69310140 tutorial sce sindroma down 1(2)

60
Blok 5 Skenario C - Dilema 200 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Biologi sel, molekul dan gentika adalah blok kelima pada semester 2 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang memaparkan kasus mengenai Hariyanto yang mana adiknya Farel memiliki wajah yang khas dengan mata yang berjauhan, lidah tampak besar dan mengalami kesulitan belajar. Endang Lestari yang merupakan kekasih Hariyanto memiliki hasil tes kesehatan kadar hemoglobin 10gr% dan ditemukan sel target positif pada darahnya.. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. BAB II 1 Tutorial 6

Upload: teus-fatamorgana

Post on 06-Aug-2015

84 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Biologi sel, molekul dan gentika adalah blok kelima pada semester

2 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang

memaparkan kasus mengenai Hariyanto yang mana adiknya Farel memiliki

wajah yang khas dengan mata yang berjauhan, lidah tampak besar dan

mengalami kesulitan belajar. Endang Lestari yang merupakan kekasih

Hariyanto memiliki hasil tes kesehatan kadar hemoglobin 10gr% dan

ditemukan sel target positif pada darahnya..

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari

system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

1 Tutorial 6

Page 2: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

TUTORIAL SKENARIO C

Tutor : Drs.Sadakata,Apt., M.Kes

Moderator : Diah Permata Sari

Sekretaris Meja : Alham Wahyudin

Sektretaris Papan : Rizki Amelia

Waktu Pelaksanaan : Senin, 6 April 2009

Rabu, 8 April 2009

Rule Tutorial : 1. Menonaktifkan ponsel

2. Mengajukan argumen dengan mengancungkan tangan

3. Tidak makan selama tutorial berlangsung

2.2 Skenario Kasus

DILEMA

Hariyanto berumur 28 tahun adalah seorangyang berpenghasilan

cukup besar. Hariyanto merupakan anak tertua dari 5 bersaudara, kedua

orangtuanya tampak sehat-sehat saja, ayahnya berusia 55 tahun dan ibunya

berusia 53 tahun. Adik bungsu Hariyanto yang berumur 12 tahun bernama

Farel memiliki penampilan tubuh yang berbeda dengan saudara-saudaranya.

Wajahnya khas dengan kedua matanya terkesan berjauhan serta lidah tampak

lebih besar dari kebanyakan teman sebayanya. Farel juga mengalami kesulitan

belajar. Pada suatu kesempatan Hariyanto menjalani test kesehatan di Klinik

Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja dan pada saat yang bersamaan, secara

tidak sengaja ia bertemu Endang Lestari, gadis yang selama ini menjadi

kekasihnya. Dari kesimpulan pemeriksaan ternyata Hariyanto dinyatakan

2 Tutorial 6

Page 3: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

sehat sedangkan Endang Lestari, pada lembaran hasil pemeriksaan

laboratorium darah tertulis: kadar hemoglobin 10 gr % dan gambaran darah

tepi ditemukan sel target positif. Hariyanto ingin sekali mengetahui

interpretasi dari kadar hemoglobin 10 gr % dan gambaran darah tepi

ditemukan sel target positif, untuk itu ia berkonsultasi dengan dokter keluarga

apakah bila ia menikah dengan gadis Melayu ini akan mendapat keturunan

yang sehat, tidak seperti kelainan yang dialami oleh adiknya maupun

kekasihnya itu.

2.3 Paparan

2.3.1 Klarifikasi Istilah-Istilah

3 Tutorial 6

Page 4: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

a. Darah tepi

Gambaran darah yang diambil dari peripheral blood vessel, ex. pada jari tangan.

darah .

b. Hemoglobin

Pigmen pembawa O2 eritrosit yang dibentuk oleh eritrosit yang berkembang

dalam sumsum tulang belakang yang merupakan 4 rantai polipeptida globin yang

berbeda .

c. Interprestasi

Tafsiran, gambaran, penjelasan ahli terapi kepada penderita tentang apa yang

diucapkan, dilakukan atau yang dialami penderita.

d. Sel target positif

Eritrosit yang tipis (abnormal) yang mana bila diwarnai menunjukkan pusat gelap

dan menunjukkan cincin perifer dipisahkan suatu cincin pusat tak terwarnai yang

mengandung sedikit Hb seperti terlihat pada thalasemia, hemoglobinopati dan

keadaan pasca speleknotomi

e. Sehat

Keadaan sejahtera, optimal fisik, mental dan sosial

4 Tutorial 6

Page 5: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

f. Konsultasi

Pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan yang sebaik-baiknya

g. Kesulitan belajar

Suatu keadaan sulit dalam menangkap pelajaran atau menuntut ilmu

h. Matanya berjauhan

Jarak/ posisi kedua mata yang berjauhan

2.3.2 Identifikasi Permasalahan

1. Hariyanto umur 28 tahun adalah anak tertua dari 5 bersaudara. Kedua

orang tuanya tampak sehat-sehat saja, ayahnya berusia 55 tahun dan

ibunya berusia 53 tahun. Adik bungsu Hariyanto yang berumur 12 tahun

bernama Farel memiliki penampilan tubuh yang berbeda dengan saudara-

saudaranya. Wajahnya khas dengan kedua matanya terkesan berjauhan

serta lidah tampak lebih besar dari kebanyakkan temannya dan

mengalami kesulitan belajar.

5 Tutorial 6

Page 6: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

2. Hariyanto dinyatakan sehat sedangkan Endang pada lembaran hasil

pemeriksaaan laboratorium darah tertulis : kadar hemoglobin 10gr% dan

gambaran darah tepi ditemukan sel target positif.

3. Hariyanto berkonsultasi kepada dokter keluarga apakah bila ia menikah

dengan gadis melayu ini akan mendapat keturunan yang sehat, tidak

seperti kelainan yang dialami oleh adiknya maupun kekasihnya.

2.3.3 Analisis Permasalahan dan Jawaban

1. Hariyanto umur 28 tahun adalah anak tertua dari 5 bersaudara. Kedua

orang tuanya tampak sehat-sehat saja, ayahnya berusia 55 tahun dan

ibunya berusia 53 tahun. Adik bungsu Hariyanto yang berumur 12

tahun bernama Farel memiliki penampilan tubuh yang berbeda dengan

saudara-saudaranya. Wajahnya khas dengan kedua matanya terkesan

berjauhan serta lidah tampak lebih besar dari kebanyakkan temannya

dan mengalami kesulitan belajar.

a. Kelainan apa yang dialami farel ?

Jawab :

- Mata terkesan berjauhan

- Lidah tampak lebih besar

- Kesulitan belajar

Kelainan diatas merupakan gejala dari penyakit down syndrome.

6 Tutorial 6

Page 7: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

b. Mengapa kelainan tersebut dapat terjadi ?

Jawab :

Kelainan tersebut dapat terjadi karena terjadinya kelainan kromosom

(non-dusjuntion) pada kromosom 21 sehingga kromosom nya berlebih

1 atau disebut juga trisomi 21

7 Tutorial 6

Page 8: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Kelainan pada kromosom tersebut disebabkan :

1. Age of mother as risk factor

2. Chromosomal mutation

c. Apa faktor-faktor yang menyebabkan kelainan tersebut ?

8 Tutorial 6

Page 9: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Jawab :

1. Faktor-faktor kelainan kromosom (Non Disjunctional)

- Genetik

- Radiasi

- Infeksi dan kelainan kehamilan

- Autoimun atau kelainan endokrin pada ibu

- Umur ibu

2. Faktor Translokasi

d. Bagaimana patofisiologi kelainan tersebut ?

Jawab :

1) Faktor translokasi kromosom

Varian translokasi terdapat pada 4% kasus, yaitu adanya bahan

kromosomal ekstra yang diwariskan dari kromosom parental dengan

translokasi lengan panjang kromosom 21 ke kromosom 22 atau 14.

Karena ovum yang dibuahi sudah memiliki dua autosom 21 normal,

maka fragmen kromosom yang mengalami translokasi

mengakibatkan gen tripel yang jumlahnya sama dengan trisomi 21.

2) Non-disjunction

9 Tutorial 6

Page 10: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Pada anak dengan Syndrom Down mempunyai jumlah

kromosom 21 yang berlebih (3 kromosom) di dalam tubuhnya yang

kemudian disebut trisomi 21. Adanya kelebihan kromosom

menyebabkan perubahan dalam proses normal yang mengatur

embriogenesis. Materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada

bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan

fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang

memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik

(kelainan tulang), SSP (penglihatan, pendengaran) dan kecerdasan

yang terbatas.

e. Apakah kelainan tersebut dapat diturunkan ?

Jawab : Iya. Down syndrome dapat diturunkan secara genetik.

f. Berapa usia Ibu farel ketika melahirkan Farel ?

Jawab :

Umur Ibu ketika melahirkan Farel yaitu 41 tahun.

g. Adakah hubungan usia melahirkan dengan kelainan yang dialami

Farel ?

Jawab :

Iya. Ada.

10 Tutorial 6

Page 11: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Melahirkan pada usia tua ( > 35 tahun) beresiko terjadi kelainan pada

Farel (down syndrome). Pada saat wanita manjadi tua kondisi sel telur

menjadi kurang baik dan pada waktu dibuahi, sel benih ini mengalami

pembelahan yang kurang sempurna.

2. Hariyanto dinyatakan sehat sedangkan Endang pada lembaran hasil

pemeriksaaan laboratorium darah tertulis : kadar hemoglobin 10gr%

dan gambaran darah tepi ditemukan sel target positif.

a. Dimanakah terdapat Hemoglobin ?

Jawab :

Hb merupakan suatu protein yang terbentuk dari heme dan globin yang

terdiri atas 4 rantai polipeptida (= tetramer) yang terdapat di eritrosit (sel

darah merah)

b. Bagaimana mekanisme terbentuknya hemoglobin pada manusia ?

Jawab :

1. Mula2, suksinil-KoA yang dibentuk dalam siklus Krebs berikatan

dengan glisin untuk membentuk molekul pirol.

2. empat pirol bergabung untuk membentuk protopirfirin 1x, yang

bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme.

11 Tutorial 6

Page 12: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

3. Molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yaitu

globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk rantai

hemoglobin.

4. Tiap rantai mempunyai berat molekul kira-kira 16.000, yang akan

berikatan longgar satu sama lain untuk membentuk molekul

hemoglobin yang lengkap

c. Bagaimana fisiologi dan struktur hemoglobin ?

Jawab :

Fisiologi

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah

merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru

paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari

jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat

dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

12 Tutorial 6

Page 13: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Hb merupakan suatu protein yang terbentuk dari heme dan globin

yang terdiri atas 4 rantai polipeptida (= tetramer).

d. Berapa kadar normal hemoglobin pada manusia ?

Jawab :

Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya

banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.

Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasien :

Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl

Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl

Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl

Anak anak : 11-13 gram/dl

Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl

Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl

Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl

13 Tutorial 6

Page 14: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

e. Apa saja kelainan yang disebabkan hemoglobin tidak normal ?

Jawab :

- Thalasemia

- Anemia

- Polisitemia

- Hemoglobinopati

f. Apa penyebab hemoglobin tidak normal ?

Jawab :

Hemoglobin yang tidak normal disebabkan mutasi pada

struktur protein hemoglobin baik pada alpha chain maupun beta chain

dari hemoglobin

g. Apa arti kadar hemoglobin 10gr% ?

Jawab :

Arti dari kadar hemoglobin 10gr% yaitu

14 Tutorial 6

Page 15: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Dalam 100 mililiter darah terdapat hemoglobin sebanyak 10gr atau

10gr/dL

Ingat 1 dL = 10 cL = 100 mL

h. Apakah arti sel target positif ?

Jawab :

“Target cells, also known as codocytes, have the appearance of a

target with a bullseye (Figs.1)

Figure

1. Target

cells or

codocytes (black arrows) appear as a target with a bullseye. Dog,

blood smear, Wright stain.

.

15 Tutorial 6

Page 16: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Figure 2. Scanning electron micrograph of blood smear with two target cells or codocytes (white arrows).

Modified from Bessis M: Blood Smears

Reinterpreted, Springer-Verlag, Berlin, 1977, p. 71

Normal Eritrosit

16 Tutorial 6

Page 17: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

i. Apa saja kelainan yang disebabkan sel target positif ?

Jawab :

- Liver disease

- Iron lack or deficiency

- Post-splenectomy

- Decreased lecithin cholesterol acyltransferase activity

- Thalassemia (hemoglobinopathy)

j. Penyakit apa yang diderita oleh Endang ?

Jawab :

Dari gejala yang ditunjukkan endang menderita thalasemia.

Kadar hemoglobin 10%, artinya kadar hemoglobin Endang Lestari

rendah dimana kadar hemoglobin wanita dewasa normal adalah 12-

16 gram/dl dan pada gambaran darah tepi ditemukan sel target

positif.

k. Mengapa penyakit tersebut dapat terjadi ?

Jawab :

Penyakit tersebut dapat terjadi karena ketidak seimbangan

produksi rantai alpha dan beta yang disebabkan oleh mutasi atau

17 Tutorial 6

Page 18: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

perubahan yang terjadi pada gen. Mutasi pada gen alpha

menyebabkan produksi rantai alpha menurun sehingga menyebabkan

alpha thalassemia. Mutasi pada gen beta menyebabkn produksi rantai

beta menurun sehingga menyebabkab beta thalassemia.

Microsoft ® Encarta ® 2007. © 1993-2006 Microsoft Corporation.

All rights reserved.

l. Apakah penyakit tersebut merupakan penyakit turunan ?

Jawab :

Iya. Thalasemia merupakan penyakit turunan yang diturunkan secara

autosomal resesif.

Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen globin

beta yang terletak pada kromosom 11 .

18 Tutorial 6

Page 19: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

m. Bagaimana cara mencegah penyakit tersebut ?

Jawab :

- Dengan mencegah perkawinan antara 2 orang pembawa sifat thalassemia.

- Dengan memeriksa janin yang dikandung oleh pasangan pembawa

sifat, dan menghentikan kehamilan bila janin dinyatakan sebagai

penderita thalassemia mayor (mendapat kedua gen thalassemia dari ayah

dan ibunya).

n. Bagaimana pengobatan penyakit tersebut ?

Jawab :

Penanganan Thalassemia sangat tergantung pada jenis yang

diidap penderitanya.

- Penderita Thalassemia Minor umumnya tidak memerlukan

pengobatan.

- Penderita thalassemia intermedia mungkin memerlukan transfusi

darah dengan frekuensi yang berbeda-beda, tergantung tingkat

keparahan anemia masing-masing.

19 Tutorial 6

Page 20: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

- Penderita thalassemia mayor umumnya harus menjalani transfusi

darah setiap 2-3 minggu sekali sepanjang hidup mereka, dan biasanya

transfusi darah mulai diperlukan sebelum ulang tahun mereka yang

kedua

3. Hariyanto berkonsultasi kepada dokter keluarga apakah bila ia

menikah dengan gadis melayu ini akan mendapat keturunan yang sehat,

tidak seperti kelainan yang dialami oleh adiknya maupun kekasihnya.

a. Mengapa Hariyanto ingin tahu interprestasi hasil pemeriksaan

laboratorium darah Endang. ?

Jawab :

Karena, Hariyanto ingin tahu apakah kelainan yang dialami

oleh Endang akan diturunkan kepada keturunannya jika ia menikah

dengan Endang.

b. Kegiatan apa yang dilakukan Hariyanto dengan dokter

keluarga ?

Jawab :

Konseling genetik

c. Bagaimana kemungkinan keturunan yang didapatkan oleh

Hariyanto dan Endang jika menikah ?

20 Tutorial 6

Page 21: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Jawab :

Kemungkinan

keturunan yang

didapatkan jika

Hariyanto dan

Endang

menikah yaitu :

1. 50 % Normal

2. 50 % Carrier

d. Apakah ada hubungan penyakit Endang dan Ras Melayu ?

Jawab :

21 Tutorial 6

Page 22: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Belum diketahui pasti apakah ada hubungan penyakit Endang

dengan ras melayu. Tapi, berdasarkan prevalensi data penderita

thalasemia, thalasemia banyak terjadi di wilayah asia tenggara dan

cina

e. Apa yang harus dijelaskan dokter keluarga tentang penyakit

ini ? (Jika terjadi pernikahan) ?

Jawab :

Dokter harus menjelaskan bagaimana kemungkinan hasil

keturunan jika Hariyanto dan Endang menikah.

22 Tutorial 6

Page 23: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

2.3.4 Hipotesis

23 Tutorial 6

Thalasemia

Hariyanto, 28 Th

Ayah, 55 Th

Ibu, 53 Th

Pemeriksaan Kesehata

SehatEndang

Hb 10 gr %

Sel Target Positif

Farel, 12 ThUsia ibu

melahirkan 41 Th

Fertilisasi Tertunda

Dibuahi sel telur

Pembelahan kurang

sempuran

Non-Disjuntion

Kromosom gagal

berpisah

Terdapat 3 pasang kromosom pada Kromosom 21

Jika Menikah ;

50% Normal

50% Carrier

Page 24: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Hipotesis :

- Farel menderita syndrome down karena kelainan kromosom 21

-Endang menderita thalasemia minor sehingga jika menikah dengan Hariyanto akan

mendapatkan keturunan 50% normal dan 50% thalasemia trait

2.3.5 Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issue

Pokok

Bahasan

What I Know What I Don’t Know

(Learning Issue)

What I Have to

Prove

How I Will

LearnGenetika Farel memiliki wajah

khas dengan mata

berjauhan, lidah tampak

besar dan mengalami

kesulitan belajar dan

Endang memiliki kadar

Hb 10gr% dan ditemukan

sel target psositif

1. Thalasemia

2. Down Syndrome

3. Konseling genetik

4. Kelainan kromosom

(penyakit turunan)

5. Pedigree (konsep

genetik populasi)

6. Hemoglobin

7. Mutasi gen (konsep sel,

siklus sel, miosis)

8. Melahirkan pada usia

Down syndrome

dan thalasemia

merupakan

penyakit genetik

yang dapat

diturunkan

Text Book,

Pakar

Sumber Lain

(Internet)

24 Tutorial 6

Trisomi 21Down Syndrom

e

Page 25: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

beresiko

9. Sel target positif

10. Hubungan thalasemia

dan Ras Melayu

Sintesis

Thalasemia

Thalasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh

yang membuat hemoglobin. Hemoglobin adalah protein sel darah merah

(SDM) yang membawa oksigen. Orang dengan talasemia memiliki

hemoglobin yang kurang dan SDM yang lebih sedikit dari orang normal.yang

akan menghasilkan suatu keadaan anemia ringan sampai berat.

Ada banyak kombinasi genetik yang mungkin menyebabkan berbagai

variasi dari talasemia. Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan

dari orang tua kepada anaknya. Penderita dengan keadaan talasemia sedang

sampai berat menerima variasi gen ini dari kedua orang tuannya. Seseorang

yang mewarisi gen talasemia dari salah satu orangtua dan gen normal dari

orangtua yang lain adalah seorang pembawa (carrier). Seorang pembawa

sering tidak punya tanda keluhan selain dari anemia ringan, tetapi mereka

dapat menurunkan varian gen ini kepada anak-anak mereka.

Thalassemia adalah penyakit genetik yang diturunkan secara

autosomal resesif menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-

anaknya. Penyakit thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gelaja

25 Tutorial 6

Page 26: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor

atau thalassemia trait (carrier = pengemban sifat) hingga yang paling berat

(bentuk homozigot) yang disebut thalassemia mayor. Bentuk heterozigot

diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia,

sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua orang tuanya yang

mengidap penyakit thalassemia.

Klasifikasi

Secara molekuler thalassemia dibedakan atas thalasemia alfa dan beta,

sedangkan secara klinis dibedakan atas thalasemia mayor dan minor.

Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein rantai alfa globin dan rantai

beta globin. Jika masalah ada pada alfa globin dari hemoglobin, hal ini disebut

thalassemia alfa. Jika masalah ada pada beta globin hal ini disebut thalassemia

beta. kedua bentuk alfa dan beta mempunyai bentuk dari ringan atau berat.

Bentuk berat dari Beta thalassemia sering disebut anemia Cooley’S.

Secara molekuler, talasemia dibedakan atas:

A. Thalassemia alfa

Empat gen dilibatkan di dalam membuat globin alfa yang merupakan bagian

dari hemoglobin, Dua dari masing-masing orangtua.Thalassemia alfa terjadi

dimana satu atau lebih varian gen ini hilang. 6

1) Orang dengan hanya satu gen mempengaruhi disebut silent carriers dan

tidak punya tanda penyakit.

26 Tutorial 6

Page 27: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

2) Orang dengan dua gen mempengaruhi disebut thalassemia trait atau

thalassemia alfa . akan menderita anemia ringan dan kemungkinan

menjadi carrier.

3) Orang dengan tiga gen yang yang dipengaruhi akan menderita anemia

sedang sampai anemia berat atau disebut penyakit hemoglobin H.

4) Bayi dengan empat gen dipengaruhi disebut thalassemia alfa mayor atau

hydrops fetalis. Pada umumnya mati sebelum atau tidak lama sesudah

kelahiran.

5) Jika kedua orang menderita alfa thalassemia trait ( carriers) memiliki

seorang anak, bayi bisa mempunyai suatu bentuk alfa thalassemia atau

bisa sehat.

Gambar 3. Rantai Hemoglobin7

B. Thalassemia Beta

Melibatkan dua gen didalam membuat beta globin yang merupakan bagian

dari hemoglobin, masing-masing satu dari setiap orangtua. Beta thalassemia

terjadi ketika satu atau kedua gen mengalmi variasi.

1) Jika salah satu gen dipengaruhi, seseorang akan menjadi carrier dan

menderita anemia ringan. Kondisi ini disebut thallasemia trait/beta

thalassemia minor

27 Tutorial 6

Page 28: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

2) Jika kedua gen dipengaruhi, seseorang akan menderita anemia sedang

(thalassemia beta intermedia atau anemia Cooley’s yang ringan) atau

anemia yang berat ( beta thalassemia utama, atau anemia Cooley’s).

3) Anemia Cooley’s, atau beta thalassemia mayor jarang terjadi. Suatu

survei tahun 1993 ditemukan 518 pasien anemia Cooley’s di Amerika

Serikat. Kebanyakan dari mereka mempunyai bentuk berat dari penyakit,

tetapi mungkin kebanyakan dari mereka tidak terdiagnosis .

Jika dua orang tua dengan beta thalassemia trait (carriers) mempunyai seorang

bayi, salah satu dari tiga hal dapat terjadi,

1) Bayi bisa menerima dua gen normal ( satu dari masing-masing orangtua)

dan mempunyai darah normal ( 25 %).

2) Bayi bisa menerima satu gen normal dan satu varian gen dari orangtua

yang thalassemia trait ( 50 persen).

3) Bayi bisa menerima dua gen thalassemia ( satu dari masing-masing

orangtua) dan menderita penyakit bentuk sedang sampai berat (25

persen).

C. Thalassemia beta-delta (gangguan pembentukan rantai beta dan delta)

D. Thalassemia delta (gangguan pembentukan rantai delta).

Secara kinis, talasemia dibagi dalam 2 golongan, yaitu

A. Thalassemia mayor (bentuk homozigot)

Memiliki 2 gen cacat, memberikan gejala klinis yang jelas.

28 Tutorial 6

Page 29: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Anemia berat menjadi nyata pada umur 3 – 6 bulan setelah lahir

dan tidak dapat hidup tanpa ditransfusi. Pembesaran hati dan limpa terjadi

karena penghancuran sel darah merah berlebihan, haemopoesis ekstra

modular dan kelebihan beban besi. Limpa yang membesar meningkatkan

kebutuhan darah dengan menambah penghancuran sel darah merah dan

pemusatan (pooling) dan dengan menyebabkan pertambahan volume

plasma. Perubahan pada tulang karena hiperaktivitas sumsum merah

berupa deformitas dan fraktur spontan, terutama kasus yang tidak atau

kurang mendapat transfusi darah. Deformitas tulang, disamping

mengakibatkan muka mongoloid, dapat menyebabkan pertumbuhan

berlebihan tulang prontal dan zigomatin serta maxilla.

Pertumbuhan gigi biasanya buruk. Gejala lain yang tampak ialah

anak lemah, pucat, perkembangan fisik tidak sesuai umur, berat badan

kurang, perut membuncit. Jika pasien tidak sering mendapat transfusi

darah kulit menjadi kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan besi

dalam jaringan kulit.

B. Talasemia minor

Penderita Thalassemia minor hanya memiliki 1 gen cacat. Umumnya

tidak dijumpai gejala klinis yang khas, ditandai oleh anemia mikrositin,

bentuk heterozigot tetapi tanpa anemia atau anemia ringan.

C. Thalassemia Intermedia

Keadaan klinisnya lebih baik dan gejala lebih ringan dari pada

Thalasemia mayor, anemia sedang (hemoglobin 7 – 10,0 g/dl). Gejala

29 Tutorial 6

Page 30: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

deformitas tulang, hepatomegali dan splenomegali, eritropoesis ekstra

medular dan gambaran kelebihan beban besi nampak pada masa dewasa.

Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium.

Pada hapusan darah topi di dapatkan gambaran hipokrom mikrositik,

anisositosis, polklilositosis dan adanya sel target (fragmentasi dan banyak sel

normoblas).

Kadar besi dalam serum (SI) meninggi dan daya ikat serum terhadap besi (IBC)

menjadi rendah dan dapat mencapai nol. Elektroforesis hemoglobin

memperlihatkan tingginya HbF lebih dari 30%, kadang ditemukan juga

hemoglobin patologik. Di Indonesia kira-kira 45% pasien Thalasemia juga

mempunyai HbE maupun HbS.

Kadar bilirubin dalam serum meningkat, SGOT dan SGPT dapat meningkat

karena kerusakan parankim hati oleh hemosiderosis. Penyelidikan sintesis

alfa/beta terhadap refikulosit sirkulasi memperlihatkan peningkatan nyata ratio

alfa/beta yakni berkurangnya atau tidak adanya sintetis rantai beta.

Pemeriksaan radiologis.

Gambaran radiologis tulang akan memperlihatkan medula yang labor, korteks

tipis dan trabekula kasar. Tulang tengkorak memperlihatkan “hair-on-end” yang

disebabkan perluasan sumsum tulang ke dalam tulang korteks.

Penatalaksanaan

(Soeparman, dkk 1996 dan Hoffbrand, 1996)

30 Tutorial 6

Page 31: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

a. Transfusi darah berupa sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb 11 g/dl. Jumlah

SDM yang diberikan sebaiknya 10 – 20 ml/kg BB.

b. Asam folat teratur (misalnya 5 mg perhari), jika diit buruk.

c. Pemberian cheleting agents (desferal) secara teratur membentuk mengurangi

hemosiderosis. Obat diberikan secara intravena atau subkutan, dengan bantuan

pompa kecil, 2 g dengan setiap unit darah transfusi.

d. Vitamin C, 200 mg setiap, meningkatan ekskresi besi dihasilkan oleh

Desferioksamin.

e. Splenektomi mungkin dibutuhkan untuk menurunkan kebutuhan darah. Ini ditunda

sampai pasien berumur di atas 6 tahun karena resiko infeksi.

f. Terapi endokrin diberikan baik sebagai pengganti ataupun untuk merangsang

hipofise jika pubertas terlambat.

g. Pada sedikit kasus transplantasi sumsum tulang telah dilaksanakan pada umur 1

atau 2 tahun dari saudara kandung dengan HlA cocok (HlA – Matched Sibling).

Pada saat ini keberhasilan hanya mencapai 30% kasus.

Komplikasi

Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi

darah yang berulang-ulang dari proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam

darah tinggi, sehingga tertimbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa,

kulit, jantung dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat

tersebut (hemokromotosis). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang

ringan, kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung.

Prognosis

Thalasemia homozigot umumnya meninggal pada usia muda dan jarang

mencapai usia dekade ketiga, walaupun digunakan antibiotik untuk mencegah infeksi

dan pemberian chaleting agents untuk mengurangi hemosiderosis (harganya pun

31 Tutorial 6

Page 32: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

mahal, pada umumnya tidak terjangkau oleh penduduk negara berkembang).

Thalasemia tumor trait dan Thalasemia beta HbE yang umumnya mempunyai

prognosis baik dan dapat hidup seperti biasa.

Pencegahan

a) Pencegahan primer

Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling) untuk mencegah

perkawinan diantara pasien Thalasemia agar tidak mendapatkan keturunan

yang homozigot. Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier) menghasilkan

keturunan, 25% Thalasemia (homozigot), 50 % carrier (heterozigot) dan 25%

normal.

b) Pencegahan sekunder

Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan

Thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan

dengan sperma berasal dari donor yang bebas dan Thalasemia troit. Kelahiran

kasus homozigot terhindari, tetapi 50 % dari anak yang lahir adalah carrier,

sedangkan 50% lainnya normal.

Diagnosis prenatal melalui pemeriksaan DNA cairan amnion merupakan suatu

kemajuan dan digunakan untuk mendiagnosis kasus homozigot intra-uterin

sehingga dapat dipertimbangkan tindakan abortus provokotus.

Sel target positif yang terdapat pada gambaran darah tepi

Target sel positif : RBC* yang tipisnya abnormal sehingga bila diwarnai

menunjukkan pusat yang gelap dan cincin Hb peripher*, dipisahkan oleh suatu cincin

32 Tutorial 6

Page 33: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

pucat tak terwarnai yang mengandung lebih sedikit Hb ditemukan pada anemia

kongenital* serta thalasemia, hemoglobinopati, dan penyakit hati.

*RBC = Red Blood Cell (sel darah merah; eritrosit)

*Peripher = Struktur atau permukaan yang letaknya di sebelah luar;

bagian sistem yang berada di luar daerah sentral.

*Anemia Kongenital = Anemia karena defisiensi sel darah merah.

*Hemoglobipati = Kelainan hematologi akibat perubahan struktur molekul

hemoglobin secara genetis.

33 Tutorial 6

Page 34: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

normal Thalassemia-β heterosigot

34 Tutorial 6

Page 35: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Sedimen Darah Tepi dari Penderita Thalassemia Trait (Minor)

Bentuk eritrosit (sel darah merah) pada orang normal dengan pewarnaan giemsa

35 Tutorial 6

Page 36: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Down Syndrome

36 Tutorial 6

Page 37: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Down syndrome merupakan kelainan kromosom yang dapat dikenal

dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak

pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali

dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang

tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung

yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal dengan

Mongoloid. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama

dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama

kali syndrome ini dengan istilah Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini

dikenal dengan istilah yang sama.

37 Tutorial 6

Page 38: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Down syndrome merupakan kelainan kromosom yakni terbentuknya

kromosom 21 (trisomy 21), Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang

kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Kelainan yang

berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama

kali dikenal pada tahun 1866 oleh dr. John Longdon Down.

Gejala

Gejala atau tanda-tanda yang muncul akibat Down syndrome dapat bervariasi

mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda

yang khas.

1) Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya

penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari

normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.

2) Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang

mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia).

3) Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan

(epicanthal folds).

4) Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk

ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan

maupun kaki melebar.

5) Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics).

Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan

kerusakan pada sistim organ yang lain.

6) Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek,

kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering

juga dikenal dengan Mongoloid.

38 Tutorial 6

Page 39: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease. kelainan

ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.

Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esophagus

(esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia). Apabila anak sudah

mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan diikuti muntah-

muntah.

PENCEGAHAN

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui

amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan.

Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down syndrome

atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau

perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan

Down syndrome lebih tinggi.

Faktor Penyebab

1) Non-disjunction

Pada anak dengan Sindrom Down mempunyai jumlah kromosom 21 yang

berlebih ( 3 kromosom ) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi

21. Adanya kelebihan kromosom menyebabkan perubahan dalam proses

normal yang mengatur embriogenesis. Materi genetik yang berlebih tersebut

terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya

dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang

39 Tutorial 6

Page 40: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik ( kelainan

tulang ), SSP ( penglihatan, pendengaran ) dan kecerdasan yang terbatas.

2) Faktor translokasi

Varian translokasi terdapat pada 4% kasus, yaitu adanya bahan kromosomal

ekstra yang diwariskan dari kromosom parental dengan translokasi lengan

panjang kromosom 21 ke kromosom 22 atau 14. Karena ovum yang dibuahi

sudah memiliki dua autosom 21 normal, maka fragmen kromosom yang

mengalami translokasi mengakibatkan gen tripel yang jumlahnya sama

dengan trisomi 21.

40 Tutorial 6

Page 41: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Sindrom Down merupakan kelainan gen tunggal Autosomal Recessive (AR)

1) Kelainan AR baru muncul jika ada 2 copy gene yang bermutasi.

2) Penderita biasanya mempunyai ortu yang sehat, tapi masing masing adalah

carier.

3) Dua orang yang carrier maka peluang mempunyai anak dengan AR adalah

25%.

Karakteristik Pewarisan Resesif Autosomal

1) Gen yang terlibat adalah suatu autosomal

2) Hanya terekspresikan pada homozigot (aa); heterozigot (Aa) secara

fenotipe adalah pembawa yang normal

3) Laki-laki dan perempuan terkena sama sering

4) Pola pewarisan horizontal tampak pada bagan silsilah (muncul pada

saudara kandung tetapi tidak pada orang tua)

5) Sering terdapat konsanguinitas orang tua yang heterozigot (yang

merupakan pembawa)

6) Apabila kedua orang tua pembawa (carrier), maka setiap anak memiliki

probabilitas 50% menjadi pembawa, 25% mengidap penyakit, dan 25%

normal (bukan pembawa).

Jenis-jenis Syndrome Down

41 Tutorial 6

Page 42: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

1) Tipe penuh (full trisomi 21)

Mayoritas sel mempunyai ekstra kromosom 21. Umumnya 94% penderita

Syndrom Down ini adalah anak-anak.

2) Tipe translokasi

Ada dua macam translokasi, yaitu

a) Translokasi resiprok

Pada translokasi resiprok, ada dua kromosom yang bertukar materi

genetik.

b) Translokasi non-resiprok (Robertsonian).

Sementara pada translokasi Robertsonian, kedua lengan pendek

kromosom hilang dan lengan panjangnya membentuk kromosom

baru. Translokasi Robertsonian biasanya terjadi pada kromosom

dengan bentuk akrosentrik (kromosom yang letak sentromernya

berada mendekati ujung).

1) Tipe mosaik

Apabila terdapat sel yang mempunyai kromosom 47 dan mayoritas sel

yang berkromosom 46. Jadi, bentuk mosaik merupakan suatu jenis dari

kelainan antara Syndrom Down dan normal.

42 Tutorial 6

Page 43: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi

sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan

membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang

terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Bagaimana cara mengukur hemoglobin?

43 Tutorial 6

Page 44: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan

mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur

beberapa komponen darah yang lain.

Mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin

dalam larutan ini kemudian dipisahkan dari zat lain dengan menggunakan zat kimia

yang bernama sianida. Selanjutnya dengan penyinaran khusus, kadar hemoglobin

diukur berdasarkan nilai sinar yang berhasil diserap oleh hemoglobin.

Kadar normal hemoglobin

Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya gram

hemoglobin dalam 100 mililiter darah. Nilai normal hemoglobin tergantung dari

umur pasien,

1) Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl

2) Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl

3) Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl

4) Anak anak : 11-13 gram/dl

5) Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl

6) Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl

7) Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl

8) Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak

akan terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak membedakan

antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau perempuan tua.

Apa artinya bila kadar hemoglobin rendah?

44 Tutorial 6

Page 45: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.

Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan,

kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas

hemoglobin bawaan.

Apa artinya bila kadar hemoglobin tinggi?

Kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di

daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru,

tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.

Hemoglobin di dalam sumsum tulang juga dibentuk protein. Hemoglobin,

suatu bahan penting dalam eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang. Dibentuk dari

hem dan globin. Hem terdiri dari 4 struktur pirol dengan atom Fe di tengahnya,

sedangkan globin terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida. Jenis hemoglobin normal

yang ditemukan pada manusia ialah HbA (Hemoglobin Adult) yang kadarnya kira-

kira 98%, HbF (Hemoglobin Foetus) yang kadarnya tidak lebih dari 2% pada anak

berumur lebih dari 1 tahun dan kadar HbA2 yang kadarnya tidak lebih dari 3%. Pada

bayi baru lahir kadar HbF masih sangat tinggi yaitu kira-kira 90%.

Susunan hemoglobin

45 Tutorial 6

Page 46: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Molekul hemoglobin terdiri dari hem dan globin. Globin merupakan protein

yang terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (tentramer).

1) Rantai polipeptida HbA terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai ß.

2) HbF terdiri dari 2 rantai dan 2 rantai α dan 2 rantai ].

3) HbA2 terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai ð.

Oleh karena itu jenis hemoglobin disimbolkan sebagai berikut: HbA = α 2 ß 2; HbF =

α 2 ] 2; dan HbA2 = α 2 ð 2.

Rantai α mempunyai 141 asam amino sedangkan rantai ß dan ð mempunyai 146 asam

amino. Perbedaan antar keempat rantai tersebut terletak pada susunan asam

46 Tutorial 6

Page 47: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

aminonya. Pembentukan keempat rantai tersebut diatur oleh DNA masing-masing

dalam kromosom, namun pembentukannya terjadi dalam ribosom.

Katabolisme hemoglobin

Hem dibentuk dalam semua sel tubuh dan bukan saja merupakan bagian

penting dari hemoglobin, tetapi juga merupakan bagian dari sitokrom dan enzim

pernafasan yang penting. Persenyawaannya terdiri dari cincin porfirin dengan atom

Fe di tengahnya. Cincin porfirin dibentuk oleh 4 pirol yang saling berikatan. Setiap

pirol dibentuk oleh asam suksinat dan glisin yang bersatu membentuk ð amino

levulinic acid. Dua molekul ð amino levulinic acid bersenyawa membentuk

porfobilinogen. Empat molekul porfobilinogen akhirnya membentuk ikatan porfirin

(protoporfirin IX) dan setelah mengikat Fe2+ terbentuklah hem.

Peristiwa ini terjadi dalam mitokondria. Waktu sel darah merah menua, sel ini

menjadi kaku dan rapuh, akhirnya pecah (120 hari). Hemoglobin difagositosis

terutama di limpa, hati dan sumsum tulang. Kemudian direduksi menjadi globin dan

hem, globin masuk kembali ke dalam sumber asam amino. Besi dibebaskan dari hem

dan sebagian besar diangkut oleh protein plasma transferin ke sumsum tulang untuk

pembentukan sel darah merah baru. Sisa besi disimpan dalam hati dan jaringan tuubh

lainnya dalam bentuk feritin dan hemosiderin yang akan digunakan kembali. Sisa

hem direduksi menjadi karbon monoksida (CO) dan biliverdin. CO diangkut dalam

bentuk karboksihemoglobin dan dikeluarkan melalui paru-paru. Biliverdin direduksi

menjadi bilirubin bebas, yang secara perlahan-lahan dikeluarkan ke dalam plasma,

dimana bilirubin bergabung dengan albumin plasma kemudian diangkut ke dalam sel-

sel hati untuk diekskresi ke dalam kanalikuli empedu.

47 Tutorial 6

Page 48: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Kromosom dan kelainannya

Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang

membawa informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih

kromosom.

Sebuah kromosom (dalam bahasa Yunani chroma = warna dan soma= badan) adalah

seberkas DNA yang sangat panjang dan berkelanjutan, yang terdapat banyak gen

unsur regulator dan sekuens nukleotida lainnya.

Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur

order-quasi dalam nukleus, dimana ia membungkus histon (protein struktural,

Gambar 1), dan di mana material komposit ini disebut chromatin. Selama mitosis

48 Tutorial 6

Page 49: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

(pembelahan sel), kromosom terkondensasi dan disebut kromosom metafase. Hal ini

menyebabkan masing-masing kromosom dapat diamati melalui mikroskop optik.

Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek disebut lengan p (dari bahasa

Perancis petit yang berarti kecil) dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p

dalam alfabet).

Prokariota tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat

diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi.

Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-

cirinya dijelaskan dengan detil oleh Walther Flemming pada 1882. Pada 1910,

Thomas Hunt Morgan membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen.

Kelainan Kromosom

Ada 4 tipe penyebab kelainan kromosom, yaitu

1) Nondisjunction: ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom, entah

terjadi pada sebagian atau seluruhnya.

2) Translokasi : terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal dari pasangan

berbeda.

3) Mosaik : terjadi salah mutasi pada mitosis/pembelahan di tingkat zigot.

4) Reduplikasi atau hilangnya sebagian kromosom.

Namun yang terberat bila ada bagian kromosom yang hilang atau ditambahkan yang

disebut trisomi, atau karena struktur kromosom yang berubah. Hal ini menyebabkan

ketidakseimbangan autosom, kelainannya pun macam-macam, antara lain:

49 Tutorial 6

Page 50: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

1) Trisomi 21

Pada kelainan ini, kromosom nomor 21 ada 3 buah, bukan 2 buah seperti

seharusnya. Itulah mengapa, kelainan ini sering dikatakan trisomi 21.

Dampaknya, bayi yang dilahirkan mengalami mongoloid atau Sindrom Down.

50 Tutorial 6

Page 51: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Trisomi 21

2) Trisomi 18

Kromosom nomor 18 ada 3 buah. Bayi yang dilahirkan mengalami Sindrom

Edward, biasanya akan meninggal sesaat setelah lahir.

3) Trisomi 17

Kromosom 17 ada 3 buah. Bayi yang dilahirkan akan meninggal setelah lahir.

4) Trisomi 13

Kromosom 13 ada 3 buah. Bayi yang dilahirkan mengalami Sindrom Patau,

juga meninggal sesaat setelah lahir.

5) Cat eye syndrome

Pada kasus ini, kromosom 22 hilang sebagian. Bayi yang dilahirkan akan

mempunyai kelainan pada bentuk muka dan jantungnya.

Kelainan kromosom seks lebih sedikit dibanding kelainan autosom, yaitu:

1) Sindrom turner

51 Tutorial 6

Page 52: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Biasanya terjadi pada wanita, yaitu jumlah kromosomnya ada 45 buah dengan

kromosom seksnya cuma 1 X, bukan XX seperti umumnya. Otomatis, anak

perempuan yang mengalami sindrom ini tak bisa mentruasi.

2) Sindrom poli-X atau superfemale

Terjadi pada wanita. Jumlah kromosomnya 47 XXX. Biasanya anak dengan

sindrom ini jadi kurang IQ-nya atau retardasi mental ringan.

3) Sindrom kleinefelter

Biasanya terjadi pada lelaki, yaitu jumlah kromosomnya 47 XXY. Padahal,

kromosom lelaki harusnya XY. Jadi, dalam kelainan ini, meski kromosomnya

lelaki tapi fisiknya perempuan. Soalnya, ia tak punya uterus atau rahim,

hingga ia tak akan bisa mengalami menstruasi apalagi punya anak. Hal ini

disebabkan pertumbuhan hormon yang tak bisa ke testis, hingga larinya ke

payudara. Jadi, testis biasanya ada tapi kecil. Pun vaginanya sangat kecil dan

cetek.

PEMERIKSAAN KROMOSOM

Adapun mereka yang berisiko tinggi dalam terjadinya kelainan kromosom, antara

lain:

1) Orang dengan kelainan genetik kongenital (bawaan), yaitu ayah atau ibu yang

membawa kelainan kromosom. “Misal, yang kromosomnya mengalami

translokasi. Mungkin pada mereka tak menjadikan masalah kecacatan karena

kromosomnya tetap seimbang. Artinya, translokasinya terjadi karena di nomor

tertentu hilang, tapi menempel ke nomor lain. Itulah mengapa untuk mereka

tetap bisa normal. Namun tak demikian halnya pada anak-anak mereka,

52 Tutorial 6

Page 53: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

karena yang diturunkan yang jelek itu, maka jatuh ke anaknya bisa tak

seimbang. Akibatnya, anaknya cacat.”

2) Pembawa mutasi gen, seperti penderita hemofilia atau anaknya menderita

thalasemnia, albino.

3) Mengalami keguguran berulang kali yang mungkin penyebabnya susunan

kromosom tak seimbang.

4) Memiliki anak dengan kelainan kromosom, hingga perlu diselidiki apakah

karena keturunan atau bukan. Untuk itu, perlu dilakukan analisa kromosom

pada saudara-saudara dan ayah-ibunya.

5) Memiliki anak retardasi mental/kebodohan tanpa diketahui penyebabnya.

6) Memiliki anak dengan jenis kelamin diragukan (sex ambigua).

7) Penderita leukimia dan tumor ganas.

8) Suami-istri yang mengalami infertilitas.

9) Wanita dengan manore primer (tak pernah haid); wanita hamil usia di atas 35

tahun.

Dengan demikian, mereka yang berisiko tinggi dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan kromosom. Adapun cara pemeriksaannya:

1) Paling gampang lewat darah karena dalam darah ada sel-sel limposit atau sel

darah putih. Sel-sel inilah yang dikembangkan hingga mengalami pembelahan

jadi 2 dan didapat kromosomnya. “Darah diambil sebanyak 3 ml, lalu ditaruh

dalam botol dan dicampur dengan media tertentu. Selanjutnya, ditaruh dalam

inkubator dengan temperatur 37 derajat celcius. Setelah 3-4 hari, sel darah merah

dihancurkan hingga tinggal sel darah putih yang kita pecah dengan hykotonic

atau garam sampai menggembung, yang setelah kering akan pecah. Saat itulah

keluar kromosomnya.

53 Tutorial 6

Page 54: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Umumnya cara ini dilakukan terutama pada indikasi: bila jenis kelaminnya

diragukan (sex ambigua); wanita dengan manore primer (tak pernah haid); anak

dengan kelebihan kromosom; kasus leukimia dan tumor ganas; retardasi mental

atau kebodohan tanpa diketahui penyebabnya; keguguran berulang kali; serta

infertilitas.

2) Skrining janin lewat cairan amnion atau ketuban ibu hamil pada usia kehamilan

16-20 minggu. Soalnya, janin mengeluarkan sel, minum, dan kencing dalam air

ketuban. Nah, air ketuban ini diambil 20 ml dan dimasukkan ke dalam tabung,

lalu diputar-putar hingga muncul endapan yang merupakan sel-sel janin.

Selanjutnya, sel-sel ini dimasukkan ke dalam botol dan dicampur dengan

medianya, lalu ditempatkan di tempat bersuhu 37 derajat celcius. Makan waktu 2

minggu baru bisa memisah-misahkan kromosomnya.

Pemeriksaan cara ini dilakukan bila ada indikasi: wanita hamil di atas usia 35 tahun;

umur suami lebih dari 65 tahun; bila ada anak atau saudara kandung si janin yang

mengalami cacat/retardasi mental/sindrom down; ibu pernah mengalami keguguran

lebih dari 2 kali dan tak diketahui penyebabnya; terdapat kecurigaan pada janin ada

kelainan fisik, semisal dari hasil USG diketahui lehernya tebal, mukanya mongo-

loid, atau tangannya menggenggam; dan bila janin ada tanda-tanda pertumbuhan

terhambat.

54 Tutorial 6

Page 55: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Sel Target

Di kutip dari Class of 2003, Ross University, School of Veterinary Medicine, St. Kitts, West Indies (Boutureira) and Department of Pathology (Latimer, Bain, Krimer), College of Veterinary Medicine, University of Georgia, Athens, GA 30602-7388

Various Alterations in the Shape of Erythrocytes

A variety of morphologic changes have been observed in erythrocytes by examination of Romanowsky-stained blood smears and by examination of cells prepared for scanning electron microscopy. An abbreviated list of common changes in the shape of erythrocytes are listed in Table 1.

55 Tutorial 6

Page 56: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Table 1. Changes in erythrocyte morphology associated with various medical disorders.

Common Name

Scientific Name

Morphology Disease or Disorder(s)

Burr cell Echinocyte Spiculated erythrocyte with short, equally-spaced projections

Uremia

Pyruvate kinase deficiency

Liver disease

Artifact due to improper drying

Spur cell Acanthocyte Blunted spicules of varying length, irregularly distributed over cell surface

Liver disease

Lipid disorders

Hemangiosarcoma

Disseminated intravascular coagulation

Elliptocyte Ovalocyte, pencil cell, cigar cell

Oval to elongated, ellipsoid erythrocyte with central area of pallor and hemoglobin at both ends of cell

Hereditary elliptocytosis (band 4.1 defect)

Normal in Camellidae

Sickle cell Drepanocyte Cell contain polymerized hemoglobin, crescent shaped with pointed ends

Hereditary sickle cell disorder

Deer erythrocytes

Fragmented cell

Schistocyte Fragmented erythrocyte, often crescent-shaped with pointed ends; must be smaller than intact erythrocytes

Dissemintaed intravascular coagulation

Intravascular hemolysis, Immune-mediated anemia

Severe burns

56 Tutorial 6

Page 57: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Uremia

Turbulent blood flow

Common in young ruminants

Target cell Codocyte Erythrocyte with increased surface area to volume ratio; appear as target with bullseye

Liver disease

Iron lack or deficiency

Post-splenectomy

Decreased lecithin cholesterol acyltransferase activity

Thalassemia (hemoglobinopathy)

Target Cell (Codocyte)

Target cells, also known as codocytes, have the appearance of a target with a bullseye (Figs. 1 & 2). Such cells are thin and have a disproportional increase in the surface membrane area to volume ratio. This increased ratio may result from an increase in membrane surface area or a decrease in hemoglobin content. Morphologically, target cells have a central, hemoglobinized area surrounded by an area of pallor. The periphery of the cell contains a band of hemoglobin.

57 Tutorial 6

Page 58: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Figure 1. Target cells or codocytes (black arrows) appear as a target with a bullseye. Dog, blood smear, Wright stain.

Figure 2. Scanning electron micrograph of blood smear with two target cells or codocytes (white arrows). Modified from Bessis M: Blood Smears Reinterpreted, Springer-Verlag, Berlin, 1977, p. 71

In mammals, target cells may be an artifact of drying larger, discoid-shaped erythrocytes. However, the presence of excessive target cells within mammalian blood smears may indicate chronic disease including liver disease and obstructive jaundice, certain endocrinopathies, iron deficiency, post-splenectomy, thalassemia (hemoglobinopathy; not reported in domestic animals), and rare congenital deficiency of lecithin-cholesterol acyl transferase.

Liver Disease

Lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) activity may be decreased in obstructive liver disease. Decreased enzymatic activity increases the cholesterol to phospholipase ratio, producing an absolute increase in surface area of the red blood cell membranes. In contrast, only relative membrane excess is present in patients with iron-deficiency anemia and thalassemia because the quantity of intracellular hemoglobin is reduced.2

Research studies have shown that rats fed sunflower oil have a higher percentage of codocytes in the blood smear and these cells have a greater than normal surface area to volume ratio. The surface area to volume ratio also is elevated in iron deficiency

58 Tutorial 6

Page 59: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

anemia, thalassemia, and lecithin-cholesterol acyltransferase deficiency in which non-esterified cholesterols are elevated.3

Post-Splenectomy

A major function of the spleen is the clearance of opsonized, deformed, and damaged erythrocytes by splenic macrophages. If splenic macrophage function is abnormal or absent because of splenectomy, altered erythrocytes will not be removed from the circulation efficiently. Therefore, increased numbers of target cells may be observed.

Thalassemia

Thalassemia (hemoglobinopathy) is reported in human beings, but has not yet been described in domestic animals. These genetic disorders result in defects of the globin chains that are attached to the heme moiety. Thalassemia is reported mainly in descendants of the Mediterranean area, Asia, and Africa. Thalassemia is classified as an alpha or beta type. Alpha thalassemia is characterized by defects in alpha globin chains, while beta thalassemia (also known as Cooley’s anemia), is caused by defects in the beta globin chains.

Conclusion

The presence of target cells or codocytes is associated with an altered surface membrane area to volume ratio. Absolute increases in surface membrane are usually attributed to disorders of lipid metabolism (decreased lecithin cholesterol acyltransferase activity, liver disease). Decreased cytoplasmic volume is associated with decreased production of hemoglobin (iron deficiency) or manufacture of defective hemoglobin (thalassemia). Finally, the appearance of target cells may occur when splenic function is absent (post-splenectom) or impaired.

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. 2002. Jakarta : EGC.

59 Tutorial 6

Page 60: 69310140 Tutorial SCE Sindroma Down 1(2)

Blok 5 Skenario C - Dilema 2009

Guyton, Arthur C. 2000. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC

Hoffbrand. A.V, dkk. 1996. Kapita Selekta Haematologi, Edisi 2. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A & Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Edisi 4. Jakarta: EGC

Sacharin M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2. Jakarta: EGC

Soeparman, Sarwono W. 1996. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Jakarta: FKUI

www.kalbe.co.id

www.id.wikipedia.org

www.thalassemia.org

World Health Organization

Cooley’s Anemia Foundation

60 Tutorial 6