15 2012 sk kebijakan pelayanan igd

Upload: ferry-kanselir

Post on 28-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 15 2012 SK Kebijakan Pelayanan IGD

    1/5

    SURAT KEPUTUSAN

    No. 15/01/VIII/SK_Dir_Keb/2012

    TENTANG

    KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

    RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

    DIREKTUR RS BAPTIS BATU

    MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis

    Batu, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Darurat

    yang bermutu tinggi.

    b. Bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Baptis Batu

    dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit

    Baptis Batu sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi

    Gawat Darurat di Rumah Sakit Baptis Batu.

    c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan

    Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Baptis Batu dengan

    Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

    MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang RumahSakit.

    2.

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah

    Sakit.

    3. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor

    014/SK/YBI/VIII/2009 tentang Penunjukan Direktur Rumah Sakit Baptis

    Batu

    4. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor

    047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu

    MEMUTUSKAN

    MENETAPKAN :

    PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU TENTANG

    KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH

    SAKIT BAPTIS BATU.

  • 7/25/2019 15 2012 SK Kebijakan Pelayanan IGD

    2/5

    KEDUA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Baptis Batu

    sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam

    Lampiran Keputusan ini.

    KETIGA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Baptis Batu

    sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam

    menyelenggarakan pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Baptis

    Batu.

    KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari

    terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana

    mestinya.

    Ditetapkan di : Batu

    Pada tanggal : 01 Agustus 2012

    Direktur RS Baptis Batu

    Arhwinda Pusparahaju A.dr.SpKFR.,MARS

  • 7/25/2019 15 2012 SK Kebijakan Pelayanan IGD

    3/5

    Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Baptis Batu

    Nomor 15/01/VIII/SK_Dir_Keb/2012 Tertanggal 01 Agustus 2012

    KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

    Kebijakan Umum :

    1. Peralatan di IGD harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku.

    2.

    Pelayanan di IGD harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.

    3.

    Semua petugas IGD wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    4.

    Setiap petugas atau staf Instalasi Gawat Darurat wajib meningkatkan kompetensinya melaluipelatihan yang sudah diprogramkan.

    5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3

    (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) serta

    selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi.

    6. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang

    berlaku, etika profesi, etiket, menghormati hak pasien, dan mengutamakan keselamatan pasien.

    7. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam

    seminggu, yang didukung dengan pelayanan radiologi dan laboratorium 24 jam.

    8.

    Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.

    9. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal

    satu bulan sekali.

    10.Setiap bulan wajib membuat laporan.

    Kebijakan Khusus :

    1. Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh Dokter yang memiliki sertifikat PPGD yang masih

    berlaku.

    2.

    Pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Baptis Batu merupakan pelayanan gawat darurat levelII.

    3.

    Pelayanan gawat darurat terutama life saving dilaksanakan tanpa membayar uang muka.

    4.

    Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak-hak pasien.

    5.

    Selain menangani kasus true emergency IGD juga melayani kasus false emergency pada

    ruang pemeriksaan yang terpisah.

    6. Observasi dilakukan pada pasien dengan kebutuhan khusus sesuai dengan sumber daya yang

    tersedia.

  • 7/25/2019 15 2012 SK Kebijakan Pelayanan IGD

    4/5

    7. Pada pasien death on arrival (DOA) tidak dilakukan resusitasi kecuali atas permintaan

    keluarga dan harus diberi nomor Rekam Medis.

    8. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat PPGD / ACLS dan BLS yang masih

    berlaku.

    9. Pada setiap shift jaga, salah satu perawat yang bertugas harus memilliki sertifikat PPGD / ACLS

    yang masih berlaku sebagai Penanggung Jawab Shift.

    10.Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia.

    11.Setiap pasien yang datang ke IGD dilakukan triage untuk mendapatkan pelayanan yang tepat

    dan sesuai dengan kondisi pasien.

    12.

    Triage di IGD dilakukan oleh dokter jaga IGD atau perawat penaggung jawab shift.

    13.

    Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnostik / terapi / spesimen yang tidak tersedia

    di Rumah Sakit dapat dilakukan rujukan ke Rumah Sakit lain, termasuk juga bagi pasien yang

    memerlukan rujukan rawat inap yang diindikasikan karena penyakitnya.14.

    Bila terjadi bencana, baik yang terjadi di dalam atau di luar Rumah Sakit, IGD siap untuk

    melakukan penanggulangan bencana.

    15.Setiap petugas / staf IGD wajib mengikuti pelatihan yang sudah diprogramkan.

    16.Setiap tindakan medis yang mempunyai risiko tinggi harus mendapat persetujuan tertulis dari

    pasien atau keluarganya / penanggung jawabnya, kecuali pada kondisi gawat darurat yang

    mengancam kehidupannya.

    11. Skrining dan triase :

    Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani

    oleh RS.

    Yang bisa diterima di RS adalah kasus selain yang dibawah ini :

    a. Pasien dengan diagnosis :

    1.

    TBC dengan XDR / MDR.

    2. Gaduh Gelisah ec Psikiatri.

    3. Gagal ginjal on HD.

    4. CVA Hemorraghic peserta BPJS.

    5.

    Kasus Orthopedi peserta BPJS.6.

    HIV AIDS yang memerlukan ARV atau terapi definitif HIV AIDS.

    7.

    Kanker yang perlu konsultan hematologi dan onkologi medis.

    8. Kasus Urologi dengan kepesertaan BPJS.

    9. Flu burung (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).

    10.Flu babi (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).

    11.SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).

    12.

    Pasien KLL indikasi bedah syaraf dengan kepesertaan BPJS.

  • 7/25/2019 15 2012 SK Kebijakan Pelayanan IGD

    5/5

    b. Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien menghendaki atau menyetujui dirawat

    dokter lain atau asisten DPJP.

    c. Tidak tersedia bed, peralatan dan pemeriksaan yang sangat diperlukan oleh pasien

    tidak ditunda pengadaannya.

    d.

    Pasien BPJS dengan indikasi IRI.

    Triase dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,

    psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imaging sebelumnya.

    Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triase berbasis bukti

    untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.

    12. Kegiatan outcare (hotel care, P3k komersiel dan non komersiel) diatur dalam prosedur

    tersendiri..

    Batu, 01 Agustus 2012

    Direktur RS Baptis Batu

    Arhwinda P A, dr. SpKFR., MARS