4. bab 2 (1)

32
6 BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Hiperlipidemia 2.1.1 Pengertian Lipid plasma yai tu kolesterol, trigliserida, fosfo lipid, dan asam lemak beba s bera sal dari makanan (eksoge n) dan dari sinte sis lema k (end ogen ). Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme trenspor dalam serum. Ikatan ini men gha sil kan emp at kel as utama lip oprotein: (1) kilomikron, () Lipoprotein densitas sangat rendah (!L"L), (#) Lip opro tein dens itas rend ah (L"L), dan ($) Lipoprotein densitas tinggi (%"L). Kadar relatif lipid dan protein berbeda pada setiap kelas tersebut. "ari keempat kelas lipoprotein yang ada, L"L yang pal ing ting gi kada r kole stero lny a, seda ngka n kilo mikr on dan !L"L pali ng ting gi kadar trig liseridan ya. Kadar prote in terti nggi terdapat pada %"L (&dam, ''). %iperlipidemia adalah bila terdapat peningkatan dari salah satu atau lebih dari kol est ero l, kol est ero l est er, fos fol ipi d, ata u tri gl ise rid . Kadar li pid yan g abnormal dapat berkontribusi pada penyakit jantung koroner,  peripheral vascular disease,  stroke, dan problem kesehatan lainnya. asien dengan hiperlipidemia  juga memiliki hiperkoles terolemia, hipertrigli seridemia, atau gabungan dari keduanya (*raund+ald, ''1). %iperkolesterolemia adalah suatu peningkatan dari total kolesterol (-) deng an kada r trig lise rid yang norma l. %al ini bias anya berh ubun gan deng an

Upload: an-muhamad

Post on 10-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    1/32

    6

    BAB 2

    Tinjauan Pustaka

    2.1 Hiperlipidemia

    2.1.1 Pengertian

    Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak

    bebas berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen).

    Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna

    klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma

    sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme trenspor dalam serum.

    Ikatan ini menghasilkan empat kelas utama lipoprotein: (1) kilomikron, ()

    Lipoprotein densitas sangat rendah (!L"L), (#) Lipoprotein densitas rendah

    (L"L), dan ($) Lipoprotein densitas tinggi (%"L). Kadar relatif lipid dan protein

    berbeda pada setiap kelas tersebut. "ari keempat kelas lipoprotein yang ada,

    L"L yang paling tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan !L"L

    paling tinggi kadar trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat pada %"L

    (&dam, '').

    %iperlipidemia adalah bila terdapat peningkatan dari salah satu atau lebih

    dari kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserid. Kadar lipid yang

    abnormal dapat berkontribusi pada penyakit jantung koroner,peripheral vascular

    disease,stroke, dan problem kesehatan lainnya. asien dengan hiperlipidemia

    juga memiliki hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, atau gabungan dari

    keduanya (*raund+ald, ''1).

    %iperkolesterolemia adalah suatu peningkatan dari total kolesterol (-)

    dengan kadar trigliserid yang normal. %al ini biasanya berhubungan dengan

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    2/32

    peningkatan kolesterol/L"L karena kolesterol/L"L memba+a kurang lebih 60/

    0 dari total kolesterol plasma (*raund+ald, ''1).

    %ipertrigliseridemia terjadi bila adanya kenaikan trigliserid (2), dimana

    hal ini merupakan faktor resiko independent untuk penyakit jantung koroner.

    3alaupun pengobatan untuk hipertrigliseridemia bergantung pada penyebab

    kenaikan trigliserid dan tingkat keparahannya, tujuan terapi utama adalah untuk

    men4apai target kolesterol/L"L yang optimal (*raund+ald, ''1).

    2.1.2 Klasifikasi

    Klasifikasi "islipidemia dapat berdasarkan atas primer yang tidak jelas

    penyebabnya dan sekunder yang mempunyai penyakit dasar seperti pada

    sindroma nefrotik, diabetes melitus, hipotiroidisme. 5elain itu klasifikasi

    dislipidemia dapat juga dibagi berdasarkan profil lipid yang menonjol, seperti

    hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, isolated low HDL-cholesterol, dan

    dislipidemia 4ampuran (&dam, '').

    5ebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total

    bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan

    lemak. embuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki ke4epatan

    yang berbeda. 5eseorang bisa makan sejumlah besar lemak he+ani dan tidak

    pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari '' mgdL, sedangkan yang

    lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar

    kolesterol total diba+ah 6' mgdL. erbedaan ini tampaknya bersifat genetik

    dan se4ara luas berhubungan dengan perbedaan ke4epatan masuk dan

    keluarnya lipoprotein dari aliran darah (medi4astore, '11).

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    3/32

    7

    Kadar lemak darah

    emeriksaan laboratorium Kisaran yg ideal (mgdL darah)

    Kolesterol total 1'/''

    Kilomikron 8egatif (setelah berpuasa selama 1

    jam)

    !L"L 1/#'

    L"L 6'/16'

    %"L #0/60

    erbandingan L"L dengan %"L 9 #,0

    rigliserida 1'/16'

    2.1.3 Mekanisme Hiperlipidemia

    *ila adanya defek atau gangguan pada jalur metabolisme (gambar .1)

    maka dapat terjadi hiperlipoproteinemia. "efek ini dapat disebabkan kaerna

    produksi berlebihan dari lipoprotein atau adanya penurunan katabolisme lipid.

    Konsentrasi lipoprotein bergantung keseimbangan antara masukan dan

    bersihan. ada kondisi stabil, masukan dan keluaran lipoprotein adalah konstan.

    5aat terjadi peningkatan dari masukan lipoprotein, terjadi mekanisme

    kompensasi untuk mengatasi kenaikan tersebut. ada beberapa kasus,

    kompensasi dapat hampir sempurna, dan peningkatan konsentrasi lipoprotein

    dapat minimal. 8amun pada kasus lain yang kompensasinya tidak sempurna

    bahkan buruk, dapat berkembang menjadi hiperlipidemia. Ketidak seimbangan

    masukan dan bersihan itu dapat terjadi bila adanya penurunan bersihan

    (4learan4e) L"L, terhambatnya lipolisis, adanya remnant removal defect, dan

    produksi lipoprotein yang berlebihan (2rundy, 17$).

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    4/32

    2ambar .1 ahap utama dalam metabolisme lipid yang mengandung apo */1''

    2.1.4 Penatalaksanaan Hiperlipidemia

    engobatan hiperlipidemia bertujuan menurunkan kolesterol, L"L, dan

    atau trigliserida, serta meningkatkan kolesterol %"L. erdapat bukti bah+a kedua

    efek tersebut dapat memperlambat atau bahkan membalik progresi lesi

    aterosklerotik. arget kadar L"L pada indiidu yang berisiko tinggi mengalami

    infark miokard (;I) atau kejadian kerdioaskular serius lainnya ditetapkan lebih

    rendah daripada kadar untuk indiidu yang berisiko rendah. 5ebagai 4ontoh,

    panduan terkini dari

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    5/32

    1'

    engobatan seringkali dimulai dengan diet rendah lemak, tinggi

    karbohidrat. =ika diet ini gagal untuk menormalkan hiperlipidemia se4ara adekuat

    setelah # bulan, maka dipertimbangkan terapi dengan obat penurun lipid.

    5ebagian besar pasien dengan kolesterol tinggi diobati dengan statin karena

    statin se4ara konsisten menunjukkan dapat menurunkan =K dan mortalitas

    yang disebabkannya. %al tesebut sangat bernilai, karena selain L"L yang

    meningkat, tingginya kadar trigliserida (ditunjukkan oleh !L"L tinggi) dan

    rendahnya kadar %"L diyakini mema4u perkembangan aterosklerosis.

    Kombinasi fa4tor ini umum terjadi pada pasien dengan sindroma metaboli4 dan

    penggunaan statin dengan fibrat dan asam nikotinat, yang menyebabkan

    peningkatan besar kadar %"L akan meningkat pada indiidu ini (ri4e, '').

    2.2 Lipid dan Lipoprotein

    2.2.1 Pengertian

    "i dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid,

    dan fosfolipid. ?leh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka perlu

    dibuat bentuk yang terlarut.

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    6/32

    11

    inti trigleserid dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit

    kolesterol bebas. &poprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein.

    5etiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan

    komposisi apoprotein. "engan menggunakan ultrasentrifusi, pada manusia dapat

    dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu high density lipoprotein (%"L), low density

    lipoprotein (L"L), intermediate density lipoprotein (I"L), very low density

    lipoprotein (!L"L), kilomikron, dan lipoprotein a ke4il Lp(a)

    2.2.2 Karakteristik

    abel .1 Karakteristik beberapa &polipoprotein

    Apolipoprotein Lipoprotein ungsi Meta!olik

    Apo A"

    Apo A""

    Apo A"#

    Apo B4$

    Apo B1%%

    Apo &"

    %"L, Kilomikron

    %"L, Kilomikron

    %"L, Kilomikron

    Kilomikron

    !L"L, I"L, L"L

    Kilomikron,

    !L"L, I"L, L"L

    Komponen struktural %"LB aktifator L-&

    *elum diketahui

    *elum diketahui, mungkin sebagai

    fasilitator transfer &po lain antara %"L

    dan kilomikron

    "ibutuhkan for assembly dan sekresi

    kilomikron dari usus halus

    "ibutuhkan for assembly dan sekresi

    !L"L dari hati, struktur protein dari !L"L,

    I"L, L"LB ligand untuk reseptor L"L

    "apat menghambat ambilan hati

    terhadap L"L, I"L, L"L, kilomikron dan

    remnant !L"L

    Apo &"" Kilomikron, &ktifator en@im lipoprotein lipase

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    7/32

    1

    !L"L, I"L, %"LApo &""" Kilomikron,L"L Inhibitor en@im lipoprotein lipaseB dapat

    menghambat ambilan kilomikron, !L"L,

    I"L, %"L, dan !L"L di hatiApo ' Kilomikron,

    L"L, !L"L, I"L,

    %"L

    Ligand untuk beberapa lipoprotein dari

    reseptor L"L, LC, dan kemungkinan

    terhadap apo A dari reseptor hati lain

    abel . Karakteristik Lipoprotein lasma

    Lipoprotein (ensitas Lipid )tama (iameter Apolipoprotein

    menurut urutan

    *ang terpenting

    H(L 1.1/1.'6# Kolesterol ester .0/1'.0 &/1, &/II, -, A

    L(L 1.'6#/1.'1 Kolesterol ester 1.0 */1''

    "(L 1.'1/1.''6 Kolesterol ester, 0/# */1'', -, dan A

    trigliserid

    #L(L 9 1.''6 rigliserid #/1'' */1'', -, A

    Kilomikron 9 1.''6 rigliserid 6'/0'' */$7, -, &/I, &/II, &/I!

    Lp +a, 1.'$/1.'7 Kolesterol ester 1/#' */1'', Lp (a)

    2.2.3 Meta!olisme Lipoprotein

    ;etabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur

    metabolisme eksogen, jalur metabolism endogen, dan jalur reverse cholestreol

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    8/32

    1#

    transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterolD

    L"L dan trigliserid, sedang jalur reverse cholestreol transportkhusus mengenai

    kolesterol/%"L. . (&dam, '').

    2.2.3.1 -alur Meta!olisme 'ksogen

    ;akanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol.

    5elain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol

    dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. *aik lemak di usus

    halus yang berasal dari makanan maupun berasal dari hati disebut lemak

    eksogen. rigliserid dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam

    eritrosit mukosa usus halus. rigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas

    sedang kolestrerol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan

    keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk

    lipoprotein yang dikenal dengan nama kilomikron.

    Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus

    torakikus akan masuk ke dalam aliran darah. rigliserid dalam kilomikron akan

    mengalami hidrolisis oleh en@im lipoprotein lipase yang berasal dari endotel

    menjadi asam lemak bebas (free fatty acid (EE&) F non-esterified fatty acid

    (8AE&). &sam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan

    lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan

    diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserid hati. Kilomikron

    yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomikron

    remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan diba+a ke hati.

    2.2.3.2 -alur Meta!olisme 'ndogen

    rigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam

    sirkulasi sebagai lipoprotein !L"L. &polipoprotein yang terkandung dalam !L"L

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    9/32

    1$

    adalah apolipoprotein *1''. "alam sirkulasi trigliserid di !L"L akan mengalami

    hidrolisis oleh en@in lipoprotein lipase (LL), dan !L"L berubah menjadi I"L

    yang juga akan mengalami hidrolisis dan mberubah kembali menjadi L"L.

    5ebagian dari !L"L, I"L, dan L"L akan mengangkut kolesterol ester kembali ke

    hati. L"L adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol.

    5ebagian dari kolesterol L"L akan diba+a ke hati dan jaringan streroidogenik

    lainnya seperti adrenal, testis, dan oarium yang mempunyai reseptor untuk

    kolesterol/L"L. 5ebagian lagi dari kolesterol/L"L akan mengalami oksidasi dan

    ditangkap oleh reseptor s4aenger/& (5C/&) di makrofag dan akan menjadi sel

    busa (foam cell). ;akin banyak kadar kolesterol/L"L dalam plasma makin

    banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. =umlah

    kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang

    terkandung di L"L. *eberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti

    meningkatnya jumlah L"L ke4il padat (small dense L"L) seperti pada sindrom

    metabolik dan diabetes melitusB dan kadar kolesterol/%"L dimana semakin tinggi

    kadar kolesterol %"L akan bersifat protektif terhadap oksidasi L"L.

    2.2.3.3 -alur Reverse Cholesterol Transport

    %"L dilepaskan sebagai partikel ke4il miskin kolesterol yang mengandung

    apolipoprotein (apo) &, -, dan AB dan disebut %"L nascent. %"L nascentberasal

    dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung

    apolipoprotein &1. %"L nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil

    kolesterol yang tersimpan di makrofag. %"L nas4en berubah menjadi %"L

    de+asa yang berbentuk bulat. &gar dapat diambil oleh %"L nascent, kolesterol

    (kolesterol bebas) dibagian dalam dari makrofag harus diba+a ke permukaaan

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    10/32

    10

    membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine

    triphospate-binding cassete transporter-I atau disingkat &*-/1.

    5etelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas

    akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh en@im lecithin cholesterol

    acyltransferase (L-&). 5elanjutnya sebagian kolesterol ester yang diba+a oleh

    %"L akan mengambil dua jalur. =alur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh

    scavenger receptor class* type 1 dikenal dengan 5C/*1. =alur kedua adalah

    kolesterol ester dalam %"L akan dipertukarkan dengan trigliserid dari !L"L dan

    I"L dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (-A). "engan demikian

    fungsi %"L sebagai GpenyerapH kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur

    yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui !L"L dan I"L untuk

    memba+a kolesterol kembali ke hati. . (&dam, '').

    2.3 Anatomi dan isiologi Hati

    %ati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat

    sekitar 1.0 kg . 3alaupun berat hati hanya /# dari berat tubuh , namun hati

    terlibat dalam 0/#' pemakaian oksigen. 5ekitar #'' milyar sel/sel hati

    terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 7', merupakan tempat utama

    metabolisme intermedier (Koolman, = Cohm K.%, ''1)

    %ati manusia terletak pada bagian atas 4aum abdominis, diba+ah

    diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada

    sebelah kanan. *eratnya 1''/16'' gram. ermukaan atas terletak bersentuhan

    diba+ah diafragma, permukaan ba+ah terletak bersentuhan di atas organ/organ

    abdomen. %epar difiksasi se4ara erat oleh tekanan intraabdominal dan

    dibungkus oleh peritonium ke4uali di daerah posterior/posterior yang berdekatan

    dengan ena 4aa inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma.

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    11/32

    16

    %epar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan

    jaringan elastis yg disebut Kapsul 2lisson. 5impai ini akan masuk ke dalam

    paren4hym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris.

    ;assa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel/sel yg disusun di dalam

    lempengan/lempengan plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh

    kapiler yang disebut sinusoid. 5inusoid/sinusoid tersebut berbeda dengan

    kapiler/kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang

    meliputinya terediri dari sel/sel fagosit yg disebut sel kupfer. 5el kupfer lebih

    permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel/sel makro dibandingkan kapiler/

    kapiler yang lain .Lempengan sel/sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya

    hubungan erat dengan sinusoid. ada pemantauan selanjutnya nampak

    parenkim tersusun dalam lobuli/lobuli "i tengah/tengah lobuli tdp 1 ena sentralis

    yg merupakan 4abang dari ena/ena hepatika (ena yang menyalurkan darah

    keluar dari hepar)."i bagian tepi di antara lobuli/lobuli terhadap tumpukan

    jaringan ikat yang disebut traktus portalis CI&" yaitu traktus portalis yang

    mengandung 4abang/4abang ena porta, arteri hepatika, du4tus biliaris.-abang

    dari ena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam

    sinusoid setelah banyak per4abangan 5istem bilier dimulai dari 4anali4uli biliaris

    yang halus yg terletak di antara sel/sel hepar dan bahkan turut membentuk

    dinding sel. -anali4uli akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, diba+a

    ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju

    kandung empedu. (Kelompok "iskusi ;edikal *edah,

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    12/32

    1

    1.Eungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

    embentukan, perubahan dan peme4ahan karbohidrat, lemak dan protein

    saling berkaitan 1 sama lain. %ati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap

    dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. 2likogen

    lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan meme4ahkan glikogen menjadi

    glukosa. roses peme4ahan glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis.Karena

    proses/proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh,

    selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan

    terbentuklah pentosa. embentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan:

    ;enghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nu4lei4 a4id dan &, dan

    membentuk biosintesis senya+a # karbon (#-) yaitu pirui4 a4id (asam piruat

    diperlukan dalam siklus krebs).

    .Eungsi hati sebagai metabolisme lemak

    %ati tidak hanya membentuk mensintesis lemak tapi sekaligus

    mengadakan katabolisis asam lemak. &sam lemak dipe4ah menjadi beberapa

    komponen :

    5enya+a $ karbon D KA?8 *?"IA5

    5enya+a karbon D &-I!A &-A&A (dipe4ah menjadi asam

    lemak dan gliserol)

    embentukan 4holesterol

    embentukan dan peme4ahan fosfolipid

    %ati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi

    kholesterol. "imana serum -holesterol menjadi standar pemeriksaan

    metabolisme lipid

    #.Eungsi hati sebagai metabolisme protein

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    13/32

    17

    %ati mensintesis banyak ma4am protein dari asam amino. dengan

    proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam

    amino."engan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan/

    bahan non nitrogen. %ati merupakan satu/satunya organ yg membentuk plasma

    albumin dan J / globulin dan organ utama bagi produksi urea.

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    14/32

    1

    5el kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai

    bahan melalui proses fagositosis. 5elain itu sel kupfer juga ikut memproduksi J /

    globulin sebagai imun liers me4hanism.

    7. Eungsi hemodinamik

    %ati menerima 0 dari 4ardia4 output, aliran darah hati yang normal

    10'' 44 menit atau 1''' D 17'' 44 menit. "arah yang mengalir di dalam

    a.hepati4a 0 dan di dalam .porta 0 dari seluruh aliran darah ke hati.

    &liran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan

    hormonal, aliran ini berubah 4epat pada +aktu eNer4ise, terik matahari,

    sho4k.%epar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah

    2.4 Perlemakan Hati

    2.4.1 Pengertian

    8&EL" merupakan deposisi lemak di hati pada subjek yang non/

    alkoholik, suatu kondisi yang mungkin memburuk menjadi end/stage lier

    disease. 5pektrum perburukan 8&EL" sama dengan al4oholi4 lier disease,

    namun tidak disebabkan konsumsi alkohol kronis. "ikatakan sebagai perlemakan

    hati apabila kandungan lemak di hati (sebagian besar terdiri atas trigliserida)

    melebihi 0 dari seluruh berat hati. Karena pengukuran berat hati sangat sulit

    dan tidak praktis, diagnosis dibuat berdasarkan analisis spesimen biopsi jaringan

    hati, yaitu ditemukannya 0/1' sel lemak dari keseluruhan hepatosit. Implikasi

    klinis 8&EL" adalah signifikansinya pada populasi umum dan kemungkinan

    perburukannya menjadi sirosis hepatis dan lier 4ell failure ("abhi et al, ''7).

    8&EL" didefinisikan sebagai adanya lemak yang berlebihan pada

    hati,yang terdeteksi baik melalui imaging maupun biopsi hati. 8&EL" merupakan

    diagnosa eksklusi pada pasien yang tidak mengalami penyakit hati lainnyaB

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    15/32

    '

    namun semenjak berkembangnya kriteria histologik, terdapat pula 8&EL" dan

    8&5% yang disertai bentuk lain penyakit hati.

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    16/32

    1

    (adipocytes) yang membentuk lemak tubuh kita. Eatty lier adalah kondisi yang

    tidak berbahaya, yang berarti dia sendiri tidak akan menyebabkan kerusakan hati

    yang signifikan ("unjak et al, '').

    ingkat selanjutnya dan derajat keparahan dalam spektrum 8&EL"

    adalah 8&5%. *eruntung hanya sebagian ke4il dari pasien dengan fatty lier

    sederhana yang berkembang menjadi 8&5%. 5eperti yang sudah disinggung,

    8&5% melibatkan akumulasi lemak di dalam sel/sel hati dan juga peradangan

    hati. 5el / sel yang meradang dapat menghan4urkan sel/sel hati (hepato4ellular

    ne4rosis). "alam istilah OsteatohepatitisO dan Osteatone4rosisO, steato menga4u

    pada fatty infiltration, hepatitis menga4u pada peradangan di dalam hati, dan

    ne4rosis menga4u pada sel/sel hati yang rusak. *ukti kuat menunjukan bah+a

    8&5%, berla+anan dengan fatty lier sederhana, bukanlah suatu kondisi yang

    tidak berbahaya. Ini berarti bah+a 8&5% pada akhirnya dapat menjurus ke

    fibrosis hati dan kemudian fibrosis berlanjut dan tidak dapat dikembalikan seperti

    semula (sirosis). 5irosis yang disebabkan oleh 8&5% adalah tingkat terakhir dan

    yang paling buruk dalam spektrum 8&EL" ("unjak et al, '').

    8&EL" dimulai dengan fatty lier, berlanjut ke 8&5% dan berakhir dengan

    sirosis. 8&5% merupakan tahap yang melibatkan akumulasi lemak (steatosis),

    peradangan (hepatitis) dan s4arring (fibrosis) di dalam hati.

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    17/32

    2ambar . %istologi hati yang normal hingga perlemakan hati

    2.4.2 Patogenesis

    "ua kondisi yang sering menyebabkan steatohepatitis non alkoholik

    adalah obesitas dan diabetes melitus, serta dua abnormalitas metabolik yang

    sangat kuat kaitannya dengan penyakit ini adalah peningkatan suplai asam

    lemak ke hati serta resistensi insulin.

    erlemakan hati (fatty liver) dibagi menjadi dua kategori utama. ipe

    pertama berkaitan dengan peningkatan kadar asam lemak bebas plasma akibat

    mobilisasi lemak dari jaringan adiposa atau hidrolisis triasilgliserol lipoprotein

    oleh lipoprotein lipase di jaringan ekstra hepatik. embentukan !L"L tidak dapat

    mengimbangi meningkatnya influks dan esterifikasi asam lemak bebas sehingga

    terjadi penumpukan triasilgliserol dan menyebabkan perlemakan hati. %al ini

    terjadi selama kelaparan dan mengonsumsi diet tinggi lemak.

    ipe kedua perlemakan hati biasanya disebabkan oleh blok metabolik

    dalam produksi lipoprotein plasma sehingga terjadi penimbunan triasilgliserol.

    5e4ara teoritis, lesi dapat disebabkan oleh (1) blok pada sintesis apolipoprotein,

    () blok pada sintesis lipoprotein dari lipid dan apolipoprotein, (#) kegagalan

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    18/32

    #

    penyediaan fosfolipid yang ditemukan pada lipoprotein, atau, ($) kegagalan

    mekanisme sekretorik itu sendiri.

    ada perlemakan hati terjadi penumpukan lemak di hepatosit karena

    berbagai keadaan seperti dislipidemia, diabetes melitus, dan obesitas. 5eperti

    diketahui bah+a dalam keadaan normal, asam lemak bebas dihantarkan

    memasuki organ hati le+at sirkulasi darah arteri dan portal. "i dalam hati, asam

    lemak bebas akan mengalami metabolisme lebih lanjut, seperti proses re/

    esterifikasi menjadi trigliserida atau digunakan untuk pembentukan lemak

    lainnya. &danya peningkatan massa jaringan lemak tubuh, khususnya pada

    obesitas sentral, akan meningkatkan pelepasan asam lemak bebas yang

    kemudian menumpuk di hepatosit. *ertambahnya bertambahnya asam lemak

    bebas dalam hati akan menimbulkan peningkatan oksidasi dan esterifikasi

    lemak. roses ini terfokus di mitokondria sel hati sehingga pada akhirnya akan

    mengakibatkan kerusakan mitokondria itu sendiri.

    5alah satu hipotesa mengenai patogenesis 8&EL" adalah Gt+o/hitH

    hypothesis yang diperkenalkan oleh "ay dan =ames pada tahun 17.

    *erdasarkan paradigma ini, abnormalitas primer adalah gangguan metabolik,

    paling sering akibat resistensi insulin, yang menyebabkan 8&EL". Kemudian

    terjadi se4ond hit menyebabkan terjadinya injury dan inflamasi, atau 8&5% dan

    sekuelenya (%ijona et al, '1').

    &kumulasi lemak pada hati merupakan Gfirst hitH pertama, yang

    merupakan akibat dari akumulasi trigliserida yang berlebihan yang disebabkan

    oleh perbedaan antara pemasukan dan sintesis dari lemak hati pada satu sisi

    dan / oksidasi serta ekspor ke yang lainnya. Ketidakseimbangan ini terjadi

    bersama dengan faktor/faktor etiologi lainnya ("unjak et al, '').

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    19/32

    $

    &danya lemak yang berlebihan merupakan persyaratan terjadinya

    kejadian berikutnya dari 8&5%. Karakteristik utama 8&EL" adalah akumulasi

    trigliserida (2) sebagai droplet lemak di antara sitoplasma hepatosit. %al ini

    didefinisikan se4ara praktis sebagai didapatkannya lebih dari 1' hepatosit yang

    memiliki droplet lemak pada biopsi hati. eningkatan transport free fatty a4ids

    (EE&) dan 2 menuju ke hati, penurunan penggunaan EE& oleh hati, penurunan

    transport 2 keluar dari hati, dan kegagalan beta/oksidasi EE& di antara

    hepatosit menyebabkan akumulasi 2 di antara sitoplasma hepatosit. Kelebihan

    karbohidrat, baik dari sumber diet atau de noo glu4oneogenesis di hati,

    merupakan stimulus utama terhadap sintesa asam lemak de noo di hati.

    5ebaliknya, pengambilan langsung lemak diet sebagai 4hylomi4ron remnants

    atau EE& merupakan faktor yang memiliki peranan relatif ke4il terhadap

    akumulasi lemak hati (*asaranoglu and 8eus4h+ander/etri, ''6).

    Cesistensi insulin merupakan penyebab utama akumulasi lemak di hati.

    8amun, kita juga mengetahui bah+a subgrup ke4il dari pasien 8&EL" tidak

    menunjukkan gambaran kegagalan sensitiitas insulin yang dapat dideteksi. %al

    ini mendukung kemungkinan selain resistensi insulin yang juga penting pada

    kelompok pasien tersebut. Kemudian, bukti/bukti selanjutnya mendukung bah+a

    resistensi insulin tidak hanya berperan sebagai first hit, namun juga memegang

    peranan penting dalam inflamasi dan hepatocyte injury yang menggambarkan

    8&5% (%ijona et al, '').

    Second Hit, hati dengan kelebihan lemak lebih rentan terhadap stressor

    seperti reactive oxygen species (C?5), adipokin, dan sitokin, dibandingkan

    dengan hati normal. Kapasitas regeneratif fatty lier juga mengalami gangguan.

    8amun, faktor yang memainkan peranan kun4i perkembangan 8&5% dari

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    20/32

    0

    8&EL" masih belum diketahui pasti. *eberapa kemungkinan meliputi durasi

    infiltrasi lemak ke dalam hati dan durasi serta keparahan hiperinsulinemia.

    Second hit lain yang memungkinkan adalah stress oksidatif (peningkatan C?5

    dan penurunan antioksidan), peroksidasi lipid dan metabolit reaktif seperti

    malondialdehyde dan $/hydroNynonenal, produk jaringan adiposa, transforming

    gro+th fa4tor/,1 Eas ligand, disfungsi mitokondria dan defisiensi rantai

    respiratorik, dan small intestinal ba4terial oergro+th (endotoNin dan 8E/P)

    (*asaranoglu and 8eus4h+ander / etri, ''6).

    Keadaan di atas kemudian akan merusak sel/sel hati, lama kelamaan

    dapat merusak jaringan hingga organ. =ika sel/sel hati ini rusak, en@im di dalam

    hati akan keluar ke dalam darah, yaitu en@im 52? dan 52, dimana en@im ini

    sebagai pertanda gangguan pada fungsi hati. ada penelitian sebelumnya,

    selain meningkatnya jumlah sel hepatosit yang mengalami degenerasi lemak,

    pemberian minyak jelantah selama 1$ hari atau lebih juga menyebabkan

    terjadinya kerusakan pada sel hepatosit, terlihat dari perubahan inti sel menjadi

    inti piknotik dimana inti sel hati menyusut, batasnya tidak teratur, dan ber+arna

    gelap dan ukuran sel hepatositnya beragam. %al ini berarti dengan dosis yang

    sama, lama paparan minyak jelantah berpengaruh terhadap terjadinya kerusakan

    hati . %al ini dikarenakan pemberian minyak jelantah menyebabkan terjadinya

    stres oksidatif sehingga terjadi peningkatan !S yang akhirnya akan

    menyebabkan kematian hepatosit (Ko4h et al., '', 8akamoto et al., '').

    2.4.3 (iagnosis

    *iopsi hati merupakan baku emas (gold standard) pemerikasaan

    penunjang untuk menegakkan diagnosis dan sejauh ini menjadi satu/satunya

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    21/32

    6

    metode untuk membedakan perlemakan hati non alkoholik dengan perlemakan

    tanpa atau disertai inflamasi.

    idak ada pemeriksaan laboratorium yang bisa se4ara akurat

    membedakan steatosis dengan steatohepatitis, atau perlemakan hati non

    alkoholik dengan perlemakan hati alkoholik. eningkatan ringan sampai sedang,

    konsentrasi aspartate aminotransferase (&5), alanine aminotransferase (&L),

    atau keduanya merupakan hasil temuan laboratoriuym yang paling sering

    didapatkan pada pasien/pasien dengan perlemakan hati non alkoholik. *eberapa

    pasien datang dengan en@im hati yang normal sama sekali. Kenaikan en@im hati

    biasanya tidak melebihi empat kali dengan rasio &5 : &L kurang dari satu,

    tetapi pada fibrosis lanjut rasio ini dapat mendekati atau bahkan melebihi satu.

    erlu menjadiu perhatian beberapa studi melaporkan bah+a konsentrasi &5

    dan &L tidak memiliki korelasi dengan aktiitas histologis, bahkan konsentrasi

    en@im dapat tetap normal pada penyakit hati yang sudah lanjut.

    2. 'n/im Transaminase +0PT dan 0T,

    2..1 0T +Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase,

    52? atau juga dinamakan &5 (&spartat aminotransferase) merupakan

    en@im yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi

    sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah

    dijumpai dalam darah, ke4uali jika terjadi 4edera seluler, kemudian dalam jumlah

    banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. ada infark jantung, 52?&5 akan

    meningkat setelah 1' jam dan men4apai pun4aknya $/$7 jam setelah terjadinya

    infark. 52?&5 akan normal kembali setelah $/6 hari jika tidak terjadi infark

    tambahan. Kadar 52?&5 biasanya dibandingkan dengan kadar en@im

    jantung lainnya, seperti -K (4reatin kinase), L"% (la4tat dehydrogenase). ada

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    22/32

    penyakit hati, kadarnya akan meningkat 1' kali lebih dan akan tetap demikian

    dalam +aktu yang lama. 52?&5 serum umumnya diperiksa se4ara fotometri

    atau spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer atau

    spektrofotometer, atau se4ara otomatis menggunakan 4hemistry analy@er

    (Cis+anto, '').

    8ilai rujukan untuk 52?&5 adalah :

    Laki/laki : ' / 0'

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    23/32

    7

    2.. Propolis

    2..1 Pengertian

    ropolis merupakan substansi bersifat resin yang dikumpulkan oleh lebah

    "pis #ellifera dari pu4uk daun pada berbagai jenis tanaman yang berbeda.

    Lebah men4ampur resin tersebut dengan substansi dari polen dan jenis/jenis

    en@im salia aktif yang berbeda/beda. An@im disekresikan oleh kelenjar yang

    terletak dalam kepala dan dada insek (termasuk lebah). Lebah memanfaatkan

    propolis untuk beberapa hal, antara lain: (1) dalam jumlah ke4il ditambahkan

    pada lilin, () untuk melapisi sarang lebah dengan sebagai konstruksi,

    pera+atan, dan proteksi sarang, (#) pelapis ruangan/ruangan tempat ratu

    meletakkan telur, sehingga lara yang menetas kelak akan terlindungi dari

    penyakit. ropolis merupakan produk alam yang tidak bera4un dan mengandung

    senya+a kimia yang kompleks.

    2..2 Kandungan Propolis

    ropolis merupakan substansi bersifat resin yang dikumpulkan oleh lebah

    dari pu4uk daun pada berbagai jenis tanaman yang berbeda. ropolis

    mengandung senya+a kompleks itamin, mineral, en@im, senya+a fenolik, dan

    flaonoid untuk menghambat pelepasan histamin dengan 4ara stabilisasi selaput

    sel lipid (3ade, ''0).

    *erbagai ma4am kandungan kimia propolis mempunyai kemampuan

    sebagai agen antibakteri. 5enya+a yang terkandung dalam ropolis adalah

    flaon, flaonol, 4innami4 a4id, t/farsenol dan apigenin (Koo, ''). 5enya+a

    tersebut mampu menghambat pertumbuhan dan aktifitas en@im

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    24/32

    $lycosyltransferasebakteri Streptococcus mutansdan Streptococcus sanguinis%

    5enya+a triterpenoid pada propolis yakni ketone '()/lupen/#/one/6 memiliki

    aktiitas antioksidan seperti to4oferol, senya+a lain memiliki aktiitas antioksidan

    seperti to4oferol, senya+a lain memiliki aktiitas sitotoksik dan anti fungal

    (rushea, ''6). *erikut adalah tabel kandungan propolis berasal dari salah

    satu penelitian

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    25/32

    #'

    dalam pembentukan sel/sel tubuh (ereira, ''#). ropolis juga kaya akan

    kandungan itamin *1, itamin *, itamin *#, dan itamin *6.

    2..2.1 laonoid

    Elaonoid adalah kelompok senya+a fenol terbesar yang ditemukan di

    alam. 5enya+a/senya+a ini merupakan @at +arna merah, ungu dan biru, dan

    sebagian@at +arna kuning yang ditemukan dalam tumbuh/tumbuhan (5ugrani,

    &gestia 3aji, ''). 5enya+a flaonoid adalah senya+a yang mempunyai

    struktur -6/-#/-6. tiap bagian -6 merupakan 4in4in ben@en yang terdistribusi

    dan dihubungkan oleh atom -# yang merupakan rantai alifatik, seperti

    ditunjukkan pada 2ambar ..(;arkham, 177)

    2ambar . 5truktur

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    26/32

    #1

    merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan se4ara tradisional untuk

    mengobati gangguan fungsi hati (Cobinson, 10). Elaonoid dapat

    meningkatkan aktiitas lipoprotein lipase yang dapat menguraikan trigliserida

    yang terdapat pada kilomikron (8afisah, '1').

    2..2.2 5uer6etin

    Ruer4etin adalah salah satu @at aktif kelas flaonoid yang se4ara

    biologis amat kuat. *ila itamin - memiliki antioksdan 1 maka Suer4etin

    memiliki aktiitas antioksidan $,. Elaonoid merupakan sekelompok besar

    antioksidan bernama polifenol yang terdiri atas antosianidin, biflaon, katekin,

    flaanon, flaon, flaonol. Ruer4etin adalah senya+a kelompok flaonol

    terbesar, Suer4etin dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 6'/0

    dari flaonoid (5ugrani, &gestia 3aji, '').

    2ambar .# 5truktur umum Ruer4etin

    Kuersetin (#,#U,$U,0, pentahidroksiflaon)

    ;anfaat Suer4etin diper4aya dapat melindungi tubuh dari beberapa jenis

    penyakit degeneratif dengan 4ara men4egah terjadinya peroksidasi lemak.

    Ruer4etin memperlihatkan kemampuan men4egah proses oksidasi dari L"L

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    27/32

    #

    kolesterol dengan 4ara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam

    transisi (5ugrani, &gestia 3aji, '').

    enelitian mengenai efek flaonoid morin, Suer4etin, serta asam nikotinat

    terhadap kadar lipid tikus yang diberi diet hiperlipidemia, didapatkan bah+a

    terjadi peningkatan kadar kolesterol %"L, penurunan kadar kolesterol L"L dan

    trigliserida (Ci4ardo et al, ''1). 5edangkan pada penelitian lain dikatakan

    bah+a Suer4etin dapat meningkatkan kadar kolesterol %"L sampai 7,6 pada

    tikus yang diberi diet tinggi lemak (Qugarani ., 1).

    2..2.3 Polifenol

    Eenol adalah senya+a dengan suatu gugus ?% yang terikat pada 4in4in

    aromatik (Eessenden dan Eessenden, 17). Eenolik merupakan metabolit

    sekunder yang tersebar dalam tumbuhan. 5enya+a fenolik dalam tumbuhan

    dapat berupa fenol sederhana, antraSuinon, asam fenolat, kumarin, flaonoid,

    lignin dan tanin (%arborne, 17).

    2ambar .$ 5truktur "asar olifenol

    5enya+a fenol dapat di definisikan se4ara kimia+i oleh adanya satu

    4in4in aromatik yang memba+a satu (fenol) atau lebih (polifenol) substitusi

    hydroksil, termasuk derifat fungsionalnya. Tat ini memiliki tanda khas yakni

    memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. olifenol memiliki spektrum luas

    dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda/beda. %al ini

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    28/32

    ##

    disebabkan oleh gugus hidroksil pada senya+a tersebut yang dimiliki berbeda

    jumlah dan posisinya. (%attens4h+iler dan !itousek, ')

    urunan polifenol sebagai antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas

    dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan

    menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.

    olifenol merupakan komponen yang bertanggung ja+ab terhadap aktiitas

    antioksidan dalam buah dan sayuran (%attens4h+iler dan !itousek, ''').

    5elain sebagai antioksidan, polifenol juga dapat menurunkan kadar

    kolesterol, L"L, dan trigliserida. ;ekanisme penurunan tersebut adalah dengan

    4ara meningkatkan aktiitas lipoprotein lipase, sehingga katabolisme lipoprotein

    kaya trigliserida seperti !L"L dan I"L meningkat. Kadar kolesterol %"L

    meningkat se4ara tidak langsung akibat menurunnya kadar trigliserida !L"L atau

    karena meningkatnya produksi apo &I dan apo &II. Afek penurunan kolesterol

    L"L diduga berhubungan dengan meningkatnya bersihan !L"L dan I"L dalam

    hati sehingga produksi L"L menurun (5uyatna dan %andoko, 10)

    2..3 Manfaat Propolis

    ;anusia dapat memanfaatkan propolis sebagai bahan kosmetik,

    teknologi pengolahan pangan, dan obat/obatan. ropolis memiliki aktifitas

    antibakterial dan antioksidan (rushea, ''6). 5enya+a yang terkandung

    dalam propolis mampu menghambat pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori,

    &ampylobacter jejuni, &ampylobacter coli (Koo, ''). ropolis mampu

    menghambat pertumbuhan kelompok bakteri 4o44i dan bakteri gram positif,

    termasuk penyebab uber4ulosis. 5elain itu juga beberapa bakteri gram

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    29/32

    #$

    negatif. ;embantu penyembuhan kornea yang rusak (;artin, ''),

    meningkatkan aktifitas sistem imun tubuh dan anti inflamasi (*oyanoa, ''#).

    Kandungan itamin * pada propolis meningkatkan metabolisme sel tubuh

    sehingga meningkatkan pembentukan sel darah merah dan haemoglobin pada

    anak/anak dan orang de+asa (;utsaers, ''0). ropolis berpengaruh terhadap

    pembentukan haemoglobin dengan meningkatkan absorpsi Ee dan memper4epat

    perombakan haemoglobin dari eritrosit yang mati (%aro, ''').

    ropolis menunjukkan efek antihypertensive pada tikus (Qoko et al.,

    ''$). ada tikus diabet, pemberian ekstrak propolis menyebabkan penurunan

    kandungan glukosa darah (E*2), fructosamine (EC

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    30/32

    #0

    penyakit degeneratif dengan 4ara men4egah terjadinya peroksidasi lemak.

    Ruer4etin memperlihatkan kemampuan men4egah proses oksidasi dari L"L

    kolesterol dengan 4ara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam

    transisi (5ugrani, &gestia 3aji, '').

    enelitian mengenai efek flaonoid terhadap kadar kolesterol %"L,

    didapatkan bah+a flaonoid dapat menaikan kadar kolesterol %"L dengan 4ara

    meningkatkan produksi apo &1(2uillaume C,dkk, et al ''6 ).

    ;enurut Euliang et al., ''0, pemberian ekstrak propolis menyebabkan

    penurunan kandungan glukosa darah (E*2), fructosamine (EC

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    31/32

    #6

    he+an ujipada dosis di atas 1'.''' mgkg bobot badan. =ika dikonersikan ke

    orang berbobot 6' kg, dosis itu setarakonsumsi ',6 kg propolis setiap hari.

    &rtinya keampuhan dan keamanan propolis telah terbukti.

    ;eskipun propolis memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai

    keluhan penyakit yang diderita manusia, tetapi diantara senya+a/senya+a kimia

    tanaman yang terkumpul di dalam propolis ada yang dapat menimbulkan alergi

    terhadap manusia. ?leh karena itu pada sebagian orang mungkin mun4ul alergi

    terhadap propolis. &lergi terhadap propolis ini dapat digolongkan menjadi jenis

    &lergi yaitu &lergi 5pontan dan &lergi ertunda. &lergi spontan mun4ul

    disebabkan tubuh seseorang sensitif terhadap salah satu atau beberapa

    senya+a kimia tumbuhan yang terdapat di dalam propolis.

    &lergi tertunda mun4ul disebabkan tubuh seseorang alergi terhadap

    sejumlah tertentu dari salah satu atau beberapa senya+a kimia tumbuhan yang

    terdapat di dalam propolis. 2ejala &lergi tertunda dari propolis umumnya berupa

    gatal/gatal dikulit atau tenggorokan terasa panas. &dapun penyebab mun4ulnya

    alergi tertunda adalah sebagai berikut:

    1. enggunaan propolis dalam dosis tinggi (diatas 1' tetes # kali sehari) selama

    terus/menerus tanpa jeda.

    . 5elama penggunaan propolis pengguna kurang minum air putih hangat.

    #. erjadi penambahan senya+a kimia penyebab alergi pada propolis sebagai

    akibat langsung dari musimbulan panen propolis di negara asal propolis.

    $. erubahan pola konsumsi makanan pengguna propolis, umumnya pasien

    yang melakukan detosifikasi bisa mengalami gejala alergi terhadap propolis

    setelah pasien tersebut melakukan detoksifikasi, hal tersebut bisa terjadi karena

    detoksifikasi se4ara sederhana bisa dikatakan sebagai usaha meformat ulang

  • 5/20/2018 4. BAB 2 (1)

    32/32

    #

    reakasi tubuh terhadap lingkungannya, bisa jadi sebelum detoksifikasi tubuh

    sudah memiliki daya tahan terhadap senya+a penyebab alergi, tetapi setelah

    detosifikasi kemapuan tersebut hilang. (8ofriadi, '')