3_analisis perbandingan biaya kualitas sebelum dan sesudah implementasi tqm pada divisi tempa & cor...

Upload: sariard

Post on 03-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS

    SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI

    TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA

    DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

    Leni Susanti

    STIE STAN Indonesia Mandiri

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Total Quality Management (TQM) pada Divisi Tempa & Cor pada suatu perusahaan publik (PT. X) di Bandung, dengan mengkaji perbedaan antara sebelum dan sesudah implementasi biaya kualitas TQM. Teknik analisis yang digunakan adalah t-test related-sample. Sampel yang diambil adalah data biaya kualitas 5 tahun sebelum implementasi TQM dan 5 tahun biaya kualitas sesudah implementasi TQM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: implementasi TQM yang dilaksanakan pada Divisi Tempa & Cor sudah memadai. Biaya kualitas yang terjadi pada Divisi Tempa & Cor dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori biaya yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan metode uji hipotesis diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,413, jika dibandingkan dengan nilai t-tabel sebesar 2,132, maka t-hitung > t-tabel sehingga kesimpulannya H0 ditolak. Ini berarti bahwa hipotesis bahwa biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih besar dari biaya kualitas sesudah implementasi TQM.

    Kata kunci : total quality management, biaya kualitas, implementasi, t-test related-sample.

    I. PENDAHULUAN

    Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai

    akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya

    juga mengalami hal yang sama. Organisasi/perusahaan yang dulu bersaing hanya pada

    tingkat lokal, regional atau nasional kini harus pula bersaing dengan perusahaan-

    perusahaan dari seluruh penjuru dunia (Sularso dan Murdijanto, 2004:72)

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)36

  • Globalisasi merupakan tantangan namun sekaligus memberikan peluang pada

    mereka untuk tumbuh dan berkembang sehingga memiliki daya saing yang makin kuat.

    Perusahaan perlu membuat perencanaan untuk kelangsungan hidupnya di arena

    persaingan global karena tidak ada tempat bagi perusahaan untuk bersembunyi dari

    pesaing-pesaingnya (Ellitan dan Anatan, 2007:2). Persaingan global ini memberikan

    banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious)

    dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta produk dan jasa yang berkualitas

    tinggi (Blocher et al., 2000:204). Untuk dapat bertahan dan berhasil dalam lingkungan

    seperti itu, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen dalam bentuk produk

    dan jasa serta pelayanan yang berkualitas, sehingga perusahaan juga memperoleh value.

    Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan

    berkesinambungan terhadap manusia, proses dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat

    memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan

    adalah dengan mengimplementasikan TQM. Thompson dan Strickland dalam Sri

    Hadiati (2007:145) menyatakan bahwa untuk menjamin kemampuan suatu industri

    bertahan dalam era global ini, maka penerapan TQM bukan lagi merupakan suatu

    pilihan, tetapi suatu keharusan.

    TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya

    memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen,

    keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas

    produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski et al., dalam

    Setiawan, 2006:2).

    Faktor yang sangat penting untuk keberhasilan TQM adalah adanya ukuran

    yang benar-benar mencerminkan kebutuhan dan harapan pelanggan, baik internal

    maupun eksternal. Sistem pengukuran yang baik untuk TQM juga harus membuat

    semua karyawan mengetahui perkembangan yang telah dicapai menuju kualitas total

    dan perbaikan lain yang dibutuhkan (Blocher et al., 2000:215). Salah satu sistem

    pengukuran kinerja kualitas yang sering digunakan adalah dengan mengukur biaya

    kualitas. Ross (1994) dalam Tjiptono dan Diana (2003:41) menyatakan bahwa salah

    satu manfaat dari informasi biaya kualitas adalah untuk dijadikan ukuran kinerja yang

    objektif. Leni Susanti

    Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)

    37

  • Dalam paradigma lama, dikatakan bahwa kualitas itu mahal, hal ini

    dikarenakan paradigma tersebut beranggapan bahwa kesalahan tidak dapat dihindari

    dan oleh karena itu sangatlah mahal biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki semua

    defect. Sebaliknya TQM berpendapat bahwa zero defect seharusnya menjadi sasaran

    perusahaan, quality is free, tidak berdampak pada peningkatan biaya kualitas bahkan

    akan menghemat biaya tersebut (Tjiptono dan Diana, 2003:44-45; Dorothea (2003:29).

    Blocher et al., (2000:225) memberikan contoh mengenai kekeliruan paradigma lama

    tersebut. Berdasarkan kajiannya terhadap sebuah perusahaan pemanufakturan kecil,

    Blocher et al., mendemonstrasikan penurunan biaya kegagalan internal, biaya

    kegagalan eksternal dan biaya kualitas total semua menurun.

    Untuk kasus Indonesia, salah satu perusahaan di Indonesia yang telah

    mengimplementasikan TQM adalah PT. X yang dimulai tahun 1993. Berbagai motivasi

    cukup mendorong agar PT. X mengimplementasikan TQM, diantaranya adalah mutu,

    produktivitas dan efisiensi, serta tantangan di masa yang akan datang.

    Berdasarkan uraian diatas yang menyatakan masih adanya perbedaan

    pandangan terhadap biaya kualitas, maka melihat perbedaan mengenai biaya kualitas

    antara sebelum dan sesudah implementasi TQM menjadi penting.

    II. REVIEW LITERATUR DAN HIPOTESIS

    TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya

    memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen,

    keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas

    produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski et al., dalam

    Setiawan, 2006:2).

    Menurut Tjiptono dan Diana (2003:10) dasar pemikiran perlunya TQM

    sangatlah sederhana yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam

    persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk

    menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap

    kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki

    kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan

    menerapkan TQM.

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)38

  • Menurut Feigenbaum dalam Nasution (2001:72), tujuan pencapaian TQM

    adalah (1) meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas perusahaan; (2) untuk

    memberikan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen; (3) untuk meningkatkan

    kerjasama dan semangat kerja karyawan; dan (4) untuk meningkatkan dan menjaga

    citra perusahaan.

    Dalam melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus dan pencegahan

    kerusakan produksi, diperlukan biaya kualitas. Biaya kualitas yang makin menurun

    merupakan salah satu indikasi kualitas barang atau jasa makin baik, yang dapat

    memberi kepuasan kepada pelanggan (Nasution, 2005:172)

    Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena

    kualitas yang buruk (Tjiptono dan Diana, 2003:34). Biaya kualitas dapat

    dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu (1) biaya pencegahan (prevention cost);

    (2) biaya deteksi/penilaian (detection/appraisal cost); (3) biaya kegagalan internal

    (internal failure cost); dan (4) biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost).

    Claude dan Sanjay (2001) dalam Hatane (2008), mengemukakan bahwa setiap

    dana yang dikeluarkan untuk prevention costs akan kembali beberapa kali lipat melalui

    penurunan failure costs. Dana yang dikeluarkan untuk corrective action (prevention

    and appraisal costs) umumnya merupakan biaya utama bagi perusahaan yang berusaha

    mengurangi masalah-masalah yang timbul karena kualitas, karena semakin lama

    masalah kualitas tidak dapat diselesaikan, semakin besar failure costs yang harus

    ditanggung perusahaan. Namun, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pencegahan

    tersebut (prevention activities) tidak dapat langsung dirasakan dan diukur.

    Dalam cost of quality management, manajemen perusahaan harus dapat

    mengontrol besarnya costs yang harus dikeluarkan untuk setiap kategeri cost of quality.

    Shank dan Govindarajan (1994) dalam Hatane (2008) mengindikasikan bahwa ketika

    perusahaan menghabiskan dana yang cukup besar untuk kegiatan failure (internal and

    external failure costs), total quality costs berkisar 25% dari total penjualan. Sebaliknya,

    ketika perusahaan menghabiskan sebagian besar dananya untuk kegiatan prevention,

    total quality costs berada dalam kisaran 5% dari total penjualan.

    Selain itu hasil studi Pike dan Barnes (1994) pada European Materials Group

    menunjukkan bahwa setelah diimplementasikannya TQM dalam lima tahun jumlah Leni Susanti

    Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)

    39

  • keluhan berkurang 45%, returns dan allowance berkurang 40%, scrap menurun 35%,

    tingkat ketidakhadiran menurun 25% dan biaya kualitas berkurang 25%. Hasil studi

    kasus yang dilakukan oleh Pheng dan Theo (2004) pada Perusahaan Konstruksi di

    Singapura menunjukkan bahwa setelah diimplementasikannya TQM, Perusahaan

    Konstruksi tersebut mengalami pengurangan biaya kualitas.

    Supriyono (2007) mengungkapkan bahwa sebelum penerapan TQM, biasanya

    biaya dan produk yang tidak memenuhi persyaratan konsumen jumlahnya relatif tinggi.

    Namun setelah penerapan TQM, biaya mutu dan produk serta pelayanan yang tidak

    memenuhi persyaratan konsumen diharapkan jumlahnya relatif semakin kecil, bahkan

    dicita-citakan sebesar nol. Oleh karena itu, timbul istilah quality is free. Bebas dari

    kerusakan, bebas dari kesalahan, bebas biaya (dalam arti biaya menjadi relatif sangat

    kecil), bebas ketidaktepatan waktu.

    Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat diajukan hipotesis nol:

    Biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih kecil atau sama dengan biaya kualitas

    sesudah implementasi TQM.

    III. METODE DAN PROSEDUR

    Dalam penelitian ini metode penelitian yang akan digunakan adalah studi

    komparatif. Sampel adalah data biaya kualitas 5 tahun sebelum implementasi TQM

    yaitu biaya kualitas tahun 1988, 1989, 1990, 1991,dan 1992 dan 5 tahun biaya kualitas

    sesudah implementasi TQM yaitu1994, 1995, 1996, 1997, dan 1998. Teknik analisis

    yang digunakan adalah uji beda rata-rata, yang membandingkan biaya rata-rata sebelum

    dan sesudah implementasi TQM, dengan menggunakan t-test sample related, pada

    tingkat signifikansi 5%.

    Untuk melakukan uji beda rata-rata akan digunakan rumus sebagai berikut:

    dan

    Kalkulasi nilai t hitung menggunakan rumus t-test sample related:

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)40

  • Dimana:

    dan

    dan

    IV. TEMUAN-TEMUAN

    Suatu produk yang berkualitas dapat dicapai apabila semua pihak dalam

    perusahaan dapat bekerjasama dengan baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan

    yang dapat merusak kualitas suatu produk yang dihasilkan, baik itu pada saat pemilihan

    pemasok, proses produksi sampai kepada proses pemasaran produk. Sementara itu

    seorang manajer memerlukan suatu ukuran kualitas yang dapat membantu mereka

    memenuhi tujuan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Salah satu informasi

    yang sering digunakan dalam rangka meninjau kualitas yang dihasilkan adalah dengan

    menghitung biaya kualitas.

    Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena

    kualitas yang buruk. Biaya kualitas yang terjadi pada Divisi Tempa & Cor PT. X

    adalah sebagai berikut:

    1. Biaya Pencegahan. Biaya pencegahan merupakan biaya-

    biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencegah produk yang tidak sesuai

    dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

    2. Biaya Penilaian. Biaya penilaian adalah biaya-biaya yang

    terjadi dalam mendeteksi produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya

    penilaian terdiri dari:

    a. Gaji dan Tunjangan Bagian Quality Control

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)41

  • b. Upah Lembur Bagian Quality Control

    c. Biaya Perlengkapan dan Peralatan Bagian Quality Control

    3. Biaya Kegagalan. Adalah biaya yang terjadi ketika produk

    tidak sesuai dengan spesifikasi.

    4.1. Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi TQM

    Data biaya kualitas sebelum implementasi TQM selama lima tahun dalam tabel

    berikut:

    Tabel 1. Biaya Kualitas 1988-1992(Dalam Rp.000)

    BIAYA 1988 1989 1990 1991 1992

    BIAYA PENCEGAHAN

    Gaji dan Tunjangan Bag. Teknik Cor 17,888.45 19,030.26 20,244.96 22,747.15 25,274.61

    Gaji dan Tunjangan Bagian PPC 14,055.44 14,952.60 15,907.02 17,873.06 19,858.95

    Gaji dan Tunjangan Bagian Pemeliharaan Mesin 12,777.65 13,593.24 14,460.89 16,248.20 18,053.55

    Biaya Research & Depelovement 2,170.57 2,345.26 3,313.64 3,653.73 3,961.05

    Biaya Training 6,392.47 6,522.93 6,656.05 6,791.89 6,930.50

    Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin Produksi 24,049.40 24,793.20 25,560.00 28,252.00 32,549.00

    Biaya Peralatan Bagian Teknik Cor 2,751.00 2,836.00 2,924.00 3,014.00 3,108.00

    Biaya Peralatan Bagian PPC 3,283.00 3,384.00 3,489.00 3,597.00 3,708.00

    Upah Lembur Bagian Teknik Cor 3,807.71 3,885.42 3,964.71 4,045.62 4,128.19

    Upah Lembur Bagian Pemeliharaan Mesin 2,991.82 3,052.88 3,115.18 3,178.76 3,243.63

    Upah Lembur Bagian PPC 2,719.83 2,775.34 2,831.98 2,889.77 2,948.75

    TOTAL BIAYA PENCEGAHAN 92,887.34 97,171.13 102,467.43 112,291.17 123,764.23

    BIAYA PENILAIAN

    Gaji dan Tunjangan Bagian Quality Control 17,569.84 19,522.04 21,934.88 24,372.09 27,080.10

    Upah Lembur Bagian Quality Control 3,875.77 3,995.64 4,119.21 4,246.61 4,377.95

    Biaya Peralatan Bagian Quality Control 2,635.48 3,123.53 4,531.13 4,671.27 4,815.74

    TOTAL BIAYA PENILAIAN 24,081.09 26,641.21 30,585.22 33,289.97 36,273.79

    BIAYA KEGAGALAN

    Afkir 55,475.65 38,701.02 26,998.68 18,834.87 13,139.62

    Pengerjaan Ulang 184,919.27 135,219.58 98,877.39 72,302.68 52,870.31

    TOTAL BIAYA KEGAGALAN 240,394.92 173,920.60 125,876.07 91,137.55 66,009.92

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)42

  • TOTAL BIAYA KUALITAS 357,363.35 297,732.94 258,928.72 236,718.69 226,047.94(Sumber : Bagian Keuangan Divisi Tempa & Cor PT. X )

    Tabel berikut menyajikan data biaya kualitas sesudah implementasi TQM:

    Tabel 2. Biaya Kualitas 1994-1998(Dalam Rp.000)

    BIAYA 1994 1995 1996 1997 1998

    BIAYA PENCEGAHAN Gaji dan Tunjangan Bagian Teknik Cor 30,873.50 32,603.00 36,162.50 36,162.50 39,917.50Gaji dan Tunjangan Bagian PPC 24,471.80 25,832.50 28,627.50 28,627.50 32,006.50Gaji dan Tunjangan Bag.Pemlhraan Mesin 22,348.00 23,575.00 26,116.00 26,116.00 29,369.90Biaya Research & Depelovement 4,300.00 6,075.50 6,641.00 7,199.60 7,233.50

    Biaya Training 11,132.50 12,189.50 12,273.00 13,257.00 13,390.70Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin Produksi 30,210.00 30,779.00 28,185.50 28,589.00 25,623.50Biaya Peralatan Bagian Teknik Cor 3,974.20 2,998.35 1,230.70 1,227.50 1,090.50

    Biaya Peralatan Bagian PPC 4,873.80 2,997.65 1,050.80 1,172.75 973.55Upah Lembur Bagian Teknik Cor 3,940.50 2,962.50 2,108.00 1,996.00 1,556.08Upah Lembur Bagian Pemeliharaan Mesin 3,642.50 2,660.50 1,687.00 2,755.04 1,724.80

    Upah Lembur Bagian PPC 2,994.00 2,811.50 1,840.50 1,866.50 1,881.60TOTAL BIAYA PENCEGAHAN 142,760.80 145,485.00 145,922.50 148,969.39 154,768.13

    BIAYA PENILAIAN Gaji dan Tunjangan Bagian Quality Control 33,007.00 35,862.50 42,673.40 42,673.40 46,554.50Upah Lembur Bagian Quality Control 4,135.00 4,995.70 4,220.75 3,266.50 2,450.30Biaya Peralatan Bagian Quality Control 4,816.00 4,773.50 3,885.70 4,459.05 3,775.25

    TOTAL BIAYA PENILAIAN 41,958.00 45,631.70 50,779.85 50,398.95 52,780.05

    BIAYA KEGAGALAN

    Afkir 7,639.98 5,853.42 4,515.83 2,854.56 1,130.74

    Pengerjaan Ulang 29,350.06 24,276.64 18,354.79 14,881.17 9,547.47TOTAL BIAYA KEGAGALAN 36,990.04 30,130.06 22,870.62 17,735.73 10,678.21

    TOTAL BIAYA KUALITAS 221,708.84 221,246.76 219,572.97 217,104.07 218,226.39

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)43

  • (Sumber: Bagian Keuangan Divisi Tempa & Cor PT. X )

    Dari informasi data biaya kualitas yang disajikan dalam tabel 1 dan tabel 2

    penulis dapat membandingkan total biaya kualitas sebelum dan sesudah implementasi

    TQM, dan perbandingan biaya tersebut disajikan dalam tabel 3 berikut ini:

    Tabel 3. Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi TQM(Dalam Rp.000)

    Keterangan

    Sebelum Implementasi TQMJumlah %

    1988 1989 1990 1991 1992Biaya Pencegahan 92,887.34 97,171.13 102,467.43 112,291.17 123,764.23 528,581.30 38.39%Biaya Penilaian 24,081.09 26,641.21 30,585.22 33,289.97 36,273.79 150,871.28 10.96%Biaya Kegagalan 240,394.92 173,920.60 125,876.07 91,137.55 66,009.92 697,339.06 50.65%Total Biaya Kualitas 357,363.35 297,732.94 258,928.72 236,718.69 226,047.94 1,376,791.64 100.00%

    Keterangan

    Sesudah Implementasi TQMJumlah %

    1994 1995 1996 1997 1998Biaya Pencegahan 142,760.80 145,485.00 145,922.50 148,969.39 154,768.13 737,905.82 67.21%Biaya Penilaian 41,958.00 45,631.70 50,779.85 50,398.95 52,780.05 241,548.55 22.00%Biaya Kegagalan 36,990.04 30,130.06 22,870.62 17,735.73 10,678.21 118,404.66 10.79%Total Biaya Kualitas 221,708.84 221,246.76 219,572.97 217,104.07 218,226.39 1,097,859.03 100.00%

    Dari tabel diatas terlihat bahwa sebelum implementasi TQM distribusi proporsi

    biaya kualitas yang terbesar adalah biaya kegagalan dengan persentase dari total biaya

    kualitas sebesar 50,65%, dan proporsi terbesar kedua adalah pada biaya pencegahan

    sebesar 38,39% dan proporsi biaya penilaian sebesar 10,96%. Angka persentase

    tersebut menunjukkan bahwa sebelum diimplementasikannya TQM biaya yang

    dikeluarkan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sangat besar dan

    menjadi biaya terbesar jika dibandingkan dengan elemen biaya kualitas lainnya.

    Sedangkan setelah implementasi TQM distribusi proporsi masing-masing

    elemen biaya kualitas berbeda dibandingkan dengan sebelum diimplementasikannya

    TQM dimana proporsi terbesar terjadi pada biaya pencegahan dengan persentase

    67,21% dari total biaya kualitas, kemudian proporsi biaya penilaian sebesar 22,00% dan

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)44

  • proporsi biaya kegagalan sebesar 10,79%. Dari informasi biaya tersebut terlihat bahwa

    terjadi peningkatan proporsi biaya pencegahan dibandingkan sebelum implementasi

    TQM dari 38,39% menjadi 67,21%, hal ini menunjukkan bahwa dengan

    diimplementasikannya TQM perusahaan lebih banyak mengeluarkan biaya pencegahan

    untuk mencegah terjadinya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya

    penilaian setelah diimplementasikannya TQM menjadi lebih besar dibandingkan

    dengan sebelum implementasi dari 10,96% menjadi 22,00%, hal ini menunjukkan

    bahwa perusahaan juga lebih banyak mengeluarkan biaya untuk menilai atau

    mendeteksi produk yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan spesifikasi yang telah

    ditetapkan. Selain itu, setelah diimplementasikannya TQM terjadi penurunan proporsi

    biaya kegagalan dimana sebelum implementasi TQM proporsi biaya kegagalan ini

    sebesar 50,65% setelah diimplementasikannya TQM proporsinya turun menjadi

    10,79%, hal ini mengindikasikan terjadi penurunan produk yang tidak sesuai dengan

    spesifikasi. Dan secara keseluruhan jumlah biaya kualitas sebelum implementasi TQM

    lebih besar dibandingkan dengan biaya kualitas sesudah implementasi TQM.

    4.2. Pengujian Hipotesis

    Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka berikut ini akan diuraikan

    rangkaian proses pengujian hipotesis:

    Uji beda rata-rata. Tabel 4 merupakan perhitungan dari uji beda rata-rata dan tabel 5

    dan 6 merupakan alat bantu penghitungan simpangan baku dan varians.

    Tabel 4. Perhitungan Uji Beda Rata-rataNo 1 357,363.35 221,708.842 297,732.94 221,246.763 258,928.72 219,572.974 236,718.69 217,104.075 226,047.94 218,226.39 1,376,791.64 1,097,859.03n 5 5

    275,358.33 219,571.81

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)45

  • Tabel 5. Perhitungan Simpangan Baku

    No

    1 357,363.34 221,708.84 6,724,823,633.22 4,566,914.317

    53,432.00095 1,953.98642

    2 297,732.94 221,246.76 500,623,262.15 2,805,470.902

    3 258,928.73 219,572.96 269,932,019.03 1.3548966

    4 236,718.69 217,104.06 1,493,021,624.77 6,089,720.966

    5 226,047.94 218,226.39 2,431,514,364.71 1,801,144,213

    1,376,791.64 1,097,859.02 11,419,914,903.89 15,272,251.75

    n 5 5

    275,358.33 219,571.81

    Tabel 6. Perhitungan Varians

    No

    1 357,363.34 221,708.84 6,724,823,633.22 4,566,914.317

    2,854,978,725.97

    3,818,062.94

    2 297,732.94 221,246.76 500,623,262.15 2,805,470.902

    3 258,928.73 219,572.96 269,932,019.03 1.3548966

    4 236,718.69 217,104.06 1,493,021,624.77 6,089,720.966

    5 226,047.94 218,226.39 2,431,514,364.71 1,801,144,213

    1,376,791.641,097,859.0

    2 11,419,914,903.89 15,272,251.75

    n 5 5

    275,358.33 219,571.81

    Tabel 7. Perhitungan Koefisien Korelasi No

    1 357,363.34 221,708.84 79,230,613,787.01 127,708,563,923.222 49,154,809,734.1456

    2 297,732.94 221,246.76 65,872,448,320.27 88,644,903,561.044 48,950,128,810.4976

    3 258,928.73 219,572.96 56,853,748,068.70 67,044,082,040.838 48,212,289,154.6209

    4 236,718.69 217,104.06 51,392,591,044.07 56,035,738,195.316 47,134,177,210.5649

    5 226,047.94 218,226.39 49,329,625,913.14 51.097.671.178,244 47,622,757,292.4321

    1,376,791.64 1,097,859.02302,679,027,133.1

    9 390,530,958,898.66 241,074,162,202.26

    Leni Susanti

    Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)

    46

  • = 0.8965Dari hasil perhitungan sebelumnya maka dihitung besarnya nilai t hitung sebagai

    berikut:

    = 2,413

    Jadi nilai dari t-hitung = 2,413

    Menentukan derajat kebebasan (dk). Untuk menentukan derajat kebebasan (dk)

    maka terlebih dahulu harus diketahui apakah variansnya homogen atau tidak. Oleh

    karena itu dilakukan uji homogenitas varians dengan uji F.

    Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang (5-1=4) dan

    dk penyebut (5-1=4). Berdasarkan dk tersebut dan harga F tabel untuk kesalahan 5% F

    tabel=6,39 dan untuk taraf kesalahan 1% maka F tabel=15,98. Karena F hitung > F

    tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1 % maka artinya bahwa varians tidak

    homogen. Oleh karena itu derajat kebebasan untuk mencari t-tabel adalah dk=n1-1 atau

    n2-1sehingga nilai dk:

    dk = n1-1 atau n2-1

    = 5-1 = 4

    1. Menentukan t-tabel

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)47

  • Untuk menentukan t-tabel adalah dengan pengujian pihak kanan, dengan tingkat

    signifikansi () yang digunakan adalah sebesar 5% dengan dk = 4, maka diperoleh nilai

    dari t-tabel = 2,132.

    2. Pengujian hipotesis

    Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

    Untuk menguji hipotesis yang diajukan tersebut apakah diterima atau ditolak,

    maka nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel. Perbandingan nilai t-hitung dan t-

    tabel disajikan dalam tabel berikut ini:

    Tabel 8. Perbandingan Nilai t-hitung dan t-tabelt-hitung t-tabel

    2,413 2,132

    Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t-hitung (2,413) > t-tabel (2,132),

    dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak pada taraf nyata 5%. Dengan demikian

    dapat dinyatakan bahwa hipotesis Biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih

    besar dari biaya kualitas sesudah implementasi TQM dapat dikonfirmasikan.

    V. IMPLIKASI

    Berdasarkan temuan-temuan, sebaiknya, Divisi Tempa & Cor PT. X membagi

    kategori biaya kegagalan kedalam dua kelompok biaya yaitu biaya kegagalan internal

    dan biaya kegagalan eksternal sehingga perusahaan bisa menilai seberapa besar biaya

    yang dikeluarkan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebelum produk

    tersebut sampai ke tangan konsumen dan seberapa besar biaya yang dikeluarkan

    perusahaan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan produk tersebut

    sudah sampai ke tangan konsumen. Sehingga dengan demikian perusahaan bisa menilai

    apakah produk yang dihasilkannya sudah sesuai dengan spesifikasi atau tidak, dan

    perusahaan bisa menilai seberapa besar ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang

    dihasilkan oleh perusahaan karena seperti yang diungkapkan oleh Horngren et al.

    (2008:295) bahwa salah satu ukuran nonfinansial kepuasan pelanggan adalah dengan

    mengukur jumlah unit cacat yang dikirimkan ke pelanggan sebagai persentasi total unit

    yang dikirimkan, sehingga hal ini bisa dijadikan masukan bagi perusahaan untuk

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)48

  • berproduksi lebih baik lagi agar bisa menghemat biaya dan agar produk yang dihasilkan

    perusahaan bisa menciptakan kepuasan bagi konsumen.

    --- 000 ---

    REFERENSI

    Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Ghalia Indonesia.

    Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2000. Manajemen Biaya, Ed.1 Alih Bahasa: Susty Ambarriani. Salemba Empat.

    Ellitan, Lena., dan Lina Anatan. 2007. Manajemen Operasi dalam Era Baru Manufaktur. Penerbit ALFABETA.

    Hadiati, Sri. 2007. Pengaruh Faktor-Faktor Manajemen Mutu Terpadu Terhadap Proses Bisnis Internal dan Keunggulan Bersaing Industri Manufaktur yang Memperoleh Iso 9000 Di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Manajemen. Diakses 18 September 2008.

    Hatane, Semuel. 2003. Penerapan TQM Suatu Evaluasi Melalui Karakteristik Kerja. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan ,Vol. 5 No. 1. Diakses 18 September 2008.

    Horngren, Chrales T., Srikant M. Datar., dan George Foster. 2008. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Ed. 11. INDEKS.

    Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Ed. 2. Ghalia Indonesia.

    Setiawan, Wicaksono. 2006. Pengaruh Implementasi TQM (TQM) Terhadap Budaya Kualitas. Thesis. Diakses 18 September 2008, Web Site www.damandiri.or.id

    Sularso., dan Murdijanto. 2004. Pengaruh Penerapan TQM Terhadap Kualitas Sumberdaya Manusia. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol.6 No.1.

    Supriyono. 2007. Manajemen Biaya. BPFE.

    Tjiptono, Fandi., dan Diana. 2003. TQM. Ed.5. ANDI.

    Leni SusantiAnalisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi

    Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)49