(5) basic simplex

84
LOGO Dasar-dasar Metode Simplex Amelia Kurniawati. ST., MT. Your Site Here

Upload: trisa-dini-daswan

Post on 10-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

matero penelitian operasional

TRANSCRIPT

Page 1: (5) Basic Simplex

LOGO

Dasar-dasarMetode Simplex

Amelia Kurniawati. ST., MT.Your Site Here

Page 2: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

Contents

1. Pendahuluan

2. Langkah Umum

3. Metode Simpleks dalam Bentuk Tabular

4. Pemecahan untuk masalah minimisasi

6. Solusi-solusi Alternatif

5. Masalah-masalah komputasi

Page 3: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

Memahami konsep pemecahan linear programming dengan metode simplex

Memahami solusi-solusi unik dan solusi alternatif

Goals

Page 4: (5) Basic Simplex

PENDAHULUAN

Metode Simplex

Dikembangkan oleh G.B. Dantzig

Merupakan prosedur iteratif untuk

memecahkan masalah LP dengan

mengekspresikannya dalam bentuk

standar

YOUR SITE HERE

Page 5: (5) Basic Simplex

PENDAHULUAN

Metode Simplex

Memerlukan kondisi dengan semua

pembatas dinyatakan dalam bentuk

sistem kanonik dimana suatu solusi

basis layak dapat langsung diperoleh.

YOUR SITE HERE

Page 6: (5) Basic Simplex

PENDAHULUAN

Ciri-ciri dari bentuk baku model LP adalah :

1. Semua kendala berupa persamaan dengan sisi kanan non negatif

2. Semua variabel non negatif 3. Fungsi tujuan dari maksimum

maupun minimum

YOUR SITE HERE

lihat kembali materi basic feasible solution

Page 7: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM

YOUR SITE HERE

Berhenti jika suatu solusi layak basis tidak dapat diperbaiki lagi

maka solusi layak basis tersebut menjadi solusi optimal

Cari solusi-solusi layak basis yang dapat memperbaiki nilai fungsi tujuan

Perbaiki solusi awal jika mungkin

Cari solusi layak basis yang mempunyai nilai fungsi tujuan lebih baik

Mulai dengan suatu solusi layak basis

Page 8: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Kasus:Memaksimumkan Z = 3x1 + 2x2

dengan pembatas-pembatas: x1 + 2x2 6

2x1 + x2 8

– x1 + x2 1

x2 2

x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

YOUR SITE HERE

Page 9: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Bentuk Standard:Memaksimumkan Z = 3x1+2x2 +0x3+0x4+0x5+0x6

dengan pembatas-pembatas: x1 + 2x2 + x3 = 6

2x1 + x2 + x4 = 8

– x1 + x2 + x5 = 1

x2 + x6 = 2

x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0, x5 ≥ 0, x6 ≥ 0

YOUR SITE HERE

Page 10: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Penetapan Solusi Layak Basis Awal:

Variabel basis : x3, x4, x5, x6

Dengan menetapkan x1 = x2 = 0, maka

diperoleh solusi basis : x3 = 6, x4 = 8, x5 = 1, x6 = 2

Nilai fungsi tujuan Z = 3(0)+2(0)+0(6)+0(8)+0(1)+0(2)= 0

YOUR SITE HERE

Page 11: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUMMemperbaiki Solusi Layak Awal:

Dengan diberikan solusi basis layak, yaitu x1 = x2 = 0, x3 = 6, x4 = 8, x5 = 1, x6 = 2 dengan Z= 0, metode simpleks memeriksa apakah mungkin untuk mendapatkan solusi basis layak yang lebih baik dengan nilai Z yang lebih besar

Pemeriksaan dilakukan dengan pertama-tama memeriksa apakah solusi saat ini adalah optimal

YOUR SITE HERE

Page 12: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

Jika solusi solusi belum optimal, metode simpleks mencari suatu solusi basis layak tetangga (adjacent basic feasible solution) dengan nilai Z yang lebih besar

Suatu solusi basis layak tetangga (adjacent basic feasible solution) berbeda dengan solusi basis layak (basic feasible solution) saat ini hanya tepat satu variabel basis

YOUR SITE HERE

Page 13: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

Untuk mendapatkan solusi basis layak tetangga, metoda simpleks Membuat salah satu variabel basis menjadi

variabel non basis Menjadikan salah satu variabel non basis

menjadi variabel basis

Permasalahannya adalah memilih solusi basis dan solusi non basis yang pertukarannya memberikan perbaikan maksimum pada nilai fungsi tujuan.

YOUR SITE HERE

Page 14: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

Dalam solusi basis layak Variabel basis dapat mempunyai nilai yang

positif Varibel non basis selalu mempunyai nilai nol

Membuat variabel non basis menjadi variabel basis adalah ekivalen dengan menaikkan nilainya dari nol ke positif.

YOUR SITE HERE

Page 15: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

Tentu saja, pilihan yang harus dibuat adalah menentukan variabel non basis mana yang dapat memberikan perbaikan pada nilai Z

Ini dilakukan dengan menaikkan nilai variabel non basis menjadi satu unit dan memeriksa perubahannya pada nilai fungsi tujuan Z.

YOUR SITE HERE

Page 16: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

YOUR SITE HERE

Misalkan variabel non basis x1 dinaikkan 1 unit

1x1 +x3 = 6 2x1 + x4 = 8–x1

+ x5 = 10x1 + x6 = 2 x1 = 1, x2 = 0, x3 = 5, x4 = 6, x5 = 2, x6 = 2

Nilai fungsi tujuan Z = 3(1)+2(0)+0(5)+0(6)+0(2)+0(2)= 3

Perubahan nilai Z per peningkatan satu unit x1

Z = 3 – 0 = 3

Page 17: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

YOUR SITE HERE

Misalkan variabel non basis x2 dinaikkan 1 unit

2x2 + x3 = 6 1x2 + x4 = 81x2 + x5 = 11x2 + x6 = 2 x1 = 0, x2 = 1, x3 = 4, x4 = 7, x5 = 0, x6 = 1

Nilai fungsi tujuan Z = 3(0)+2(1)+0(4)+0(7)+0(0)+0(1)= 2

Perubahan nilai Z per peningkatan satu unit x2

Z = 2 – 0 = 2

Page 18: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

YOUR SITE HERE

Karena Z positif untuk x1 dan x2 nilai fungsi tujuan dapat dinaikkan.

Karena Z untuk x1 > Z untuk x2 maka menaikkan x1 lebih baik.

Sampai seberapa jauh x1 dapat dinaikkan?

Jika x1 dinaikkan maka nilai variabel basis : x3, x4, x5, x6 akan turun dan nilainya harus tak negatif agar tetap layak.

Page 19: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

YOUR SITE HERE

Batas peningkatan x1:

x1 + x3 = 6 x1 = 6 2x1 + x4 = 8 x1 = 4– x1

+ x5 = 1 x1 = 0x1 + x6 = 2 x1 =

Maksimum peningkatan x1 = minimum (6, 4, , ) = 4

Page 20: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

YOUR SITE HERE

x1 dinaikkan 4 unit, maka x4 menjadi variabel non basis

x1 = 4, x2 = 0, x3 = 2, x4 = 0, x5 = 5, x6 = 2 dan Z = 12

variabel masuk basis x1 dinaikkan 4 unit

1x1 +x3 = 6 2x1 + x4 = 8–x1

+ x5 = 10x1 + x6 = 2

Page 21: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak Awal:

YOUR SITE HERE

  x1 + 2x2 + x3   = 6 2 x1 + x2 + x4 = 8– x1 + x2

+ x5 = 1 x2 + x6 = 2

3/2 x2 + x3 –1/2 x4 = 2 x1 + 1/2x2 + 1/2 x4 = 4 3/2 x2

+ 1/2 x4 + x5 = 5 x2 + x6 = 2

Variabel basis : x1, x3, x5, x6; Variabel non basis: x2, x4

Sistem Kanonik

Page 22: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

VISUALISASI LANGKAH I

YOUR SITE HERE

(5)

(6)

(2)

(4)

(3) (1)

x1

x2

AB

CDE

F

Page 23: (5) Basic Simplex

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak 2:

YOUR SITE HERE

3/2 x2 + x3 = 2 x1 + 1/2 x2 = 4 3/2 x2 + x5 = 5 x2 + x6 = 2

Misalkan variabel non basis x2 dinaikkan 1 unit

x1= 7/2, x2 = 1, x3 = 1/2, x4 = 0, x5 = 7/2, x6 = 1

Nilai fungsi tujuan Z = 3(7/2)+2(1)+0(1/2)+0(0)+0(7/2)+0(1) = 121/2

Perubahan nilai Z per peningkatan satu unit x2

Z = 121/2 – 12 = 1/2

Page 24: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak 2:

x3 – 1/2 x4 = 2 x1 + 1/2 x4 = 4

+ 1/2 x4 + x5 = 5 0 x4 + x6 = 2

Misalkan variabel non basis x4 dinaikkan 1 unit

x1= 7/2, x2 = 0, x3 = 5/2, x4 = 1, x5 = 9/2, x6 = 2

Nilai fungsi tujuan Z = 3(7/2)+2(0)+0(5/2)+0(1)+0(9/2)+0(2) = 101/2

Perubahan nilai Z per peningkatan satu unit x4

Z = 101/2 – 12 = – 3/2

Page 25: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak 2:

Karena Z positif untuk x2 nilai fungsi tujuan dapat dinaikkan

Karena Z negatif untuk x4 nilai fungsi tujuan tidak dapat dinaikkan

Sampai seberapa jauh x2 dapat dinaikkan?

Jika x2 dinaikkan maka nilai variabel basis : x1, x3, x5, x6 akan turun dan nilainya harus tak negatif agar tetap layak.

Page 26: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak 2:

Batas peningkatan x2:

Maksimum peningkatan x2 = minimum (4/3, 8, 10/3, 2) = 4/3

3/2 x2 + x3 = 2 x2 = 4/3 x1 + 1/2 x2 = 4 x2 = 8 3/2 x2 + x5 = 5 x2 = 10/3 x2 + x6 = 2 x2 = 2

Page 27: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Memperbaiki Solusi Layak 2:

x2 dinaikkan ke 4/3

maka x3 menjadi variabel non basis

x1 = 10/3, x2 = 4/3, x3 = 0, x4 = 0, x5 = 3, x6 = 2/3

dan Z = 122/3

Page 28: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)Memperbaiki Solusi Layak 2:

3/2 x2 + x3 – 1/2 x4 = 2 x1 + 1/2 x2 + 1/2 x4 = 4 3/2 x2

+ 1/2 x4 + x5 = 5 x2 + x6 = 2

x2 + 2/3 x3 – 1/3 x4 = 4/3 x1 – 1/3 x3 + 2/3 x4 = 10/3

– x3 + x4 + x5 = 3

– 2/3 x3 + 1/3 x4 + x6 = 2/3

Variabel basis : x1, x2, x5, x6; Variabel non basis: x3, x4

Sistem Kanonik

Page 29: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)

VISUALISASI LANGKAH II

29

(5)

(6)

(2)

(4)

(3) (1)

x1

x2

AB

CDE

F

Page 30: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)Memperbaiki Solusi Layak 3:

x2 + 2/3 x3 = 4/3 x1 – 1/3 x3 = 10/3

– x3 + x5 = 3 – 2/3 x3 + x6 = 2/3

Misalkan variabel non basis x3 dinaikkan 1 unit

x1= 11/3, x2 = 2/3, x3 = 1, x4 = 0, x5 = 4, x6 = 4/3

Nilai fungsi tujuan Z = 3(11/3)+2(2/3)+0(1)+0(0)+0(4)+0(4/3) = 121/3

Perubahan nilai Z per peningkatan satu unit x3

Z = 121/3 – 122/3 = – 1/3

Page 31: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)Memperbaiki Solusi Layak 3:Misalkan variabel non basis x4 dinaikkan 1 unit

x1= 8/3, x2 = 5/3, x3 = 0, x4 = 1, x5 = 2, x6 = 1/3

Nilai fungsi tujuan Z = 3(8/3)+2(5/3)+0(0)+0(1)+0(2)+0(1/3) = 111/3

Perubahan nilai Z per peningkatan satu unit x4

Z = 111/3 – 122/3 = – 4/3

x2 – 1/3 x4 = 4/3 x1 + 2/3 x4 = 10/3

x4 + x5 = 3 1/3x4 + x6 = 2/3

Page 32: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)Memperbaiki Solusi Layak 3:

Karena Z negatif untuk x3 dan x4 nilai fungsi tujuan tidak dapat dinaikkan

Karena tidak ada variabel non basis yang dapat dinaikkan yang dapat memberikan peningkatan pada nilai fungsi tujuan Z maka solusi saat ini adalah optimal.

Page 33: (5) Basic Simplex

YOUR SITE HERE

LANGKAH UMUM (CONTOH)

Untuk masalah maksimasi:– Suatu solusi basis layak adalah optimal

jika profit relatif (Z) dari variabel non basis adalah negatif atau nol.

Page 34: (5) Basic Simplex

34

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabular

(Simplex Method in Tabular Form)

Page 35: (5) Basic Simplex

Contoh masalah LP

Memaksimumkan Z = 3x1 + 2x2

dengan pembatas-pembatas: x1 + 2x2 6 2x1 + x2 8 – x1 + x2 1 x2 2 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 36: (5) Basic Simplex

Bentuk kanonik

Memaksimumkan Z = 3x1 + 2x2

dengan pembatas-pembatas: x1 + 2x2 + x3 = 6 2x1 + x2 + x4 = 8 – x1 + x2

+ x5 = 1 x2 + x6 = 2 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0, x5 ≥ 0, x6 ≥ 0,

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 37: (5) Basic Simplex

Representasi tabel untuk solusi basis layak awal

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

0 x3 1 2 1 0 0 0 6

0 x4 2 1 0 1 0 0 8

0 x5 -1 1 0 0 1 0 1

0 x6 0 1 0 0 0 1 2

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 38: (5) Basic Simplex

Nilai fungsi tujuan

konstantadan vektor dariproduct inner BcZ

0

2

1

8

6

0,0,0,0

Z

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 39: (5) Basic Simplex

Pemeriksaan optimalitas

kanonik sistem dalam dengan berkaitan

yang kolomdan dari

j

Bjj x

cuctinner prodcc

Nilai fungsi tujuan relatif (profit relatif /ongkos relatif )untuk variabel non basis:

Kondisi optimal terjadi apabila semua nilai koefisienfungsi tujuan relatif untuk variabel non basis adalah tak positif [untuk masalah maksimasi]

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 40: (5) Basic Simplex

Nilai fungsi tujuan relatif untuk variabel non basis

3

0

1

2

1

0,0,0,031

c

2

1

1

1

2

0,0,0,022

c

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 41: (5) Basic Simplex

Tabel 1 (awal)

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

0 x3 1 2 1 0 0 0 6

0 x4 2 1 0 1 0 0 8

0 x5 -1 1 0 0 1 0 1

0 x6 0 1 0 0 0 1 2

3 2 0 0 0 0 Z = 0

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 42: (5) Basic Simplex

Penentuan variabel yang masuk (entering variable)

Variabel non basis yang dipilih untuk masuk ke basis (entering variable) variabel yang memberikan peningkatan per unit pada Z yang terbesar, yaitu variabel non basis yang mempunyai nilai fungsi tujuan relatif terbesar (paling positif untuk masalah maksimasi).

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 43: (5) Basic Simplex

Penentuan variabel yang masuk (entering variable)

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

0 x3 1 2 1 0 0 0 6

0 x4 2 1 0 1 0 0 8

0 x5 -1 1 0 0 1 0 1

0 x6 0 1 0 0 0 1 2

3 2 0 0 0 0 Z = 0

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 44: (5) Basic Simplex

Penentuan variabel yang keluar (leaving variable)

Untuk menentukan variabel basis yang akan diganti (leaving variable), aturan rasio minimum (minimum ratio rule) digunakan untuk menentukan limit bagi tiap pembatas.

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 45: (5) Basic Simplex

Penentuan variabel yang keluar (leaving variable)

Nomor baris Variabel basisBatas atas bagi

x1

1 x3 6/1 = 6

2 x4 8/2 = 4 (minimum)

3 x5

4 x6

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 46: (5) Basic Simplex

Penentuan variabel yang keluar (leaving variable)

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

0 x3 1 2 1 0 0 0 6

0 x4 2 1 0 1 0 0 8

0 x5 -1 1 0 0 1 0 1

0 x6 0 1 0 0 0 1 2

3 2 0 0 0 0 Z = 0

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 47: (5) Basic Simplex

Tabel 2

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

0 x3 0 3/2 1 -1/2 0 0 2

3 x1 1 1/2 0 1/2 0 0 4

0 x5 0 3/2 0 1/2 1 0 5

0 x6 0 1 0 0 0 1 2

0 1/2 0 -3/2 0 0 Z = 12

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 48: (5) Basic Simplex

Penentuan variabel yang masuk (entering variable)

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

0 x3 0 3/2 1 -1/2 0 0 2

3 x1 1 1/2 0 1/2 0 0 4

0 x5 0 3/2 0 1/2 1 0 5

0 x6 0 1 0 0 0 1 2

0 1/2 0 -3/2 0 0 Z = 12

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 49: (5) Basic Simplex

Penentuan variabel yang keluar (leaving variable)

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

0 x3 0 3/2 1 -1/2 0 0 2

3 x1 1 1/2 0 1/2 0 0 4

0 x5 0 3/2 0 1/2 1 0 5

0 x6 0 1 0 0 0 1 2

0 1/2 0 -3/2 0 0 Z = 12

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 50: (5) Basic Simplex

Tabel 3 (Optimal)

cB

3 2 0 0 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4 x5 x6

2 x2 0 1 2/3 -1/3 0 0 4/3

3 x1 1 0 -1/3 2/3 0 0 10/3

0 x5 0 0 -1 1 1 0 3

0 x6 0 0 -2/3 1/3 0 1 2/3

0 0 -1/3 -4/3 0 0 Z = 122/3

Basis

cj

c Baris

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 51: (5) Basic Simplex

Output Tabel Simpleks dengan Software (WinQSB) (1)

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 52: (5) Basic Simplex

Output Tabel Simpleks dengan Software (WinQSB) (2)

Metode simpleks dalam bentuk tabular

Page 53: (5) Basic Simplex

Pemecahan untuk masalah minimisasi

Koefisien fungsi tujuan relatif memberikan informasi perubahan dalam nilai Z per satu unit peningkatan variabel non basis.

Nilai yang negatif pada koefisien fungsi tujuan relatif untuk suatu variabel non basis mengindikasikan bahwa jika variabel non basis dinaikkan justru akan menyebabkan penurunan pada nilai Z.

Page 54: (5) Basic Simplex

Oleh karena itu, untuk masalah minimasi, hanya variabel non basis yang mempunyai koefisien fungsi tujuan relatif yang negatif saja yang memenuhi syarat sebagai calon variabel yang masuk basis (entering variable).

Variabel yang masuk basis (entering variable) adalah variabel yang mempunyai koefisien fungsi tujuan relatif paling negatif.

Sehingga kondisi optimalitas pada masalah minimasi terjadi apabila semua nilai koefisien fungsi tujuan relatif variabel non basis adalah tak negatif.

Pemecahan untuk masalah minimisasi

Page 55: (5) Basic Simplex

Alternatif lain untuk memecahkan masalah minimasi adalah dengan mengkonversikannya menjadi masalah maksimasi dengan memecahkan dengan metode simpleks untuk masalah maksimasi.Konversi dilakukan dengan mengalikan fungsi tujuan untuk masalah minimasi dengan minus satu. Pemecahan untuk masalah minimisasi

Page 56: (5) Basic Simplex

Meminimumkan Z = 4x1 + x2

dengan pembatas-pembatas: 3x1 + x2 = 3 4x1 + 3x2 ≥ 6 x1 + 2x2 4 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

Pemecahan untuk masalah minimisasi

Page 57: (5) Basic Simplex

Memaksimumkan Z’ = -4x1 - x2

dengan pembatas-pembatas: 3x1 + x2 = 3 4x1 + 3x2 ≥ 6 x1 + 2x2 4 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

Pemecahan untuk masalah minimisasi

Page 58: (5) Basic Simplex

Solusi optimal kedua permasalahan akan sama, tetapi nilai optimalnya berbeda dalam hal tanda.

Dengan kata lain:

Nilai minimum dari Z = - (Nilai maksimum dari Z’)

Pemecahan untuk masalah minimisasi

Page 59: (5) Basic Simplex

Masalah-masalah komputasiNilai yang sama pada koefisien fungsi tujuan relatif yang terbesar Pilih variabel non basis yang akan masuk (entering variable) secara sebarang.Nilai yang sama pada rasio minimum untuk dua atau lebih pembatas

Pilih variabel yang akan keluar (leaving variable) secara sebarang. Implikasi dari nilai yang sama ini adalah akan menghasilkan solusi yang degenerate.

Page 60: (5) Basic Simplex

Masalah-masalah komputasiSolusi optimal alternatif (alternate optimal solution)Solusi yang tak terbatas (unbounded solution)

Page 61: (5) Basic Simplex

Solusi optimum alternatif(Alternate optimum solution)

Memaksimumkan Z = 2x1 + 4x2

dengan pembatas-pembatas: x1 + 2x2 5 x1 + x2 4 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

Page 62: (5) Basic Simplex

Bentuk kanonik

Memaksimumkan Z = 2x1 + 4x2

dengan pembatas-pembatas: x1 + 2x2 + x3 = 5 x1 + x2 + x4 = 4 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0

Page 63: (5) Basic Simplex

Tabel 1

cB

2 4 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4

0 x3 1 2 1 0 5

0x4

1 1 0 1 4

2 4 0 0 Z = 0

Basis

cj

c Baris

Page 64: (5) Basic Simplex

Tabel 2 (Optimal)

cB

2 4 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4

4 x2 1/2 1 1/2 0 5/2

0x4

1/2 0 -1/2 1 3/2

0 0 -2 0 Z = 10

Basis

cj

c Baris

Page 65: (5) Basic Simplex

Tabel 3 (Optimal alternatif)

cB

2 4 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4

4 x2 0 1 1 -1 1

2x1

1 0 -1 2 3

0 0 -2 0 Z = 10

Basis

cj

c Baris

Page 66: (5) Basic Simplex

Solusi secara grafis

x1

x2

Page 67: (5) Basic Simplex

Catatan

Solusi optimal alternatif dalam tabel simpleks dapat diidentifikasi dengan melihat apakah terdapat koefisien fungsi tujuan relatif yang nol untuk variabel non basis pada tabel optimal.

Dalam praktek, pengetahuan tentang optima alternatif adalah berguna karena ini memberikan manajemen untuk memilih solusi yang terbaik yang cocok dengan situasi tanpa terjadinya penurunan pada nilai fungsi tujuan.

Page 68: (5) Basic Simplex

Solusi tak terbatas(Unbounded solution)

Memaksimumkan Z = 2x1 + 3x2

dengan pembatas-pembatas: x1 – x2 2 -3x1 + x2 3 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

Page 69: (5) Basic Simplex

Bentuk kanonik

Memaksimumkan Z = 2x1 + 3x2

dengan pembatas-pembatas: x1 – x2 + x3 = 2 -3x1 + x2 + x4 = 3 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0

Page 70: (5) Basic Simplex

Tabel 1

cB

2 3 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4

0 x3 1 -1 1 0 2

0x4

-3 1 0 1 3

2 3 0 0 Z = 0

Basis

cj

c Baris

Page 71: (5) Basic Simplex

Tabel 2

cB

2 3 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4

0 x3 -2 0 1 1 5

3x2

-3 1 0 1 3

11 0 0 -3 Z = 9

Basis

cj

c Baris

Page 72: (5) Basic Simplex

Catatan

Tabel 2 belum optimalVariabel non basis x1 dapat menjadi

basis (entering variable) untuk menaikkan Z.

Tetapi, aturan rasio minimum gagal karena tidak ada elemen positif pada kolom x1.

Dengan kata lain, jika x1 meningkat maka kedua variabel basis x3 dan x2 juga meningkat sehingga tidak akan pernah mencapai nol sebagai batas peningkatan x1.

Page 73: (5) Basic Simplex

CatatanIni berarti bahwa x1 dapat dinaikkan

secara tak terbatas. Karena tiap peningkatan satu unit x1

akan meningkatkan Z sebesar 11 unit, maka fungsi tujuan dapat dinaikkan tak terbatas.

Oleh karena itu, solusi bagi masalah LP adalah solusi tak terbatas (unbounded solution).

Dengan demikian, kegagalan dalam aturan rasio minimum mengindikasikan bahwa masalah LP mempunyai solusi yang tak terbatas.

Page 74: (5) Basic Simplex

Solusi secara grafis

x1

x2

Page 75: (5) Basic Simplex

Degenerasi (Degeneracy)

Jika terjadi nilai yang sama pada rasio minimum, maka pemilihan variabel yang keluar basis (leaving variable) dapat dilakukan sebarang.

Akibatnya, satu atau lebih variabel basis akan mempunyai nilai nol pada iterasi berikutnya.

Dalam kasus ini, masalah LP dikatakan mempunyai solusi yang degenerate.

Page 76: (5) Basic Simplex

Degenerasi (Degeneracy)

Memaksimumkan Z = 3x1 + 9x2

dengan pembatas-pembatas: x1 + 4x2 8 x1 + 2x2 4 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

Page 77: (5) Basic Simplex

Bentuk kanonik

Memaksimumkan Z = 3x1 + 9x2

dengan pembatas-pembatas: x1 + 4x2 + x3 = 8 x1 + 2x2 + x4 = 4 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0

Page 78: (5) Basic Simplex

Tabel 1

cB

3 9 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4

0 x3 1 4 1 0 8

0x4

1 2 0 1 4

3 9 0 0 Z= 0

Basis

cj

c Baris

Page 79: (5) Basic Simplex

Tabel 2

cB

3 9 0 0Konstanta

x1 x2 x3 x4

9 x2 1/4 1 1/4 0 2

0x4

1/2 0 -1/2 1 0

3/4 0 -9/4 0 Z = 18

Basis

cj

c Baris

Page 80: (5) Basic Simplex

Tabel 3 (Optimal)

cB

3 9 0 0Konstanta

x1 x2 x3 X4

9 x2 0 1 ½ -1/2 2

0x1

1 0 -1 2 0

0 0 -3/2 -3/2 Z = 18

Basis

cj

c Baris

Page 81: (5) Basic Simplex

CatatanImplikasi praktek dari degenerasi?

Terdapat pembatas yang redundan.

Page 82: (5) Basic Simplex

Solusi secara grafis

x1

x2

Page 83: (5) Basic Simplex

CatatanDari sudut pandang teoritis, degenerasi mempunyai implikasi:

Fenomena cycling atau circling prosedur simpleks mengulangi iterasi yang sama tanpa memperbaiki nilai fungsi tujuan dan tanpa pernah berhenti.

Page 84: (5) Basic Simplex

LOGO

Selamat Belajar!