295111755-skenario-4-blok-12-sle
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
1/13
Skenario 4 : SLE
Latar Belakang
Pembentukan kompleks imun atau kompleks antigen-antibodi merupakan
proses alami dalam rangka mempertahankan tubuh terhadap antigen yang larut,
misalnya toksin bakteri. Dalam keadaan normal, kompleks imun yang dibentuk
oleh toksin dan antitoksin segera dimusnahkan dengan cara fagositosis dan
selanjtnya hilang dari sirkulasi. Namun, pada keadaan tertentu adanya kompleks
imun dalam sirkulasi dapat mengakibatkan berbagai kelainan dalam organ tubuh
yang disebut penyakit kompleks imun.
Penyakit kompleks imun adalah sekelompok penyakit yang didasari oleh
adanya endapan kompleks imun pada organ spesifik, jaringan tertentu atau beredar dalam pembuluh darah (Circullating Imune Comple!. "ompleks imun
dapat berasal dari ikatan antigen-antibodi dalam sirkulasi ataupun terbentuk pada
jaringan setempat. Pada beberapa penyakit, antigen merupakan komponen dari
jaringan tubuh sendiri (autoantigen!, sehingga dikenal sebagai penyakit autoimun
atau berasal dari agen infeksi (bakteri, #irus, maupun jamur!.
Penyakit kompleks imun ini dibagi atas $ kelompok yaitu % kelompok
penyakit kompleks imun alergi dan non alergi. Penyakit kompleks imun alergi
antara lain % reaksi artus, reaksi serum sickness, alergik bronko-al#eolaris.
&ermasuk penyakit kompleks imun non-alergi antara lain lupus eritematosus
sistemik (')!, #askulitis,glomerulonefritis,artritis rematoid (*+!, dan demam
reumatik.
PEMBAHASAN
Etiologi
upus eritematosis sistemik atau ') merupakan penyakit inflamasi multi
sistem yang tidak diketahui penyebabnya penyakit akut atau kronik dengan remisi
dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi.$ +tas
dasar yang belum jelas, pasien ') membentuk imunoglobulin terhadap beberapa
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
2/13
komponen badan misalnya DN+. al ini merupakan tanda utama dari '). ')
merupakan prototipe kelainan autoimun sistemik yang ditandai oleh sejumlah
autoantibodi, khususnya antibodi antinukleus (+N+!. /aktor genetik ada
kaitannya sekitar 01 diantaranya C+, 23, D*$,D*,D*45$,D60,D64,
dan D64$, N7 untuk C8- banyak ditemui pada pasien dan keluarganya.
/aktor lingkungan seperti obat kontrasepsi oral diduga penyebab timbulnya
penyakit ini serta paparan sinar matahari juga mempengaruhi serangan
pendahuluan '), pada sekitar 9 penderita.8
Epidemiologi
Pre#alensi antara 50,3 per 00.000 orang umur diatas : tahun. Pre#alensi
pada ;anita kulit putih umur antara 3-
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
3/13
imun pada tingkat seluler dapat berupa gangguan fungsi limfosit & dan 2, N"C,
dan +PCs. iperakti#itas sel 2 terjadi seiring dengan limfositopenia sel & karena
antibodi antilimfosit &. Peningkatan sel 2 yang terakti#asi menyebabkan
terjadinya hipergamaglobulinemia yang berhubungan dengan reakti#itas self-
antigen. Pada sel 2, reseptor sitokin, I-$, mengalami peningkatan sedangkan
C* menurun. al ini juga meningkatkan heat shock protein >0 (hsp >0! pada sel
2 dan CD8?. "elebihan hsp >0 akan terlokalisasi pada permukaan sel limfosit
dan akan menyebabkan terjadinya respon imun. 'el & mempunyai $ subset yaitu
CD3? (supresor9sitotoksik! dan CD8? (inducer 9helper !. ') ditandai dengan
peningkatan sel 2 terutama berhubungan dengan subset CD8? dan CD85*?.
CD8? membantu menginduksi terjadinya supresi dengan menyediakan signal
bagi CD3?!. 2erkurang jumlah total sel & juga menyebabkan berkurangnya subset
tersebut sehingga signal yang sampai ke CD3? juga berkurang dan menyebabkan
kegagalan sel & dalam menekan sel 2 yang hiperaktif. 2erkurangnya kedua subset
sel & ini yang umum disebut double negative (CD8-,CD3-! mengaktifkan sintesis
dan sekresi autoantibodi. Ciri khas autoantibodi ini adalah bah;a mereka tidak
spesifik pada satu jaringan tertentu dan merupakan komponen integral dari semua
jenis sel sehingga menyebabkan inflamasi dan kerusakan organ secara luas
melalui mekanisme yaitu pertama kompleks imun (misalnya DN+-anti DN+!
terjebak dalam membran jaringan dan mengaktifkan komplemen yang
menyebabkan kerusakan jaringan. "edua, autoantibodi tersebut mengikat
komponen jaringan atau antigen yang terjebak di dalam jaringan, komplemen
akan terakti#asi dan terjadi kerusakan jaringan. @ekanisme yang terakhir adalah
autoantibodi menempel pada membran dan menyebabkan akti#asi komplemen
yang berperan dalan kematian sel atau autoantibodi masuk ke dalam sel dan
berikatan dengan inti sel dan menyebabkan menurunnya fungsi sel tetapi belum
diketahui mekanismenya terhadap kerusakan jaringan.
Aangguan sistem imun pada ') dapat berupa gangguan klirens
kompleks imun, gangguan pemrosesan kompleks imun dalam hati, dan penurunan
up-take kompleks imun pada limpa. Aangguan klirens kompleks imun dapat
disebabkan berkurangnya C* dan juga fagositosis yang inadekuat pada IgA$ dan
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
4/13
IgA karena lemahnya ikatan reseptor /cB*II+ dan /cB*III+. al ini juga
berhubungan dengan defisiensi komponen komplemen C, C$, C8. +danya
gangguan tersebut menyebabkan meningkatnya paparan antigen terhadap sistem
imun dan terjadinya deposisi kompleks imun pada berbagai macam organ
sehingga terjadi fiksasi komplemen pada organ tersebut. Peristi;a ini
menyebabkan akti#asi komplemen yang menghasilkan mediator-mediator
inflamasi yang menimbulkan reaksi radang. *eaksi radang inilah yang
menyebabkan timbulnya keluhan9gejala pada organ atau tempat yang
bersangkutan seperti ginjal, sendi, pleura, pleksus koroideus, kulit, dan
sebagainya.
Pada pasien '), adanya rangsangan berupa 72 (yang dapat
menginduksi apoptosis sel keratonosit! atau beberapa obat (seperti klorpromain
yang menginduksi apoptosis sel limfoblas! dapat meningkatkan jumlah apoptosis
sel yang dilakukan oleh makrofag. 'el dapat mengalami apoptosis melalui
kondensasi dan fragmentasi inti serta kontraksi sitoplasma. Phosphatidylserine
(P'! yang secara normal berada di dalam membran sel, pada saat apoptosis berada
di bagian luar membran sel. 'elanjutnya terjadi ikatan dengan C*P, &'P, '+P,
dan komponen komplemen yang akan berinteraksi dengan sel fagosit melalui
reseptor membran seperti transporter +2C, complement receptor (C*, , 8!,
reseptor EF, CD
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
5/13
tangan dan tumit serta adanya keluhan penyerta ruam merah pada pipinya
akan bertambah berat bila terpapar sinar matahari.
• Pemeriksaan Fisik
2erdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan %
Inspeksi % +danya ruam merah pada kedua pipi
'uhu %
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
6/13
8. +nti-''+ (*o! atau +nti-''2 (a! - adir dalam 51 pasien dengan ')
dan jaringan ikat-penyakit seperti sindrom 'jgrenH terkait dengan lupus
neonatal
5. P +nti-ribosom - Garang antibodi yang mungkin berkorelasi dengan
cerebritis lupus
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
7/13
. 'ebuah hitungan C2C dapat membantu untuk menyaring leukopenia,
limfopenia, anemia, dan trombositopenia, dan urine dan studi kreatinin
mungkin berguna untuk skrining penyakit ginjal.
8. ati hasil tes mungkin sedikit meningkat pada ') akut atau sebagai
respons terhadap terapi seperti aathioprine atau obat anti peradangan non-
steroid (J+IN'!.
5. "reatinin kinase tingkat mungkin meningkat dalam myositis atau tumpang
tindih sindrom.:
Work iagnosis
"riteria diagnosis laboratorium ') menurut the +merican *heumatology
+ssociation (+*+! antara lain adanya beberapa autoantibodi yaitu +N+, anti ds-
DN+, anti 'm dan antifosfolipid seperti +C+, +, atau D* positif palsu. +N+
sangat sensitif untuk ') karena dijumpai pada >0-001 penderita sehingga
merupakan pemeriksaan pertama pada penderita yang diduga ').3
+N+ umumnya terdeteksi le;at imunofluoresensi tak langsung. Pola
imunofluoresensi ( misalnya bersifat homogen, perifer, bercak nukleoler!=
;alaupun tidak spesifik= dapat menunjukan tipe antibodi yang beredar. +N+
dapat pula ditemukan pada kelainan autoimun (terdapat hingga 01 dari orang-
orang normal! tetapi adanya antibodi-antiDN+ benang rangkap dan antibodi
antigen anti-'mith merupakan petunjuk kuat ke arah ').
'ebagian lainnya mempengaruhi pemeriksaan assay koagulasi in #itro
(memperpanjang masa pembekuan!. +ntibodi yang disebut antikoagulan lupus ini
sebenarnya menimbulkan efek prokoagulan in #i#o sehingga terjadi trombosis
#askuler rekuren, keguguran dan iskemia seberal (sindrom antibodi antifosfolipid
sekunder!.
&abel "riteria +merican *heumatism +ssociation untuk penggolongan
upus )ritematosus 'istemik M$
No. "eterangan
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
8/13
. *uam malar $. *uam diskoid. /otosensiti#itas8. 7lkus pada mulut5. +rtritis % nyeri membengkak, mengenai sendi perifer, tidak
erosif
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
9/13
'ebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang
hilang timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan
persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas
bahkan kematian dini. 4alaupun faktor genetik, hormon se, infeksi dan umur
telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit
ini hingga etiologi +* yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan
pasti.
Aejala klinis utama +* adalah poliartritis yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada ra;an sendi dan tulang disekitarnya. "erusakan ini
terutama mengenai sendi perifer pada tangan dan kaki yang umum nya
bersifat simetris. Pada kasus +* yang jelas diagnosis tidak begitu sulit untuk
ditegakkan. +kan tetapi pada masa permulaan penyakit, seringkali gejala +*
tidak bermanifestasi dengan jelas, sehingga kadang kadang timbul kesulitan
dalam menegakkan diagnosis.
"riteria Diagnosis
'usunan kriteria tersebut berdasarkan >3: *e#ised +.*.+. Criteria for
*heumatoid +rthritis sebagai berikut %
. "aku pagi hari
$. +rtritis pada daerah persendian atau lebih
. +rtritis pada persendian tangan
8. +rtritis simetris
5. Nodul reumatoid
Penatalaksanaan
Penderita dengan ') membutuhkan pengobatan dan pera;atan yang
tepat dan benar. Pengobatan pada penderita ') ditujukan untuk mengatasi gejala
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
10/13
dan induksi remisi serta mempertahankan remisi selama mungkin pada
perkembangan penyakit. "arena manifestasi klinis yang sangat ber#ariasi maka
pengobatan didasarkan pada manifestasi yang muncul pada masing-masing
indi#idu.
• @edical @entosa0
Tabel 2. : Obat-obat yang sering digunakan pada penderita LES
Antimalaria Hidroksiklorokin -: mg9kg9hari PJ sebagai garam sulfat (maksimal 800 mg9hari!
Kortiko-steroid Prednison
Dosis harian( mg9kg9hari!H prednison dosis alternate yang lebih tinggi (5 mg9kg9hari, tak lebih 50-$50 mg!H prednison dosis rendah harian (0.5 mg9kg!9hari yg digunakan bersamamet!"lprednisolone dosis tinggi intermitten (0 mg9kg9dosis, maksimum mg! per minggu
Obat imuno-supresifSiklofosfamid 500-:50 mg9m$ I kali sehari selama minggu. maksimal g9m$. arus diberikan Idengan infus terpasang, dan dimonitor. @onitor lekosit pada 3-8 hari mengikuti setiapdosis (lekosit dimaintenance $000-0009mm!A#at!ioprine - mg9kg9hari PJ 8 kali sehari
Non-steroidal anti-inflam-matory drugs (NSAIs!
Napro$en
:-$0 mg9kg9hari PJ dibagi $- dosis maksimal 500-000 mg9hari%olmetin
5-0 mg9kg9hari PJ dibagi $- dosis maksimal $00-300 mg9hari
DiclofenacO $ tahun % tak dianjurkan $ tahun % $- mg9kg9hari PJ digagi $ dosis maksimal 00-$00 mg9hari
Suplemen Kalsium dan vitamin &alsium karbonat
O < bulan %
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
11/13
• Non-@edical @entosa
. indari sinar ultra#iolet dan paparan sinar matahari untuk meminimalkan
gejala memburuk akibat photosensiti#ity.
2. &erapi )strogen yang biasanya dihindari untuk mencegah flare penyakitH
kontrasepsi progesteron telah didorong. Namun, studi terbaru
menyarankan bah;a kontrasepsi oral tidak dapat dikaitkan dengan flare
penyakit atau risiko trombosis pada pasien dengan lupus ringan tanpa
antifosfolipid antibodies.
3. Penggunaan minyak ikan pada pasien ') yang mengandung #itamin )
:5 I7 and 500 I79kg diet dapat menurunkan produksi sitokin proinflamasi
seperti I-8, I-
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
12/13
Infeksi oportunistik dapat terjadi, paling sering pada pasien yang
menerima terapi imunosupresif kronis. "omplikasi lain yang kurang umum
adalah osteonekrosis, terutama bagian pinggul dan lutut setelah penggunaan dosis
tinggi kortikosteroid berkepanjangan. ebih umum, penyakit aterosklerosis
prematur dan infark miokard adalah komplikasi indolen peradangan kronis.$
Qang paling sering ditakutkan adalah jika pada ginjal dan jantung terjadi kelainan
sistemik.5
Prognosis
)' memiliki angka sur#i#al untuk masa 0 tahun sebesar >01. Penyebab
kematian dapat langsung akibat penyakit lupus, yaitu karena gagal ginjal,
hipertensi maligna, kerusakan ''P, perikarditis, sitopenia autoimun. Data dari
beberapa penelitian tahun >50->1.
2eberapa peneliti melaporkan bah;a :
-
8/18/2019 295111755-Skenario-4-Blok-12-SLE
13/13
menunjukkan penyebab mortalitas 88 dari 803 pasien dengan ') yang
dimonitor lebih dari tahun adalah lupus yang akif (81!, infeksi ($$1!,
penyakit jantung (