58-jurnal skripsi (1)

12
KONTRIBUSI KEGIATAN FISIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI (STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWI FPOK UPI) SRI RATNASARI Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh isu-isu yang berkembang dikalangan para atlet wanita berprestasi yang melakukan kegiatan olahraga berat dapat mengganggu pada siklus menstruasinya, sehingga munculah pertanyaan “apakah benar kalau mahasiswi berlatih dengan berat kemudian disertai dengan aktivitas perkuliahan yang padat dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi begitupun dengan siklus menstruasinya ?.” penulis mencoba mencari jawaban dari pertanyaan itu, maka penulis dengan cara menyebarkan angket kepada para mahasiswi FPOK UPI. Berdasarkan masalah tersebut, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada dampak kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI?. Sesuai dengan masalah yang juga penulis rumuskan tujuan dari penelitaian ini adalah : untuk mengkaji seberapa besar kontribusi kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Sampel yang penulis gunakan adalah mahasiswi yang masih aktif mengikuti perkuliahan di FPOK UPI yang berjumlah ±50 orang. Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket. Data-data yang penulis dapatkan kemudian dianalisis dengan mengguanakan pendekatan uji korelasi Rank Spearman. Dari hasil analisis data menunjukan bahwa : terdapat kontribusi antara kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI dengan kofesien korelasi (r = 0.228) dengan nilai kofesien determinasi sebesar 5.19%, namun tingkat keeratan variabel kegiatan fisik dan siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI berada pada kategori rendah.

Upload: pandu-nugroho-kanta

Post on 26-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: 58-jurnal skripsi (1)

KONTRIBUSI KEGIATAN FISIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI(STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWI FPOK UPI)

SRI RATNASARI Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh isu-isu yang berkembang dikalangan para atlet wanita berprestasi yang melakukan kegiatan olahraga berat dapat mengganggu pada siklus menstruasinya, sehingga munculah pertanyaan “apakah benar kalau mahasiswi berlatih dengan berat kemudian disertai dengan aktivitas perkuliahan yang padat dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi begitupun dengan siklus menstruasinya ?.” penulis mencoba mencari jawaban dari pertanyaan itu, maka penulis dengan cara menyebarkan angket kepada para mahasiswi FPOK UPI. Berdasarkan masalah tersebut, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada dampak kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI?. Sesuai dengan masalah yang juga penulis rumuskan tujuan dari penelitaian ini adalah : untuk mengkaji seberapa besar kontribusi kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Sampel yang penulis gunakan adalah mahasiswi yang masih aktif mengikuti perkuliahan di FPOK UPI yang berjumlah ±50 orang. Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket. Data-data yang penulis dapatkan kemudian dianalisis dengan mengguanakan pendekatan uji korelasi Rank Spearman.

Dari hasil analisis data menunjukan bahwa : terdapat kontribusi antara kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI dengan kofesien korelasi (r = 0.228) dengan nilai kofesien determinasi sebesar 5.19%, namun tingkat keeratan variabel kegiatan fisik dan siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI berada pada kategori rendah.

Kata- kata kunci : kontribusi, kegiatan fisik, menstruasi, siklus menstruasi.

Pendahuluan Perbedaan antara laki-laki dan perempuan sangat jelas, dahulu laki-laki

sangat berkuasa dan bisa melakukan apa yang mereka lakukan, wanita hanya merupakan kaum yang lemah dan hanya boleh diam dirumah mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak. Perbedaan itu berubah menjadi semakin sempit dan nyaris tanpa batas sejak menjelang abad 21 wanita bisa melakukan hal-hal yang mereka lakukan, dan wanita bisa mengerjakan apa yang laki-laki lakukan. Seiring diakuinya wanita didunia olahraga, wanita harus lebih dipromosikan dalam dunia olahraga, pelaksanaannya didorong dengan kuat, karena olahraga mempunyai manfaat yang sangat terukur bagi kesehatan, memberi kegembiraan, perkawanan (friendship), dan kepuasan. Mungkin juga wanita melakukan olahraga untuk pengaturan berat badan, rasa percaya diri, koordinasi motorik, kesehatan dan kebugaran kardiovaskuler, serta integritas

Page 2: 58-jurnal skripsi (1)

tulang. Selain olahraga di atas yang mungkin sangat populer dimasyarakat ada pula yang menggemari olahraga dengan tujuan prestasi, tetapi didunia olahraga yang kental dengan sportivitas dan peduli fair play, kehadiran kaum wanita selalu dianggap sebagai kelompok yang sarat dengan berbagai kekurangan dibandingkan dengan kaum laki-laki, keterlibatan wanita dalam olahraga prestasi telah terbukti sejak olimpiade 1912, banyak cabang olahraga yang diikuti oleh wanita, bahkan lebih dari 20 tahun terakhir banyak sekali wanita berpartisipasi dalam olahraga dengan daya tahan yang berat. Orang tua pada jaman dahulu menyatakan bahwa seorang wanita mendapatkan sebuah “kutukan” yaitu menstruasi, sampai sekarang pun pendapat umum mengatakan, mengikuti kegiatan olahraga selama mendapatkan menstruasi adalah tidak pantas, dan bahkan dapat merugikan tubuh.

Bukti-bukti yang menunjukan bahwa adanya hubungan sebab akibat antara aktivitas olahraga berat dengan keterlambatan menstruasi pertama kali (menarche). Menurut Malina (1978), “menstruasi pertama kali diperoleh paling lambat pada atlet olimpiade dan diperoleh paling cepat pada mereka yang bukan atlet”. Sumasardjuno (1992:61) juga menyatakan, “anak-anak wanita yang mulai latihan olahraga dengan serius sejak usia muda, banyak yang mangalami menstruasi pertama kali lebih lambat dari pada yang tidak menjalankan olahraga, adapun pada beberapa wanita yang menjalankan latihan olahraga kompetitif, menstruasi pertama kali baru didapat setelah usia 15-16 tahun”. Atlet bisa mengalami gangguan menstruasi pertama kali apabila melakukan aktivitas latihan yang berat. The American College of Sport Medicine (ACSM) melaporkan bahwa sekitar “sepertiga pelari jarak jauh wanita antara 12-45 tahun, mengalami masa-masa amenore atau oligomenorrhoea”. Selain bukti-bukti yang sudah ada penulis juga melakukan penelitian pendahuluan, bahwa pola menstruasi seorang mahasiswi selalu berubah setiap bulannya, bahkan ada yang membenarkan bahwa karena aktivitas yang berat maka siklus menstruasinya dapat terganggu dan beberapa dari mereka ada yang belum mendapatkan menstruasi untuk pertama kali. Perubahan menstruasi yang mereka keluhkan adalah berupa kurangnya jumlah menstruasi pertahun (oligomenorrhoea) dan sama sekali tidak ada menstruasi (amenorrhoea) sedangkan pada awalnya menstruasi mereka berjalan normal. Selain itu ada pula yang mengeluh adanya pendarahan yang tidak teratur dan tidak menurut siklus, serta haid yang berlebihan banyaknya.

Menurut Dr. Bjarne K. Jacobsen “Faktor-faktor tertentu seperti latihan atau merokok, mungkin mempengaruhi. Contohnya, aktivitas fisik intensif dikenal menunda atau mengganggu siklus menstruasi dan latihan reguler sepanjang hidup”. Umur saat pertama menstruasi seorang anak perempuan seharusnya tidak dipengaruhi oleh makan yang terlalu sedikit atau latihan terlalu keras, (www.wikipedia.co.id). Mahasiswi fakultas pendidikan olahraga dan kesehatan, dituntut untuk melakukan latihan fisik dengan keras untuk memiliki teknik diatas rata-rata yang dimiliki oleh mahasiswi lain, latihan fisik erat kaitannya dengan kegiatan perkuliahan sehari-hari. Namun perlu diperhatikan pula bahwa wanita akan mengalami menstruasi, walaupun pada saat mengalami menstruasi wanita tidak menutup kemungkinan mahasiswi tersebut memiliki kegiatan yang cukup berat yang harus dilaksanakannya.

Page 3: 58-jurnal skripsi (1)

Sebagian wanita pada saat mengalami menstruasi tidak mengetahui prubahan siklus secara periodik atau pada saat terjadinya kembali menstruasi yang mengakibatkan selaput lendir rahim dari hari kehari terjadi perubahan yang berulang-ulang, seperti dikatakan oleh Giriwijoyo (2007:154), “Siklus menstruasi adalah kejadian kompleks yang terjadi didalam uterus apabila tidak terjadi kehamilan”.

Mekanisme terjadinya perdarahan berperan penting dalam terjadinya proses menstruasi sebagaimana dipaparkan dalam Wikipedia (2009) bahwa : “Mekanisme perdarahan menstruasi dari seorang wanita ini diakibatkan oleh pengaruh aktivitas hormonal tubuh yang aktivitasnya terjadi melalui suatu hubungan “poros hipotalamus-hipofisis-ovarium”. (http.wikipedia.com).

Terjadinya perdarahan pada hari pertama pada saat menstruasi dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi, siklus menstruasi berkisar antara 21 - 40 hari. “Hanya 10 – 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari, jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause”. Hal ini dijelaskan dalam Wikipedia (2009).

Pada siklus menstruasi Kissanti (2008:17) menjelaskan bahwa: Siklus menstruasi terbagi menjadi tiga fase yaitu ; (1) Fase folikuler :

dimana pada fase ini dimulai dari hari pertama sampai sesaat sebelum kadar LH (Luitenizing Hormon) meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi) dikarenakan pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium, (2) Fase Ovulatoir dimana : fase ini dimulai ketika kadar LH (Luitenizing Hormon) meningkat dan pada fese ini delepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH (Luitenizing Hormon), (3) Fase Luteal dimana : fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setalah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progresteron.Wanita pada saat mengalami menstruasi pertama kali awal siklus

menstruasi mungkin tidak teratur, hal ini adalah normal bagi wanita yang mengalami menstruasi yang pertama kali, karena jarak antara dua siklus bisa berlangsung selama dua bulan atau satu bulan mungkin terjadi dua siklus dan beberapa lama kemudian siklus akan menjadi lebih teratur tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi pada saat menstruasi terjadi.

Masalah dalam penelitian ini adalah : Seberapa besar dampak kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar kontribusi kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI.

Metode

Metode penelitian adalah suatu cara yang merupakan rangkaian proses yang harus ditempuh sebagai upaya mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisa data, serta menginterpretasi data, Penelitian ini menganalisis mengenai kontribusi fisik terhadap siklus mentruasi pada mahasiswi FPOK UPI,. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent

Page 4: 58-jurnal skripsi (1)

variable) atau variabel X adalah kegiatan fisik, sedangkan objek penelitian merupakan variabel terikat (dependent variabel) atau variabel (Y) adalahsiklus menstruasi. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad (1994:131). “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif karena metode ini dapat mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil yang akan penulis teliti dan dapat menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena yang ada dan berlaku sekarang dengan maksud untuk mendapatkan gambaran umum yang lebih jelas, sistematis, faktual, dan akurat. Mengenai fakta-fakta serta mengkaji berbagai variabel dalam fenomena yang diteliti, hal ini dikemukakan oleh Atmaja (1978:27) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah suatu penyelidikan tahap fact fainding disertai dengan interpretasi-interpretasi yang bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan keadaan seseorang, lembaga atau masyarakat tertentu pada masa sekarang ini berdasarkan faktor-faktor yang tampak saja (surface factor) didalam situasi yang diselidiki”.

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti memerlukan subjek yang akan diteliti, subjek tersebut berupa populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan subjek dalam penelitian sedangkan sampel adalah sebagian subjek yang diambil dari keseluruhan populasi dan mewakili populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi FPOK UPI dari 3 program studi yaitu : IKOR, PKO, PJKR yang masih terdaftar di FPOK UPI. Mengenai jumlah sampel belum ada suatu aturan yang pasti harus berapa jumlah sampel yang diambil sesuai dengan yang dikatakan oleh Arikunto (1997:109): “Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar presentase sampel dari populasi, hasil peneliti akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau cici-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi”. Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak sampel yang digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada subjek penelitian dalam populasi. Hal yang sama mengenai jumlah sampel belum ada aturan yang pasti berapa banyak sampel harus diambil lebih jauh Nasution (2002:101) mengatakan bahwa: “Tidak ada aturan yang jelas tetang jumlah sampel yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud dengan sampel yang besar dan yang kecil”.

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti berinisiatif mengambil sebanyak ±50 orang sebagai sampel yang mewakili dari sebagian mahasiswi tersebut. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan aksidental sampel atau pengambilan sampel secara kebetulan yang berarti saat peneliti tiba di tempat yang akan diteliti peneliti hanya menggunakan sampel yang ada pada saat itu juga bila dipandang orang yang ditemui itu cocok untuk dijadikan sampel dan jumlah

Page 5: 58-jurnal skripsi (1)

disesuaikan dengan jumlah sampel yang akan di ambil yaitu ±50 orang dengan perincian sampel pada mahasiswi FPOK UPI..

Menghitung Koefisien KorelasiTeknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan koefisien korelasi Product moment. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk menjawab pertanyaan masalah yang diajukan pada bab I, adapun rumus yang digunakan adalah tekhnik korelasi Rank Spearman. Pengujian hipotesis :Kriteria : tolak hipotesis (Ho) jika thitung > ttabel dengan dk = (n-1) pada taraf nyata α = 0.05 dalam hal ini diterimaHo : r = 0 artinya terdapat dampak antara kegiatan fisik terhadap siklus

menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI.Hi : r ≠ 0 artinya tidak terdapat dampak antara kegiatan fisik terhadap siklus

menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI. Selanjutnya untuk perhitungan koefisien determinasi seberapa besar

derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y, digunakan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100 %Keterangan:KD = Koefisien determinasir2 = Korelasi variabel X dan Y100 % = PersentaseSelanjutnya untuk perhitungan koefisien determinasi seberapa besar derajat hubungan Kriteria : tolak hipotesis (Ho) jika thitung > ttabel dengan dk = (n-1) pada taraf nyata α = 0.05 dalam hal ini diterima.Hasil

Untuk melihat ada dan tidaknya hubungan antara bauran pemasaran dengan kepuasan konsumen maka dilakukanlah penelitian ini yang mengambil sampel pengunjung dimana diperoleh nilai korelasi antara variabel kegiatan fisik (X) dan variabel siklus menstruasi (Y) sebesar 0.228. Dimana setelah dikonsultasikan pada tabel Guilford Emperical Rulesi.

Tabel 1.1 Tabel Keeratan Hubungan Variabel X dan Y

Nilai Korelasi Keterangan

0,00 - < 0,20≥ 0,20 - < 0,40≥ 0,40 - < 0,70≥ 0,70 - < 0.90≥ 0,90 - ≤ 1,00

Hubungan sangat lemah (diabaikan)Hubungan rendahHubungan sedang / cukupHubungan Kuat / TinggiHubungan sangat Kuat

Tabel di atas, berada pada kategori rendah karena terletak antara nilai 0.20 – 0.40. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan variabel kegiatan fisik (X) dan variabel siklus menstruasi (Y) adalah rendah. Dari pengamatan penulis tingkat keeratan antara variabel kegiatan fisik dengan variabel siklus

Page 6: 58-jurnal skripsi (1)

menstruasi berada pada kategori rendah dikarenakan ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi siklus menstruasi yang tidak penulis teliti, .misalnya faktor lingkungan, gizi,stress dan sebagainya.

Selanjutnya untuk mengetahui berarti tidaknya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dilakukan uji signifikasi diperoleh nilai thitung sebesar 1.588 dengan melihat pada tabel distribusi t dengan taraf signifikasi 0.05 diperoleh nilai ttabel sebesar 1.6787. Setelah itu nilai thitung dikonsultasikan pada ttabel menunjukan nilai thitung > ttabel,, 0.05 > 1/6787. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis satu (H1) diterima, artinya terdapat hubungan antara kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi dengan nilai koefisien korelasi determinasi sebesar 5.19 % yang sisanya merupakan faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis yang mempengaruhi siklus menstruasi..

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi yang telah diuraikan pada bab III dan bab IV, dapat di ambil kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :

Terdapat kontribusi antara kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FPOK UPI dengan kofesien korelasi 0.228 dengan nilai kofesien determinasi sebesar 5.19%, tingkat keeratan variabel kegiatan fisik dan siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI berada pada kategori rendah karena terletak antara nilai 0.20-0.40 pada tabel nilai koofisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi . Nilai uji signifikan koefisien korelasi thitung sebesar 1.588 > ttabel sebesar 1.6787, sehingga H0 yang berbunyi tidak terdapat dampak antara kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI di tolak dan H1 yang berbunyi terdapat dampak antara kegiatan fisik terhadap siklus menstruasi mahasiswi FPOK UPI diterima. Terdapat faktor-faktor lain selain akltivitas fisik yang mempengaruhi siklus menstruasi.

Saran Setelah penulis melakukan penelitian dan melihat apa yang terdapat dan

yang terjadi dilapangan, kiranya penulis memberikan saran-saran berdasarkan penelitian baik yang menyangkut aspek teoritis maupun praktis.

Maka penulis menyarankan kepada seluruh mahasiswi baik atlet atau siapapun yang aktif dalam kegiatan olahraga maupun perkuliahan memberikan kontribusi rendah kepada pola siklus menstruasi, perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pola siklus menstruasi.

Semoga penelitian yang penulis lakukan bisa menjadi suatu kajian untuk penelitian selanjutnya.

Page 7: 58-jurnal skripsi (1)

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginkologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. (1993). Obstertri Fisiologi. ELEMAN, Bandung

Bagian Obstetri dan Ginkologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. (1983). Obstertri Fisiologi. ELEMAN, Bandung

Dr. Jhon F. Knight. Wanita Ciptaan Ajaib. Beberapa Gangguan Sistem Tubuh dan Perawatannya.

Dr. Nina Sutresna M.Pd. (2001). Wanita dan Olahraga Kacamata Sosial.Drs. Yunusul Hairy, Ms (2001). Pusat Penerbit UT.Faisal, S. (1981). Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Usaha Nasional, Surabaya.Giriwijoyo, Y.S. Santosa (2004). Ilmu Faal OR: Fungsi Tubuh Manusia pada OR,

Bandung: FPOK UPIGiriwijoyo, Y.S. Santosa (2003). Wanita dan Olahraga. Bahan Kuliah untuk

Mahasiswa FPOK UPIKissanti Annia (2008). Buku Pintar Wanita. Kesehatan dan Kecantikan. AraskaAulia (2009). Kupas Tuntas Menstruasi dari A sampai Z , Millestone.Nadisah. (1991). Manusia dan Olahraga Seri Bahan Kuliah OR. ITB, Bandung:

ITB dan FPOK UPI BandungGiriwijoyo, Komariah Lilis, Kartinah Tine, (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga,

Untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi Olahraga. Bandung.Nurhasan, (2002), Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah

Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan IndonesiaNurhasan. (2000). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Tes

dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Banbung.Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.Riduan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Jakarta. Jakarta: Rineka CiptaWikipedia Indonesia. Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. Internet Harry

Finley : online museum Oo Menstruasi and women’s HealthTim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1993).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Puataka, Jakarta.Sumber lain : Internet, Artikel penelitian (www. Menstuasi. Com,

www.blogdokter.net , www.muslimah.or.id, www.medicastor.com, www.google.com, www.wikipedia.com )

Penulis :

Sri Ratnasari, menyelesaikan S1 Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.