makalah agen penyakit

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakitinfeksi yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia.Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus. Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

Upload: masran-saimima

Post on 27-Jun-2015

803 views

Category:

Art & Photos


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah agen penyakit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

adalah penyakitinfeksi yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus

menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu

penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia.Jika diterapi dengan benar

tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka

terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan

mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.

Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global

Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus

baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman

tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia

Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah

penderita TB.Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya

meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat

disebabkan oleh tuberkulosis.

Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di

Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam

menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis

akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin

bertambah.

Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan

pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau

Page 2: Makalah agen penyakit

berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus

berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal

akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR

( multi drugs resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam

pengobatannya sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi

pengentasan tuberkulosis di Indonesia

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk melihat dan mengetahui morfologi

mycobacterium tuberculosis pada sampel sputum

1.3 Manfaat Percobaan

Adapun manfaat dari percobaan kali ini adalah kita dapat mengamati morfologi

Mycobacterium tuberculosis pada sampel sputum (dahak), sehingga dapat

mengetahui

bentuk Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan penyakit TBC.

BAB II

Page 3: Makalah agen penyakit

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit yang diderita manusia sama tuanya dengan

sejarah manusia. Penemuan lesi pada tulang-tulang belakang mummi yang sesuai

dengan TB ditemukan di Heidelberg, diduga berasal dari tahun 5000 SM. Demikian

juga halnya di Italia diduga berasal dari tahun 4000 SM. Keadaan ini juga dijumpai di

Denmark dan lembah Jordan. Di Mesir juga ditemukan lukisan-lukisan pada dinding

berupa bentuk kelainan tulang belakang yang sesuai dengan penemuan TB spinal

pada mummi.Di Indonesia catatan paling tua dari penyakit ini adalah seperti

didapatkan pada salah satu relief di candi Borobudur yang tampaknya

menggambarkan kasus tuberkulosis.

Hipokrates juga mendeskripsikan tentang penyakit ini dan menyebutnya

“Pthisis”.Akhirnya pada tahun 1882 Robert Koch menemukan basil tuberkulosis

sebagai penyebabnya dan hasil penemuannya dipresentasikan pada tanggal 24 Maret

1882 di Berlin.Hal ini di peringati sebagai hari TB sedunia (TB Day).

Epidemiologi

Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita baru tuberkulosis paru menular di

dunia, ditambah lagi dengan penderita yang tidak menular. Artinya setiap tahun di

dunia ini akan ada sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru, dan akan ada sekitar 3

juta orang meninggal oleh karena penyakit ini. Ditahun 1990 tercatat ada lebih dari

45 juta kematian di dunia karena berbagai sebab, dimana 3 juta diantaranya (7%)

terjadi karena kasus tuberkulosis. Selain itu 25% dari seluruh kematian yang

sebenarnya dapat dicegah terjadi akibat tuberkulosis.Tahun 1990 dikawasan Asia

Tenggara telah muncul 3.1 juta penderita baru tuberkulosis dan terjadi lebih dari satu

juta kematian akibat penyakit ini. Pada tahun 2005 di Asia Tenggara ada lebih dari

8,8 juta penderita baru tuberkulosis dan lebih dari 1,6 juta kematian.

Page 4: Makalah agen penyakit

Etiologi

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi

kuman (basil) Mikobakterium tuberkulosis.Sebagian besar basil tuberkulosis

menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain.Organisme ini

termasuk ordo Actinomycetalis, familia Mycobacteriaceae dan genus

Mycobacterium.Genus Mycobacterium memiliki beberapa spesies diantaranya

Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan infeksi pada manusia. Basil

tuberkulosis berbentuk batang ramping lurus, tapi kadang-kadang agak melengkung,

dengan ukuran panjang 2μm-4μm dan lebar 0,2μm–0,5μm. Organisme ini tidak

bergerak, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul, bila diwarnai akan terlihat

berbentuk manik-manik atau granuler. Kuman ini bersifat obligat aerob dan

pertumbuhannya lambat. Dibutuhkan waktu 18 jam untuk mengganda dan

pertumbuhan pada media kultur biasa dapat dilihat dalam waktu 6-8 minggu.

Suhu optimal untuk untuk tumbuh pada 370 C dan pH 6,4 – 7,0. Jika dipanaskan

pada suhu 600 C akan mati dalam waktu 15-20 menit. Kuman ini sangat rentan

terhadap sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet.Disamping itu organisme ini agak

resisten terhadap bahan-bahan kimia dan tahan terhadap pengeringan, sehingga

memungkinkan untuk tetap hidup dalam periode yang panjang didalam ruangan-

ruangan, selimut dan kain yang ada di kamar tidur, sputum.Dinding selnya 60%

terdiri dari kompleks lemak seperti mycolic acid yang menyebabkan kuman bersifat

tahan asam, cord factor merupakan mikosida yang berhubungan dengan virulansi.

Kuman yang virulen mempunyai bentuk khas yang disebut serpentine cord, Wax D

yang berperan dalam immunogenitas dan phospatides yang berperan dalam proses

nekrosis kaseosa. Basil tuberkulosis sulit untuk diwarnai tapi sekali diwarnai ia akan

mengikat zat warna dengan kuat yang tidak dapat dilepaskan dengan larutan asam

alcohol seperti perwarnaan Ziehl Nielsen. Organisme seperti ini di sebut tahan

asam.Basil tuberkulosis juga dapat diwarnai dengan pewarnaan fluoresens seperti

pewarnaan auramin rhodamin.

Page 5: Makalah agen penyakit

Penularan Dan Penyebaran

Tuberkulosis ditularkan melalui udara oleh partikel kecil yang berisi kuman

tuberkulosis yang disebut “droplet nukleus”.Droplet nukleus yang berukuran 1-5 μm

dapat sampai ke alveoli. Droplet nukleus kecil yang berisi basil tunggal lebih

berbahaya daripada sejumlah besar basil didalam partikel yang besar, sebab partikel

besar akan cenderung menumpuk dijalan napas daripada sampai ke alveoli sehingga

akan dikeluarkan dari paru oleh sistem mukosilier.7 Batuk merupakan mekanisme

yang paling efektif untuk menghasilkan droplet nukleus. Satu kali batuk yang cepat

dan kuat akan menghasilkan partikel infeksius sama banyaknya dengan berbicara

keras selama lima menit. Penyebaran melalui udara juga dapat disebabkan oleh

manuver ekspirasi yang kuat seperti bersin, berteriak, bernyanyi.2 Satu kali bersin

dapat menghasilkan 20.000 – 40.000 droplet, tapi kebanyakan merupakan partikel

yang besar sehingga tidak infeksius. Pasien yang batuk lebih dari 48 kali/malam akan

menginfeksi 48% dari orang yang kontak dengan pasien. Sementara pasien yang

batuk kurang dari 12 kali/malam menginfeksi 28% dari kontaknya.27 Basil

tuberkulosis dapat juga memasuki tubuh melalui traktus gastrointestinal ketika

minum susu yang mengandung Mikobakterium tuberkulosis. Jalan masuk lain

kedalam tubuh manusia adalah melalui luka pada kulit atau membran mukosa, tetapi

penyebaran dengan cara ini sangat jarang. Jika fokus tuberkulosis telah terbentuk

pada satu bagian tubuh maka penyakit dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain

melalui pembuluh darah, saluran limfatik, kontak langsung, saluran cerna (sering dari

intestinum kembali ke darah melalui duktus torasikus) dan terakhir yang paling sering

melalui jalan napas.

Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak.Pasien

TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar

dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya di

tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi

penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun.4,8 ARTI sebesar 1%,

Page 6: Makalah agen penyakit

berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di

Indonesia bervariasi antara 1-3%.

Patogenesis

Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh cell mediated immune

response. Sel efektornya adalah makrofag, sedang limfosit (biasanya sel T)

merupakan immunoresponse cell. Inhalasi partikel besar yang berisi lebih dari tiga

basil tuberkulosis tidak akan sampai ke alveoli, partikel akan melekat di dinding

bronkus dan akan dikeluarkan oleh sistem mukosiliari, tetapi inhalasi partikel kecil

yang berisi 1-3 basil dapat sampai ke alveoli.

Basil tuberkulosis yang menginfeksi paru dalam 6 – 8 minggu akan

menimbulkan gejala karena telah mengaktifasi limfosit T helper CD 4 (cluster

diffrentiated) agar memproduksi interferon gamma guna aktifasi makrofag sehingga

meningkatkan kemampuan fagositosisnya. Disamping itu juga diproduksi TNF

(tumor necrotizing factor) oleh limfosit T dan makrofag dimana TNF berperan dalam

aktifasi makrofag dan inflamasi lokal.

Basil tuberkulosis yang masuk ke alveoli akan diikuti oleh vasodilatasi dan

masuknya leukosit polimorponuklear dan makrofag yang berfungsi untuk memakan

dan membunuh basil tersebut. Setelah beberapa hari maka leukosit berkurang dan

makrofag jadi dominan. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan

timbul gejala pneumonia akut yang disebut dengan focus primer atau Ghon focus

yang merupakan infeksi primer. Infeksi primer ini dapat sembuh dengan atau tanpa

bekas atau dapat berlanjut terus dan bakteri terus di fagosit atau berkembang biak

didalam sel. Basil dapat menyebar melalui kelenjar getah bening menuju kelenjar

getah bening regional. Gabungan terserangnya kelenjar getah bening dengan fokus

primer disebut kompleks ghon. Infeksi primer kadang-kadang berlanjut terus dan

perubahan patologisnya bersamaan seperti TB post primer.

Page 7: Makalah agen penyakit

TB post primer umumnya terlihat pada paru bagian atas terutama pada segmen

posterior lobus atas atau pada bagian apeks lobus bawah. Terjadinya TB post primer

dapat terjadi melalui salah satu dari 3 mekanisme ini yaitu:

1.    Perkembangan langsung dari TB primer

2.    Reaktivasi dari TB primer (endogenous)

3.    Reinfeksi dari luar (exogenous reinfection).

4.     Proliferasi dari basil tuberkulosis didalam nekrosis sentral diikuti dengan

perlunakan dan pencairan zat-zat kaseosa yang dapat pecah ke bronkus dan

membentuk kavitas. Perdarahan dapat terjadi jika proses kaseosa berlanjut ke

pembuluh darah pada dinding kavitas. Penyebaran kaseosa dan bahan-bahan cair

kedalam percabangan bronkus akan menyebarkan infeksi ke daerah paru yang

lainnya. Rupturnya fokus kaseosa kedalam pembuluh darah akan mengakibatkan

terjadinya TB milier.

Pemberian vaksinasi BCG yang merupakan imunisasi aktif dimana vaksin yang

digunakan merupakan kuman yang dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan

penyakit, melainkan masih dapat mengakibatkan imunitas. Individu yang telah

diberikan vaksin BCG secara lengkap maka didalam badannya telah terbentuk suatu

kekebalan yang dapat melawan infeksi tuberkulosis sehingga walaupun tidak dapat

menjamin individu tersebut dari penyakit ini tetapi jika ia terserang tuberkulosis

umumnya penyakit tidaklah berat. Infeksi tuberkulosis berkaitan erat dengan imunitas

seseorang.Meskipun penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi tetapi ternyata

diperlukan juga suatu hereditas tubuh untuk dapat menderitanya.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis TB Paru perlu dilakukan beberapa pemeriksaan

seperti: pemeriksaan klinis, pemeriksaan radiologik dan pemeriksaan laboratorium

(mikrobiologik).

Page 8: Makalah agen penyakit

Pemeriksaan klinis

TB disebut juga The great immitator oleh karena gejalanya banyak mirip

dengan penyakit lain. Pada pemeriksaan klinis dibagi atas pemeriksaan gejala klinis

dan pemeriksaan jasmani.

1.   Gejala klinis

Gejala klinis TB Paru dibagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu:

a.  Gejala respiratorik

Batuk ; merupakan gejala yang paling dini dan paling sering dikeluhkan. Batuk

timbul oleh karena bronkus sudah terlibat.Batuk-batuk yang berlangsung ≥ 3

minggu harus dipikirkan adanya tuberkulosis paru.

Batuk darah ; darah yang dikeluarkan dapat berupa garis-garis, bercak-bercak atau

bahkan dalam jumlah banyak. Batuk darah dapat juga terjadi pada bronkiektasis

dan tumor paru.

Sesak napas ; dijumpai jika proses penyakit sudah lanjut dan terdapat kerusakan

paru yang cukup luas.

Nyeri dada ; timbul apabila sistem persarafan yang terdapat di pleura sudah

terlibat.

b.  Gejala sistemik

Demam ; merupakan gejala yang paling sering dijumpai, biasanya timbul pada

sore dan malam hari.

Gejala sistemik lain seperti keringat malam, anoreksia, malaise, berat badan

menurun serta nafsu makan menurun.

Pemeriksaan Jasmani

Pemeriksaan jasmani sangat tergantung pada luas lesi dan kelainan struktural

paru yang terinfeksi.Pada permulaan penyakit sulit didapatkan kelainan pada

pemeriksaan jasmani. Suara atau bising napas abnormal dapat berupa suara

bronkial, amforik, ronki basah, suara napas melemah, tanda-tanda penarikan paru,

diafragma dan mediastinum.38 Sedangkan limfadenitis yang disebabkan oleh

Page 9: Makalah agen penyakit

M.tuberculosis dapat menyebabkan pembesaran kelenjar limfe dalam beberapa

minggu atau bulan dan selalu disertai nyeri tekan pada nodul yang bersangkutan.

Lesi umumnya terletak di sekitar perjalanan vena jugularis, belakang leher

ataupun di daerah supra clavicula.

Pemeriksaan radiologik

Pemeriksaan rutin adalah foto toraks PA. Pemeriksaan atas indikasi seperti

foto apikolordotik, oblik, CT Scan. Tuberkulosis memberikan gambaran

bermacam-macam pada foto toraks. Gambaran radiologik yang ditemukan dapat

berupa:

a. Bayangan lesi di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah

b. Bayangan berawan atau berbercak

c. Adanya kavitas tunggal atau ganda

d. Bayangan bercak milier

e. Bayangan efusi pleura, umumnya unilateral

f. Destroyed lobe sampai destroyed lung

g. Kalsifikasi

h. Schwarte.

Berdasarkan luasnya proses yang tampak pada foto toraks dapat dibagi sebagai

berikut:

a. Lesi minimal (minimal lesion)

Bila proses tuberkulosis paru mengenai sebagian kecil dari satu atau dua paru

dengan luas tidak lebih dengan volume paru yang terletak diatas chondrosternal

junction dari iga kedua dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis IV atau

korpus vertebra torakalis V dan tidak dijumpai kavitas.

b.  Lesi sedang (moderately advanced lesion)

Bila proses penyakit lebih luas dari lesi minimal dan dapat menyebar dengan

densitas sedang, tetapi luas proses tidak boleh lebih luas dari satu paru, atau

Page 10: Makalah agen penyakit

jumlah dari seluruh proses yang ada paling banyak seluas satu paru atau bila

proses tuberkulosis tadi mempunyai densitas lebih padat, lebih tebal maka proses

tersebut tidak boleh lebih dari sepertiga pada satu paru dan proses ini dapat / tidak

disertai kavitas. Bila disertai kavitas maka luas (diameter) semua kavitas tidak

boleh lebih dari 4 cm.

b. Lesi luas (far advanced):

Kelainan lebih luas dari lesi sedang.

Cara Penularan

Penularan penyakit TB dapat terjadi secara:

1)     Penularan langsung

Penularan yang terjadi dengan cara penularan langsung dari orang ke orang

yaitu dalam bentuk droplet nuclei pada orang yang berada pada jarak yang

sangat berdekatan.

2)     Penularan melalui udara

Penularan ini terjadi tanpa kontak dengan penderita dan dapat terjadi dalam

bentuk droplet nuclei yang keluar dari mulut atau hidung, maupun dalam bentuk

dust (debu).Penularan melalui udara memegang peranan yang cukup penting

dalam penularan penyakit TB.

Droplet nuclei merupakan partikel yang sangat kecil sebagai sisadroplet yang

mengering.Sedangkan Dust adalah bentuk partikel dengan berbagai ukuran

sebagai hasil dari resuspensi partikel yang terletak di lantai, di tempat tidur serta

yang tertiup angin bersama debu lantai/ tanah.

3)    Penularan melalui makanan/minuman

Penularan TB dalam hal ini dapat melalui susu (milk borne disease) karena susu

merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan

mikro organisme penyebab, juga karena susu sering diminum dalam keadaan

Page 11: Makalah agen penyakit

segar tanpa dimasak atau dipasteurisasi, sedangkan pada susu yang mengalami

kontaminasi oleh bakteri tidak memperlihatkan tanda-tanda tertentu.

Sumber Penularan

Sumber penularan adalah penderita TBC BTA (+) Pada waktu batuk atau bersin,

penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan

dahak).Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu

kamar selama beberapa jam.Orang dapat terinfeksi kalaudroplet tersebut terhirup

ke dalam saluran pernafasan.Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia

melalui pernafasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian

tubuh lainnya.melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas,

atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.(Depkes,2008)

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang

dikeluarkan dari parunya.Semakin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,

makin menular penderita tersebut.Bila hasil pemeriksaan negatif (tidak terlihat

kuman), maka penderita tersebut tidak dianggap menular.Kemungkinan seseorang

terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasidroplet dalam udara dan lamanya

menghirup udara tersebut.Selain itu, kontak jangka panjang dengan penderita TB

dapat menyebabkan tertulari, seorang penderita tetap menular sepanjang

ditemukan basil TB didalam sputum mereka. Penderita yang tidak diobati atau

yang diobati tidak sempurna dahaknya akan tetap mengandung basil TB selama

a. Beberapa Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru

Usia

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di New York pada Panti

penampungan orang-orang gelandangan menunjukkan bahwa kemungkinan

mendapat infeksi tuberkulosis aktif meningkat secara bermakna sesuai dengan

umur. Insiden tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia dewasa

muda. Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah kelompok

usia produktif yaitu 15-50 tahun.

Page 12: Makalah agen penyakit

Jenis kelamin

Di benua Afrika banyak tuberkulosis terutama menyerang laki-laki. Pada

tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua kali lipat

dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-

laki dan 28,9 % pada wanita. Antara tahun 1985-1987 penderita TB paru laki-

laki cenderung meningkat sebanyak 2,5%, sedangkan penderita TB Paru pada

wanita menurun 0,7%. TB paru Iebih banyak terjadi pada laki-laki

dibandingkan dengan wanita karena laki-laki sebagian besar mempunyai

kebiasaan merokok sehingga memudahkan terjangkitnya TB paru dimana

Kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak 2,2

kali.

Penyakit penyerta

Umumnya penderita TB dalam keadaan malnutrisi dengan berat badan sekitar

30-50 kg atau indeks masa tubuh kurang dari 18,5 pada orang dewasa.

Sementara berat badan yang lebih kecil 85% dari berat badan ideal

kemungkinan mendapat TB adalah 14 kali lebih besar dibandingkan dengan

berat badan normal. Ini yang menjadi pemikiran bahwa malnutrisi atau

penurunan berat badan telah menjadi faktor utama peningkatan resiko TB

menjadi aktif. Pola makan orang Indonesia yang hampir 70% karbohidrat dan

hanya 10% protein yang pada penyakit kronis selalu disertai dengan tidak

selera makan, tidak mau makan, tidak bisa makan atau tidak mampu membeli

makanan yang mempunyai kandungan gizi baik (kurang protein), sehingga

penderita ini mempunyai status gizi yang buruk.48

Selain faktor gizi, penyakit seperti Diabetes Mellitus (DM) dan infeksi HIV

merupakan salah satu faktor risiko yang tidak berketergantungan untuk

berkembangnya infeksi saluran napas bagian bawah. Prevalensi TB paru pada

Page 13: Makalah agen penyakit

DM meningkat 20 kali dibanding non DM dan aktivitas kuman tuberkulosis

meningkat 3 kali pada DM berat dibanding DM ringan.4,15

Penderita Tuberkulosis menular (dengan sputum BTA positif) yang juga

mengidap HIV merupakan penularan kuman tuberkulosis

tertinggi.Tuberkulosis diketahui merupakan infeksi oportunistik yang paling

sering ditemukan pada pasien dengan reaksi seropositif. Apabila seseorang

dengan seropositif tertular kuman ini maka karena kekebalannya rendah, besar

sekali kemungkinannya akan langsung menderita Tuberkulosis. Hal ini

berbeda sekali dengan orang normal atau mereka dengan seronegatif, karena

kuman ini yang masuk akan dihambat oleh reaksi imunitas yang ada dalam

tubuhnya. Disamping itu penyakit tuberkulosis pada mereka dengan

seropositif cepat berkembang kearah perburukan.

b. Kepadatan hunian dan kondisi rumah

Kepadatan penghuni merupakan suatu proses penularan penyakit. Semakin padat

maka perpindahan penyakit, khususnya penyakit menular melalui udara akan

semakin mudah dan cepat, apalagi terdapat anggota keluarga yang menderita TB

dengan BTA positif. Kepadatan hunian ditempat tinggal penderita TB paru paling

banyak adalah tingkat kepadatan rendah.Suhu didalam ruangan erat kaitannya

dengan kepadatan hunian dan ventilasi rumah. Kondisi kepadatan hunian

perumahan atau tempat tinggal lainnya seperti penginapan, panti-panti tempat

penampungan akan besar pengaruhnya terhadap risiko penularan. Di daerah

perkotaan (urban) yang lebih padat penduduknya dibandingkan di pedesaan

(rural), peluang terjadinya kontak dengan penderita TB lebih besar. Sebaliknya di

daerah rural akan lebih kecil kemungkinannya.48

Ventilasi cukup menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar, sehingga

keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga.

Ventilasi yang baik juga menjaga dalam kelembaban (humidity) yang

optimum.Kelembaban yang optimal (sehat) adalah sekitar 40–70%. Kelembaban

Page 14: Makalah agen penyakit

yang lebih Dari 70% akan berpengaruh terhadap kesehatan penghuni rumah.

Kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan

cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban Ills merupakan media yang baik

untuk bakteri-bakteri patogen (penyebab penyakit).

Cahaya matahari cukup, tidak lebih dan tidak kurang, dimana cahaya matahari ini

dapat diperoleh dari ventilasi maupun jendela/genting kaca.Suhu udara yang ideal

dalam rumah antara 18-30°C.Suhu optimal pertumbuhan bakteri sangat

bervariasi, Mycobacterium tuberculosis tumbuh optimal pada suhu 37°C.Paparan

sinar matahari selama 5 menit dapat membunuh Mycobacterium

tuberculosis.Bakteri tahan hidup pada tempat gelap, sehingga perkembangbiakan

bakteri lebih banyak di rumah yang gelap.

c. Status sosial ekonomi keluarga

WHO tahun 2007 menyebutkan 90% penderita TB di dunia menyerang kelompok

sosial ekonomi lemah atau miskin dan menurut Enarson TB merupakan penyakit

terbanyak yang menyerang negara dengan penduduk berpenghasilan rendah.

Sosial ekonomi yang rendah akan menyebabkan kondisi kepadatan hunian yang

tinggi dan buruknya lingkungan, selain itu masalah kurang gizi dan rendahnya

kemampuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak juga menjadi

problem bagi golongan sosial ekonomi rendah.

d. Perilaku

Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan

penderita TB Paru yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara

pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan prilaku sebagai orang sakit dan

akhinya berakibat menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya. 

Page 15: Makalah agen penyakit

BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat:

- mikroskop binokuler

- objek glass

- Ose

- Bunzen/lampu spiritus

- Penjepit barang

- Pipet tetes

- Rak pengecatan

- Pasir lisol

- Label/spidol\

- Tissue

3.2 Bahan:

- Sputum/dahak

- Reagen

- Carbol Fuchsin 0,3 %

- HCl alcohol 3 %

- Metylein blue 0,3 %

- Oil emercy

3.3 Prosedur Kerja

Membersihkan kaca objek dengan menggunakan tissue

Menyediakan dahak pada objek glass, lalu diratakan dengan menggunakan ose

dengan ukuran 2x3 cm, kemudian membiarkannya sampai kering.

Page 16: Makalah agen penyakit

Setelah sputum mongering, kemudian menggenanginya dengan carbol fuchsin

sampai menutupi semua objek glass

Membakar objek glass di atas nyala bunzen/lampu spiritus, tidak sampai

mendidih, namun cukup menguap saja.

Mendinginkan objek glass selama 5 menit, lalu membilasnya dengan air

mengalir / aliran kecil.

Mengenangkan dengan HCl alcohol selama 30 detik.

Membilasnya lagi dengan air mengalir (jika masih berwarna merah, diulangi lagi

dengan menggunakan HCl alcohol sampai objek berwarna pucat, kemudian

membilasnya lagi dengan air mengalir

Menggenangi dengan Methylein blue selam 15 detik.

Membilasnya dengan air mengalir dan mengeringkannya

Setelah kering, genetesi objek/sampel dengan oil emercy, lalu mengamatinya

dengan mikroskop binokuler dengan pembesaran 100x (pembesarn lensa objektif

100x dan pembesaran lensa okuler 10x)

  

Page 17: Makalah agen penyakit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil Pengamatan

Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang ditulis negatif

Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapangan pandang : ditulis jumlah kuman

Ditemukan 1-99 BTA dalam 100 lapangan pandang : 1+

Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapangan pandang : 2+

Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapangan pandang : 3+

Gambar Mycobacterium tuberculosis dalam sputum/dahak:

Mycobacterium

tuberculosis

Leukosit

Page 18: Makalah agen penyakit

4.2    Pembahasan

a. Mycobacterium Tuberculosis

Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab penyakit

tuberkulosa.Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal

24 Maret1882 oleh Robert Koch.Bakteri ini juga disebut abasilus Koch.

b. Klasifikasi Mycobacterium Tuberculosis

Kingdom         : Bacteria

Phylum            : Actinobacteria

Order                : Actinomycetales

Suborder          : Corynebacterineae

Family              : Mycobacteriaceae

Genus              : Mycobacterium

Species              : M. tuberculosis

Binomial name  : Mycobacterium tuberculosis

Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif

atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa,

warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi

iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan

asam. Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia

dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan

pertumbuhan bergerombol. 

Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta

dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira

setinggi 60% (Simbahgaul, 2008).

Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan

dan peptidoglikan di bawahnya.Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel,

sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul

lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan

Page 19: Makalah agen penyakit

patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam

makrofag.

c. Morfologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok,

berukuran panjang 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ, dapat ditemukan

bentuk sendiri maupun berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam

(BTA) yang bersifat tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai.Pada

pewarnaannya M. tuberculosis tampak seperti manik-manik atau tidak terwarnai

secara merata.

d. Sifat-Sifat Biakan

1. Kuman bersifat aerob yaitu organisme yang melakukan metabolisme dengan

bantuan

oksigen.

2.   Sifat pertumbuhan lambat (waktu generasi  2 sampai 6 minggu), sedangkan

koloninya muncul pada pembiakan 2 minggu sampai 6 minggu.

3.  Suhu optimum pertumbuhan pada 37˚C dan pH optimum 6,4 sampai 7.

4.   Tumbuh subur pada biakan (eugonik), adapun perbenihannya dapat diperkaya

dengan penambahan telur, gliserol, kentang, daging, ataupun asparagin.

e. Daya Tahan

Kuman ini tahan terhadap desinfektan kimia dan pengeringan.Dapat mati pada

suhu 60˚C selama 20 menit, ataupun pada suhu 100˚C dengan waktu yang lebih

singkat.Jika terkena sinar matahari, biakan kuman mati dalam waktu 2 jam. Pada

dahak kuman ini dapat bertahan 20 sampai 30 jam walaupun disinari matahari.

Selain itu, kuman mati oleh tincture iodii , etanol 80%, dan fenol 5%.

Page 20: Makalah agen penyakit

f. Patogenesis:

Dasar sifat virulensi kuman ini belum diketahui.Kuman ini tidak membuat toksin,

namun keanekaragaman komponen dari kuman ini memiliki keaktifan biologis

yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi pathogenesis, alergi, dan kekebalan

pada penyakit ini.Virulensi tergantung pada dua senyawa di selubung sel M.

tubercolosis yang berminyak.Faktor genjel (cord factor, trehalosa mikrolet)

menghambat respirasi mitokondria.Sulfolipid/ sulfatida menghambat fusi

fagosom-lisosom, sehingga M. tubercolosis dapat bertahan hidup dalam sel.

Infeksi terjadi melalui debu atau titik cairan(droplet) yang mengandung kuman

TBC dan masuk ke jalan nafas. Penyakit imbul setelah kuman menetap dan

berkembang biak dalam paru-paru atau kelenjar getah bening regional.

Perkembangan penyakit bergantung pada : Dosis kuman yang masuk dan Daya

tahan serta hipersensitivitas hospes.

Kelainan patologi yang terjadi :

Tipe Eksudatif

Terdiri dari inflamasi yang akut dengan edema, sel-sel leukosit PMN dan

menyusul kemudian sel-sel monosit yang mengelilingi tuberculosis.Kelainan

ini terutama terlihat pada jaringan paru dan mirip Pneumonia bakteri.Dalam

masa eksudatif ini tuberculin adalah positif.

Tipe Produktif

Apabila sudah matang prosesnya lesi ini berbentuk granuloma yang kronik,

terdiri dari 3 zona.:

a. Zona Sentral dengan sel raksasa yang berinti banyak dan mengandung

tuberculosis.

b. Zona Tengah yang terdiri dari sel-sel epitel yang tersusun radial

c. Zona yang terdiri dari fibroblast, limfosit, dan monosit. Lambat laun zona luar

akan berubah menjadi fibrotik dan zona sentral akan mengalami

perkijuan. Kelainan seperi ini disebut sebagai tuberkel.

Perjalanan Kuman tuberculosis di dalam tubuh :

Page 21: Makalah agen penyakit

Kuman menjalar melalui saluran limfe ke kelenjar getah bening à ductus

thoracicus à Organ tubuh melalui aliran darah à Dapat juga langsung dari

proses perkijuan masuk ke vena àPecah ke bronkus Tersebar ke seluruh paru-

paru atau tertelan ke tractus digastivus.

g. Jalur Infeksi

Kuman tuberculosis biasanya masuk ke dalam tubuh melalui hirupan nafas,

tertelan, atau masuk melalui luka pada kulit.Jika terhirup oleh pernafasan kuman

ini mengendap pada alveoli paru-paru, lalu difagosit oleh makrofag alveolus. Di

dalam fagosit kuman ini terus berkembang biak. Fagosit yang berisi kuman yang

dimakannya berfungsi sebagai alat pengangkut infeksi ke berbagai bagian tubuh.

h. Gejala

1. Gejala utama

Gejala klinis yang penting dari TB dan sering digunakan untuk menegakkan

diagnosis klinik adalah batuk terus menerus selama 3 (tiga) minggu atau

lebih yang disertai dengan keluarnya sputum dan berkurangnya berat badan.

2. Gejala tambahan

Gejala tambahan yang sering dijumpai, yaitu:dahak bercampur darah,batuk

darah,sesak nafas dan rasa nyeri dada,badan lemah, nafsu makan menurun,

berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

i. pencegahan penyakit tuberculosis

Page 22: Makalah agen penyakit

TBC dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan

mengobati penderita TBC sampai benar-benar sembuh serta dengan

melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan untuk penyembuhan

dengan jalan minum obat yang diberikan secara teratur,sampai dinyatakan

sembuh. Seseorang yang positif menderita penyakit TBC bila berobat di unit

pelayanan kesehatan akan mendapat obat TBC yang disebut"Kombipak" atau

paket obat FDC yang semuanya diberikan secara gratis, dengan mutu dan

kualitas.

DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotherapy) adalah

strategi pengobatan pasien TB dengan menggunakan paduan obat jangka pendek

dan diawasi langsung oleh seorang pengawas yang dikenal sebagai PMO

(pengawas menelan obat).Pengobatan TBC dengan strategi DOTS ini merupakan

satu-satunya pengobatan TBC yang saat ini direkomendasikan oleh oraganisasi

kesehatan sedunia (WHO) karena terbukti paling efektif.Obat TBC harus

diminum secara teratur sampai penderita dinyatakan sembuh. Lama pengobatan

berkisar 6sampai dengan 8 bulan. Jika tidak teratur minum obat akan

menimbulkan:

   Penyakitnya akan lebih sukar diobati

Kuman TBC dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan menyerang

organ tubuh lain.

Akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat sembuh

  Biaya pengobatan akan sangat besar .

Pencegahan terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit ini merupakan

langkah yang paling efektif dan efisien. Adapun yang dapat kita lakukan

sebagai upaya pencegahan adalah sebagai berikut:

Konsumsi makanan bergizi

Page 23: Makalah agen penyakit

Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat. Produksi

leukosit pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan bakteri

TBC yang kemungkinan terhirup. Selain itu, konsumsi makanan bergizi juga

menghindarkan terjadinya komplikasi berat akibat TBC (Anonim e, 2010).

Vaksinasi

Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel darah putih

menjadi cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri

TBC. Meski begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali

dari penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang

masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan komplikasi.

Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan komplikasi pun bisa

dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin BCG, anak hanya

menderita TBC ringan (Anonim e, 2010).

Lingkungan

Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC

berlangsung cepat. Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan

kebersihan makanan dan minuman sangat perlu untuk dijaga.Secara umum,

dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut : 

- angan meludah di sembarang tempat .

- Gunakan tempat yang tertutup untuk menampung dahak.

- dahak jangan dibuang di sembarang tempat.

- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (tidak merokok, jemur kasur dan

tikar secara teratur, ventilasi udara serta sinar matahari.

Page 24: Makalah agen penyakit

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

Tuberculosis adalah panyakit menular langsung yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosa;

Seseorang dikatakan menderita TB apabila dalam dahaknya ditemukan BTA

pada pemeriksaan secara mikroskopis;

Sumber infeksi Tuberculosis dari penderita dengan TB positif ada beberapa

macam, seperti droplet dari dahak, aerosol dari pernafasan, susu yang tercemar,

makanan dan minuman tercemar, isi saluran pencernaan, dan leleran dari saluran

urogenital.

Mycobacterium tuberculosa tidak hanya menyerang paru-paru tetapi juga dapat

menyerang mata dan tulang;

Apabila tidak diobati dalam jangka waktu 5 tahun, penderita penyakit TBC dapat

meninggal dunia.

5.2 Saran

Sebaiknya ruangan laboratorium agar bisa lebih diperluas lagi agar kegiatan

praktikum dapat berjalan lebih efektif dan kita lebih leluasa menjalankan

kegiatan praktikum. Lemari di dalam laboratorium juga perlu ditambah agar

lebih banyak menampung zat-zat kimia dan alat-alat praktikum sehinggga tidak

terlalu banyak diatas meja tempat praktikum.

Untuk masyarakat: diharapkan menghindari kontak langsung dengan penderita

TB, menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal, memperhatikan

asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi, dan memeriksakan diri secepatnya

jika mulai mengalami batuk berdahak yang berkepanjangan.

Page 25: Makalah agen penyakit

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Analismuslim,2012. “Mycobacterium tuberculosis”. Diakses tanggal 7 juni 2012

Depkes RI,1997.Pedoman Tuberculosis dan penanggulanganya,Dirjen P2M dan

PLP.Jakarta

Syara,2012. “Mycobacterium tuberculosis” diakses tanggal 6 juni 2012

http://analismuslim.blogspot.com/2012/02/mycobacterium-tuberculosis.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis

http://syara-fadlahiq.blogspot.com/2012/03/mycobacterium-tuberculosis.html