl Kolin)dalam jumlah sedikit.
3. Asetil Kolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak canal melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membran.
4. Terbukanya canal memungkinkan sejumlah besar ion Natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melaliu pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan Retikulum Sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion Kalsium yang telah tersimpan di dalam retikulum ini.
7. Ion-ion Kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain dan menghasilkan proses kontraksi.
8. Setelah lebih dari satu menit, ion Kalsium dipompa kembali ke dalam Retikulum Sarkoplasma oleh pompa membran Kalsium dan ion-ion ini tetap disimpan dalam Retikulum Sarkoplasma sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion Kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
INTERAKSI 1 FILAMEN MIOSIN, 2 FILAMEN AKTIN, DAN ION-ION KALSIUM UNTUK MENIMBULKAN KONTRAKSI
1. Sebelum kontraksi mulai terjadi, kepala cross bridge berikatan dengan ATP. Aktivitas ATPase dari kepala miosin segera memecah ATP tetapi menyebabkan hasil pemecahan, ADP dan ion Fosfat, terikat pada kepala. Pada keadaan ini, bentuk kepala memanjang secara tegak lurus ke arah filamen aktin tetapi masih belum melekat pada aktin.
2. Bila kompleks troponin-tropomiosin berikatan dengan ion-ion Kalsium, bagian aktif pada filamen aktin menjadi tertekuk dan kepala miosin kemudian berikatan dengan bagian ini.
3. Ikatan antara kepala cross bridge dan bagian aktif filamen aktif menyebabkan perubahan bentuk kepala, yaitu kepala menekuk ke arah lengan side polar. Kedudukan ini memberikan Power Stroke untuk menarik filamen aktin. Energi yang mengaktifkan Power Stroke adalah energi yang dsimpan oleh perubahan bentuk pada kepala bila molekul ATP telah dipecah sebelumnya.
4. Begitu kepala side polar menekuk, keadaan ini menyebabkan pelepasan ADP dan ion Fosfat yang sebelumnya melekat pada kepala. Di tempat perlekatan ADP, terikat molekul ATP yang baru. Ikatan ATP baru ini kemudian menyebabkan terlepasnya kepala dari aktin.
5. Setelah kepala terpisah dari aktin, molekul ATP yang baru dipecah untuk memulai siklus baru, yang menimbulkan suatu Power Stroke yang baru.
TETANY
Definisi
Tetany yaitu sindrom yang bermanifestasi sebagai fleksi tajam sendi pergelangan tangan dan
kaki (spasme kapopedal), kedutan otot, kram, dan kejang, akibat hipereksitabilitas kalsium
ekstraseluler yang terionisasi, terjadi pada hipofungsi paratiroid, defisiensi vitamin D, dan alkalosis
serta sebagai akibat memakan garam alkalin.
Peka rangsang berlebihan pada saraf dan otot yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi
Ca terionisasi ekstraseluler yang mungkin disertai kondisi tertentu. Dapat menyerang otot
ekstremitas atas dan bawah hingga dapat terjadi:
Spasme karpopedal
Parestesia (sentuhan abnormal seperti rasa terbakar, tertusuk/kesemutan seringkali tanpa
adanya rangsangan dari luar
Kadang terjadi stridor laryngeal (pernafasan bernada tinggi & kasar)
Tes diagnostic
− Chvostec sign
− Trousseau test
Sign and symptom
Gangguan emosi
Perubahan kulit, rambut, kuku dan gigi
Kulit jadi kasar, kering dan bersisik
Rambut dan alis serta bulu mata menjadi hilang atau ber-bercak-bercak
Kuku jadi tipis dan rapuh disertai alur transversal
Katarak timbul dalam beberapa tahun(bila tidak diobati)
Treatment
Pemberian garam Ca dan vit.D untuk menaikkan absorpsi Ca dalam usus
Garam Ca di peroleh dalam bentuk kalsium glikonat atau laktat atau kalsium klorida
gr Ca glukonat atau laktat per hari
Vit.D 50.000-150.000 unit/hari
Kombinasi Ca dan vit.D yang sesuai sampai Ca serum dapat di pertahankan dalam batas
normal
Tetani Akibat Hipokalsemia
Konsentrasi ion kalsium dalam CES turun sampai di bawah normal
↓
System saraf secara progresif menjadi semakin peka sebab penurunan konsentrasi ion
↓
kalsium menyebabkan permeabilitas membrane saraf terhadap ion natrium meningkat
↓
Timbul perangsangan potensial aksi dengan mudah
Konsentrasi ion kalsium plasma kira-kira 50% di bawah normal
↓
Serat-serat saraf perifer menjadi sangat tereksitasi
↓
Serat saraf mulai terangsang secara spontan
↓
Mulai penjalaran impuls saraf ke otot rangka perifer
↓
Kontraksi otot tetanik
Chvostek’s Sign
Definisi
Chvostek’s Sign yaitu spasme otot-otot wajah, yang ditimbulkan dengan mengetok
nervus facialis di daerah glandula parotidea.
Tujuan:
untuk menegakkan diagnsotik hyppocalcemia pada pasien.
Prosedur:
Macam-macamnya untuk chvostek’s sign:
Chvostek I: mengetuk pada facial nerve pada titik spesifik di wajah. Titik ini lokasinya
0,5 – 1 cm dibawah prosesus zygomatic dari temporal bone, 2 cm anterior daun
telinga, dan sepanjang garis dengan sudut mandibul.
Chvostek II: mengetuk pada lokasi yang berbeda di wajah. Titik ini berlokasi pada
garis gabungan zygomatic dan ujung mulut, 1/3 jarak dari zygoma.
Interpretasi:
Terjadi kontraksi pada ipsilateral otot wajah, rangsangan terhadap stimulasi neuromuscular
disebabkan hypocalcemia.
Patofisiologi:
Mekanisme untuk chvosteks’s sign yaitu untuk melibatkan stimulasi direct mechanical dari
motor fiber di facial nerve. Yang mana pada akhirnya memberikan refleks chvostek’s sign.
Differenial diagnosis:
kondisi lain yang menimbulkan chvostek’s sign meliputi diphteria, rickets, measles, scarlet
fever, whooping cough, dan myxedema. Hampir 25% bisa juga terjadi pada orang yang
sehat.
Trousseau’s Sign
Definisi
Trousseau’s Sign yaitu kontraksi spasmodik otot yang dicetuskan oleh penekanan
nervus yang mempersarafi otot tersebut; terlihat pada tetani.
Tujuan
untuk menegakkan diagnostik hypocalcemia pada pasien.
Prosedur
Munculnya carpopedal spasm setelah beberapa menit (3 menit) memompa
sfigmomanometer dengan tekanan diatas sistolik. Pembendungan arteri brachialis.
Interpretasi
Kontraksi otot meliputi fleksi pergelangan tangan dan metacarpophalangeal joints,
hiperekstensi jari, dan fleksi jempol pada telapak tangan (main d’accouheur). Hal ini terjadi
disebabkan hypocalcemia.
Patofisiologi
Mekanisme untuk Trousseau’s sign yaitu meningkatkan respon saraf di lengan
bawah dan lengan atas, yang mana kemudian mengakibatkan kontraksi otot. Kondisi ini
dirangsang oleh ischemia oleh sfigmomanometer.
Differential diagnosis:
Hypomagnesemia juga dapat menimbulkan Trousseau’s sign.
Electromyography (EMG)
Definisi:
Electromyography (EMG) adalah sebuah tes untuk mengevaluasi dan mencatat sinyal
aktivasi otot. EMG dilakukan dengan menggunakan alat disebut electromyograph, untuk
menghasilkan sebuah recording yang disebut electromyogram.
Tujuan:
Pemeriksaan pada terjadinya lemah otot yang belum diketahui. EMG dapat membedakan
kondisi otot, yang mana kelemahan otot yang disebabkan oleh gangguan otot dan
kelemahan otot yang disebabkan oleh kelainan saraf. EMG juga dapat digunakan untuk
memisahkan tingkat iritasi dan kerusakan saraf.
Persiapan tes:
Pasien dilarang menggunakan krim atau lotion.
Prosedur:
Jarum elektroda dimasukkan melalui kulit kedalam jaringan otot. Tiap elektroda hanya bisa
memberikan gambaran aktivitas otot yang diperiksa, karena otot rangka terpisah. Beberapa
elektroda harus ditempatkan pada lokasi yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang
akurat. Kemudian pasien diminta untuk mengkontraksikan ototnya. Setiap muscle fiber yang
berkontraksi akan menghasilkan action potential (perubahan electrical potential) yang mana
digambarkan pada electromyogram. Bentuk action potential memberikan informasi
mengenai kemampuan otot untuk merespon ketika saraf distimulasi. Ukuran muscle fiber
mempengaruhi frekuensi dan amplitudo action potential.
Interpretasi:
Jaringan otot saat istirahat secara normal inaktif secara elektrik. Setelah jarum dimasukkan,
electromyography seharusnya mendeteksi tidak adanya aktivitas yang abnormal (saat otot
istirahat seharusnya tenang secara elektrik, dengan perkecualian di area neuromuscular
junction, yang mana akan aktif normal secara elektrik ketika otot berkontraksi secara sadar,
action potential mulai terlihat). Karena kekuatan otot meningkat, muscle fiber akan banyak
memproduksi action potential.
Perasaan saat dites:
Muncul rasa nyeri dan tidak nyaman ketika elektroda dimasukkan, tetapi biasanya tes akan
selesai tanpa muncul kesulitan. Setelah dites, otot mungkin terasa nyeri dan memar untuk
beberapa hari.
Resiko:
Pendarahan dan infeksi pada bagian yang ditusuk.
Parmakologi Property Vitamin
Vitamin D adalah suatu secosteroid yang diproduksi di kulit dari 7-dehydrocholesterol di bawah pengaruh UV radiation. Selain itu, vitamin D terbagi menjadi dua, yaitu D3 (cholecalciferol) yang bersifat natural dan D2 (ergocalciferol) yang bersifat plant derivade. Yang membedakan keduanya adalah ikatan ganda yang terdapat di rantai C22-C23 pada ergocalciferol.
Mekanisme Aksi
Vitamin D merupakan lipid soluble dan diabsorbsi di usus, serta diinduksi oleh calsium binding protein. Selanjutnya dihidroksilasi di liver menjadi 25-hydroxyvitamin D atau D (25[OH]D). Selain itu juga akan dimetabolisme di ginjal menjadi secalciferol dan calciferol. Reseptornya sendiri berada di tulang, usus, dan ginjal. Sedangkan fungsinya sendiri untuk meregulasi Ca dengan menstimulus reabsorbsi Ca di ginjal, usus, dan tulang.
Indikasi
Rickets, hipophosphatemia, hipocalcemia, hipoparatiroidisme, dan osteoporosis.
Kontraindikasi
Hipersensitifitas vitamin D, hipercalcemia, hiperparatiroidisme, hipervitaminosis D, dan gagal ginjal.
Interaksi Obat
Antacid, anticonvulvan, digoxin, dll.
Dosis
Kebutuhan sehari-hari 400-800 IU, terkadang untuk osteoporosis lebih besar. Sedangkan untuk deficiency vitamin D, 5000 IU, dan hipoparatiroid : 50.000-200.000 atau 1,25-5 mg.1111`1`1
Perempuan, 28 th
↓
Predisposisi
↓
Absent PTH due to Surgical Hyphoparathyroidin
↓
PTH X
↓
Vit D aktive ↓↓
↓
↓↓ absorpsi Ca2+
Di intestine & renal
Osteoclast ↓↓ Absorpsi Ca2+ direnal ↓↓
↓ Eksresi phospate
↓↓ bone resorpsion
Ca 2+ didarah ↓↓ ↑↑phospate di darah
↓ ↓
Hypocalcemia Ca2+ didarah
↓ banyak berpotongan
Gangguan excitabilitas dengan phospate
↓
Hyperexcitabilitas
Numbness tingling prolong painful muscle cramp trosseaus sign choustek sign