74395576 laporan pralin drying jadiiiiiiiiii
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Kamis, 29
April 2010
Peralatan Industri Pukul : 11: 00 s.d
selesai
Dosen : Ir. Ade Iskandar
Asisten :
1. Oktavia L
F34061939
2. Pramita Sari A.P
F34063050
DRYING EQUIPMENT
Oleh :
Puja Dwi Sari F34080005
Anastasia Christina F34080090
2010
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama yang dihadapi oleh petani saat musim
hujan adalah proses pengeringan hasil panen. Kadar air awal
yang cukup tinggi dan cuaca yang tidak mendukung sering
menjadi kendala yang sangat sulit dihadapi. Hal ini membuat
petani harus mengalami kerugian karena harus menjual hasil
penen dengan harga rendah akibat tingginya kadar air bahan
yang dikandung bahan. Agar hasil pertanian tetap bertahan
dalam jangka waktu yang lama maka perlu dilakukan
pengeringan dengan menggunakan teknologi sehingga tidak
bergantung lagi pada cuaca. Pada industri yang mengolah hasil
pertanian, proses pengeringan menjadi suatu proses yang
penting.
Pengeringan merupakan upaya untuk mengurangi
kandungan air pada bahan hingga tercapainya kadar air yang
seimbang dengan lingkungan sekitar. Tujuan proses
pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga
memperlambat laju kerusakan bahan oleh mikroorganisme.
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan
pengeringan antara lain suhu,tekanan, dan mekanisme
perpindahan bahan.
Peralatan pengeringan dibagi atas dua bagian yaitu alat
pengeringan bahan padat dan alat pengeringan bahan cair. Alat
pengeringan ini sangat penting dalam sebuah industri sehingga
bahan baku yang digunakan tidak cepat rusak dan produksi
dapat berjalan dengan lancar. Maka dari itu praktikum drying
equipment ini perlu diadakan. Dalam praktikum ini akan dibahas
tiga contoh alat pengeringan yaitu spray dryer, tray dryer dan
drum dryer.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari berbagai jenis
mesin pengering seperti tray dryer,spray dryer dan drum dryer
yang meliputi penampakan mesin dan spesifikasi masing –
masing mesin, membedakan masing – masing mesin sesuai
dengan fungsi, kapasitas dan karakteristik bahan yang dapat
ditangani oleh mesin tersebut dan mempelajari cara
pengoperasian mesin dan aplikasinya dalam industri.
II. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spray
dryer, tray dryer, drum dryer, oven dan pisau. Sedangakan
bahan yang digunakan adalah singkong dan maltodekstrin.
B. Metode
Peralatan yang pertama digunakan adalah tray dryer.
Pertama, disiapkan 2 kg singkong lalu dislicer dengan ketebalan
yang berbeda (tipis dan tebal). Kemudian diambil sampel untuk
dihitung kadar air awal. Lalu singkong dikeringkan pada tray
dryer yang dibagi pada rak atas, tengah dan bawah selama 1
jam. Setelah itu, diambil sampel pada masing – masing
ketebalan dan posisi rak untuk dilakukan uji kadar air.
Pada spray dryer, langkah pertama yang dilakukan adalah
dibuat larutan maltodekstrin dengan dua buah konsentrasi yang
berbeda. Lalu dikeringkan kedua larutan tersebut dengan spray
dryer. Setelah itu ditimbang serbuk halus dan kasar pada spray
dryer dari masing –masing larutan.
Alat pengering yang ketiga yaitu drum dryer. Pertama,
dibuat larutan maltodekstrin dengan dua konsentrasi berbeda.
Lalu dikeringkan dengan menggunakan drum dryer. Kemudian
ditimbang berat akhir dan dihitung rendemennya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Spesifikasi
Tray dryer :
Pilot Plant Type : ITHU
Engginering & Equipment Gmbh AnsluBwert :
Kw
6072 Dreicich. West Germany
Nenntemperatur : 120˚
H.ORTH GmbH Nutzraum : 2.64 m³
Masch.Verfah renstchnik Gesant
dampfraun : 2.88 m³
D-6700 Ludwighhafen Stomart : 3PH
Baujahr : 1981 Spanniung : 220/380
VcH
Fabr. Mr : 2193/1
Frischluftwechset/min:4.94 m³
Hochstzulasige Losemittelmenge
Fitur
Tray dryer : terdapat rak-rak (trayer) yang
tersusun , pada bagian atasnya terdapat
alat pengatur suhu, dan terdapat udara
panas yang mengalir kedalam tray
dryer.
Mini Spray dryer : terdapat selang yang digunakan
untuk mengalirkan bahan kedalam lat,
terdapat tabung yang dialiri panas dan
menyemprotkan bahan, terdapat blower
untuk mengalirkan bahan yang sudah
kering ke tabung siklon, terdapat
tempat penampung produk. Selain itu
juga terdapat pengatur suhu inlet yaitu
suhu dalam tabung penyedot dan suhu
outlet yaitu suhu bahan setelah
dikeringkan.
Double Drum dryer : terdapat dua drum yang berisi
uap panas, terdapat boiler yang
digunakan untuk menghasilkan uap
panas.
Fungsi
Tray dryer berfungsi untuk mengeringkan bahan padat
yang terdiri dari rak – rak yang tersusun dari atas
sampai bawah. Spray dryer berfungsi untuk
mengeringkan bahan cair dengan cara penyemprotan
bahan. Sedangkan drum dryer berfungsi untuk
mengeringkan bahan dalam bentuk cair dengan memutar
drum yang berisi uap panas.
Bahan yang diproses
Tray drayer mengeringkan singkong sedangkan spray
dryer dan drum dryer mengeringkan larutan
maltodekstrin.
Data Pengamatan
Bobot singkong awal : 2,02 kg
Bobot bagian yang dapat dimakan : 1,605
Bobot kulit singkong : 0,4
a. Tray dryer
Bagian Ketebalan
Bobot awal(kg)
Bobot akhir (kg)
Kadar air
awal (%)
Kadar air
akhir (%)
Rendemen (%)
Sebelum dikeringkan
- -
65,76 %
- -
Atas Tipis 0,31 0,205 34,31 66,13Tebal 0,3 0,22 39,93 73.33
Tengah
Tipis 0,21 0,125 41,86 59,52
Tebal 0,265 0,195 49,52 73,58Bawah Tipis 0,260 0.21 45,25 80,77
Tebal 0,235 0,170 47,04 72,34
b. Spray dryer (Maltodekstrin)
Konsentrasi
Kadar air awal (%)
Kadar air akhir (%)
Rendemen (%)
20 % 81.4 26.07 32,0230 % 72.1 24,30 33,70
c. Drum dryer (Maltodekstrin)
Konsentrasi
Kadar air awal (%)
Kadar air akhir (%)
Rendemen (%)
3 % 97% 23.39 % 24,11
B. Pembahasan
Mikroorganisme membutuhkan air untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakannya. Jika kadar air dikurangi,
pertumbuhan mikroorganisme akan diperlambat. Dehidrasi akan
menurunkan tingkat aktivitas air (water activity)
(aw) yaitu jumlah air yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakannya), berat dan volume
pangan. Prinsip utama dari dehidrasi adalah penurunan kadar
air untuk mencegah aktivitas mikroorganisme. Pada banyak
produk, seperti sayuran, terlebih dahulu dilakukan proses
pengecilan ukuran (misalnya diiris) sebelum dikeringkan.
Pengecilan ukuran akan meningkatkan luas permukaan bahan
sehingga akan mempercepat proses pengeluaran air. Sebelum
dikeringkan, bahan pangan sebaiknya diblansir untuk
menginaktifkan enzim yang dapat menyebabkan perubahan
warna pangan menjadi coklat.
Pengeringan adalah sebuah proses dimana kelembaban
dari suatu bahan dikurangi agar rasa, dan bentuk tetap terjaga
dengan meningkatnya kemampuan untuk disimpan lebih lama
dan juga kemudahan dalam pengangkutannya. Pengeringan
adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan penguapan melalui
penggunaan energi panas. Kandungan air tersebut dikurangi
sampai batas tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat
tumbuh lagi didalamnya.
Pengeringan merupakan proses pengeluaran air dari suatu
bahan pertanian menuju kadar air keseimbangan dengan udara
sekeliling atau pada tingkat kadar air dimana mutu bahan
pertanian dapat dicegah dari serangan jamur, enzim, dan
aktifitas serangga. Menurut Masters (1979), pengeringan adalah
pengurangan sebagian kandungan air dalam bahan dengan cara
termal, sedangkan proses pengeringan meliputi fenomena
penghantaran panas dan massa secara serempak.
Variabel- variabel yang mempengaruhi pengeringan
adalah suhu udara, kelembaban udara, kecepatan udara, kadar
air awal dan kadar air akhir bahan. Selain itu, proses
pengeringan juga merupakan proses perpindahan panas dari
sebuah permukaan benda sehingga kandungan air pada
permukaan tersebut menjadi berkurang. Perpindahan panas
dapat terjadi karena adanya perbedaan temperatur yang
signifikan antara dua permukaan. Perbedaan temperature ini
ditimbulkan oleh adanya aliran udara panas di atas permukaan
benda yang akan dikeringkan yang memiliki temperature lebih
dingin. Aliran udara panas merupakan fluida kerja bagi sistem
pengeringan. Komponen aliran udara yang mempengaruhi
proses pengeringan antara lain kecepatan, temperatur, tekanan
dan kelembaban relative. Proses pengeringan sebuah produk
makanan membutuhkan waktu untuk mendapatkan produk
kering yang diinginkan.
Uap air panas dapat menguapkan sejumlah air dalam
produk. Dimana, penguapan ini berbanding lurus dengan
bertambahnya waktu pemanasan. Namun demikian,
bertambahnya waktu kapasitas proses penguapan air justru
berkurang yang disebabkan telah menurunnya temperature
aliran udara panas dan naiknya kelembaban relative udara,
sehingga udara panas menjadi jenuh dan tidak dapat lagi
menguapkan air. Karena itu, pengeringan dengan aliran udara
panas harus disediakan udara dalam jumlah besar agar kualitas
produk yang dikeringkan sesuai dengan yang diharapkan.
Constant rate period diartikan sebagai kondisi
pengeringan konstan yang mampu menjelasakan persamaan
proses pengeringan. Selama kondisi ini berlangsung, kandungan
air akan mengumpul di permukaan produk yang akan
dikeringkan disebabkan laju difusi ke permukaan benda lebih
cepat dari laju penguapannya serta sifat produk yang tidak
mempengaruhi pengeringan. Laju pengeringan pada kondisi ini
dibedakan menjadi dua mekanisme perpindahan panas, yaitu
konduksi dan konveksi.
Pada pengeringan konveksi, panas yang dibutuhkan untuk
menguapkan kandungan air dari produk diberikan oleh suhu
pada permukaan yang mendekati suhu wet bulb dari udara
masuk. Besarnya laju pengeringan ditunjukkan dengan
persamaan :
M=[hA(Ta-Ts)]/hfg
Proses perpindahan panas yang lain ialah perpindahan
panas secara konduksi. Pada pengeringan secara konduksi
panas, suhu permukaan produk yang dikeringkan akan
mendekati suhu titik didih dari udara masuk.
Proses pengeringan hasil pertanian dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu pengeringan alami dan pengeringan
buatan. Pengeringan alami dengan penjemuran atau
mengangin-anginkan disuatu tempat. Pengeringan buatan
dengan memberikan panas buatan kepada udara pengering.
Panas tersebut biasanya berasal dari pembakaran. Bahan bakar
yang umum digunakan adalah bahan bakar minyak dan biomas.
Pengeringan buatan dengan alat mekanis seperti packed bad
dryer, rotary dryer, spray dryer, tunnel dryer, freeze dryer dan
lain sebagainya. Pengeringan yang dilakukan dengan alat
pengering mekanis memerlukan waktu yang relatif lebih singkat
dibandingkan dengan pengeringan alami. Hal ini dikarenakan
udara yang dipanaskan memiliki kapasitas muat lebih besar jika
dibandingkan dengan udara yang berasal dari atmosfir.
Proses pengeringan terbagi dalam tiga kategori yaitu :
1. Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan
langsung di bawah tekanan atmosfer. Pada pengeringan
ini panas dipindahkan menembus bahan, baik dari udara
maupun dari permukaan yang dipanaskan.
2. Pengeringan hampa udara. Panas dipindahkan secara
konduksi dan terjadi lebih cepat pada tekanan rendah.
3. Pengeringan beku. Uap disublimkan keluar dari bahan
pangan beku.
Berdasarkan jenis bahan yang dikeringkan, mesin
pengering dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pengering bahan padat dan pasta yang meliputi pengering
rak, pengering konveyor, engering rotary, pengering flash, dan
pengering Fluidezed Bed
b. Pengering bahan cair yang meliputi Spray dryer dan Drum
dryer.
Faktor-faktor utama berpengaruh pada kecepatan
pengeringan dari suatu bahan pangan adalah sifat fisik dan
kimia bahan, pengaturan geometris bahan dalam pengering,
sifat-sifat fisik dari lingkungan dan karakteristik alat pengering.
Sifat fisik dan kimia bahan meliputi bentuk, ukuran, komposisi
dan kadar airnya. Pengaturan geometris bahan berhubungan
dengan permukaan alat atau media perantara pemindah panas.
Sifat-sifat fisik lingkungan dan karakteristik pengering meliputi
suhu, kelembaban, kecepatan udara dan efisiensi pemindahan
panas (Breman, 1974).
Pada proses pengeringan diperlukan adanya pergerakan
udara pengering yang berfungsi untuk mengambil uap disekitar
tempat penguapan, sebagai penghantar panas ke dalam bahan
yang dikeringkan, sebagai sumber zat pembakar dan sebagai
tempat membuang uap yang telah diambil dari tempat
pengeringan (Wirakurtusumah,1989).
Pada umumnya pengeringan (drying) zat padat berarti
pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat,
sehingga mengurangi kandungan sisi zat cair di dalam zat padat
itu sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima. Pengeringan
biasanya merupakan langkah terakhir dari sederetan operasi.
Kandungan zat cair di dalam bahan yang dikeringkan berbeda
dari satu bahan ke bahan lain. Zat padat yang dikeringkan
biasanya terdapat dalam berbagai bentuk serpih (flake), butiran
(granula), kristal, serbuk, lempeng, slab, atau lembaran
sinambung (continuous sheet) dengan sifat sifat yang mungkin
sangat berbeda satu sama lain. Zat cair yang diuapkan mungkin
terdapat pada permukaan, maupun di dalam zat padat. Misalnya
pemisahan zat pelarut dari lembaran polimer, atau sebagian
diluar, sebagian didalam.
Umpan terhadap beberapa pengering mungkin berupa zat
cair dimana zat padat itu melayang sebagai partikel, atau
mungkin pula berbentuk larutan. Hasil pengeringan ada yang
tahan terhadap penanganan kasar dan lingkungan yang sangat
panas, tetapi ada pula yang memerlukan penanganan hati-hati
pada suhu rendah atau sedang.
Salah satu jenis alat pengering bahan padat ialah tray
dryer. Tray dryer (pengering rak) adalah suatu kamar atau
lemari tertutup dimana nampan-nampan diletakkan di atas
nampan yang lainnya pada suatu dudukan. Bahan yang
dikeringkan bisa berupa bahan yang cair ataupun bahan padat.
Prinsip kerja tray dryer adalah mendapatkan profil kadar air
sebagai fungsi posisi dan waktu untuk berbagai posisi bahan,
mendapatkan suhu operasi pengeringan bahan yang
optimum,mendapatkan nilai koefisien perpindahan massa (ky)
dan koefisien difusivitas efektif (De) serta mendapatkan korelasi
empiris hubungan antara koefisien perpindahan massa (ky)
dengan variable proses yang mempengaruhinya.
Mekanisme kerja pada tray dryer adalah dengan
mengalirkan udara panas melalui sebuah saluran serupa blower.
Udara panas ini akan berinteraksi dengan permukaan bahan,
sehingga bahan akan menguapkan kadar airnya. Akumulasi uap
air kemudian dikeluarkan melalui saluran yang sama. Pada
proses ini terdapat dua perpindahan panas yaitu koduksi dan
konveksi. Konduksi terjadi pada nampan atau rak bahan
sedangkan konveksi terjadi pada aliran udara panas. Efisiensi
tray dryer dipengaruhi oleh dua hal yaitu luas permukaan bahan
dan rak dan kontak udara panas dengan bahan. Semakin luas
permukaan bahan atau rak makan efisiensi makin tinggi. Akan
tetapi jika kontak antara udara panas dengan bahan kurang
maka uap air yang diupkan akan semakin sedikit.
Pada tray dryer, setiap produk ditempatkan pada rak-rak
yang tersusun sedemikian rupa, sehingga dapat dikeringkan
dengan sempurna. Kelembaban relatif udara merupakan faktor
pembatas kemampuan udara menguapkan air dari produk,
dapat diperhatikan dengan mengatur pemasukan dan
pengeluaran udara ked an dari alat pengering melalui sebuah
alat pengalir ( Batty, 1983 ).
Tray dryer menyerupai oven dalam ukuran yang besar.
Dalam sebuah industri, hal ini disebabkan karena bahan yang
akan dikeringkan dalam jumlah yang besar. Berikut ini adalah
gambar tray dryer yang terdapat di Seafast Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor :
Gambar : Tray dryer
Pada percobaan dilakukan pengujian pengeringan
terhadap singkong. Bobot awal singkong yang akan dikeringkan
ialah 20,02 kg. Bobot bagian yang dapat dimakan ialah 1, 605
kg. Artinya, sebanyak ± 0,4 kg bagian singkong yang tidak
dapat dimakan. Kadar air bahan pada awalnya ialah 65,76%,
sedangkan setelah pengeringan kadar air bahan menjadi
berkisar 35-47%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
pengurangan kadar air sebesar 30-35%.
Kadar air akhir singkong tipis lebih rendah daripada
singkong tebal. Hal ini berarti ketebalan bahan juga
mempengaruhi pengeringan. semakin tipis bahan yang
dikeringkan maka kandungan air yang dikurangi akan semakin
besar dan sebaliknya semakin tebal bahan yang dkeringkan
maka kandungan air yang dikurangi akan semakin kecil. Selain
itu posisi rak juga mempengaruhi pengeringan. dilihat dari data
pengamatan bahan yang diletakkan di rak atas memiliki kadar
air akhir yang lebih kecil dibandingkan dengan bagian tengah
dan bawah. Hal ini brarti pengeringannya sangat cepat. Ini
disebabkan karena udara panas yang masuk dari atas langsung
mengenai permukaan bahan sehingga bahan akan lebih cepat
kering. Udara panas yang dialirkan ke rak berikutnya sudah
mengandung uap air dari bahan pada rak atas sehingga
pengeringan rak selanjutnya lebih lambat.
Alat pengeringan berikutnya adalah pengering semprot
(spray dryer). Prinsip kerja alat ini adalah mengeringkan larutan
menjadi bentuk powder atau serbuk atau tepung dengan kadar
air mendekati kesetimbangan dengan kondisi udara pada
tempat dimana produk keluar (Wirakaruakusumah, 1989). Ciri
khas penggunaan alat pengering ini ialah pada siklus
pengeringannya yang cepat, retensi dalam ruang pengering
singkat dan produk akhir siap dikemas ketika proses berakhir
atau selesai (Heldman, 1981).
Mekanisme kerja pada alat pengering ini ialah meliputi
proses atomisasi atau penyemprotan bahan melalui alat
penyemprot (atomizer), kontak antara bahan dengan udara
kering, serta udara (Masters, 1979). Fungsi utama atomisasi
ialah untuk menghasilkan droplet yang berukuran kecil,
sehingga luas permukaan menjadi jauh lebih besar yang
berakibat pada proses penguapan yang lebih cepat. Atomizer
akan mendistribusikan cairan pada aliran udara dengan cara
yang relative seragam dan menghasilkan droplet dengan ukuran
tertentu sesuai keinginan (Heldman, 1981).
Tipe atomizer yang biasa digunakan ialah atomizer
berputar yang menggunakan energi sentrifugal untuk memutar
piringan. Bahan akan dipercepat secara sentrifugal, sehingga
mempunyai kecepatan tinggi sebelum disemprotkan ke medium
pengering. Bahan didistribusikan secara sentral pada sebuah
piringan yang berputar dan akan keluar berupa partikel yang
halus dan kecil (Harper, 1976).
Ukuran partikel dipengaruhi oleh kecepatan putaran,
kecepatan aliran bahan, sifat bahan dan desain atomizer
(Masters, 1979). Ukuran droplet memiliki hubungan positif
dengan kecepatan aliran bahan dan mempunyai korelasi
negative dengan kecepatan putara atomizer.
Evaporasi terjadi akibat adanya kontak antara droplet
dengan udara pengering, sehingga terjadi transfer panas dari
udara pengering ke droplet dan air yang terdapat dalam droplet
akan menguap. Transfer panas tersebut akan digunakan sebagai
panas laten selama evaporasi. Evaporasi terjadi pada masing-
masing droplet yang bersinggungan dengan udara pengering.
Kecepatan evaporasi dipengaruhi oleh komposisi bahan,
terutama kandungan total padatan. Semakin tinggi total
padatan bahan, maka proses evaporasi akan berlangsung lebih
cepat (Heldman, 1981). Partikel kering yang dihasilkan akan
dipisahkan dari udara dan dikumpulkan oleh siklon atau filters.
Pemisahan dapat dilakukan secara langsung maupun bertahap,
tergantung pada desain alat. Berikut ini adalah gambar spray
dryer yang terdapat di PAU IPB :
Gambar : Mini Spray dryer
Keuntungan penggunaan alat ini ialah produk akan kering
tanpa perlu bersinggungan dengan logam panas, suhu produk
relative rendah walaupun pengeringan dilakukan pada suhu
relative tinggi, penguapan berlangsung sangat cepat karena
luasnya permukaan bahan, produk yang dihasilkan berupa
bubuk, sehingga mudah dalam penanganan dan pengangkutan
(Masters, 1979).
Berdasarkan data hasil percobaan, pada konsentrasi
larutan sebesar 20%, kadar air bahan akan teruapkan sebesar
±55%. Sementara itu, pada larutan dengan konsentrasi 30%,
kadar air yang teruapkan ialah sebesar ± 48%. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi konsentrasi larutan, maka kadar
air yang dapat diuapkan oleh alat semakin rendah. Rendemen
larutan dengan konsentrasi 20 % adalah 32,02 % sedangkan
konsentrasi 30 % yaitu 33,70 %. Hal ini berarti semakin tinggi
konsentrasi larutan yang dikeringkan makan rendemennya akan
semakin besar dan sebaliknya semakin rendah konsentrasi
larutan maka rendemennya semakin rendah pula.
Alat pengeringan selanjutnya adalah Drum dryer.
Pengering drum digunakan untuk mengeringkan bahan dalam
bentuk bubur atau larutan. Drum berputar pada sumbu
horizontal dan dipanaskan secara internal dengan uapa air atau
medioum pemanas lain (Brennan, 1974).
Produk yang akan dikeringkan dimasukkan melalui bagian
atas drum, sehingga terbentuk lapisan yang tipis. Pengeringan
dapat dilakukan di dalam udara terbuka atau dalam keadaan
hampa udara. Produk yang kering akan dilepaskan dari
permukaan drum dengan menggunakan pisau pengikis.
Selanjutnya, lapisan kering tersebut digiling menjadi bubuk
yang halus (Desrosier, 1988).
Drum dryer memiliki beberapa komponen utama yaitu :
1. tangki
Fungsi : sebagai tempat produk yang dikeringkan. Produk yang
dikeringkan ditampung dan dikumpulkan di tempat ini. Bentuk
tangki dibuat sedemikian rupa agar semua produk dapat
dikeringkan dengan sempurna.
2. Drum
Fungsi : sebagai alat pengering dimana ditempatkan uap
panas didalamnya. Drum memiliki konstruksi sedemikian rupa
sehingga dapat dimasukkan uap panas kedalamnya. Saat drum
berputar maka proses pengeringan yang dilakukan pada drum
ini merupakan proses pengeringan lapis batas dimana produk
akan bersinggungan dengan permukaan panas dan menempel
pada drum sehingga dapat terangkut mengikuti putaran drum.
Selama pengangkutan ini kandungan air pada bahan akan
menguap sehingga ketika drum menyelesaikan putarannya
maka telah dihasilkan produk dengan kadar air yang diinginkan.
Putaran drum dan uap panas yang dimasukkan diatur dengan
baik sehingga diperoleh produk dengan kadar air yang
diharapkan.
3.Pisau Skrap
Fungsi : memisahkan produk yang telah dikeringkan. Produk
yang diinginkan dan mash menempel pada permukaan drum
dipisahkan dan ditampung dalam tangki penampungan. Proses
pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan pisau skrap yang
dibentuk dengan baik sehingga dapat dapat memisahkan produk
dengan sempurna.
Secara umum, terdapat dua tipe alat pengering drum yang
digunakan dalam industri pangan, yaitu drum tunggal dan drum
ganda. Pada drum tunggal, pembentukan film atau lapisan
dilakukan dengan mencelupkan drum pada bubur atau larutan,
sedangkan drum ganda didesain dengan dua drum yang
puncaknya parallel. Produk dimasukkan dari bagian atas pada
daerah antara du drum. Drum berputar dengan arah
berlawanan. Ketebalan film yang dihasilkan dapat diatur dengan
cara mengatur jarak antara kedua drum. Pada praktikum ini alat
yang digunakan yaitu double drum dryer. Berikut adalah
gambarnya :
Gambar : Double Drum dryer
Pada percobaan ini diperoleh kadar air maltodekstrin awal
yaitu 97 %. Setelah dikeringkan diperoleh produk dengan kadar
air 23,39 %. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan air yang
diuapkan sangat besar dengan selisihnya yaitu 73.61 %.
Rendemen yang dihasilkan yaitu 24,11 %. Pada pengeringan
menggunakan drum dryer sangat berkemungkinan produk yang
dihasilkan sedikit. Hal ini disebabkan pada saat pengkisan
produk dengan sudip memungkinkan banyak produk yang jatuh
atau tertiup oleh udara sekitar.
Pengering yang terdapat di pasaran sangat banyak macam
ragamnya. Perbedaan satu sama lain terutama terletak dalam
hal cara memindahkan zat padat di dalam zone pengeringan dan
dalam cara perpindahan kalor. Ada pengering yang beroperasi
secara kontinyu (sinambung) dan ada pula yang secara tumpak
(batch). Pada beberapa pengering, zat padatnya ada yang
diaduk tetapi ada pula yang zat padatnya boleh dikatakan tidak
diaduk. Untuk mengurangi suhu pengeringan, beberapa
pengering beroperasi dalam vakum. Beberapa pengering dapat
menangani segala macam jenis bahan, tetapi ada pula yang
sangat terbatas dalam hal umpan yang dapat
ditanganinya.berikut ini adalah beberapa model tray dryer,spray
dryer dan drum dryer yang ada dipasaran :
Gambar : Tray dryer Gambar :
Spray dryer
Gambar : Drum dryer
IV. KESIMPULAN
Pengeringan merupakan suatu proses mengurangi
kandungan air yang terdapat pada bahan sehingga diperoleh
kadar air yang diinginkan. Pengurangan kadar air bertujuan
untuk menghambat laju kerusakan oleh mikroorganisme yang
mudah tumbuh apabila kadar air pada bahan tinggi. Pada proses
pengeringan terdapat mekanisme perpindahan panas seperti
konduksi dan konveksi. Pengeringan dilakukan dengan
menggunakan alat pengering seperti tray dryer, spray dryer dan
drum dryer. Tray dryer terdiri dari rk-rak yang tersusun dan
digunkan untuk mengeringkan bahan padat. Spray drayer dan
drum dryer digunakan untuk mengeringkan bahan cair.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada
tray dryer pengeringan akan cepat jika bahan diletakkan pada
rak bagian atas.artinya kadar air bahan pada rak atas lebih
sedikit. Selain itu, pengeringan bahan cair yang paling efisien
adalah menggunakan spray dryer dibandingkan drum dryer.
Akan tetapi produk yang paling halus dihasilkan oleh drum
dryer. Konsentarsi bahan juga mempengaruhi pengeringan
bahan cair. Semakin tinggi konsentrasi bahan maka kadar air
akan semakin rendah sedangkan rendemen yang dihasilkan
akan semakin tinggi dan sebaliknya, semakin rendah
konsentrasi larutan makan kadar air akan semakin tinggi
sedangkan rendemen yang dihasilkan akan semakin sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Batty, J. 1981. Food Engineering Fundamentals. New York :
John Wiley & Sons.
Brennan,S.G. Food Engineering Operations. Applied Science
Publ. ltd & London.
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta :
UI Press.
Harper . 1976. Element of Food Engineering. The AVI Publ.
G,Westport, Connecticut.
Heldman, Dennis,R dan Sigh, R.P. 1981. Food Process
Engineering. AVI Publ.Co, inc. Westport, Connecticut.
Masters. 1979. Spray Dring Handbook. John Wiley and Sons,
New York.
Wirakurtusumah, M.A. 1989. Prinsip Teknik Pangan. PAU
Pangan dam Gizi, IPB,Bogor.