2011-1-00047-ar 4

47
54 BAB IV ANALISA IV.1 Analisa Aspek Manusia IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan BMW (Bayerische Motoren Werke / Bavarian Motor Works) adalah sebuah perusahaan yang berasal dari Jerman yang memproduksi mobil & motor. Pusat Pelatihan PT. BMW Indonesia berfungsi sebagai fasilitas yang khusus dibangun untuk melatih tenaga kerja PT BMW Indonesia (khususnya di bidang pengetahuan otomotif) dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya frontliner perusahaan. Fungsi dari Pusat Pelatihan PT BMW Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Kantor, yakni sebagai tempat bekerja karyawan PT. BMW Indonesia yang mengurus pelatihan di Pusat Pelatihan. 2. Sarana Pendidikan, yakni tempat dilatihnya peserta pelatihan ilmu otomotif. 3. Hunian, yakni tempat menginapnya peserta pelatihan yang sedang melakukan pelatihan di Pusat Pelatihan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pelaku kegiatan Pusat Pelatihan PT BMW Indonesia ada dua, yakni :

Upload: ainarch-regae

Post on 05-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

Page 1: 2011-1-00047-AR 4

54

BAB IV

ANALISA

IV.1 Analisa Aspek Manusia

IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan

BMW (Bayerische Motoren Werke / Bavarian Motor Works) adalah

sebuah perusahaan yang berasal dari Jerman yang memproduksi mobil &

motor. Pusat Pelatihan PT. BMW Indonesia berfungsi sebagai fasilitas yang

khusus dibangun untuk melatih tenaga kerja PT BMW Indonesia (khususnya

di bidang pengetahuan otomotif) dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber

daya frontliner perusahaan.

Fungsi dari Pusat Pelatihan PT BMW Indonesia adalah sebagai

berikut:

1. Kantor, yakni sebagai tempat bekerja karyawan PT. BMW Indonesia

yang mengurus pelatihan di Pusat Pelatihan.

2. Sarana Pendidikan, yakni tempat dilatihnya peserta pelatihan ilmu

otomotif.

3. Hunian, yakni tempat menginapnya peserta pelatihan yang sedang

melakukan pelatihan di Pusat Pelatihan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan pelaku kegiatan Pusat Pelatihan PT

BMW Indonesia ada dua, yakni :

Page 2: 2011-1-00047-AR 4

55

1. Karyawan PT BMW Indonesia, meliputi : resepsionis, staf keuangan,

staf administrasi, dan pelatih (Trainer).

2. Peserta pelatihan / sekelompok orang yang mengikuti pelatihan seputar

otomotif di Pusat Pelatihan PT. BMW Indonesia.

IV.1.2 Analisa Jenis Kegiatan

Berikut adalah analisa jenis kegiatan pada Pusat Pelatihan PT. BMW

Indonesia yang dilatarbelakangi oleh pelaku kegiatan sebagai subyek dalam

hal ini untuk mengetahui siapa dan apa saja yang dilakukan sehingga pada

tahap selanjutnya dapat diketahui kebutuhan ruangnya masing-masing :

Tabel 4 : Jenis Kegiatan pada Pusat Pelatihan

IV.1.3 Analisa Kebutuhan Ruang

Berikut beberapa kebutuhan ruang yang ditinjau dari aspek pelaku

beserta jenis kegiatannya yang dilatarbelakangi terjadinya sifat-sifat ruang

itu sendiri:

Page 3: 2011-1-00047-AR 4

56

PELAKU KEBUTUHAN

RUANG

JENIS KEGIATAN SIFAT

RUANG

Staf / Karyawan Ruang Kerja

Ruang rapat

Toilet

Istirahat / Tidur

Tempat rapat

Buang Air

Privat

Privat

Servis

Pelatih / Trainer Ruang Kerja

Kamar Tidur

Toilet

Bekerja

Istirahat/Tidur

Buang air, Mandi

Privat

Privat

Servis

Peserta Pelatihan Ruang Kelas

Kamar Tidur

Toilet

Belajar

Tidur

Buang air, Mandi

Privat

Privat

Privat

Service R. Teknisi

R. Genset

R. Panel

Bak Sampah

Mengontrol M & E

Meletakkan Genset

Mengatur Listrik

Penampungan Sampah

Servis

Servis

Servis

Servis

Keseluruhan R. Serba Guna

Lobby

Tempat Parkir

Arena olahraga

Tempat Pertemuan

Sirkulasi

Parkir

Olahraga

Semi-private

Publik

Publik

Publik

Tabel 5 : Kebutuhan Ruang pada Pusat Pelatihan

Page 4: 2011-1-00047-AR 4

57

IV.1.4 Analisa Pola Kegiatan Pusat Pelatihan

Kegiatan utama Pusat Pelatihan yakni proses pendidikan terhadap para

peserta pelatihan. Pelatihan ini bukan hanya ditujukan untuk mekanik berupa

pelatihan mengenai otomotif, akan tetapi untuk pelatihan pengetahuan seputar

PT. BMW Indonesia yang ditujukan kepada para sales yang nantinya akan

membantu penjualan kendaraan PT. BMW Indonesia.

Berikut ini akan dijabarkan skema kegiatan para penghuni Pusat

Pelatihan :

Gambar 14 : Skema Kegiatan Staf / Karyawan di Pusat Pelatihan

Page 5: 2011-1-00047-AR 4

58

Gambar 15 : Skema Kegiatan Pelatih (Trainer) di Pusat Pelatihan

Gambar 16 : Skema Kegiatan Peserta Pelatihan di Pusat Pelatihan

Page 6: 2011-1-00047-AR 4

59

Gambar 17 : Skema Kegiatan Pelanggan BMW

IV.2. Analisa Aspek Lingkungan

IV.2.1 Analisa Kondisi Lingkungan Sekitar Tapak

Peta 5 : Lingkungan sekitar tapak

Page 7: 2011-1-00047-AR 4

60

Letak Geografis : 6º8‟27.12”S (garis lintang)

: 106º50‟50.32”E (Garis Bujur)

Iklim : Tropis Basah

Temperatur : 27°C (rata-rata per tahun)

Kelembaban : 80-90%

Penguapan : 4 mm/tahun

Kecepatan air rata-rata : 3,3 knot

Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 %

Jumlah curah hujan rata-rata : 205 mm/tahun

Jumlah hari hujan rata-rata : 232 hari/tahun

Batas-batas Tapak

Tapak terletak di pinggir Jalan besar yakni Jln. Benyamin Suaeb,

dengan lokasi tepat di seberang lapangan Golf Kemayoran. Di samping itu

juga terdapat sebuah restoran yang cukup ramai dikunjungi Resto & Cafe

Kemayoran. Tapak ini terletak bersebelahan dengan sebuah SPBU

Pertamina.

Tapak dikelilingi oleh berbagai macam aktifitas seperti perdagangan

& perumahan. Kegiatan perdangangan yang terdapat berdekatan dengan

tapak yakni Pasar Mobil Kemayoran & Pekan Raya Jakarta yag seringkali

dijadikan acara2 seperti pameran, dan bazaar.

Page 8: 2011-1-00047-AR 4

61

Peta 6 : Lokasi Tapak

Foto 19 : Kondisi lingkungan sekitar tapak

Kondisi dan Ketinggian Bangunan Sekitar

Bangunan-bangunan yang berada di sekitar tapak antara lain:

Page 9: 2011-1-00047-AR 4

62

Bangunan hunian 1-2 lantai (hunian golongan menengah) di

Pademangan Timur & Sunter.

Bangunan restaurant 2 lantai di sebelah Barat

Lapangan golf dengan area terbuka hijau yang luas di sebelah

Timur.

Bangunan pabrik mobil 1 lantai.

Potensi Lingkungan

Beberapa potensi lingkungan di sekitar tapak antara lain:

Adanya hubungan aktivitas karena berdekatan dengan area dagang/

bisnis dengan pasar mobil Kemayoran, sehingga saling menunjang

satu sama lain.

Daerah ini merupakan daerah strategis, berada di tengah kota

sehingga pencapaian dari area tidak terlalu sulit.

IV.2.2 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak

Pertimbangan sirkulasi dalam tapak adalah kemudahan, kenyamanan,

dan keamanan para pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Keamanan

pejalan kaki pada dasarnya lebih diutamakan, tetapi akan lebih baik jika

keduanya tidak saling mengganggu agar tercipta sirkulasi yang sesuai

dengan kriteria berikut:

Page 10: 2011-1-00047-AR 4

63

• Tidak terjadi penyilangan

• Kejelasan alur sirkulasi

• Efisiensi dan efektivitas lahan

• Pusat orientasi terhadap tapak

Ada beberapa pola sirkulasi dalam tapak, yaitu:

Pola jalan masuk tunggal

- Semua masuk melalui satu jalur.

- Pejalan kaki dan pengguna kendaraan menggunakan jalur yang

sama.

Pola jalan masuk ganda

- Terdapat dua jalur masuk untuk umum dan yang lebih privat atau

antara kedua hal yang berbeda.

- Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah.

Pola jalan masuk triplet

- Terdapat tiga jalur masuk, masing-masing untuk penghuni,

pengunjung, dan pengelola/karyawan/servis.

- Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah, dapat ditambah

jalur sepeda atau pintu servis.

Page 11: 2011-1-00047-AR 4

64

Alternatif 1 :

Gambar 18 : Analisa pintu masuk tapak alternatif 1

Akses masuk menuju tapak tidak terletak di dekat jalan besar utama

yakni Jln. Benyamin Suaeb.

Akses masuk menuju tapak terletak terlalu berdekatan dengan akses

pintu masuk servis.

Akses side entrance servis diletakan di jalan yang tidak ramai

Akses pejalan kaki berada di arah jalan utama tapak

Alternatif 2 :

Page 12: 2011-1-00047-AR 4

65

Gambar 19 : Analisa pintu masuk tapak alternatif 2

Akses masuk & keluar tapak terletak di jalan besar utama yakni Jln.

Benyamin Suaeb.

Akses side entrance servis diletakan di jalan yang tidak ramai

Akses pejalan kaki berada di arah jalan utama tapak

Alternatif 3 :

Page 13: 2011-1-00047-AR 4

66

Gambar 20 : Analisa pintu masuk tapak alternatif 3

Akses masuk & keluar tapak terletak di jalan besar utama yakni Jln.

Benyamin Suaeb.

Akses side entrance servis diletakan di jalan yang tidak ramai

Akses pejalan kaki berada di arah jalan utama tapa

Pola Sirkulasi

Alternatif 1

berlawanan dengan jarum jam

Alternatif 2

searah arah jarum jam

Tabel 6 : Alternati pola sirkulasi pada tapak

Page 14: 2011-1-00047-AR 4

67

Area Hijau

Penataan ruang luar pada bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk

mewujudkan kesesuaian yang mendukung dari kegiatan dan kebutuhan yang

terdapat dalam bangunan. Pada bangunan Pusat Pelatihan ini, pemanfaatan

ruang luar direncanakan dalam fungsi-fungsi sebagai berikut :

Ruang luar aktif – parkir kendaraan, pedestrian, fasilitas penunjang,

plaza

Ruang luar pasif – taman, daerah resapan, dan daur ulang

Fungsi luar yang menjadi pertimbangan penataan pada tapak adalah :

Sebagai tempat beraktifitas bagi penghuni Pusat Pelatihan

Sebagai daerah daur ulang air kotor alami maupun tidak

Sebagai lahan parkir

Sebagai elemen pengikat antar massa

Sebagai penyangga (buffer) untuk mengurangi bising dan polusi

udara

Elemen Ruang Luar

1. Elemen Lunak yaitu elemen hidup (vegetasi) yang mengisi lahan pada

tapak, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Unsur pengarah, yaitu tanaman yang berfungsi untuk

mengarahkan penghuni/pengunjung menuju ke arah

tertentu/bangunan/fasilitas

Page 15: 2011-1-00047-AR 4

68

b. Unsur estetis, yaitu tanaman yang berfungsi untuk memberikan

nilai tambah secara estetis pada bangunan, seperti pembuatan

pola taman

c. Unsur peneduh, yaitu tanaman yang berfungsi melindungi

pejelan kaki dari panas matahari, dan sebatgai filter dari

gangguan bising serta udara kotor

d. Unsur buffer, yaitu tanaman yang berfungsi untuk menyerap

bising dan mengurangi polusi dari jalan utama

2. Elemen keras yaiatu elemen tak hidup pada ruang luar seperti jenis

pengerasan jalan kendaraan dan jalan manusia yang memungkinkan air

hujan untuk meresap ke tanah, juga seperti lampu taman, pagar, tempat

duduk, tong sampah.

Analisa Kebisingan

Gambar 21 : Analisa kebisingan

Page 16: 2011-1-00047-AR 4

69

Di sepanjang Jalan Benyamin Suaeb tingkat kebisingan cukup

tinggi karena sering dilalui oleh kendaraan dan merupakan jalan besar /

jalan raya. Sementara lalu lintas kendaraan di Jalan Rajawali tingkat

kebisingan tidak terlalu tinggi karena tidak terlalu banyak dilalui kendaraan

bermotor.

Untuk mereduksi sumber bising yang masuk ke dalam tapak, dapat

disiasati dengan:

Meletakan vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan

dengan sumber bising, diharapkan dapat mereduksi suara bising dari

jalan raya.

Memberikan bidang-bidang massif pada bagian yang menghadap

sumber bising, supaya bising yang masuk area hunian yang

membutuhkan ketenangan seperti hunian dapat diminalkan.

Memanfaatkan area publik pada daerah sumber bising yang tidak

memerlukan ketenangan

Analisa Angin

Tabel 7 : Analisa angin pada tapak

Page 17: 2011-1-00047-AR 4

70

Angin bergerak dari arah selatan menuju utara. Angin bergerak dari

tekanan tinggi ke tekanan rendah, dari suhu rendah ke suhu yang lebih

tinggi. Dengan membuat koridor, dan massa majemuk (lebih dari satu)

maka angin akan lebih leluasa untuk bergerak. Dengan peletakan

pembayangan yang menghasilkan iklim makro juga dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas angin.

Analisa Orientasi Massa Bangunan

Kesimpulan dari analisa-analisa diatas menghasilkan beberapa alternatif

untuk orientasi massa bangunan.

Keuntungan Kerugian

Alternatif I:

orientasi ke arah Utara-Selatan.

- Bagian Barat-

Timur dapat

terhindar dari

sinar matahari

pagi dan sore.

- View

Bangunan yang

yang

menghadap

lahan kosong.

Alternatif II:

orientasi ke arah Barat - Timur

- View yang baik

karena bagian

bangunan

memanjang

menghadap ke

jalan besar.

- Bagian barat &

timur terletak di

bagian

memanjang

bangunan

Tabel 8 : Alternatif orientasi bangunan

Page 18: 2011-1-00047-AR 4

71

Analisa Zoning

Setelah melakukan analisa orientasi massa bangunan, dapat

dihasilkan pula zoning pada tapak yang sesuai dengan hasil semua analisa

di atas.

Zoning Horizontal

Gambar 22 : Analisa Zoning horizontal pada bangunan

Page 19: 2011-1-00047-AR 4

72

Zoning Vertikal

Gambar 23 : Analisa Zoning vertikal pada bangunan

Memaksimalkan penghijauan pada tapak agar terlihat selaras dengan

lingkungan. Area perkantoran diletakkan pada lantai bawah, sementara area

pelatihan (ruang-ruang kelas diletakkan pada lantai 2 & 3. Hal ini

dimaksudkan agar fungsi utama dari bangunan yakni pendidikan terletak

lebih privat. Sementara itu area hunian diletakkan pada lantai atas.

IV.3. Analisa Aspek Bangunan

IV.3.1 Kebutuhan dan Dimensi Ruang

Page 20: 2011-1-00047-AR 4

73

Dimensi Ruang Karyawan

Ruang Standar/orang Sumber Kapasitas Luas (m2)

Ruang resepsionis 2 m2 SB 1 2

Ruang rapat 2.4 m2 SB 20 48

Ruang pimpinan 9 m2 SB 3 27

Ruang administrasi 2.25 m2 SB 6 13.5

Bengkel 36 m2 - 10 360

Showroom 50 m2 - 30 1500

Ruang kerja 4.5 m2 SB 20 90

Gudang 3 m2 SB 2 6

Ruang janitor 3 m2 SB 2 6

Ruang sekuriti 3 m2 SB 5 15

Ruang monitor/kontrol

6 m2 SB 4 24

Ruang karyawan 2 m2 SB 20 40

Pantry 3 m2 SB 5 15

Loading dock 15 m2 SB 5 75

Ruang utilitas dan AHU 22.5 m2 SB 4 90

Total 2221

Tabel 9 : Dimensi Ruang Karyawan

Page 21: 2011-1-00047-AR 4

74

Dimensi Ruang Peserta Pelatihan

Ruang Standar/orang Sumber Kapasitas Luas (m2)

Ruang kelas praktik 4 m2 30 120 m2

Ruang kelas teori 2 m2 40 80 m2

Kamar tidur 20 m2 154 3080 m2

Kamar mandi 4 m2 154 616 m2

Total 3896 m2

Tabel 10 : Dimensi Ruang Peserta Pelatihan

Dimensi Ruang Pelanggan BMW

Ruang Standar/orang Sumber Kapasitas Luas (m2)

Lobby 1.5m2/org SB 20 30 m2

Mushola 2m2/org SB 1 2 m2

Toilet 3m2/org SB 5 15 m2

Total 47 m2

Tabel 11 : Dimensi Ruang Pelanggan BMW

Page 22: 2011-1-00047-AR 4

75

IV.3.1 Sistem Massa Bangunan

Tabel 12 : Analisis Bentuk Bangunan

Setiap bentuk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Bentuk bangunan yang dipilih adalah bentuk kubus atau

balok. Kelebihannya dalam efisiensi dan efektivitas dalam beberapa hal

menjadi faktor yang penting dalam tahap perancangan selanjutnya dengan

mempertimbangkan bahwa proyek memiliki orientasi kepada profit dan

konsep hemat energi yang juga menuntut efisiensi. Kekurangannya

dalam nilai estetika, stabilitas, dan faktor lainnya dapat dicari

solusinya dalam tahap perancangan.

Page 23: 2011-1-00047-AR 4

76

Tabel 13 : Analisa Pola Massa Bangunan

Pola massa bangunan yang dipilih adalah alternatif 3. Pola ini sesuai

dengan konsep yang cenderung berorientasi kepada matahari dan

angin. Banyaknya massa menambah potensi untuk terjadinya sirkulasi

udara yang lebih baik. Secara estetika dinilai lebih baik karena memiliki

ritme dan proporsi bangunan yang baik.

IV.3.2 Sirkulasi dalam bangunan

Ada 3 macam sirkulasi dalam bangunan yang harus direncanakan, yaitu:

• Sirkulasi horizontal

Page 24: 2011-1-00047-AR 4

77

Tabel 14 : Jenis Sirkulasi

Page 25: 2011-1-00047-AR 4

78

Konsep Sirkulasi di dalam Bangunan

Menurut Tata Atur - Edward T. White sirkulasi dalam bangunan

memiliki beberapa alternatif seperti :

Sirkulasi single loaded

melengkung

Sirkulasi single loaded lengkung

Sirkulasi double loaded menerus

Sirkulasi double loaded lengkung

Sirkulasi memusat

Page 26: 2011-1-00047-AR 4

79

Sirkulasi memusat dan linier

Tabel 15 : Konsep sirkulasi dalam bangunan

• Sirkulasi Vertikal

Pada proyek ini terdapat 3 jenis sirkulasi vertikal di dalam bangunan,

yaitu dengan menggunakan lift, tangga, dan eskalator. Ketiga

sirkulasi digunakan dalam perancangan bangunan beragam fungsi ini

dengan pertimbangan sebagai berikut:

Lift

* Diperlukan untuk memudahkan pemindahan barang

* Membantu pengunjung dengan kondisi cacat

Tangga

* Sirkulasi pendukung jika sirkulasi utama tidak berfungsi (lift)

* Sirkulasi antar lantai (tidak perlu lift)

* Sirkulasi darurat (tangga darurat)

IV.3.3. Analisa Tata Ruang Luar

Perencanaan ruang luar harus disesuaikan dengan aktivitas dan kebutuhan

penghuni Pusat Pelatihan. Tata ruang luar tersebut meliputi :

Page 27: 2011-1-00047-AR 4

80

1. Ruang terbuka

Pada tapak perencana penentuan ruang terbuka di atur pada ketentuan yang

berlaku, yaitu KDB 60%, berarti 40% adalah lahan berupa ruang terbuka yang

dapat di manfaatkan sebagai:

Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki

Kegiatan outdoor, berupa lapangan terbuka

Titik orientasi

Ruang transisi antar kegiatan dan antar bangunan dalam tapak

Sebagai buffer yang membatasi tapak dengan lingkungan di

sekitarnya

Bentuk fisik dari ruang terbuka adalah berupa taman, parkir, pedestrian, tempat

pemberhentian kendaraan umum.

2. Parkir

Direncanakan penyediaan parkir dibedakan menjadi 4, yaitu:

a. Parrkir untuk umum

b. Parkir untuk pegawai / karyawan BMW

c. Parkir untuk pelanggan bengkel BMW

d. Parkir bus untuk antar jemput peserta pelatihan

Dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

Kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat parkir

Penempatan parkir tidak terlalu jauh dari inti dari kawasan ini yaitu pusat

pelatihan BMW.

Page 28: 2011-1-00047-AR 4

81

Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran

sinar matahari

Untuk menunjang lahan parkir di sediakan di ruang terbuka dengan jumlah

yang terbatas, ada 4 macam sistem parkir:

Parkir

sejajar

Letaknya berdekatan dengan pedestrian pejalan

kaki. Diperlukan adanya pembatas berupa tanaman

atau saluran pembuangan (got) sehingga terdapat

perbedaan level antara parkir dan area bangunan

Parkir

45 0

Ruang gerak lebih mudah, namun menghabiskan

banyak lahan dan jumlah parkir menjadi lebih

sedikit

Parkir

60 0

Ruang gerak lebih mudah, namun menghabiskan

banyak lahan dan jumlah parkir menjadi lebih

sedikit

Parkir

90 0

Ruang gerak mudah, tidak menghabiskan banyak

lahan sehingga jumlah parkir mejadi lebih banyak

Tabel 16 : Sistem parkir

Kesimpulan:

Untuk proyek Pusat Pelatihan, cocok menggunakan sistem parkir 450, hal ini

dikarenakan ruang gerak akan lebih mudah.

IV.3.4 Struktur Bangunan

Struktur bangunan yang digunakan adalah struktur yang

dapat menahan beban vertikal dan horizontal dengan baik.

Pelaksanaan konstruksi bangunan tidak terikat oleh satu metode.

Page 29: 2011-1-00047-AR 4

82

Struktur Bawah

JENIS PONDASI KETERANGAN

Pondasi Bored Pile Getaran yang ditimbulkan pada saat

pelaksanaan cukup kecil, cocok digunakan

pada daerah yang padat, dan tidak menganggu

lingkungan sekitar.

Ukuran diameter biasanya lebih besar dari

ukuran pracetak, sehingga daya dukung tiap

tiang lebih besar.

Karena diameter lebih besar, maka pekerjaan

ini memerlukan biaya besar.

Waktu pelaksanaan relatif lama.

Pondasi Tiang Pancang Pemancangan relatif cepat, kualitas lebih

terjamin dan dapat digunakan sebagai pondasi

air.

Dapat menahan gaya vertikal dengan baik.

Untuk tiang yang tidak cukup panjang perlu

penyambungan dan hasilnya kurang baik.

Pelaksanaan mudah, tidak memerlukan

tenaga ahli.

Pondasi Dangkal

(Lajur & Setempat)

Pelaksanaan yang mudah dan tidak

membutuhkan peralatan khusus.

Page 30: 2011-1-00047-AR 4

83

Tidak menimbulkan getaran.

Hanya untuk bangunan bertingkat 4.

Tabel 17 : Macam-macam pondasi

Pondasi yang akan digunakan pada Pusat Pelatihan ini adalah

pondasi tiang pancang. Pertimbangannya karena kualitas mutu

yang lebih terjamin dan kemampuannya dalam menahan gaya

vertikal.

Struktur Atas

Pada bagian showroom yang membutuhkan ruang besar untuk

pameran kendaraan, maka akan digunakan struktur bentang lebar

dengan sistem portal. Struktur untuk bangunan keseluruhannya

menggunakan curtain wall, yakni perpaduan antara rangka

alumunium dengan kaca.

Pondasi menggunakan tiang pancang yang lebih cepat

pemasangannya daripada jenis pondasi lainnya dan memiliki

kemampuan menahan gaya bertikal yang baik.

Sistem Struktur Portal (Single-Storey Skeleton Structure)

Elemen dasar struktur portal adalah berupa elemen batang yang

disusun/dirakit sedemikian rupa menjadi “Balok dan Kolom” (“Post

and Lintel/Beam”). Elemen Batang disebut juga sebagai elemen garis

/satu dimensi. Sistem portal dapat disusun satu buah (“single”) atau

Page 31: 2011-1-00047-AR 4

84

multi level (“multibay”-bersusun dengan mengulangan).

Gambar 24. Bentuk Tipikal Sistem Portal

Hubungan Sistem Rangka dapat dibentuk atas dasar :

– Susunan rangka dengan ikatan jepit sempurna/hubungan kaku

(“rigid”)antara elemen-elemen batang yang tersusun.

– Susunan rangka dengan ikatan sendi/engsel (“pin”, “hinge”) dengan

konsep dasar susunan berupa „truss”segi tiga.

– Susunan kombinasi keduanya.

Sistem rangka dapat disusun dan dikembangkan dengan arah susunan ;

– Paralel

– Radial, dengan cara dirotasi

– Bentuk-bentuk susunan bebas

Page 32: 2011-1-00047-AR 4

85

Gambar 25. Berbagai macam bentuk transisi portal

Gambar 26. Berbagai macam bentuk deformasi pada portal

Page 33: 2011-1-00047-AR 4

86

Gambar 27. Pengikat pada portal

Umumnya, ukuran paling ideal pada portal meningkat seiring dengan

semakin besarnya bentang. Berikut ini merupakan ukuran jarak bentang

maksimum yang dapat dipikul oleh struktur portal.

Tabel 18. Jarak bentang maksimum pada Portal

IV.3.5 Material

Bahan bangunan atau material ramah lingkungan adalah bahan yang proses

produksinya tidak menambah rusak lingkungan, atau minimal menimbulkan

dampak yang kecil bagi kerusakan lingkungan. Ada beberapa pendekatan

yang dapat dipilih.

1. Bahan bangunan yang dapat didaur ulang

Page 34: 2011-1-00047-AR 4

87

- Pecahan, keramik, penutup dinding dan lantai

2. Bahan bangunan yang berkualitas dan tahan lama

3. Bahan dari sumber yang dapat mudah diperbaharui

4. Bahan bangunan yang sehat

- Cat dari bahan alami

5. Kolom dari besi kanal C pengganti kolom beton bertulang

6. Atap dari rangka kayu tanpa kuda-kuda

7. Kusen pintu dari papan kayu

8. Bahan bangunan yang efisien sumber daya

9. Bahan bangunan lokal

IV.3.6 Sistem Utilitas

Air

Sistem pasokan yang digunakan adalah sistem pasokan ke

bawah dengan tangki air terletak di atas bangunan. Sumber air

berasal dari PDAM dan Instalasi daur ulang air. Air tanah tidak

dapat digunakan karena kondisinya kurang baik dan pengeboran

yang terlalu dalam.

Pengamanan terhadap kebakaran

• Hidran

Page 35: 2011-1-00047-AR 4

88

Gambar 28 : Sistem Penyaluran Air pada Gedung dengan Hidran dan sprinkler

Ada 3 jenis hidran yaitu hidran kotak, hidran halaman, dan hidran

kota. Pada bangunan beragam fungsi, semua tipe ini digunakan sebagai

usaha pencegahan yang optimal.

• Sprinkler

Gambar 29. Tipe Susunan Cabang Sprinkler

Ada beberapa susunan cabang sprinkler. Yang paling sesuai dengan

bangunan beragam fungsi ini adalah tipe D, seperti yang ditunjukkan

Page 36: 2011-1-00047-AR 4

89

pada gambar sebelah kanan bawah di atas.

• Detektor

Gambar 30: Diagram Alarm

Beberapa detektor digunakan sebagai antisipasi bahaya kebakaran,

seperti detektor ionisasi, detektor api, detektor panas, dam detektor

fotoeletrik.

• Tangga Darurat

Gambar 31 : Tangga Darurat

Jarak antar pintu darurat yang disyaratkan adalah 30 m (bangunan

tanpa sprinkler) dan 45 (bangunan dengan sprinkler). Dindingnya

Page 37: 2011-1-00047-AR 4

90

harus dapat menahan api selama 2 jam dan pintunya dapat menahan

api selama 1,5 jam. Lebar pintu keluar minimum 80 cm, sedangkan

lebar tangga dan koridor minimum adalah 120 cm. Semua pintu

membuka ke arah dalam kecuali pada lantai dasar yang membuka ke

arah luar.

• Listrik

Gambar 32: Diagram Pasokan Listrik

Listrik berasal dari PLN. Alternatif lainnya adalah menggunakan

pasokan listrik mandiri yang dalam konsep hemat energi disebut

dengan perancangan aktif.

Page 38: 2011-1-00047-AR 4

91

• Telekomunikasi

Telekomunikasi meliputi pelayanan telepon, internet, dan televisi. aringan

ini menjadi salah satu kebutuhan dasar untuk masyarakat kota modern.

Gambar 33 : Contoh Jaringan Telekomunikasi

• Sistem Tata Suara

Page 39: 2011-1-00047-AR 4

92

Gambar 34 : Contoh Jaringan Tata Suara

Sistem tata suara meliputi integrasi sistem alarm, media informasi,

keperluan musik, serta keperluan audio lainnya.

• Pengelolaan Sampah dan Limbah

Tabel 19 : Sistem pembuangan sampah

Sistem pembuangan sampah yang dipilih adalah sistem pembuangan

sampah tanpa alat pembakaran. Sistem pemisahan antara sampah basah

Page 40: 2011-1-00047-AR 4

93

dan kering juga digunakan agar dapat memperoleh manfaat lebih seperti

daur ulang atau komposter. Dimensi septik tank yang dibutuhkan oleh

bangunan ini menurut panduan sistem bangunan tinggi dan dengan

perhitungan jumlah orang dalam bangunan sebanyak 480 adalah

2,5x7x2,1 m3 dan jumlah sampah per hari mencapai lebih dari 480 kg per

hari.

Gambar 35 : Skema STP

• Pencahayaan

Tabel 20 : Analisis tipe pencahayaan

Page 41: 2011-1-00047-AR 4

94

Pada proyek ini, cahaya yang digunakan adalah cahaya alami dan

buatan. Pada pagi hari sampai sore hari, cahaya alami masih dapat

diandalkan. Lampu LED dan lampu solar cell adalah contoh lampu

buatan yang sesuai dengan konteks hemat energi.

Gambar 36 : Grafik perbandingan AC

Penghawaan buatan digunakan apabila sistem penghawaan alami tidak

berjalan dengan baik sehingga mengganggu kenyamanan. Ada 3 jenis

AC, yaitu AC dengan AC motor, AC dengan DC motor, dan AC dengan

VRV. Dari grafik terlihat bahwa AC VRV merupakan AC yang paling

efisien.

Page 42: 2011-1-00047-AR 4

95

• Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir adalah media penghantar di atas atap berupa elektroda

logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang

mendatar. Sistem tersebut menyediakan jalur menerus dari logam yang

menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi sambaran petir pada

bangunan. Penangkal petir biasanya terdiri dari tiang pendek (finial) dan

kepala penangkap petir (air termination).

Gambar 37 : Pusat Menara Penangkal Petir

Terdapat 2 jenis penangkal petir yang umum digunakan pada bangunan,

yaitu:

- Penangkal Petir Sistem Prevectron

Memiliki areal perlindungan yang berbentuk paraboloid

Page 43: 2011-1-00047-AR 4

96

- Penangkal Petir Sistem Thomas

Memiliki jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas dengan

tiang penangkap petir dan pengebumiannya.

• Sistem Kemanan

Gambar 38 : Sistem keamanan

Penggunaan teknologi seperti CCTV, Alarm, Akses kartu, dan Akses

Sidik Jari dapat meningkatkan keamanan pada bangunan.

IV. 4 Analisa Terhadap Topik Arsitektur Hemat Energi

IV.4.1 Analisa Sistem Pengudaraan

Terdapat 9 solusi permasalahan udara yang dapat diterapkan pada

bangunan, yakni :

1. Ventilasi silang

Page 44: 2011-1-00047-AR 4

97

Gambar 39 : Sistem Ventilasi Silang

Inti dari ventilasi silang adalah menciptakan perbedaan tekanan udara

sehingga udara bisa mengalir.

2. Ventilasi dan insulasi atap

Gambar 40 : Sistem ventilasi pada atap

Mengurangi panas diatap akan mempengaruhi suhu ruang yang ada

dibawahnya.

3. Menara angin

Gambar 41 : Sistem menara angin & penerapannya di bangunan

4. Plafon tinggi

Page 45: 2011-1-00047-AR 4

98

Jarak yang jauh antara lantai dengan plafon memungkinkan udara

bergerak bebas pada ruang kosong.

5. Kemiringan atap

Sering dijumpai pada bangunan 2 lantai, lantai bawah terasa lebih

sejuk daripada lantai atas karena terhalangi oleh dak beton lantai atas.

6. Menggunakan material alam

Semakin banyak menggunakan bahan primer seperti kayu, batu alam,

dan bata, semakin sejuk udara dalam ruangan.

7. Warna terang

Permukaan berwarna terang tidak hanya terlihat bersih dan meluaskan

pandangan, tapi juga tidak menyerap radiasi matahari.

8. Teras pada bangunan

Teras dapat berfungsi sebagai area peralihan yang dapat menciptakan

iklim mikro, baik didalam bangunan maupun sekitarnya.

9. Teritisan

Semakin lebar teritisan, dapat membuat ruang semakin sejuk dan air

hujan tidak akan tampias.

IV.4.2 Analisa Sistem Pencahayaan

Berikut ini merupakan beberapa solusi untuk menerapkan

pencahayaan alami pada bangunan :

Cermat mengaplikasikan ventilasi.

Page 46: 2011-1-00047-AR 4

99

Memperhatikan orientasi bangunan.

Perluas ruang.

Pemanfaatan material.

Modifikasi dengan menambah detail struktur.

Menggunakan bahan pelapis dan penahan panas.

Kaca Low-e, Low Emissivity

Diartikan kaca rendah emisi. Kaca ini menjaga suhu di dalam ruang

tetap tinggi. Terdiri dari dua lapis. Pada bagian tengah diisi lapisan

udara kosong dan lapisan metal transparan.Kaca jenis ini pun

memantulkan sinar ultraviolet.

Gambar 42 : Detail kaca low-E

Page 47: 2011-1-00047-AR 4

100

IV.4.3 Analisa Material Bangunan

Bahan bangunan atau material ramah lingkungan adalah bahan yang proses

produksinya tidak menambah rusak lingkungan, atau minimal menimbulkan

dampak yang kecil bagi kerusakan lingkungan. Ada beberapa pendekatan

yang dapat dipilih.

1. Bahan bangunan yang dapat didaur ulang

- Pecahan, keramik, penutup dinding dan lantai

2. Bahan bangunan yang berkualitas dan tahan lama

3. Bahan dari sumber yang dapat mudah diperbaharui

4. Bahan bangunan yang sehat

- cat dari bahan alami

5. Bahan bangunan yang efisien sumber daya

- Kolom dari besi kanal C pengganti kolom beton bertulang

- Atap dari rangka kayu tanpa kuda-kuda

- Kusen pintu dari papan kayu

- Memakai batako sebagai dinding

6. Bahan bangunan lokal