cacao bean drying process
Post on 04-Apr-2018
215 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
7/31/2019 cacao bean drying process
1/35
Pengeringan Biji Kakao Tanpa Fermentasi
INTISARI
Indonesia dengan iklim tropisnya merupakan salah satu negara penghasil kakao di
dunia. Kakao dari Indonesia dikenal memiliki kualitas yang cukup baik, sehingga banyak
diekspor ke luar negeri. Namun sejauh ini Indonesia hanya lebih banyak mengimpor produk
olahan kakao dari luar negeri terutama cokelat karena kualitas cokelat industri lokal di
Indonesia masih di bawah kualitas cokelat impor.
Biji kakao tanpa fermentasi dapat diolah lebih lanjut sebagai cocoa butter. Cocoa butter
merupakan salah satu bahan penting dalam pembuatan cokelat batangan. Adapun salah satu
tahapan dalam pengolahan biji kakao yaitu pengeringan biji kakao. Proses pengeringan
dilakukan untuk menghasilkan biji kakao kering yang berkualitas baik, terutama dalam hal
fisik, calon cita rasa, dan aroma yang baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
pengeringan biji kakao yaitu dengan penjemuran, dengan menggunakan alat pengering, atau
kombinasi dari keduanya. Sebagian besar petani kakao di Indonesia masih banyak
menggunakan cara penjemuran dalam proses pengeringan biji kakao. Cara ini menjadi masalah
ketika musim penghujan datang, karena produksi biji kakao kering menurun. Permasalahan ini
yang mendorong peneliti untuk merancang dan membuat suatu alat pengering biji kakao
sehingga produksi kakao tetap berjalan.
Alat pengering biji kakao yang telah dibuat berupa oven mirip fixed bed dryer tetapi
dibuat bertingkat dan terbuat dari kayu oven. Parameter yang dibutuhkan dalam desain oven ini
adalah kecepatan udara dari blower, temperatur dari udara, dan kecepatan pengeringan biji
kakao. Diharapkan dengan adanya oven seperti ini, petani kakao dapat mengkombinasikan
proses pengeringan biji kakao.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengeringan yang optimum untuk
oven sehingga dapat menghasilkan biji kakao tanpa fermentasi dengan kadar air yang sesuai.
Biji kakao tanpa fermentasi dikeringkan menggunakan oven dengan fluida udara panas sampaikadar air biji kakao turun hingga 7-7,5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
pengeringan dipengaruhi oleh difusivitas, dengan nilai difusivitas (DAB) diperoleh sebesar
4.0514 x 10-4 cm2/menit. Adapun suhu dan waktu optimum pengeringan biji kakao tanpa
fermentasi adalah 65-70C selama 300 menit.
Kata kunci : pengeringan, kadar air, biji kakao, difusivitas
ABSTRACT
Ryanza Prasetya (08/264743/TK/33571)
Laboratorium Teknologi Polimer 1
7/31/2019 cacao bean drying process
2/35
Pengeringan Biji Kakao Tanpa Fermentasi
Indonesia with its tropical climate is one of cacao producing countries in the world.
Cacao from Indonesia known to have a quite good quality, thus many cacao from Indonesia
are exported to many countries. But so far Indonesia import refined cacao products from other
countries, especially for chocolate, because the quality of chocolate produced from local
industry in Indonesia is still below the quality of the imported chocolates.
Unfermented cacao bean can be processed further to produce cocoa butter. Cocoa
butter is one of important ingredients in the chocolate bar. One of the steps in the processing
of cacao bean are cacao bean drying process. The drying process is a process to produce a
good quality dry bean, especially in terms of physic, potential taste and good scent. There are
several ways to do the drying process of cacao bean for example by natural drying, using a
dryer, or the combination of both. Most of cacao farmers in Indonesia are still using the
natural drying method in the drying process of cacao bean. This becomes a problem when the
rainy season comes the production of dry bean decrease. This issue encourages the researcher
to design and create a dryer so that a dry cacao bean can still be produced.
The cacao bean dryer that have been made in the form of an oven is similar to fixed
bed dryer but it has some stages and made from ovened wood. The parameters required in the
designing the oven is the air velocity from the blower, the temperature of the air, and the
drying velocity of cacao bean. Hopefully, with this oven, the cocoa farmers can combine these
two methods in the cacao bean drying process.
The objective of this research is to determine the optimum condition of cacao bean
drying process and so that a certain water content in the unfermented cacao bean can be
achieved. The unfermented cacao bean is being dried in an oven with hot air fluid until the
water content of cacao bean drop to 7 to 7.5%. The results of this research shows that the
drying process is influenced by diffusivity with the value of diffusivity (DAB) for 4.0514 x 10-4
cm2/menit. The optimum temperature and time for drying process of unfermented cacao bean is
65-70 C for 300 minutes.
Key words: drying, water content, cacao bean, diffusivity
BAB I
PENDAHULUAN
Ryanza Prasetya (08/264743/TK/33571)
Laboratorium Teknologi Polimer 2
7/31/2019 cacao bean drying process
3/35
Pengeringan Biji Kakao Tanpa Fermentasi
A. LATAR BELAKANG
Kakao (Theobroma cacao. L) merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat
melimpah yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu bagian dari buah kakao yang paling banyak
dimanfaatkan adalah biji kakao. Biji kakao dapat diolah lebih lanjut menjadi pasta cokelat atau
diekstrak sebagai bahan cocoa butter (lemak cokelat). Indonesia yang merupakan daerah tropis
sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan kakao. Namun sejauh
ini, pengendalian proses pengolahan biji kakao masih belum optimal, sehingga kualitas produk
olahan biji kakao dalam negeri masih dibawah produk olahan biji kakao impor. Faktor utama
yang mempengaruhi kualitas biji kakao adalah pada proses fermentasi dan proses pengeringan.
Pengeringan merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan biji kakao dan
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan mutu biji kakao, karena mutu
biji kakao ditentukan dari kadar airnya terutama dalam hal fisik, cita rasa, dan aroma. Kadar
air biji kakao setelah dipanen masih cukup tinggi yaitu sekitar 54% - 60%, sehingga
memberikan peluang yang besar untuk cepat membusuk akibat adanya pertumbuhan jamur
mikroorganisme, yang memperpendek umur simpan. Oleh karena itu, dengan adanya
pengeringan diharapkan dapat mengurangi kadar air dalam biji kakao. Kadar air biji dalam biji
kakao yang diharapkan setelah pengeringan adalah 7-7.5%. Untuk itu, metode spesifikasi dan
jumlah alat pengeringan harus sesuai dan mencukupi.
Selain kadar air, kecepatan pengeringan juga turut mempengaruhi kualitas biji kakao
yang dihasilkan. Jika pengeringan terlalu lambat, hal itu bisa menjadi bahaya karena bisa
menstimulan kehadiran jamur yang berkembang dan masuk ke dalam biji. Pengeringan yang
terlalu cepat juga bisa menganggu kesempurnaan reaksi oksidatif yang berlangsung dan dapat
menyebabkan tingkat keasaman berlebih. Hal itu terjadi karena reaksi asam asetat sangat
dipengaruhi oleh pengeringan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengeringan biji kakao yaitu dengan
penjemuran dan dengan menggunakan alat pengering. Sejauh ini petani-petani kakao di
Indonesia masih banyak yang melakukan proses pengeringan biji kakao dengan cara
penjemuran, namun dapat dikatakan cara ini tidak efektif apabila sudah masuk musim
penghujan karena mengakibatkan produksi kakao menurun. Permasalahan ini yang mendorong
peneliti untuk merancang dan membuat suatu alat pengering biji kakao sehingga produksi
kakao tetap berjalan. Adapun sumber panas dari alat pengering ini dihasilkan dari pemanas
listrik yang dilengkapi dengan blower untuk menghembuskan udara panas yang dihasilkan.
Ryanza Prasetya (08/264743/TK/33571)
Laboratorium Teknologi Polimer 3
7/31/2019 cacao bean drying process
4/35
Pengeringan Biji Kakao Tanpa Fermentasi
Kecepatan hembusan udara panas dalam alat pengering diatur sedemikian rupa sehingga
diperoleh suhu pemanasan yang konstan.
Penelitian ini bertujuan merekomendasikan kondisi oven untuk mendapatkan kondisi
pengeringan yang optimum dengan mengevaluasi kecepatan pengeringan yang berpengaruh
besar terhadap kualitas biji kakao yang dihasilkan. Hasil penelitian diharapkan dapat
dimanfaatkan pada proses pengeringan biji kakao sehingga dapat meningkatkan kualitas
cokelat dalam negeri.
B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui hubungan kadar air (x) dan kecepatan pengeringan (N) biji
kakao tanpa fermentasi
2. Untuk mengetahui koefisien difusivitas (DAB) H2O pada proses pengeringan biji
kakao tanpa fermentasi
3. Merekomendasikan kondisi oven sehingga diperoleh kondisi pengeringan biji
kakao yang optimum
C. TINJAUAN PUSTAKA
Pengeringan merupakan suatu proses penghilangan sejumlah cairan yang terdapat
dalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa gas atau udara yang
dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan menjadi berkurang karena
menguap. Proses ini terjadi bila bahan ditempatkan pada lingkungan suatu medium yang
berada dalam kondisi tertentu baik tekanan, suhu, kelembaban, maupun medium bergerak atau
diam. (Badger dan Banchero, 1955)
Pada proses pengeringan cairan yang dapat diuapkan adalah cairan bebas. Cairan bebas
yaitu cair