295152668 makalah penyakit grave

Upload: ayu

Post on 05-Jul-2018

660 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    1/24

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Kelenjar tiroid mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan

    agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang

    konsumsi oksigen pada sebagaian besar sel di tubuh, membantu mengatur 

    metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan

     pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak essensial bagi kehidupan, tetapi

    ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi

    mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan

     badan menjadi kurus, gelisah, takikardi, tremor, dan kelebihan pembentukan

     panas. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (Thyroid stimulating

    hormon TSH! dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon tropik ini

    sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormon tiroid yang

    tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui mekanisme

    neural yang bekerja melalui hipotalamus. "engan cara ini, perubahan-perubahan

     pada lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyesuaian kecepatan

    sekresi tiroid.

    2 Tujuan Penulisan

    C. Manfaat Penulisan

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    2/24

    PEMBAHASAN

    #enyakit $ra%es merupakan bentuk tiroktoksikosis (hipertiroid! yang

     paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. "apat terjadi pada semua umur,

    sering ditemukan pada &anita dari pada pria. Tanda dan gejala penyakit $ra%es

    yang paling mudah dikenali ialah adanya struma (hipertrofi dan hiperplasia difus!,

    tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid' hipertiroidisme! dan sering disertai

    oftalmopati, serta disertai dermopati, meskipun jarang.

    #atogenesis penyakit $ra%es sampai sejauh ini belum diketahui secara

     pasti. amun demikian, diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan dalam

    mekanisme yang belum diketahui secara pasti meningkatnya risiko menderita

     penyakit $ra%es. )erdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit $ra%es

    dikelompokkan ke dalam penyakit autoimun, antara lain dengan ditemukannya

    antibodi terhadap reseptor TSH (Thyrotropin Stimulating Hormone - *eceptor 

    +ntibody 'TSH*-+b! dengan kadar ber%ariasi.

    2.1. Pengertian Penakit !ra"es

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    3/24

    #enyakit $ra%es (goiter difusa toksika! merupakan penyebab tersering

    hipertiroidisme adalah suatu penyakit otonium yang biasanya ditandai oleh

     produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.

    #enderita penyakit $ra%es memiliki gejala-gejala khas dari hipertiroidisme dan

    gejala tambahan khusus yaitu pembesaran kelenjar tiroid'struma difus, oftamopati

    (eksoftalmus' mata menonjol! dan kadang-kadang dengan dermopati.

    2.2. Eti#l#gi Penakit !ra"es

    #enyakit $ra%es merupakan salah satu penyakit otoimun, dimana

     penyebabnya sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. #enyakit ini

    mempunyai predisposisi genetik yang kuat, dimana penderita mempunyai

    hubungan keluarga yang erat dengan penderita penyakit yang sama. Sekitar /

    dari keluarga penderita penyakit $ra%es, ditemukan autoantibodi tiroid didalam

    darahnya. #enyakit ini ditemukan kali lebih banyak pada &anita dibandingkan

     pria, dan dapat terjadi pada semua umur. +ngka kejadian tertinggi terjadi pada

    usia antara 0/ tahun sampai 1/ tahun.(0,2!

    2.$. Pat#genesis#ada penyakit $ra%es, limfosit T mengalami perangsangan terhadap

    antigen yang berada didalam kelenjar tiroid yang selanjutnya akan merangsang

    limfosit ) untuk mensintesis antibodi terhadap antigen tersebut. +ntibodi yang

    disintesis akan bereaksi dengan reseptor TSH didalam membran sel tiroid

    sehingga akan merangsang pertumbuhan dan fungsi sel tiroid, dikenal dengan

    TSH-* antibody. +danya antibodi didalam sirkulasi darah mempunyai korelasi

    yang erat dengan akti%itas dan kekambuhan penyakit. 3ekanisme otoimunitas

    merupakan faktor penting dalam patogenesis terjadinya hipertiroidisme,

    oftalmopati, dan dermopati pada penyakit $ra%es.

    Sampai saat ini dikenal ada 4 otoantigen utama terhadap kelenjar tiroid

    yaitu tiroglobulin (Tg!, thyroidal pero5idase (T#6! dan reseptor TSH (TSH-*!.

    "isamping itu terdapat pula suatu protein dengan )3 21 kilo"alton pada

     permukaan membran sel tiroid dan sel-sel orbita yang diduga berperan dalam

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    4/24

     proses terjadinya perubahan kandungan orbita dan kelenjar tiroid penderita

     penyakit $ra%es.

    Sel-sel tiroid mempunyai kemampuan bereaksi dengan antigen diatas dan

     bila terangsang oleh pengaruh sitokin (seperti interferon gamma! akan

    mengekspresikan molekul-molekul permukaan sel kelas 77 (3H8 kelas 77, seperti

    "*1! untuk mempresentasikan antigen pada limfosit T.

    $ambar 9 #atogenesis #enyakit $ra%esFaktor genetik berperan penting dalam proses otoimun, antara lain H:+-

    ); dan H:+-"*4 pada ras Kaukasus, H:+-)&12 dan H:+-) pada ras 8ina

    dan H:+-)< pada orang kulit hitam. Faktor lingkungan juga ikut berperan

    dalam patogenesis penyakit tiroid otoimun seperti penyakit $ra%es. =irus yang

    menginfeksi sel-sel tiroid manusia akan merangsang ekspresi "*1 pada

     permukaan sel-sel folikel tiroid, diduga sebagai akibat pengaruh sitokin (terutama

    http://1.bp.blogspot.com/_I0UHlGxoP6A/SH67zVIz_ZI/AAAAAAAAAIU/F-5q6SkClQI/s1600-h/New+Picture.png

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    5/24

    interferon alfa!. 7nfeksi basil gram negatif >ersinia enterocolitica, yang

    menyebabkan enterocolitis kronis, diduga mempunyai reaksi silang dengan

    otoantigen kelenjar tiroid. +ntibodi terhadap >ersinia enterocolitica terbukti dapat

     bereaksi silang dengan TSH-* antibody pada membran sel tiroid yang dapat

    mencetuskan episode akut penyakit $ra%es. +supan yodium yang tinggi dapat

    meningkatkan kadar iodinated immunoglobulin yang bersifat lebih imunogenik 

    sehingga meningkatkan kecenderungan untuk terjadinya penyakit tiroid otoimun.

    "osis terapeutik dari lithium yang sering digunakan dalam pengobatan psikosa

    manik depresif, dapat pula mempengaruhi fungsi sel limfosit T suppressor 

    sehingga dapat menimbulkan penyakit tiroid otoimun. Faktor stres juga diduga

    dapat mencetuskan episode akut penyakit $ra%es, namun sampai saat ini belum

    ada hipotesis yang memperkuat dugaan tersebut.

    Terjadinya oftalmopati $ra%es melibatkan limfosit sitotoksik (killer cells!

    dan antibodi sitotoksik lain yang terangsang akibat adanya antigen yang

     berhubungan dengan tiroglobulin atau TSH-* pada fibroblast, otot-otot bola mata

    dan jaringan tiroid. Sitokin yang terbentuk dari limfosit akan menyebabkan

    inflamasi fibroblast dan miositis orbita, sehingga menyebabkan pembengkakan

    otot-otot bola mata, proptosis dan diplopia.

    "ermopati $ra%es (miksedema pretibial! juga terjadi akibat stimulasi

    sitokin didalam jaringan fibroblast didaerah pretibial yang akan menyebabkan

    terjadinya akumulasi glikosaminoglikans. )erbagai gejala tirotoksikosis

     berhubungan dengan perangsangan katekolamin, seperti takhikardi, tremor, dan

    keringat banyak. +danya hiperreakti%itas katekolamin, terutama epinefrin diduga

    disebabkan karena terjadinya peningkatan reseptor katekolamin didalam otot

     jantung.

    2.%. !a&'aran (linis

    0.1.. $ejala dan Tanda

    #ada penyakit gra%es terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu

    tiroidal dan ekstratiroidal yang keduanya mungkin tidak tampak. 8iri-ciri tiroidal

     berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    6/24

    hormon tiroid yang berlebihan. $ejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi

    hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan. #asien mengeluh lelah,

    gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit lembab,

     berat badan menurun &alaupun nafsu makan meningkat, palpitasi, takikardi, diare

    dan kelemahan srta atrofi otot.

    3anifestasi ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang

     biasanya terbatas pada tungkai ba&ah. 6ftalmopati yang ditemukan pada /

    sampai ;/ pasien ditandai dengan mata melotot, fissura palpebra melebar,

    kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan

    mata! dan kegagalan kon%ergensi. (4! $ambaran klinik klasik dari penyakit gra%es

    antara lain adalah tri tunggal hipertitoidisme, goiter difus dan eksoftalmus.

    (!#erubahan pada mata (oftalmopati $ra%es! , menurut the +merican Thyroid

    +ssociation diklasifikasikan sebagai berikut (dikenal dengan singkatan

     6S#?8S! 9

    Kelas @raian

    / Tidak ada gejala dan tanda

    Hanya ada tanda tanpa gejala (berupa upper lid retraction,stare,lid lag!0 #erubahan jaringan lunak orbita

    4 #roptosis (dapat dideteksi dengan Hertel e5phthalmometer!

    1 Keterlibatan otot-otot ekstra ocular 

    #erubahan pada kornea (keratitis!

    2 Kebutaan (kerusakan ner%us opticus!

    Kelas , terjadinya spasme otot palpebra superior dapat menyertai keadaan a&al

    tirotoksikosis $ra%es yang dapat sembuh spontan bila keadaan tirotoksikosisnya

    diobati secara adekuat.

    #ada Kelas 0-2 terjadi proses infiltratif pada otot-otot dan jaringan orbita.

    Kelas 0 ditandai dengan keradangan jaringan lunak orbita disertai edema

     periorbita, kongesti dan pembengkakan dari konjungti%a (khemosis!.

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    7/24

    Kelas 4 ditandai dengan adanya proptosis yang dapat dideteksi dengan Hertel

    e5ophthalmometer.

    #ada kelas 1, terjadi perubahan otot-otot bola mata berupa proses infiltratif 

    terutama pada musculus rectus inferior yang akan menyebabkan kesukaran

    menggerakkan bola mata keatas. )ila mengenai musculus rectus medialis, maka

    akan terjadi kesukaran dalam menggerakkan bola mata kesamping.

    Kelas ditandai dengan perubahan pada kornea ( terjadi keratitis!.

    Kelas 2 ditandai dengan kerusakan ner%us opticus, yang akan menyebabkan

    kebutaan.

    6ftalmopati $ra%es terjadi akibat infiltrasi limfosit pada otot-otot ekstraokuler 

    disertai dengan reaksi inflamasi akut. *ongga mata dibatasi oleh tulang-tulang

    orbita sehingga pembengkakan otot-otot ekstraokuler akan menyebabkan

     proptosis (penonjolan! dari bola mata dan gangguan pergerakan otot-otot bola

    mata, sehingga dapat terjadi diplopia. #embesaran otot-otot bola mata dapat

    diketahui dengan pemeriksaan 8T scanning atau 3*7. )ila pembengkakan otot

    terjadi dibagian posterior, akan terjadi penekanan ner%us opticus yang akan

    menimbulkan kebutaan.

    #ada penderita yang berusia lebih muda, manifestasi klinis yang umum ditemukan

    antara lain palpitasi, ner%ous, mudah capek, hiperkinesia, diare, berkeringat

     banyak, tidak tahan panas dan lebih senang cuaca dingin. #ada &anita muda

    gejala utama penyakit gra%es dapat berupa amenore atau infertilitas.

    #ada anak-anak, terjadi peningkatan pertumbuhan dan percepatan proses

     pematangan tulang.

    Sedangkan pada penderita usia tua ( A 2/ tahun !, manifestasi klinis yang lebihmencolok terutama adalah manifestasi kardio%askuler dan miopati, ditandai

    dengan adanya palpitasi , dyspnea dBeffort, tremor, ner%ous dan penurunan berat

     badan. (,0!

    #ada neonatus, hipertiroidisme merupakan kelainan klinik yang relatif jarang

    ditemukan, diperkirakan angka kejadian hanya dari 0./// kehamilan.

    Kebanyakan pasien dilahirkan dari ibu yang menderita penyakit gra%es aktif tetapi

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    8/24

    dapat juga terjadi pada ibu dengan keadaan hipotiroid atau eutiroid karena

    tiroiditis autoimun, pengobatan ablasi iodine radioaktif atau karena pembedahan.

    (;!

    $ejala dan tanda apakah seseorang menderita hipertiroid atau tidak juga dapat

    dilihat atau ditentukan dengan indeks &ayne atau indeks ne&castle yaitu sebagai

     berikut 9

    http://4.bp.blogspot.com/_I0UHlGxoP6A/SH68Y4dUmRI/AAAAAAAAAIc/rYfgg3xR9OA/s1600-h/New+Picture.bmp

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    9/24

    ). #emeriksaan laboratorium

    Kelainan laboratorium pada keadaan hipertiroidisme dapat dilihat pada skema

    diba&ah ini 9

    http://3.bp.blogspot.com/_I0UHlGxoP6A/SH68_rAYoEI/AAAAAAAAAIk/W9WI-pNB-9k/s1600-h/New+Picture+%281%29.bmp

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    10/24

    +utoantibodi tiroid , Tg+b dan T#6 +b dapat dijumpai baik pada penyakit

    $ra%es maupun tiroiditis Hashimoto , namun TSH-* +b (stim! lebih spesifik pada

     penyakit $ra%es. #emeriksaan ini berguna pada pasien dalam keadaan apathetic

    hyperthyroid atau pada eksoftamos unilateral tanpa tanda-tanda klinis dan

    laboratorium yang jelas.

    @ntuk dapat memahami hasil-hasil laboratorium pada penyakit $ra%es dan

    hipertiroidisme umumnya, perlu mengetahui mekanisme umpan balik pada

    hubungan (a5is! antara kelenjar hipofisis dan kelenjar tiroid. "alam keadaan

    normal, kadar hormon tiroid perifer, seperti :-tiroksin (T-1! dan tri-iodo-tironin

    (T-4! berada dalam keseimbangan dengan thyrotropin stimulating hormone

    http://4.bp.blogspot.com/_I0UHlGxoP6A/SH69UZ0exII/AAAAAAAAAIs/1coi9-Cm1zc/s1600-h/New+Picture+%281%29.png

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    11/24

    (TSH!. +rtinya, bila T-4 dan T-1 rendah, maka produksi TSH akan meningkat dan

    sebaliknya ketika kadar hormon tiroid tinggi, maka produksi TSH akan menurun.

    #ada penyakit $ra%es, adanya antibodi terhadap reseptor TSH di membran sel

    folikel tiroid, menyebabkan perangsangan produksi hormon tiroid secara terus

    menerus, sehingga kadar hormon tiroid menjadi tinggi. Kadar hormon tiroid yang

    tinggi ini menekan produksi TSH di kelenjar hipofisis, sehingga kadar TSH

    menjadi rendah dan bahkan kadang-kadang tidak terdeteksi. #emeriksaan TSH

    generasi kedua merupakan pemeriksaan penyaring paling sensitif terhadap

    hipertiroidisme, oleh karena itu disebut TSH sensiti%e (TSHs!, karena dapat

    mendeteksi kadar TSH sampai angka mendekati /,/m7@':. @ntuk konfirmasi

    diagnostik, dapat diperiksa kadar T-1 bebas (free T-1'FT-1!.

    8. #emeriksaan penunjang lain

    #emeriksaan penunjang lain seperti pencitraan (scan dan @S$ tiroid! untuk 

    menegakkan diagnosis penyakit $ra%es jarang diperlukan, kecuali scan tiroid

     pada tes supresi tiroksin.

    ". "iagnosis )anding

    #enyakit $ra%es dapat terjadi tanpa gejala dan tanda yang khas sehingga diagnosis

    kadang-kadang sulit didiagnosis. +trofi otot yang jelas dapat ditemukan pada

    miopati akibat penyakit $ra%es, namun harus dibedakan dengan kelainan

    neurologik primer.

    #ada sindrom yang dikenal dengan C familial dysalbuminemic hyperthyro5inemia

    C dapat ditemukan protein yang menyerupai albumin (albumin-like protein!

    didalam serum yang dapat berikatan dengan T1 tetapi tidak dengan T4. Keadaanini akan menyebabkan peningkatan kadar T1 serum dan FT17, tetapi free T1, T4

    dan TSH normal. "isamping tidak ditemukan adanya gambaran klinis

    hipertiroidisme, kadar T4 dan TSH serum yang normal pada sindrom ini dapat

    membedakannya dengan penyakit $ra%es.

    Thyroto5ic periodic paralysis yang biasa ditemukan pada penderita laki-laki etnik 

    +sia dapat terjadi secara tiba-tiba berupa paralysis flaksid disertai hipokalemi.

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    12/24

    #aralisis biasanya membaik secara spontan dan dapat dicegah dengan pemberian

    suplementasi kalium dan beta bloker. Keadaan ini dapat disembuhkan dengan

     pengobatan tirotoksikosis yang adekuat.

    #enderita dengan penyakit jantung tiroid terutama ditandai dengan gejala-gejala

    kelainan jantung, dapat berupa 9

    - +trial fibrilasi yang tidak sensitif dengan pemberian digoksin

    - High-output heart failure

    Sekitar / pasien tidak mempunyai latar belakang penyakit jantung sebelumnya,

    dan gangguan fungsi jantung ini dapat diperbaiki dengan pengobatan terhadap

    tirotoksikosisnya.

    #ada penderita usia tua dapat ditemukan gejala-gejala berupa penurunan berat

     badan, struma yang kecil, atrial fibrilaasi dan depresi yang berat, tanpa adanya

    gambaran klinis dari manifestasi peningkatan akti%itas katekolamin yang jelas.

    Keadaan ini dikenal dengan Capathetic hyperthyroidismD.

    ?. Komplikasi

    Krisis tiroid (Thyroid storm!

    3erupakan eksaserbasi akut dari semua gejala tirotoksikosis yang berat sehingga

    dapat mengancam kehidupan penderita.

    Faktor pencetus terjadinya krisis tiroid pada penderita tirotoksikosis antara lain 9

    - Tindakan operatif, baik tiroidektomi maupun operasi pada organ lain

    - Terapi yodium radioaktif

    - #ersalinan pada penderita hamil dengan tirotoksikosis yang tidak diobati secara

    adekuat.

    - Stress yang berat akibat penyakit-penyakit seperti diabetes, trauma, infeksi akut,alergi obat yang berat atau infark miokard.

    3anifestasi klinis dari krisis tiroid dapat berupa tanda-tanda hipermetabolisme

     berat dan respons adrenergik yang hebat, yaitu meliputi 9

    - "emam tinggi, dimana suhu meningkat dari 4;E8 sampai mencapai 1E8

    disertai

    dengan flushing dan hiperhidrosis.

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    13/24

    - Takhikardi hebat , atrial fibrilasi sampai payah jantung.

    - $ejala-gejala neurologik seperti agitasi, gelisah, delirium sampai koma.

    - $ejala-gejala saluran cerna berupa mual, muntah,diare dan ikterus.

    Terjadinya krisis tiroid diduga akibat pelepasan yang akut dari simpanan hormon

    tiroid didalam kelenjar tiroid. amun beberapa penelitian menunjukkan bah&a

    kadar T1 dan T4 didalam serum penderita dengan krisis tiroid tidak lebih tinggi

    dibandingkan dengan kadarnya pada penderita tirotoksikosis tanpa krisis tiroid.

    uga tidak ada bukti yang kuat bah&a krisis tiroid terjadi akibat peningkatan

     produksi triiodothyronine yang hebat. "ari beberapa studi terbukti bah&a pada

    krisis tiroid terjadi peningkatan jumlah reseptor terhadap katekolamin, sehingga

     jantung dan jaringan syaraf lebih sensitif terhadap katekolamin yang ada didalam

    sirkulasi.

    Hipertiroidisme dapat mengakibatkan komplikasi mencapai /,0 dari seluruh

    kehamilan dan jika tidak terkontrol dengan baik dapat memicu terjadinya krisis

    tirotoksikosis, kelahiran prematur atau kematian intrauterin. Selain itu

    hipertiroidisme dapat juga menimbulkan preeklampsi pada kehamilan, gagal

    tumbuh janin, kegagalan jantung kongestif, tirotoksikosis pada neonatus dan bayi

    dengan berat badan lahir rendah serta peningkatan angka kematian perinatal.

    #?$?:6:++ #?>+K7T $*+=?S

    Galaupun mekanisme otoimun merupakan faktor utama yang berperan dalam

     patogenesis terjadinya sindrom penyakit $ra%es, namun penatalaksanaannya

    terutama ditujukan untuk mengontrol keadaan hipertiroidisme.

    Sampai saat ini dikenal ada tiga jenis pengobatan terhadap hipertiroidisme akibat penyakit $ra%es, yaitu 9 6bat anti tiroid, #embedahan dan Terapi >odium

    *adioaktif.

    #ilihan pengobatan tergantung pada beberapa hal antara lain berat ringannya

    tirotoksikosis, usia pasien, besarnya struma, ketersediaan obat antitiroid dan

    respon atau reaksi terhadapnya serta penyakit lain yang menyertainya.

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    14/24

    4. 6bat obatan

    a. 6bat +ntitiroid 9 $olongan Tionamid

    Terdapat 0 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidaIol. Tiourasil

    dipasarkan dengan nama propiltiourasil (#T@! dan imidaIol dipasarkan dengan

    nama metimaIol dan karbimaIol. 6bat golongan tionamid lain yang baru beredar 

    ialah tiamaIol yang isinya sama dengan metimaIol.

    6bat golongan tionamid mempunyai efek intra dan ekstratiroid. 3ekanisme aksi

    intratiroid yang utama ialah mencegah'mengurangi biosintesis hormon tiroid T-4

    dan T-1, dengan cara menghambat oksidasi dan organifikasi iodium, menghambat

    coupling iodotirosin, mengubah struktur molekul tiroglobulin dan menghambat

    sintesis tiroglobulin. Sedangkan mekanisme aksi ekstratiroid yang utama ialah

    menghambat kon%ersi T-1 menjadi T-4 di jaringan perifer (hanya #T@, tidak pada

    metimaIol!. +tas dasar kemampuan menghambat kon%ersi T-1 ke T-4 ini, #T@

    lebih dipilih dalam pengobatan krisis tiroid yang memerlukan penurunan segera

    hormon tiroid di perifer. Sedangkan kelebihan metimaIol adalah efek 

     penghambatan biosintesis hormon lebih panjang dibanding #T@, sehingga dapat

    diberikan sebagai dosis tunggal.

    )elum ada kesesuaian pendapat diantara para ahli mengenai dosis dan jangka

    &aktu pengobatan yang optimal dengan 6+T. )eberapa kepustakaan

    menyebutkan bah&a obat-obat anti tiroid (#T@ dan methimaIole! diberikan

    sampai terjadi remisi spontan, yang biasanya dapat berlangsung selama 2 bulan

    sampai tahun setelah pengobatan.

    @ntuk mencegah terjadinya kekambuhan maka pemberian obat-obat antitiroid

     biasanya dia&ali dengan dosis tinggi. )ila telah terjadi keadaan eutiroid secaraklinis, diberikan dosis pemeliharaan (dosis kecil diberikan secara tunggal pagi

    hari!.

    *egimen umum terdiri dari pemberian #T@ dengan dosis a&al //-/ mg setiap

    2 jam. Setelah 1-; minggu, dosis dikurangi menjadi /-0// mg , atau 0 kali

    sehari.

    #ropylthiouracil mempunyai kelebihan dibandingkan methimaIole karena dapat

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    15/24

    menghambat kon%ersi T1 menjadi T4, sehingga efektif dalam penurunan kadar 

    hormon secara cepat pada fase akut dari penyakit $ra%es.

    3ethimaIole mempunyai masa kerja yang lama sehingga dapat diberikan dosis

    tunggal sekali sehari. Terapi dimulai dengan dosis methimaIole 1/ mg setiap pagi

    selama -0 bulan, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 0/ mg perhari.

    +da juga pendapat ahli yang menyebutkan bah&a besarnya dosis tergantung pada

     beratnya tampilan klinis, tetapi umumnya dosis #T@ dimulai dengan 45//-0//

    mg'hari dan metimaIol'tiamaIol dimulai dengan 0/-1/ mg'hari dosis terbagi

    untuk 4-2 minggu pertama. Setelah periode ini dosis dapat diturunkan atau

    dinaikkan sesuai respons klinis dan biokimia. +pabila respons pengobatan baik,

    dosis dapat diturunkan sampai dosis terkecil #T@ /mg'hari dan metimaIol'

    tiamaIol -/ mg'hari yang masih dapat mempertahankan keadaan klinis eutiroid

    dan kadar T-1 bebas dalam batas normal. )ila dengan dosis a&al belum

    memberikan efek perbaikan klinis dan biokimia, dosis dapat di naikkan bertahap

    sampai dosis maksimal, tentu dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab

    lainnya seperti ketaatan pasien minum obat, akti%itas fisis dan psikis.

    3eskipun jarang terjadi, harus di&aspadai kemungkinan timbulnya efek samping,

    yaitu agranulositosis (metimaIol mempunyai efek samping agranulositosis yang

    lebih kecil!, gangguan fungsi hati, lupus like syndrome, yang dapat terjadi dalam

     beberapa bulan pertama pengobatan. +granulositosis merupakan efek samping

    yang berat sehingga perlu penghentian terapi dengan 6bat +nti Tiroid dan

    dipertimbangkan untuk terapi alternatif yaitu yodium radioaktif.. +granulositosis

     biasanya ditandai dengan demam dan saria&an, dimana untuk mencegah infeksi

     perlu diberikan antibiotika.

    ?fek samping lain yang jarang terjadi namun perlu penghentian terapi dengan6bat +nti Tiroid antara lain 7kterus Kholestatik, +ngioneurotic edema,

    Hepatocellular to5icity dan +rthralgia +kut. @ntuk mengantisipasi timbulnya efek 

    samping tersebut, sebelum memulai terapi perlu pemeriksaan laboratorium dasar 

    termasuk leukosit darah dan tes fungsi hati, dan diulang kembali pada bulan-bulan

     pertama setelah terapi. )ila ditemukan efek samping, penghentian penggunaan

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    16/24

    obat tersebut akan memperbaiki kembali fungsi yang terganggu, dan selanjutnya

    dipilih modalitas pengobatan yang lain seperti 47 atau operasi.

    )ila timbul efek samping yang lebih ringan seperti pruritus, dapat dicoba ganti

    dengan obat jenis yang lain, misalnya dari #T@ ke metimaIol atau sebaliknya. (!

    ?%aluasi pengobatan perlu dilakukan secara teratur mengingat penyakit $ra%es

    adalah penyakit autoimun yang tidak bisa dipastikan kapan akan terjadi remisi.

    ?%aluasi pengobatan paling tidak dilakukan sekali'bulan untuk menilai

     perkembangan klinis dan biokimia guna menentukan dosis obat selanjutnya. "osis

    dinaikkan dan diturunkan sesuai respons hingga dosis tertentu yang dapat

    mencapai keadaan eutiroid. Kemudian dosis diturunkan perlahan hingga dosis

    terkecil yang masih mampu mempertahankan keadaan eutiroid, dan kemudian

    e%aluasi dilakukan tiap 4 bulan hingga tercapai remisi. *emisi yang menetap

    dapat diprediksi pada hampir ;/ penderita yang diobati dengan 6bat +nti Tiroid

     bila ditemukan keadaan-keadaan sebagai berikut 9

    . Terjadi pengecilan kelenjar tiroid seperti keadaan normal.

    0. )ila keadaan hipertiroidisme dapat dikontrol dengan pemberian 6bat +nti Tiroid

    dosis rendah.

    4. )ila TSH-* +b tidak lagi ditemukan didalam serum.

    #arameter biokimia yang digunakan adalah FT-1 (atau FT-4 bila terdapat T-4

    toksikosis!, karena hormon-hormon itulah yang memberikan efek klinis,

    sementara kadar TSH akan tetap rendah, kadang tetap tak terdeteksi, sampai

     beberapa bulan setelah keadaan eutiroid tercapai. Sedangkan parameter klinis

    yang die%aluasi ialah berat badan, nadi, tekanan darah, kelenjar tiroid, dan mata.

     b. 6bat $olongan #enyekat )eta

    6bat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat bermanfaat

    untuk mengendalikan manifestasi klinis tirotoksikosis (hyperadrenergic state!

    seperti palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui blokadenya pada

    reseptor adrenergik. "i samping efek antiadrenergik, obat penyekat beta ini juga

    dapat -meskipun sedikit- menurunkan kadar T-4 melalui penghambatannya

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    17/24

    terhadap kon%ersi T-1 ke T-4. "osis a&al propranolol umumnya berkisar ;/

    mg'hari.4,1

    "i samping propranolol, terdapat obat baru golongan penyekat beta dengan durasi

    kerja lebih panjang, yaitu atenolol, metoprolol dan nadolol. "osis a&al atenolol

    dan metoprolol / mg'hari dan nadolol 1/ mg'hari mempunyai efek serupa

    dengan propranolol.

    #ada umumnya obat penyekat beta ditoleransi dengan baik. )eberapa efek 

    samping yang dapat terjadi antara lain nausea, sakit kepala, insomnia, fatigue, dan

    depresi, dan yang lebih jarang terjadi ialah kemerahan, demam, agranulositosis,

    dan trombositopenia. 6bat golongan penyekat beta ini dikontraindikasikan pada

     pasien asma dan gagal jantung, kecuali gagal jantung yang jelas disebabkan oleh

    fibrilasi atrium. 6bat ini juga dikontraindikasikan pada keadaan bradiaritmia,

    fenomena *aynaud dan pada pasien yang sedang dalam terapi penghambat

    monoamin oksidase.

    c. 6bat-obatan :ain

    6bat-obat seperti iodida inorganik, preparat iodinated radiographic contrast,

     potassium perklorat dan litium karbonat, meskipun mempunyai efek menurunkan

    kadar hormon tiroid, tetapi jarang digunakan sebagai regimen standar pengelolaan

     penyakit $ra%es. 6bat-obat tersebut sebagian digunakan pada keadaan krisis

    tiroid, untuk persiapan operasi tiroidektomi atau setelah terapi iodium radioaktif.

    @mumnya obat anti tiroid lebih bermanfaat pada penderita usia muda dengan

    ukuran kelenjar yang kecil dan tirotoksikosis yang ringan. #engobatan dengan

    6bat +nti Tiroid (6+T! mudah dilakukan, aman dan relatif murah, namun jangka

    &aktu pengobatan lama yaitu 2 bulan sampai 0 tahun bahkan bisa lebih lama lagi.Kelemahan utama pengobatan dengan 6+T adalah angka kekambuhan yang tinggi

    setelah pengobatan dihentikan, yaitu berkisar antara 0 sampai J/.

    Kekambuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain dosis, lama pengobatan,

    kepatuhan pasien dan asupan yodium dalam makanan. Kadar yodium yang tinggi

    didalam makanan menyebabkan kelenjar tiroid kurang sensitif terhadap 6+T.

    #emeriksaan laboratorium perlu diulang setiap 4 - 2 bulan untuk memantau

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    18/24

    respons terapi, dimana yang paling bermakna adalah pemeriksaan kadar FT1 dan

    TSH.

    4.0 #engobatan dengan cara kombinasi 6+T-tiroksin

    >ang banyak diperdebatkan adalah pengobatan penyakit $ra%es dengan cara

    kombinasi 6+T dan tiroksin eksogen. HashiIume dkk pada tahun JJ

    melaporkan bah&a angka kekambuhan renddah yaitu hanya ,< pada kelompok 

     penderita yang mendapat terapi kombinasi methimaIole dan tiroksin.,

    dibandingkan dengan 41,

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    19/24

    dengan pemberian 6+T (biasanya selama 2 minggu!. "isamping itu , selama 0

    minggu pre operatif, diberikan larutan :ugol atau potassium iodida, tetes 0 kali

    sehari, yang dimaksudkan untuk mengurangi %askularisasi kelenjar dan

    mempermudah operasi. Sampai saat ini masih terdapat silang pendapat mengenai

    seberapa banyak jaringan tiroid yangn harus diangkat.

    Tiroidektomi total biasanya tidak dianjurkan, kecuali pada pasein dengan

    oftalmopati $ra%es yang progresif dan berat. amun bila terlalu banyak jaringan

    tiroid yang ditinggalkan , dikha&atirkan akan terjadi relaps. Kebanyakan ahli

     bedah menyisakan 0-4 gram jaringan tiroid. Galaupun demikan kebanyakan

     penderita masih memerlukan suplemen tiroid setelah mengalami tiroidektomi

     pada penyakit $ra%es.

    Hipoparatiroidisme dan kerusakan ner%us laryngeus recurrens merupakan

    komplikasi pembedahan yang dapat terjadi pada sekitar kasus.

    4.1 Terapi >odium *adioaktif

    #engobatan dengan yodium radioaktif (74! telah dikenal sejak lebih dari /

    tahun yang lalu. *adionuklida 74 akan mengablasi kelenjar tiroid melalui efek 

    ionisasi partikel beta dengan penetrasi kurang dari 0 mm, menimbulkan iradiasi

    local pada sel-sel folikel tiroid tanpa efek yang berarti pada jaringan lain

    disekitarnya. *espons inflamasi akan diikuti dengan nekrosis seluler, dan dalam

     perjalanan &aktu terjadi atrofi dan fibrosis disertai respons inflamasi kronik.

    *espons yang terjadi sangat tergantung pada jumlah 74 yang ditangkap dan

    tingkat radiosensiti%itas kelenjar tiroid. 6leh karena itu mungkin dapat terjadi

    hipofungsi tiroid dini (dalam &aktu 0-2 bulan! atau lebih lama yaitu setelah

    tahun. 7odine4 dengan cepat dan sempurna diabsorpsi melalui saluran cernauntuk kemudian dengan cepat pula terakumulasi didalam kelenjar tiroid.

    )erdasarkan pengalaman para ahli ternyata cara pengobatan ini aman , tidak 

    mengganggu fertilitas, serta tidak bersifat karsinogenik ataupun teratogenik. Tidak 

    ditemukan kelainan pada bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang pernah

    mendapat pengobatan yodium radioaktif.

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    20/24

    >odium radioaktif tidak boleh diberikan pada pasien &anita hamil atau menyusui.

    #ada pasien &anita usia produktif, sebelum diberikan yodium radioaktif perlu

    dipastikan dulu bah&a yang bersangkutan tidak hamil. Selain kedua keadaan

    diatas, tidak ada kontraindikasi absolut pengobatan dengan yodium radioaktif.

    #embatasan umur tidak lagi diberlalukan secara ketat, bahkan ada yang

     berpendapat bah&a pengobatan yodium radioaktif merupakan cara terpilih untuk 

     pasien hipertiroidisme anak dan de&asa muda, karena pada kelompok ini

    seringkali kambuh dengan 6+T.

    8ara pengobatan ini aman, mudah dan relatif murah serta sangat jarang kambuh.

    *eaksi alergi terhadap yodium radioaktif tidak pernah terjadi karena massa

    yodium dalam dosis 74 yang diberikan sangat kecil, hanya mikrogram.

    ?fek pengobatan baru terlihat setelah ; 0 minggu, dan bila perlu terapi dapat

    diulang. Selama menunggu efek yodium radioaktif dapat diberikan obat-obat

     penyekat beta dan ' atau 6+T.

    *espons terhadap pengobatan yodium radioaktif terutama dipengaruhi oleh

     besarnya dosis 74 dan beberapa faktor lain seperti faktor imun, jenis kelamin,

    ras dan asupan yodium dalam makanan sehari-hari.

    ?fek samping yang menonjol dari pengobatan yodium radioaktif adalah

    hipotiroidisme. Kejadian hipotiroidisme sangat dipengaruhi oleh besarnya dosisL

    makin besar dosis yang diberikan makin cepat dan makin tinggi angka kejadian

    hipotiroidisme.

    "engan dosis 74 yang moderat yaitu sekitar // 8i'g berat jaringan tiroid,

    didapatkan angka kejadian hipotiroidisme sekitar / dalam 0 tahun pertama dan

    sekitar 4 untuk tiap tahun berikutnya.

    ?fek samping lain yang perlu di&aspadai adalah 9- memburuknya oftalmopati yang masih aktif (mungkin karena lepasnya antigen

    tiroid dan peningkatan kadar antibody terhadap reseptor TSH!, dapat dicegah

    dengan pemberian kortikosteroid sebelum pemberian 74

    - hipo atau hiperparatiroidisme dan kelumpuhan pita suara (ketiganya sangat

     jarang terjadi!

    - gastritis radiasi (jarang terjadi!

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    21/24

    - eksaserbasi tirotoksikosis akibat pelepasan hormon tiroid secara mendadak 

    (leakage!

     pasca pengobatan yodium radioaktifL untuk mencegahnya maka sebelum minum

    yodium radioaktif diberikan 6+T terutama pada pasien tua dengan kemungkinan

    gangguan fungsi jantung.

    Setelah pemberian yodium radioaktif, fungsi tiroid perlu dipantau selama 4

    sampai 2 bulan pertamaL setelah keadaan eutiroid tercapai fungsi tiroid cukup

    dipantau setiap 2 sampai 0 bulan sekali, yaitu untuk mendeteksi adanya

    hipotiroidisme. (0!

    4. #engobatan oftalmopati $ra%es

    "iperlukan kerjasama yang erat antara endokrinologis dan oftalmologis dalam

    menangani oftalmopati $ra%es. Keluhan fotofobia, iritasi dan rasa kesat pada

    mata dapat diatasi dengan larutan tetes mata atau lubricating ointments, untuk 

    mencegah dan mengobati keratitis. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan

    menghentikan merokok, menghindari cahaya yang sangat terang dan debu,

     penggunaan kacamata gelap dan tidur dengan posisi kepala ditinggikan untuk 

    mengurangi edema periorbital. Hipertiroidisme sendiri harus diobati dengan

    adekuat. 6bat-obat yang mempunyai khasiat imunosupresi dapat digunakan

    seperti kortikosteroid dan siklosporin, disamping 6+T sendiri dan hormon tiroid.

    Tindakan lainnya adalah radioterapi dan pembedahan rehabilitatif seperti

    dekompresi orbita, operasi otot ekstraokuler dan operasi kelopak mata.

    >ang menjadi masalah di klinik adalah bila oftalmopati ditemukan pada pasien

    yang eutiroidL pada keadaan ini pemeriksaan antibody anti-T#6 atau antibody

    antireseptor TSH dalam serum dapat membantu memastikan diagnosis.#emeriksaan 8T scan atau 3*7 digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan

     penyebab kelainan orbita lainnya.

    4.2 #engobatan krisis tiroid

    #engobatan krisis tiroid meliputi pengobatan terhadap hipertiroidisme

    (menghambat produksi hormon, menghambat pelepasan hormon dan menghambat

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    22/24

    kon%ersi T1 menjadi T4, pemberian kortikosteroid, penyekat beta dan

     plasmafaresis!, normalisasi dekompensasi homeostatic (koreksi cairan, elektrolit

    dan kalori! dan mengatasi faktor pemicu.

    4.< #enyakit $ra%es "engan Kehamilan

    Ganita pasien penyakit $ra%es sebaiknya tidak hamil dahulu sampai keadaan

    hipertiroidisme-nya diobati dengan adekuat, karena angka kematian janin pada

    hipertiroidisme yang tidak diobati tinggi. )ila ternyata hamil juga dengan status

    eutiroidisme yang belum tercapai, perlu diberikan obat antitiroid dengan dosis

    terendah yang dapat mencapai kadar FT-1 pada kisaran angka normal tinggi atau

    tepat di atas normal tinggi. #T@ lebih dipilih dibanding metimaIol pada &anita

    hamil dengan hipertiroidisme, karena alirannya ke janin melalui plasenta lebih

    sedikit, dan tidak ada efek teratogenik. Kombinasi terapi dengan tiroksin tidak 

    dianjurkan, karena akan memerlukan dosis obat antitiroid lebih tinggi, di samping

    karena sebagian tiroksin akan masuk ke janin, yang dapat menyebabkan

    hipotiroidisme.

    ?%aluasi klinis dan biokimia perlu dilakukan lebih ketat, terutama pada trimester 

    ketiga. #ada periode tersebut, kadang-kadang - dengan mekanisme yang belum

    diketahui- terdapat penurunan kadar TSH*-+b dan peningkatan kadar thyrotropin

    receptor antibody, sehingga menghasilkan keadaan remisi spontan, dan dengan

    demikian obat antirioid dapat dihentikan. Ganita melahirkan yang masih

    memerlukan obat antiroid, tetap dapat menyusui bayinya dengan aman.

    ). PENUTUP

    S73#@:+

    #enyakit $ra%es (goiter difusa toksika! merupakan penyebab tersering

    hipertiroidisme adalah suatu penyakit otonium yang biasanya ditandai oleh

     produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    23/24

    #enyakit $ra%es merupakan salah satu penyakit otoimun, dimana penyebabnya

    sampai sekarang belum diketahui dengan pasti.

    S+*+

    "alam task reading ini diharapkan kepada pembaca untuk bisa memahami

    isi makalah dan kepada fasilitator untuk membimbing kami dalam belajar agar 

     bisa memahami apa yang harus kami pelajari.

  • 8/15/2019 295152668 Makalah Penyakit Grave

    24/24

    DA*TA+ PUSTA(A

    3urray, *obert K (et al!. 0//4. Biokimia Harper . th ed. akarta 9 ?$8

    #rice and Gillson. 0//. Patofisiologi. 2th . akarta9 ?$8.

    Tjokronegoro, +rjatmo, dkk. 0//0. )uku +jar 7lmu #enyakit "alam ilid . ?disi 4.

    akarta9 )alai #enerbit FK@7

    Hadley, 3ac ?. 0///. Endocrinology. th . e& ersey9 #rentice Hall, inc.

    $uyton, +8. JJ